BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Konsep Stimulasi Musik Klasik
a. Pengertian Stimulasi dan Musik Klasik
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan luar
individu anak. Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi cenderung
lebih cepat berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat
(reinforcement). Memberikan stimulasi yang berulang dan terus
menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti lebih
memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal (Nursalam, 2005).
Stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap
kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak.
Stimulasi ini dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang
dewasa lain di sekitar anak (Nursalam, 2005).
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah.
Dengan mengasah kemampuan anak secara terus menerus kemampuan
anak akan semakin meningkat, pemberian stimulasi dapat dilakukan
dengan mendengarkan musik (Nursalam, 2005).
Musik mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan
membuat anak pintar bersosialisasi (Evi, 2007). Musik merupakan
commit8to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahasa universal. Saking universalnya, janin dalam kandungan pun
ternyata membutuhkan musik. Alunan musik yang indah, memang
berpengaruh besar pada kecerdasan emosional
(EQ) maupun
kecerdasan logika (IQ) yang terbentuk sejak janin dalam kandungan
(Gilang, 2000).
Musik juga tidak cuma merupakan materi hiburan yang
memanjakan
telinga.
Alunan
suara
yang
berirama
ini
bisa
dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas
dan kreatif (Yudana, 1999).
Musik memiliki tiga bagian penting yaitu bit, ritme, dan harmoni.
Kombinasi ketiganya akan menghasilkan musik yang enak. Musik
yang baik adalah musik yang menyelaraskan ketiganya. Di dalam otak
manusia terdapat reseptor yang bisa mengenali musik. Otak bayipun
sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan
terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna, sehingga
musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan
mempersubur otak bayi (Evi, 2007).
Menurut Tomatis (1980) menyatakan, stimulasi yang paling baik
dalam arti mendapat respon dari janin adalah suara ibu dan musik
klasik. Suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak sehingga
menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi baru lahir,
juga dapat mengatur cepat atau lambatnya denyut jantung janin dan
bayi, serta merangsang penambahan berat badan bayi. Ketukan musik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga mempunyai efek terhadap kepandaian anak dalam matematika
(Kompas, 2002).
Musik klasik adalah semua musik dengan keindahan intelektual
yang tinggi dari semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, Kantata
Bach atau karya-karya lainnya (Dhani, 2003). Musik klasik umumnya
digunakan karena dasar-dasarnya menyerupai ritme denyut nadi
manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa masuk dalam
perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga
manusia. Musik klasik mengandung komposisi nada berfluktuasi
antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada
otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak
akan berkembang hingga 80% dengan musik (Evi, 2007).
b. Jenis-jenis Stimulasi
Menurut Widodo menyatakan, ada tiga jenis stimuli yang akan
meningkatkan kecerdasan janin. Stimuli tersebut adalah : (Gilang,
2000).
1) Stimuli Fisik-Motorik. Misalnya, ibu mengelus-elus perut, atau
memberikan respon apabila ada gerakan yang dilakukan sang janin.
2) Stimuli
Kognitif. Misalnya, ibu hamil berkomunikasi dengan
bayinya dengan cara berbicara atau mendongeng pada sang janin.
3) Stimuli Afektif. Misalnya, menyentuh perasaan bayi dengan
memperdengarkan jenis musik tertentu. Jika hal ini diakukan
dengan sering dan teratur, maka hasilnya akan lebih baik lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1: Macam Stimulus Menurut Nursalam (2005)
Usia
Stimulasi
Stimulasi
Visual
Auditif
- Objek warna - Mengajak
terang diatas
bicara
tempat tidur. - Mendengarkan
musik lonceng
Stimulasi
Taktik
- Membelai,
menyisir,
menyelimuti
Stimulasi
Kinetik
- Berjalanjalan
4-6
bulan
- Menonton
- Panggil
TV, mainan
namanya
warna terang
yang dapat
dipegang
- Bermain air
7-9
bulan
- Menonton
- Mengenal
- Panggil
TV, mainan
berbagai
namanya
warna terang - Ajari
tekstur
yang dapat
- Bermain air
memanggil
dipegang
orang tuanya
- Bermain
- Memberi tahu
cilukba
yang
sedang
dilakukan
- Berdiri
pada paha
orang tua
- Membantu
tengkurap,
duduk
- Membantu
tengkurap
dilantai
- Latih
berdiri
- Permainan
tarik
dorong
10-12
bulan
- Ajak
ketempat
ramai
- Kenalkan
gambar
0-3
bulan
- Suara binatang
- Menyebutkan
bagian tubuh
- Merasakan
hangat/
dingin
- Memegang
makanan
sendiri
- Permainan
tarik
dorong
- Bersepeda
c. Waktu Pemberian Stimulasi
Setiap orang tua tentu mempunyai anak pandai, cerdas dan tidak
mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Untuk
mendapatkan itu semua, tidak hanya diperlukan gizi yang cukup, tetapi
juga diperlukan stimulasi memadai sejak anak masih dalam kandungan
(Kompas, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan
setelah lahir (Nursalam, 2005). Menurut Hasibuan menjelaskan, janin
mulai bereaksi pada dunia luar tatkala usia hamil sang ibu menginjak
18 hingga 20 minggu. Saat inilah otak janin tumbuh dengan cepat
bahkan mencapai taraf maksimum. Namun sesungguhnya stimulasi
dengan mendengarkan musik akan efektif tatkala usia kandungan
menginjak 26 minggu. Sebab selain sang janin sudah bisa mendengar
ia pun sudah punya persepsi pada dunia luar. Bahkan pada fase ini,
janin sudah bisa distimuli walau sedang tidur. Pada fase ini sang janin
juga sudah bisa bermimpi (Gilang, 2000).
