PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN GEDUNG Suparno Staf pengajar jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417, Fax. (024) 7472396, E-mail : [email protected] Abstrak Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Karena itulah untuk mencapai tujuan, manajemen harus membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses yang ada di dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dibutuhkan sistem pengawasan penjadwalan agar proyek dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Penjadwalan proyek merupakan salah satu hasil dari perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, metode, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat terperinci dan detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Tahap selanjutnya dari manajamen proyek adalah pengendalian. Pengendalian proyek merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses belangsungnya proyek. Penyebab dari kelemahan dalam hal perencanaan dan penjadwalan, evaluasi, dan pengendalian adalah faktor sumber daya manusia. Dengan demikian, suatu kebutuhan yang nyata, bahwa diperlukan penempatan tenaga yang tepat sesuai bidang keahliannya dalam upaya untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia pada pengelolaan proyek konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor khususnya mengenai pencapaian target mutu, waktu, dan biaya. Kata kunci : tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya PENDAHULUAN mana kesiapan pelaksana konstruksi di Sebuah proyek konstruksi dengan segala Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan sifat mempunyai nilai (value) suatu produk konstruksi dengan hubungan antar aktivitas yang kompleks dan mengurangi pemborosan (waste) yang terjadi ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi, internal atau lebih sering disebut prinsip konstruksi dan karakteristiknya, dan ekternal sehingga durasi aktivitas mempunyai tingkat ketidakpastian ramping yang tinggi(Soeharto,1995:21).Dipandang menunjukkan kelemahan kontraktor besar di dari karakteristik Indonesia durasi aktivitasnya, (lean dalam construction), hal perencanaan telah dan masing-masing metoda mempunyai asumsi penjadwalan (planning and schedulling), yang berbeda. Gantt Chart, CPM, dan PDM evaluasi, dan pengendalian.Penyebab dari mengasumsikan durasi aktivitas bersifat pasti kelemahan dalam hal perencanaan dan sementara penjadwalan (planning and schedulling), PERT dan GERT tidak pasti(Oberlender,2000:18). Suatu studi(Biemo, evaluasi, dan pengendalian adalah faktor Abduh, Reini, sumber daya manusia, dalam penggunaan Nuruddin,2006:17) untuk menilai sejauh teknologi yang mempermudah penguasaan 56 dan pelaksanan pengelolaan konstruksi di mempunyai lapangan(Biemo, Abduh, Reini, Nuruddin, diantaranya adalah: 2006:24). Dengan demikian, diperlukan - adanya batasan waktu pelaksanaan; suatu upaya untuk meningkatkankemampuan - adanya batasan pemakaianspesifikasi dan sumber daya manusiadalamupayameningkatkan pengelolaan dilakukan proyek oleh kinerja konstruksi kontraktor - Adanya batasan pemakaianjumlah tenagakerja; - mengenai pencapaian target mutu, waktu, dan beaya. tertentu, jumlah material; yang khususnya batasan-batasan Adanya batasan beaya dari sebuah proyek; - dsb. MUTU MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari penulisan makalah tentangPerencanaandan Penjadwalan Proyek WAKT U Pembangunan Gedung ini adalahsebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana praktek perencanaan, penjadwalan Ilustrasi dari 3 circles diagram diatas adalah: mengetahui Jika biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan direncanakan tetap, serta pengendalian proyek. b. Untuk BEAYA maka secara otomatis anggaran belanja permasalahan- material permasalahan yang dihadapi dalam akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan berkurang, akibatnya pengelolaan proyek. c. Untuk mengetahui kinerja waktu antara rencana dan realisasi proyek. secara umum proyek Rugi! Jika waktu pelaksanaan terlambat, sementara tidak ada rencana penambahan anggaran, maka