sistem pendidikan perspektif filsafat islam dan barat

advertisement
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
SISTEM PENDIDIKAN PERSPEKTIF FILSAFAT
ISLAM DAN BARAT
Kadir Sobur
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Abstrak: Pendidikan secara filosofisnya adalah usaha
memanusiakan manusia. Ini merupakan sebagai proses suatu
bimbingan, yang mempunyai dasar dan tujuan yang terencana
dengan jelas. Dasar, landasan dan tujuan sebagai target yang akan
dicapai dalam rangkaian aktivitas tersebut akan terbentuk dalam
suatu sistem. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan sebagai
suatu sistem terangkai oleh berbagai komponen pendukung yang
antara satu sama lain saling tergantung, saling berhubungan dan
saling menentukan. Secara garis besarnya komponen-komponen
yang termuat dalam sistem pendidikan mencakup dasar, metode,
bahan, alat, pendidik, peserta didik, evaluasi serta tujuan
pendidikan. Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin
agar terbentuk pribadi muslim seutuhnya. Konsep pendidikan Islam
disandarkan pada Al-Qur’an dan hadits Nabi. Berbeda halnya
dengan
konsep pendidikan barat adalah berdasarkan pada
kerangka sekuler, liberal, pragmatis dan materialis serta rasionalis
empiris, di Barat ilmu pengetahuan hanya berdasarkan pada akal
dan indra, sehingga ilmu pengetahuan itu hanya mencakup hal-hal
yang dapat diindrakan dan dinalarkan.
Kata kunci: Pendidikan, Islam, Barat.
Pendahuluan
Manusia merupakan maklhluk-Nya paling sempurna dan sebaikbaik ciptaan yang dilengkapi dengan akal fikiran. Dalam hal ini
Ibnu Arabi dalam Samsul Nizar melukiskan hakekat manusia
dengan mengatakan bahwa “tak ada makhluk Allah yang lebih
bagus daripada manusia yang memiliki daya hidup, mengetahui
berkehendak berbicara, melihat, mendengar berfikir dan
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
95
Kadir Sobur
memutuskan.1 Ini menandakan bahwa penghargaan terhadap
manusia sangatlah tinggi, oleh karenanya sebagai manusia dalam
hal ini dituntut harus mampu menempatkan diri sebagai hamba
Tuhan pada satu sisi dan disisi lain sebagai makhluk sosial.
Aratinya manusia harus mampu menjalin hubungan baik dengan
Allah Swt sebagai bentuk penghambaan dan dengan manusia serta
makhluk lainnya sebagai hubungan secara horizontal.
Oleh karenanya agar manusia mampu untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya, maka manusia harus membekali diri dengan
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan manusia diperoleh baik
melalui pengalaman maupun pendidikan, baik pendidikan formal
maupun non formal. Untuk itu manusia harus mendayagunakan
potensi yang dianugerahkan kepadanya secara bertanggung jawab
dalam rangka merealisasikan tujuan dan fungsi penciptaannya di
alam ini baik sebagai ‘abd maupun sebagai khalifah fil ardl.
Pendidikan adalah hidup2, ini berarti bahwa merupakan semua
daripada pengalaman belajar yang berlangsung mempengaruhi
pertumbuhan individu dalam suatu lingkungan
sepanjang
hidupnya. Pendidikan ditujukan untuk mencapai keselarasan
dengan prinsip dasar dengan perwujudan diri melalui kegiatan
sendiri dalam kehidupan. Kehidupan yang dicari adalah kehidupan
dan budaya yang sempurna yaitu kehidupan dengan segala
aspeknya, serta keselarasan yang terdapat didalamnya dan dalam
semua hubungan-hubungan hidup yang terjalin di dalamnya
dengan demikian terkandung didalamnya suatu pengetahuan yang
terdiri dari tentang alam, tentang Tuhan, tentang manusia dan
tentang hukum-hukum
yang berhubungan dengan semua
pengetahuan tersebut.
Pendidikan adalah sekolah3, ini berarti dalam artian sempit
yang menganggap bahwa pendidikan dan pengajaran yang
diselengarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
mengupayakan sekolah terhadap anak dan remaja sehingga
1
Samsul Nizar,Filsafat Pendidkan Islam Pendekatan Historis Teoritis
dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press.2002.1
2
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal
Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di
Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada:2006, 3
3
Ibid, 6
96 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
mendapatkan ilmu pengetahuan agar dapat mempunyai
kemampuan yang sempurna yang peka terhadap lingkungan dan
kehidupan sosialnya, sehingga melahirkan generasi yang tangguh
serta mampu untuk membangun bangsa dan negara.
Pendidikan salah satu unsur pembangun peradaban bangsa.
Sedangkan hasil akhir sebuah pendidikan tergantung pada tujuan
awal pendidikan itu sendiri. Islam dan Barat memiliki pandangan
berbeda mengenai hal tersebut. Paham rasionalisme yang
berkembang di Barat dijadikan dasar pijakan bagi konsep-konsep
pendidikan Barat. Ini jauh berbeda dengan Islam yang memiliki alQur’an, Sunnah, dan Ijtihad para ulama sebagai konsep
pendidikannya. Hal inilah yang membedakan ciri-ciri dari
pendidikan yang ada di Barat dengan pendidikan Timur khusnya
Islam. Masing-masing peradaban ini memiliki karakter yang
berbeda sehingga produk yang dihasilkan pun memiliki ciri-ciri
yang berbeda pula.