Saat paling tepat untuk memberikan stimulasi berupa musik pada
janin, tatkala sang janin dalam keadaan terjaga, ketika itu ibu hamil
semestinya mendengarkan musik dengan kondisi santai (Gilang, 2000).
Menurut (Setyo, 1998) musik klasik dapat memberikan rangsangan
pada bayi karena kaya komponen suara atau beragam alat musik yang
tergabung didalamnya. Stimulasi musik klasik ini bisa mulai diberikan
sejak janin berusia 4 bulan. Pada masa ini janin sedang membentuk
sel-sel otak dan syaraf janin sudah memberikan respons pada stimulasi
suara (Kompas, 2002).
Stimulasi klasik sebaiknya dilakukan setiap hari minimal setengah
jam. Musik klasik ini bisa didengarkan sambil melakukan kegiatan
lain. Bagi ibu hamil yang tidak begitu menyukai musik klasik dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
selalu ketiduran bila mendengarkan, tidak perlu khawatir karena janin
tetap bisa mendengarkan musik (Kompas, 2002).
Menurut Haque, satu hal yang terpenting ketika mendengarkan
musik klasik kondisi emosional ibu harus tenang dan relaks. Jika ibu
bisa ketiduran ketika mendengarkan musik klasik, berarti ibu bisa
santai. Stimulasi paling efektif adalah ketika ibu merasa tenang dan
santai (Kompas, 2002).
Waktu yang diperlukan untuk terapi 30 menit, untuk relaksasi
sekitar 10-15 menit dan stimulasi 15-20 menit. Di rumah, lamanya
mendengarkan musik yang dianjurkan untuk ibu hamil sekitar 30 menit
setiap hari (Yudana, 1999).
Menurut penelitian Grace Sudargo, musik klasik yang mengandung
komposisi pada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada redah akan
merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B
dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan
musik (Wibisono, 2007).
d. Prinsip Stimulasi
Stimulasi
dilakukan
oleh
orangtua
(keluarga)
setiap
ada
kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan
prinsip stimulasi. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan
prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih dan sayang,
bermain dengan anak, berbahagia bersama; stimulasi dilakukan
bertahap dan berkelanjutan dan mencakup empat bidang kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkembang; stimulasi dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh
anak; stimulasi dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan atau hukuman
atau marah bila anak tidak dapat melakukannya; memberi pujian bila
anak berhasil; stimulasi dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan
mudah didapat, misalnya mainan yang dibuat sendiri dari bahan bakar,
alat yang ada dirumah atau benda yang terdapat dilingkungan
sekitarnya (Suherman, 2000).
e. Manfaat Stimulasi Musik
Banyak manfaat yang didapat dari stimulasi musik bagi ibu-ibu
hamil/ibu–ibu sesudah melahirkan dalam mempersiapkan janin
menjadi anak cerdas dan berkualitas (Widodo, 2000).
1) Bagi ibu hamil/ibu sesudah melahirkan maupun janin/bayi,
stimulasi musik dapat menimbulkan reaksi psikologis, karena musik
dapat menenangkan (relaksasi).
2) Melalui kegiatan stimulasi musik dapat menyongsong masa depan
bayi/anak yang lebih cemerlang, karena untuk menghadapi era
globalisasi dibutuhkan individu-individu yang memiliki ketrampilan
otak akan lebih dihargai tinggi dan sangat dibutuhkan bila
dibandingkan dengan individu yang hanya mengandalkan kekuatan
otot.
3) Dapat membantu ibu-ibu hamil agar tetap dapat mempertahankan
keseimbangan antara kesehatan jasmani, pikiran dan emosi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Malalui rangasangan-rangsangan musik yang diperdengarkan
kepada janin/bayi secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh
yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
tersebut kelak di kemudian hari.
5) Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia
mampu menyerap banyak hal.
6) Dapat meresapi musik berarti dapat memahami perasaan orang lain.
2. Konsep Perkembangan
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan psikologis hasil dari proses
pematangan dan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang
oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu
tertentu menuju kedewasaan (Suherman, 2000).
Perkembangan
adalah
bertambahnya
kemampuan
dan
struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ–organ, dan sistemnya yang
terorganisasi (Nursalam, 2005).
Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional dan
kemampuan kerja organ–organ tubuh ke arah keadaan yang makin
terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya bahwa
organ–organ tubuh makin bisa dikendalikan sesuai dengan kemauan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Makin terspesialisasi artinya bahwa organ-organ tubuh semakin bisa
berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing (Sugianto, 2005).
Perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan
dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk
berfungsi yang dihasilkan melalui proses pematungan dan proses
belajar (Supartini, 2004).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual (kognitif) dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,
2002).
Perkembangan adalah bertambahnya stuktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus,
kemampuan berbahasa maupun sosialisasi dan kemamdirian (Rusmil,
2006).
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresik
dan kotinyu (berkesinambungan) dalam arti individu dari lahir sampai
mati “ The progressive and continous change in the organism from
birth id desth) “ (Yusuf , 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Ciri–ciri perkembangan
Menurut Yusuf (2005), perkembangan secara umum mempunyai
ciri-ciri berikut :
1) Terjadinya perubahan dalam :
a) Aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ
tubuh yang lainnya.
b) Aspek psikis : semakin bertambahnya perbendaharan kata dan
matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan
kreatifnya.
2) Terjadinya perubahan dalam proporsi :
a) Aspek fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase
perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak
mendekati proporsi tubuh usia remaja.
b) Aspek psikis : perubahan imajinasi dari yang ke realitas, dan
perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri
perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman
sebaya).
3) Lenyap tanda-tanda yang lama :
a) Tanda-tanda fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanakkanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar Pineal pada
bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh (merahan),
bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak) dan
perilaku impulsif (dorongan untuk bertindak sebelum berpikir).
4) Diperoleh tanda-tanda yang baru
a) Tanda-tanda fisik : bergantinya gigi dan karakteristik seks pada
usia remaja, baik primer (menstruasi pada wanita, dan ”mimpi
basah” pada anak pria), maupun sekunder (perubahan pada
anggota tubuh : pinggul dan buah dan pada wanita : kumis,
jakun, suara pada anak pria).
b) Tanda-tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu
terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan,
nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
Menurut Rusmil (2006), ciri-ciri perkembangan adalah :
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan,
maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Perkembangan intelegensi menyertai perumbuhan otak dan serabut
saraf.
2) Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh menjadi dua hukum yang
tetap yaitu :
a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepada, kemudian
menuju kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jam-jam yang
mempunyai
kemampuan
dalam
gerakan
halus
(pola
proksimaldistal).
4) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan :
Tahap perkembangan dilalui seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan. Tahap-tahap tidak bisa terjadi terbalik.
5) Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam perkembangan fungsi
organ maupun perkembangan pada masing-masing anak.
6) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingat, daya nalar, asosiasi
dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Prinsip-prinsip Perkembangan
Menurut
Potter
(2005),
prinsip
dasar
pertumbuhan
dan
perkembangan adalah sebagai berikut :
1) Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian
tertentu.
2) Perkembangan merupakan sesuatu yang ke arah dan berlangsung
terus dalam cara sebagai berikut :
a) Cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke
arah bawah dari bagian tubuh.
b) Proximodistal, perkembangan berlangsung terus dari daerah
pusat (proximal) tubuh ke arah luar (distal).
c) Differentiation, ketika perkembangan berlangsung terus dari hal
mudah ke arah yang lebih kompleks.
3) Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi,
terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis.
4) Perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk
potensi genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari
potensi maksimum perkembangan.
5) Perkembangan terjadi melalui konflik dan adaptasi, dan aspek yang
berbeda berkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan
periode dari keseimbangan dan ketidakseimbangan.
6) Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas
yang pasti sesuai umur dan kemampuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7) Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus
perkembangan
ini
berbeda
sesuai
dengan
setiap
tahap
perkembangan dan tugas yang dicapai.
Menurut Yusuf (2005), prinsip-prinsip perkembangan meliputi :
1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (Never
ending proces ).
2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.
3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase
perkembangan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak
yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena
dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Ngastiyah (2005),
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
1) Faktor Dalam (Internal)
a) Genetika ( Perbedaan ras, etnis atau bangsa; Keluarga; Umur;
Jenis kelamin; Kelainan kromosom).
b) Pengaruh hormon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Faktor Lingkungan (Eksternal)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan
menjadi tiga yaitu prenatal, kelahiran, dan pasca persalinan
a) Faktor prenatal
Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap untuk
tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir adalah
gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, endrokin, radiasi, infeksi,
stress (psikologis ibu), imunitas, anoksia embrio, stimulasi.
b) Faktor Kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps
dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
c) Faktor Pasca Persalinan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak setelah lahir. Secara umum dapat digolongkan menjadi:
(1) Lingkungan biologis meliputi : ras/suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan
terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,
hormon.
