Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat SISTEM PENDIDIKAN PERSPEKTIF FILSAFAT ISLAM DAN BARAT Kadir Sobur Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi Abstrak: Pendidikan secara filosofisnya adalah usaha memanusiakan manusia. Ini merupakan sebagai proses suatu bimbingan, yang mempunyai dasar dan tujuan yang terencana dengan jelas. Dasar, landasan dan tujuan sebagai target yang akan dicapai dalam rangkaian aktivitas tersebut akan terbentuk dalam suatu sistem. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem terangkai oleh berbagai komponen pendukung yang antara satu sama lain saling tergantung, saling berhubungan dan saling menentukan. Secara garis besarnya komponen-komponen yang termuat dalam sistem pendidikan mencakup dasar, metode, bahan, alat, pendidik, peserta didik, evaluasi serta tujuan pendidikan. Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin agar terbentuk pribadi muslim seutuhnya. Konsep pendidikan Islam disandarkan pada Al-Qur’an dan hadits Nabi. Berbeda halnya dengan konsep pendidikan barat adalah berdasarkan pada kerangka sekuler, liberal, pragmatis dan materialis serta rasionalis empiris, di Barat ilmu pengetahuan hanya berdasarkan pada akal dan indra, sehingga ilmu pengetahuan itu hanya mencakup hal-hal yang dapat diindrakan dan dinalarkan. Kata kunci: Pendidikan, Islam, Barat. Pendahuluan Manusia merupakan maklhluk-Nya paling sempurna dan sebaikbaik ciptaan yang dilengkapi dengan akal fikiran. Dalam hal ini Ibnu Arabi dalam Samsul Nizar melukiskan hakekat manusia dengan mengatakan bahwa “tak ada makhluk Allah yang lebih bagus daripada manusia yang memiliki daya hidup, mengetahui berkehendak berbicara, melihat, mendengar berfikir dan TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 95 Kadir Sobur memutuskan.1 Ini menandakan bahwa penghargaan terhadap manusia sangatlah tinggi, oleh karenanya sebagai manusia dalam hal ini dituntut harus mampu menempatkan diri sebagai hamba Tuhan pada satu sisi dan disisi lain sebagai makhluk sosial. Aratinya manusia harus mampu menjalin hubungan baik dengan Allah Swt sebagai bentuk penghambaan dan dengan manusia serta makhluk lainnya sebagai hubungan secara horizontal. Oleh karenanya agar manusia mampu untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, maka manusia harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan manusia diperoleh baik melalui pengalaman maupun pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Untuk itu manusia harus mendayagunakan potensi yang dianugerahkan kepadanya secara bertanggung jawab dalam rangka merealisasikan tujuan dan fungsi penciptaannya di alam ini baik sebagai ‘abd maupun sebagai khalifah fil ardl. Pendidikan adalah hidup2, ini berarti bahwa merupakan semua daripada pengalaman belajar yang berlangsung mempengaruhi pertumbuhan individu dalam suatu lingkungan sepanjang hidupnya. Pendidikan ditujukan untuk mencapai keselarasan dengan prinsip dasar dengan perwujudan diri melalui kegiatan sendiri dalam kehidupan. Kehidupan yang dicari adalah kehidupan dan budaya yang sempurna yaitu kehidupan dengan segala aspeknya, serta keselarasan yang terdapat didalamnya dan dalam semua hubungan-hubungan hidup yang terjalin di dalamnya dengan demikian terkandung didalamnya suatu pengetahuan yang terdiri dari tentang alam, tentang Tuhan, tentang manusia dan tentang hukum-hukum yang berhubungan dengan semua pengetahuan tersebut. Pendidikan adalah sekolah3, ini berarti dalam artian sempit yang menganggap bahwa pendidikan dan pengajaran yang diselengarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang mengupayakan sekolah terhadap anak dan remaja sehingga 1 Samsul Nizar,Filsafat Pendidkan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press.2002.1 2 Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada:2006, 3 3 Ibid, 6 96 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat mendapatkan ilmu pengetahuan agar dapat mempunyai kemampuan yang sempurna yang peka terhadap lingkungan dan kehidupan sosialnya, sehingga melahirkan generasi yang tangguh serta mampu untuk membangun bangsa dan negara. Pendidikan salah satu unsur pembangun peradaban bangsa. Sedangkan hasil akhir sebuah pendidikan tergantung pada tujuan awal pendidikan itu sendiri. Islam dan Barat memiliki pandangan berbeda mengenai hal tersebut. Paham rasionalisme yang berkembang di Barat dijadikan dasar pijakan bagi konsep-konsep pendidikan Barat. Ini jauh berbeda dengan Islam yang memiliki alQur’an, Sunnah, dan Ijtihad para ulama sebagai konsep pendidikannya. Hal inilah yang membedakan ciri-ciri dari pendidikan yang ada di Barat dengan pendidikan Timur khusnya Islam. Masing-masing peradaban ini memiliki karakter yang berbeda sehingga produk yang dihasilkan pun memiliki ciri-ciri yang berbeda pula. Pendidikan memiliki definisi yang beragam. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan, dan cara mendidik). Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1), Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4 Seorang tokoh pendidikan Barat, John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah kerja mengatur pengetahuan untuk menolong dan mengeluarkan serta menambahkan lagi pengetahuan yang ada agar hidup dengan lebih selamat lagi.5 proses pembentukan kecakapan fundamental, secara intelektual dan 4 Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Islamic Education Management Dari Teori Ke Praktek; Mengelola Pendidikan Secara Profesional Dalam Perspektif Islam. 