pendahuluan - Digital Library UNS

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia teknologi informasi sangat menarik untuk diamati, terutama tentang
media massa. Agar pesan yang disampaikan dapat diterima serentak pada satu
waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah maupun internet. Tidak dipungkiri lagi media massa seperti televisi
merupakan salah satu media yang efektif karena selain dapat mendengar, pemirsa
juga dapat melihat (Effendi, 1993:21). Sehingga beriklan di televisi dan media
cetak lebih banyak diincar oleh produsen dibanding media lain. Namun, seiring
berjalannya waktu pada era modern seperti sekarang ini new media-lah yang
sekarang banyak diminati oleh pangsa pasar untuk mempromosikan produk
mereka baik berupa barang maupun jasa.
Munculnya media massa baru yaitu internet sebagai media online dapat
membuat informasi berpindah dengan sangat cepat. Media online itu sendiri
didefinisikan sebagai jaringan luas komputer yang dengan perijinan dapat saling
berkoneksi antara satu dengan yang lainnya untuk menyebarluaskan dan
membagikan digital files serta memperpendek jarak antar luar kota sampai antar
negara. Dalam jurnal international “Attitudes toward On-line Purchase Behavior :
Comparing Academics, Students and Others” memaparkan bahwa perkembangan
teknologi internet yang berbeda dari media lain “Consumering are now entering a
commit to user
-1-
-2digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
new era in which the majority of value-adding activities in the economy will move
into cyberspace by means of globally connected electronic networks” yang
maksudnya bahwa konsumen sekarang memasuki era baru dimana sebagian besar
nilai tambah kegiatan perekonomian akan pindah kedunia maya melalui koneksi
global jaringan elektronik (Georgiades, Panicos, duPreez, Johann, Dowsland, Bill
& Simintiras, Antonis, 2000).
Severin dan Tankard dalam bukunya Communication Theories (2000)
memaparkan tiga karakteristik komunikasi massa adalah ditujukan langsung
kepada audiens yang besar, heterogen, dan anonim, pesan terkirim secara publik
dan serentak. John Vivian pun dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2008)
mengklasifikasikan internet sebagai media massa baru walaupun media internet
memiliki beberapa perbedaan dengan media massa tradisional, salah satunya
adalah kecepatan dalam mengakses dan kapasitas untuk berinteraksi secara real
time.
Jumlah pengguna internet di Indonesia sekarang memang terus tumbuh
pesat. Alhasil, ini membuat peluang bisnis berbasiskan internet di Indonesia
menjadi sangat terbuka. Menurut lembaga riset Frost & Sullivan, jumlah
pengguna internet tahun 2011 sebanyak 40 juta. Tahun ini diperkirakan bertambah
menjadi sebanyak 55 juta. Diproyeksikan tahun 2016 jumlah pengguna internet di
Indonesia akan mencapai 175 juta.
commit to user
-3digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar I.1 Data statistik pengguna internet
Media online di Indonesia saat ini menawarkan suatu bentuk transaksi
baru melalui internet yang disebut transaksi elektronik atau e-commerce yang
mengatasi masalah jarak. Sehingga orang di pelosok negeri dapat berbelanja
berbagai barang di tempat yang jauh dengan mudah tanpa harus ke tempat
tersebut secara langsung. Maka, tidak heran bila kini banyak pelaku bisnis ecommerce menuai hasil positif dalam usahanya. Dulu orang mempublikasikan
atau memasang iklan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk sekedar
memasang iklan, baik di media cetak maupun televisi. Namun kini, mereka
berpindah haluan ke internet karena beriklan melalui internet merupakan sesuatu
hal yang paling potensial untuk memasarkan produk dengan biaya yang
terjangkau dan murah bahkan bisa gratis sekaligus. Selain itu, ada berbagai cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
-4digilib.uns.ac.id
berpromosi yang bisa dilakukan di internet serta pangsa pasar menjadi lebih besar
karena yang mengakses internet tidak hanya di satu kota saja melainkan diseluruh
pelosok Indonesia bahkan di seluruh dunia.
Manusia tidak bisa lepas dari iklan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur
lagi manusia senantiasa melihat iklan dimanapun dan kapanpun setiap saat. Iklan
hadir melalui berbagai media, baik media lini atas (above the line) maupun media
lini bawah (below the line). Beragam bentuk dan gaya iklan dihadirkan pada
semua kalangan, mulai dari masyarakat kalangan atas sampai kalangan bawah.
Iklan hadir dengan memberikan penawaran kepada kita kemudahan, kenikmatan
dan berbagai manfaat lainnya yang bisa di raih dalam sekejap.
Belanja secara online saat ini telah menjadi pilihan banyak pihak untuk
memperoleh barang dan akan mengambil alih posisi iklan TV pasar. Hal ini
karena meningkatnya jumlah aktif pengguna internet, meningkatkan kesadaran,
laju pertumbuhan berlangganan broadband dan pertumbuhan e-commerce.
Sekarang ini para konsumen paling dominan membeli barang di media online.
Belanja telah berkembang dengan pertumbuhan teknologi. Internet dinilai sebagai
medium yang sangat efektif untuk iklan produk.
Menurut penelitian dalam Journal of Electronic Commerce (2007), jika
kita berfokus pada karakteristik demografis pembelanja di-rumah, secara umum,
semakin tinggi tingkat pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan dari kepala rumah
tangga, maka konsumen akan mempersepsi bahwa belanja online lebih
menguntungkan daripada belanja di toko. Salah satu faktor yang berpengaruh
dalam sikap konsumen terhadap belanja non-toko adalah paparan teknologi,
commit to user
-5digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena telah menunjukkan bahwa peningkatan exposure untuk meningkatkan
teknologi kemungkinan mengembangkan sikap positif terhadap belanja baru
dengan teknologi internet.
Hal yang menjadi pertimbangan bahwa orang-orang sekarang lebih suka
berbelanja di media online di antaranya adalah kenyamanannya, kemudahan
dalam bertransaksi, keunikan barang yang ditawarkan, harga yang cukup bersaing,
kualitas barang dan masih banyak lagi alasan lainnya. Sebagai contoh, ketika
seseorang berbelanja di toko biasa, ia harus berkendara menuju toko tersebut,
kemudian mencari tempat parkir, lalu berjalan untuk mencapai toko tersebut
sampai ia mendapatkan produk yang diinginkan. Setelah mendapatkan produk
yang ingin dibeli, terkadang bahkan ia harus berdiri cukup lama untuk membayar,
karena menunggu antrian yang panjang di kasir.
Media sosial (social networking) adalah sebuah media online dimana para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai
sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content (Kaplan & Haenlein, 2010:59-68).
Pemanfaatan media sosial sebagai media marketing sudah menjadi trend
masa sekarang. Dengan media sosial seperti facebook dan twitter, marketer atau
penjual dapat lebih memperkenalkan produknya dengan cara yang lebih familiar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
-6digilib.uns.ac.id
dan bahasa sederhana. Seperti yang dilansir di jurnal International Journal of
Business and Management Tomorrow:
“…Internet has proved to be more than just emails and Google search.