Pendidikan memiliki definisi yang beragam. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan (proses, perbuatan, dan cara mendidik). Dalam
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1
ayat (1), Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.4
Seorang tokoh pendidikan Barat, John Dewey mengatakan
bahwa pendidikan adalah kerja mengatur pengetahuan untuk
menolong dan mengeluarkan serta menambahkan lagi pengetahuan
yang ada agar hidup dengan lebih selamat lagi.5 proses
pembentukan kecakapan fundamental, secara intelektual dan
4
Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Islamic Education Management
Dari Teori Ke Praktek; Mengelola Pendidikan Secara Profesional Dalam
Perspektif Islam. 112
5
Abdul Fatah Hasan , Pengenalan Falsafah Pendidikan, (Pahang: PTS
Publications & Distributor Sdn. Bhd. 2001). hal.77.
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
97
Kadir Sobur
emosional, ke arah alam sesama manusia. Dari pendidikanlah
seseorang mengalami proses pengembangan kemampuan, sikap,
dan tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat mereka hidup.
Proses sosial yang terjadi ini dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang
dari sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimal.
Pendidikan juga dipengaruhi oleh lingkungan individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam
tingkah laku, pikiran dan sikapnya. Hal demikian juga dinyatakan
oleh Zakiah Derajat bahwa pendidikan sebagai salah satu
kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan
yang mempersiapkan dan membukan serta membentuk disiplin
hidup.6
Dalam kaitan ini, Hasan Langgulung berpendapat bahwa
pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, dari
sudut pandangan masyarakat, dan kedua, dari segi pandangan
individu. Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti
pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda agar
hidup masyarakat tetap berlanjutan. Atau dengan kata lain,
masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan
dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap
terpelihara. Sedangkan dari sudut pandang individu, pendidikan
berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan
tersembunyi yang terdapat dalam individu.7 Begitu juga menurut
Veithzal Rivai Zainal dan Fauzi Bahar mengatakan bahwa
pendidikan adalah proses secara sistematis untuk mengubah
tingkah lakuk seseorang untuk mencapai tujuan organisasi, karena
pendidikan berkaitan erat dengan kemampuan atu keahlian
seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik dan
benar,8
Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para tokoh di atas
memiliki kesamaan pandangan dan mengarah pada satu tujuan
6
Zakiah Derajat. Agama dan Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan
Bintang: 1983. 1
7
Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husna.
1987. 3.
8
Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Op.Cit. 112
98 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
tertentu, yaitu pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa
merupakan suatu proses dalam mempersiapkan generasi mudanya
untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara
efektif dan efesien. Maka, berdasarkan pemahaman tersebut, ciriciri pendidikan adalah pendidikan mengandung tujuan, yaitu
kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk
kepentingan hidup. Kemudian,untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi
(materi), strategi, dan teknik penilaian yang sesuai. Sedangkan
kegiatan pendidikan dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. (formal dan non formal).
Oleh karena itu, pendidikan mengandung pokok-pokok
penting, sebagai berikut :
1) Pendidikan adalah proses pembelajaran
2) Pendidikan adalah proses sosial
3) Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia
4) Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan
kemampuan, sikap dan perilaku positif
5) Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar
6) Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan
7) Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik
8) Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.
Jadi, Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya
sekedar mengembangkan aspek intelektual semata atau hanya
sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tapi
juga sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter
dalam segala aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga ikut
berperan dalam membangun peradaban dan membangun masa
depan bangsa.
Pendidikan Islam Perspektif Filsafat Islam dan Barat
Sistem Pendidikan Islam
Proses pendidikan sebenarnya sudah berlangsung sepanjang
sejarah dan perkembangan, sejalan dengan perkembangan sosial
budaya manusia di muka bumi ini. Sementara itu Allah Swt telah
menurunkan petunjuk-petunjuk guna menjaga dan mengarahkan
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
99
Kadir Sobur
pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya tersebut, agar tidak
menyimpang dari tujuan penciptaan alam dan manusia itu sendiri.9
Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, mengikuti
berbagai komponan yang berkaitan satu sama lain. Namun jika
pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka
berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu
dikenali. Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidkan sebagai
suatu sistem. Istilah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma)
dan bahasa Yunani (sustēma) yang berarti suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi satu sama lain
dengan demikian orang dapat menciptakan model tertentu
berdasarkan sistem yang ada.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki
item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti Negara, partai
politik, badan-badan dunia dsb. Negara misalnya, merupakan suatu
kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana
yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada
dinegara tersebut.
Kata “sistem” banyak digunakan dalam percakapan seharihari, dalam forum diskusi maupun temu ilmiah. Kata ini digunakan
untuk banyak hal, dan juga pada banyak bidang, sehingga
maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan
di antara mereka. Sistem sebagai suatu organisasi atau kumpula
objek-objek yang terangkai dalam interaksi dan saling bergantung
dan teratur.
Menurut Ryans (1968) dalam Nanang Fattah mendefinisikan
sistem sebagai: “any identifiable assemblage of element (object,
persons, activities, informations, record, etc) wich are interrelated
by proces or strukture and wich are presumde to funtions as an
9
Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.9.
100 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
organizational entity generating an observable (or some times
merely inferable) prodact”.10
Menurut Ludwig von Bertalanffy (1940) dalam Karhi Nisjar
dan Winardi: Pengertian sistem sebagai suatu elemen-elemen yang
berada dalam keadaan yang saling berhubungan11. Sementara itu
Kamus Webster mengemukakan pengertian sistem sebagai suatu
kesatuan (untiy) yang kompleks yang dibentuk oleh bagian-bagian
yang berbeda-beda yang masing-masing terikat pada rencana yang
sama atau berkontribusi untuk mencapai tujuan yang sama.