112 5 Abdul Fatah Hasan , Pengenalan Falsafah Pendidikan, (Pahang: PTS Publications & Distributor Sdn. Bhd. 2001). hal.77. TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 97 Kadir Sobur emosional, ke arah alam sesama manusia. Dari pendidikanlah seseorang mengalami proses pengembangan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat mereka hidup. Proses sosial yang terjadi ini dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimal. Pendidikan juga dipengaruhi oleh lingkungan individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingkah laku, pikiran dan sikapnya. Hal demikian juga dinyatakan oleh Zakiah Derajat bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukan serta membentuk disiplin hidup.6 Dalam kaitan ini, Hasan Langgulung berpendapat bahwa pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandangan masyarakat, dan kedua, dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda agar hidup masyarakat tetap berlanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara. Sedangkan dari sudut pandang individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi yang terdapat dalam individu.7 Begitu juga menurut Veithzal Rivai Zainal dan Fauzi Bahar mengatakan bahwa pendidikan adalah proses secara sistematis untuk mengubah tingkah lakuk seseorang untuk mencapai tujuan organisasi, karena pendidikan berkaitan erat dengan kemampuan atu keahlian seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik dan benar,8 Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para tokoh di atas memiliki kesamaan pandangan dan mengarah pada satu tujuan 6 Zakiah Derajat. Agama dan Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang: 1983. 1 7 Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husna. 1987. 3. 8 Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Op.Cit. 112 98 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat tertentu, yaitu pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa merupakan suatu proses dalam mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efesien. Maka, berdasarkan pemahaman tersebut, ciriciri pendidikan adalah pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup. Kemudian,untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaian yang sesuai. Sedangkan kegiatan pendidikan dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. (formal dan non formal). Oleh karena itu, pendidikan mengandung pokok-pokok penting, sebagai berikut : 1) Pendidikan adalah proses pembelajaran 2) Pendidikan adalah proses sosial 3) Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia 4) Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap dan perilaku positif 5) Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar 6) Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan 7) Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik 8) Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal. Jadi, Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya sekedar mengembangkan aspek intelektual semata atau hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tapi juga sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam segala aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga ikut berperan dalam membangun peradaban dan membangun masa depan bangsa. Pendidikan Islam Perspektif Filsafat Islam dan Barat Sistem Pendidikan Islam Proses pendidikan sebenarnya sudah berlangsung sepanjang sejarah dan perkembangan, sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di muka bumi ini. Sementara itu Allah Swt telah menurunkan petunjuk-petunjuk guna menjaga dan mengarahkan TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 99 Kadir Sobur pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya tersebut, agar tidak menyimpang dari tujuan penciptaan alam dan manusia itu sendiri.9 Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, mengikuti berbagai komponan yang berkaitan satu sama lain. Namun jika pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali. Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidkan sebagai suatu sistem. Istilah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi satu sama lain dengan demikian orang dapat menciptakan model tertentu berdasarkan sistem yang ada. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti Negara, partai politik, badan-badan dunia dsb. Negara misalnya, merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut. Kata “sistem” banyak digunakan dalam percakapan seharihari, dalam forum diskusi maupun temu ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan juga pada banyak bidang, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem sebagai suatu organisasi atau kumpula objek-objek yang terangkai dalam interaksi dan saling bergantung dan teratur. Menurut Ryans (1968) dalam Nanang Fattah mendefinisikan sistem sebagai: “any identifiable assemblage of element (object, persons, activities, informations, record, etc) wich are interrelated by proces or strukture and wich are presumde to funtions as an 9 Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.9. 