With the advent of networking media, broadband & Web 2.0 now many people are
joining the social networks like Orkut and Facebook, Myspace, Twitter and thus it
is easier for the marketers to spread the word about them over the network. To
bridge the gap between the customers, organization, marketing and media
planning people there is the need of uniformity and trust in the social media…”
Maksudnya adalah bahwa internet telah terbukti lebih dari sekedar email
dan pencarian Google. Dengan munculnya jaringan media, broadband & Web 2.0
sekarang banyak orang yang bergabung dengan jaringan sosial seperti Orkut dan
Facebook, Myspace, Twitter dan dengan demikian lebih mudah bagi pemasar
untuk menyebarkan berita tentang mereka melalui jaringan. Untuk menjembatani
kesenjangan antara pelanggan, organisasi, pemasaran, dan perencanaan media,
orang akan membutuhan keseragaman dan kepercayaan di media sosial.
Facebook dan twitter merupakan dua media sosial yang sangat populer
saat ini. Tidak diragukan lagi kedua media sosial ini, yang paling cepat
berkembang mendorong orang dan bisnis untuk berhubungan, berbagi,
mendistribusikan dan berkomunikasi satu sama lain. Sekarang ini kita dapat
menemukan berbagai jenis iklan berbayar, namun hanya facebook dan twitter-lah
yang paling bagus saat ini. Seperti yang dilansir oleh Xiaoyan Hu dalam
penelitiannya yang berjudul Social Media Business Model Analysis-Case Tencent,
Facebook and Myspace menjelaskan bahwa facebook menyediakan dan
memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna facebook yakni antara lain
aplikasi permainan, peluang bisnis untuk mempromosikan produknya lewat iklan
commit to
user persaingan sengit global dipasar
difacebook serta berbagai fitur lainnya.
Dalam
-7digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jejaring sosial, facebook lebih unggul dibanding dengan yang lainnya. Berikut top
sites di Indonesia tahun 2012 yang dilakukan oleh Alexa yaitu perusahaan yang
bergerak dibidang informasi web:
Tabel I.1 Top Sites di Indonesia
Rank
Sites
1.
Facebook
2.
Google.co.id
3.
Google.com
4.
Blogspot.com
5.
Yahoo.com
6.
YouTube
7.
Kaskus.co.id
8.
WordPress.com
9.
Twitter
10.
Detik.com
Sumber : http://www.alexa.com/topsites/countries/ID (2012)
Dalam catatan statistik sebuah situs, salingsilang.com, sebanyak 195
produsen di Indonesia telah memanfaatkan facebook untuk mendukung aktivitas
pemasaran mereka. Umumnya facebook dipakai untuk menjalin engagement,
sosialisasi program pemasaran, pengenalan produk baru, sampai membuat grup
untuk konsumen. Seperti yang dilakukan oleh Lavanya Paravastu Pattarabhiran
commit to user
mahasiswi dari The State University of New Jersey pada penelitiannya dia
-8digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjelaskan bahwa pengguna akun facebook rata-rata menghabiskan waktunya
sekitar 46 menit per hari untuk melakukan interaksi dengan pembeli atau
konsumen lainnya untuk mencari review yang banyak.
Nielsen merilis data yang cukup menarik tentang pengaruh iklan online
(terutama di jejaring sosial) untuk para pengguna internet di Asia Tenggara.
Berdasarkan data dari Nielsen, hampir 73% pengguna internet di Asia Tenggara
“agak” dan “sangat” terpengaruh dengan iklan-iklan online yang ada di situs
jejaring sosial. Angka ini merupakan yang paling tinggi di dunia.
Di jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lainnya, 69% konsumen di
Asia Tenggara telah mem-follow atau me-like akun sebuah perusahaan atau
merek, jauh lebih tinggi daripada rata-rata global yang hanya 52%. Filipina dan
Vietnam menempati urutan paling tinggi untuk hal ini, masing-masing sebesar
79% dan 75%. Hal menarik lainnya di Asia Tenggara adalah sebesar 54%
konsumen sangat atau agak percaya dengan opini konsumen lainnya tentang
sebuah produk yang dipublikasikan secara online.
Berikut adalah statistik dari Nielsen tentang seberapa besar pengaruh iklan
online di Asia Tenggara pada tahun 2011:
Gambar I.2 Data Statistik dari Nielsen
commit to user
-9digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari statistik di atas bisa dilihat tingginya pengaruh iklan online di negaranegara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Secara keseluruhan Indonesia
menempati urutan ke-4 negara di Asia Tenggara dengan jumlah konsumen yang
agak dan sangat terpengaruh oleh iklan online. Para konsumen sering dipengaruhi
oleh satu sama lain dan mereka ingin berbagi segalanya di media sosial, hal itulah
yang mempengaruhi minat beli seseorang.
Mereka menggunakan media sosial seperti facebook hanya untuk saling
bertukar pendapat, mereka mengamati dan mengikuti trend dan membuat
keputusan. Di sini, skenario lengkap berputar di sekitar jaringan sosial saja dan
oleh karena itu, bisnis memanfaatkan media sosial ini digunakan untuk menarik
pelanggan potensial. Perkembangan pesat media sosial telah memungkinkan
konsumen untuk tetap terhubung satu sama lain. Akibatnya, bisnis maupun
konsumen
lebih
dekat
melakukan
interaksinya satu
sama lain
untuk
berkomunikasi dan bertransaksi. Sampai sekarang ini facebook adalah influencer
langsung dan dapat mengarahkan minat beli seseorang. Maka itu penulis tertarik
untuk meneliti di media online khususnya media sosial facebook.
Dari kelebihan yang dimiliki oleh facebook tersebut konsumen diharapkan
lebih banyak lagi tertarik untuk membeli. Menciptakan tingkat eksposure (terpaan)
yang tepat bagi produknya dan memelihara eksposure semenjak pertama kali
dimunculkan. Terpaan iklan itu sendiri adalah kontak individu dengan arena
periklanan atau iklannya, dengan kata lain terjadi ketika konsumen melakukan
kontak dengan informasi pemasaran yang ada di lingkungannya. Konsumen
membeli suatu produk yang diiklankan, tidak semata-mata dikarenakan memiliki
commit to user
- 10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemampuan untuk membeli produk untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya atau digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang
diharapkan (Jefkins, 1996:100).
Konsumen akan memberikan perhatian terhadap iklan yang menawarkan
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam konteks inilah, pemasang
iklan berupaya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi konsumen dan
tujuan yang hendak diwujudkan. Kedua hal inilah yang dijadikan dasar dalam
pengembangan dan penuangan konsep kreatif iklan yang diharapkan mampu
menangkap perhatian konsumen. Dengan pertimbangan bahwa iklan di media
online juga efektif maka dalam penelitian ini media online dipilih sebagai media
penyalur iklan.
Akhir-akhir ini perkembangan iklan begitu pesat dan marak bermunculan
baik itu dalam media cetak, elektronik, dan media online serta media luar ruang.
Jenis iklan bermacam-macam bisa berupa iklan produk komersial maupun
layanan masyarakat. Iklan memiliki pesan komunikasi yang mudah diingat dan
dipahami oleh setiap orang yang membaca, melihat, atau mendengarnya.
