perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia teknologi informasi sangat menarik untuk diamati, terutama tentang media massa. Agar pesan yang disampaikan dapat diterima serentak pada satu waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah maupun internet. Tidak dipungkiri lagi media massa seperti televisi merupakan salah satu media yang efektif karena selain dapat mendengar, pemirsa juga dapat melihat (Effendi, 1993:21). Sehingga beriklan di televisi dan media cetak lebih banyak diincar oleh produsen dibanding media lain. Namun, seiring berjalannya waktu pada era modern seperti sekarang ini new media-lah yang sekarang banyak diminati oleh pangsa pasar untuk mempromosikan produk mereka baik berupa barang maupun jasa. Munculnya media massa baru yaitu internet sebagai media online dapat membuat informasi berpindah dengan sangat cepat. Media online itu sendiri didefinisikan sebagai jaringan luas komputer yang dengan perijinan dapat saling berkoneksi antara satu dengan yang lainnya untuk menyebarluaskan dan membagikan digital files serta memperpendek jarak antar luar kota sampai antar negara. Dalam jurnal international “Attitudes toward On-line Purchase Behavior : Comparing Academics, Students and Others” memaparkan bahwa perkembangan teknologi internet yang berbeda dari media lain “Consumering are now entering a commit to user -1- -2digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id new era in which the majority of value-adding activities in the economy will move into cyberspace by means of globally connected electronic networks” yang maksudnya bahwa konsumen sekarang memasuki era baru dimana sebagian besar nilai tambah kegiatan perekonomian akan pindah kedunia maya melalui koneksi global jaringan elektronik (Georgiades, Panicos, duPreez, Johann, Dowsland, Bill & Simintiras, Antonis, 2000). Severin dan Tankard dalam bukunya Communication Theories (2000) memaparkan tiga karakteristik komunikasi massa adalah ditujukan langsung kepada audiens yang besar, heterogen, dan anonim, pesan terkirim secara publik dan serentak. John Vivian pun dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2008) mengklasifikasikan internet sebagai media massa baru walaupun media internet memiliki beberapa perbedaan dengan media massa tradisional, salah satunya adalah kecepatan dalam mengakses dan kapasitas untuk berinteraksi secara real time. Jumlah pengguna internet di Indonesia sekarang memang terus tumbuh pesat. Alhasil, ini membuat peluang bisnis berbasiskan internet di Indonesia menjadi sangat terbuka. Menurut lembaga riset Frost & Sullivan, jumlah pengguna internet tahun 2011 sebanyak 40 juta. Tahun ini diperkirakan bertambah menjadi sebanyak 55 juta. Diproyeksikan tahun 2016 jumlah pengguna internet di Indonesia akan mencapai 175 juta. commit to user -3digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar I.1 Data statistik pengguna internet Media online di Indonesia saat ini menawarkan suatu bentuk transaksi baru melalui internet yang disebut transaksi elektronik atau e-commerce yang mengatasi masalah jarak. Sehingga orang di pelosok negeri dapat berbelanja berbagai barang di tempat yang jauh dengan mudah tanpa harus ke tempat tersebut secara langsung. Maka, tidak heran bila kini banyak pelaku bisnis ecommerce menuai hasil positif dalam usahanya. Dulu orang mempublikasikan atau memasang iklan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk sekedar memasang iklan, baik di media cetak maupun televisi. Namun kini, mereka berpindah haluan ke internet karena beriklan melalui internet merupakan sesuatu hal yang paling potensial untuk memasarkan produk dengan biaya yang terjangkau dan murah bahkan bisa gratis sekaligus. Selain itu, ada berbagai cara commit to user perpustakaan.uns.ac.id -4digilib.uns.ac.id berpromosi yang bisa dilakukan di internet serta pangsa pasar menjadi lebih besar karena yang mengakses internet tidak hanya di satu kota saja melainkan diseluruh pelosok Indonesia bahkan di seluruh dunia. Manusia tidak bisa lepas dari iklan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi manusia senantiasa melihat iklan dimanapun dan kapanpun setiap saat. Iklan hadir melalui berbagai media, baik media lini atas (above the line) maupun media lini bawah (below the line). Beragam bentuk dan gaya iklan dihadirkan pada semua kalangan, mulai dari masyarakat kalangan atas sampai kalangan bawah. Iklan hadir dengan memberikan penawaran kepada kita kemudahan, kenikmatan dan berbagai manfaat lainnya yang bisa di raih dalam sekejap. Belanja secara online saat ini telah menjadi pilihan banyak pihak untuk memperoleh barang dan akan mengambil alih posisi iklan TV pasar. Hal ini karena meningkatnya jumlah aktif pengguna internet, meningkatkan kesadaran, laju pertumbuhan berlangganan broadband dan pertumbuhan e-commerce. Sekarang ini para konsumen paling dominan membeli barang di media online. Belanja telah berkembang dengan pertumbuhan teknologi. Internet dinilai sebagai medium yang sangat efektif untuk iklan produk. Menurut penelitian dalam Journal of Electronic Commerce (2007), jika kita berfokus pada karakteristik demografis pembelanja di-rumah, secara umum, semakin tinggi tingkat pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan dari kepala rumah tangga, maka konsumen akan mempersepsi bahwa belanja online lebih menguntungkan daripada belanja di toko. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam sikap konsumen terhadap belanja non-toko adalah paparan teknologi, commit to user -5digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id karena telah menunjukkan bahwa peningkatan exposure untuk meningkatkan teknologi kemungkinan mengembangkan sikap positif terhadap belanja baru dengan teknologi internet. Hal yang menjadi pertimbangan bahwa orang-orang sekarang lebih suka berbelanja di media online di antaranya adalah kenyamanannya, kemudahan dalam bertransaksi, keunikan barang yang ditawarkan, harga yang cukup bersaing, kualitas barang dan masih banyak lagi alasan lainnya. Sebagai contoh, ketika seseorang berbelanja di toko biasa, ia harus berkendara menuju toko tersebut, kemudian mencari tempat parkir, lalu berjalan untuk mencapai toko tersebut sampai ia mendapatkan produk yang diinginkan. Setelah mendapatkan produk yang ingin dibeli, terkadang bahkan ia harus berdiri cukup lama untuk membayar, karena menunggu antrian yang panjang di kasir. Media sosial (social networking) adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Kaplan & Haenlein, 2010:59-68). Pemanfaatan media sosial sebagai media marketing sudah menjadi trend masa sekarang. Dengan media sosial seperti facebook dan twitter, marketer atau penjual dapat lebih memperkenalkan produknya dengan cara yang lebih familiar commit to user perpustakaan.uns.ac.id -6digilib.uns.ac.id dan bahasa sederhana. Seperti yang dilansir di jurnal International Journal of Business and Management Tomorrow: “…Internet has proved to be more than just emails and Google search. With the advent of networking media, broadband & Web 2.0 now many people are joining the social networks like Orkut and Facebook, Myspace, Twitter and thus it is easier for the marketers to spread the word about them over the network. To bridge the gap between the customers, organization, marketing and media planning people there is the need of uniformity and trust in the social media…” Maksudnya adalah bahwa internet