100 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat organizational entity generating an observable (or some times merely inferable) prodact”.10 Menurut Ludwig von Bertalanffy (1940) dalam Karhi Nisjar dan Winardi: Pengertian sistem sebagai suatu elemen-elemen yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan11. Sementara itu Kamus Webster mengemukakan pengertian sistem sebagai suatu kesatuan (untiy) yang kompleks yang dibentuk oleh bagian-bagian yang berbeda-beda yang masing-masing terikat pada rencana yang sama atau berkontribusi untuk mencapai tujuan yang sama. Kemudian sistem sebagai suatu kupulan (keseluruhan) elemenelemen yang saling berinteraksi dan saling menuju kearah pencapain tujuan atau sasaran-sasaran tertentu.12 Demikian juga David Ic dan William R.K mengatakan sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berinteraksi secara teratur dan membentuk satu kesatuan yang utuh.13 Berdasarkan pengertian di atas, sistem adalah kumpulan objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan yang kompleks. Objek yang dimaksud disini adalah bagian-bagian dari sistem seperti input, proses, output, pengembalian umpan balik, batasan-batasan, dimana setiap bagian ini mempunyai beberapa nilai atau harga yang bersamasama menggambarkan keadaan sitem pada suatu saat tertentu. Pendidikan dapat dilihat sebagai proses suatu bimbingan, yang mempunyai dasar dan tujuan yang terencana dengan jelas. Keterkaitan antara dasar dengan landasan dan tujuan sebagai target yang akan dicapai menjadikan proses bimbingan tersebut terangkum sebagai rangkaian aktivitas yang terbentuk dalam suatu sistem. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem terangkai oleh berbagai komponen pendukung yang antara satu sama lain saling tergantung, saling berhubungan dan saling menentukan. Secara garis besarnya komponen-komponen yang 10 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013. 6. 11 Karhi Nisjar dan Winardi. Teori Sistem dan Pendekatan Sistem Dalam Bidang Manajemen. Cimandiri. CV. Mandar Maju.1997. 61. 12 Ibid. 64. 13 Yakub dan Vito Hisbanarto. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Yokyakarta: Graha Ilmu.2014. 2 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 101 Kadir Sobur termuat dalam sistem pendidikan mencakup dasar, metode, bahan, alat, pendidik, peserta didik, evaluasi serta tujuan pendidikan.14 Suatu sistem pendidikan akan dapat terselenggara dengan baik apabila didukung oleh komponen-komponen diatas. Pertama dasar pendidikan yang berorientasi pada pemikiran filosofis tentang pendidikan. Untuk mengantar kepada tercapainya tujuan pndidikan yang dicita-citakan, juga memerlukan bahan-bahan pendidikan antaranya kurikulum, tenaga pendidik, yang memiliki kemampuan pedagogik, dengan menggunakan berbagai metode yang efektif sehingga pada proses pentransperan ilmu dan pembelajaran berjalan dengan baik. Kemudian daripada itu pada tahap akhirnya untuk mengukur tingkat keberhasilannya adalah dengan melakukan evaluasi. Menurut pandangan Islam Pendidikan sebagai sebuah proses, berawal dari saat Allah SWT sebagai Rabb al-amin menciptakan alam ini. Selanjutnya Tugas-tugas kependidikann itu diserahkan kepada para Nabi dan Rasul untuk mendidik manusia di bumi ini. Sehubungan dengan itu maka para ahli didik muslim kemudian berusaha menemukan kembali pedoman tersebut dengan menyusun konsep pendidikan Islam dalam konteks zamannya. Pendidikan Islam memiliki tiga tahap kegiatan yaitu: tilawah (membaca ayat Allah), tazkiyah (menyucikan diri), ta’limul Kitab wassunnah (mengajarkan al-kitab dan hikmah). Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang telah diperolehnya, dan akan tetap pada rel syari’ah. Hasil dari pendidikan islam akan membentuk jiwa yang tenang akal yang cerdas, dan fisik yang kuat serta banyak beramal. Dalam sistem berpikir filsafat, pendidikan Islam dinyatakan sebagai sistem. Artinya, pendidikan Islam berkaitan dengan tiga unsur fundamental, yaitu: a. Realitas masyarakat yang memandang ajaran-ajaran Islam merupakan ide dasar pendidikan dunia dan akhirat. b. Ilmu pengetahuan tidak sebatas memahami yang lahiriah, tetapi yang batiniahpun menjadi objek kajian, sebagai manusia 14 H. Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2003. 113. 102 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat yang dibimbing bukan hanya aspek jasmaninya, melainkan juga rohaninya. c.Semua yang ada dengan dan tanpa ilmu pengetahuan akan terus berubah. Perubahan merupakan hukum alam, sedangkan pengetahuan diketahui melalui pendidikan yang sumbernya dapat bervariasi, sebagaimana ilmu yang bersumber dari pengalaman fisik atau inderawi atau dari pengalaman intuitif. Secara filosofis, hakikat pendidikan berkaitan dengan hakikat para pendidik, peserta didik, lembaga pendidikan, dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hak dan kewajiban, tugas dan kedudukan semua yang terlibat dalam pendidikan. Selain itu, secara epistimologis sumber-sumber dan tolak ukur pendidikan dikaji secara kritis dan mendalam sehingga akan berjalan harmonis dengan tujuan pendidikan yang dimaksudkan. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan merupakan masalah yang paling krusial yang dapat mendongkrak martabat suatu bangsa. Makin tinggi tingkat pendidikan rakyat suatu negara maka semakin baik negara itu. Islam sangat memerhatikan pendidikan/tarbiyah. Hal tersebut terlihat pada wahyu pertama kepada Nabi Muhammad adalah Iqra’ (bacalah!) mengandung makna yang dalam tentang pentingnya suatu tarbiyah bagi kelangsungan peradaban umat manusia ini. Didalam Islam menurut Veitzal Rifai’ Zainal & Fauzi Bahar, terdapat tiga istilah pendidikan yaitu: tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Istilah Tarbiyah berakar pada tiga kata yaitu pertama kata raba yarbu, berarti bertambah atau tumbuh. Kedua kata rabia yarba, berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga kata raba yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin,menjaga dan memelihara.15 Hal tersebut sebagai mana firman Allah dalam surah Al-Isra’ [17] : 24, yang mendukung istilah tarbiyah antaranya: 15 Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar.Op.Cit. l 72. TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 103 Kadir Sobur Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Isra’ [17] : 24).16 Abdul Fatah Jalal dalam Veithzal Rifai Zainal mengatakan “bahwa yang dimaksud dengan tarbiyah pada ayat tersebut diatas adalah pendidikan yang berlangsung pada fase pertama pertumbuhan manusia, yaitu fase bayi dan kanak-kanak masa anak sangat bergantung pada kasih sayang keluarga. Dengan demikian pengertian yang digali dari kata tarbiyah terbatas pada pemeliharaan, pengasuhan, dan pengasihan anak manusia pada masa kecil. Istilah kedua menurut Jalal adalah ta’lim, merupakan proses pembelajaran secara terus menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan, dan hati.17 Pengertian ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah A-Nahl [16]: 78 yakni; Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.18 Jadi terlihat bahwa pada proses ini merupakan tanggung jawab orang tua ketika anak masih kecil. Setelah dewasa hendaknyan orang belajar secara mandiri sampai ia tidak mampu lagi meneruskan belajarnya baik karena meninggal dunia maupun usia tua. Proses ta’lim tidak berhenti pada pencapain pengetahuan dalam wilayah kognisi semata, akan tetapi juga beranjak pada mencapai wilayah afeksi dan psikomotorik. Ketiga adalah istilah ta’dib sebagaimana yang dinyatakan oleh al–Attas, adalah 16 Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya : Departemen Agama RI.1989. 17 Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. ibid..72 18 Anonim. Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen Agama RI.1989. 104 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat pengenalan dan tentang hakekat maupun rohani seseorang, dengan demikian kata adab mencakup pengertian ilmu dan amal.19 Kemudian Haidar Putra Daulay (2014) mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin agar terbentuk pribadi muslim seutuhnya.20 Kemudian Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani dalam Haidar Putra mengatakan bahwa pendidikan islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan alam sekitarnya melalui proses pendidikan.21 Maka dengan demikian nyatalah bahwa di dalam Islam itu sendiri adalah sangat mengapresiasi terhadap pendidikan, baik itu terhadap keluarga maupun orang lain. Sebagaimana peringatan Allah dalam surah Mujadilah ayat 11, yaitu: Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AlMujadilah : 11).22 Dari ayat tersebut nyatalah bahwa Allah Swt adalah menyukai orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan artian orang yang berilmu 19 Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Ibid. H. Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta. Kencana.2014. 11 21 Ibit. .11 22 Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen Agama RI.1989. 20 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 105 Kadir Sobur pengetahuan tersebut mendapatkan pengetahuannya dengan melalui pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Adz- Dzariyat ayat 56 : Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS. AdzDzariyat: 56)23 Jalal juga menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar. Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah. hal tersebut sejalan dengan Muhlas Samani (2012) dalam Maisah, menyatakan bahwa ada lima sikap dan perilaku yang harus tertanam dalam diri insan yakni; sikap dan perilaku dalam 23 Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen Agama RI.1989. 106 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat hubungan dengan Tuhan, denga diri sendiri, keluarga, masyarakat serta alam sekitar.24 Menurut al Syaibani dalam Ari Juniar Susanto, tujuan pendidikan Islam adalah : 1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat. 2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat. 3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat. Menurut al Abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi a. Pembinaan akhlak. b. Menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat. c. Penguasaan ilmu. d. Keterampilan bekerja dalam masyrakat. Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi; 1. Tujuan keagamaan. 