bab ii landasan teori - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
Beaver (dalam Puspitaningtyas, 2012) memberikan definisi relevansi nilai
informasi akuntansi sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) nilai
suatu perusahaan berdasarkan informasi akuntansi. (Barth et al., 2009)
mengemukakan bahwa informasi akuntansi dikatakan relevan jika informasi
tersebut memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan harga saham,
informasi akuntansi memiliki relevansi nilai jika informasi tersebut mampu
memprediksi atau mempengaruhi harga saham, sehingga dapat dijadikan
informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Ball dan Brown (dalam
Puspitaningtyas, 2012) membuktikan bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi
investor untuk mengestimasi nilai yang diharapkan (expec- ted value) dari tingkat
return dan tingkat risiko dari sekuritas. Analisis informasi akuntansi dapat
bermanfaat bagi investor untuk memprediksi risiko investasi saham suatu
perusahaan, seperti diungkapkan oleh Hartono (2008).
Ada tiga klasifikasi golongan penelitian kerelavanan berdasarkan metode yang
digunakan menurut Holthausen dan Watts (2007) yaitu: Relative association
studies adalah penelitian yang membandingkan hubungan antara harga saham
(atau perubahan harga saham) dengan informasi akuntansi. Yaitu perbandingan
antar metoda penghasil nilai relevansi akuntasi, yaitu dengan menggunakan
5
6
metode R2 Karena dianggap memiliki relevansi lebih tinggi dibandingkan yang
lainya.
Marginal information content studies adalah penelitian yang mengkaji apakah
informasi akuntansi tertentu bisa menambah informasi yang diperlukan oleh
investor (Holthausen & Watts 2007). Metode dalam penelitian ini menggunakan
penelitian peristiwa (event studies), dengan melihat reaksi investor terhadap nilai
informasi akuntansi dalam jendela yang pendek. Informasi akuntansi dikatakan
relevan jika membuat perubahan yang signifikan terhadap return atau volume
perdagangan saham.
Incremental association studies ialah penelitian yang mengkaji apakah angka
akuntansi yang menjadi fokus penelitian bisa memprediksi harga atau perubahan
harga saham (Holthausen & Watts 2007), dimana menggunakan pengujian
regresi. Angka akuntansi dikatakan memiliki relevansi nilai jika koefisien
regresinya diperoleh nilai yang signifikan secara statistik.
B. Free Cash Flow Agency Problem (FCF)
FCF merupakan masalah keagenan yang berkaitan dengan kemungkinan
manajemen menginvestasikan arus kas bebas pada projek yang tidak
menguntungkan (Stultz dalam aulia dan ulfi, 2010). Dengan tujuan membangun
kepentingan pribadi dengan meningkatkan kepentingan investasi meskipun
merugikan bahkan menurunkan nilai perusahaan. Sehingga menimbulkan
informasi yang tidak simetris (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Definisi free cash
flow sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan,Free cash flow
7
dikatakan mempunyai kandungan informasi bila free cash flow memberi sinyal
bagi pemegang saham (Rosdini, 2009).
Perusahaan yang memiliki masalah keagenan aliran kas bebas (FCF)
memungkinkan
meningkatkan
manajemen
perusahaan yang sebenarnya sehingga
laba
untuk
menutupi
kinerja
pengguna informasi akuntansi tertipu.