Kemudian sistem sebagai suatu kupulan (keseluruhan) elemenelemen yang saling berinteraksi dan saling menuju kearah
pencapain tujuan atau sasaran-sasaran tertentu.12 Demikian juga
David Ic dan William R.K mengatakan sistem adalah kumpulan
dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berinteraksi secara
teratur dan membentuk satu kesatuan yang utuh.13
Berdasarkan pengertian di atas, sistem adalah kumpulan objek
yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu dalam lingkungan yang kompleks. Objek yang dimaksud
disini adalah bagian-bagian dari sistem seperti input, proses,
output, pengembalian umpan balik, batasan-batasan, dimana setiap
bagian ini mempunyai beberapa nilai atau harga yang bersamasama menggambarkan keadaan sitem pada suatu saat tertentu.
Pendidikan dapat dilihat sebagai proses suatu bimbingan, yang
mempunyai dasar dan tujuan yang terencana dengan jelas.
Keterkaitan antara dasar dengan landasan dan tujuan sebagai target
yang akan dicapai menjadikan proses bimbingan tersebut
terangkum sebagai rangkaian aktivitas yang terbentuk dalam suatu
sistem. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan sebagai suatu
sistem terangkai oleh berbagai komponen pendukung yang antara
satu sama lain saling tergantung, saling berhubungan dan saling
menentukan. Secara garis besarnya komponen-komponen yang
10
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Islam, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. 2013. 6.
11
Karhi Nisjar dan Winardi. Teori Sistem dan Pendekatan Sistem
Dalam Bidang Manajemen. Cimandiri. CV. Mandar Maju.1997. 61.
12
Ibid. 64.
13
Yakub dan Vito Hisbanarto. Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan. Yokyakarta: Graha Ilmu.2014. 2
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
101
Kadir Sobur
termuat dalam sistem pendidikan mencakup dasar, metode, bahan,
alat, pendidik, peserta didik, evaluasi serta tujuan pendidikan.14
Suatu sistem pendidikan akan dapat terselenggara dengan baik
apabila didukung oleh komponen-komponen diatas. Pertama dasar
pendidikan yang berorientasi pada pemikiran filosofis tentang
pendidikan. Untuk mengantar kepada tercapainya tujuan pndidikan
yang dicita-citakan, juga memerlukan bahan-bahan pendidikan
antaranya kurikulum, tenaga pendidik, yang memiliki kemampuan
pedagogik, dengan menggunakan berbagai metode yang efektif
sehingga pada proses pentransperan ilmu dan pembelajaran
berjalan dengan baik. Kemudian daripada itu pada tahap akhirnya
untuk mengukur tingkat keberhasilannya adalah dengan melakukan
evaluasi.
Menurut pandangan Islam Pendidikan sebagai sebuah proses,
berawal dari saat Allah SWT sebagai Rabb al-amin menciptakan
alam ini. Selanjutnya Tugas-tugas kependidikann itu diserahkan
kepada para Nabi dan Rasul untuk mendidik manusia di bumi ini.
Sehubungan dengan itu maka para ahli didik muslim kemudian
berusaha menemukan kembali pedoman tersebut dengan menyusun
konsep pendidikan Islam dalam konteks zamannya.
Pendidikan Islam memiliki tiga tahap kegiatan yaitu: tilawah
(membaca ayat Allah), tazkiyah (menyucikan diri), ta’limul Kitab
wassunnah (mengajarkan al-kitab dan hikmah). Pendidikan
mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan
menyeluruh, pemeliharaan apa yang dipelajarinya, pengembangan
atas ilmu yang telah diperolehnya, dan akan tetap pada rel syari’ah.
Hasil dari pendidikan islam akan membentuk jiwa yang tenang
akal yang cerdas, dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
Dalam sistem berpikir filsafat, pendidikan Islam dinyatakan
sebagai sistem. Artinya, pendidikan Islam berkaitan dengan tiga
unsur fundamental, yaitu:
a. Realitas masyarakat yang memandang ajaran-ajaran Islam
merupakan ide dasar pendidikan dunia dan akhirat.
b. Ilmu pengetahuan tidak sebatas memahami yang lahiriah,
tetapi yang batiniahpun menjadi objek kajian, sebagai manusia
14
H. Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
2003. 113.
102 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
yang dibimbing bukan hanya aspek jasmaninya, melainkan juga
rohaninya.
c.Semua yang ada dengan dan tanpa ilmu pengetahuan akan
terus berubah. Perubahan merupakan hukum alam, sedangkan
pengetahuan diketahui melalui pendidikan yang sumbernya dapat
bervariasi, sebagaimana ilmu yang bersumber dari pengalaman
fisik atau inderawi atau dari pengalaman intuitif.
Secara filosofis, hakikat pendidikan berkaitan dengan hakikat
para pendidik, peserta didik, lembaga pendidikan, dasar-dasar dan
tujuan pendidikan, hak dan kewajiban, tugas dan kedudukan semua
yang terlibat dalam pendidikan. Selain itu, secara epistimologis
sumber-sumber dan tolak ukur pendidikan dikaji secara kritis dan
mendalam sehingga akan berjalan harmonis dengan tujuan
pendidikan yang dimaksudkan.
Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan masalah yang paling krusial yang dapat
mendongkrak martabat suatu bangsa. Makin tinggi tingkat
pendidikan rakyat suatu negara maka semakin baik negara itu.