telah terbukti lebih dari sekedar email dan pencarian Google. Dengan munculnya jaringan media, broadband & Web 2.0 sekarang banyak orang yang bergabung dengan jaringan sosial seperti Orkut dan Facebook, Myspace, Twitter dan dengan demikian lebih mudah bagi pemasar untuk menyebarkan berita tentang mereka melalui jaringan. Untuk menjembatani kesenjangan antara pelanggan, organisasi, pemasaran, dan perencanaan media, orang akan membutuhan keseragaman dan kepercayaan di media sosial. Facebook dan twitter merupakan dua media sosial yang sangat populer saat ini. Tidak diragukan lagi kedua media sosial ini, yang paling cepat berkembang mendorong orang dan bisnis untuk berhubungan, berbagi, mendistribusikan dan berkomunikasi satu sama lain. Sekarang ini kita dapat menemukan berbagai jenis iklan berbayar, namun hanya facebook dan twitter-lah yang paling bagus saat ini. Seperti yang dilansir oleh Xiaoyan Hu dalam penelitiannya yang berjudul Social Media Business Model Analysis-Case Tencent, Facebook and Myspace menjelaskan bahwa facebook menyediakan dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna facebook yakni antara lain aplikasi permainan, peluang bisnis untuk mempromosikan produknya lewat iklan commit to user persaingan sengit global dipasar difacebook serta berbagai fitur lainnya. Dalam -7digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id jejaring sosial, facebook lebih unggul dibanding dengan yang lainnya. Berikut top sites di Indonesia tahun 2012 yang dilakukan oleh Alexa yaitu perusahaan yang bergerak dibidang informasi web: Tabel I.1 Top Sites di Indonesia Rank Sites 1. Facebook 2. Google.co.id 3. Google.com 4. Blogspot.com 5. Yahoo.com 6. YouTube 7. Kaskus.co.id 8. WordPress.com 9. Twitter 10. Detik.com Sumber : http://www.alexa.com/topsites/countries/ID (2012) Dalam catatan statistik sebuah situs, salingsilang.com, sebanyak 195 produsen di Indonesia telah memanfaatkan facebook untuk mendukung aktivitas pemasaran mereka. Umumnya facebook dipakai untuk menjalin engagement, sosialisasi program pemasaran, pengenalan produk baru, sampai membuat grup untuk konsumen. Seperti yang dilakukan oleh Lavanya Paravastu Pattarabhiran commit to user mahasiswi dari The State University of New Jersey pada penelitiannya dia -8digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menjelaskan bahwa pengguna akun facebook rata-rata menghabiskan waktunya sekitar 46 menit per hari untuk melakukan interaksi dengan pembeli atau konsumen lainnya untuk mencari review yang banyak. Nielsen merilis data yang cukup menarik tentang pengaruh iklan online (terutama di jejaring sosial) untuk para pengguna internet di Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Nielsen, hampir 73% pengguna internet di Asia Tenggara “agak” dan “sangat” terpengaruh dengan iklan-iklan online yang ada di situs jejaring sosial. Angka ini merupakan yang paling tinggi di dunia. Di jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lainnya, 69% konsumen di Asia Tenggara telah mem-follow atau me-like akun sebuah perusahaan atau merek, jauh lebih tinggi daripada rata-rata global yang hanya 52%. Filipina dan Vietnam menempati urutan paling tinggi untuk hal ini, masing-masing sebesar 79% dan 75%. Hal menarik lainnya di Asia Tenggara adalah sebesar 54% konsumen sangat atau agak percaya dengan opini konsumen lainnya tentang sebuah produk yang dipublikasikan secara online. Berikut adalah statistik dari Nielsen tentang seberapa besar pengaruh iklan online di Asia Tenggara pada tahun 2011: Gambar I.2 Data Statistik dari Nielsen commit to user -9digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dari statistik di atas bisa dilihat tingginya pengaruh iklan online di negaranegara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Secara keseluruhan Indonesia menempati urutan ke-4 negara di Asia Tenggara dengan jumlah konsumen yang agak dan sangat terpengaruh oleh iklan online. Para konsumen sering dipengaruhi oleh satu sama lain dan mereka ingin berbagi segalanya di media sosial, hal itulah yang mempengaruhi minat beli seseorang. Mereka menggunakan media sosial seperti facebook hanya untuk saling bertukar pendapat, mereka mengamati dan mengikuti trend dan membuat keputusan. Di sini, skenario lengkap berputar di sekitar jaringan sosial saja dan oleh karena itu, bisnis memanfaatkan media sosial ini digunakan untuk menarik pelanggan potensial. Perkembangan pesat media sosial telah memungkinkan konsumen untuk tetap terhubung satu sama lain. Akibatnya, bisnis maupun konsumen lebih dekat melakukan interaksinya satu sama lain untuk berkomunikasi dan bertransaksi. Sampai sekarang ini facebook adalah influencer langsung dan dapat mengarahkan minat beli seseorang. Maka itu penulis tertarik untuk meneliti di media online khususnya media sosial facebook. Dari kelebihan yang dimiliki oleh facebook tersebut konsumen diharapkan lebih banyak lagi tertarik untuk membeli. Menciptakan tingkat eksposure (terpaan) yang tepat bagi produknya dan memelihara eksposure semenjak pertama kali dimunculkan. Terpaan iklan itu sendiri adalah kontak individu dengan arena periklanan atau iklannya, dengan kata lain terjadi ketika konsumen melakukan kontak dengan informasi pemasaran yang ada di lingkungannya. Konsumen membeli suatu produk yang diiklankan, tidak semata-mata dikarenakan memiliki commit to user - 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kemampuan untuk membeli produk untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya atau digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Jefkins, 1996:100). Konsumen akan memberikan perhatian terhadap iklan yang menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam konteks inilah, pemasang iklan berupaya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi konsumen dan tujuan yang hendak diwujudkan. Kedua hal inilah yang dijadikan dasar dalam pengembangan dan penuangan konsep kreatif iklan yang diharapkan mampu menangkap perhatian konsumen. Dengan pertimbangan bahwa iklan di media online juga efektif maka dalam penelitian ini media online dipilih sebagai media penyalur iklan. Akhir-akhir ini perkembangan iklan begitu pesat dan marak bermunculan baik itu dalam media cetak, elektronik, dan media online serta media luar ruang. Jenis iklan bermacam-macam bisa berupa iklan produk komersial maupun layanan masyarakat. Iklan memiliki pesan komunikasi yang mudah diingat dan dipahami oleh setiap orang yang membaca, melihat, atau mendengarnya. Salah satu iklan online yang lagi trend akhir-akhir ini adalah iklan mengenai baju batik bola. Sejak menggaungnya kasus pengakuan batik oleh negara tetangga sebagai budaya mereka, bisnis batik juga makin marak. Seolah kasus pengakuan tersebut menjadi cambuk yang menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kelestarian budaya bangsa. Kini banyak bermunculan pengusaha yang mengemas batik sebagai salah satu produk bisnis dengan commit to user - 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id keuntungan besar dengan mengakomodasi kreatifitas, inovasi, dan tetap menjaga ciri khas batik itu sendiri. Salah satu kreatifitas itu adalah mulai dikenalnya produk batik dengan motif dan logo klub sepak bola dalam negeri maupun luar negeri. Batik ini dikenal dengan sebutan “Batik Bola”. Ide tersebut muncul dari beberapa pengusaha batik yang masih muda. Para pengusaha batik yang juga penyuka bola tersebut