Salah satu iklan online yang lagi trend akhir-akhir ini adalah iklan
mengenai baju batik bola. Sejak menggaungnya kasus pengakuan batik oleh
negara tetangga sebagai budaya mereka, bisnis batik juga makin marak. Seolah
kasus pengakuan tersebut menjadi cambuk yang menyadarkan kita betapa
pentingnya menjaga kelestarian budaya bangsa. Kini banyak bermunculan
pengusaha yang mengemas batik sebagai salah satu produk bisnis dengan
commit to user
- 11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuntungan besar dengan mengakomodasi kreatifitas, inovasi, dan tetap menjaga
ciri khas batik itu sendiri.
Salah satu kreatifitas itu adalah mulai dikenalnya produk batik dengan
motif dan logo klub sepak bola dalam negeri maupun luar negeri. Batik ini dikenal
dengan sebutan “Batik Bola”. Ide tersebut muncul dari beberapa pengusaha batik
yang masih muda. Para pengusaha batik yang juga penyuka bola tersebut
memadukan antara motif batik yang kemudian dimodifikasi dengan logo dan
warna dominan dari suatu klub sepak bola. Jadi, selain untuk menjaga kelestarian
budaya batik, mereka juga bisa menyalurkan kesukaan mereka terhadap sepak
bola melalui motif logo klub sepak bola di dalam baju bercorak batik tersebut.
Berbagai klub bola dibuat model batik bolanya. Setiap klub bola dibuat
batik yang berbeda-beda, dan biasanya memakai corak khusus dengan kesamaan
warna antara warna khas klub bola dengan warna khas batik. Perpaduan ini
menghasilkan berbagai produk batik bola yang menarik dan banyak pilihan
dengan motif dan klub sepak bola yang berbeda.
Batik sekali lagi membuktikan keindahan dan keanekaragaman corak
motif dan fungsi. Pada umumnya, batik hanya dipakai oleh orang tua saja dan itu
juga dipakai hanya kalau menghadiri suatu hajatan, acara formal atau seragam
sekolah dan karyawan. Namun seiring berjalannya waktu, batik di Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat, dengan adanya batik yang
didominasi motif klub sepakbola dunia maka sekarang ini mulai dari anak kecil
sampai orang dewasa pun banyak yang menggandrungi dan mengenakan batik
bola dimanapun dan kapanpun.
commit to user
- 12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sekarang ini pemasaran batik bola sudah sangat luas di Indonesia. Setiap
pasar pasti ada, baik pasar tradisional maupun pasar modern, termasuk pasar
online. Mulai dari jejaring sosial, blogspot, website semuanya mengiklankan
tentang batik bola. Begitu juga dengan toko online yang ada di akun facebook,
banyak yang mengiklankan berbagai macam produk termasuk produk batik bola.
Tidak hanya orang asli Jawa saja, tetapi yang berasal dari daerah luar Jawa pun
ikut tertarik untuk mengenakan baju batik bola tersebut.
Selain terpaan iklan, menurut peneliti karakteristik dari responden yaitu
jenis kelamin, usia dan tempat tinggal juga mempengaruhi seseorang apakah
mereka minat untuk membeli suatu produk lewat media online. Disini peneliti
membahas tentang batik bola, biasanya sesuatu yang berhubungan dengan bola
lebih identik dengan kaum laki-laki. Namun, bisa jadi didalam penelitian ini
perempuan juga minat beli batik bola, alasan mereka minat beli bisa jadi mungkin
karena suka dengan motif batik bola itu sendiri atau pun bisa juga karena mereka
menyukai sepakbola. Selain jenis kelamin, usia juga mempengaruhi, dahulu batik
hanya dikenakan oleh orang tua saja, namun dengan adanya motif batik bola bisa
jadi anak remajalah yang condong lebih minat beli lewat media online. Tidak
hanya jenis kelamin dan usia saja, tempat tinggal khalayak juga mempengaruhi.
Seseorang minat beli produk melalui media online selain dikarenakan hemat
waktu dan tenaga juga disebabkan karena masalah jarak tempat tinggal. Di era
modern seperti sekarang ini, jika kita ingin membeli produk diluar kota tidak
perlu susah-susah datang ke tempat yang dituju, melainkan lewat online pun juga
commit to user
- 13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat kita lakukan. Oleh karena itu, disini peneliti ingin mengetahui apakah
tempat tinggal seseorang juga berpengaruh dalam minat beli.
Dari definisi-definisi diataslah penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih
lanjut apakah terpaan iklan dan karakteristik responden juga mempengaruhi minat
beli seseorang. Target penelitian adalah orang-orang yang telah berkunjung di
akun facebook Solo Batik dimana orang tersebut lebih dominan untuk melakukan
aktifitas dan melakukan transaksi pembelian. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
mengambil judul tentang hubungan (korelasi) antara terpaan iklan batik bola di
media online terhadap minat beli dikalangan pengunjung facebook Solo Batik
periode bulan April – Agustus 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media
online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode
bulan April – Agustus 2012?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media
online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode
bulan April – Agustus 2012 yang dikontrol oleh karakteristik responden (jenis
kelamin, usia dan tempat tinggal)?
commit to user
- 14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk melihat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola
dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan
April – Agustus 2012.
2. Untuk melihat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola
dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan
April - Agustus 2012 yang dikontrol oleh karakteristik responden (jenis
kelamin, usia dan tempat tinggal).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang ada
hubungan antara terpaan iklan di media online dan karakteristik responden
terhadap minat beli. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat
berkontribusi sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya mengenai minat
beli konsumen di media online.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah di lapangan dan mempertajam mengenai terpaan iklan di media
online dan minat beli konsumen.
commit to user
- 15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Kerangka teori dapat diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep,
konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial
secara
sistematis
dengan
cara
merumuskan
hubungan
antara
konsep
(Singarimbun,1995:47).
Nawawi (2001:39-41) mempertegas bahwa kerangka teori merupakan
landasan dan kerangka berpikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan
masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah
penelitian itu disoroti. Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2002:9).
Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Ada beragam definisi komunikasi, antara lain menurut Everett M. Rogers,
yaitu (Mulyana, 2001:62) : “Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 16 digilib.uns.ac.id
alihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka”.
Joseph A.Devito (1978) dalam bukunya “Communicologi: An Introduction
to the Study of Communication” menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan
komunikasi yang terganggu keributan, dalam suatu kompleks, bersama dengan
beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik (Lubis, 2005:10). Howard
Stephenson (1971) dalam bukunya “Handbook of Public Relations” menjelaskan
komunikasi merupakan proses penyampaian peran komunikasi dan efek
komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya
(Lubis, 2005: 10). Berikut beberapa definisi yang dapat dirinci :
1. Miller (1966) menyebutkan komunikasi sebagai suatu hal yang
mempunyai pusat perhatian dalam situasi prilaku dimana sumber
menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi
perilaku.
2. Gerbner (1966) menyebutkan komunikasi adalah interaksi sosial melalui
simbol dan sistem pesan.
3. Emery, Ault, dan Agee (1963) menyebutkan bahwa komunikasi diantara
manusia merupakan seni menyampaikan informasi, ide, dan tingkah laku
dari satu orang ke orang lain (Ardianto, 2007: 18-19)
Sedangkan pengertian komunikasi menurut Gary Cronkhite seperti dikutip
oleh Rosady Ruslan ada empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami
komunikasi, yaitu (Ruslan, 2003:89):
commit to user
- 17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Komunikasi merupakan suatu proses (communication is a proses)
2. Komunikasi
adalah
pertukaran
suatu
pesan
(communication
is
transperence of message)
3. Komunikasi merupakan suatu interaksi yang bersifat multidimensi
(communication is multi dimensional), yaitu berkaitan dengan dimensi dan
karakter komunikator (sources), pesan (message), yang akan disampaikan
pada media (channels or a tolls) yang dipergunakan, komunikan
(audiences) yang menjadi sasarannya, dan tampak dampak (effect) yang di
timbulkan.
4. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu
atau maksud ganda (communication is multi-purposeful).
Sedangkan definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Onong Uchjana
Effendy adalah (Effendy, 2004:10).:
“Teknik dan proses dalam komunikasi adalah suatu cara atau seni untuk
menyampaikan pesan (message) dua arah atau timbal balik (reciprocal two way
traffic communication) yang dilakukan oleh komunikator sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator
adalah suatu pernyataan sebagai panduan antara buah pikiran dan perasaan
(cognitive and affective) yang berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, anjuran,
persuasi, publikasi, berita dan sebagainya. Pesan yang disampaikan itu bisa
menghasilkan suatu reaksi berupa tindakan (action), sikap dan perilaku tertentu
(behaviour) setelah menerima pesan (message)”.
commit to user
- 18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komunikasi adalah suatu proses dan secara linier proses komunikasi
sedikitnya melibatkan empat elemen atau komponen sebagai berikut (Sendjaya,
1993:8-9) :
1. Sumber / pengirim pesan komunikator, yakni seseorang atau sekelompok
orang atau suatu organisasi / instuisi yang mengambil inisiatif
menyampaikan pesan.
2. Pesan, berupa lambing atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara
lisan, gambar, angka, gestur.
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian /
pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat kabar, majalah, TV,
gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap
muka).
4. Penerima komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau
organisasi / institusi yang menjadi sasaran penerima pesan.
Yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu
pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu
pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklarifikasikan menurut
kadarnya, yaitu (Effendy, 2004:7) :
1. Dampak kognitif
Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia
menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.
commit to user
- 19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Dampak afektif
Lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tah, tetapi tergerak
hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu,
sedih, gembira, marah dan sebagainya.
3. Dampak behavioral
Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan
atau kegiatan.
Sama halnya dengan definisi komunikasi, komunikasi massa berasal dari
istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media
communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau
komunikasi
yang
mass
mediated.
Istilah
mass
communication
atau
communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media)
sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung
pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama,
mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang
sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang
sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa meliputi semua orang
yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung
lain dari saluran.
Komunikasi massa menurut Wright (dalam Blake & Haroldsen, 2005:39)
ditandai oleh ciri-ciri berikut:
1. Ia diarahkan pada audience yang secara relative luas dan anonim.
commit to user
- 20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pesan disampaikan secara terbuka, sering kali mencapai audience-nya
secara serempak dan bersifat sementara.
3. Komunikatornya cenderung, atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang
kompleks dan melibatkan biaya besar.
Setiap kegiatan yang dikomunikasi-massakan dapat dipecah dalam :
komunikator yang mengirimkan pesan tertentu melalui sebuah saluran kepada
audience dengan sejenis efek. Definisi komunikasi massa hanya menyentuh empat
unsur pertama, namun efek komunikasi massa itulah yang banyak menjadi
perhatian masyarakat di dunia dewasa ini (Blake & Haroldsen, 2005:39-40) .
Sementara
Freidsow
(dalam
Rakhmat,
2005:188)
mendefinisikan
komunikasi massa sebagai:
”A mass communication may be distinguished from other kinds of
communication by the fact that addressed to a large cross-section of
population rather than only one or a few individuals or a special part of
the population. It also makes the implicit assumption of some technical
means of transmitting the communication may reach at the same time all
the people forming the cross-section of the population”.
Dengan maksud bahwa komunikasi massa dibedakan dari jenis
komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa
dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya
satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa
juga mempunya anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk
menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang
sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.
Bittner
mendefinisikan
komunikasi
massa
sebagai
pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
commit to user
- 21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people) (Ardianto, 2007:3).
Menurut DeFleur dan McQuail, komunikasi massa adalah suatu proses
melalui
mana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarluskan pesan-pesan secara luas dan terus-menerus menciptakan maknamakna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam
dengan melalui berbagai macam cara (McQuail, 2000). Dengan memahami
definisi tersebut, peneliti memahami bahwa komunikasi massa memiliki pengaruh
yang besar terhadap khalayaknya.
Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya mengatakan
bahwa, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim, melalui media cetak
atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan
sesaat. Dengan memahami definisi tersebut peneliti memahami bahwa
komunikasi yang menggunakan media massa dimana komunikatornya bersifat
melembaga, pesannya bersifat umum dan komunikannya anonim dan heterogen.
Menurut Little John, komunikasi massa adalah proses dimana organisasi
media membuat dan mentransmisikan pesan kepada khalayak (massal) dan proses
bagaimana pesan itu dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi oleh audiens
(Theories of Human Communication, 2002:303).
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan
secara tidak langsung melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio,
commit to user
- 22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
televisi, film, kaset/CD, dan internet yang juga sering disebut sebagai media
massa. Iklan merupakan bagian dari komunikasi massa, oleh karena itu iklan
banyak digunakan untuk mempengaruhi audience yang pasif agar tertarik untuk
membeli suatu produk. Sehingga dalam penelitian ini komunikasi massa yang
dimaksudkan adalah suatu pesan yang disampaikan oleh pengiklan lewat media
online, disini yaitu lewat jejaring sosial facebook sehingga dapat menarik
khalayak atau audience yang melihatnya dengan tingkat frekuensi yang berbedabeda.
b. Terpaan Iklan
Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan adalah media eksposure.
Terpaan itu sendiri definisinya adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesanpesan yang disebarkan oleh media (Effendy, 1989:124). Sedangkan terpaan media
yaitu keadaan terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang disebarkan oleh
media massa (Rakhmat, 1992:217). Terpaan media tidak hanya berarti masuknya
media massa dalam suatu individu melainkan juga individu tersebut menggunakan
media massa. Terpaan media dalam hal ini adalah terpaan iklan yang apabila
menggunakan media yang tepat yaitu dalam penelitian ini adalah media online
dan diarahkan sesuai dengan sasaran yang benar maka terpaan iklan dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku yang diinginkan. Sampainya pesan iklan
kepada audience itulah yang disebut dengan terpaan media, dalam penelitian ini
adalah terpaan iklan Batik Bola di media online.
commit to user
- 23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Terpaan iklan merupakan suatu usaha mencari data audience tentang
penggunaan media baik itu jenis media, frekuensi penggunaan, intensitas maupun
pemahaman. Menurut Robert Zacher, terdapat hubungan antara frekuensi terpaan
dengan kemampuan seseorang dalam mengingat sesuatu dimana intensitas kesan
terjadi dalam jangka waktu tertentu (Susanto, 1987:216). Definisi frekuensi
adalah jumlah keseringan seorang audience terkena terpaan media khususnya
iklan dalam waktu tertentu (Wells, Burnett, Moriarty, 2000:527). Sedangkan
intensitas adalah kedalaman seseorang dalam melihat informasi yang disajikan
dimedia massa, kedalaman tersebut dilihat dari tingkat perhatian dan volume
waktu yang digunakan (Daryati, 2000:18). Dari kedua definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa terpaan media dapat diukur melalui frekuensi dan
intensitas penggunaan media.