Islam sangat memerhatikan pendidikan/tarbiyah. Hal tersebut
terlihat pada wahyu pertama kepada Nabi Muhammad adalah Iqra’
(bacalah!) mengandung makna yang dalam tentang pentingnya
suatu tarbiyah bagi kelangsungan peradaban umat manusia ini.
Didalam Islam menurut Veitzal Rifai’ Zainal & Fauzi Bahar,
terdapat tiga istilah pendidikan yaitu: tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
Istilah Tarbiyah berakar pada tiga kata yaitu pertama kata raba
yarbu, berarti bertambah atau tumbuh. Kedua kata rabia yarba,
berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga kata raba yarubbu, yang
berarti memperbaiki, menguasai, memimpin,menjaga dan
memelihara.15 Hal tersebut sebagai mana firman Allah dalam
surah Al-Isra’ [17] : 24, yang mendukung istilah tarbiyah
antaranya:
          
 
15
Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar.Op.Cit. l 72.
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
103
Kadir Sobur
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Isra’ [17] : 24).16
Abdul Fatah Jalal dalam Veithzal Rifai Zainal mengatakan
“bahwa yang dimaksud dengan tarbiyah pada ayat tersebut diatas
adalah pendidikan yang berlangsung pada fase pertama
pertumbuhan manusia, yaitu fase bayi dan kanak-kanak masa anak
sangat bergantung pada kasih sayang keluarga. Dengan demikian
pengertian yang digali dari kata tarbiyah terbatas pada
pemeliharaan, pengasuhan, dan pengasihan anak manusia pada
masa kecil. Istilah kedua menurut Jalal adalah ta’lim, merupakan
proses pembelajaran secara terus menerus sejak manusia lahir
melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan,
dan hati.17 Pengertian ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah
A-Nahl [16]: 78 yakni;
         
      
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.18
Jadi terlihat bahwa pada proses ini merupakan tanggung
jawab orang tua ketika anak masih kecil. Setelah dewasa
hendaknyan orang belajar secara mandiri sampai ia tidak mampu
lagi meneruskan belajarnya baik karena meninggal dunia maupun
usia tua. Proses ta’lim tidak berhenti pada pencapain pengetahuan
dalam wilayah kognisi semata, akan tetapi juga beranjak pada
mencapai wilayah afeksi dan psikomotorik. Ketiga adalah istilah
ta’dib sebagaimana yang dinyatakan oleh al–Attas, adalah
16
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya : Departemen
Agama RI.1989.
17
Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. ibid..72
18
Anonim. Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya:
Departemen Agama RI.1989.
104 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
pengenalan dan tentang hakekat maupun rohani seseorang,
dengan demikian kata adab mencakup pengertian ilmu dan amal.19
Kemudian Haidar Putra Daulay (2014) mengatakan bahwa
pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin
agar terbentuk pribadi muslim seutuhnya.20 Kemudian Omar
Muhammad al-Toumy al-Syaibani dalam Haidar Putra mengatakan
bahwa pendidikan islam adalah usaha mengubah tingkah laku
individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan
kemasyarakatannya dan kehidupan alam sekitarnya melalui proses
pendidikan.21 Maka dengan demikian nyatalah bahwa di dalam
Islam itu sendiri adalah sangat mengapresiasi terhadap pendidikan,
baik itu terhadap keluarga maupun orang lain. Sebagaimana
peringatan Allah dalam surah Mujadilah ayat 11, yaitu:
         
             
        
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu:
"Berlapang-lapanglah
dalam
majlis",
Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AlMujadilah : 11).22
Dari ayat tersebut nyatalah bahwa Allah Swt adalah
menyukai orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan dengan artian orang yang berilmu
19
Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Ibid.
H. Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat.
Jakarta. Kencana.2014. 11
21
Ibit. .11
22
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen
Agama RI.1989.
20
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
105
Kadir Sobur
pengetahuan tersebut mendapatkan pengetahuannya dengan
melalui pendidikan.
Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam
ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut
Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang
menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan
oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah
beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Adz- Dzariyat ayat 56
:
      
Artinya:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS. AdzDzariyat: 56)23
Jalal juga menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah
itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan,
mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat.
Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan
perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek
ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya
agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek
kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan,
perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
hal tersebut sejalan dengan Muhlas Samani (2012) dalam Maisah,
menyatakan bahwa ada lima sikap dan perilaku yang harus
tertanam dalam diri insan yakni; sikap dan perilaku dalam
23
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen
Agama RI.1989.
106 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
hubungan dengan Tuhan, denga diri sendiri, keluarga, masyarakat
serta alam sekitar.24
Menurut al Syaibani dalam Ari Juniar Susanto, tujuan
pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup
perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat,
tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang
harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup
tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat,
perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman
masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai
kegiatan masyarakat.
Menurut al Abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam
menjadi
a. Pembinaan akhlak.
b. Menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
c. Penguasaan ilmu.
d. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam
dapat diperinci menjadi;
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
a. Bahagia di dunia dan akhirat.
b. menghambakan diri kepada Allah.
c. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan
masyarakat islam.
d. Akhlak mulia. 25
24
Maisah. Manajemen Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press
Group. 2013. 37-38
25
Ari Juniar Susanto. Pendidikan Dalam Pandangan Islam. Melalui
http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-dalam-pandanganislam.html (16-11-2015)
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
107
Kadir Sobur
Selain daripada itu tujuan pendidikan Islam adalah adalah
terbentuknya insan kamil yang memiliki wawasan kaffah agar
mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan,dan
pewaris nabi. Tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Terbentuknya “insan kamil” .
b. Terciptanya insan kaffah .
c. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah,
serta pewaris Nabi.26
Selain daripada itu al-Abrasi (1975) dalam Haidar Putra
mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam sebagai berikut:
1. Membantu pembentukan ahlak yang mulia.
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3. Menumbuhkan roh ilmiah ((scientifik spirit).
