perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori 1. Konsep Stimulasi Musik Klasik a. Pengertian Stimulasi dan Musik Klasik Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan luar individu anak. Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi cenderung lebih cepat berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement). Memberikan stimulasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti lebih memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Nursalam, 2005). Stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Stimulasi ini dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak (Nursalam, 2005). Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan mengasah kemampuan anak secara terus menerus kemampuan anak akan semakin meningkat, pemberian stimulasi dapat dilakukan dengan mendengarkan musik (Nursalam, 2005). Musik mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan membuat anak pintar bersosialisasi (Evi, 2007). Musik merupakan commit8to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bahasa universal. Saking universalnya, janin dalam kandungan pun ternyata membutuhkan musik. Alunan musik yang indah, memang berpengaruh besar pada kecerdasan emosional (EQ) maupun kecerdasan logika (IQ) yang terbentuk sejak janin dalam kandungan (Gilang, 2000). Musik juga tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif (Yudana, 1999). Musik memiliki tiga bagian penting yaitu bit, ritme, dan harmoni. Kombinasi ketiganya akan menghasilkan musik yang enak. Musik yang baik adalah musik yang menyelaraskan ketiganya. Di dalam otak manusia terdapat reseptor yang bisa mengenali musik. Otak bayipun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna, sehingga musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur otak bayi (Evi, 2007). Menurut Tomatis (1980) menyatakan, stimulasi yang paling baik dalam arti mendapat respon dari janin adalah suara ibu dan musik klasik. Suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak sehingga menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi baru lahir, juga dapat mengatur cepat atau lambatnya denyut jantung janin dan bayi, serta merangsang penambahan berat badan bayi. Ketukan musik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id juga mempunyai efek terhadap kepandaian anak dalam matematika (Kompas, 2002). Musik klasik adalah semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, Kantata Bach atau karya-karya lainnya (Dhani, 2003). Musik klasik umumnya digunakan karena dasar-dasarnya menyerupai ritme denyut nadi manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa masuk dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia. Musik klasik mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik (Evi, 2007). b. Jenis-jenis Stimulasi Menurut Widodo menyatakan, ada tiga jenis stimuli yang akan meningkatkan kecerdasan janin. Stimuli tersebut adalah : (Gilang, 2000). 1) Stimuli Fisik-Motorik. Misalnya, ibu mengelus-elus perut, atau memberikan respon apabila ada gerakan yang dilakukan sang janin. 2) Stimuli Kognitif. Misalnya, ibu hamil berkomunikasi dengan bayinya dengan cara berbicara atau mendongeng pada sang janin. 3) Stimuli Afektif. Misalnya, menyentuh perasaan bayi dengan memperdengarkan jenis musik tertentu. Jika hal ini diakukan dengan sering dan teratur, maka hasilnya akan lebih baik lagi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 1: Macam Stimulus Menurut Nursalam (2005) Usia Stimulasi Stimulasi Visual Auditif - Objek warna - Mengajak terang diatas bicara tempat tidur. - Mendengarkan musik lonceng Stimulasi Taktik - Membelai, menyisir, menyelimuti Stimulasi Kinetik - Berjalanjalan 4-6 bulan - Menonton - Panggil TV, mainan namanya warna terang yang dapat dipegang - Bermain air 7-9 bulan - Menonton - Mengenal - Panggil TV, mainan berbagai namanya warna terang - Ajari tekstur yang dapat - Bermain air memanggil dipegang orang tuanya - Bermain - Memberi tahu cilukba yang sedang dilakukan - Berdiri pada paha orang tua - Membantu tengkurap, duduk - Membantu tengkurap dilantai - Latih berdiri - Permainan tarik dorong 10-12 bulan - Ajak ketempat ramai - Kenalkan gambar 0-3 bulan - Suara binatang - Menyebutkan bagian tubuh - Merasakan hangat/ dingin - Memegang makanan sendiri - Permainan tarik dorong - Bersepeda c. Waktu Pemberian Stimulasi Setiap orang tua tentu mempunyai anak pandai, cerdas dan tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Untuk mendapatkan itu semua, tidak hanya diperlukan gizi yang cukup, tetapi juga diperlukan stimulasi memadai sejak anak masih dalam kandungan (Kompas, 2002). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah lahir (Nursalam, 2005). Menurut Hasibuan menjelaskan, janin mulai bereaksi pada dunia luar tatkala usia hamil sang ibu menginjak 18 hingga 20 minggu. Saat inilah otak janin tumbuh dengan cepat bahkan mencapai taraf maksimum. Namun sesungguhnya stimulasi dengan mendengarkan musik akan efektif tatkala usia kandungan menginjak 26 minggu. Sebab selain sang janin sudah bisa mendengar ia pun sudah punya persepsi pada dunia luar. Bahkan pada fase ini, janin sudah bisa distimuli walau sedang tidur. Pada fase ini sang janin juga sudah bisa bermimpi (Gilang, 2000). Saat paling tepat untuk memberikan stimulasi berupa musik pada janin, tatkala sang janin dalam keadaan terjaga, ketika itu ibu hamil semestinya mendengarkan musik dengan kondisi santai (Gilang, 2000). Menurut (Setyo, 1998) musik klasik dapat memberikan rangsangan pada bayi karena kaya komponen suara atau beragam alat musik yang tergabung didalamnya. Stimulasi musik klasik ini bisa mulai diberikan sejak janin berusia 4 bulan. Pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak dan syaraf janin sudah memberikan respons pada stimulasi suara (Kompas, 2002). Stimulasi klasik sebaiknya dilakukan setiap hari minimal setengah jam. Musik klasik ini bisa didengarkan sambil melakukan kegiatan lain. Bagi ibu hamil yang tidak begitu menyukai musik klasik dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id selalu ketiduran bila mendengarkan, tidak perlu khawatir karena janin tetap bisa mendengarkan musik (Kompas, 2002). Menurut Haque, satu hal yang terpenting ketika mendengarkan musik klasik kondisi emosional ibu harus tenang dan relaks. Jika ibu bisa ketiduran ketika mendengarkan musik klasik, berarti ibu bisa santai. Stimulasi paling efektif adalah ketika ibu merasa tenang dan santai (Kompas, 2002). Waktu yang diperlukan untuk terapi 30 menit, untuk relaksasi sekitar 10-15 menit dan stimulasi 15-20 menit. Di rumah, lamanya mendengarkan musik yang dianjurkan untuk ibu hamil sekitar 30 menit setiap hari (Yudana, 1999). Menurut penelitian Grace Sudargo, musik klasik yang mengandung komposisi pada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada redah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik (Wibisono, 2007). d. Prinsip Stimulasi Stimulasi dilakukan oleh orangtua (keluarga) setiap ada kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih dan sayang, bermain dengan anak, berbahagia bersama; stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan dan mencakup empat bidang kemampuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berkembang; stimulasi dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak; stimulasi dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan atau hukuman atau marah bila anak tidak dapat melakukannya; memberi pujian bila anak berhasil; stimulasi dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan mudah didapat, misalnya mainan yang dibuat sendiri dari bahan bakar, alat yang ada dirumah atau benda yang terdapat dilingkungan sekitarnya (Suherman, 2000). e. Manfaat Stimulasi Musik Banyak manfaat yang didapat dari stimulasi musik bagi ibu-ibu hamil/ibu–ibu sesudah melahirkan dalam mempersiapkan janin menjadi anak cerdas dan berkualitas (Widodo, 2000). 1) Bagi ibu hamil/ibu sesudah melahirkan maupun janin/bayi, stimulasi musik dapat menimbulkan reaksi psikologis, karena musik dapat menenangkan (relaksasi). 2) Melalui kegiatan stimulasi musik dapat menyongsong masa depan bayi/anak yang lebih cemerlang, karena untuk menghadapi era globalisasi dibutuhkan individu-individu yang memiliki ketrampilan otak akan lebih dihargai tinggi dan sangat dibutuhkan bila dibandingkan dengan individu yang hanya mengandalkan kekuatan otot. 3) Dapat membantu ibu-ibu hamil agar tetap dapat mempertahankan keseimbangan antara kesehatan jasmani, pikiran dan emosi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4) Malalui rangasangan-rangsangan musik yang diperdengarkan kepada janin/bayi secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut kelak di kemudian hari. 5) Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu menyerap banyak hal. 6) Dapat meresapi musik berarti dapat memahami perasaan orang lain. 2. Konsep Perkembangan a. Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah perubahan psikologis hasil dari proses pematangan dan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan (Suherman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ–organ, dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005). Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional dan kemampuan kerja organ–organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya bahwa organ–organ tubuh makin bisa dikendalikan sesuai dengan kemauan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Makin terspesialisasi artinya bahwa organ-organ tubuh semakin bisa berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing (Sugianto, 2005). Perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk berfungsi yang dihasilkan melalui proses pematungan dan proses belajar (Supartini, 2004). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual (kognitif) dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002). Perkembangan adalah bertambahnya stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus, kemampuan berbahasa maupun sosialisasi dan kemamdirian (Rusmil, 2006). Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresik dan kotinyu (berkesinambungan) dalam arti individu dari lahir sampai mati “ The progressive and continous change in the organism from birth id desth) “ (Yusuf , 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Ciri–ciri perkembangan Menurut Yusuf (2005), perkembangan secara umum mempunyai ciri-ciri berikut : 1) Terjadinya perubahan dalam : a) Aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh yang lainnya. b) Aspek psikis : semakin bertambahnya perbendaharan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan kreatifnya. 2) Terjadinya perubahan dalam proporsi : a) Aspek fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. b) Aspek psikis : perubahan imajinasi dari yang ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman sebaya). 3) Lenyap tanda-tanda yang lama : a) Tanda-tanda fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanakkanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar Pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b) Tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh (merahan), bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (dorongan untuk bertindak sebelum berpikir). 4) Diperoleh tanda-tanda yang baru a) Tanda-tanda fisik : bergantinya gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada wanita, dan ”mimpi basah” pada anak pria), maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh : pinggul dan buah dan pada wanita : kumis, jakun, suara pada anak pria). b) Tanda-tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama. Menurut Rusmil (2006), ciri-ciri perkembangan adalah : 1) Perkembangan menimbulkan perubahan Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan intelegensi menyertai perumbuhan otak dan serabut saraf. 2) Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh menjadi dua hukum yang tetap yaitu : a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepada, kemudian menuju kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal). b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jam-jam yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus (pola proksimaldistal). 4) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan : Tahap perkembangan dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tidak bisa terjadi terbalik. 5) Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam perkembangan fungsi organ maupun perkembangan pada masing-masing anak. 6) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun demikian, terjadi peningkatan mental, ingat, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Prinsip-prinsip Perkembangan Menurut Potter (2005), prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut : 1) Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu. 2) Perkembangan merupakan sesuatu yang ke arah dan berlangsung terus dalam cara sebagai berikut : a) Cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah bawah dari bagian tubuh. b) Proximodistal, perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proximal) tubuh ke arah luar (distal). c) Differentiation, ketika perkembangan berlangsung terus dari hal mudah ke arah yang lebih kompleks. 3) Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis. 4) Perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum perkembangan. 5) Perkembangan terjadi melalui konflik dan adaptasi, dan aspek yang berbeda berkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari keseimbangan dan ketidakseimbangan. 6) Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang pasti sesuai umur dan kemampuan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7) Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus perkembangan ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan tugas yang dicapai. Menurut Yusuf (2005), prinsip-prinsip perkembangan meliputi : 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (Never ending proces ). 