73 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Faktor

advertisement
73
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Faktor-faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan
yaitu
perhatian,
penilaian,
pemberdayaan
pegawai,
kepercayaan,
pengungkitan kompetensi (pelatihan), kepemimpinan dalam institusi, sistem
informasi, pengukuran kinerja, budaya pengetahuan, struktur pengetahuan
dan penghapusan batasan organisasi pada Institut Pertanian Bogor telah
diterapkan dengan baik. Sedangkan faktor otonomi pegawai dan
benchmarking penerapannya masih dalam kategori cukup baik.
Tingkat kepentingan yang diharapkan pegawai berbeda dengan tingkat
kinerja aktual jika dilihat berdasarkan faktor-faktor kunci kesuksesan
penerapan manajemen pengetahuan. Hal-hal yang menjadi harapan pegawai
kependidikan lebih besar dari yang terealisasi di Institut Pertanian Bogor.
Jika dilihat per indikator, pengukuran kinerja memiliki nilai gap terbesar dan
perhatian memiliki nilai gap terkecil.
Ada dua faktor utama yang menjadi kunci kesuksesan penerapan
manajemen pengetahuan. Dua faktor tersebut yaitu faktor pertama yang
dinamakan faktor konfigurasi lingkungan organisasi dan teknologi terdiri
atas pengungkitan kompetensi (pelatihan), kepemimpinan dalam institusi,
sistem informasi, pengukuran kinerja, budaya pengetahuan, benchmarking
(pembandingan), kepercayaan, struktur pengetahuan dan penghapusan
batasan organisasi. Sedangkan faktor kedua yang dinamakan dengan faktor
sosial (orang) yang terdiri atas perhatian, penilaian, pemberdayaan pegawai
dan otonomi pegawai.
2. Saran
a. IPB perlu memperhatikan faktor otonomi pegawai dengan cara
memberikan
kesempatan
kepada
pegawainya
dalam
mengambil
keputusan akan masalah yang dihadapi dalam konteks permasalahan
yang wajar. Selama ini, pegawai di IPB hanya diberikan otonomi untuk
memberikan
ide,
saran
dan
pendapat
untuk
masukan
dalam
menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Sedangkan wewenang untuk
74
pengambilan suatu keputusan akan kondisi yang dihadapi masih
dipegang oleh pemimpin. Kemudian, IPB juga harus memperhatikan
faktor benchmarking (pembandingan) dengan cara memfokuskan hal-hal
yang dirasa perlu diperbaiki di dalam institusi. Kegiatan benchmarking
akan lebih efektif apabila adanya suatu rancangan rencana kegiatan,
tempat pelaksanaan benchmarking, beserta anggaran dan manfaat yang
akan diperoleh sehingga jelas kegiatan benchmarking yang akan
dijalankan.
b. Sebaiknya IPB lebih memperhatikan indikator pengukuran kinerja
karena indikator ini memiliki nilai kesenjangan terbesar. IPB diharapkan
dapat memberikan
pelatihan-pelatihan bagi tim yang melakukan
pengukuran kinerja secara berkala agar dapat bekerja secara objektif
dalam melakukan penilaian. Selain itu, IPB diharapkan juga dapat lebih
mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang terkomputerisasi dan
berbasiskan web karena selama ini bentuk pengukuran kinerja di IPB
secara umum dalam bentuk naratif. Kemudian, adanya sistem Balanced
Scorecard yang baru mulai diterapkan di IPB diharapkan dapat
dilakukan dengan baik dan konsisten sehingga sistem pengukuran
kinerja akan menjadi lebih baik lagi.
c. Dalam mengambil suatu tindakan, institusi dapat menganalisis hanya 2
(dua) faktor saja dari 13 faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen
pengetahuan yaitu faktor konfigurasi lingkungan organisasi dan
teknologi atau faktor sosial (orang). Sebaiknya tindakan yang diambil
berasal dari faktor yang sama.
d. Saran untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menganalisis
mengenai faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan
pada Institut Pertanian Bogor secara sensus atau sampling dengan tenaga
kependidikan dan tenaga pendidik di IPB.
Download