2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak. 3. Tujuan pengajaran kebudayaan. 4. Tujuan pembicaraan kepribadian. Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi : a. Bahagia di dunia dan akhirat. b. menghambakan diri kepada Allah. c. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam. d. Akhlak mulia. 25 24 Maisah. Manajemen Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press Group. 2013. 37-38 25 Ari Juniar Susanto. Pendidikan Dalam Pandangan Islam. Melalui http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-dalam-pandanganislam.html (16-11-2015) TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 107 Kadir Sobur Selain daripada itu tujuan pendidikan Islam adalah adalah terbentuknya insan kamil yang memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan,dan pewaris nabi. Tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Terbentuknya “insan kamil” . b. Terciptanya insan kaffah . c. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta pewaris Nabi.26 Selain daripada itu al-Abrasi (1975) dalam Haidar Putra mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam sebagai berikut: 1. Membantu pembentukan ahlak yang mulia. 2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat. 3. Menumbuhkan roh ilmiah ((scientifik spirit). 4. Menyiapkan peserta didik dari segi profesional. 5. Persiapan untuk mencari rezeki.27 Maka dari itu terlihat bahwa tujuan pendidikan islam sangat berkaitan erat dengan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah Swt, dan sebagai hamba Allah Swt maka manusia memiliki tanggung jawab baik terhadap Allah Swt sebagai sang pencipta maupun manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia sudah dibekali oleh Allah Swt berbagai potensi, termasuk tiga potensi dasar, yaitu roh, jasmani dan rohani. Roh yang memberikan potensi tauhid dalam bentuk kecenderungan untuk mengabdi kepada penciptanya. Adapun potensi jasmani berupa sosok fisik berupa kelengkapan faalnya, yang teramu dalam konstitusi biokimia, semuanya dalam bentuk materi. Sedangkan potensi rohani (mental), berupa konstitusi non materi termasuk didalamnya komponen-komponen seperti jiwa, naluri, indra (insting) bakat, perasaan akal dan lainnya.28 Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memiliki 4 (empat) macam fungsi, yaitu: 26 M.Ardiansyah. Perbedaan Pendidikan Islam Dengan Barat dalam http://aredine86.blogspot.co.id/2013/05/makalah-perbedaan-pendidikanislam.html (17-11-2015) 27 H. Haidar Putra Daulay. Op.Cit. 16 28 Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Op.Cit. . 127 108 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat 1. Fungsi edukatif, artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik agar terbebas dari kebodohan. 2. Fungsi pengembangan kedewasaan berpikir melalui proses transmisi ilmu pengetahuan. 3. Fungsi pengetahuan keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini dengan pemahaman ilmiah. 4. Fungsi ibadah sebagai bagian dari pengabdian hamba kepada Sang Pencipta yang telah menganugerahkan jasmani dan rohani kepada manusia. 29 Aspek-Aspek Pendidikan Islam Rasulullah Saw, merupakan teladan utama bagi kaum muslimin atas semua aspek dalam kehidupan sebagaimana firman Allah Swt (QS. al-Ahzab: 21) yakni: Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. Dari ayat tersebut diatas terlihat bahwa beliau merupakan teladan dalam keberanian, konsisten, dalam kebenaran, pemaaf, rendah hati, dalam pergaulan dengan tetangga, pada sahabat dan keluarganya. Demikianlah pendidikan harus meneladani Rasulullah Saw. Oleh karenanya kita sebagai umat nabi Muhammad saw, dipandang dari sudut potensi manusia yang terdiri dari dua jenis yakni potensi lahir dan potensi batin, Maka dapat dilihat ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan. Pertama, aspek pendidikan fisik manusia. Kedua, aspek pendidikan ruhani manusia yang meliputi aspek pikiran dan perasaan manusia. Adapun 29 http://elmanemien.blogspot.co.id/2010/03/pengantar-umum-filsafatpendidikan.html di unduh 11-10-2015 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 109 Kadir Sobur manusia ditinjau dari segi fungsinya sebagai khalifah maka aspek yang perlu dikembangkan yaitu aspek pemahaman, penguasaan, dan tanggung jawab terhadap kelestarian alam raya. Berkenaan dengan itu, maka perlu di kembangkan aspek pendidikan ilmu pengetahuan dan aspek pendidikan moral serta aspek keterampilan pengelolaan alam raya ini. Ditinjau dari fungsi manusia sebagai hamba, maka aspek yang penting untuk dididik yaitu aspek pendidikan ketuhanan atau ilmu ketauhidan. Berdasarkan alur fikir yang terdapat diatas, maka menurut Haidar Putra Daulay beberapa aspek pendidikan yang perlu ditanamkan kepada manusia itu menurut konsep pendidikan Islam yaitu: 1. Aspek Pendidikan ketuhanan dan akhlak. 2. Aspek Pendidikan akal dan ilmu pengetahuan. 3. Aspek Pendidikan fisik. 4. Aspek Pendidikan kejiwaan. 5. Aspek Pendidikan estetik. 