4. Menyiapkan peserta didik dari segi profesional.
5. Persiapan untuk mencari rezeki.27
Maka dari itu terlihat bahwa tujuan pendidikan islam
sangat berkaitan erat dengan tujuan diciptakannya manusia oleh
Allah Swt, dan sebagai hamba Allah Swt maka manusia memiliki
tanggung jawab baik terhadap Allah Swt sebagai sang pencipta
maupun manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi
ini.
Untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia
sudah dibekali oleh Allah Swt berbagai potensi, termasuk tiga
potensi dasar, yaitu roh, jasmani dan rohani. Roh yang memberikan
potensi tauhid dalam bentuk kecenderungan untuk mengabdi
kepada penciptanya. Adapun potensi jasmani berupa sosok fisik
berupa kelengkapan faalnya, yang teramu dalam konstitusi
biokimia, semuanya dalam bentuk materi. Sedangkan potensi
rohani (mental), berupa konstitusi non materi termasuk didalamnya
komponen-komponen seperti jiwa, naluri, indra (insting) bakat,
perasaan akal dan lainnya.28
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memiliki 4 (empat)
macam fungsi, yaitu:
26
M.Ardiansyah. Perbedaan Pendidikan Islam Dengan Barat dalam
http://aredine86.blogspot.co.id/2013/05/makalah-perbedaan-pendidikanislam.html (17-11-2015)
27
H. Haidar Putra Daulay. Op.Cit. 16
28
Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Op.Cit. . 127
108 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
1. Fungsi edukatif, artinya mendidik dengan tujuan
memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik agar terbebas
dari kebodohan.
2. Fungsi pengembangan kedewasaan berpikir melalui proses
transmisi ilmu pengetahuan.
3. Fungsi pengetahuan keyakinan terhadap kebenaran yang
diyakini dengan pemahaman ilmiah.
4. Fungsi ibadah sebagai bagian dari pengabdian hamba
kepada Sang Pencipta yang telah menganugerahkan jasmani dan
rohani kepada manusia. 29
Aspek-Aspek Pendidikan Islam
Rasulullah Saw, merupakan teladan utama bagi kaum
muslimin atas semua aspek dalam kehidupan sebagaimana firman
Allah Swt (QS. al-Ahzab: 21) yakni:
            
    
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
Dari ayat tersebut diatas terlihat bahwa beliau merupakan
teladan dalam keberanian, konsisten, dalam kebenaran, pemaaf,
rendah hati, dalam pergaulan dengan tetangga, pada sahabat dan
keluarganya. Demikianlah pendidikan harus meneladani Rasulullah
Saw.
Oleh karenanya kita sebagai umat nabi Muhammad saw,
dipandang dari sudut potensi manusia yang terdiri dari dua jenis
yakni potensi lahir dan potensi batin, Maka dapat dilihat ada
beberapa aspek yang perlu dikembangkan. Pertama, aspek
pendidikan fisik manusia. Kedua, aspek pendidikan ruhani manusia
yang meliputi aspek pikiran dan perasaan manusia. Adapun
29
http://elmanemien.blogspot.co.id/2010/03/pengantar-umum-filsafatpendidikan.html
di unduh 11-10-2015
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
109
Kadir Sobur
manusia ditinjau dari segi fungsinya sebagai khalifah maka aspek
yang perlu dikembangkan yaitu aspek pemahaman, penguasaan,
dan tanggung jawab terhadap kelestarian alam raya. Berkenaan
dengan itu, maka perlu di kembangkan aspek pendidikan ilmu
pengetahuan dan aspek pendidikan moral serta aspek keterampilan
pengelolaan alam raya ini. Ditinjau dari fungsi manusia sebagai
hamba, maka aspek yang penting untuk dididik yaitu aspek
pendidikan ketuhanan atau ilmu ketauhidan.
Berdasarkan alur fikir yang terdapat diatas, maka menurut
Haidar Putra Daulay beberapa aspek pendidikan yang perlu
ditanamkan kepada manusia itu menurut konsep pendidikan Islam
yaitu:
1. Aspek Pendidikan ketuhanan dan akhlak.
2. Aspek Pendidikan akal dan ilmu pengetahuan.
3. Aspek Pendidikan fisik.
4. Aspek Pendidikan kejiwaan.
5. Aspek Pendidikan estetik.
6. Aspek Pendidikan keterampilan
7. Aspek Pendidikan sosial.30
Aspek pendidikan ketuhanan adalah penanaman jiwa
beragama terhadap individu yakni menanamkan nilai-nilai dan
akidah yang kuat atau ketauhidan yang kokoh. Sehingga tetanam
keimanan yang sejati yakni dengan menjalankan syari’at Islam
secara konsekwen yang terwujud melalui perbuatan dan tingkah
laku keseharian dalam kehidupan. Pendidikan moral atau akhlak
yang mulia tercermin pada tingkah laku yang terpuji dan menjauhi
tingkah laku yang tercela. Pendidikan akal, ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta berkaitan dengan kepintaran yang sejalan
dengan pencerdasan akal sehingga peserta didik mendapatkan
bekal ilmu pengetahuan yang baik dan benar. Adapun pendidikan
keterampilan adalah memberi pendidikan yang berbentuk
ketrampilan sehingga peserta didik memilki kecakapan khusus.