Seseorang akan terkena terpaan iklan apabila orang tersebut berkali-kali
melihat suatu iklan. Berdasarkan teori Advertising Exposure (Aaker, Batra, and
Mayer, 1996) apabila konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta
perasaan dan sikap tertentu terhadap produk yang kemudian akan menggerakkan
konsumen untuk membeli produk tersebut.
Seorang pakar Advertising Research Foundation Michael J. Naples
menyatakan bahwa “…in general, around three exposures within a purchase cycle
are about adequate to lead to or mountain the desired level of brand awereness
and brand attitudes…” yang maksudnya terdapat batas minimum seseorang dapat
dikatakan telah diterpa iklan jika melihat iklan tersebut minimal tiga kali.
commit to user
- 24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Satu kali terpaan saja tidak akan cukup untuk menyampaikan maksud
iklan. Meskipun sudah ditetapkan bahwa minimal tiga kali terpaan, namun belum
ada yang mengetahui berapa pastinya terpaan yang dibutuhkan untuk memberikan
dampak yang besar terhadap produk yang diiklankan. Terpaan iklan bisa saja
menjadi efektif bila mencapai 3 hingga 10 kali. Kurang dari 3 terpaan tidak akan
cukup memberikan pengaruh, sementara lebih dari 10 kali terpaan adalah terlalu
berlebih dan tidak efektif. Sehingga batas minimum seseorang dapat dikatakan
telah diterpa iklan adalah jika telah menonton iklan tersebut minimal tiga kali
(Belch, 2003:320).
Penjelasan Kotler tersebut ditarik kesimpulan bahwa terpaan iklan dapat
mempengaruhi sikap dan keputusan pembelian yang diperkuat oleh Effendy
melalui teori S-O-R. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
Teori S-O-R karena media mempunyai peran besar dalam keputusan pembelian,
berikut penjelasan lebih detailnya mengenai Teori S-O-R.
1). Teori S-O-R
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Teori S-O-R
(Stimulus Organism Response) karena khalayak pasif dipengaruhi oleh arus
langsung dari media. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau
pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan mungkin diterima atau
ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses
berikutnya
komunikan
mengerti. Kemampuan
commit to user
komunikan
inilah
yang
- 25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy,
2003:255-256). Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:
- Pesan (Stimulus, S)
- Komunikan (Organism, O)
- Efek (Response, R)
Proses komunikasi berkenaan dengan perubahan efek atau respon, dan
dalam proses perubahan efek tampak bahwa efek dapat berubah, hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semua.
Gambar I.3 Teori S-O-R
Stimulus
Terpaan iklan Batik
Bola di facebook Solo
Batik
Organisme
Perhatian,
Response
Minat Beli
pengertian dan
penerimaan
Sumber: Effendy, 2003:255
Dari gambar di atas, dapat dikatakan bahwa seseorang yang terkena
terpaan iklan batik bola di media online secara terus menerus, dan stimulus yang
disampaikan dapat diterima ataupun ditolak oleh komunikan. Dalam penelitian ini
stimulus merupakan terpaan iklan Batik Bola yang terdiri dari frekuensi dan
intensitas. Komunikasi dapat berlangsung jika ada perhatian, pengertian dan
penerimaan dari komunikan dan pesan yang disampaikan dapat diterima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 26 digilib.uns.ac.id
komunikan. Dari kemampuan komunikasi inilah yang dapat melanjutkan ke
proses berikutnya. Setelah komunikan menerima dan mengolahnya, maka tahap
berikutnya adalah perubahan sikap yang dilakukan oleh komunikan. Dikatakan
melakukan perubahan sikap ketika komunikan memiliki keinginan untuk membeli
atau bahkan menggunakan produk batik bola tersebut. Dengan terpaan iklan yang
tinggi, ditunjang oleh perhatian dan penerimaan dari komunikan yang diwakili
oleh pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April – Agustus 2012
sehingga diharapkan timbul perubahan sikap yaitu minat beli pada produk tersebut.
2). Media Online
Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online
di situs web (website) internet. Media online adalah media massa ”generasi
ketiga” setelah media cetak (printed media) diantaranya koran, tabloid, majalah,
buku dan media elektronik (electronic media) yaitu radio, televisi, dan film/video.
Media online merupakan media berbasis telekomunikasi dan multimedia
(komputer dan internet), yang termasuk kategori media online adalah portal,
website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email. Dalam
Jurnal Komunikasi Internasional Mass Society, Mass Culture, and Mass
Communication : The Meaning of Mass, oleh Kurt Lang dan Gladys Engel Lang
(2009), menyebutkan :
The new media have also affected culture. There has been a far-reaching
transformation of the general way of life, particularly in how people spend
their leisure hours and how they take part in celebratory occasions.
Traditional folk art and customary recreational activities have been partly
replaced by an unprecedented flood of symbolic goods produced for the
commit to user
market or sold to media organizations
for dissemination to their audiences.
perpustakaan.uns.ac.id
- 27 digilib.uns.ac.id
The viability of artistic creations today is less dependent on aristocratic or
state patronage than so-called “high” culture had been in the past.
Without momentous advances in communication technology, such a
transformation would have been inconceivable.
(Lang & Engel, 2009:4)
Maksudnya adalah dengan adanya media baru seperti media online akan
dapat merubah perilaku atau kebiasaan seseorang dalam cara hidupnya serta
menghabiskan waktu luang mereka dengan adanya kemajuan teknologi.
Menurut Martin Lister, at al (2009:13), mengemukakan tentang
karakteristik di dalam New Media. Karakteristik yang dimaksud adalah digital,
interactive, hypertextual, virtual, networked dan simulated. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh media online adalah
membius para khalayak yang haus akan informasi. Karakteristik yang paling
populer yang dimiliki oleh media online adalah sifatnya yang real time.
Dalam fungsi yang ada, fungsi utama media online adalah fungsi
surveillance, yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Tetapi bukan itu
saja, media online juga mencakup semua fungsi komunikasi massa yang lain.
Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa. Jadi
khalayak media massa mempunyai sifat dan karakteristik, yaitu khalayak massa
terdiri dari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif kecuali
dengan bantuan komunikasi telepon, terdiri dari lapisan masyarakat yang sangat
heterogen, tidak terorganisir dan bergerak sendiri (M. Burhan Bungin, 2008:75).
Menurut Peng (2007), khalayak memilih media internet karena media
tersebut menawarkan potensi komunikasi yang lebih praktis dalam penggunaan,
serta cara mengaksesnya lebih cepat dan informasinya juga lebih lengkap. Oleh
commit to user
- 28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena itu, dalam media online pengguna dapat menikmati informasi secara
efisien dan efektif dimanapun berada bahkan pengguna media online bisa secara
langsung melakukan interaksi atau menanggapi iklan yang dilihatnya saat itu juga.
Disini media online yang digunakan adalah jejaring sosial facebook.
3). Facebook
Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari
2004 oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk
mahasiswa Harvard College. Namun, dalam hitungan jam jejaring sosial ini
kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian,
mahasiswa Stanford, Columbia dan Yale juga bergabung. Dalam dua bulan
selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston
College,
Boston
University,
MIT,
Tufts),
Rochester,
Stanford,
NYU,
Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Fenomena ini
pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat email
apapun dapat mendaftar di facebook.
Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap
bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan
fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia,
photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam facebook adalah profile,
news feed, wall, application, photo, video, poke, group, events, marketplace, post,
notes, dan gifts. Dalam satu akun facebook, seseorang bisa melakukan beragam
aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di facebook dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 29 digilib.uns.ac.id
berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah
jaringan yang disusun dalam empat kategori yaitu, daerah, akademik, tempat kerja
dan sekolah.
b. Karakteristik Responden
Selain karena terpaan iklan, karakteristik responden juga mempengaruhi
minat seseorang untuk membeli suatu produk lewat media online. Karakteristik
konsumen dapat dilihat berdasarkan demografi, psikografi dan pengalaman
konsumen itu sendiri. Akan tetapi dalam penelitian ini karakteristik konsumen
hanya dilihat berdasarkan demografi. Diduga faktor-faktor demografi seperti jenis
kelamin, usia dan tempat tinggal mempengaruhi minat beli seseorang. Misalnya,
faktor usia mempengaruhi minat beli seseorang dilihat dari segi kemampuan
seseorang terhadap pola pikir dan pemahaman mengenai informasi suatu produk.
Faktor jenis kelamin juga mempengaruhi dilihat dari segi preferensi berbelanja
suatu produk (Engel, Roger D., Paul W., 1994).
1). Jenis Kelamin
Terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam minat untuk membeli
suatu produk. Perbedaan itu antara lain perbedaan dalam menilai dan membeli
suatu produk, apalagi dalam penelitian ini membahas tentang produk fashion batik
bola yang dimana sesuatu yang berhubungan dengan bola identik dengan pria,
namun tidak menjadi halangan bahwa wanita pun juga bisa tertarik untuk
membeli produk tersebut. Apalagi produk yang ditawarkan di jejaring sosial
facebook Solo Batik beraneka ragam. Oleh karena itu disini ingin melihat sejauh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 30 digilib.uns.ac.id
mana responden pria dan wanita menanggapi iklan Batik Bola, dengan maksud
apakah responden pria lebih minat beli atau malah sebaliknya responden wanita
yang lebih minat beli produk Batik Bola lewat media online.
2). Usia
Orang mengubah produk dan jasa yang mereka beli di sepanjang hidup
mereka. Contohnya, mereka makan makanan bayi ketika mereka masih balita,
semakin banyak jenis makanan ketika tumbuh dan berkembang dewasa dan
makanan khusus diet di usia lanjut. Pilihan orang terhadap pakaian, kegiatan
rekreasi dan furniture pun tergantung pada usia (Kotler & Denize, 2008).
Orang-orang usia dibawah 25 tahun sangat tertarik pada :
- Having fun ketika shoping
- Merespon lebih kuat terhadap penawaran-penawaran yang dapat
membuat belanja menjadi hiburan, seperti online.
- Variable pricing policies, seperti potongan harga di akhir tahun.
Orang-orang yang usianya lebih tua biasanya :
- Lebih pragmatic, mereka membutuhkan info yang detail tentang
sebuah produk, kualitas layanan dan produk yang terbaik, dan
lingkungan belanja yang nyaman dan aman.
- Senang jika info tentang produk dipasang dengan ukuran besar.
- Kurang berminat pada komunikasi interaktif tentang produk baru.
Memahami usia konsumen adalah penting karena konsumen yang berbeda
commit
user
usia akan mengkonsumsi produk
yangto berbeda.
Perbedaan usia juga akan
perpustakaan.uns.ac.id
- 31 digilib.uns.ac.id
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. “Pengguna
internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada di Amerika
Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald, 2000).
Dari referensi tersebut penggunaan internet untuk aplikasi strategi bisnis di
Indonesia peluangnya cukup besar, tapi banyak orang tidak menyadari, karena
pemain bisnis di Indonesia masih banyak kalangan tua. Menurut Rhenald “Pasar
internet adalah pasar orang muda, bukan orang tua.” Dugaan Rhenald berdasarkan
amatan saja “Pengguna internet di Indonesia sekitar 70% berusia 20-an, sekitar
25% usia 30-42-an, sisanya usia di atas itu. Sedangkan pemain-pemain utama
bisnis berusia 45-an ke atas. Mereka adalah generasi yang terlambat bersentuhan
dengan internet, bahkan dengan komputerpun mereka terlambat” (Rhenald:
1999:23).
Oleh karena itu mengikuti patokan usia dari Rhenald, dalam penelitian ini
apakah orang-orang yang mempunyai usia lebih tua kah yang lebih minat beli atau
malah sebaliknya usia remaja yang lebih interest untuk minat beli Batik Bola
lewat media online.
3). Tempat Tinggal
Lokasi tempat tinggal berpengaruh pada kemudahan mendapatkan produk
oleh konsumen yang tinggal di perkotaan akan lebih mudah mendapatkan
kebutuhannya jika dibandingkan dengan konsumen yang tinggal di pedesaan. Dan
para pemasar harus memasarkan produknya tidak hanya diperkotaan saja,
commit to2002).
user Maka itu dengan adanya media
melainkan di seluruh penjuru (Sumarwan,
- 32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
online konsumen yang berada di luar kota pun bisa melakukan pembelian tanpa
langsung datang ke kota tersebut. Disini konsumen atau responden yang diteliti
adalah orang-orang yang berasal dari Solo dan luar area Solo, dengan maksud
apakah orang-orang yang berasal dari luar Solo lebih minat beli atau malah
sebaliknya yang dari area Solo yang lebih tertarik untuk minat beli Batik Bola
lewat media online.
c. Minat Beli
Effendi (2005:10) menjelaskan bahwa minat adalah kelanjutan perhatian
yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan
yang diharapkan. Minat beli menurut Rossiter dan Percy mengemukakan bahwa
minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas
suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang
relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan (influencer), memilih dan
akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian (Rossiter, John and L.
Percy, 1998:126).
Selain itu minat beli merupakan kecenderungan seseorang untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,
2001).
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya stimulus dari terpaan iklan yang tinggi, ditunjang oleh perhatian dan
penerimaan dari komunikan yang diwakili oleh pengunjung facebook Solo Batik
commit to user
- 33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
periode bulan April – Agustus 2012 sehingga diharapkan timbul perubahan sikap
yaitu minat beli pada produk tersebut.
2. Kerangka Konsep
Di dalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai mengumpulkan data.
Hal ini tertuang dalam kerangka konsep, karena dengan menetapkan variabel akan
mempermudah penelitian.