6. Aspek Pendidikan keterampilan 7. Aspek Pendidikan sosial.30 Aspek pendidikan ketuhanan adalah penanaman jiwa beragama terhadap individu yakni menanamkan nilai-nilai dan akidah yang kuat atau ketauhidan yang kokoh. Sehingga tetanam keimanan yang sejati yakni dengan menjalankan syari’at Islam secara konsekwen yang terwujud melalui perbuatan dan tingkah laku keseharian dalam kehidupan. Pendidikan moral atau akhlak yang mulia tercermin pada tingkah laku yang terpuji dan menjauhi tingkah laku yang tercela. Pendidikan akal, ilmu pengetahuan dan keterampilan serta berkaitan dengan kepintaran yang sejalan dengan pencerdasan akal sehingga peserta didik mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang baik dan benar. Adapun pendidikan keterampilan adalah memberi pendidikan yang berbentuk ketrampilan sehingga peserta didik memilki kecakapan khusus. Selanjutnya pendidikan fisik juga berkaitan dengan jasmani memelihara dan mengembangkan bagian fisik tubuh senhingga dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. 30 H. Haidar Putra Daulay. Op.Cit.. 17. 110 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat Kemudian pendidikan kejiwaan pada intinya adalah menghendaki peserta didik memiliki jiwa yang sehat dan bersih, sehingga terhindar dari segala macam penyakit jiwa atau lainnya. Oleh karenanya pemeliharaan jiwa agar tetap menjadi jiwa yang mutmainnah, antaranya yang mampu memelihara keseimbangan kejiwaan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan apalagi dengan Allah Swt, sehingga dapat melahirkan ketentraman jiwa. Begitu juga pada aspek pendidikan sosial, antaranya bagaimana membina hubungan antar individu dengan individu, individu dengan masyarakat dan begitu juga sebaliknya, sehingga terjalin keharmonisan dan keseimbangan dalam suatu lingkungan masarakat. Konsep Pendidikan Islam Pada dasarnya pendidikan Islam adalah upaya untuk mencapai kemajuan perkembangan bagi individu peserta didik. Dalam Islam yang disebut kemajuan itu adalah mencakup kemajuan fisik material dan kemajuan mental spritual yang keduanya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan islam adalah pendidikan yang bertujuan membentuk keribadian muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah yang membagun keharmonisan hubungan antar sesama manusia dan alam secara horizontal dan dengan Allah Swt secara vertikalnya. Dengan demikian, pendidikan Islam berupaya mengembangkan individu sepenuhnya, maka sudah sewajarnyalah untuk memahami hakikat pendidikan islam bertolak dari pemahaman terhadap konsep manusia menurut Islam. Pemikiran Filosof Islam Tentang Pendidikan Salah satu filosof Islam yang banyak menuangkan pemikirannya dalam dunia pendidikan antaranya Imam Al ghazali atau nama aslinya Abu Hamid Muhammad Al Ghazali adalah seorang filosof sekaligus sufi maupun seorang pendidik.31 Beliah banyak menuangkan pemikirannya dealam dunia pendidikan Islam pada zamannya dan bahkan sampai sekarang.ada banyak 31 SamsulNizar. 85. TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 111 Kadir Sobur karangannya yang membahas tentang pendidikan antaranyaFatihah al-kitab, Ayyuha al-Walad dan Ihya’ Ulum al-Din. Menurut Al Ghazali dalam Samsul Nizar, bahwa tujuan pendidikan islam dapat dikelompokkan dalam tiga , yaitu: 1. Tujuan mempelajari ilmu pengetaahuan semata-mata untuk ilmu itu sendiri sebagai wujud Ibadah kepada Allah Swt. 2. Tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan ahlaq al karimah. 3. Tujuan Pendidikan Islam adalah mengantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.32 Dengan ketiga tujuan pendidikan tersebut maka peserta didik diharapkan mampu mengantarkan peserta didik kepada kedekatan diri kepada Allah, yakni mempunyai tekad untuk membembing, meningkatkan, menyempurnakan dan mensucikan hati. Begitu juga Abd al-Rahman abu Zaid Ibn Muhammad Ibnu Khaldun atau yang belih dikenal dengan Ibnu Kaldun.menyatakan bahwa terdapat tiga tingkatan yang akan dicapai dalam pebdidikan yakni: 1. Pengembangan kemahiran (al malakah atau skill) dalam bidang tetentu. 2. Penguasan keterampilan profesional sesuai dengan tuntutan zaman (link and match). 3. Pembinaan pemikiran yang baik. Jadi pemikiran Ibnu Khaldun dalam hal pendidikan lebih dititik beratkan pada pengembangan pengetahuan psikologis peserta didik dan pedagogik pendidik dan berbeda dengan pandangan yang dikemukan oleh Imam al Ghazali yang lebih menfokuskan pada akhir pendidikan tersebut yakni bermuara kepada Allah Swt. Namun dalam sejarah perkembangan pendidikan dalam dunia Islam bahwa kontribusi Ibnu Kaldung adalah dianggap sebagai babak baru dalam pendidikan dunia Islam. Konsep Dasar Filsafat Pendidikan Barat Pengertian Pendidikan Barat Seperti yang ditulis sebelumnya bahwa tujuan pendidikan itu tidak bisa lepas dari tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk 32 Ibid. 87 112 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Dengan begitu tujuan pendidikan harus berpangkal pada tujuan hidup.33 Di barat, pendidikan menjadi ajang pertarungan ideologis dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan secara tidak langsung merupakan tujuan hidup berbenturan dengan kepentingankepentingan lain . Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat dalam menetapkan tujuan hidup. Orang-orang Sparta salah satu kerajaan Yunani lama dahulu berpendapat bahwa tujuan hidup adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat negara. Dan pengertian kuat menurut orang-orang Sparta adalah kekuatan fisik. Oleh sebab itu tujuan pendidikan Sparta adalah sejajar dengan tujuan hidup mereka, yaitu memperkuat, memperindah dan mempertegas jasmani. Oleh sebab itu orang-orang yang kuat jasmaninya, bisa berkelahi dengan harimau dan singa disanjungsanjung, dianggap pahlawan di masyarakat Sparta.34 Sebaliknya orang Athena, juga salah satu kerajaan Yunani lama, berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencari kebenaran (truth), dan kalau bisa menyirnakan diri pada kebenaran itu. Tetapi apakah kebenaran itu? Plato lebih dulu mengandaikan bahwa benda, konsep-konsep dan lainnya bukanlah benda sebenarnya. Dia sekedar bayangan dari benda hakiki yang wujud dari alam ide. Manusia terdiri dari roh dan jasad. Roh itulah hakikat manusia, maka segala usaha untuk membersihkan, memelihara, menjaga dan lain-lain roh itu disebut pendidikan. Madzhab-madzhab pendidikan Eropa Barat dan Amerika sesuah Decartes (1596-1650) mengambil dari kedua madzhab Yunani lama tersebut, dan semua madzhab beranggapan bahwa dunia inilah tujuan hidup sehingga ada yang mengingkari sama sekali wujud Tuhan dan hari akhir. Ada madzhab rasionalisme yang berpangkal pada pandangan Plato, Aristoteles, Descartes, Kant, dan lainnya; ada madzhab empirisme yang dipelopori oleh John Locke yang terkenal dengan teori kertas putih (tabula rasa); ada madzhab progressivisme yang dipelopori oleh John Dewey 33 Arifin,Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 2000,.52. 34 Ibid, . 55. TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 113 Kadir Sobur yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah lebih banyak pendidikan; ada madzhab yang berasal dari sosiolog, yaitu sosiologi pengetahuan yang menitik beratkan budaya. Tokoh pendidikan Barat, John Dewey berpendapat tentang tujuan pendidikan berdasarkan pada pandangan hidup, “Since there is nothing to which growth is relative save more growth, there is nothing to which education is subordinate save more education. The education process has no end beyond itself – it is its own end”. Madzhab yang dibawa oleh Dewey ini terkenal dengan nama Pragmatisme dalam falsafah, sedangkan dalam pendidikan disebut Progressivisme yang terlalu menitik beratkan kepada kegunaan (utilitarian). John Dewey mengatakan bahawa pendidikan adalah kerja mengatur pengetahuan untuk menolong dan mengeluarkan serta menambahkan lagi pengetahuan yang ada agar hidup dengan lebih selamat lagi. Dalam bukunya Democracy and Education yang merumuskan falsafah adalah suatu teori umum yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan adalah proses mengubah anak yang tak berdaya dan tak berpengetahuan menjadi seorang individu yang berpengetahuan, sedar akan kekuatan budinya dan mampu menambah pengetahuan umat manusia.35 Peradaban Barat boleh dikatan hampir lengkap terutama sekali dalam bidang pendidikan. Volume penyelidikan dalam berbagai aspek pendidikan sangat mengagumkan. Disamping itu kemajuan yang telah dicapainya memberi pengaruh pada masyarakat dunia umumnya. Hal yang membanggakan kalangan elit yang memerintah dan masyarakat Barat. Pada abad ke-21 ini, orientasi tujuan pendidikan Barat mulai beralih pada usaha mencari keuntungan dengan jalan apa pun, yang bermakna eksploitasi, kekuasaan, pertarungan, teror dan pembunuhan.36 Karakteristik Pendidikan Barat Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas 35 Arifin Jamil Perbandingan Konsep Pengajaran, Pembelajaran Dan Penilaian Barat Dan Timur dalam http://arifinmalay.blogspot.co.id/2011/12/tokoh-filsafat-barat.html 10-102015 36 Ibid, 59. 114 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib alAttas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular. Masih menurut al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat: 1. Menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia; 2. Kedua, bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran; 3. Menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular; 4. Menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan. 5. Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat. 37 Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk dari acuan pemikiran falsafah mereka yang dituangkan dalam pemikiran yang bercirikan materialisme, idealisme, sekularisme, dan rasionalisme. Pemikiran ini mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu sendiri. René Descartes misalnya, tokoh filsafat Barat asal Perancis ini menjadikan rasio sebagai kriteria satusatunya dalam mengukur kebenaran. Selain itu para filosof lainnya seperti John Locke, Immanuel Kant, Martin Heidegger, Emillio Betti, Hans-Georg Gadammer, dan lainnya juga menekankan rasio dan panca indera sebagai sumber ilmu mereka, sehingga melahirkan berbagai macam faham dan pemikiran seperti empirisme, humanisme, kapitalisme, eksistensialisme, relatifisme, atheisme, dan lainnya, yang ikut mempengaruhi berbagai disiplin 37 Ety Rochaity, Sistem Informasi Management Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, 66. TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 115 Kadir Sobur keilmuan, seperti dalam filsafat, sains, sosiologi, psikologi, politik, ekonomi, dan lainnya.38 Konsep Pendidikan Barat Menurut Bukhori Umar, ada 4 konsep yang di pegang oleh prespektif Barat. Mulai dari Sekuler, Liberal, Pragmatis, dan Materialis. Dari 4 konsep ini, dapat diartikan bahwa konsep pendidikan prespektif Barat sangat berbeda-beda antara satu dengan yang lain. 1. Sekuler ; Memisahkan antara ilmu dengan agama. Maksudnya, pendidikan barat lebih mementingkan ilmu daripada agama yang di dapat dari ilmu itu, mereka hanya mementingkan Jasmani dan tidak memikirkan akan rohani. 