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Ngastiyah (2005), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor Dalam (Internal) a) Genetika ( Perbedaan ras, etnis atau bangsa; Keluarga; Umur; Jenis kelamin; Kelainan kromosom). b) Pengaruh hormon commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Faktor Lingkungan (Eksternal) Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga yaitu prenatal, kelahiran, dan pasca persalinan a) Faktor prenatal Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap untuk tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir adalah gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, endrokin, radiasi, infeksi, stress (psikologis ibu), imunitas, anoksia embrio, stimulasi. b) Faktor Kelahiran Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak. c) Faktor Pasca Persalinan Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir. Secara umum dapat digolongkan menjadi: (1) Lingkungan biologis meliputi : ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon. (2) Faktor fisik meliputi : cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, radiasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (3) Faktor Psikososial meliputi : Stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua. (4) Faktor keluarga dan adat istiadat meliputi : pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu,adat istiadat, normanorma, tabu-tabu, agama, urbanisasi, kehidupan politik. e. Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetik, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atus kebutuhan dasar tertentu. Menurut Soetjiningsih (2000) yang dikutip dalam Nursalam (2005), kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu asuh, asih dan asuh. 1) Asuh (kebutuhan fisik-Biomedis), meliputi : a) Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting b) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan jika sakit c) Pemukiman yang layak/perumahan d) Pakaian e) Higiene diri dan lingkungan f) Kesegaran Jasmani (olah raga dan rekreasi) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Asih (Kebutuhan Emosi dan kasih sayang), meliputi : a) Kasih sayang orang tua b) Rasa aman c) Harga diri d) Dukungan/dorongan e) Mandiri f) Rasa memiliki g) Kebutuhan akan sukses, mendapat kesempatan, dan pengalaman 3) Asah (Kebutuhan stimulasi mental) Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pra natal dan setelah lahir. Stimulasi mental merupakan akal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan psikososial meliputi : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moraletika, produktivitas. f. Periode Perkembangan Anak Wong (2000) dikutip dalam Supartini (2004) mengemukakan perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, periode commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan, dan masa kanak-kanak akhir. 1) Periode Pranatal Periode prenatal atau periode intra uterin yaitu masa janin dalam kandungan. Periode ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu : a) Fase Germinal yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang lebih usia kehamilan 2 minggu. b) Fase Embrio yaitu mulai dari usia kehamilan 2 minggu sampai 8 minggu. c) Fase Fetal yaitu mulai dari usia kehamilan 8 minggu sampai 40 minggu atau kelahiran. 2) Periode Bayi Periode ini terbagi atas neonatus (sejak lahir sampai 28 hari) dan bayi (28 hari sampai usia 12 bulan). 3) Periode kanak-kanak awal Periode ini terdiri atas toddler (anak usia 1 sampai 3 tahun) dan prasekolah (usia anak antara 3 sampai 5 tahun). 4) Periode kanak-kanak pertengahan Periode ini dimulai pada usia 6 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun atau sering dikatakan sebagai usia sekolah. 5) Periode kanak-kanak akhir Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai memasuki usia remaja, pada 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun. Anak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perempuan mulai memasuki fase pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki 12 tahun. g. Aspek-aspek yang dinilai dalam pemantauan perkembangan Menurut Rusmil (2006), dalam pemantauan perkembangan ada 4 aspek yang dinilai yaitu : 1) Gerakan motorik kasar : aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, terutama melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dll. 2) Gerakan motorik halus : aspek yang berhubungan dengan bagianbagian tubuh untuk mengamati sesuatu melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 3) Bahasa : Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. 4) Sosialisasi dan kemandirian : aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 3. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Pada Usia Prasekolah (3 sampai 5 tahun) : Menurut UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 5 tahun yang dilakukan dengan pengasuhan, pembinaan dan pendidikan untuk membantu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertumbuhan dan perkembangan anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Muscari (2005) pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia prasekolah (3 sampai 5 tahun) meliputi : a. Pertumbuhan dan perkembangan fisik 1) Anak usia prasekolah yang sehat adalah yang ramping, periang, dan cekatan serta memiliki sikap tubuh yang baik. Pertambahan tinggi rata-rata adalah 6,25 – 7,5 cm per tahun. Pertambahan berat badan rata-rata adalah 2,3 kg per tahun. 2) Nutrisi Kebutuhan nutrisi anak usia prasekolah hampir sama dengan toddler. Anak usia prasekolah mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi dan hati. Makanan yang disukai antara lain : sereal, daging, kentang bakar, buah-buahan, dan permen. Banyak anak yang berusia 3 dan 4 tahun tidak dapat diam atau cerewet selama makan dengan keluarga dan dapat tetap berjuang dengan penggunaan peralatan makan. 3) Pola tidur Rata-rata anak usia prasekolah tidur 11 sampai 13 jam sehari. Sebagian besar anak usia prasekolah memerlukan tidur siang sampai usia 5 tahun. Kebiasaan tidur siang setiap hari dapat dihilangkan jika tampak menganggu waktu tidur malam hari. Masalah tidur yang umum terjadi, antara lain : Mimpi buruk, teror commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id di malam hari, sulit istirahat setelah sibuk seharian, aktivitas pengantar tidur terlalu lama sehingga menunda tidur, terbangun di malam hari. 4) Kesehatan gigi Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memungkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya dua kali sehari. Orang tua harus mengawasi anak menggosok gigi dan membersihkan sela-sela gigi. Anak harus menghindari makanan yang bersifat kariogen untuk mencegah karies. 5) Eliminasi Sebagian besar anak mampu melakukan toilet training dengan mandiri pada akhir periode prasekolah. Beberapa anak mungkin masih mengompol di celana. Sebagian besar lupa untuk mencuci tangannya dan untuk membilas (cebok). Anak-anak berkemih ratarata 500 sampai 1000 ml / hari. b. Perkembangan Motorik 1) Motorik Kasar Ketrampilan motorik kasar bertambah baik. Anak usia prasekolah dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Motorik Halus Anak dapat membangun menara 9 atau 10 balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran, dan menggambarkan tanda silang pada usia 4 tahun. 3) Aspek keamanan terkait Anak usia prasekolah merupakan pengamatan yang cermat dan meniru orang lain sehingga orang dewasa perlu melakukan apa yang mereka ajarkan tentang masalah keamanan. c. Perkembangan Psikososial (Tinjauan Erikson) 1) Erikson menyatakan krisis yang dihadapi anak pada usia antara 3 dan 6 tahun disebut inisiatif versus rasa bersalah. 2) Anak usia prasekolah adalah pelajaran yang enerjik, antusias dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Anak menggali dunia fisik dengan semua indra dan kekuatannya. 3) Kesadaran moral (suara dari dalam hati yang mengingatkan dan mengancam) mulai berkembang. 4) Anak usia prasekolah mulai untuk menggunakan alasan sederhana dan dapat menoleransi penundaan keputusan dalam periode yang lama. d. Perkembangan Psikoseksual (Tinjauan Freud) Berdasarkan tinjauan Freud, pada tahap ini disebut tahap falik yang berlangsung dari usia 3 sampai 5 tahun. Kepuasan anak berpusat pada genetalia dan masturbasi. Anak mengalami apa yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id oleh Freud disebut sebagai konflik Odipus yang ditandai dengan kecemburuan dan persaingan terhadap orang tua sejenis dan cinta terhadap orang tua lain jenis. Tahap odipus biasanya berakhir pada akhir periode usia prasekolah dengan identifikasi kuat pada orang tua sejenis. e. Perkembangan Moral (Tinjauan Kohlberg) Berdasar tinjauan Kohlberg, anak usia prasekolah berada pada tahap prakonvensional dalam perkembangan moral yang terjadi hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini, perasaan bersalah muncul dan penekanannya adalah pada pengendalian eksternal. Standar moral anak adalah apa yang ada pada orang lain dan anak mengamati mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan. f. Perkembangan Kognitif (Tinjauan Piaget) 1). Tahap berpikir praoperasional pada perkembangan kognitif Tahap berpikir praoperasional pada perkembangan kognitif, dari usia 2 sampai 7 tahun, memiliki 2 fase prakonseptual dan intuitif. a). Fase prakonseptual (usia 2 – 4 tahun) (1). Anak membentuk konsep yang kurang lengkap dan logis dibandingkan dengan konsep orang dewasa. (2). Anak membuat klasifikasi yang sederhana. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (3). Anak menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang simultan (penalaran transduktif). (4). Anak menampilkan pemikiran egosentrik. b). Fase intuitif (usia 4 – 7 tahun) (1). Anak menjadi mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan dan menghubungkan objek-objek tetapi tetap tidak menyadari prinsip-prinsip dibalik operasi tersebut. (2). Anak menunjukkan proses berpikir intuitif (anak menyadari bahwa sesuatu adalah benar, tetapi ia tidak dapat mengatakan alasannya). (3). Anak tidak mampu untuk melihat sudut pandang orang lain. (4). Anak menggunakan banyak kata yang sesuai, tetapi kurang memahami makna sebenarnya. 2). Pola berfikir anak usia prasekolah Anak usia prasekolah menunjukkan cara berpikir magis dan percaya bahwa semua pikirannya mengandung kekuatan. Mereka dapat merasa bersalah dan bertanggungjawab terhadap pikiranpikiran buruk yang kadang-kadang terjadi bersamaan dengan kejadian yang diharapkan (misal, mengharapkan adiknya mati dan pada saat yang sama adiknya menjadi jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3). Konsep Perkembangan Bahasa a). Pengertian dan Perkembangan bahasa Bahasa merupakan alat untuk menginterpretasikan dan mengekspresikan pikiran, perasaan dan kemauan dari seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan mempergunakan sistem simbol yang telah disepakati dan menjadi milik anggota masyarakat bahasa (Setyono, 1998). Sedang Bahasa merupakan ungkapan suara-suara. Suarasuara ini dihasilkan oleh gerakan otot dan ditangkap oleh telinga (Azhim, 2002). Bahasa adalah asosiasi dengan lobus parietalis, lobus temporalis dan lobus frontalis (Markam, Suprapti S., & Soemarmo Markam, 2003). Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain (Yusuf, 2005). Perkembangan bahasa adalah tahap perkembangan kemampuan untuk memperoleh dan mempergunakan simbolsimbol verbal atau non verbal dari konsep atau pengertian sesuai dengan aturan linguistik (sematik dan sintatik) yang dipergunakan oleh lingkungannya (Setyono, 1998). b). Pembentukan Unsur-unsur Bahasa Tahap ini berlangsung pada usia 1 sampai 1,6 tahun. Pada tahap ini anak mulai mempelajari bunyi-bunyi bahasa dalam hubungannya dengan konsep atau pengertian tertentu. Misalnya anak akan menghubungkan antara kata kata “roti”, bentuk dan warna “roti”, serta bau dan rasa “roti”. Demikian pula dengan objek-objek yang lain (Setyono, 1998). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c). Perkembangan Pengertian dan Perbendaharaan Bahasa Pada tahap ini anak mulai banyak memperhatikan berbagai peristiwa dan kejadian di lingkungannya. Dari hasil pengamatan atas pengalaman yang diperoleh selanjutnya akan membentuk konsep atau pengertian yang menjadi perbendaharaan bahasa. Semakin banyak pengalaman yang diamati, maka akan semakin banyak pula pengertian yang terbentuk dan semakin banyak perbendaharaan bahasanya (Setyono, 1998). Menurut Yusuf (2005), bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan pemikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik kesimpulan. Perkembangan pemikiran itu dimulai pada usia 1,6 sampai 2 tahun yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju perkembangan itu sebagai berikut : 1) Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif seperti ”bapak makan”. 2) Usia 2,6 tahun anak dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal) seperti ”bapak tidak makan”. 3) Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat kritikan, keragu-raguan dan menarik kesimpulan analogi. d). Penggunaan Bahasa Setelah anak berusia 3 tahun, anak mulai menguasai bahasanya. Anak telah memiliki perbendaharaan bahasa yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cukup banyak untuk dipergunakan dalam komunikasi seharihari. Komunikasi dengan lingkungan sudah cukup lancar, meskipun masih terdapat kesalahan dalam artikulasi (Setyono, 1998). Menurut Piaget rata-rata pencapaian kata berdasarkan usia anak sebagai berikut : a). Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara kalimat dengan tiga atau empat kata dan berbicara terus menerus. b). Rata-rata anak usia 4 tahun mengucapkan 1500 kata, mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan dan bernyanyi lagu yang sederhana. Usia 4 tahun merupakan usia puncak untuk pertanyaan mengapa. c). Rata-rata usia 5 tahun dapat mengucapkan 2100 kata, mengetahui empat warna atau lebih dan dapat menamakan hari-hari dalam satu minggu dan bulan. e). Tugas-tugas Perkembangan Bahasa Menurut Yusuf (2005), dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas yang satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut : 1) Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain. Bayi memahami bahasa orang lain, bukan memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memahami kegiatan/gerakan atau gesture-nya (bahasa tubuhnya). 