AKUMULASI ALUMINIUM PADA Melastoma affine DAN Melastoma malabathricum AMI MUTIASARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Akumulasi Aluminium pada Melastoma affine dan Melastoma malabathricum” merupakan gagasan dan karya saya beserta pembimbing yang belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagan akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2008 Ami Mutiasari G351060031 ABSTRACT AMI MUTIASARI. Accumulation of Aluminum in Melastoma affine and Melastoma malabathricum. Under direction of Suharsono and Juliarni Aluminum toxicity is the major factor limiting crop productivity on acid soil. M.affine and M.malabathricum plants are known adapted to low pH with high Al solubility. The objective of this research was to study the accumulation and distribution of Al in leaves and roots of Melastoma. The treatment of pH had no effect to the accumulation of Al in young and mature leaves and roots. Highest accumulation of Al was found in mature leaves of Melastoma treated by Al. The accumulation of Al was higher in M.affine than in M.malabathricum. Al was located in eperiderim and mesophyl tissue of leaf. While in stem and root, Al was observed in epidermis, cortex and xylem vessel. Keywords: Aluminum, acid soil, Melastoma RINGKASAN AMI MUTIASARI. Akumulasi Aluminium pada Melastoma affine dan Melastoma malabathricum. Dibimbing oleh SUHARSONO dan JULIARNI. Indonesia mempunyai lahan asam podsolik merah kuning seluas sekitar 47.6 juta ha. Lahan ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk karena kelarutan aluminium sangat tinggi. Al menyebabkan perkembangan akar terhambat dan akar akan menjadi tebal, pendek dan kaku serta memperlihatkan bagian-bagian yang mati. Aluminium yang terikat di akar akan menghalangi proses pembelahan sel pada meristem apikal sehingga menghentikan perpanjangan akar. Hal ini menyebabkan akar tidak dapat melakukan penetrasi ke dalam tanah dengan baik. Al yang ditranslokasikan dari akar ke pucuk dalam bentuk kompleks Al-sitrat dan diakumulasikan dalam bentuk Aloksalat. Melastoma merupakan tumbuhan herba berkayu yang tumbuh di hutan hujan tropis. Melastom affine sering digunakan sebagai indikator tanah asam dan merupakan gulma yang invasif, sedangkan M.malabathricum merupakan tumbuhan yang digunakan sebagai tanaman hias. M.malabathricum tahan terhadap cekaman Al dan merupakan akumulator Al tertinggi yaitu mencapai 14.4 mg.g-1 bobot kering daun tanpa mengakibatkan kelainan. Al memicu pertumbuhan M.malabathricum pada konsentrasi yang rendah. Karena ketahanannya terhadap Al, Melastoma diduga mempunyai mekanisme detoksifikasi Al, dan sangat penting sebagai tumbuhan model tahan Al. Penelitian ini bertujuan mempelajari akumulasi Al pada organ M.affine dan M.malabathricum. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu, analisis akumulasi kandungan Al pada organ daun tua, daun muda dan akar, dan tahap berikutnya yaitu analisis akumulasi Al pada daun, batang dan akar. Melastoma diperbanyak melalui stek pucuk. Stek pucuk sepanjang 5-7 cm diletakkan pada kawat beranyam (1 cm2) yang diletakkan di atas ember 2.5 l berisi air. Batang stek diletakkan dalam ember sedemikian rupa sehingga pangkal batang terendam air. Aerator dipasang pada ember untuk memasok udara pada media cair. Stek yang sudah berakar sepanjang 1 cm digunakan sebagai bahan penelitian. Stek pucuk yang sudah berakar 1 cm ditumbuhkan di media cair selama 1 minggu. Setelah 1 minggu, stek dipindahkan ke dalam media perlakuan. Media perlakuan yang digunakan adalah media Watanabe et al. 2005 dengan berbagai perlakuan yaitu: (1) pH 6 tanpa Al ,(2) pH 4 tanpa Al, (3) pH 4 +1.6 mM Al, dan (4) pH 4 + 3.2 mM Al. Untuk mempertahankan kondisi pH dan komposisi media, media diganti setiap 1 minggu. Analisis Kandungan Al dilakukan dengan cara : akar, daun muda dan tua diambil secara terpisah sebelum perlakuan, umur 1 bulan dan 2 bulan setelah perlakuan. Kandungan Al dianalisis dengan menggunakan metode AAS (Absorpsion Atomic Spectrophotometry). Bahan tumbuhan dikeringkan pada suhu 50 oC selama 24 jam, kemudian ditambahkan HNO3 sebanyak 5 ml dan disimpan selama 24 jam. HNO3 yang mengandung bahan tanaman dipanaskan sampai cairan menjadi bening. Cairan disaring menggunakan kertas saring dan ditambahkan akuades sampai mencapai volume 25 ml. Kandungan Al diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 309.3 nm. Analisis Akumulasi Al pada jaringan dilakukan dengan cara mengambil daun tua, daun muda, batang tengah dan akar utama, dicuci dengan akuades dan didinginkan sampai suhu -19 oC dalam freezer. Daun dan batang disayat melintang