Selanjutnya pendidikan fisik juga berkaitan dengan jasmani
memelihara dan mengembangkan bagian fisik tubuh senhingga
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
30
H. Haidar Putra Daulay. Op.Cit.. 17.
110 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
Kemudian pendidikan kejiwaan pada intinya adalah
menghendaki peserta didik memiliki jiwa yang sehat dan bersih,
sehingga terhindar dari segala macam penyakit jiwa atau lainnya.
Oleh karenanya pemeliharaan jiwa agar tetap menjadi jiwa yang
mutmainnah, antaranya yang mampu memelihara keseimbangan
kejiwaan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan apalagi dengan Allah Swt, sehingga dapat melahirkan
ketentraman jiwa.
Begitu juga pada aspek pendidikan sosial, antaranya
bagaimana membina hubungan antar individu dengan individu,
individu dengan masyarakat dan begitu juga sebaliknya, sehingga
terjalin keharmonisan dan keseimbangan dalam suatu lingkungan
masarakat.
Konsep Pendidikan Islam
Pada dasarnya pendidikan Islam adalah upaya untuk mencapai
kemajuan perkembangan bagi individu peserta didik. Dalam Islam
yang disebut kemajuan itu adalah mencakup kemajuan fisik
material dan kemajuan mental spritual yang keduanya di tujukan
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Seperti disebutkan
sebelumnya bahwa pendidikan islam adalah pendidikan yang
bertujuan
membentuk
keribadian
muslim
seutuhnya,
mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk
jasmaniah maupun rohaniah yang membagun keharmonisan
hubungan antar sesama manusia dan alam secara horizontal dan
dengan Allah Swt secara vertikalnya. Dengan demikian,
pendidikan Islam berupaya mengembangkan individu sepenuhnya,
maka sudah sewajarnyalah untuk memahami hakikat pendidikan
islam bertolak dari pemahaman terhadap konsep manusia menurut
Islam.
Pemikiran Filosof Islam Tentang Pendidikan
Salah satu filosof Islam yang banyak menuangkan
pemikirannya dalam dunia pendidikan antaranya Imam Al ghazali
atau nama aslinya Abu Hamid Muhammad Al Ghazali adalah
seorang filosof sekaligus sufi maupun seorang pendidik.31 Beliah
banyak menuangkan pemikirannya dealam dunia pendidikan Islam
pada zamannya dan bahkan sampai sekarang.ada banyak
31
SamsulNizar. 85.
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
111
Kadir Sobur
karangannya yang membahas tentang pendidikan antaranyaFatihah
al-kitab, Ayyuha al-Walad dan Ihya’ Ulum al-Din.
Menurut Al Ghazali dalam Samsul Nizar, bahwa tujuan
pendidikan islam dapat dikelompokkan dalam tiga , yaitu:
1. Tujuan mempelajari ilmu pengetaahuan semata-mata untuk
ilmu itu sendiri sebagai wujud Ibadah kepada Allah Swt.
2. Tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan ahlaq
al karimah.
3. Tujuan Pendidikan Islam adalah mengantarkan peserta
didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.32
Dengan ketiga tujuan pendidikan tersebut maka peserta didik
diharapkan mampu mengantarkan peserta didik kepada kedekatan
diri kepada Allah, yakni mempunyai tekad untuk membembing,
meningkatkan, menyempurnakan dan mensucikan hati.
Begitu juga Abd al-Rahman abu Zaid Ibn Muhammad Ibnu
Khaldun atau yang belih dikenal dengan Ibnu Kaldun.menyatakan
bahwa terdapat tiga tingkatan yang akan dicapai dalam pebdidikan
yakni:
1. Pengembangan kemahiran (al malakah atau skill) dalam
bidang tetentu.
2. Penguasan keterampilan profesional sesuai dengan tuntutan
zaman (link and match).
3. Pembinaan pemikiran yang baik.
Jadi pemikiran Ibnu Khaldun dalam hal pendidikan lebih
dititik beratkan pada pengembangan pengetahuan psikologis
peserta didik dan pedagogik pendidik dan berbeda dengan
pandangan yang dikemukan oleh Imam al Ghazali yang lebih
menfokuskan pada akhir pendidikan tersebut yakni bermuara
kepada Allah Swt. Namun dalam sejarah perkembangan
pendidikan dalam dunia Islam bahwa kontribusi Ibnu Kaldung
adalah dianggap sebagai babak baru dalam pendidikan dunia Islam.
Konsep Dasar Filsafat Pendidikan Barat
Pengertian Pendidikan Barat
Seperti yang ditulis sebelumnya bahwa tujuan pendidikan itu
tidak bisa lepas dari tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan
hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk
32
Ibid. 87
112 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu
maupun sebagai masyarakat. Dengan begitu tujuan pendidikan
harus berpangkal pada tujuan hidup.33
Di barat, pendidikan menjadi ajang pertarungan ideologis
dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan secara tidak langsung
merupakan tujuan hidup
berbenturan dengan kepentingankepentingan lain . Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat
dalam menetapkan tujuan hidup. Orang-orang Sparta salah satu
kerajaan Yunani lama dahulu berpendapat bahwa tujuan hidup
adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat negara.