2) Pengembangan Perbendaharaan Kata. Perbendaharaan katakata anak berkembang dimulai secara lambat pada usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia prasekolah dan terus meningkat setelah anak masuk sekolah. 3) Penyusunan Kata-kata Menjadi Kalimat. Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan disertai ”gesture” untuk melengkapi cara berpikirnya. Seiring dengan meningkatnya usia anak dan keluasan pergaulannya, tipe kalimat yang diucapkannya pun semakin panjang dan kompleks. 4) Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui mitasi (peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama orangtuanya). Pada usia bayi, antara 11-18 bulan, pada umumnya mereka belum dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata secara jelas, sehingga sering tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga tahun. f). Tipe Perkembangan Bahasa Menurut Yusuf (2005), ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1) Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). 2) Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi ke dalam lima bentuk : a) Adapted information, di sini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari. b) Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain. c) Command (perintah). d) Reguest (permintaan) dan threat (ancaman). e) Questions (pertanyaan). f) Answers (jawaban). Berbicara monolog (egocentric speech) berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun ; sementara yang “socialized speech” mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial (social adjustment). g). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Menurut Yusuf (2005), perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga. 1) Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. 2) Intelegensi. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas normal. Namun begitu, tidak semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh (Lindgren, dalam E. Hurlock, 1956). Dikutip dari buku Yusuf (2005) Selanjutnya, Hurlock mengemukakan hasil studi mengenai anak yang mengalami kelambatan mental, yaitu bahwa sepertiga di antara mereka yang dapat berbicara secara normal dan anak yang berada pada tingkat intelektual yang paling rendah, mereka sangat miskin dalam berbahasanya. 3) Status Sosial Ekonomi Keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer dan Reindorf dalam E. Hurlock, 1956). Dikutip dari buku Yusuf (2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4) Jenis Kelamin (Sex). Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria. 5) Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Sedangkan menurut Setyono (1998), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara adalah : 1) Kondisi Fisik. Kondisi fisik seorang anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, merupakan suatu modal dasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Pada masa ini kemampuan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicaranya. Kesempatan tersebut memungkinkan anak untuk memperoleh pengalaman sebanyak-banyaknya, sehingga anak tersebut memperoleh input untuk diolah lebih lanjut dan membentuk konsep pengertian. 2) Kemampuan Motorik. Dengan memegang atau mempermainkan objek yang diamati, maka input yang diperoleh juga akan bertambah pula, sehingga akan makin sempurnalah konsep bahasa dan perbendaharaan pengertiannya. Selain itu, dengan kemampuan motoriknya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id seorang anak akan mencoba untuk melakukan sendiri suatu aktivitas yang sedang atau baru dimengerti. 3) Kesehatan Umum. Kesehatan umum yang baik sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, demikian pula halnya dengan perkembangan bicara. Kondisi semacam ini sangat menunjang pembentukan konsep bahasa dan pengertiannya. Selain itu, kesehatan umum yang juga akan mempengaruhi kemampuan mental intelektual anak dalam masa perkembangan. 4) Kecerdasan. Kecerdasan atau intelegensi dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan kemampuan seseorang untuk berfikir dan bertindak terarah, mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Salah seorang ahli mengemukakan bahwa terdapat tujuh faktor yang menjadi komponen kemampuan intelegensi, yaitu perbendaharaan bilangan, orientasi ruang, kata, kemampuan persepsi, ingatan, penalaran dan kelancaran berbicara. Ketujuh faktor tersebut mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan kemampuan bahasa dan bicara. 