JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167 Terbit dua kalisetahun pada bulan Juni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan subsistemLPPMPPInstitut SeniIndonesia (ISI) Padangpanjang. Penanggung Jawab Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang Ketua Penyunting Dede Pramayoza TimPenyunting Elizar Sri Yanto Surherni Roza Muliati Emridawati Harisman Rajudin Penterjemah Adi Khrisna Redaktur Meria Eliza Dini Yanuarmi Thegar Risky Ermiyetti Tata Letak danDesainSampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______________________________________________._________________________________ Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder JohanPadangpanjang 27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803; e-mail;[email protected] Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan Oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167 DAFTAR ISI PENULIS JUDUL HALAMAN EnricoAlamo Sampuraga: Penciptaan Opera Batak 1-17 Eko Wahyudi Sasadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013 18-36 Yosi Ramadona & Nursyirwan Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-Arakan ke Seni Pertunjukan 37-48 IpongNiaga Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur 49-64 Nofrial Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif 65–85 Elsa Putri E. Syafril Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto 86–97 Ranelis Seni Kerajinan Bordir Hj.Rosma: Fungsi Personal dan Fisik 98–115 Maisaratun Najmi Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di Grabag Tv 116–132 Bahren, Herry Nur Hidayat, Sudarmoko, Virtuous Setyaka Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat 133–155 Zely Marissa Haque Perkembangan Bengkulu 156-167 Musik Dol di Kota _______________________________________________________ Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. JurnalEkspresi SeniTerbitan Vol.16, No. 1 Juni 2014Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut. i UKIRAN AKAR KAYU PULAU BETUNG JAMBI MENUJU INDUSTRI KREATIF Nofrial Prodi Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang [email protected] ABSTRAK Kerajinan ukiran akar kayu Pulau Betung menggunakan kayu lokal, yang produknya berfungsi untuk perabotan rumah tangga dan cenderamata. Keberadaan kerajinan ukir Pulau Betung dipengaruhi oleh peranan pengrajin, pendidikan, pariwisata, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, serta pasar. Dampak perkembangan seni ukir ini pada masyarakatnya, berupa perubahan mata pencarian sosial dan ekonomi, dari petani menjadi pengrajin ukir. Peningkatan perekonomian, membaiknya fasilitas hidup keluarga. Masyarakat dapat melanjutkan pendidikan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung melalui kerja sama cendekiawan, bisnis, dan pemerintah (Triple Helix), penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hubungan tersebut saling menunjang dengan peran; (1) Cendekiawan, perannya pembentukan insan kreatif dan aktivitas penciptaan produk baru kompetitif, (2) Bisnis, berperan dalam konektivitas dalam rangka ekonomi serta transformasi hasil kreativitas menjadi bernilai ekonomi (pemasaran dan uang), (3) Pemerintah, pemegang kendali mekanisme pemberian program insentif, kendali iklim usaha yang kondusif dan peran edukatif. Kata Kunci: Kerajinan, Ukiran, dan Industri Kreatif. ABSTRACT Woodroot handicraft of Pulau Betung uses local timber, whose products serve as house hold items and souvenirs. The existence of Pulau Betung of wood-carving handicraft is influenced by the role of it creators, education, tourism, nongovernmental organizations, government, and market. The impact of this development on the society is in the form of changes in the social and economic liveli hood, the famers became carvers. Economic development, improved living facilities of family. People can send their childen to university.The development of creative industry of craft through cooperation with Pulau Betung scholars, businesses, and government (Triple Helix), driver ofthe birth of creativity, ideas, science, and technology. The mutually supportive relationship with the role; (1) Scholars have a rolein formation of creative people and activity creation of new competitive products, (2) Business plays a role in connectivity in economy and the transformation of the creativity into economic value (marketing and money), (3) the Government, program delivery mechanisms in control incentives, conducive business climate controls and educative role. Keywords: Crafts, Carving, and the Creative Industries. 