memadukan antara motif batik yang kemudian dimodifikasi dengan logo dan warna dominan dari suatu klub sepak bola. Jadi, selain untuk menjaga kelestarian budaya batik, mereka juga bisa menyalurkan kesukaan mereka terhadap sepak bola melalui motif logo klub sepak bola di dalam baju bercorak batik tersebut. Berbagai klub bola dibuat model batik bolanya. Setiap klub bola dibuat batik yang berbeda-beda, dan biasanya memakai corak khusus dengan kesamaan warna antara warna khas klub bola dengan warna khas batik. Perpaduan ini menghasilkan berbagai produk batik bola yang menarik dan banyak pilihan dengan motif dan klub sepak bola yang berbeda. Batik sekali lagi membuktikan keindahan dan keanekaragaman corak motif dan fungsi. Pada umumnya, batik hanya dipakai oleh orang tua saja dan itu juga dipakai hanya kalau menghadiri suatu hajatan, acara formal atau seragam sekolah dan karyawan. Namun seiring berjalannya waktu, batik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, dengan adanya batik yang didominasi motif klub sepakbola dunia maka sekarang ini mulai dari anak kecil sampai orang dewasa pun banyak yang menggandrungi dan mengenakan batik bola dimanapun dan kapanpun. commit to user - 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sekarang ini pemasaran batik bola sudah sangat luas di Indonesia. Setiap pasar pasti ada, baik pasar tradisional maupun pasar modern, termasuk pasar online. Mulai dari jejaring sosial, blogspot, website semuanya mengiklankan tentang batik bola. Begitu juga dengan toko online yang ada di akun facebook, banyak yang mengiklankan berbagai macam produk termasuk produk batik bola. Tidak hanya orang asli Jawa saja, tetapi yang berasal dari daerah luar Jawa pun ikut tertarik untuk mengenakan baju batik bola tersebut. Selain terpaan iklan, menurut peneliti karakteristik dari responden yaitu jenis kelamin, usia dan tempat tinggal juga mempengaruhi seseorang apakah mereka minat untuk membeli suatu produk lewat media online. Disini peneliti membahas tentang batik bola, biasanya sesuatu yang berhubungan dengan bola lebih identik dengan kaum laki-laki. Namun, bisa jadi didalam penelitian ini perempuan juga minat beli batik bola, alasan mereka minat beli bisa jadi mungkin karena suka dengan motif batik bola itu sendiri atau pun bisa juga karena mereka menyukai sepakbola. Selain jenis kelamin, usia juga mempengaruhi, dahulu batik hanya dikenakan oleh orang tua saja, namun dengan adanya motif batik bola bisa jadi anak remajalah yang condong lebih minat beli lewat media online. Tidak hanya jenis kelamin dan usia saja, tempat tinggal khalayak juga mempengaruhi. Seseorang minat beli produk melalui media online selain dikarenakan hemat waktu dan tenaga juga disebabkan karena masalah jarak tempat tinggal. Di era modern seperti sekarang ini, jika kita ingin membeli produk diluar kota tidak perlu susah-susah datang ke tempat yang dituju, melainkan lewat online pun juga commit to user - 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dapat kita lakukan. Oleh karena itu, disini peneliti ingin mengetahui apakah tempat tinggal seseorang juga berpengaruh dalam minat beli. Dari definisi-definisi diataslah penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah terpaan iklan dan karakteristik responden juga mempengaruhi minat beli seseorang. Target penelitian adalah orang-orang yang telah berkunjung di akun facebook Solo Batik dimana orang tersebut lebih dominan untuk melakukan aktifitas dan melakukan transaksi pembelian. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul tentang hubungan (korelasi) antara terpaan iklan batik bola di media online terhadap minat beli dikalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April – Agustus 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April – Agustus 2012? 2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April – Agustus 2012 yang dikontrol oleh karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan tempat tinggal)? commit to user - 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk melihat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April – Agustus 2012. 2. Untuk melihat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April - Agustus 2012 yang dikontrol oleh karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan tempat tinggal). D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang ada hubungan antara terpaan iklan di media online dan karakteristik responden terhadap minat beli. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat berkontribusi sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya mengenai minat beli konsumen di media online. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah di lapangan dan mempertajam mengenai terpaan iklan di media online dan minat beli konsumen. commit to user - 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori Kerangka teori dapat diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun,1995:47). Nawawi (2001:39-41) mempertegas bahwa kerangka teori merupakan landasan dan kerangka berpikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu disoroti. Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Komunikasi dan Komunikasi Massa Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2002:9). Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Ada beragam definisi komunikasi, antara lain menurut Everett M. Rogers, yaitu (Mulyana, 2001:62) : “Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide di commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 16 digilib.uns.ac.id alihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Joseph A.Devito (1978) dalam bukunya “Communicologi: An Introduction to the Study of Communication” menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan komunikasi yang terganggu keributan, dalam suatu kompleks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik (Lubis, 2005:10). Howard Stephenson (1971) dalam bukunya “Handbook of Public Relations” menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian peran komunikasi dan efek komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya (Lubis, 2005: 10). Berikut beberapa definisi yang dapat dirinci : 1. Miller (1966) menyebutkan komunikasi sebagai suatu hal yang mempunyai pusat perhatian dalam situasi prilaku dimana sumber menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi perilaku. 2. Gerbner (1966) menyebutkan komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem pesan. 3. Emery, Ault, dan Agee (1963) menyebutkan bahwa komunikasi diantara manusia merupakan seni menyampaikan informasi, ide, dan tingkah laku dari satu orang ke orang lain (Ardianto, 2007: 18-19) Sedangkan pengertian komunikasi menurut Gary Cronkhite seperti dikutip oleh Rosady Ruslan ada empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami komunikasi, yaitu (Ruslan, 2003:89): commit to user - 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Komunikasi merupakan suatu proses (communication is a proses) 2. Komunikasi adalah pertukaran suatu pesan (communication is transperence of message) 3. Komunikasi merupakan suatu interaksi yang bersifat multidimensi (communication is multi dimensional), yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator (sources), pesan (message), yang akan disampaikan pada media (channels or a tolls) yang dipergunakan, komunikan (audiences) yang menjadi sasarannya, dan tampak dampak (effect) yang di timbulkan. 4. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau maksud ganda (communication is multi-purposeful). Sedangkan definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy adalah (Effendy, 2004:10).: “Teknik dan proses dalam komunikasi adalah suatu cara atau seni untuk menyampaikan pesan (message) dua arah atau timbal balik (reciprocal two way traffic communication) yang dilakukan oleh komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator adalah suatu pernyataan sebagai panduan antara buah pikiran dan perasaan (cognitive and affective) yang berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, anjuran, persuasi, publikasi, berita dan sebagainya. Pesan yang disampaikan itu bisa menghasilkan suatu reaksi berupa tindakan (action), sikap dan perilaku tertentu (behaviour) setelah menerima pesan (message)”. commit to user - 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Komunikasi adalah suatu proses dan secara linier proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat elemen atau komponen sebagai berikut (Sendjaya, 1993:8-9) : 1. Sumber / pengirim pesan komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi / instuisi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan. 2. Pesan, berupa lambing atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestur. 3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian / pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap muka). 4. Penerima komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi / institusi yang menjadi sasaran penerima pesan. Yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklarifikasikan menurut kadarnya, yaitu (Effendy, 2004:7) : 1. Dampak kognitif Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. commit to user - 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Dampak afektif Lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tah, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Dampak behavioral Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Sama halnya dengan definisi komunikasi, komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Komunikasi massa menurut Wright (dalam Blake & Haroldsen, 2005:39) ditandai oleh ciri-ciri berikut: 1. Ia diarahkan pada audience yang secara relative luas dan anonim. commit to user - 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Pesan disampaikan secara terbuka, sering kali mencapai audience-nya secara serempak dan bersifat sementara. 3. Komunikatornya cenderung, atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks dan melibatkan biaya besar. Setiap kegiatan yang dikomunikasi-massakan dapat dipecah dalam : komunikator yang mengirimkan pesan tertentu melalui sebuah saluran kepada audience dengan sejenis efek. Definisi komunikasi massa hanya menyentuh empat unsur pertama, namun efek komunikasi massa itulah yang banyak menjadi perhatian masyarakat di dunia dewasa ini (Blake & Haroldsen, 2005:39-40) . Sementara Freidsow (dalam Rakhmat, 2005:188) mendefinisikan komunikasi massa sebagai: ”A mass communication may be distinguished from other kinds of communication by the fact that addressed to a large cross-section of population rather than only one or a few individuals or a special part of the population. It also makes the implicit assumption of some technical means of transmitting the communication may reach at the same time all the people forming the cross-section of the population”. Dengan maksud bahwa komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunya anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Bittner mendefinisikan komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass commit to user - 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people) (Ardianto, 2007:3). Menurut DeFleur dan McQuail, komunikasi massa adalah suatu proses melalui mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarluskan pesan-pesan secara luas dan terus-menerus menciptakan maknamakna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai macam cara (McQuail, 2000). Dengan memahami definisi tersebut, peneliti memahami bahwa komunikasi massa memiliki pengaruh yang besar terhadap khalayaknya. Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya mengatakan bahwa, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Dengan memahami definisi tersebut peneliti memahami bahwa komunikasi yang menggunakan media massa dimana komunikatornya bersifat melembaga, pesannya bersifat umum dan komunikannya anonim dan heterogen. Menurut Little John, komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan mentransmisikan pesan kepada khalayak (massal) dan proses bagaimana pesan itu dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi oleh audiens (Theories of Human Communication, 2002:303). Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan secara tidak langsung melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio, commit to user - 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id televisi, film, kaset/CD, dan internet yang juga sering disebut sebagai media massa. Iklan merupakan bagian dari komunikasi massa, oleh karena itu iklan banyak digunakan untuk mempengaruhi audience yang pasif agar tertarik untuk membeli suatu produk. Sehingga dalam penelitian ini komunikasi massa yang dimaksudkan adalah suatu pesan yang disampaikan oleh pengiklan lewat media online, disini yaitu lewat jejaring sosial facebook sehingga dapat menarik khalayak atau audience yang melihatnya dengan tingkat frekuensi yang berbedabeda. b. Terpaan Iklan Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan adalah media eksposure. Terpaan itu sendiri definisinya adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesanpesan yang disebarkan oleh media (Effendy, 1989:124). Sedangkan terpaan media yaitu keadaan terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa (Rakhmat, 1992:217). Terpaan media tidak hanya berarti masuknya media massa dalam suatu individu melainkan juga individu tersebut menggunakan media massa. Terpaan media dalam hal ini adalah terpaan iklan yang apabila menggunakan media yang tepat yaitu dalam penelitian ini adalah media online dan diarahkan sesuai dengan sasaran yang benar maka terpaan iklan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku yang diinginkan. Sampainya pesan iklan kepada audience itulah yang disebut dengan terpaan media, dalam penelitian ini adalah terpaan iklan Batik Bola di media online. commit to user - 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Terpaan iklan merupakan suatu usaha mencari data audience tentang penggunaan media baik itu jenis media, frekuensi penggunaan, intensitas maupun pemahaman. Menurut Robert Zacher, terdapat hubungan antara frekuensi terpaan dengan kemampuan seseorang dalam mengingat sesuatu dimana intensitas kesan terjadi dalam jangka waktu tertentu (Susanto, 1987:216). Definisi frekuensi adalah jumlah keseringan seorang audience terkena terpaan media khususnya iklan dalam waktu tertentu (Wells, Burnett, Moriarty, 2000:527). Sedangkan intensitas adalah kedalaman seseorang dalam melihat informasi yang disajikan dimedia massa, kedalaman tersebut dilihat dari tingkat perhatian dan volume waktu yang digunakan (Daryati, 2000:18). Dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terpaan media dapat diukur melalui frekuensi dan intensitas penggunaan media. Seseorang akan terkena terpaan iklan apabila orang