GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA Mursyid Fadilah dan Julia Suleeman Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Abstrak Delapan puluh persen dari kesuksesan yang diraih seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosional (Goleman, 1995). Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengelola emosi dan menjaga keselarasan emosi beserta pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan social (Goleman, 1997). Mahasiswa psikologi Universitas Indonesia memiliki peran sekaligus tuntutan sebagai mahasiswa yang dapat menunjukkan kompetensi yang dimiliki dan koheren dengan aspek keilmuan yang dipelajari. Kemampuan kognitif 1 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 tidak terpisahkan dari kecerdasan emosional (Goleman, 1998). Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran kecerdasan emosional mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang pengambilan menggunakan sampel accidental Peneliti menggunakan alat metode sampling. ukur Inventori Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence Inventory) yang merupakan hasil adaptasi alat ukur Sri Lanawati (1999). Penelitian ini melibatkan 171 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukan kecerdasan emosional mahasiswa psikologi Universitas Indonesia berada pada kategori sedang dengan persentase 48%. Selain itu, dimensi kesadaran diri partisipan berada pada kategori tinggi (67,3%), dimensi pengendalian diri berada pada kategori sedang (45,6%). Begitu juga dimensi empati (39,2%), dimensi motivasi diri(42,1%) dan dimensi keterampilan social (48%) pada kategori sedang. 2 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 Kata inventory, Kunci: Emotional kecerdasan emosi, Intellegence mahasiswa psikologi jenjang sarjana Abstract Eighty percent of the someone’s success is determined by emotional intelligence (Goleman, 1995). Emotional intelligence is the ability to manage emotions along with the disclosure of maintaining harmony through self-awareness, self-control, self-motivation, empathy and social skills (Goleman, 1997). Psychology students of University of Indonesia have a role and also demands to be students who can represent coherent competency with the scientific aspects of the study. Cognitive ability is inseparable from emotional intelligence (Goleman, 1998). The purpose of this study is to provide an overview of emotional intelligence Psychology students of University of Indonesia. This research is a descriptive study using accidental 3 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 sampling as sampling method. Researchers used Emotional Intelligence Inventory as a measure which was adapted from Sri Lanawati (1999). The study involved 171 Psychology students of University of Indonesia as the participant. The results showed emotional intelligence psychology students at the University of Indonesia is in the middle category (48%). In addition, the dimensions of self-awareness of participants were in the high category (67.3%) and dimensions of self-control in middle category (45.6%). Meanwhile, the dimensions of empathy (39.2%), the dimensions of selfmotivation (42.1%) and the dimensions of social skills (48%) are in the medium category. Keyword: emotional intelligence; Emotional Intelligence Inventory; undergraduate psychology students 4 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 Pendahuluan Goleman (1995) menyatakan bahwa 80% dari kesuksesan yang diraih individu ditentukan oleh kecerdasan emosional yang dimilikinya. Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang tercermin pada percaya diri, suatu kesadaran diri, rasa penguasaan diri, komitmen, integritas, dan kemampuan seseorang dalam hal mengkomunikasikan, mempengaruhi, serta melakukan inisiatif perubahan (Goleman,2000). Kecerdasan emosional memiliki asosiasi yang kuat terhadap kemampuan kognitif mahasiswa (Romanelli, Cain, dan Smith, 2006). Bar-On (1997) menyebutkan bahwa psychologist (ilmuan psikologi) memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi dibandingkan dengan populasi normal. Tujuan Penelitian ini adalah memperoleh gambaran Kecerdasan Emosional 5 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengelola emosi dan menjaga keselarasan pengungkapannya emosi melalui beserta keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman,1997). Goleman (2002) menjelaskan terdapat lima dimensi dalam konsep teoritis kecerdasan emosional. Dimensi kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang mengenali emosi dan penyebab terjadinya emosi tersebut, serta memahami kualitas, intensitas, dan durasi emosi yang sedang berlangsung. Selanjutnya, dimensi Pengendalian Diri adalah kemampuan seseorang mengolah emosinya sehingga dapat diungkapkan secara presisi. Seseorang dengan kemampuan ini tidak akan terlalu lama merasakan perasaan negatif yang dimilikinya. Berikutnya individu adalah yang dimensi memiliki motivasi kemampuan diri, ini umumnya adalah individu yang memiliki tingkat 6 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 kepercayaan diri tinggi, senantiasa optimis dalam menghadapi situasi yang sulit, serta kreatif dalam merumuskan berbagai alternatif pilihan yang mungkin ia dapat guanakan dalam mencapai tujuannya. Kemudian terdapat dimensi empati, yakni kemampuan menangkap pesan yang umumnya non-verbal; nada bicara, bahasa tubuh, ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya sebagai upaya memahami perasaan orang lain. Terakhir, dimensi Keterampilan sosial, yakni kemampuan membaca reaksi serta perasaan orang lain, mengorganisasikan orang lain serta menyelesaikan perselisihan yang muncul dalam kegiatan interaktif dengan orang lain. Goleman (2005) menjelaskan bahwa perkembangan dimensi kesadaran diri menjadi penentu perkembangan dimensi kecerdasan emosional lain, seperti pegendalian diri (self control), empati (empathy), motiviasi diri (self motivation), dan keterampilan sosial (social skill). Kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi perasaan yang dimiliki dapat mengembangkan kemampuannya dalam 7 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 mengendalikan perasaannya (self control) dan empati (empathy). dimensi kesadaran diri (self awareness) secara langsung akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri (self control) dan memahami perasaan orang lain (empathy). Seseorang harus memiliki kemampuan mengidentidikasi perasaan yang dimiliki terlebih dahulu untuk dapat mengendalikan perasaannya dan memahami perasaan orang lain. Kemudian, kemampuan untuk mengendalikan diri control) (self yang dimiliki seseorang berperan dalam menghambat tindakan impulsif (stifling impulsiveness) dan menghambat hasrat untuk melakukan pemuasan segera gratifivation) (delaying terhadap keinginan. Kemampuan pengendalian diri itulah yang dapat mengembangkan kemampuan memotivasi diri sendiri. Berikutnya, hanya seseorang yang memiliki kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self awareness) yang dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami perasaan orang 8 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 lain (empathy). Kemudian, kemampuan seseorang dalam memahami perasaan orang lain (empathy) akan memberikan ia informasi untuk bertindak sesuai dengan perasaan orang lain pada saat yang bersamaan, inilah yang turut mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill). Goleman (1995) menjelsakan bahwa kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan Perkembangan kecerdasan seumur hidup. emosional ini dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi kemampuan fungsi anatomi otak yang berkembang sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu juga terdapat faktor eksternal yang mengembangkan kecerdasan emosional seseorang melalui serangkaian pengalaman yang didapatkan mulai dari kegiatan di tempat pendidikan, pekerjaan, dan peer group. Pengalaman seseorang yang didapatkan di tempat pendidikan paling banyak mendapatkan perhatian para ahli, karena mereka meyakini bahwa kecerdasan emosional terus berkembang 9 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 setiap tahunnya sepanjang kemampuannya dalam mengatasi emosinya terus dikembangkan ketika ia terlibat di kegiatan pendidikan hingga ketika ia mendapatkan pengalaman ini di dunia pekerjaan (Goleman, 1998). Hasil penelitian Staden (2001) mahasiswa, kepada 402 partisipan membuktikan bahwa mahasiswa psikologi memiliki kemampuan baik dalam menghadapi situasi yang menekan secara emosional, serta mempertahankan hubungan baik dengan orang lain dibandingkan mahasiswa lain, seperti teknik.Hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai proses emosi serta fasilitas pengungkapannya dibandingkan mahasiswa lain. Selain pilihan fakultas, hal lain yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang adalah pengalaman berorganisasi, pengalaman kerja selama masa pendidikannya (Bulo,2002). Dimana hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan kegiatan diluar kuliah (Quratul’ain,2013). Selain itu, mahasiswa yang pernah bekerja memberikan pengaruh positif 10 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 terhadap level perkembangan kecerdasan emosinya (Jackson,2006). Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan satu variabel, yaitu kecerdasan emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah partisipan 171 orang yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Sampel penelitian adalah para mahasiswa dari program Strata 1 (S1) Reguler dan Paralel di Universitas Indonesia Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mulai dari angkatan 2008 sampai dengan angkatan 2012, dengan persentase partisipan perempuan sebesar 74,12% dan partisipan laki-laki dengan persentase sebesar 25,73%. Instrumen Penelitian Alat ukur kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventori Kecerdasan Emosional (Emotional Intellegence inventory) yang dikonstruksikan oleh Lanawati 11 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 (1999). Alat ukur terdiri atas 80 item pernyataan yang terbagi ke dalam lima dimensi; Kesadaran diri (12 item), Pengendalian diri (25 item), motivasi diri (14 item), empati (17 item), dan keterampilan sosial (12 item). ditambah dengan 12 item filler (pengecoh). Pengisian Inventori Kecerdasan Emosional menggunakan Likert-like scale yaitu, skala empat angka, yang diwakili oleh pernyataan SS (sangat setuju) hingga STS (sangat tidak setuju). Uji reliabilitas dilakukan dengan mencari koefisien alfa. Hasil penghitungan koefisien alfa pada 895 subjek berusia 15-30 tahun sebesar 0.9308 (Lanawati, 1999). Pengujian validitas konstruk Inventori Kecerdasan Emosional, Lanawati menggunakan teknik analisis faktor dengan metode rotasi varimax (variance maximizing). Peneliti juga melakukan uii reliabilitas dan validitas item kembali dan mendapatkan 23 item yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation yang berkisar pada nilai -0,130 sampai 0,188, yaitu item dengan nomor 9, 11, 15, 16, 20, 22, 27, 29, 34, 38, 41, 43, 42, 44, 49, 12 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 52, 54, 55, 56, 61, 65, 70, 75. Ke 23 item ini kemudian dibuang. Setelah melakukan penghapusan item, nilai koefisien alfa naik menjadi sebesar 0,926. Sementara pengujian validitas dengan menggunakan teknik analisis faktor dengan maximizing), rotasi varimax peneliti (variance mendapatkan nilai extraction communalities diatas 0,564. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan gambaran Kecerdasan Emosional mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menunjukkan persentase paling banyak adalah partisipan yang termasuk pada kategori sedang seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Nilai Kecerdasan Emosional Partisipan Rendah Sedang Tinggi Angkatan Frekuensi (Orang) Persentase (%) Frekuensi (Orang) Persentase (%) Frekuensi (Orang) Persentase (%) 2012 14 26,9 27 51,9 11 21,2 2011 10 29,4 19 55,9 5 14,7 2010 9 31 12 41,4 8 27,6 2009 7 20 14 40 14 40 13 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 2008 2 9,5 10 47,6 9 42,9 Total 42 24,6 82 48 47 27,5 Berikutnya, tabel 2 penelitian ini juga mendapatkan memberikan gambaran faktor perkembangan kecerdasan emosional partisipan dengan melihat distribusi nilai kecerdasan emosional pada partisipan yang mengikuti organisasi serta memiliki status bekerja saat partisipan masih aktif berkuliah. Tabel 2. Distribusi nilai Kecerdasan emosional Partisipan Rendah Keikutsertaan kegiatan Status Pekerjaan Sedang Tinggi Frekuensi (Orang) Persentase (%) Frekuensi (Orang) Persentase (%) Frekuensi (Orang) Persentase (%) Ikut 23 25 44 47,8 25 27,2 Tidak ikut Bekerja 19 24,1 38 48,1 22 27,8 3 18,8 7 43,8 6 37,5 Tidak Bekerja 39 25,2 75 48,4 41 26,5 Tabel 3 menunjukkan gambaran distribusi setiap dimensi kecerdasan emosional partisipan dimana distribusi nilai pada dimensi kesadaran diri sebagian besar terdapat pada kategori tinggi. 