Dan pengertian kuat menurut orang-orang Sparta adalah kekuatan
fisik. Oleh sebab itu tujuan pendidikan Sparta adalah sejajar
dengan tujuan hidup mereka, yaitu memperkuat, memperindah dan
mempertegas jasmani. Oleh sebab itu orang-orang yang kuat
jasmaninya, bisa berkelahi dengan harimau dan singa disanjungsanjung, dianggap pahlawan di masyarakat Sparta.34
Sebaliknya orang Athena, juga salah satu kerajaan Yunani
lama, berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencari kebenaran
(truth), dan kalau bisa menyirnakan diri pada kebenaran itu. Tetapi
apakah kebenaran itu? Plato lebih dulu mengandaikan bahwa
benda, konsep-konsep dan lainnya bukanlah benda sebenarnya. Dia
sekedar bayangan dari benda hakiki yang wujud dari alam ide.
Manusia terdiri dari roh dan jasad. Roh itulah hakikat manusia,
maka segala usaha untuk membersihkan, memelihara, menjaga dan
lain-lain roh itu disebut pendidikan.
Madzhab-madzhab pendidikan Eropa Barat dan Amerika
sesuah Decartes (1596-1650) mengambil dari kedua madzhab
Yunani lama tersebut, dan semua madzhab beranggapan bahwa
dunia inilah tujuan hidup sehingga ada yang mengingkari sama
sekali wujud Tuhan dan hari akhir. Ada madzhab rasionalisme
yang berpangkal pada pandangan Plato, Aristoteles, Descartes,
Kant, dan lainnya; ada madzhab empirisme yang dipelopori oleh
John Locke yang terkenal dengan teori kertas putih (tabula rasa);
ada madzhab progressivisme yang dipelopori oleh John Dewey
33
Arifin,Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), Jakarta:
Bumi Aksara, 2000,.52.
34
Ibid, . 55.
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
113
Kadir Sobur
yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah lebih banyak
pendidikan; ada madzhab yang berasal dari sosiolog, yaitu
sosiologi pengetahuan yang menitik beratkan budaya.
Tokoh pendidikan Barat, John Dewey berpendapat tentang
tujuan pendidikan berdasarkan pada pandangan hidup, “Since there
is nothing to which growth is relative save more growth, there is
nothing to which education is subordinate save more education.
The education process has no end beyond itself – it is its own end”.
Madzhab yang dibawa oleh Dewey ini terkenal dengan nama
Pragmatisme dalam falsafah, sedangkan dalam pendidikan disebut
Progressivisme yang terlalu menitik beratkan kepada kegunaan
(utilitarian). John Dewey mengatakan bahawa pendidikan adalah
kerja mengatur pengetahuan untuk menolong dan mengeluarkan
serta menambahkan lagi pengetahuan yang ada agar hidup dengan
lebih selamat lagi. Dalam bukunya Democracy and Education yang
merumuskan falsafah adalah suatu teori umum yang berkaitan
dengan pendidikan. Pendidikan adalah proses mengubah anak yang
tak berdaya dan tak berpengetahuan menjadi seorang individu yang
berpengetahuan, sedar akan kekuatan budinya dan mampu
menambah pengetahuan umat manusia.35
Peradaban Barat boleh dikatan hampir lengkap terutama sekali
dalam bidang pendidikan. Volume penyelidikan dalam berbagai
aspek pendidikan sangat mengagumkan. Disamping itu kemajuan
yang telah dicapainya memberi pengaruh pada masyarakat dunia
umumnya. Hal yang membanggakan kalangan elit yang
memerintah dan masyarakat Barat. Pada abad ke-21 ini, orientasi
tujuan pendidikan Barat mulai beralih pada usaha mencari
keuntungan dengan jalan apa pun, yang bermakna eksploitasi,
kekuasaan, pertarungan, teror dan pembunuhan.36
Karakteristik Pendidikan Barat
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan
hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai.
Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas
35
Arifin Jamil Perbandingan Konsep Pengajaran, Pembelajaran Dan
Penilaian
Barat
Dan
Timur
dalam
http://arifinmalay.blogspot.co.id/2011/12/tokoh-filsafat-barat.html
10-102015
36
Ibid, 59.
114 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib alAttas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu
dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya
yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan
kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk
rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan
moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah .
Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan
melahirkan ilmu-ilmu sekular. Masih menurut al-Attas, ada lima
faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat:
1. Menggunakan akal untuk membimbing kehidupan
manusia;
2. Kedua, bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran;
3. Menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan
pandangan hidup sekular;
4. Menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, menjadikan
drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah
dan eksistensi kemanusiaan.
5. Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola pikir para
ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di
Barat. 37
Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk
dari acuan pemikiran falsafah mereka yang dituangkan dalam
pemikiran yang bercirikan materialisme, idealisme, sekularisme,
dan rasionalisme. Pemikiran ini mempengaruhi konsep, penafsiran,
dan makna ilmu itu sendiri. René Descartes misalnya, tokoh filsafat
Barat asal Perancis ini menjadikan rasio sebagai kriteria satusatunya dalam mengukur kebenaran. Selain itu para filosof lainnya
seperti John Locke, Immanuel Kant, Martin Heidegger, Emillio
Betti, Hans-Georg Gadammer, dan lainnya juga menekankan rasio
dan panca indera sebagai sumber ilmu mereka, sehingga
melahirkan berbagai macam faham dan pemikiran seperti
empirisme, humanisme, kapitalisme, eksistensialisme, relatifisme,
atheisme, dan lainnya, yang ikut mempengaruhi berbagai disiplin
37
Ety Rochaity, Sistem Informasi Management Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006, 66.