mutu pekerjaan juga PERMASALAHAN Bagaimanakah praktek akan berkurang,akibatnya secara umum Perencanaan, proyek Rugi! Penjadwalan dan Pengendalian Proyek pada Proyek Pembangunan Gedung? PEMBAHASAN Proyek konstruksi(Soeharto,1995:36) adalah serangkian aktivitas untuk menghasilkan sebuah konstruksi atau bangunan, yang Jika mutu ingin dijaga, sementara waktu pelaksanaan terlambat, maka akan terjadi peningkatan anggaran belanja,akibatnya secara umum proyek juga Rugi! Inti dari 3 komponen proyek konstruksi tersebut adalah bagaimana menjadwal dan 57 mengendalikan pelaksanaan proyek agar 1. Rincian Struktur Kerja (Work berjalan sesuai dengan rencana yang telah Breakdown Structures/WBS) ditetapkan, selesai tepat pada waktunya, Kunci untuk semua rencana adalah sehingga tidak terjadi pengurangan mutu memecahkan aktifitas yang diinginkan pekerjaan kedalam atau penambahan anggaran belanja. sebuah bagian yang kecil(Forsberg,1996:52). Rincian struktur Teknik yang digunakan dalam penjadwalan proyek bervariasi, tergantung dari ukuran proyek, kompleksitas, durasi, personal dan tuntutan pemilik proyek(Kerzner,1992:41). Pemimpin proyek harus memilih teknik kerja diawali dengan komponen-komponen utama proyek.WBS merupakan patokan dari rencana kerja proyek. WBS memberi penjelasan mengenai: dan Pekerjaan yang dilakukan komunikatif untuk digunakan dan mudah Mengidentifikasi penjadwalan yang sederhana menyusun dimengerti oleh semua pihak. Terdapat keahlian yang dibutuhkan beberapa metoda yang umum digunakan, Panduan dalam memilih tim proyek yaitu: Bagan Balok (Bar Chart), kurva S dan Dasar penjadwalan proyek Diagram Jaringan Kerja (Network Diagram). 2. Diagram Perencanaan Proyek Tujuan Jaringan (The Network Diagram) dari perencanaan Langkah kedua dari perencaan (Reksohadiprojo,1997:28) adalah melakukan (Kerzner,1992:92) usaha menggambarkan diagram jaringan yang untuk memenuhi persyaratan adalah spesifikasi proyek yang ditentukan dalam menunjukkan batasan mutu,waktu danbiaya, ditambah diagram yang paling banyak digunakan dengan adalah bagan PERT. Pada bagan PERT terjaminnya faktor keselamatan (safety). Secara urutan kejadian. Tipe dengan mengikuti petunjuk garis panah, filosofis (Purwokohadi,1995:22) perencanaan mencakup empat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri setiap jalur dapat hal, yaitu aman, efektif, efisien, dan mutunya dijumlahkan dengan menambahkan terjamin. Produk dari perencanaan adalah lamanya waktu dari jalur masing-masing dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya seperti kegiatan.Jalur kritis (CP / Critical Path) pelaksanaan dan pengendalian. Tahapan atau adalah jalur terpanjang dan didefinisikan langkah-langkah dalam perencanaan proyek waktu minimal yang dibutuhkan untuk adalah : mengerjakan proyek(Ali,1992:67). 58 Dalam 3. Menghitung Biaya Proyek merencanakan jadwal Jika kontrak proyek telah mempunyai Manajer harga tetap, Manajer Proyek dapat jadwal yang diperkiraan ke Calender Days menghitung biaya kasar untuk tenaga (jadwal harian) atau lamanya pekerjaan. kerja, dan Metode terbaik untuk melakukan hal ini pekerja adalah dengan menggambarkan ke dalam material alat(Taylor,2000:43).Biaya perhari disebut „biaya penuh‟ yang harus mencakup biaya administrasi, operasi, sewa, pekerja, dan keuntungan(Mingus,2002:37). Untuk itu harus ditambahkan biaya tetap, seperti sewa computer, sewa peralatan khusus, biaya tak terduga, dan sebagainya.Biaya tetap harus dirinci oleh setiap estimator untuk kegiatan utamanya. mengaplikasikan sebuah Gantt Chart atau Bar Chart. Penjadwalan(Kerzner,1992:105) sangat berhubungan dengan waktu dan bagaimana koordinasi di lapangan. Waktu dan koordinasi di lapangan dapat terlaksana dengan baik jika di awal memiliki sistem penjadwalan yang tepat. Untuk itu kontraktor biasanya perlu membuat Master Schedule di awal proyek. Master schedule ini menggambarkan jadwal pekerjaan secara Penjadwalan Proyek Penjadwalan Proyekharus proyek, (Soeharto,1995:86) adalah umum. Oleh karena master schedule ini pengalokasian waktu yang tersedia untuk dibuat melaksanakan