Aspek Risk Leadership pada Risk Management

advertisement
Column : Leadership Series
Aspek Risk Leadership
pada Risk Management
Sadarkah kita, bahwa keberhasilan Risk Management adalah terletak pada aspek
‘Risk Leadership’?
R
isk Management merupakan aktifitas
keseharian yang senantiasa perlu
dilakukan guna mencegah terjadinya
potensi kegagalan dikemudian hari,
baik dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Faktor potensi terjadinya kegagalan dalam
perusahaan, dalam skala besar dan kecil, dapat
terjadi pada berbagai aspek: Corporate Policy, Mar­
keting, Product Management, Operasional, SDM,
Services, Investment, dan banyak aspek lainnya.
Seluruh aspek tersebut tidak boleh luput dalam
kegiatan Risk Analysis yang praktis harus dilakukan ‘setiap periode’, yang selanjutnya diputuskan
dan dikelola dengan segera. Dimulai dengan ‘Identifikasi Resiko, Risk Assessment, dan membangun
langkah tindak lanjut, dimana sering kali memerlukan project management yang spesifik. Bentuk tata
kelola dalam tindak lanjut risk analysis, bisa dalam
berbagai bentuk, ‘Mitigasi, Menghindar, Menerima
konsekuensi yang terjadi, atau melakukan perubahan’.
40 Human Capital Journal
n
No. 39
n
Tahun IV n 15 September - 15 Oktober 2014
Hal yang disebutkan secara ringkas diatas, pada
dasarnya sebatas pada ‘teori atau langkah ideal’
yang perlu dilakukan. Seringkali hal yang seharusnya terjadi namun tidak dilaksanakan, baik pada
tahap analisa, atau pada saat assessment, dan yang
relatif sulit ialah pada tahap implementasi/eksekusi.
Mengapa hal tersebut terjadi? Tidakkah jajaran
pimpinan bertanggung jawab atas potensi kegagalan korporat yang terjadi dikemudian hari. Atau
aspek potensi resiko memperoleh prioritas yang
rendah dan dapat selalu ditunda pelaksanaanya?
Hal inilah yang disebut pentingnya faktor ‘Risk
Leadership’. Banyak pemimpin yang mengetahui
tata kelola perusahaan yang seharusnya, namun
tidak melakukannya. Atau terjadi “pembiaran”
pada aspek yang mengandung resiko dikemudian
hari. Maka pemimpin tersebut memiliki Risk Lead­
ership yang cenderung ‘lemah’. Faktor kemampuan
‘Leadership’ yang terkandung pada Risk Leadership
ialah seperti: inisiatif, accountability, responsibility,
intra-personal, inter-personal, problem solving, kemampuan dan keberanian melakukan perubahan, inovasi, dan banyak lagi faktor lain.
Penulis sebutkan beberapa contoh lemahnya
aspek Risk Leadership pada tingkat jabatan tertinggi institusi. Contoh pada pemerintahan RI.
Semua pejabat memahami bahwa pene­
bangan pohon liar adalah merupakan salah
satu resiko terjadinya paceklik besar di seluruh
Indonesia. Namun yang terjadi adalah bahwa
‘pembalakan/ pe­nebangan liar masih terus terjadi. Hal ini menunjukkan lemahnya kemampuan leadership dalam menghadapi resiko besar
negara di kemudian hari. Bahkan pada masa zaman orde baru, terjadi kondisi dimana konsesi
Oleh : Brata Taruna Hardjosubroto
penebangan penebang hutan di bagi-bagi ke pihak
ketiga. Para pemegang konsesi penebangan hutan,
setelah memperoleh hasil kayunya, tidak melakukan penanaman kembali.
Contoh di atas menunjukkan lemahnya leader­
ship terhadap resiko negara yang relatif besar, dimana saat ini proses terjadinya kekeringan berlangsung dengan cepat. Para pejabat yang melakukan
‘pembiaran’ terhadap aspek yang memiliki resiko
besar dikemudian hari, adalah termasuk pemimpin
yang memiliki leadership lemah.
Sebagai contoh lain, demikian pula halnya
dengan kondisi transportasi publik yang buruk,
akan berdampak pada penurunan produktifitas
masyarakat, akibat kemacetan yang parah. Namun
pejabat daerah nampak tidak atau kurang serius
untuk menyelesaikan permasalahan trasnportasi
umum.