5) Kepribadian. Bahasa dan bicara seseorang anak merupakan suatu indikator kondisi mental intelektual dan sekaligus merupakan tingkah kepribadiannya. laku Pada yang tahap lanjut menggambarkan perkembangan kemampuan bicara juga merupakan adanya hambatan atau kegagalan perkembangan kepribadian. commit to user mental intelektual dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6) Status Sosio-ekonomi. Status Sosio-ekonomi yang baik memungkinkan seorang anak memperluas eksplorasinya, kesempatan dan fasilitas relatif lebih banyak. Sehingga rangsangan yang didapat sebagai input menjadi lebih banyak, lebih lengkap dan lebih bervariasi. 7) Sikap Lingkungan. Lingkungan yang baik pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa dan bicara anak adalah lingkungan yang mampu menciptakan kondisi yang dapat menimbulkan mengembangkan minat daya untuk jiwa berkomunikasi lainnya serta dan mampu merangsang fungsi-fungsi fisik. 8) Jenis Kelamin. Perkembangan bahasa dan bicara anak perempuan cenderung lebih cepat dibandingkan anak lakilaki karena faktor identifukasi. Pada umumnya (dalam perkembangan jiwa anak normal) anak perempuan akan memilih tokoh ibu sebagai model. Demikian juga pada anak laki-laki yang memilih tokoh ayah sebagai model. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kecenderungan bahwa dalam suatu keluarga, seorang ibu lebih banyak berbicara dengan anak bila dibandingkan dengan seorang ayah. Keadaan ini secara tidak langsung akan lebih merangsang anak perempuan untuk berbicara lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki. 9) Bilingualisme adalah suatu penggunaan dua bahasa atau lebih dalam suatu keluarga. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya simbol yang berbeda untuk satu objek. Peristiwa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id semacam ini perlu mendapat perhatian secara khusus. Mungkin pada anak-anak yang mempunyai kemampuan mental yang normal atau di atas normal keadaan ini dapat berpengaruh positif, karena anak mampu menggunakan dua bahasa atau lebih. Pengaruh bilingualisme ini akan kurang baik apabila anak belum memiliki dasar kemampuan bahasa tertentu. Sehingga dapat menghambat perkembangan kemampuan bahasa dan bicara, terutama pada anak-anak yang mempunyai kecenderungan terlambat perkembangan bahasa dan bicaranya. h). Indikator Psikologis Paling Penting Pada Bahasa Anak Fase 4 - 7 Tahun menurut Azhim (2002) adalah: Indikator terpenting yang dikemukakan oleh para psikolog berkenaan dengan bahasa anak yang ada pada fase ini ialah bahwa bahasa digunakan untuk mewujudkan beberapa tujuan anak. Diantara tujuan berbahasa itu adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengungkapkan peristiwa tertentu dan menjelaskannya kepada orang lain melalui cara pandang anak dan untuk berbicara kepada dirinya sendiri. 2) Tuturan merupakan unsur terpenting agar anak dapat beradaptasi dengan dirinya dan menyukainya. Setiap anak berimajinasi bahwa orang lain berpikir seperti dirinya. 3) Tuturan merupakan sarana komunikasi yang memungkinkan anak memahami lingkungan eksternalnya dan berupaya untuk beradaptasi dengannya. Pada kalangan anak, tuturan lebih mempengaruhi tindakan anak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian Yang Relevan Dalam hal ini penelitian tentang musik klasik sudah banyak di lakukan oleh berbagi peneliti sebatas yang diketahui oleh peneliti Campbell, seorang musisi sekaligus pendidik, bersama Dr. Alfred Tomatis yang psikolog, mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Hasilnya dituangkan dalam buku mereka yang di Indonesia diterbitkan dengan judul Efek Mozart. Rances Rauscher dan koleganya dari Universitas Wisconsin, AS melakukan penelitian hubungan antara kecerdasan dan musik. C. Kerangka Pemikiran Stimulasi dalam kandungan : § Stimulasi fisik–motorik § Stimulasi kognitif § Stimulasi efektif (mendengarkan musik) Stimulasi setelah lahir : § Stimulasi visual § Stimulasi taktik § Stimulasi kinetik Perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah (3 sampai 5 tahun) (Tinjauan Piaget) : • Prakonseptual • Intuitif • Bahasa § Stimulasi auditif (mendengarkan musik) Ket : ______ Diteliti --------- Tidak diteliti Gambar 1: Kerangka Konsep Pengaruh Stimulasi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif (Aspek Bahasa) Pada Anak Usia Prasekolah (3 sampai 5 tahun) di Play Group Plus Bina Insani Kediri. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Hipotesis Hi : Ada pengaruh stimulasi musik klasik terhadap perkembangan kognitif (aspek bahasa) pada anak usia prasekolah (3 sampai 5 tahun) di Play Group Plus Bina Insani Kediri. commit to user