(2) Faktor fisik meliputi : cuaca, musim, keadaan geografis
suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah : struktur
bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian,
radiasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) Faktor Psikososial meliputi : Stimulasi, motivasi belajar,
ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya,
stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi
anak orang tua.
(4) Faktor
keluarga
dan
adat
istiadat
meliputi
:
pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu,
jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas
rumah tangga, kepribadian ayah/ibu,adat istiadat, normanorma, tabu-tabu, agama, urbanisasi, kehidupan politik.
e. Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang
Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi
oleh hasil interaksi antara faktor genetik, herediter, dan konstitusi
dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan
pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan
pemenuhan atus kebutuhan dasar tertentu. Menurut Soetjiningsih
(2000) yang dikutip dalam Nursalam (2005), kebutuhan dasar ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu asuh, asih dan asuh.
1) Asuh (kebutuhan fisik-Biomedis), meliputi :
a) Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
b) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan jika sakit
c) Pemukiman yang layak/perumahan
d) Pakaian
e) Higiene diri dan lingkungan
f) Kesegaran Jasmani (olah raga dan rekreasi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Asih (Kebutuhan Emosi dan kasih sayang), meliputi :
a) Kasih sayang orang tua
b) Rasa aman
c) Harga diri
d) Dukungan/dorongan
e) Mandiri
f) Rasa memiliki
g) Kebutuhan akan sukses, mendapat kesempatan, dan pengalaman
3) Asah (Kebutuhan stimulasi mental)
Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak-anak
yang
banyak
mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pra natal
dan setelah lahir.
Stimulasi mental merupakan akal bakal dalam proses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini
mengembangkan perkembangan psikososial meliputi : kecerdasan,
ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moraletika, produktivitas.
f.
Periode Perkembangan Anak
Wong (2000) dikutip dalam Supartini (2004) mengemukakan
perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, periode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan, dan
masa kanak-kanak akhir.
1) Periode Pranatal
Periode prenatal atau periode intra uterin yaitu masa janin dalam
kandungan. Periode ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
a) Fase Germinal yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang lebih
usia kehamilan 2 minggu.
b) Fase Embrio yaitu mulai dari usia kehamilan 2 minggu sampai 8
minggu.
c) Fase Fetal yaitu mulai dari usia kehamilan 8 minggu sampai 40
minggu atau kelahiran.
2) Periode Bayi
Periode ini terbagi atas neonatus (sejak lahir sampai 28 hari) dan
bayi (28 hari sampai usia 12 bulan).
3) Periode kanak-kanak awal
Periode ini terdiri atas toddler (anak usia 1 sampai 3 tahun) dan
prasekolah (usia anak antara 3 sampai 5 tahun).
4) Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun
atau sering dikatakan sebagai usia sekolah.
5) Periode kanak-kanak akhir
Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai memasuki
usia remaja, pada 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun. Anak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perempuan mulai memasuki fase pubertas pada usia 11 tahun,
sedangkan anak laki-laki 12 tahun.
g. Aspek-aspek yang dinilai dalam pemantauan perkembangan
Menurut Rusmil (2006), dalam pemantauan perkembangan ada 4
aspek yang dinilai yaitu :
1) Gerakan motorik kasar : aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh, terutama melibatkan otot-otot besar
seperti duduk, berdiri dll.
2) Gerakan motorik halus : aspek yang berhubungan dengan bagianbagian tubuh untuk mengamati sesuatu melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Bahasa : Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4) Sosialisasi dan kemandirian : aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
3. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Pada Usia
Prasekolah (3 sampai 5 tahun) :
Menurut UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 5 tahun yang dilakukan
dengan pengasuhan, pembinaan dan pendidikan untuk membantu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertumbuhan dan perkembangan anak agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut Muscari (2005) pertumbuhan dan perkembangan anak pada
usia prasekolah (3 sampai 5 tahun) meliputi :
a.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik
1) Anak usia prasekolah yang sehat adalah yang ramping, periang, dan
cekatan serta memiliki sikap tubuh yang baik. Pertambahan tinggi
rata-rata adalah 6,25 – 7,5 cm per tahun. Pertambahan berat badan
rata-rata adalah 2,3 kg per tahun.
2) Nutrisi
Kebutuhan nutrisi anak usia prasekolah hampir sama dengan
toddler. Anak usia prasekolah mungkin menolak sayuran, makanan
kombinasi dan hati. Makanan yang disukai antara lain : sereal,
daging, kentang bakar, buah-buahan, dan permen. Banyak anak
yang berusia 3 dan 4 tahun tidak dapat diam atau cerewet selama
makan dengan keluarga dan dapat tetap berjuang dengan
penggunaan peralatan makan.
3) Pola tidur
Rata-rata anak usia prasekolah tidur 11 sampai 13 jam sehari.
Sebagian besar anak usia prasekolah memerlukan tidur siang
sampai usia 5 tahun. Kebiasaan tidur siang setiap hari dapat
dihilangkan jika tampak menganggu waktu tidur malam hari.