65 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 juga menjadi aset bagi Batang Hari. PENDAHULUAN Kerajinan ukiran akar kayu di Desa Pulau Betung, Kecamatan Perkembangan ini ekonomi meningkatkan dan kesejahteraan Pemayung, Kabupaten Batang Hari, pengrajinnya, serta secara tidak dipelopori oleh Syafar, di tengah langsung ikut meningkatkan aspek masyarakat yang tidak memiliki tradisi sosial-budaya masyarakat setempat. seni ukir. Kerajinan ukiran kayu ini Kerajinan ukiran kayu Pulau unik, produknya seperti; meja tamu, Betung strategis dalam pengembangan meja oshin, kursi tamu, kursi teras dan industri kreatif, bagian dari kriya yang cenderamata pada awalnya dibuat dari mempunyai kayu tanpa terdapat dukungan baik sumber daya sambungan, penggunaan lem maupun manusia, sumber daya alam serta paku, serta memanfaatkan kayu limbah budaya. berupa akar dan pangkal pohon. Motif Wicaksono dan desain produk menyerupai akar- berbasis pada kearifan lokal yang akaran, sehingga dinamakan ukiran merupakan warisan budaya bangsa, akar peluang utuh (gelondongan), kayu. Dalam perkembangan kearifan lokal Sebagaimana (2009: seni serta diungkapkan 209), kriya karena untuk berikutnya, sesuai kebutuhan, maka dikembangkan dan dilestarikan sangat bahan baku yang digunakan tidak besar baik sumber daya manusia sepenuhnya kayu limbah, bagian akar pendukung, nilai-nilai yang inheren dan pangkal pohon, tetapi juga bagian pada budaya disekelilingnya, teknik pokok atau batang kayu. pembuatan, lingkungan pendukung dan Kerajinan ukiran kayu ditekuni apresiator atau konsumennya. beberapa keluarga di Pulau Betung, yang berkembang kerajinan ukiran menjadi merupakan salah satu industri yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah. pada Kebijakan industri nasional ditetapkan pengrajin dan masyarakat dan daerah melalui Peraturan Presiden Nomor 28 setempat. kayu Tahun 2008 tentang kebijakan Industri menjadi usaha dan sumber ekonomi Nasional (diterbitkan tanggal 7 Mei pengrajin di Pulau Betung, demikian 2008). dampak Kerajinan Hal kreatif ini memberikan kayu. sentra Industri positif ukiran Industri kreatif mampu 66 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif meningkatkan kualitas masyarakat, toleransi menumbuhkan citra dan hidup di sosial, usahanya, identitas depan Maka pengembangan Pada Syafar awal menggunakan peralatan seadanya. bangsa serta mendorong pertumbuhan pariwisata. rumahnya. Usaha Syafar berkembang dengan kemudian banyaknya industri kreatif kerajinan ukir Pulau pesanan atas produk kerajinannya, Betung memerlukan kolaborasi dan sehingga Syafar mencari dan membina kerjasama anggota masyarakat Pulau Betung yang jelas antara cendikiawan, bisnis dan pemerintah. untuk menjadi pekerja. Syafar membuka diri ketika sejumlah warga PEMBAHASAN berminat Sejarah Seni Ukir Pulau Betung mengukir Syafar, memperoleh belajar membuka memahat padanya, usaha dan kemudian sendiri. Ketika pengetahuan dan ketrampilan membuat semakin banyak warga yang mulai mebel serta mengukir selama 3 (tiga) membuka usaha yang sama, desa Pulau tahun bekerja sebagai buruh pada Betung-pun menjadi sentra kerajinan perusahaan pengolahan kayu di kota ukiran kayu. Kemudian ada pengrajin Jambi (M. Ali, wawancara 2013). lainnya yang cukup terkenal seperti Karena tidak mendapat gaji yang Sulaiman, M. Ali, dan Jangtik. memadai Syafar memutuskan berhenti, Puncak perkembangan dan memulai usaha kerajinannya sejak kerajinan ukir kayu di Pulau Betung tahun 1989. Syafar memanfaatkan tahun 2005, terdapat 40 hingga 50 kios bonggol dan sisa kayu yang memajang produk ukiran. Produk Rengas dan Tembesu sekitar yang dihasilkan beragam, tidak hanya desanya, kemudian diolah menjadi meja dan kursi tetapi juga berbagai barang kerajinan berupa kursi taman, cenderamata berbentuk ikan, dan naga. dalam bentuk ukiran yang khas seperti Konsumen akar belit. Produk ukirannya dijual di masyarakat pasar, kemudian setelah mulai dikenal umumnya, pulau Jawa, serta selain itu dan ada konsumen yang berasal dari luar diminati tebangan di masyarakat Syafar memajang dan menjual hasil ukirannya negeri. selain Meski sekitar, berasal dari Sumatera menggunakan kayu 67 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 rengas, tembesu dan kayu lainnya, kerajinan ini dikenal dengan nama kerajinan ukir betung, nama desa itu lebih dikenal ketimbang nama kayunya. Salah satu keunikan hasil Gambar 2. Kampak, pahat, palu, patar dan gergaji besi (Foto: Nofrial, 2013) pahatannya adalah jalinan ukir yang tak terputus, dibuat dari potongan kayu utuh. Setiap produk menjadi senyawa karena saling terhubung. Gambar 3. Chain Saw (Foto: Nova Sriyanti, 2004) Adapun bentuk ukirannya memiliki nuansa Pembuatan produk dimulai dari alam. penyiapan kayu, kemudian dipotong Proses Pembuatan Produk Kerajinan Seni Ukir Pulau Betung Peralatan yang dibutuhkan sesuai produk menggunakan digambar/didesain yang akan chainsaw. dibuat Kayu menggunakan proses pembuatan kerajinan ukiran spidol atau arang, dengan motif akar kayu belit, naga, motif ikan mas koki, motif Pulau meteran, pensil, Betung siku-siku, ketam, diantaranya palu, gergaji, jangkar, bunga kol serta motif alami yang ditambah mengikuti alur/serat kayu. Kayu yang peralatan pahat ukir, kampak, patar besar atau kikir, chainsaw, bor dan blowwer menggunakan chainsaw, untuk benda atau kompor tembak. Alat finishing yang kecil menggunakan kampak dan menggunakan kuas, spray gun dan pahat. Kayu dipahat dan dilobangi compresor. sesuai dengan motif yang telah dibuat. Gambar1. Penarah dan Pahat ukir (Foto: Nova Sriyanti, 2004) dibentuk secara global Gambar 4. Kayu Bahan Kerajinan (Foto: Nofrial, 2013) 68 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif Selanjutnya menutup dan mengilapkan dengan melamin clear gloss. Umumnya finisihing yang digunakan adalah natural, tetapi pada bagian tertentu atau keseluruhan bagian produk yang diinginkan terkadang juga diwarnai untuk memperindah dan