Kedua contoh di atas, telah sangat disadari
oleh jajaran pimpinan, dan selang beberapa waktu
juga telah melakukan beberapa analisa atau studi,
namun tidak nampak adanya pelaksanaan tanpa
suatu alasan yang jelas. Maka Risk Management
yang tanpa diikuti dengan Risk Leadership yang
baik, praktis tidak berjalan. Kurangnya integritas
dan empati terhadap masa depan bangsa, juga menyebabkan rendahnya Risk Leadership pimpinan.
Lingkup Risk Management sangat luas, meliputi
seluruh aspek dan kegiatan institusi atau organi­
sasi. SDM merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam sistem kerja Risk Management.
Manajemen SDM adalah kunci penentu perusahaan yang akan mempengaruhi kinerja dan keberhasilannya. Untuk itu, seluruh jajaran manajemen
harus memiliki kompetensi yang memadai, khususnya dalam hal ‘managing people’. Setiap manager
memiliki peran untuk secara ‘direct’ menghadapi,
mengelola, mengembangkan karyawan yang berada
dalam unit kerja nya.
Pada kenyataan, masih banyak perusahaan
yang kurang memberi perhatian cukup kepada
anak asuhan/ bawahannya. Akibat dari itu, maka
kompetensi karyawan menjadi kurang berkembang dan motivasi karyawan akan cepat turun.
Demikian pula dengan beberapa aspek lain, seperti
budaya kerja yang tidak mendukung, administrasi
SDM yang kurang, Performance Management yang
buruk, sistem appraisal yang berpotensi demotivasi,
sistem grading dan penggajian yang tidak adil,
sistem kepegawaian yang kurang baik, perilaku
para senior yang tidak mencontohkan hal seharusnya, sistem organisasi yang birokratik, kebijakan
SDM yang tidak sesuai lagi, dan masih banyak
aspek ke-SDM-an yang belum tersentuh di banyak
perusahaan.
Bila hal demikian terjadi dan tidak dilakukan
pembenahan yang menyeluruh, maka akan sangat
tinggi resiko terjadinya penurunan kinerja perusahaan. Akan tidak terjadi kreatifitas dan inovasi
karyawan yang akan meningkatkan ‘Nilai Tambah’
yang dirasakan karyawan.
Pada kenyataannya, banyak terjadi ‘pembiar­
an’ pada aspek SDM tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya ‘keberanian’ untuk
menegur atau menghadapi orang atau karyawan
yang bermasalah. Sebagai manager seyogyanya
harus mampu untuk bertindak dan menghadapi
setiap konflik atau setiap hal yang memiliki resiko
dikemudian hari. Salah satu hal yang menyebabkan
rendahnya keberanian menghadapi karyawan ialah
karena lemahnya leadership pada sang manager.
Hal ini merupakan aspek kelemahan dalam Risk
Leadership.
Leadership adalah bentuk Soft Skill atau People
Skill, yaitu kompetensi untuk ‘dealing with people’.
Banyak pimpinan yang memiliki kompetensi dominan dalam hal teknis, dan kemampuan leadership­
nya relatif rendah. Bila hal tersebut terjadi pada
perusahaan, maka harus segera dilakukan evaluasi
dan training yang baik dan mencukupi. Kompetensi Soft Skill, khususnya untuk jajaran menengah ke atas, merupakan hal utama. Para CEO atau
eksekutif yang sukses dalam pekerjaanya, mereka
pada dasarnya memiliki kompetensi leadership
yang kuat. Jauh dari rata-rata manager.
Jadi pada dasarnya, Risk Management adalah terdiri dari aspek managerial dan leadership.
Dalam melakukan Risk Management, diperlukan
pemimpin yang memiliki kompetensi leadership
yang kuat, sehingga dapat melakukan perubahan
atau“Make Things Happened”. l
Lingkup Risk
Management
sangat luas,
meliputi seluruh
aspek dan
kegiatan institusi
atau organi­sasi.
SDM merupakan
salah satu aspek
yang sangat
penting dalam
sistem kerja Risk
Management.
Manajemen
SDM adalah
kunci penentu
perusahaan
yang akan
mempengaruhi
kinerja dan
keberhasilannya.
Penulis adalah mantan Eksekutif IBM & Indosat Group,
sekarang berprofesi sebagai Executive Coach dan Practice
Leader MKI Corporate University.
n
No. 39
n
Tahun IV n 15 September - 15 Oktober 2014 Human Capital Journal
41
Download