Masalah tidur yang umum terjadi, antara lain : Mimpi buruk, teror
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
di malam hari, sulit istirahat setelah sibuk seharian, aktivitas
pengantar tidur terlalu lama sehingga menunda tidur, terbangun di
malam hari.
4) Kesehatan gigi
Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3
tahun. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah
memungkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik,
anak harus menggosok giginya dua kali sehari. Orang tua harus
mengawasi anak menggosok gigi dan membersihkan sela-sela gigi.
Anak harus menghindari makanan yang bersifat kariogen untuk
mencegah karies.
5) Eliminasi
Sebagian besar anak mampu melakukan toilet training dengan
mandiri pada akhir periode prasekolah. Beberapa anak mungkin
masih mengompol di celana. Sebagian besar lupa untuk mencuci
tangannya dan untuk membilas (cebok). Anak-anak berkemih ratarata 500 sampai 1000 ml / hari.
b. Perkembangan Motorik
1) Motorik Kasar
Ketrampilan motorik kasar bertambah baik. Anak usia prasekolah
dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih
lancar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Motorik Halus
Anak dapat membangun menara 9 atau 10 balok, membuat
jembatan
dari
3
balok,
meniru
bentuk
lingkaran,
dan
menggambarkan tanda silang pada usia 4 tahun.
3) Aspek keamanan terkait
Anak usia prasekolah merupakan pengamatan yang cermat dan
meniru orang lain sehingga orang dewasa perlu melakukan apa
yang mereka ajarkan tentang masalah keamanan.
c.
Perkembangan Psikososial (Tinjauan Erikson)
1) Erikson menyatakan krisis yang dihadapi anak pada usia
antara
3 dan 6 tahun disebut inisiatif versus rasa bersalah.
2) Anak usia prasekolah adalah pelajaran yang enerjik, antusias dan
pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Anak menggali dunia
fisik dengan semua indra dan kekuatannya.
3) Kesadaran moral (suara dari dalam hati yang mengingatkan dan
mengancam) mulai berkembang.
4) Anak usia prasekolah mulai untuk menggunakan alasan sederhana
dan dapat menoleransi penundaan keputusan dalam periode yang
lama.
d. Perkembangan Psikoseksual (Tinjauan Freud)
Berdasarkan tinjauan Freud, pada tahap ini disebut tahap falik
yang berlangsung dari usia 3 sampai 5 tahun. Kepuasan anak
berpusat pada genetalia dan masturbasi. Anak mengalami apa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh Freud disebut sebagai konflik Odipus yang ditandai dengan
kecemburuan dan persaingan terhadap orang tua sejenis dan cinta
terhadap orang tua lain jenis. Tahap odipus biasanya berakhir pada
akhir periode usia prasekolah dengan identifikasi kuat pada orang tua
sejenis.
e. Perkembangan Moral (Tinjauan Kohlberg)
Berdasar tinjauan Kohlberg, anak usia prasekolah berada pada
tahap prakonvensional dalam perkembangan moral yang terjadi
hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini, perasaan bersalah muncul dan
penekanannya adalah pada pengendalian eksternal. Standar moral
anak adalah apa yang ada pada orang lain dan anak mengamati
mereka
untuk
menghindari
hukuman
atau
mendapatkan
penghargaan.
f. Perkembangan Kognitif (Tinjauan Piaget)
1). Tahap berpikir praoperasional pada perkembangan kognitif
Tahap berpikir praoperasional pada perkembangan kognitif,
dari usia 2 sampai 7 tahun, memiliki 2 fase prakonseptual dan
intuitif.
a). Fase prakonseptual (usia 2 – 4 tahun)
(1). Anak membentuk konsep yang kurang lengkap dan
logis dibandingkan dengan konsep orang dewasa.
(2). Anak membuat klasifikasi yang sederhana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3). Anak menghubungkan satu kejadian dengan kejadian
yang simultan (penalaran transduktif).
(4). Anak menampilkan pemikiran egosentrik.
b). Fase intuitif (usia 4 – 7 tahun)
(1). Anak
menjadi
mampu
membuat
klasifikasi,
menjumlahkan dan menghubungkan objek-objek tetapi
tetap tidak menyadari prinsip-prinsip dibalik operasi
tersebut.
(2). Anak menunjukkan proses berpikir intuitif (anak
menyadari bahwa sesuatu adalah benar, tetapi ia tidak
dapat mengatakan alasannya).
(3). Anak tidak mampu untuk melihat sudut pandang orang
lain.
(4). Anak menggunakan banyak kata yang sesuai, tetapi
kurang memahami makna sebenarnya.