menambah daya tarik produk. Proses Gambar 5. Pengolahan Kayu Bahan Kerajinan (Foto: Nova Sriyanti, 2004) pewarnaan dan pengilapan dilakukan beberapa kali, sampai memperoleh hasil yang diinginkan. Finishing selain Produk dibuat dari satu kayu utuh, tetapi dalam beberapa jenis produk, atau mensiasati ukuran dan kondisi kayu penyambungan, juga dilakukan terutama untuk memperbesar dan memperlebar kayu. menggunakan kuas juga disemprot dengan spray gun. Finishing selesai dilakukan, maka untuk produk tertentu dipasangkan kelengkapannya, seperti kaca untuk meja, karet untuk kaki meja, dan lainnya. Setelah dipahat dan diukir, untuk menghilangkan serat yang kasar, sekaligus untuk pemberian warna khas dilakukan proses pembakaran pada bagian tertentu menggunakan blowwer (kompor tembak). Finishing dimulai dengan pengamplasan menggunakan amplas kasar kemudian ampelas halus. Setelah itu produk dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada ruang terbuka ± Gambar 6. Kayu yang sudah dibentuk secara global untuk meja tamu (Foto: Nofrial, 2013) 2-3 minggu. Setelah kering kembali diampelas halus, bagian yang retak dan cacat kayu didompul serta diampelas. 69 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 Fungsi Produk Seni Ukir Pulau Betung Produk seni ukir Pulau Betung digolongkan menjadi dua fungsi, pertama mebel dan perabotan rumah tangga, kedua benda cenderamata dan aksesoris. Gambar 7. Pemahatan kayu untuk tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013) 1. Mebel dan perabotan rumah tangga diantaranya Kursi dan Meja Tamu, Kursi dan Meja Teras, Kursi dan Meja Taman, Kursi dan Meja Telpon, dan Meja oshin. Kursi dan meja tersebut dibuat dalam bentuk motif naga, motif kerawang, motif akar belit, motif daun, motif ikan mas koki, dan bentuk guci. Gambar 8. Pembakaran menggunakan blowwer (kompor tembak) (Foto: Nova Sriyanti, 2004) Gambar 10. Kursi Teras/Taman (Foto: Nofrial, 2013) 2. Cenderamata dan aksesoris, diantaranya dudukan guci, tempat buah, vas bunga, asbak, tempat Gambar 9. Finishing tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013) tisu, tuas atau handle persneling mobil, patung ikan arwana, patung 70 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif naga, patung serigala, patung elang, langsung. patung rusa, dan patung angso duo. berikutnya Pada perkembangan pengerajin memperoleh pelatihan formal tentang kerajinan guna pendalaman pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sebelumnya. Syafar, kerajinan ukir yang di mempelopori Pulau Betung, memperoleh pengetahuan dan keahlian mengukir selain dari pengalamannya Gambar 11. Patung Ikan (Foto: Nofrial, 2013) menjadi karyawan pengolahan kayu dan pembuatan mebel, juga dengan menciptakan sendiri, meniru bentukbentuk alam terutama akar-akaran. Pengrajin mengembangkan kemampuan dan daya imajinasinya Gambar 12. Tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013) berdasarkan kreativitas sendiri. Visualisasi hasil ukiran mulai dari bentuk motif yang paling sederhana, Peranan Lembaga Budaya Terhadap Perkembangan Industri Kreatif Seni Ukir Pulau Betung hingga mencapai bentuk yang rumit. Bentuk bagian tumbuhan; akar-akaran, daun, serta bentuk hewan seperti ikan, a). Peranan Pengrajin angsa, elang dan lainnya. Dalam Pengrajin pelaku utama dalam menghasilkan karya seni ukir. Pengrajin ukir di Pulau Betung hanya terdapat pengrajin memperoleh otodidak, pengetahuan yang dan keterampilan mengukir serta membuat produk kerajinan sendiri, meniru, dengan berguru belajar pada seseorang baik langsung maupun tidak penciptaan karya ukiran ini berlaku konsep imitasi, peniruan alam. Secara otodidak Syafar, mampu menemukan dan membuat ragam ukiran yang khas Pulau Betung, yang tidak ditemukan di daerah lain. Ditopang kreativitas dan tuntutan industri pariwisata, pengrajin ukir di Pulau Betung seperti Syafar, 71 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 berusaha mencari sesuatu yang baru itulah yang memberi corak, isi, bentuk, yang dan karakter produk yang diciptakan. lebih kreatif. Pariwisata merupakan angin segar bagi para Pengrajin seni ukir di Pulau pengrajin untuk berkarir lebih jauh Betung dapat dikelompokkan menjadi dengan potensi-potensi yang dimiliki, tiga, yaitu pengrajin ahli, pengrajin ber-inovasi dan pemula dan pengrajin pengusaha. melahirkan produk berkreatifitas baru. Peran 1). Pengrajin Ahli pengrajin terhadap aktivitas berkarya Pengrajin seni, Thur dikutip oleh Astrid (1980: pengetahuan dan keterampilan seni 90), ukir, bahwa fungsi seniman; 1) ahli baik menguasai menyangkut desain, Seniman sebagai pencipta dan penemu pemilihan dan penyiapan bahan, hal yang baru, 2) Seniman sebagai proses produksi sampai finishing, penemu dan penyebar nilai-nilai yang seperti Syafar, Sulaiman, M. Ali dan baru, 3). Fungsi sosialisasi dari nilai- Jangtik. Dalam membuat produk nilai yang baru dan lama. tidak selalu berorientasi pesanan, Pengrajin memiliki kemampuan menjadi pembaharu (inovator) namun mereka tidak dapat lepas dari pengaruh tetapi lebih bebas sesuai dengan keinginan. 