FCF menimbulkan menimbulkan kelebihan investasi kemudian menyebabkan
kelebihan laba, sehingga memaksa perusahaan mengganti manajemen, maka dari
itu untuk terhindar dari penggantian manajemen, maka manejemen melakukan
manipulasai informasi akuntansi dengan melakukan manajemen laba (Chung et
al., 2005). Hasil ini setidaknya mendukung apa yang diungkapkan oleh Freund,
Prezas & Vasudevan dalam Negrea,et.al, (2009) yang menunjukkan adanya
kinerja keuangan yang lebih rendah pada perusahaan dengan arus kas bebas yang
tinggi. Dengan demikian adanya arus kas bebas yang tinggi dapat dimanfaatkan
oleh manajemen untuk investasi yang terkadang tidak menguntungkan dan dapat
memberikan laba
yang lebih rendah. Penjelasan yang dibahas diatas
membuktikan, perusahaan yang memiliki FCF tinggi akan melakukan investasi
yang berlebihan yang sebenarnya merugikan dan berdampak negatif pada
perusahaan karena menurunkan nilai perusahaan, dengan demikian manajemen
laba akan melakukan manajemen secara opotunitis untuk meningkatkan laba pada
laporan keuangan, agar menutupi kinerja buruk perusahaan yang berdampak pada
kualitas informasi itu sendiri sehingga relevansi nilai informasi menjadi turun.
8
C. Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan cara yang digunakan manajemen untuk
meningkatkan nilai laporan keuangan. Scott (2009:409) menyatakan terdapat
banyak alasan yang mendasari manajemen melakukan manajemen laba. Menurut
Healy dan Wahlen dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007), manajemen laba terjadi
ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan
keuangan dan penyusutan transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan
tujuan untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa
stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil
perjanjian (kontrak) yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang
dilaporkan. Manajemen laba dapat digunakan untuk menyembunyikan informasi
privat atau mengubah bentuk laporan laba sesuai keinginan manajemen, seperti
yang dinyatakan oleh Marquardt dan Wiedman (2008).
Dari hal ini (Rahmat, 2012) berpendapat bahwa Penelitian akuntansi telah
memberi perhatian kepada pengaruh manajemen laba terhadap relevansi nilai
informasi akuntansi. Makin tinggi manajemen laba mengartikan bahwa telah
terjadi manajemen yang oportunistis dalam memanipulasi laporan keuangan,
sehingga membingungkan investor dalam menilai saham perusahaan.
Dalam penelitianya, Ulfi (2013) menemukan bahwa manajemen laba
mengurangi relevansi nilai laba. Seperti yang dinyatakan oleh Marquardt dan
Wiedman (2008), konsekuensi perilaku manajemen laba ini menjadikan laporan
keuangan tidak lagi mencerminkan kondisi yang sesungguhnya dan menyebabkan
pihak investor tidak bisa menyandarkan diri pada informasi yang disajikan untuk
9
mengukur kinerja perusahaan. Hal ini kerana investor menganggap manajemen
laba sebagai isyarat mengenai rendahnya kualitas laba. Dan Hasil penelitian
Rahmat (2012) menunjukkan bahwa manajemen laba mengurangi relevansi nilai
informasi akuntansi dimana bila investor menganggap manajemen laba sebagai
suatu oportunistis maka investor akan bereaksi negatif. Hal ini dilihat dari
turunnya relevansi nilai informasi akuntansi, baik untuk laba maupun nilai buku
ekuitas.
D.
Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah penelitian dari
beberapa skripsi yang disusun oleh Universitas lainnya. Disini penulis akan
menampilkan beberapa hasil penelitian terdahulu dengan menggunakan tabel.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul
Hasil Penelitian
1
Aulia Fuad Rahman
Fakultas Ekonomi
Universitas
Brawijaya dan Ulfi
Kartika Oktaviana
MASALAH
KEAGENAN
ALIRAN KAS
BEBAS,
MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi
UIN Maliki Malang.
(2010)
LABA DAN
RELEVANSI NILAI
INFORMASI
AKUNTANSI
Manajemen laba
menurunkan relevansi nilai
informasi akuntansi, baik
untuk laba maupun nilai
buku. Hasil pengujian juga
membuktikan
bahwa pengaruh negatif
Manajemen laba terhadap
relevansi informasi
akuntansi lebih besar pada
perusahaan yang memiliki
FCFAP dibandingkan
10
dengan perusahaan yang
tidak memiliki FCFAP.