tersebut berkali-kali melihat suatu iklan. Berdasarkan teori Advertising Exposure (Aaker, Batra, and Mayer, 1996) apabila konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta perasaan dan sikap tertentu terhadap produk yang kemudian akan menggerakkan konsumen untuk membeli produk tersebut. Seorang pakar Advertising Research Foundation Michael J. Naples menyatakan bahwa “…in general, around three exposures within a purchase cycle are about adequate to lead to or mountain the desired level of brand awereness and brand attitudes…” yang maksudnya terdapat batas minimum seseorang dapat dikatakan telah diterpa iklan jika melihat iklan tersebut minimal tiga kali. commit to user - 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Satu kali terpaan saja tidak akan cukup untuk menyampaikan maksud iklan. Meskipun sudah ditetapkan bahwa minimal tiga kali terpaan, namun belum ada yang mengetahui berapa pastinya terpaan yang dibutuhkan untuk memberikan dampak yang besar terhadap produk yang diiklankan. Terpaan iklan bisa saja menjadi efektif bila mencapai 3 hingga 10 kali. Kurang dari 3 terpaan tidak akan cukup memberikan pengaruh, sementara lebih dari 10 kali terpaan adalah terlalu berlebih dan tidak efektif. Sehingga batas minimum seseorang dapat dikatakan telah diterpa iklan adalah jika telah menonton iklan tersebut minimal tiga kali (Belch, 2003:320). Penjelasan Kotler tersebut ditarik kesimpulan bahwa terpaan iklan dapat mempengaruhi sikap dan keputusan pembelian yang diperkuat oleh Effendy melalui teori S-O-R. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Teori S-O-R karena media mempunyai peran besar dalam keputusan pembelian, berikut penjelasan lebih detailnya mengenai Teori S-O-R. 1). Teori S-O-R Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Teori S-O-R (Stimulus Organism Response) karena khalayak pasif dipengaruhi oleh arus langsung dari media. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan commit to user komunikan inilah yang - 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003:255-256). Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: - Pesan (Stimulus, S) - Komunikan (Organism, O) - Efek (Response, R) Proses komunikasi berkenaan dengan perubahan efek atau respon, dan dalam proses perubahan efek tampak bahwa efek dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semua. Gambar I.3 Teori S-O-R Stimulus Terpaan iklan Batik Bola di facebook Solo Batik Organisme Perhatian, Response Minat Beli pengertian dan penerimaan Sumber: Effendy, 2003:255 Dari gambar di atas, dapat dikatakan bahwa seseorang yang terkena terpaan iklan batik bola di media online secara terus menerus, dan stimulus yang disampaikan dapat diterima ataupun ditolak oleh komunikan. Dalam penelitian ini stimulus merupakan terpaan iklan Batik Bola yang terdiri dari frekuensi dan intensitas. Komunikasi dapat berlangsung jika ada perhatian, pengertian dan penerimaan dari komunikan dan pesan yang disampaikan dapat diterima commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 26 digilib.uns.ac.id komunikan. Dari kemampuan komunikasi inilah yang dapat melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan menerima dan mengolahnya, maka tahap berikutnya adalah perubahan sikap yang dilakukan oleh komunikan. Dikatakan melakukan perubahan sikap ketika komunikan memiliki keinginan untuk membeli atau bahkan menggunakan produk batik bola tersebut. Dengan terpaan iklan yang tinggi, ditunjang oleh perhatian dan penerimaan dari komunikan yang diwakili oleh pengunjung facebook Solo Batik periode bulan April – Agustus 2012 sehingga diharapkan timbul perubahan sikap yaitu minat beli pada produk tersebut. 2). Media Online Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) diantaranya koran, tabloid, majalah, buku dan media elektronik (electronic media) yaitu radio, televisi, dan film/video. Media online merupakan media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet), yang termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email. Dalam Jurnal Komunikasi Internasional Mass Society, Mass Culture, and Mass Communication : The Meaning of Mass, oleh Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (2009), menyebutkan : The new media have also affected culture. There has been a far-reaching transformation of the general way of life, particularly in how people spend their leisure hours and how they take part in celebratory occasions. Traditional folk art and customary recreational activities have been partly replaced by an unprecedented flood of symbolic goods produced for the commit to user market or sold to media organizations for dissemination to their audiences. perpustakaan.uns.ac.id - 27 digilib.uns.ac.id The viability of artistic creations today is less dependent on aristocratic or state patronage than so-called “high” culture had been in the past. Without momentous advances in communication technology, such a transformation would have been inconceivable. (Lang & Engel, 2009:4) Maksudnya adalah dengan adanya media baru seperti media online akan dapat merubah perilaku atau kebiasaan seseorang dalam cara hidupnya serta menghabiskan waktu luang mereka dengan adanya kemajuan teknologi. Menurut Martin Lister, at al (2009:13), mengemukakan tentang karakteristik di dalam New Media. Karakteristik yang dimaksud adalah digital, interactive, hypertextual, virtual, networked dan simulated. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh media online adalah membius para khalayak yang haus akan informasi. Karakteristik yang paling populer yang dimiliki oleh media online adalah sifatnya yang real time. Dalam fungsi yang ada, fungsi utama media online adalah fungsi surveillance, yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Tetapi bukan itu saja, media online juga mencakup semua fungsi komunikasi massa yang lain. Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa. Jadi khalayak media massa mempunyai sifat dan karakteristik, yaitu khalayak massa terdiri dari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif kecuali dengan bantuan komunikasi telepon, terdiri dari lapisan masyarakat yang sangat heterogen, tidak terorganisir dan bergerak sendiri (M. Burhan Bungin, 2008:75). Menurut Peng (2007), khalayak memilih media internet karena media tersebut menawarkan potensi komunikasi yang lebih praktis dalam penggunaan, serta cara mengaksesnya lebih cepat dan informasinya juga lebih lengkap. Oleh commit to user - 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id karena itu, dalam media online pengguna dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif dimanapun berada bahkan pengguna media online bisa secara langsung melakukan interaksi atau menanggapi iklan yang dilihatnya saat itu juga. Disini media online yang digunakan adalah jejaring sosial facebook. 3). Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk mahasiswa Harvard College. Namun, dalam hitungan jam jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia dan Yale juga bergabung. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat email apapun dapat mendaftar di facebook. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam facebook adalah profile, news feed, wall, application, photo, video, poke, group, events, marketplace, post, notes, dan gifts. Dalam satu akun facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di facebook dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 29 digilib.uns.ac.id berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori yaitu, daerah, akademik, tempat kerja dan sekolah. b. Karakteristik Responden Selain karena terpaan iklan, karakteristik responden juga mempengaruhi minat seseorang untuk membeli suatu produk lewat media online. Karakteristik konsumen dapat dilihat berdasarkan demografi, psikografi dan pengalaman konsumen itu sendiri. Akan tetapi dalam penelitian ini karakteristik konsumen hanya dilihat berdasarkan demografi. Diduga faktor-faktor demografi seperti jenis kelamin, usia dan tempat tinggal mempengaruhi minat beli seseorang. Misalnya, faktor usia mempengaruhi minat beli seseorang dilihat dari segi kemampuan seseorang terhadap pola pikir dan pemahaman mengenai informasi suatu produk. Faktor jenis kelamin juga mempengaruhi dilihat dari segi preferensi berbelanja suatu produk (Engel, Roger D., Paul W., 1994). 1). Jenis Kelamin Terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam minat untuk membeli suatu produk. Perbedaan itu antara lain perbedaan dalam menilai dan membeli suatu produk, apalagi dalam penelitian ini membahas tentang produk fashion batik bola yang dimana sesuatu yang berhubungan dengan bola identik dengan pria, namun tidak menjadi halangan bahwa wanita pun juga bisa tertarik untuk membeli produk tersebut. Apalagi produk yang ditawarkan di jejaring sosial facebook Solo Batik beraneka ragam. Oleh karena itu disini ingin melihat sejauh commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 30 digilib.uns.ac.id mana responden pria dan wanita menanggapi iklan Batik Bola, dengan maksud apakah responden pria lebih minat beli atau malah sebaliknya responden wanita yang lebih minat beli produk Batik Bola lewat media online. 2). Usia Orang mengubah produk dan jasa yang mereka beli di sepanjang hidup mereka. Contohnya, mereka makan makanan bayi ketika mereka masih balita, semakin banyak jenis makanan ketika tumbuh dan berkembang dewasa dan makanan khusus diet di usia lanjut. Pilihan orang terhadap pakaian, kegiatan rekreasi dan furniture pun tergantung pada usia (Kotler & Denize, 2008). Orang-orang usia dibawah 25 tahun sangat tertarik pada : - Having fun ketika shoping - Merespon lebih kuat terhadap penawaran-penawaran yang dapat membuat belanja menjadi hiburan, seperti online. - Variable pricing policies, seperti potongan harga di akhir tahun. Orang-orang yang usianya lebih tua biasanya : - Lebih pragmatic, mereka membutuhkan info yang detail tentang sebuah produk, kualitas layanan dan produk yang terbaik, dan lingkungan belanja yang nyaman dan aman. - Senang jika info tentang produk dipasang dengan ukuran besar. - Kurang berminat pada komunikasi interaktif tentang produk baru. Memahami usia konsumen adalah penting karena konsumen yang berbeda commit user usia akan mengkonsumsi produk yangto berbeda. Perbedaan usia juga akan perpustakaan.uns.ac.id - 31 digilib.uns.ac.id mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. “Pengguna internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada di Amerika Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald, 2000). Dari referensi tersebut penggunaan internet untuk aplikasi strategi bisnis di Indonesia peluangnya cukup besar, tapi banyak orang tidak menyadari, karena pemain bisnis di Indonesia masih banyak kalangan tua. Menurut Rhenald “Pasar internet adalah pasar orang muda, bukan orang tua.” Dugaan Rhenald berdasarkan amatan saja “Pengguna internet di Indonesia sekitar 70% berusia 20-an, sekitar 25% usia 30-42-an, sisanya usia di atas itu. Sedangkan pemain-pemain utama bisnis berusia 45-an ke atas. Mereka adalah generasi yang terlambat bersentuhan dengan internet, bahkan dengan komputerpun mereka terlambat” (Rhenald: 1999:23). Oleh karena itu mengikuti patokan usia dari Rhenald, dalam penelitian ini apakah orang-orang yang mempunyai usia lebih tua kah yang lebih minat beli atau malah sebaliknya usia remaja yang lebih interest untuk minat beli Batik Bola lewat media online. 3). Tempat Tinggal Lokasi tempat tinggal berpengaruh pada kemudahan mendapatkan produk oleh konsumen yang tinggal di perkotaan akan lebih mudah mendapatkan kebutuhannya jika dibandingkan dengan konsumen yang tinggal di pedesaan. Dan para pemasar harus memasarkan produknya tidak hanya diperkotaan saja, commit to2002). user Maka itu dengan adanya media melainkan di seluruh penjuru (Sumarwan, - 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id online konsumen yang berada di luar kota pun bisa melakukan pembelian tanpa langsung datang ke kota tersebut. Disini konsumen atau responden yang diteliti adalah orang-orang yang berasal dari Solo dan luar area Solo, dengan maksud apakah orang-orang yang berasal dari luar Solo lebih minat beli atau malah sebaliknya yang dari area Solo yang lebih tertarik untuk minat beli Batik Bola lewat media online. c. Minat Beli Effendi (2005:10) menjelaskan bahwa minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Minat beli menurut Rossiter dan Percy mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan (influencer), memilih dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian (Rossiter, John and L. Percy, 1998:126). Selain itu minat beli merupakan kecenderungan seseorang untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya stimulus dari terpaan iklan yang tinggi, ditunjang oleh perhatian dan penerimaan dari komunikan yang diwakili oleh pengunjung facebook Solo Batik commit to user - 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id periode bulan April – Agustus 2012 sehingga diharapkan timbul perubahan sikap yaitu minat beli pada produk tersebut. 2. Kerangka Konsep Di dalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai mengumpulkan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep, karena dengan menetapkan variabel akan mempermudah penelitian. Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang bersifat dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan di capai (Nawawi, 1983:40). Kerangka konseptual merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami (Singarimbun, 1989:17). Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka konsep penelitian ini, maka lebih lanjutnya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar I.4 Kerangka konsep Variabel Independen Variabel Dependen Terpaan iklan Minat beli Variabel Kontrol - Jenis kelamin - Usia commit to user - Tempat tinggal perpustakaan.uns.ac.id - 34 digilib.uns.ac.id Maksud gambar diatas adalah iklan menyebarkan informasi, mengenalkan produk serta keunggulan suatu produk kepada audience. Berbagai upaya dan strategi kreatif dilakukan oleh produsen untuk menciptakan ide kreatif yang berbeda dari iklan-iklan produk sejenis lainnya. Misalnya dengan tampilan desain produk yang lebih menonjol dan motif yang beragam jenis yang tidak ada menyamainya, sehingga tidak pasaran seperti yang dilakukan oleh Solo Batik untuk iklan produknya yaitu iklan online Batik Bola di facebook Solo Batik, yang pada akhirnya diharapkan mampu menarik audience. Apabila audience terkena eksposure lebih dari 3 kali maka itu dapat dikatakan bahwa iklan tersebut berhasil mempengaruhi audience untuk melakukan tindakan selanjutnya. Kemudian dapat diasumsikan bahwa ada kaitan antara terpaan iklan Batik Bola di media online yang mencakup frekuensi dan intensitas terhadap minat beli terhadap Batik Bola. Disamping itu, minat beli juga dapat terjadi apabila dikontrol dengan karakteristik responden itu sendiri. Maka dalam penelitian ini ingin menjelaskan seberapa besar hubungan antara terpaan iklan Batik Bola di media online terhadap minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode April – Agustus 2012, serta apakah jika dikontrol dengan karakteristik responden juga mempengaruhi minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik periode April – Agustus 2012. F. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telahdinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2008). Dinyatakan sementara, karena jawaban commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 35 digilib.uns.ac.id yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Selain itu definisi hipotesis lainnya adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris (Nasir, 2003:151). Dari kerangka pemikiran di atas di dapatkan tiga hipotesis sebagai berikut : 1. - Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik. - Hi : Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola dimedia online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik. 2. - Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik yang dikontrol dengan karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan tempat tinggal). - Hi : Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan batik bola di media online dengan minat beli di kalangan pengunjung facebook Solo Batik yang dikontrol dengan karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan tempat tinggal). G. Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual Definisi konsep adalah definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial (Singarimbun, 1981:17). commit to user - 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Definisi konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa. a. Variabel Independen merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau yang mempengaruhi variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Variabel independen dalam penelitian ini adalah terpaan iklan batik bola di media online Terpaan media adalah keadaan terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang disebarluaskan oleh media massa. Terpaan iklan batik bola di media online adalah kegiatan audiens dalam melihat, membaca ataupun memiliki pengalaman dan perhatian terhadap pesan iklan maupun rancangan kreatif iklan batik bola di media online dalam penelitian ini yaitu di jejaring sosial facebook. b. Variabel Dependen, adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat beli. Minat beli adalah tindakan yang dilakukan konsumen yang berhubungan dengan pembelian suatu produk, didalam penelitian ini yaitu batik bola. Yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen untuk menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya dalam melakukan pembelian. c. Variabel Kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi commit to user - 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id oleh faktor luar yang diteliti (Sugiyono, 2009:41). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain, antara lain jenis kelamin, usia dan tempat tinggal. 1). Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin yang dimiliki oleh responden yaitu pria atau wanita 2). Usia, yaitu umur responden 3). Tempat tinggal, yaitu asal responden 2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu petunjuk tentang bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun dan Effendy, 1989:46). Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah : a. Terpaan iklan batik bola Di ukur dengan indikator-indikator : 1). Frekuensi Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sering responden melihat iklan batik bola di facebook Solo Batik selama kurun waktu 3 bulan. 2). Intensitas a). Tingkat ketertarikan commit to user - 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tingkat ketertarikan responden melihat iklan batik bola di facebook Solo Batik. b). Perhatian Indikator ini untuk mengetahui seberapa besar perhatian responden ketika melihat iklan batik bola yang ada di facebook Solo Batik. c). Aktifitas Indikator ini untuk mengetahui seberapa dalam aktifitas responden melihat iklan batik bola di facebook. b. Karakteristik responden Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis kelamin, usia dan tempat tinggal responden 1). Jenis kelamin : Pria / wanita a). Jika responden pria/wanita berikut ini statement yang sesuai dengan alasan responden minat beli batik bola lewat media online b). Jika responden pria/wanita, berikut ini mana produk yang diminati untuk dibeli 2). Usia 3). Tempat tinggal : Solo / luar Solo a). Jika responden berasal dari Solo/luar Solo, berikut ini statement yang sesuai dengan alasan responden minat beli batik bola lewat media online commit to user - 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Minat beli 1). Tingkat ketertarikan Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketertarikan repsonden minat beli produk batik bola di facebook Solo Batik. 2). Minat beli Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar responden minat beli produk batik bola di facebook Solo Batik. 3). Tingkat kemungkinan memiliki keinginan Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemungkinan responden memiliki keinginan yang kuat untuk minat beli produk batik bola di facebook Solo Batik. H. Metodologi Penelitian Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Ringkasnya, metodologi menjelaskan tentang tata cara dan langkah yang akan di tempuh untuk mencapai tujuan penelitian (Koentjoroningrat, 1997:16). 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dimana menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 40 digilib.uns.ac.id populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel (Kriyantono, 2006). 2. Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang memaparkan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel penelitian (Rakhmat, 37). Karena studi ini berusaha menyoroti hubungan antara variabel dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya maka disebut penelitian penjelasan (explanatory search) (Singarimbun, 1989:5). 3. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama (Singarimbun, 1989:3). 4. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di facebook Solo Batik. Sebenarnya ada bermacammacam akun facebook yang ada, diantaranya adalah Baju Batik Solo, Solo Batik, Jogja Batik dan masih banyak lagi. Namun, peneliti lebih memilih untuk meneliti di facebook Solo Batik selain review-nya sangat banyak juga dikarenakan di facebook ini produk yang dijual mengenai batik bola beragam jenisnya dan selalu up to date. Diantaranya adalah kemeja batik bola, kaos batik bola, dress batik bola, commit user bola. sarimbit batik bola, setelan buat anak keciltobatik - 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar I.5 Tampilan Account Facebook Solo Batik Berikut perbedaan antara facebook Baju Batik Solo, Solo Batik dan Jogja Batik. Tabel I.2 Perbedaan Baju Batik Solo, Solo Batik dan Jogja Batik No Onlineshop Perbedaan 1. Baju Batik Solo Produk yang dijual tidak hanya batik bola saja, melainkan menjual batik dengan motif lainnya 2. Jogja Batik Sama halnya dengan akun facebook Baju Batik Solo, Jogja Batik juga menjual produk batik dengan motif lainnya. Namun, produk yang dijual commit to user - 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id lebih beragam diantaranya gamis batik, ABG batik, mukena batik, baju tidur batik dan masih banyak lainnya. 