2). Pengrajin Pengusaha lingkungan budaya tempat mereka Pengrajin pengusaha hidup (Kusen, 1986: 83). Pengrajin pengrajin ahli mengembangkan kemampuan berkat daya dorongan kreativitas memiliki mengelola perhatian (managerial), memiliki kemampuan masyarakat. Sorokin (1976) dikutip Leaderships, kemauan keras untuk Supriadi (1997: 63), menempatkan maju, dan memiliki wawasan ke kreativitas depan. sebagai dan yang merupakan faktor penting dalam menciptakan produk seni yang membawa perubahan sosial budaya. Di samping itu juga mempunyai modal untuk usahanya. 3). Pengrajin Pemula Kreativitas berlangsung dalam setiap Pengrajin pemula adalah pekerja dimensi yang dan aktivitas kehidupan pengrajin. Adanya unsur kreativitas hanya mempunyai kemampuan dan keahlian terbatas, pada bidang-bidang tertentu saja. 72 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif Pengrajin pemula bekerja pada pengetahuan seni rupa. Selain kedua pengrajin pengusaha atau pengrajin SMK tersebut, keberadaan Jurusan ahli, dengan tujuan meningkatkan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain keterampilan dan Institut Seni Indonesia Padangpanjang, sekaligus mendapatkan penghasilan. yang beberapa alumninya tersebar di mengukir Provinsi Jambi, yang turut memberi b). Peranan Pendidikan andil dalam pengembangan seni ukir Pendidikan diperlukan untuk Pulau Betung. memperdalam pengetahuan teori dan praktek yang berhubungan dengan seni ukir, managerial, entreprenuer dan leadership. Keberadaan c). Peranan Pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata lembaga dengan tiga modal dasar, yakni budaya, pendidikan yang berada di Muara keindahan alam dan keramah-tamahan Bulian, Kota Jambi dan Sumatera penduduk. Bidang pariwisata menuntut umumnya memberi andil terhadap pengembangan; sarana dan prasarana perkembangan seni ukir Pulau Betung. serta kenyamanan dan keamanan. Di Berupa pelatihan desain, keteknikan, samping itu diperlukan tersedianya finishing, promosi, serta penelitian. cenderamata Tahun 1991 dibangun Sekolah Menengah Industri khas setempat. Soedarsono (1999: 180), menyatakan Kerajinan seni yang dikemas untuk komunitas SMIK Negeri Batang Hari, di Muara wisatawan harus memiliki lima ciri: (1) Bulian dan SMIK Kerinci (SMKN 4 tiruan dari aslinya, (2) bentuk mini atau Sungai Penuh). SMIK ini memiliki singkat dari aslinya, (3) penuh variasi, empat jurusan; yaitu Jurusan Ukir (4) tidak sakral, (5) murah harganya. Kayu, Logam, Batik, dan Keramik. Kerajinan Pendirian cenderamata di Batang Hari juga SMIK dan yang ini untuk mengembangkan seni dan kerajinan di yang dikemas untuk mengacu pada konsep tersebut. tengah masyarakat, serta mendukung Pulau Betung sebagai salah perkembangan pariwisata, menyiapkan satu jalur pariwisata Batang Hari pengrajin yang terampil, terdidik, dan mengembangkan diri sebagai sentra terlatih, seni ukir, yang menyediakan berbagai didukung oleh dasar 73 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 macam produk untuk cenderamata, d). yang dipasarkan di beberapa kios seni Peranan Lembaga Masyarakat Swadaya Pengembangan seni ukir di di Pulau Betung dan kota Jambi. Seni ukir Pulau Betung berperan terhadap Pulau pariwisata, sebagai akibat maupun tanggungjawab berbagai lembaga dan tujuan (obyek) wisata. Posisi sebagai organisasi “akibat” ia dicari pada akhir suatu masyarakat. proses wisata, sedangkan dalam posisi melatarbelakangi “tujuan” Koperasi Industri Kerajinan (Kopinkra) peranannya semakin Betung juga yang ada Hal di tengah inilah yang dibentuknya monumental sebagai daya tarik wisata Setia (Anas, Konsekuensinya Kopinkra merupakan kesatuan sosial pengrajin ukir Pulau Betung dituntut pengrajin di Pulau Betung. Dibangun mampu memenuhi selera konsumen, dan melaksanakan tugas sesuai prinsip- sehingga ukir prinsip dan tujuan yang diilhami oleh membutuhkan kreasi yang lebih dari kepentingan bersama. Berperan dalam yang Dilakukan mengembangkan dan mempromosikan dengan menciptakan jenis dan bentuk produk, mediasi dan fasilitasi pengrajin produk baru, melalui pengembangan dengan buyer dan investor. Kopinkra desain atau membuat bentuk baru. menjadi jalur dan pintu masuk bantuan 199: produksi bersifat Seni menjadi 3). seni massal. ukir destinasi dikembangkan wisata maka dari Kawan menjadi berbagai maupun swasta di Pulau instasi kepada Betung. pemerintah pengrajin. menumbuhkan aspek lain, munculnya Termasuk pelibatan pengrajin dalam hotel, penjual makanan dan minuman, pameran dan pelatihan, membantu perencana perjalanan wisata, agen pengrajin dalam hal administrasi. perjalanan, dan pramuwisata. Integrasi seni ukir Pulau Betung dan pariwsiata akan memunculkan perkembangan prasarana ekonomi, seperti jalan raya, terminal, serta prasarana yang bersifat public utilities. e). Peranan Pemerintah Pengembangan kerajinan sejalan dengan pola pembangunan daerah Batang Hari, yang dititik beratkan pada bidang ekonomi bertumpu pada sektor pertanian, sektor 74 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif pariwisata dan seni kerajinan. Lembaga Stand di JCC ini difasilitasi pemerintah pemerintah Provinsi Jambi. dan swasta yang menunjang pengembangan seni ukir di Pulau Betung diantaranya bantuan f). Peranan Pasar Pasar pinjaman modal kerja dengan sistem kemitraan dari BUMN; PT. Pusri, PLN, Jasa Marga, PT. Pos Indonesia, Pertamina dan PT. Sarana Jambi Ventura. Pemerintah Batang Hari melakukan pelatihan pengembangan disain dan finishing untuk variasi