2). Pola berfikir anak usia prasekolah
Anak usia prasekolah menunjukkan cara berpikir magis dan
percaya bahwa semua pikirannya mengandung kekuatan. Mereka
dapat merasa bersalah dan bertanggungjawab terhadap pikiranpikiran buruk yang kadang-kadang terjadi bersamaan dengan
kejadian yang diharapkan (misal, mengharapkan adiknya mati
dan pada saat yang sama adiknya menjadi jatuh sakit dan dirawat
di rumah sakit).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3). Konsep Perkembangan Bahasa
a). Pengertian dan Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan alat untuk menginterpretasikan dan
mengekspresikan pikiran, perasaan dan kemauan dari seseorang
kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan mempergunakan sistem simbol yang telah disepakati
dan menjadi milik anggota masyarakat bahasa (Setyono, 1998).
Sedang Bahasa merupakan ungkapan suara-suara. Suarasuara ini dihasilkan oleh gerakan otot dan ditangkap oleh
telinga (Azhim, 2002). Bahasa adalah asosiasi dengan lobus
parietalis, lobus temporalis dan lobus frontalis (Markam,
Suprapti S., & Soemarmo Markam, 2003). Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain (Yusuf,
2005).
Perkembangan
bahasa
adalah
tahap
perkembangan
kemampuan untuk memperoleh dan mempergunakan simbolsimbol verbal atau non verbal dari konsep atau pengertian
sesuai dengan aturan linguistik (sematik dan sintatik) yang
dipergunakan oleh lingkungannya (Setyono, 1998).
b). Pembentukan Unsur-unsur Bahasa
Tahap ini berlangsung pada usia 1 sampai 1,6 tahun. Pada
tahap ini anak mulai mempelajari bunyi-bunyi bahasa dalam
hubungannya dengan konsep atau pengertian tertentu. Misalnya
anak akan menghubungkan antara kata kata “roti”, bentuk dan
warna “roti”, serta bau dan rasa “roti”. Demikian pula dengan
objek-objek yang lain (Setyono, 1998).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c). Perkembangan Pengertian dan Perbendaharaan Bahasa
Pada tahap ini anak mulai banyak memperhatikan berbagai
peristiwa
dan
kejadian
di
lingkungannya.
Dari
hasil
pengamatan atas pengalaman yang diperoleh selanjutnya akan
membentuk
konsep
atau
pengertian
yang
menjadi
perbendaharaan bahasa. Semakin banyak pengalaman yang
diamati, maka akan semakin banyak pula pengertian yang
terbentuk dan semakin banyak perbendaharaan bahasanya
(Setyono, 1998).
Menurut Yusuf (2005), bahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan berpikir individu. Perkembangan pemikiran
individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu
kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan
menarik kesimpulan. Perkembangan pemikiran itu dimulai
pada usia 1,6 sampai 2 tahun yaitu pada saat anak dapat
menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju perkembangan itu
sebagai berikut :
1)
Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif
seperti ”bapak makan”.
2)
Usia 2,6 tahun anak dapat menyusun pendapat negatif
(menyangkal) seperti ”bapak tidak makan”.
3)
Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat
kritikan, keragu-raguan dan menarik kesimpulan analogi.
d). Penggunaan Bahasa
Setelah anak berusia 3 tahun, anak mulai menguasai
bahasanya. Anak telah memiliki perbendaharaan bahasa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cukup banyak untuk dipergunakan dalam komunikasi seharihari. Komunikasi dengan lingkungan sudah cukup lancar,
meskipun masih terdapat kesalahan dalam artikulasi (Setyono,
1998).
Menurut Piaget rata-rata pencapaian kata berdasarkan usia
anak sebagai berikut :
a). Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata,
berbicara kalimat dengan tiga atau empat kata dan berbicara
terus menerus.
b). Rata-rata anak usia 4 tahun mengucapkan 1500 kata,
mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan dan bernyanyi
lagu yang sederhana. Usia 4 tahun merupakan usia puncak
untuk pertanyaan mengapa.
c). Rata-rata usia 5 tahun dapat mengucapkan 2100 kata,
mengetahui empat warna atau lebih dan dapat menamakan
hari-hari dalam satu minggu dan bulan.
e). Tugas-tugas Perkembangan Bahasa
Menurut Yusuf (2005), dalam berbahasa, anak dituntut
untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok yang
satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil
menuntaskan tugas yang satu, maka berarti juga ia dapat
menuntaskan tugas-tugas yang lainnya.
Keempat tugas itu adalah sebagai berikut :
1) Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan
orang lain. Bayi memahami bahasa orang lain, bukan
memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memahami kegiatan/gerakan atau gesture-nya (bahasa
tubuhnya).
2) Pengembangan Perbendaharaan Kata. Perbendaharaan katakata anak berkembang dimulai secara lambat pada usia dua
tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat
pada usia prasekolah dan terus meningkat setelah anak
masuk sekolah.
3) Penyusunan Kata-kata Menjadi Kalimat. Kemampuan
menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya
berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat
pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan
disertai ”gesture”
untuk melengkapi cara berpikirnya.
Seiring dengan meningkatnya usia anak dan keluasan
pergaulannya, tipe kalimat yang diucapkannya pun semakin
panjang dan kompleks.
4) Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan
hasil belajar melalui mitasi (peniruan) terhadap suara-suara
yang didengar anak dari orang lain (terutama orangtuanya).
Pada usia bayi, antara 11-18 bulan, pada umumnya mereka
belum dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata secara
jelas,
sehingga sering tidak dimengerti maksudnya.
Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga
tahun.
f). Tipe Perkembangan Bahasa
Menurut Yusuf (2005), ada dua tipe perkembangan bahasa
anak, yaitu sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya
sendiri (monolog).
2) Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak
antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya.
Perkembangan ini dibagi ke dalam lima bentuk :
a) Adapted information, di sini terjadi saling tukar gagasan
atau adanya tujuan bersama yang dicari.
b) Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap
ucapan atau tingkah laku orang lain.
c) Command (perintah).
d) Reguest (permintaan) dan threat (ancaman).
e) Questions (pertanyaan).
f) Answers (jawaban).
Berbicara monolog (egocentric speech) berfungsi untuk
mengembangkan
kemampuan berpikir
anak
yang pada
umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun ; sementara
yang
“socialized
speech”
mengembangkan
kemampuan
penyesuaian sosial (social adjustment).
g). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa
Menurut Yusuf (2005), perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh faktor-faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi,
jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
1) Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan
faktor yang
sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama
pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak
tersebut cenderung akan mengalami kelambatan atau
kesulitan dalam perkembangan bahasanya.
2)
Intelegensi. Anak yang perkembangan bahasanya cepat,
pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas
normal. Namun begitu, tidak semua anak yang mengalami
kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal,
dikategorikan sebagai anak yang bodoh (Lindgren, dalam
E. Hurlock, 1956). Dikutip dari buku Yusuf (2005)
Selanjutnya, Hurlock mengemukakan hasil studi mengenai
anak yang mengalami kelambatan mental, yaitu bahwa
sepertiga di antara mereka
yang dapat berbicara secara
normal dan anak yang berada pada tingkat intelektual yang
paling rendah, mereka sangat miskin dalam berbahasanya.
3) Status Sosial Ekonomi Keluarga. Beberapa studi tentang
hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial
ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal
dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam
perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang
berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi
mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau
kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang
memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau
kedua-duanya (Hetzer dan Reindorf dalam E. Hurlock,
1956). Dikutip dari buku Yusuf (2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Jenis Kelamin (Sex). Pada tahun pertama usia anak, tidak
ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dan wanita.
Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan
perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
5) Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai
proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan
lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang
mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa
kepada anak.
Sedangkan menurut Setyono (1998), faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara adalah :
1) Kondisi Fisik. Kondisi fisik seorang anak dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan, merupakan suatu modal
dasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.
Pada masa ini kemampuan anak untuk melakukan
eksplorasi terhadap lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa dan bicaranya. Kesempatan tersebut
memungkinkan anak untuk memperoleh pengalaman
sebanyak-banyaknya, sehingga anak tersebut memperoleh
input untuk diolah lebih lanjut dan membentuk konsep
pengertian.
2) Kemampuan
Motorik.
Dengan
memegang
atau
mempermainkan objek yang diamati, maka input yang
diperoleh juga akan bertambah pula, sehingga akan makin
sempurnalah
konsep
bahasa
dan
perbendaharaan
pengertiannya. Selain itu, dengan kemampuan motoriknya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seorang anak akan mencoba untuk melakukan sendiri suatu
aktivitas yang sedang atau baru dimengerti.
3) Kesehatan Umum. Kesehatan umum yang baik sangat
menunjang
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak,
demikian pula halnya dengan perkembangan bicara.
Kondisi semacam ini sangat menunjang pembentukan
konsep bahasa dan pengertiannya. Selain itu, kesehatan
umum yang juga akan mempengaruhi kemampuan mental
intelektual anak dalam masa perkembangan.
4) Kecerdasan. Kecerdasan atau intelegensi dapat diartikan
sebagai suatu keseluruhan kemampuan seseorang untuk
berfikir dan bertindak terarah, mengolah dan menguasai
lingkungan
secara
efektif.
Salah
seorang
ahli
mengemukakan bahwa terdapat tujuh faktor yang menjadi
komponen
kemampuan
intelegensi,
yaitu
perbendaharaan
bilangan,
orientasi
ruang,
kata,
kemampuan
persepsi, ingatan, penalaran dan kelancaran berbicara.
Ketujuh faktor tersebut mempunyai peranan yang besar
dalam perkembangan kemampuan bahasa dan bicara.
5) Kepribadian. Bahasa dan bicara seseorang anak merupakan
suatu indikator kondisi mental intelektual dan sekaligus
merupakan
tingkah
kepribadiannya.
laku
Pada
yang
tahap
lanjut
menggambarkan
perkembangan
kemampuan bicara juga merupakan adanya hambatan atau
kegagalan
perkembangan
kepribadian.
commit to user
mental
intelektual
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Status Sosio-ekonomi. Status Sosio-ekonomi yang baik
memungkinkan seorang anak memperluas eksplorasinya,
kesempatan dan fasilitas relatif lebih banyak. Sehingga
rangsangan yang didapat sebagai input menjadi lebih
banyak, lebih lengkap dan lebih bervariasi.