informasi yang ada didalamnya kurang masing-masing pekerjaan pada awal sesuai hingga dengan sebenarnya. Hal ini dapat membuat proyek keterbatasan- berjalan lebih cepat atau lebih lambat dari hasil mempertimbangkan optimal keterbatasan yang ada. Makin besar skala kondisi terkadang dalam rangka menyelesaikan suatu proyek tercapai dengan proyek, lapangan yang pada jadwal pada master schedule. proyek, semakin Masalah seperti ini dapat diatasi oleh kompleks pengelolaan penjadwalan proyek kontraktor karena dana yang dikelola sangat besar, penjadwalan pekerjaan jangka pendek, yang kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga dikenal besar, planning”.Short interval planning ini dapat kegiatan yang dilakukan sangat dengan sebagai membuat “Short rencana interval beragamserta durasi proyek menjadi sangat digunakan sebagai sistem pengawasan panjang(Forsberg,1996:78).Oleh karena itu, proyek konstruksi secara keseluruhan, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, khususnya sistem pengawasan digunakan cara-caraatau metode teknis yang penjadwalan sudah digunakan seperti CPM dan PDM. faktor keterlambatan pekerjaan setiap akhir sebagai proyek.Selain itu dianalisa 59 pengamatan mingguan, sehingga dapat untuk menunjukkan jadwal departemen atau mengurangi hambatan yang menyebabkan individual secara terpisah. Kecuali itu, oleh keterlambatan. karena diagram Gantt memfokuskan hanya pada Pengendalian Proyek Menurut Tubagus Haedar Ali (1992:66), pengendalian adalah usaha yang sistematis jadwal, kelemahan dalam maka mengakibatkan penyediaan informasi mengenai : untuk menentukan standar yang sesuai a. Penggunaan sumber daya secara efisien dengan sasaran dan tujuan perencanaan, b. Tahapan pra pelaksanaan di lapangan merancang c. Detail kemajuan pekerjaan (pada waktu sistem membandingkan standar, informasi, pelaksanaan menganalisis dengan pelaksanaan). kemungkinan Hal tersebut mengakibatkan penggunaan Bar melakukan Chart terbatas. Meskipun demikian, Bar tindakan koreksi yang diperlukan agar Chart masih digunakan secara luas, baik sumber daya dapat dilaksanakan secara berdiri sendiri maupun digabungkan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai penggunaan metode lain seperti kurva "S". sasaran dan tujuan. Hal ini terutama karena Bar chart mudah penyimpangan, kemudian Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa dipahami. Kurva S atau Hanumm Curve pengawasan, pemeriksaan, serta tindakan Kurva koreksi dikembangkan oleh Warren T Hanumm atas yang dilakukan selama proses implementasi. adalah sebuah grafik yang dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek Diagram Balok (Bar Chart ) Diagram Balok (Bar Chart )sering disebut Gantt Chart sesuai dengan nama penciptanya yaitu S Henry L.Gantt(Forsberg,1996:91).Dalam diagram balok, kegiatan digambarkan dengan balok horizontal. Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala waktu yang dipilih. Digambarkan balok-balok berpasangan, satu untuk rencana dan yang satu untuk realisasi. Diagram ini kecuali sederhana dan visual, keuntungan lainnya adalah dapat dipakai sejak awal hingga proyek(Purwokohadi,1995:65). dapat menunjukkan akhir Kurva kemajuan S proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek.Indikasi tersebut dapat 60 menjadi informasi awal guna melakukan kerja tindakan koreksi dalam proses pengendalian memperlihatkan kegiatan dan jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail ketergantungannya(Ali,1992:87). Network dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan planning menggunakan model yang berupa proyek. diagram yang disebut network diagram. Perbaikan menggunakan lebih metode lanjut dapat lain yang dikombinasikan, misal metode bagan balok atau network planning dengan memperbarui sumber daya maupun waktu pada masingmasing kegiatan. melalui diagram grafis yang Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Dupont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen. dikembangkan untuk Metode ini mengendalikan Untuk membuat kurva S, jumlah persentase sejumlah besar kegiatan yang memiliki