produk sekaligus menyesuaikan kayu yang digunakan dengan jenis produk yang dihasilkan, mengirim pengrajin Yokyakarta dan mendatangkan Jepara, pengrajin Serta ahli dari Jepara untuk membantu pengembangan Betung merupakan bentuk transaksi jual beli antara pengrajin dan pembeli. Transaksi ini tidak mesti berlansung di tempat khusus, kios atau pasar pada umumnya, melainkan bisa di bengkel kerja atau tempat lainnya, bahkan tanpa tatap muka antara pengrajin dan pembeli. Pasar Termasuk mengikutsertakan pengrajin pada berbagai pameran dan promosi lokal, regional maupun nasisonal (Jangtik, wawancara 2013). Pameran berskala nasional diantaranya Pameran Otonomi Expo dan Forum 2012 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia menjadi struktur pendukung penting untuk penciptaan dan distribusi seni, menyalurkan dan mengembangkan karya-karya para seniman (Zolberg, 1990: 180). Dengan adanya kegiatan tersebut, jangkauan desain, teknik dan finishing. ditingkat mendukung perkembangan kerajinan ukir Pulau ke daerah yang mempunyai kerajinan sejenis dan lebih maju, seperti Bali, yang (APKASI), di Jakarta Convention Center setiap tahun mulai 2005 (Jangtik, wawancara 2013). pemasaran produk seni ukir Pulau Betung semakin luas. Selain itu di tingkat provinsi juga didirikan pusat promosi produk kerajinan oleh Dekranasda. Meningkatnya permintaan pasar, semakin membuat tekun para pengrajin meningkatkan produksinya. Pemasaran produk seni ukir Pulau Betung dilakukan di kioskios Pulau Betung. Konsumen dari dalam dan luar negeri, sebagaimana 75 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 diungkapkan Syafar, sejak tahun 1994 luang petani, tetapi menjadi pekerjaan usahanya ramai, bahkan ada pembeli khusus dari Bali, Korea, Singapura dan Eropa. pemikiran di samping keterampilan. yang memerlukan suatu Seni ukir mempunyai dampak yang Dampak Perkembangan Seni Ukir Pulau Betung terhadap masyarakat Sebagai hasil budaya yang sangat luas pada kehidupan masyarakat yang dapat dilihat baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya kongkret, seni ukir Pulau Betung masyarakat. sangat perilaku perkembangan seni ukir kayu di Pulau masyarakat pendukungnya baik dalam Betung, pada awalnya tidak ada tradisi berinteraksi maupun berkomunikasi, seni karena kerajinan ini merupakan bentuk kemudian atas prakarsa dan kreativitas ekspresi anggota berpengaruh pada pengrajinnya, dan sering Terkait ukir di dengan tengah masyarakat, masyarakatnya (Syafar) sekali dipandang sebagai salah satu ciri muncul seni ukir. Seni ukir ini mampu kuat dari identitas kebudayaan, artinya merubah Pulau Betung dari kawasan dalam karya seni tercermin sistem perkebunan menjadi sentra kerajinan nilai, tradisi, sumber daya lingkungan, ukir kayu, yang keberadaannya tidak kebutuhan hidup, dan pola perilaku hanya mengharumkan nama Pulau manusia. Betung, Kabupaten Batang Hari tetapi Kontinuitas pengrajin dalam menciptakan seni ukir di Pulau Betung, menjadikan sebuah kerajinan karya yang ini sebagai sarat dengan juga Provinsi Jambi hingga ke tingkat nasional. Dampak perkembangan seni ukir Pulau Betung terlihat dari keterampilan dan kreativitas. Kekayaan kehidupan pengrajin. Semula bekerja sumber tuntutan sebagai buruh di pembuatan mebel, motivator atau petani dan buruh perkebunan berkembangnya sawit beralih menjadi pengrajin ukir, daya alam dan kebutuhan menjadi terciptanya dan kerajinan ukir kayu di Pulau Betung. yang sifat pekerjaannya lebih ringan Perubahan pola hidup dibarengi dengan penghasilan yang lebih baik. perubahan kebutuhan, menjadikan seni Perkembangan seni ukir Pulau Betung ukir tidak hanya sebagai pengisi waktu otomatis memajukan pola hidup 76 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif masyarakat, karena perekonomian Walaupun sudah berkembang Pendapatan dan memberikan sumbangan dalam membaik bermuara pada kehidupan memajukan sosial-budaya dan ekonomi masyarakat yang baik pula, secara masyarakat tidak langsung mengubah pola hidup kerajinan ukir Pulau Betung masih masyarakat mengalami masyarakat meningkat. dalam berbagai segi. Pulau Betung, beberapa tetapi permasalahan. Wawasan masyarakat mulai terbuka Terdapat lima kendala utama yang karena berinteraksi dengan orang di menjadi luar lingkungannya. pengembangan industri kreatif seni perhatian dalam ukir Pulau Betung, diantaranya akses Strategi Pengembangan Seni Ukir Pulau Betung menuju Industri Kreatif. bahan baku, dukungan pemanfaatan teknologi, dan permodalan, perlindungan hasil hak cipta dan Industri kreatif di Indonesia didefinisikan sebagai industri yang dukungan promosi serta pemasaran pihak terkait. berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan menghasilkan dan dengan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. kreatif Pengembangan membutuhkan industri sekurangnya empat pilar utama yakni resources, technology, human resource dan financial institutions. Kerajinan ukir Pulau Betung termasuk kategori industri kreatif berbasis sumber daya alam yang memanfaatkan bahan baku natural resources, yakni kayu. Langkah yang dapat ditempuh pemerintah Batang Hari: pertama, memberikan dan mempermudah akses permodalan kepada pengrajin. Selain itu menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, birokrasi