2. Liberal ; Bebas. Maksudnya, pendidikan barat itu bebas melakukan segala hal yang di suka, tetapi tetap mengarah akan ilmu yang dipelajarinya itu. 3. Pragmatis; Praktis atau bersifat sementara. Mereka menganggap bahwa ilmu itu dipelajari agar seseorang dapat menggapai cita-citanya. Mereka hanya fokus akan satu titik berat yang dituju oleh pemikirannya. Proses penggapaian cita-cita itulah yang membuat seseorang menjadi lebih terstruktur untuk menggapainya secara maksimal. Mereka tidak mempelajari akan hal-hal yang seharusnya mereka pelajari disekitarnya seperti pendidikan sosial dan sebagainya. 4. Materialis; Sebatas "materi" saja. Jadi, pendidikan itu hanyalah sebatas materi. Mereka tak memikirkan kedepan akan apa yang mereka sedang pelajari itu. Mereka hanya tertuju pada satu tujuan yaitu hasil nilai pelajaran yang baik.39 Dari pernyataan tersebut nyatalah bawa konsep pendidikan barat adalah berdasarkan pada kerangka sekuler, liberal, pragmatis dan materialis serta rasionalis empiris, di Barat ilmu pengetahuan hanya berdasarkan pada akal dan indra, sehingga ilmu pengetahuan itu hanya mencakup hal-hal yang dapat diindrakan dan di nalar semata. Pada kenyataannya penerapan pendidikan Islam dengan mengikuti model Barat, terkadang justru merugikan masyarakat Muslim sendiri, karena disatu sisi mereka telah mengorbankan 38 39 Ibid, 69 Bukhari Umar..Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:AMZAH, 2010. 26. 116 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 Sistem Pendidikan Perspektif Filsafat Islam dan Barat petunjuk-petunjuk wahyu hanya untuk mengikuti model. Namun disi lain temyata tidak menghasilkan sesuatu yang signifikan dalam mengembangkan peradaban Islam. Hasil pendidikan tetap tidak mampu memobilisasi pekembangan peradaban Islam.40 Penutup Hakekat pendidikan berperan mengembangkan potensi manusia semaksimal mungkin. Bertolak dari potensi manusia tersebut juga maka paling tidak ada beberapa aspek pendidikan yang sangat perlu ditekankan pada manusia yakni aspek ketauhidan sebagai cirikhas yang paling utama. Sebab jika potensi ketauhidan tersebut sudah baik maka secara langsung akan beribas pada potensi yang lainnya, seperti memiliki akhlak yang baik, akal dan keterampilan lainnya. Dari pernyataan dan berbagai argumen tersebut diatas nyatalah bahwa sesungguhnya pendidikan Islam itu adalah suatu upaya memanusiakan manusia dengan arti sebenarnya yang didalamnya mengandung pembentukan manusia yang berahlak mulia dan budi pekerti luhur dan pada akhirnya akan menjadi insan kamil, yang merupakan sosok pribadi yang ideal dalam pandangan islam. Jadi nyatalah bahwa konsep pendidikan Islam itu adalah termuat dalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Daftar Pustaka Abdul Fatah Hasan , Pengenalan Falsafah Pendidikan, PTS Publications & Distributor Sdn. Bhd. Pahang. 2001. Ari Juniar Susanto. Pendidikan Dalam Pandangan Islam. Melalui http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-dalampandangan-islam.html Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Bukhari Umar..Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: AMZAH, 2010 Elman Duro. Pengantar Umum Filsafat Pendidikan Islam http://elmanemien.blogspot.co.id/2010/03/pengantar-umumfilsafat-pendidikan.html di unduh 11-10-2015 40 Mujamil Erlangga..2005. Qomar. EpisernologiPendidikan Islam. Jakarta: TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015 117 Kadir Sobur Ety Rochaity, Sistem Informasi Management Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: AlHusna. 1987. H. Jalaluddin. Teologi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2003. Maisah. Manajemen Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press Group. 2013. M.Ardiansyah. Perbedaan Pendidikan Islam Dengan Barat dalam http://aredine86.blogspot.co.id/2013/05/makalah-perbedaanpendidikan-islam.html Mujamil Qomar. EpisernologiPendidikan Islam. Jakarta: Erlangga..2005. Mujamil Qomar. Dimensi Manajemen Pendidikan Islam. Malang; Erlangga. 2015. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: PT remaja Rosdakarya. 2013. Karhi Nisjar dan Winardi. Teori Sistem dan Pendekatan Sistem dalam Bidang Manajemen. (Cimandiri. CV. Mandar maju.1997). Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006. Samsul Nizar, Filsafat Pendidkan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press.2002. Veithzal Rifai Zainal & Fauzi Bahar. Islamic Education Management Dari Teori Ke Praktek; Mengelola Pendidikan Secara Profesional Dalam Perspektif Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2013 Zakiah Derajat. Agama dan Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang: 1983. Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. 118 TAJDID Vol. XIV, No. 1, Januari-Juni 2015