14 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 Tabel 3. Distribusi Nilai Setiap Dimensi Kecerdasan Emosional Partisipan Rendah Sedang Tinggi Dimensi Frekuensi (Orang) Persentase (%) Frekuensi (Orang) Persentase (%) Frekuensi (Orang) Persentase (%) Kesadaran Diri Pengendalian Diri Motivasi Diri 35 20,5 21 12,3 115 67,3 42 24,6 78 45,6 51 29,8 37 21,6 72 42,1 62 36,3 Empati 41 24 67 39,2 63 36,8 Keterampilan Sosial 33 19,3 82 48 56 32,7 Pembahasan Partisipan yang bekerja ternyata memiliki perolehan nilai yang sama dengan partisipan yang tidak bekerja. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jackson (2006) pada 193 mahasiswa dimana diperoleh hasil, pengalaman mahasiswa yang pernah bekerja memberikan pengaruh yang lemah terhadap level kecerdasan emosinya. Karena pekerjaan mahasiswa yang masih kuliah memliki mengerjakan paruh waktu kecenderungan sehingga tidak berdampak optimal pada peningkatan level kecerdasan emosional. Perolehan nilai kecerdasan emosional partisipan yang mengikuti organisasi selama 15 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 aktif kuliah tidak berbeda signifikan partisipan yang tidak mengikuti organisasi apapun selama aktif kuliah. Hal ini bisa disebabkan karena organisasi yang diikuti mahasiswa belum cukup tempat memberikan pengembangan pelatihan untuk emotionalintelligence anggotanya. Menurut Afento (2012), keaktifan mengikuti organisasi memberikan pengaruh secara positif terhadap nilai emotional intelligence seseorang. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui gambaran kecerdasan mahasiswa Fakultas emosional partisipan Psikologi Universitas Indonesia berada pada kategori sedang, artinya, yakni kondisi dimana individu tersebut tidak selalu dapat mengenali emosinya sendiri dan tidak selalu berhasil menjelaskan emosi orang lain secara akurat (Goleman, 2002). Penelitian berikutnya dapat mulai mengadaptasi alat ukur yang paling mutakhir, seperti EQ-I 2.0 sebagai upaya mendapatkan informasi yang lebih komprehensif. Kemudian, penelitian berikutnya 16 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 memerlukan partisipan yang lebih banyak untuk memastikan seberapa jauh pengalaman berorganisasi memberikan pengaruh positif terhadap kecerdasan emosional mahasiswa. Daftar Pustaka Afento, L.V. (2012). Hubungan Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan dengan Kecerdasan emosional pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata. Tesis. Fakultas Psikologi UNIKA. Anastasi, A., Urbina, U. (1997). Psychological Testing (7th Ed.). New Jersey: PrenticeHall. Bar-On, R. (1997). Bar-On Emotional Quotient Inventory: User's manual. Toronto: MultiHealth Systems. Bulo, William E L. (2002). Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap emosional Mahasiswa. Kecerdasan Skripsi. Fakultas Ekonomi UGM. Gravetter, F. J., & Forzano L. B. (2012). Research Methods for The Behavioral Science, 4th Edition. Belmont: Wadsworth Cengage Learning. 17 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Bloomsbury Publishing Plc. London Goleman D. (1997). Emotional Intelligence : Mengapa EI lebih penting dari pada IQ. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Goleman, Daniel. (2000). Working with Emotional Intelligence (Terjemahan Alex Kantjono W). Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D., Boyatzis, R., McKee, A. (2002). Primal Leadership: Realizing the Power of Emotional Intelligence. Boston : Harvard Business School Press. Goleman, Daniel. (2005). Working With Emotional Intelligence.terj. Alih Bahasa, Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Jackson, Mary Jo,. (2006). The Effect of Emotional Intelligence, Age, Work Experience and Academic Performance. Research in Higher Education Journal University of South Florida St. Petersburg. Saint Petersburg. Lanawati, Sri. (1999). Hubungan Antara Emotional Intelligence dan Intelektual Quotient dengan Prestasi Belajar 18 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013 Mahasiswa SMU. Tesis Master : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Marina, L. dan Sarwono, W.S. (2007). Kecerdasan Emosional pada Orang tua yang Mendongeng dan Tidak Mendongeng. Jurnal Psikologi Sosial. 13(2), 97-110. Romanelli. F., Cain, J. and Smith. K. M. (2006). Emotional intelligence as a predictor of academic and or professional success, American Journal of Psychological Education, Vol.70, No.3, 48-72. 19 Gambaran kecerdasan..., Mursyid Fadilah, FPsi UI, 2013