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
115
Kadir Sobur
keilmuan, seperti dalam filsafat, sains, sosiologi, psikologi, politik,
ekonomi, dan lainnya.38
Konsep Pendidikan Barat
Menurut Bukhori Umar, ada 4 konsep yang di pegang oleh
prespektif Barat. Mulai dari Sekuler, Liberal, Pragmatis, dan
Materialis. Dari 4 konsep ini, dapat diartikan bahwa konsep
pendidikan prespektif Barat sangat berbeda-beda antara satu
dengan yang lain.
1. Sekuler ; Memisahkan antara ilmu dengan agama.
Maksudnya, pendidikan barat lebih mementingkan ilmu daripada
agama yang di dapat dari ilmu itu, mereka hanya mementingkan
Jasmani dan tidak memikirkan akan rohani.
2. Liberal ; Bebas. Maksudnya, pendidikan barat itu bebas
melakukan segala hal yang di suka, tetapi tetap mengarah akan
ilmu yang dipelajarinya itu.
3. Pragmatis; Praktis atau bersifat sementara. Mereka
menganggap bahwa ilmu itu dipelajari agar seseorang dapat
menggapai cita-citanya. Mereka hanya fokus akan satu titik berat
yang dituju oleh pemikirannya. Proses penggapaian cita-cita itulah
yang membuat seseorang menjadi lebih terstruktur untuk
menggapainya secara maksimal. Mereka tidak mempelajari akan
hal-hal yang seharusnya mereka pelajari disekitarnya seperti
pendidikan sosial dan sebagainya.
4. Materialis; Sebatas "materi" saja. Jadi, pendidikan itu
hanyalah sebatas materi. Mereka tak memikirkan kedepan akan apa
yang mereka sedang pelajari itu. Mereka hanya tertuju pada satu
tujuan yaitu hasil nilai pelajaran yang baik.39
Dari pernyataan tersebut nyatalah bawa konsep pendidikan
barat adalah berdasarkan pada kerangka sekuler, liberal, pragmatis
dan materialis serta rasionalis empiris, di Barat ilmu pengetahuan
hanya berdasarkan pada akal dan indra, sehingga ilmu pengetahuan
itu hanya mencakup hal-hal yang dapat diindrakan dan di nalar
semata. Pada kenyataannya penerapan pendidikan Islam dengan
mengikuti model Barat, terkadang justru merugikan masyarakat
Muslim sendiri, karena disatu sisi mereka telah mengorbankan
38
39
Ibid, 69
Bukhari Umar..Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:AMZAH, 2010. 26.
116 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat
petunjuk-petunjuk wahyu hanya untuk mengikuti model. Namun
disi lain temyata tidak menghasilkan sesuatu yang signifikan dalam
mengembangkan peradaban Islam. Hasil pendidikan tetap tidak
mampu memobilisasi pekembangan peradaban Islam.40
Penutup
Hakekat pendidikan berperan mengembangkan potensi
manusia semaksimal mungkin. Bertolak dari potensi manusia
tersebut juga maka paling tidak ada beberapa aspek pendidikan
yang sangat perlu ditekankan pada manusia yakni aspek ketauhidan
sebagai cirikhas yang paling utama. Sebab jika potensi ketauhidan
tersebut sudah baik maka secara langsung akan beribas pada
potensi yang lainnya, seperti memiliki akhlak yang baik, akal dan
keterampilan lainnya. Dari pernyataan dan berbagai argumen
tersebut diatas nyatalah bahwa sesungguhnya pendidikan Islam itu
adalah suatu upaya memanusiakan manusia dengan arti sebenarnya
yang didalamnya mengandung pembentukan manusia yang
berahlak mulia dan budi pekerti luhur dan pada akhirnya akan
menjadi insan kamil, yang merupakan sosok pribadi yang ideal
dalam pandangan islam. Jadi nyatalah bahwa konsep pendidikan
Islam itu adalah termuat dalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Daftar Pustaka
Abdul Fatah Hasan , Pengenalan Falsafah Pendidikan, PTS
Publications & Distributor Sdn. Bhd. Pahang. 2001.
Ari Juniar Susanto. Pendidikan Dalam Pandangan Islam. Melalui
http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-dalampandangan-islam.html
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum),
Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Bukhari Umar..Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: AMZAH, 2010
Elman Duro. Pengantar Umum Filsafat Pendidikan Islam
http://elmanemien.blogspot.co.id/2010/03/pengantar-umumfilsafat-pendidikan.html di unduh 11-10-2015
40
Mujamil
Erlangga..2005.
Qomar.
EpisernologiPendidikan
Islam.
Jakarta:
TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
117
Kadir Sobur
Ety Rochaity, Sistem Informasi Management Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006.
Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: AlHusna. 1987.
H. Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
2003.
Maisah. Manajemen Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press
Group. 2013.
M.Ardiansyah. Perbedaan Pendidikan Islam Dengan Barat dalam
http://aredine86.blogspot.co.id/2013/05/makalah-perbedaanpendidikan-islam.html
Mujamil Qomar. EpisernologiPendidikan Islam. Jakarta:
Erlangga..2005.
Mujamil Qomar. Dimensi Manajemen Pendidikan Islam. Malang;
Erlangga. 2015.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Islam, Bandung:
PT remaja Rosdakarya. 2013.
Karhi Nisjar dan Winardi. Teori Sistem dan Pendekatan Sistem
dalam Bidang Manajemen. (Cimandiri. CV. Mandar
maju.1997).
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal
Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan
Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2006.
Samsul Nizar, Filsafat Pendidkan Islam Pendekatan Historis
Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press.2002.
Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Islamic Education
Management Dari Teori Ke Praktek; Mengelola Pendidikan
Secara Profesional Dalam Perspektif Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2013
Zakiah Derajat. Agama dan Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan
Bintang: 1983.
Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
118 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015
Download