dan mekanisme perijinan yang mudah dan sesuai aturan. Ke-dua, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan melalui pendidikan, pelatihan, dan workshop. Pelatihan kewirausahaan, manajemen bisnis kerajinan, maupun skill teknis bidang kerajinan. Dalam peningkatan kualitas produk maka prinsip yang harus diperhatikan; (a) berorientasi konsumen (yang 77 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 dicari/dibutuhkan konsumen), (2) tidak Pondasi adalah sumber daya terjebak mind-set harga murah, serta manusia, aset utama dari industri (3) paham terhadap nilai-nilai yang kreatif. dianut oleh pasar/konsumen (Sabar, merupakan 2013). penggerak utama sehingga kerajinan Masyarakat/pengrajin kekuatan dasar dan Ke-tiga, mengadakan promosi ukir dapat berkembang. Agar produksi baik di tingkat regional, nasional, berjalan dengan baik, sanggar atau maupun internasional. Mengiklankan kelompok pengrajin harus memiliki produk kerajinan di media massa, pengrajin yang berpengetahuan dan mengadakan membuka berketrampilan tinggi. Usaha kerajinan showroom di tempat strategis, maupun akan berjalan dengan lancar apabila membuat situs dan prmosi di internet. pengrajin dan pekerja menjalankan Hal lain yang harus diperhatikan tugas dan tanggung jawabnya secara adalah menumbuh-kembangkan minat proporsional, tepat dan berdaya guna masyarakat terutama kaum muda Pulau sesuai dengan aturan yang ada, dengan Betung dan Batang Hari umumnya adanya sumber daya manusia yang terhadap kerajinan khas Pulau Betung, baik maka akan ada peningkatan untuk produktivitas. pameran, menjaga eksistensi dan kelestarian kerajinan ini di masa mendatang. 2) Pilar Utama Model Pengembangan Industri Kreatif Seni Ukir di Pulau Pengembangan ekonomi kreatif Betung yang dikembangkan pemerintah terdiri a. Industri dari komponen pondasi, lima pilar, dan Industri merupakan bagian dari atap yang saling menguatkan, maka kegiatan pengembangan seni ukir Pulau Betung dengan produksi, distribusi, pertukaran sebagai industri kreatif, sub sektor serta kerajinan dapat dijelaskan sebagai (Deperindag RI, 2008: 64). Terkait seni berikut : ukir Pulau Betung, industri yaitu 1) Pondasi Pengembangan Industri kumpulan Kreatif Seni Ukir Pulau Betung masyarakat konsumsi sanggar, pengrajin, dari yang produk atau sentra-sentra Kopinkra maupun atau terkait jasa ukir, kelompok individu yang 78 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif bergerak di bidang kerajinan ukir kayu Penggunaan di Pulau Betung. Peningkatan kualitas mempermudah dan kuantitas kelompok ini merupakan menghemat upaya yang harus ditempuh untuk lebih produksi, serta hasil yang maksimal. meningkatkan seni ukir di Pulau Penggunaan sarana komunikasi dan Betung. media internet akan mempermudah b. Teknologi serta memperluas jangkauan promosi Teknologi merupakan suatu alat proses tenaga c. Sumber Daya aplikasi penciptaan dari proses mental Sumber fisik untuk dan waktu daya yaitu input, nilai tersedianya sumber daya alam berupa tertentu. Teknologi bukan hanya mesin kayu untuk bahan baku dan lahan atau alat, melainkan juga teknik-teknik untuk tempat usaha. Kondisi geografis dan Pulau metode, atau mencapai kerja, dan proses transaksi. entitas material atau non material, atau masinal aktivitas yang Betung maupun Kabupaten membentuk dan mengubah budaya Batang Hari, terlihat bahwa bahan (Deperindag RI, 2008: 64). baku Teknologi kaitannya dengan seni ukir Pulau Betung yaitu enabler untuk mewujudkan pengrajin dalam produk tersedia untuk mengembangkan industri kreatif seni ukir. kreativitas bentuk (kayu) Antisipasi kelangkaan bahan baku mutlak segera dilakukan, kerajinan. Teknologi merupakan faktor mengingat sumber daya alam ini juga penting dalam pengembangan seni ukir terbatas Pulau melalui penanaman di lahan khusus Betung. teknologi pertukangan mendukung dalam dan Perkembangan ketersediaannya. Pertama bidang desain, maupun di lingkungan sekitar milik finishing sangat masyarakat. dan penebangan pengembangan Kedua yang melalui selektif, khusus peningkatan kuantitas serta kualitas pohon yang sesuai kebutuhan saja yang produk kerajinan. Peralihan dari desain ditebang. manual ke desain komputer dengan penggunaan kayu melalui efisiensi software khusus dapat menghasilkan pengolahan serta penggunaan bahan desain yang kreatif dan inovatif. sesuai desain. Keempat penggantian Ketiga penghematan 79 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 teknis pembuatan produk, tidak lagi perdagangan menggunakan kayu utuh/gelondongan kesepakatan antara kedua belah pihak. melainkan kayu olahan tetapi dibuat menyerupai penggunaan kayu utuh. d. Institusi Institusi yaitu tatanan sosial (norma, nilai, mengatur dan interaksi pengrajin, serta hukum) antara antara yang sesama pengrajin dengan konsumen. Aturan atau norma antara sesama pengrajin dibangun melalui sanggar atau Kopinkra dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing-masing sanggar atau kelompok pengrajin. Selain itu berupa nota pengrajin kesepahaman dan atau sesama kelompok pengrajin. Dalam lingkup yang lebih luas dapat pula menggunakan hukum negara yang diemban melalui pemerintahan desa, kecamatan serta instansi terkait. Di samping itu juga norma-norma sosial dan adat istiadat masyarakat Pulau