dengan menggunakan mikrotom beku setebal 10µm, sedangkan akar disayat melintang dengan menggunakan silet setebal 1-5 mm. Sayatan daun, batang dan akar dimasukkan ke dalam gelas arloji yang sudah ditambahkan PVC (Pyrocatecol Violet) 0.02 % dan bufer Hexamin NH4OH 2.5 % (pH 6.2) selama 15 menit. Setelah itu sayatan dibilas dengan bufer Hexamin NH4OH 2.5 % (pH 6.2), kemudian dipindahkan pada gelas objek dan ditetesi dengan 1 tetes gliserin 30 %. Akumulasi Al pada organ diamati di bawah mikroskop. pH tidak berpengaruh terhadap akumulasi Al pada daun muda, daun tua dan akar pada M.malabathricum. Sedangkan perlakuan Aluminium pada M.affine memberi pengaruh yang nyata terhadap akumulasi Al pada daun muda, daun tua dan akar. Begitu pula perlakuan Al pada M.malabathricum memberi memberi pengaruh yang nyata terhadap akumulasi Al pada organ daun muda, daun tua dan akar. Konsentrasi Al tertinggi 5.49 mg/g berat kering terdapat pada daun tua M.affine pada perlakuan Al 3.2 mM selama 2 bulan. Sedangkan pada M.malabathricum konsentrasi Al tertinggi terdapat pada akar, 4.56 mg/g berat kering pada perlakuan 3.2 mM Al selama 2 bulan, yaitu sebesar. Analisis histokimia akumulasi Al pada akar terdapat di periderm, korteks dan empulur baik di M.affne maupun M.malabathricum sedangkan di daun, Al ditemukan di epidermis dan mesofil. Kata kunci : aluminium, melastoma, tanah asam ©Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB. AKUMULASI ALUMINIUM PADA Melastoma affine DAN Melastoma malabatrhicum AMI MUTIASARI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Pertanian Bogor SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Judul Tesis Nama NRP : Akumulasi Aluminium Pada Melastoma affine Dan Melastoma malabathricum : Ami Mutiasari : G351060031 Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Suharsono, DEA Dr. Ir .Juliarni, M.Agr Ketua Anggota Diketahui Ketua Program Studi Biologi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Dedy Duryadi S, DEA Prof.Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro,MS Tanggal Lulus: Tanggal Ujian: 27 Agustus 2008 KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirobbil‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Akumulasi Aluminium pada Melastoma affine dan Melastoma malabathricum ini. Penelitian ini dibiayai oleh Program Kerjasama Kemitraan Pertanian dengan Perguruan Tnggi (KKP3T), Deptan dengan judul: Analisis Akumulasi Al dan ekspresi gen penyandi metalothioncin di tanaman harendong dan kedelai a.n: Dr.Suharsono, dan Departemen Agama. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2007 sampai Maret 2008 di rumah kaca, Laboratorium Biologi Molekuler dan Bioteknologi IPB, Laboratorium Kimia Terpadu IPB, Laboratorium Reproduksi Hewan LIPI dan Laboratorium Anatomi Tumbuhan Departemen Biologi IPB. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dr.Ir.Suharsono, DEA ketua Pembimbing yang selalu mengarahkan, memberi dorongan semangat, serta menyediakan berbagai bahan peneltian yang penulis butuhkan. 2. Dr.Ir.Juliarni, M.Agr. atas saran dan masukan yang berguna dalam penelitian ini. 3. Bapak Wawan selaku staf Laboratorium Kimia Terpadu IPB, drh. Taufiq Nugraha beserta staf Laboratorium Reproduksi Hewan LIPI, Bapak Adi selaku teknisi rumah kaca, Bapak Mulya selaku staf Laboratorium Biologi Molekuler dan Bioteknologi IPB serta Bapak Dr.Ir.Nurhidayat, Msi beserta staf Laboratorium Anatomi Hewan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, yang telah membantu selama pengumpulan data. 4. Departeman Agama yang telah memberikan beasiswa. 5. Anak-anakku, bapak, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga tesis ini bermanfaat. Bogor, September 2008 Ami Mutiasari RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 23 September 1972 dari ayah Sulaeman dan ibu Maryam. Penulis merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara. Tahun 1991 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Sukabumi dan pada tahun yang sama melanjutkan ke Universitas Muhammadiyah Malang, FKIP, Program Studi Biologi. Tahun 1995 penulis menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. dari FKIP Program Studi Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Tahun 1996 penulis bekerja sebagai tenaga pengajar honorer di SMA Negeri 2 Sukabumi dan SMA Muhammadyah Sukabumi. Pada tahun 1997 penulis diangkat menjadi PNS di Madrasah Aliyah Negeri 2 Sukabumi di bawah Departemen Agama. Pada bulan Juli 2006 penulis diberi kesempatan untuk melenjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor, Program Studi Fisiologi, Genetika dan Biologi Molekuler Tumbuhan..