Hasil pengujian ini
sekaligus membuktikan
bahwa perusahaan yang
memiliki FCFAP
cenderung untuk lebih
banyak melakukan
manajemen laba oportunis
sehingga investor bereaksi
lebih negatif dibandingkan
dengan perusahaan yang
tidak memiliki FCFAP.
2
Rahmat Haryo
Wibowo
Unieversitas
Brawijaya Jl.
Veteran Malang
(2012)
MANAJEMEN
LABA DAN
RELEVANSI NILAI
INFORMASI
AKUNTANSI LABA
DAN NILAI BUKU
terjadi penurunan relevansi
nilai setiap tahunnya.
Ketersediaan informasi
yang dimiliki pihak
manajemen dibandingkan
investor dapat
menimbulkan asimetri
informasi dan dapat
mendorong perilaku
opportunistic manajemen
untuk memilih kebijakan
akuntansi sesuai dengan
kepentingannya melalui
perilaku manajemen laba.
menyatakan pendekatan
neraca/buku lebih berguna
menilai perusahaan
dibandingkan pendekatan
laba karena
menggambarkan
kondisi sumber daya
perusahaan dengan lebih
tepat.
3
Ulfi Kartika
Oktaviana
Fakultas
Ekonomi,Universitas
Islam Negeri
Maulana Malik
Ibrahim Malang.
RELEVANSI NILAI
LABA, NILAI BUKU
DAN ARUS KAS
BERSIH PADA
PERUSAHAAN
FOOD AND
BEVERAGE DI
Hasil pengujian
menunjukkan laba memiliki
pengaruh
positif dan signifikan
terhadap harga saham. Hal
itu berarti laba memiliki
relevansi nilai. Pengujian
11
(2013)
INDONESIA
untuk hipotesis H2 dapat
diamati dari α2 pada model.
Hasil menunjukkan
bahwa α2 memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham yang berarti H2
diterima. Hasil ini memiliki
makna bahwa nilai buku
memiliki relevansi nilai.
Hipotesa ketiga atau H3
menunjukkan pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap harga
saham yang berarti H3
diterima. Hasil ini
menunjukkan bahwa arus
kas bersih memiliki
relevansi nilai .
Sumber : Jurnal dan Literatur penelitian terdahulu
FCF (X1)
H1
Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi
(Y)
Bersama-sama
Manajemen Laba (X2)
H2
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
12
E. Kerangka pemikiran
Menurut Erlina (2008:49), “Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Proposisi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai
konsep yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
1. Pengaruh FCF Terhadap Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi
(Laba)
(Ujiyantho & Pramuka, 2007) Perusahaan yang memiliki masalah
keagenan aliran kas bebas (FCF) memungkinkan meningkatkan
manajemen laba untuk menutupi kinerja perusahaan yang sebenarnya
sehingga
pengguna informasi akuntansi teripu. FCF menimbulkan
menimbulkan kelebihan investasi kemudian menyebabkan kelebihan laba,
sehingga memaksa perusahaan mengganti manajemen, maka dari itu
untuk terhindar dari penggantian manajemen,
melakukan
manipulasai
informasi
akuntansi
maka manejemen
dengan
melakukan
manajemen laba (Gul dan Chung et al., 2005).
H1 : Variabel FCF berpengaruh terhadap Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar
di BEI periode 2009-2011
13
2. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi Pada Nilai Laba
Menurut Ulfi (2013) kualitas suatu informasi akuntansi ditentukan oleh
manajemen laba, dimana manajemen laba yang dilakukan secara
oportunistis untuk menyesatkam pengguna laporan keuangan,
hal ini
yang dapat mempengaruhi kualitas nilai laba, nilai buku dan mempersulit
dalam menetunkan prediksi dari waktu ke waktu.
Hipotesis adalah sebagai berikut:
H2 : Variabel manajemen laba berpengaruh terhadap relevansi nilai
informasi akuntansi (laba) pada perusahaan sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI periode 2009-2011
Download