Kerangka
konsep
adalah
hasil
pemikiran
yang
bersifat
dalam
memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan di capai (Nawawi,
1983:40). Kerangka konseptual merupakan definisi yang dipakai untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami
(Singarimbun, 1989:17). Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka konsep
penelitian ini, maka lebih lanjutnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar I.4 Kerangka konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Terpaan iklan
Minat beli
Variabel Kontrol
- Jenis kelamin
- Usia
commit to user
- Tempat tinggal
perpustakaan.uns.ac.id
- 34 digilib.uns.ac.id
Maksud gambar diatas adalah iklan menyebarkan informasi, mengenalkan
produk serta keunggulan suatu produk kepada audience. Berbagai upaya dan
strategi kreatif dilakukan oleh produsen untuk menciptakan ide kreatif yang
berbeda dari iklan-iklan produk sejenis lainnya. Misalnya dengan tampilan desain
produk yang lebih menonjol dan motif yang beragam jenis yang tidak ada
menyamainya, sehingga tidak pasaran seperti yang dilakukan oleh Solo Batik
untuk iklan produknya yaitu iklan online Batik Bola di facebook Solo Batik, yang
pada akhirnya diharapkan mampu menarik audience. Apabila audience terkena
eksposure lebih dari 3 kali maka itu dapat dikatakan bahwa iklan tersebut berhasil
mempengaruhi audience untuk melakukan tindakan selanjutnya. Kemudian dapat
diasumsikan bahwa ada kaitan antara terpaan iklan Batik Bola di media online
yang mencakup frekuensi dan intensitas terhadap minat beli terhadap Batik Bola.
Disamping itu, minat beli juga dapat terjadi apabila dikontrol dengan karakteristik
responden itu sendiri. Maka dalam penelitian ini ingin menjelaskan seberapa besar
hubungan antara terpaan iklan Batik Bola di media online terhadap minat beli di
kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode April – Agustus 2012, serta
apakah jika dikontrol dengan karakteristik responden juga mempengaruhi minat
beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode April – Agustus 2012.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telahdinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan (Sugiyono, 2008). Dinyatakan sementara, karena jawaban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 35 digilib.uns.ac.id
yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Selain itu definisi
hipotesis lainnya adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus di uji secara empiris (Nasir, 2003:151). Dari kerangka
pemikiran di atas di dapatkan tiga hipotesis sebagai berikut :
1. - Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di
media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo
Batik.
- Hi : Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola dimedia
online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik.
2.
- Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di
media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo
Batik yang dikontrol dengan karakteristik responden (jenis kelamin,
usia dan tempat tinggal).
- Hi : Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media
online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik
yang dikontrol dengan karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan
tempat tinggal).
G. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual
Definisi konsep adalah definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial (Singarimbun, 1981:17).
commit to user
- 36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Definisi konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi
konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses
perumusan hipotesa.
a. Variabel Independen merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau
yang mempengaruhi variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah terpaan iklan batik bola di media
online
Terpaan media adalah keadaan terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang
disebarluaskan oleh media massa.
Terpaan iklan batik bola di media online adalah kegiatan audiens dalam
melihat, membaca ataupun memiliki pengalaman dan perhatian terhadap
pesan iklan maupun rancangan kreatif iklan batik bola di media online dalam
penelitian ini yaitu di jejaring sosial facebook.
b. Variabel Dependen, adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah minat beli.
Minat beli adalah tindakan yang dilakukan konsumen yang berhubungan
dengan pembelian suatu produk, didalam penelitian ini yaitu batik bola. Yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen untuk menentukan sikap yang
akan diambil selanjutnya dalam melakukan pembelian.
c. Variabel Kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
commit to user
- 37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh faktor luar yang diteliti (Sugiyono, 2009:41). Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah karakteristik responden.
Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki seseorang yang
membedakannya dengan orang lain, antara lain jenis kelamin, usia dan tempat
tinggal.
1). Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin yang dimiliki oleh responden yaitu pria
atau wanita
2). Usia, yaitu umur responden
3). Tempat tinggal, yaitu asal responden
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu petunjuk tentang bagaimana mengukur
suatu variabel (Singarimbun dan Effendy, 1989:46). Adapun definisi operasional
pada penelitian ini adalah :
a. Terpaan iklan batik bola
Di ukur dengan indikator-indikator :
1). Frekuensi
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sering responden
melihat iklan batik bola di facebook Solo Batik selama kurun waktu 3
bulan.
2). Intensitas
a). Tingkat ketertarikan
commit to user
- 38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tingkat
ketertarikan responden melihat iklan batik bola di facebook Solo Batik.
b). Perhatian
Indikator ini untuk mengetahui seberapa besar perhatian responden
ketika melihat iklan batik bola yang ada di facebook Solo Batik.
c). Aktifitas
Indikator ini untuk mengetahui seberapa dalam aktifitas responden
melihat iklan batik bola di facebook.
b. Karakteristik responden
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis kelamin, usia dan tempat
tinggal responden
1). Jenis kelamin : Pria / wanita
a). Jika responden pria/wanita berikut ini statement yang sesuai dengan
alasan responden minat beli batik bola lewat media online
b). Jika responden pria/wanita, berikut ini mana produk yang diminati
untuk dibeli
2). Usia
3). Tempat tinggal : Solo / luar Solo
a). Jika responden berasal dari Solo/luar Solo, berikut ini statement yang
sesuai dengan alasan responden minat beli batik bola lewat media
online
commit to user
- 39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Minat beli
1). Tingkat ketertarikan
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
ketertarikan repsonden minat beli produk batik bola di facebook Solo
Batik.
2). Minat beli
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar responden
minat beli produk batik bola di facebook Solo Batik.
3). Tingkat kemungkinan memiliki keinginan
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kemungkinan responden memiliki keinginan yang kuat untuk minat beli
produk batik bola di facebook Solo Batik.
H. Metodologi Penelitian
Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang
disesuaikan dengan studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Ringkasnya, metodologi
menjelaskan tentang tata cara dan langkah yang akan di tempuh untuk mencapai
tujuan penelitian (Koentjoroningrat, 1997:16).
1. Jenis penelitian
Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
kuantitatif,
dimana
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 40 digilib.uns.ac.id
populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel
(Kriyantono, 2006).
2. Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang
memaparkan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.
Fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel penelitian
(Rakhmat, 37). Karena studi ini berusaha menyoroti hubungan antara variabel dan
menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya maka disebut penelitian
penjelasan (explanatory search) (Singarimbun, 1989:5).
3. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama (Singarimbun,
1989:3).
4. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di facebook Solo Batik. Sebenarnya ada bermacammacam akun facebook yang ada, diantaranya adalah Baju Batik Solo, Solo Batik,
Jogja Batik dan masih banyak lagi. Namun, peneliti lebih memilih untuk meneliti
di facebook Solo Batik selain review-nya sangat banyak juga dikarenakan di
facebook ini produk yang dijual mengenai batik bola beragam jenisnya dan selalu
up to date. Diantaranya adalah kemeja batik bola, kaos batik bola, dress batik bola,
commit
user bola.
sarimbit batik bola, setelan buat anak
keciltobatik
- 41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar I.5 Tampilan Account Facebook Solo Batik
Berikut perbedaan antara facebook Baju Batik Solo, Solo Batik dan Jogja
Batik.
Tabel I.2 Perbedaan Baju Batik Solo, Solo Batik dan Jogja Batik
No
Onlineshop
Perbedaan
1.
Baju Batik Solo
Produk yang dijual tidak hanya batik
bola saja, melainkan menjual batik
dengan motif lainnya
2.
Jogja Batik
Sama halnya dengan akun facebook
Baju Batik Solo, Jogja Batik juga
menjual produk batik dengan motif
lainnya. Namun, produk yang dijual
commit to user
- 42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih beragam diantaranya gamis batik,
ABG batik, mukena batik, baju tidur
batik dan masih banyak lainnya.
3.