kumulatif bobot masing-masing kegiatan ketergantungan yang kompleks. Metode ini pada suatu periode di antara durasi proyek relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan bila hasilnya dihubungkan dengan garis, kritis. Dari informasi network planning-lah akan membentuk kurva S. monitoring serta tindakan koreksi kemudian Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan pendekatan yang dilakukan dapat berupa dapat dilakukan, yakni dengan memperbarui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada dua macam diagram yang dikenal dalam network planning, yaitu Activity on Arrow dan Activity on Node/ Precedence Diagram Method. Activity on Arrow/CPM perhitungan persentase berdasarkan biaya per EETi item pekerjaan/kegiatan dibagi dengan total anggaran atau berdasarkan volume rencana I LETi ES LS X Y dari kegiatan terhadap volume total kegiatan. Dimana: I,J = Nomor peristiwa Network Planning X = Nama kegiatan EETj EF LF J LETj Network Planning atau yang dalam beberapa literatur disebut juga sebagai Network EET = Saat Paling Awal Kegiatan Analysis System (NAS) adalah nama umum LET = Saat Paling Lambat Kegiatan untuk teknik penyusunan dan koordinasi Y = Lama kegiatan 61 ES = Saat paling cepat untuk mulai kegiatan EF= Saat paling cepat untuk akhir kegiatan LS= Saat paling lambat untuk mulai kegiatan LF= Saat paling lambat untuk akhir kegiatan Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di Metode ini mempunyai karakteristik sebagai mana berikut : deterministik hanya menggunakan satu Diagram network menggunakan anak dibuat panah pendekatan yang dilakukan dengan jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan untuk kritis adalah lintasan dengan kumpulan menggambarkan kegiatan dan node-nya kegiatan menggambarkan peristiwanya/event. Node terpanjang yang dapat diketahui bila pada permulaan anak panah ditentukan kegiatannya mempunyai Total Float (TF) sebagai I-Node, sedangkan pada akhir = 0. anak panah ditentukan sebagai J-Node. Menggunakan perhitungan maju untuk yang mempunyai durasi Float : batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh waktu mulai paling awal optimasi waktu dan alokasi sumber daya. (EETi) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai maksimumnya. Menggunakan perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat Activity on Node/PDM Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: Hubungan Kegiatan (constraint) PDM (LETi) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai minimumnya. Diantara dua peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan, sehingga untuk menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi. 62 Hubungan ini banyak digunakan oleh software penjadwalan (MS Project, Primavera, dll) Pembuatan diagram network dengan yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the menggunakan simpul/node untuk percent complete) yang mencerminkan menggambarkan kegiatan. rencana penyerapan biaya (budgeted cost), Kegiatannya menggunakan diagram biaya aktual yang sudah dikeluarkan atau precedence. yang disebut dengan actual cost serta apa Bentuk diagram aktivitas dari precedence yang yang didapatkan dari biaya yang diagram method dapat berupa gambar sudah dikeluarkan atau yang disebut dibawah ini : earned value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan konsep earned value, dapat dihubungkan antara kinerja biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan varian dari biaya dan waktu (Flemming dan Koppelman, 1994 dalamBiemo, Muhammad, Reini, Nuruddin, 2006:29). Konsep Earned Value Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini, Konsep “earned value” merupakan salah seorang satu mengidentifikasi alat yang digunakan dalam manajer proyek kinerja dapat keseluruhan pengelolaan proyek yangmengintegrasikan proyek maupun paket-paket pekerjaan di biaya dan waktu(Biemo, Muhammad, dalamnya dan kemudian memprediksi Reini, Nuruddin, 2006:26). Konsep kinerja biaya dan waktu penyelesaian earned value menyajikan tiga dimensi proyek. Hasil dari evaluasi kinerja proyek 63 tersebut dapat digunakan sebagai