7) Sikap Lingkungan. Lingkungan yang baik pengaruhnya
terhadap perkembangan bahasa dan bicara anak adalah
lingkungan yang mampu menciptakan kondisi yang dapat
menimbulkan
mengembangkan
minat
daya
untuk
jiwa
berkomunikasi
lainnya
serta
dan
mampu
merangsang fungsi-fungsi fisik.
8) Jenis Kelamin. Perkembangan bahasa dan bicara anak
perempuan cenderung lebih cepat dibandingkan anak lakilaki karena faktor identifukasi. Pada umumnya (dalam
perkembangan jiwa anak normal) anak perempuan akan
memilih tokoh ibu sebagai model. Demikian juga pada
anak laki-laki yang memilih tokoh ayah sebagai model.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kecenderungan
bahwa dalam suatu keluarga, seorang ibu lebih banyak
berbicara dengan anak bila dibandingkan dengan seorang
ayah. Keadaan ini secara tidak langsung akan lebih
merangsang anak perempuan untuk berbicara lebih banyak
dibandingkan dengan anak laki-laki.
9) Bilingualisme adalah suatu penggunaan dua bahasa atau
lebih dalam suatu keluarga. Keadaan ini mengakibatkan
terjadinya simbol yang berbeda untuk satu objek. Peristiwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semacam ini perlu mendapat perhatian secara khusus.
Mungkin pada anak-anak yang mempunyai kemampuan
mental yang normal atau di atas normal keadaan ini dapat
berpengaruh positif, karena anak mampu menggunakan dua
bahasa atau lebih. Pengaruh bilingualisme ini akan kurang
baik apabila anak belum memiliki dasar kemampuan bahasa
tertentu. Sehingga dapat menghambat perkembangan
kemampuan bahasa dan bicara, terutama pada anak-anak
yang mempunyai kecenderungan terlambat perkembangan
bahasa dan bicaranya.
h). Indikator Psikologis Paling Penting Pada Bahasa Anak
Fase 4 - 7 Tahun menurut Azhim (2002) adalah:
Indikator terpenting yang dikemukakan oleh para psikolog
berkenaan dengan bahasa anak yang ada pada fase ini ialah
bahwa bahasa digunakan untuk mewujudkan beberapa tujuan
anak. Diantara tujuan berbahasa itu adalah sebagai berikut :
1) Untuk
mengungkapkan
peristiwa
tertentu
dan
menjelaskannya kepada orang lain melalui cara pandang
anak dan untuk berbicara kepada dirinya sendiri.
2) Tuturan merupakan unsur terpenting agar anak dapat
beradaptasi dengan dirinya dan menyukainya. Setiap anak
berimajinasi bahwa orang lain berpikir seperti dirinya.
3) Tuturan
merupakan
sarana
komunikasi
yang
memungkinkan anak memahami lingkungan eksternalnya
dan berupaya untuk beradaptasi dengannya. Pada kalangan
anak, tuturan lebih mempengaruhi tindakan anak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian Yang Relevan
Dalam hal ini penelitian tentang musik klasik sudah banyak di lakukan
oleh berbagi peneliti sebatas yang diketahui oleh peneliti Campbell, seorang
musisi sekaligus pendidik, bersama Dr. Alfred Tomatis yang psikolog,
mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik.
Hasilnya dituangkan dalam buku mereka yang di Indonesia diterbitkan
dengan judul Efek Mozart. Rances Rauscher dan koleganya dari Universitas
Wisconsin, AS melakukan penelitian hubungan antara kecerdasan dan
musik.
C. Kerangka Pemikiran
Stimulasi dalam kandungan :
§ Stimulasi fisik–motorik
§ Stimulasi kognitif
§ Stimulasi efektif (mendengarkan musik)
Stimulasi setelah lahir :
§ Stimulasi visual
§ Stimulasi taktik
§ Stimulasi kinetik
Perkembangan kognitif pada anak
usia prasekolah (3 sampai 5 tahun)
(Tinjauan Piaget) :
• Prakonseptual
• Intuitif
• Bahasa
§ Stimulasi auditif (mendengarkan musik)
Ket : ______ Diteliti
--------- Tidak diteliti
Gambar 1: Kerangka Konsep Pengaruh Stimulasi Musik Klasik Terhadap
Perkembangan Kognitif (Aspek Bahasa) Pada Anak Usia Prasekolah
(3 sampai 5 tahun) di Play Group Plus Bina Insani Kediri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
Hi : Ada pengaruh stimulasi musik klasik terhadap perkembangan
kognitif (aspek bahasa) pada anak usia prasekolah (3 sampai 5 tahun)
di Play Group Plus Bina Insani Kediri.
commit to user
Download