Solo Batik
Berbeda dengan kedua akun facebook
tersebut, di akun facebook ini menjual
berbagai macam produk batik bola
diantaranya adalah kemeja batik bola,
sarimbit batik bola, dress batik bola,
kaos batik bola, baju setelan batik bola
buat anak kecil
5. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti
(Bungin, 2008:99). Definisi lain dari populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan
oleh
peneliti untuk dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Dalam penelitian ini, populasi yang
digunakan adalah orang-orang yang sudah pernah berkunjung di akun facebook
Solo Batik, karena populasinya sangat banyak maka peneliti mengambil populasi
pada periode bulan April sampai Agustus 2012 karena pada bulan tersebut
khalayak yang mengunjungi akun facebook Solo Batik sangat banyak yaitu 151
orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
commit to user
- 43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel I.3 Pengunjung Akun Facebook Solo Batik
Periode April – Agustus 2012
Jumlah
Bulan
Pengunjung
April
46 orang
Mei
57 orang
Juni
26 orang
Juli
14 orang
Agustus
8 orang
Total
151 orang
6. Sampel
Setelah populasi dirumuskan dengan jelas, kemudian menetapkan sampel
penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 1999:72). Jumlah populasi dari periode April – Agustus
adalah 151 orang, namun setelah dikroscek maka yang termasuk kedalam
populasi penelitian ini adalah sebanyak 48 orang. Menurut Suharsimi Arikunto
apabila populasinya kurangnya dari 100, lebih baik di ambil semua sebagai
sampel. Sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
sensus dimana populasi sekaligus menjadi sampel yaitu sejumlah 48 orang. 48
orang tersebut diperoleh dari hasil pra-survei yang telah penulis lakukan pada
kuesioner screening online. Dalam mencari responden online, langkah-langkah
commit to user
yang peneliti lakukan adalah menanyakan terlebih dahulu apakah calon responden
- 44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengunjung account facebook Solo Batik berkenan untuk menjadi responden dan
meluangkan waktunya sebentar dalam membantu peneliti untuk mengisi
kuesioner, apabila calon responden bersedia maka peneliti akan langsung
memberikan kuesioner melalui via email, jika responden tidak memiliki email
maka peneliti akan mengirimkannya via inbox facebook. Dari 151 calon
responden, yang 72 orang tidak merespon balik, yang 31 orang tidak sesuai
dengan yang penulis harapkan dan sisanya 48 orang responden penelitian yang
memenuhi beberapa kriteria yaitu responden yang terkena terpaan iklan dan yang
masih aktif menggunakan akun facebook. Berikut tampilan inbox dari responden
yang merespon balik ke peneliti :
Gambar I.6 Tampilan inbox dari responden yang responnya baik
commit to user
- 45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar I.7 Tampilan inbox dari responden yang responnya kurang baik
7. Jenis data
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu
sebagai berikut :
a. Data primer, adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama dilokasi penelitian atau obyek penelitian (Bungin, 2005:122).
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data primer akan diperoleh
langsung dari hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada
responden.
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2005:122). Data sekunder
dapat membantu memberi keterangan atau data pelengkap sebagai bahan
pembanding. Dalam penelitian ini, pengumpulan data sekunder melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
- 46 digilib.uns.ac.id
buku-buku referensi, artikel-artikel, jurnal maupun dari internet yang
mendukung penelitian.
8. Teknik pengumpulan data
a. Data primer
1). Kuesioner online
Penelitian ini menggunakan kuesioner online untuk mengumpulkan
data. Dalam teknis pelaksanaannya, kuesioner dibagikan kepada
responden melalui email, apabila responden tidak mempunyai email
maka kuesioner dibagikan melalui message facebook.
9. Tahap pengolahan data
a. Editing, adalah memeriksa data hasil penelitian yang ada dengan tujuan
menghindari kesalahan, ketidaklengkapan atau kekeliruan data.
b. Coding, adalah mengklasifikasikan jawaban atas pertanyaan dalam
kuesioner, kemudian menentukan kategori jawaban dan memberi skor
untuk setiap kategori.
c. Tabulasi, adalah menyajikan data yang telah di olah dalam bentuk tabel.
10. Teknik Analisa data
a. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten bila pengukuran diulang dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan alat pengukur yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
commit
to user
menggunakan rumus Cronbach Alpha
denga
bantuan SPSS FOR WINDOWS versi
- 47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliable, apabila
nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Suharsimi Arikunto, 2002:172). Indikator
pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000:312) yang membagi tinjauan
reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut, jika alpha atau r hitung:
1. 0,8 - 1,0
= Reliabilitas baik
2. 0,6 - 0,799
= Reliabilitas diterima
3. Kurang dari 0,6
= Reliabilitas kurang baik
Rumusnya sebagai berikut :
2
k é SS i ù
ri =
1(k - 1) êëê S i 2 úûú
Keterangan :
ri
: tingkat reliabilitas
k
: jumlah butir pertanyaan
b. Uji hipotesis
Penelitian ini menggunakan teknik statistik karena penelitian ini termasuk
dalam penelitian kuantitatif. Selain itu statistik digunakan karena dalam penelitian
ini dihadapkan pada hipotesis, populasi dan metode pengambilan data. Data hasil
penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel atau presentase (Abdurrahman,
Maman dan Sambas Ali, 2009:53). Sedangkan metode untuk membuktikan
hipotesis adalah metode crosstab (tabulasi silang), yaitu menyajikan data dalam
bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom, dimana diketahui hubungan
secara deskriptif antar dua variabel atau lebih. Kemudian untuk mengetahui ada
commit to user
tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut akan digunakan uji Chi
- 48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Square. Terpaan iklan selaku variabel X serta minat beli selaku variabel Y pada
penelitian ini dalam pengukurannya menggunakan skala ordinal, sedangkan
karakteristik responden selaku variabel Z dalam pengukurannya menggunakan
skala nominal, sehingga teknik analisa data yang digunakan adalah menggunakan
uji Chi Square dengan taraf signifikansi a = 0,05. Syarat uji Chi Square adalah
salah satu variabel pengukurannya menggunakan skala nominal. Hasil uji Chi
Square kemudian digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Rumusnya sebagai berikut :
é ( fo - ft ) 2 ù
X 2 = Sê
ú
ft
ë
û
Keterangan :
X2
: nilai Chi Square
ft
: frekuensi yang diharapkan
fo
: frekuensi yang diperoleh/diamati
Dalam melakukan pembuktian diperlukan penghitungan koefisien korelasi
antar variabel dalam sampel. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah
dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam
hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam
besarnya koefisien korelasi.
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara
dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien
to user
korelasi menunjukkan kekuatan commit
(strength)
hubungan linear dan arah hubungan
- 49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka
kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan sebaliknya. Untuk memudahkan
melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis
memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono, 2006):
- 0
: tidak ada korelasi antara dua variabel
- 0 – 0,25
: korelasi sangat lemah
- 0,25 – 0,5
: korelasi cukup
- 0,5 – 0,75
: korelasi kuat
- 0,75 – 0,99
: korelasi sangat kuat
- 1
: korelasi sempurna
Teknik korelasi yang digunakan adalah koefisien kontingensi yang
rumusnya sebagai berikut :
C=
X2
N+X2
Keterangan :
C
: koefisien kontingensi
X2
: nilai Chi Square
N
: jumlah sampel
commit to user
Download