early di Amerika Serikat mengharuskan warning jika terdapat inefisiensi kinerja penggunaan EVM untuk semua proyek dalam penyelesaian proyek sehingga dapat pemerintah. dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen danperubahan metode pelaksanaan agar pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah. Flemming dan dalamBiemo, Koppelman, 1994 Muhammad, Reini, Nuruddin, 2006:21, menjelaskan konsep earned value dibandingkan manajemen Penggunaan konsep earned value di biaya Amerika Serikat dimulai pada akhir abad tradisional hanyamenyajikan dua dimensi 20 di industri manufaktur. Pada tahun saja yaitu hubungan yang sederhana antara 1960an Departemen Pertahanan Amerika biaya Serikat mulaimengembangkan konsep ini Dengan manajemen biaya tradisional, (Taylor, 2000:34). Ada 35 kriteria yang status kinerja tidak dapat diketahui. Dari disebut grafik dapat diketahui bahwa biaya aktual Cost/Schedule System Criteria (C/SCSC). dengan biaya biaya rencana. memang lebih rendah, namun kenyataan dipertimbangkan sebagai alat pengendalian bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari finansial keahlian rencana ini tidak dapat menunjukkan analitis yang kuat dalam menggunakannya. bahwa kinerja yang telah dilakukan telah Pada tahun 1995 hingga 1998 Earned sesuai dengan target rencana. Sebaliknya, Value ditransfer konsep earned value memberikan dimensi untuk kepentingan industri menjadi suatu yang ketiga selain biaya aktual dan biaya standar pengelolaan proyek (ANSI/EIA rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah 748-A). Semenjak itu EVM tidak hanya besarnya pekerjaan secara fisik yang telah digunakan oleh Department of Defence, diselesaikan namun juga digunakan oleh kalangan value/percent complete. Dengan adanya industri lainnya seperti NASA dan United dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek States Depatment of Energy. Tinjaun EVM akan dapat lebih memahami seberapa juga dimasukkan dalam PMBOK Guide® besar First Edition pada tahun 1987 dan edisi- sejumlah biaya yang telah dikeluarkan. yang C/SCSC aktual Manajemen lebih edisi Namun, tradisional. memerlukan Management berikutnya. (EVM) Usaha kinerja atau disebut yang earned dihasilkan dari untuk menyederhanakan EVM mencapai titik momentumnya pada tahun 2000, yaitu ketika beberapa pemerintah Negara bagian 64 pekerjaan Earned Value Chart dalam periode tertentu. ACWP dapat berupa kumulatif hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam periode waktu tertentu. Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode BCWS BCWP ACWP waktu tertentu. BCWP inilah yang Ada tiga elemen dasar yang menjadi acuan disebut dalam menganalisa kinerja dari proyek dihitung berdasarkan akumulasi dari berdasarkan konsep earned value. Ketiga pekerjaan-pekerjaan elemen tersebut adalah: diselesaikan. Ada beberapa cara untuk Budgeted Cost for Work Scheduled menghitung BCWP diantaranya adalah: earned (BCWS) merupakan anggaran biaya Fixed yang dialokasikan berdasarkan rencana Milestone kerja complete, yang telah disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang formula, value. yang Milestone weights Unit BCWP ini telah weights, with percent complete, Percent complete, Level of effort. direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS pada akhir poyek Penilaian Kinerja Proyek Dengan Konsep Earned Value (penyelesaian 100 %) disebut Budget at Beberapa Completion juga Reini, Nuruddin,2006:31) yang terkait menjadi tolak ukur kinerja waktu dari dengan penilaian ini adalah:Cost Variance, pelaksanaan proyek. Schedule Variance, Cost Performance merefleksikan penyerapan (BAC). BCWS BCWS biaya Index, istilah(Biemo, Muhammad, Schedule Performance Index, rencana secara kumulatif untuk setiap Estimate at Completion, dan Variance at paket-paket Completion. pekerjaan urutannya sesuai berdasarkan jadwal yang direncanakan. Actual Cost (ACWP) keseluruhan dikeluarkan a. Cost Variance (CV) Cost variance merupakan selisih antara for Work Performed nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan adalah representasi dari paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual pengeluaran untuk yang yang terjadi selama pelaksanaan proyek. menyelesaikan 65 Cost variance positif menunjukkan bahwa yang didapat (BCWP) atau dengan kata nilai paket-paket pekerjaan yang diperoleh lain terjadi pemborosan. lebih besar dibandingkan dengan biaya d. Schedule Performance Index (SPI) yang dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan. b. Schedule Variance (SV) variance efisiensi digunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. kinerja menyelesaikan dalam pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran ACWP - BCWP CV=....................... (1) Schedule Faktor biaya yang dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan (BCWS). SPI = BCWP/ BCWS...................... (4) Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan (relatif yang mampu diselesaikan terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 BCWS - BCWP SV = .................... (2) menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan c. Cost Performance Index (CPI) tidak sesuai dengan yang diharapkan Faktor efisiensi biaya yang telah karena tidak mampu mencapai target dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan pekerjaan yang sudah direncanakan. membandingkan KESIMPULAN DAN SARAN nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Dari hasil uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Praktek perencanaan, penjadwalan, CPI= BCWP/ACWP....................... (3) serta pengendalian pekerjaan pada Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai proyek Pembangunan Gedung di Kota yang Semarang perlu diterapkan dipelajari diperoleh (relatif terhadap nilai proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1 dan ditingkatkan. 2. Kemungkinan adanya keterlambatan menunjukkan kinerja biaya yang buruk, waktu dan progress karena biaya yang dikeluarkan (ACWP) disebabkan lebih besar dibandingkan dengan nilai perubahan gambar dan spesifikasi pada oleh masih biasanya terjadi 66 tahap pelaksanaan, pembayaran dan keterlambatan keputusan yang lambat dari owner. 3. Dengan menggunakan metode earned value sebagai usaha untuk menganalisis progress proyek, dapat disimpulkan bahwa: a. Metode earned value dapat berguna untuk monitoring dan evaluasi progress proyek pada baseline tertentu. b. Metode ini juga dapat memprediksi kerugian waktu dan biaya karena irama kerja yang cenderung lambat, sehingga tambahan durasi proyek dan biaya akhirnya dapat dihitung dengan pendekatan matematis, tindakan kareksi apa selanjutnya juga dapat ditentukan. c. Informasi dari metode ini adalah data yang akan digunakan untuk melakukan tindakan koreksi seperti mempercepat irama kerja dengan pertukaran biaya dengan waktu (duration cost-trade off) atau dengan penambahan tenaga kerja atau lembur (overtime) serta penjadwalan kembali sumberdaya, missal tenaga kerja, peralatan serta material. DAFTAR PUSTAKA Garold Construction”, McGraw-Hill International Editions, New York, 1993. Harold Kerzner, Ph.D., “Project Management, A System approach to Planning, Scheduling, amd Controlling”, Fouth Edition, Van Nostrand Reinhold, New York, 1992. Imam Soeharto, ”Manajemen Proyek, Dari Konseptual Sampai Operasional”, Erlangga, Jakarta, 1995. James Taylor, ”The Project Management Workshop”, Amacom, American Management Association, New York, 2000. Kevin Forsberg, ”Visualizing Project Management”, John Willey & Sons,Inc, New York, 1996. Nancy Mingus, ”Project Management”, Prenada Media, Jakarta, 2002. Oberlender, Garold D., “Project Management for Engineering and Construction”, 2nd edition, McGraw-Hill, 2000 Purwokohadi, ”Manajemen Proyek Konstruksi”, Departemen PU, Jakarta, 1995. Sukanto Reksohadiprodjo, ”Manajemen Proyek Edisi 4”, BPFE, Yogyakarta, 1997. Tubagus Haedar Ali, ”Prinsip-prinsip Network Planning”, Gramedia,Jakarta, 1992. SoemardiW. Biemo, Abduh Muhamad, Wirahadikusmah D. Reini, Pujoartanto Nuruddin, “Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi”, Makalah Hasil Riset ITB, 2006. D. Oblender, ”Project Management for Engineering and 67