1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini pemanfaatan limbah pertanian dan industri makanan terfokus untuk makanan ternak. Di samping nilai ekonomi yang rendah, juga belum menyerap seluruh limbah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya alternatif peningkatan nilai ekonomi dan pengembangan teknologi sehingga dapat melakukan diversifikasi produk terhadap pemanfaatan limbah pertanian dan industri makanan yang ada. Salah satu limbah pertanian yang jumlahnya cukup besar adalah bonggol jagung (corn cobs). Jagung yang termasuk spesies Zea mays L. sebagaimana disebutkkan pada gambar 1.1 merupakan tanaman semusim yang satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari dan juga salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan pokok penduduk di beberapa daerah di Amerika Serikat dan beberapa daerah di Indonesia, seperti Madura dan Nusa Tenggara. Kerajaan Divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies Klasifikasi Ilmiah Plantae Angiospermae Monocotyledoneae Poales Poaceae Zea Zea Mays L Gambar 1.1 Klasifikasi ilmiah jagung 2 Selain sebagai komoditas pangan, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (daun maupun bongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku pembuatan furfural dalam industri (dari bonggolnya yang kaya akan pentosan). Furfural atau sering disebut furaldehid dan 2-furfuraldehid, merupakan suatu senyawa organik terpenting dari kelompok senyawa furan yang mempunyai gugus aldehid pada atom nomor dua sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.2. Furfural dapat diperoleh melalui reaksi sederhana di laboratorium, yaitu hidrolisis 1 dan dehidrasi dengan katalis asam . Senyawa ini merupakan cairan bening, pada permukaanya yang jika berinteraksi langsung dengan udara akan berwarna kuning hingga kecoklatan 2 dengan titik didih 161-162oC, rapat massa pada suhu 20oC adalah 1,16 gr/cm3 , dan mempunyai indeks bias (ηD20 ) 1,525-1,527 pada tekanan 736 mmHg. Furfural merupakan senyawa yang kurang larut dalam air namun larut dalam alkohol, eter, dan benzena. O O H Gambar 1.2 Rumus struktur furfural Menariknya, dari beberapa penelitian disebutkan furfural dapat diproduksi dari bonggol jagung dengan rendemen yang bervariasi. Untuk furfural yang diperoleh melalui refluks dan destilasi vakum rendemennya kurang dari 1 % 3, sedangkan melalui destilasi dan destilasi vakum rendemen yang diperoleh lebih besar yaitu 1113 % 4, sementara dengan menggunakan model Waste Utilization Value pada suhu optimum 150oC, furfural yang diperoleh sebesar 5,87 gr/L atau sekitar 0,5 % 5 . 3 Furfural memiliki aplikasi yang cukup luas dalam beberapa industri sebagai sumber senyawa-senyawa turunannya. Di dunia hanya 13% saja furfural yang digunakan secara langsung, selebihnya digunakan sebagai senyawa antara untuk berbagai produk, seperti resin, pestisida dan ditransformasi menjadi produk turunannya antara lain : furfuril alkohol dan asam furoik melalui reaksi Cannizaro 6, maltol melalui furil etanol dari reaksi Grignard 7, dan lain-lain. Kebutuhan furfural dan turunannya di dalam negeri meski tidak terlalu besar namun jumlahnya terus meningkat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.3. Hingga saat ini seluruh kebutuhan furfural untuk dalam negeri diperoleh melalui impor. Impor 8 terbesar diperoleh dari Cina yang saat ini menguasai 72% pasar furfural dunia . Gambar 1.3 Kebutuhan furfural dan furfuril alkohol di dalam negeri 8 Pengenalan dan pengembangan industri yang memproduksi furfural dan turunannya baik skala kecil maupun skala besar selain diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi hasil samping pengolahan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah banyak di Indonesia, juga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga mengurangi angka impor dan meningkatkan nilai investasi di Indonesia. 4 Penelitian ini juga dapat memberikan nilai tambah dan kesempatan untuk lebih mengenal, meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan laboratorium sebagai bekal dan motivasi penulis pada saat kembali ke sekolah, sehingga pelajaran kimia dapat dibuat lebih menarik lagi bagi siswa-siswa. Karena itu, berdasarkan sifat, beranekaragam rendemen furfural dan kegunaan furfural dari bonggol jagung serta sebagai bekal pengembangan pembelajaran kimia di sekolah, penulis tertarik untuk memproduksi furfural dari bonggol jagung dengan menggunakan varietas bonggol jagung yang berbeda; bonggol jagung manis dari Ciwidey, Kabupaten Bandung dan bonggol jagung tawar dari Cikeruh, Kabupaten Sumedang. I.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. memproduksi furfural dari bongkol jagung (corn cobs) 2. mengevaluasi pengaruh konsentrasi NaCl dalam produksi furfural dari bonggol jagung. I.3 Ruang Lingkup Pada penelitian ini dilakukan produksi furfural dari bonggol jagung (corn cobs) dengan menggunakan varietas yang berbeda sehingga dapat diketahui besarnya konversi furfural untuk berbagai varietas jagung. Furfural yang disintesis menggunakan asam sulfat 10% sebagai katalis dengan variasi suhu hingga diperoleh suhu optimum dan memvariasikan konsentrasi NaCl dalam produksi furfural tersebut. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia dari furfural yang dihasilkan, maka dilakukan uji indeks bias, uji keberadaan gugus fungsi aldehid dengan pereaksi Tollens, analisis gugus-gugus fungsi dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR), analisa adanya ikatan rangkap terkonyugasi dengan UV, analisa waktu retensi dan 5 kemurnian dengan GC, dan analisa waktu retensi, kemurnian dan massa molekul menggunakan GC-MS.