Betung yang dinaungi oleh Lembaga Adat desa Pulau Betung dan Kecamatan Pemayung. Sementara itu norma yang mengatur interaksi dan relasi antara pengrajin dengan pembeli atau konsumen dapat menggunakan hukum serta kontrak atau Norma atau aturan ini ditujukan agar tidak terjadi persaingan usaha yang tidak sehat, serta agar terjamin hak-hak pekerja. Di samping itu agar tercipta atmosfir yang kondusif bagi pengembangan kerajinan ukir kayu di Pulau Betung. Norma atau aturan yang mengatur antara pengrajin dan konsumen serta pihak yang terlibat dalam proses promosi, distribusi dan pemasaran ditujukan agar terjaminnya hak masing-masing terbangun pihak suasana yang serta saling menguntungkan. e. Lembaga Intermediasi Lembaga keuangan yaitu intermediasi lembaga penyalur keuangan baik pihak pemberi modal maupun perbankkan yang menjadi media penyaluran keuangan oleh pihak konsumen kepada pengrajin. Dengan adanya perbankkan transaksi keuangan maka dapat proses berjalan dengan baik, aman serta lancar. Baik terkait proses jual beli produk kerajinan, pembayaran jasa, maupun pemberian bantuan permodalan dari pihak terkait. Selain perbankan, negara, peraturan dan perundangan 80 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif terdapat lembaga Pemodalan Nasional Meskipun di Kabupaten Batang Madani (PNM). Hal penting yang Hari diperlukan dalam masalah ini adalah infrastruktur dan lingkungan akademik aturan yang yang memudahkan bagi belum cukup memenuhi memiliki syarat untuk pengucuran modal khususnya untuk pengembangan industri kreatif, tetapi mendukung industri kreatif seni ukir telah banyak putra-putri Batang Hari Pulau Betung. mengenyam pendidikan tinggi. Inilah aset yang perlu dimanfaatkan secara Aktor Utama Pengembangan Industri Kreatif Kerajinan Ukir Pulau Betung jeli oleh Pemerintah Daerah. Mereka Industri kreatif ini dipayungi bantuannya untuk membangun industri oleh interaksi triple helix yang terdiri dari Intellectuals, Government Business, sebagai aktor dapat diundang, diajak, dan diminta kreatif di Pulau Betung. dan SMK, utama kurikulumnya seperti telah SMIK yang dikembangkan penggerak industri kreatif kerajinan dengan tujuan menyiapkan tenaga ukir Pulau Betung, bagi lahirnya kerja siap pakai dalam bidang industri kreativitas, ide, ilmu pengetahuan dan kreatif. Mahasiswa dan dosen ISI teknologi. Dengan sinergi ketiga unsur Padangpanjang, serta perguruan tinggi ini maka industri kreatif seni ukir yang lain, dapat berperan serta dalam Pulau pengembangan seni ukir Pulau Betung. Betung akan kokoh dan Melalui penelitian dan pelatihan di berkesinambungan. bidang bahan baku, peralatan, disain, a. Intelektual keteknikan, finishing, promosi dan Kaum intelektual atau akademisi yang berada pada institusi pendidikan formal, informal dan non formal (empu bidang kerajinan) yang berperan sebagai pendorong lahirnya pemasaran. Demikian pula institusi dan lembaga lainnya yang berada dalam bidang pendidikan, seperti balai latihan kerja juga dapat berperan dalam pengembangan seni ukir Pulau Betung. ilmu dan ide yang merupakan sumber kreativitas dan lahirnya potensi kreativitas para pengrajin. 81 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 b. Bisnis workshop pelaku dapat berinteraksi Pelaku usaha yang langsung dengan wisatawan, mentransformasi kreativitas menjadi wisatawan dapat terlibat dalam proses bernilai ekonomi. Nilai ide yang produksi tersebut. Dalam model ini absrtak dituangkan menjadi berbagai terjadi pengenalan proses produksi dan produk bernilai budaya lokal kepada para wisatawan ekonomi. Salah satu faktor suksesnya sekaligus mengembangkan pariwisata industri kreatif seni ukir Pulau Betung industri kreatif kerajinan ukiran kayu adalah marketing. Pengrajin membuat Pulau Betung yang berbasis pada produk kesulitan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, memasarkannya. Ketika pasar nasional industri kreatif seni uki kayu Pulau lesu, maka peluang pemasaran ke luar Betung ini dapat disinergikan dengan negeri potensi yang lain dalam pengembangan kerajinan yang tetapi harus digarap, disinilah diperlukan peran pemerintah sebagai pariwisata mediator. Workshop industri kreatif seni ukir Keberadaan showroom sebagai lokal di Batang Hari. kayu Pulau Betung yang berbasis pada salah satu media pemasaran dan media masyarakat merupakan salah satu display berbagai ragam produk penting model penarik wisatawan untuk datang keberadaannya. Membantu pengrajin ke Pulau Betung. dalam memasarkan produk, sekaligus menjadi tempat tujuan pembeli. Dalam c. Pemerintah Pemerintah rangka menjadikan seni ukir Pulau Betung tujuan wisata, maka keberadaan showroom dan workshop bengkel proses produksi penting dalam mensinergikan kerajinan dengan display proses sebagai media produksi yang melibatkan pekerja, peralatan, bahan baku, hingga finishing. fasilitator dan regulator agar industri kreatif tumbuh Pemerintah dan berperan berkembang. mensuport pertumbuhan dan perkembangan, serta melindungi industri kreatif seni ukir pariwisata berbasis masyarakat. Workshop merupakan Dalam Pulau Betung. Support melalui instansi terkait dalam bentuk dukungan materi maupun non materi; bantuan sarana dan prasarana, pelatihan, perizinan, 82 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif permodalan dan lainnya. Memfasilitasi Perkembangan seni ukir Pulau pertemuan dengan buyer, dan promosi Betung dipengaruhi melalui pameran. Pemerintah juga peranan sumber daya manusia, yakni menyiapkan pengrajin yang merupakan aktor utama payung hukum bagi oleh, pertama kerajinan ukir kayu Pulau Betung, agar kegiatan produksi, tercipta persaingan yang sehat dengan pengrajin ahli, pengrajin pengusaha usaha dan sejenis, serta menangkal pengrajin yang terdiri dari pemula. sarana Kedua perlakuan pihak tertentu yang dapat pendidikan, untuk merugikan pengrajin. memperdalam pengetahuan teori dan praktek yang berhubungan dengan seni ukir, managerial, entreprenuer dan PENUTUP Kerajinan ukir kayu Pulau leadership pengrajin. Ketiga Betung menggunakan kayu Tembesu, pariwisata, sentra seni ukir Pulau Rengas, Sungkai, Meranti, Durian, Betung sebagai salah satu tujuan Nangka, Jelutung. wisata, dan atau produknya dicari pada Peralatan yang digunakan: meteran, akhir suatu proses wisata. Keempat siku-siku, palu, jangkar, pensil, ketam, lembaga gergaji, pahat ukir, kampak, patar atau Kopinkra yang mepromosikan produk kikir, chainsaw, bor dan blowwer seni ukir Pulau Betung, mediasi dan (kompor tembak). Alat finishing kuas, fasilitasi pengrajin dengan pemerintah, spray gun dan compressor. Proses buyer dan investor. Kelima pemerintah pembuatan dimulai penyiapan bahan, daerah membina pengadaan bahan, mendesain, membetuk secara global disain, proses produksi, pemasaran, serta memahat sesuai desain. Produk kemampuan berwira-usaha, bantuan dikeringkan, permodalan dan peralatannya. Keenam diampelas Ambacang dan kemudian dan didompul difinishing. Secara umum produk kerajinan ukiran kayu swadaya masyarakat; pasar, transaksi jual beli pengrajin dan pembeli. Pulau Betung terdiri dua fungsi, yaitu Perkembangan seni ukir Pulau pertama sebagai mebel dan perabotan Betung berdampak terhadap kehidupan rumah masyarakat tangga, kedua cenderamata dan aksesoris. sebagai pendukungnya. Terjadi perubahan pola hidup dan perilaku 83 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014 masyarakat karena interaksi dan komunikasi dengan masyarakat luar. Berubahnya petani mata menjadi Peningkatan pencarian, dari pengrajin ukir. perekonomian yang ditandai dengan membaiknya fasilitas kehidupan masyarakat. mempunyai Masyarakat kemampuan untuk meningkatan taraf pendidikan anakanak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung dipayungi oleh kerja sama antara cendekiawan, bisnis, dan pemerintah sebagai Triple Helix. Hubungan ketiga faktor itu merupakan penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi berkembangnya seni ukir Pulau Betung. KEPUSTAKAAN Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, Jakarta: Deperindag RI. Feldman, Edmund Burke. 1967. Art As Image And Idea. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, Englewood. Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. Kusen. 1986. Kreativitas dan Kemandirian seniman Jawa Dalam Mengolah pengaruh Budaya Asing Studi Kasus Tentang Gaya Relief Candi Di Jawa antara Abad IX-XVI Masehi. Yogyakarta: Depdikbud, Dirjen Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi). Sriyanti, Nova. 2004. Kerajinan Kayu di Desa Pulau Betung Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, Jambi. Skripsi. Padangpanjang: Jurusan Seni Kriya STSI Padangpanjang. SP. Gustami. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kajian Estetik Melalui Pendekatan Multidisiplin. Yogyakarta: Kanisius. _________. 2013. Industri Kreatif Berbasis Budaya Lokal dan Nasional Menuju Pasar Global. Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Seni Budaya dan Industri Kreatif Menghadapi Tantangan Global, kerjasama PPS UNP dan Dinas Pariwisata Sumatera Barat, tanggal 10 sd 11 November 2013, di Taman Budaya Sumatera Barat. Wicaksono, Agung. 2009. Eksistensi Seni Kriya Indonesia di Era Gelombang Ekonomi Kreatif. dalam Seni Kriya Dan 84 Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif Kearifan Lokal Dalam Lintasan Ruang dan Waktu Tanda Mata untuk Prof. Drs. Gustami, SU. Yogyakarta: BP. ISI Yogyakarta. Sumber Internet: http://kompas.com. Diakses tanggal 02 Maret 2013 85 EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut: 1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme. 2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri). 3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt). 4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt). 5. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan. c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan. 6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus. Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen. 7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan: Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI Press. Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak. _________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press. Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra. Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”, dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI. 8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG. Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail: [email protected]