3. Solo Batik Berbeda dengan kedua akun facebook tersebut, di akun facebook ini menjual berbagai macam produk batik bola diantaranya adalah kemeja batik bola, sarimbit batik bola, dress batik bola, kaos batik bola, baju setelan batik bola buat anak kecil 5. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti (Bungin, 2008:99). Definisi lain dari populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah orang-orang yang sudah pernah berkunjung di akun facebook Solo Batik, karena populasinya sangat banyak maka peneliti mengambil populasi pada periode bulan April sampai Agustus 2012 karena pada bulan tersebut khalayak yang mengunjungi akun facebook Solo Batik sangat banyak yaitu 151 orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : commit to user - 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel I.3 Pengunjung Akun Facebook Solo Batik Periode April – Agustus 2012 Jumlah Bulan Pengunjung April 46 orang Mei 57 orang Juni 26 orang Juli 14 orang Agustus 8 orang Total 151 orang 6. Sampel Setelah populasi dirumuskan dengan jelas, kemudian menetapkan sampel penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:72). Jumlah populasi dari periode April – Agustus adalah 151 orang, namun setelah dikroscek maka yang termasuk kedalam populasi penelitian ini adalah sebanyak 48 orang. Menurut Suharsimi Arikunto apabila populasinya kurangnya dari 100, lebih baik di ambil semua sebagai sampel. Sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus dimana populasi sekaligus menjadi sampel yaitu sejumlah 48 orang. 48 orang tersebut diperoleh dari hasil pra-survei yang telah penulis lakukan pada kuesioner screening online. Dalam mencari responden online, langkah-langkah commit to user yang peneliti lakukan adalah menanyakan terlebih dahulu apakah calon responden - 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengunjung account facebook Solo Batik berkenan untuk menjadi responden dan meluangkan waktunya sebentar dalam membantu peneliti untuk mengisi kuesioner, apabila calon responden bersedia maka peneliti akan langsung memberikan kuesioner melalui via email, jika responden tidak memiliki email maka peneliti akan mengirimkannya via inbox facebook. Dari 151 calon responden, yang 72 orang tidak merespon balik, yang 31 orang tidak sesuai dengan yang penulis harapkan dan sisanya 48 orang responden penelitian yang memenuhi beberapa kriteria yaitu responden yang terkena terpaan iklan dan yang masih aktif menggunakan akun facebook. Berikut tampilan inbox dari responden yang merespon balik ke peneliti : Gambar I.6 Tampilan inbox dari responden yang responnya baik commit to user - 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar I.7 Tampilan inbox dari responden yang responnya kurang baik 7. Jenis data Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut : a. Data primer, adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau obyek penelitian (Bungin, 2005:122). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data primer akan diperoleh langsung dari hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada responden. b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2005:122). Data sekunder dapat membantu memberi keterangan atau data pelengkap sebagai bahan pembanding. Dalam penelitian ini, pengumpulan data sekunder melalui commit to user perpustakaan.uns.ac.id - 46 digilib.uns.ac.id buku-buku referensi, artikel-artikel, jurnal maupun dari internet yang mendukung penelitian. 8. Teknik pengumpulan data a. Data primer 1). Kuesioner online Penelitian ini menggunakan kuesioner online untuk mengumpulkan data. Dalam teknis pelaksanaannya, kuesioner dibagikan kepada responden melalui email, apabila responden tidak mempunyai email maka kuesioner dibagikan melalui message facebook. 9. Tahap pengolahan data a. Editing, adalah memeriksa data hasil penelitian yang ada dengan tujuan menghindari kesalahan, ketidaklengkapan atau kekeliruan data. b. Coding, adalah mengklasifikasikan jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner, kemudian menentukan kategori jawaban dan memberi skor untuk setiap kategori. c. Tabulasi, adalah menyajikan data yang telah di olah dalam bentuk tabel. 10. Teknik Analisa data a. Uji reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila pengukuran diulang dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini commit to user menggunakan rumus Cronbach Alpha denga bantuan SPSS FOR WINDOWS versi - 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 19. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliable, apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Suharsimi Arikunto, 2002:172). Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000:312) yang membagi tinjauan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut, jika alpha atau r hitung: 1. 0,8 - 1,0 = Reliabilitas baik 2. 0,6 - 0,799 = Reliabilitas diterima 3. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik Rumusnya sebagai berikut : 2 k é SS i ù ri = 1(k - 1) êëê S i 2 úûú Keterangan : ri : tingkat reliabilitas k : jumlah butir pertanyaan b. Uji hipotesis Penelitian ini menggunakan teknik statistik karena penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Selain itu statistik digunakan karena dalam penelitian ini dihadapkan pada hipotesis, populasi dan metode pengambilan data. Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel atau presentase (Abdurrahman, Maman dan Sambas Ali, 2009:53). Sedangkan metode untuk membuktikan hipotesis adalah metode crosstab (tabulasi silang), yaitu menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom, dimana diketahui hubungan secara deskriptif antar dua variabel atau lebih. Kemudian untuk mengetahui ada commit to user tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut akan digunakan uji Chi - 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Square. Terpaan iklan selaku variabel X serta minat beli selaku variabel Y pada penelitian ini dalam pengukurannya menggunakan skala ordinal, sedangkan karakteristik responden selaku variabel Z dalam pengukurannya menggunakan skala nominal, sehingga teknik analisa data yang digunakan adalah menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi a = 0,05. Syarat uji Chi Square adalah salah satu variabel pengukurannya menggunakan skala nominal. Hasil uji Chi Square kemudian digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusnya sebagai berikut : é ( fo - ft ) 2 ù X 2 = Sê ú ft ë û Keterangan : X2 : nilai Chi Square ft : frekuensi yang diharapkan fo : frekuensi yang diperoleh/diamati Dalam melakukan pembuktian diperlukan penghitungan koefisien korelasi antar variabel dalam sampel. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien to user korelasi menunjukkan kekuatan commit (strength) hubungan linear dan arah hubungan - 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan sebaliknya. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono, 2006): - 0 : tidak ada korelasi antara dua variabel - 0 – 0,25 : korelasi sangat lemah - 0,25 – 0,5 : korelasi cukup - 0,5 – 0,75 : korelasi kuat - 0,75 – 0,99 : korelasi sangat kuat - 1 : korelasi sempurna Teknik korelasi yang digunakan adalah koefisien kontingensi yang rumusnya sebagai berikut : C= X2 N+X2 Keterangan : C : koefisien kontingensi X2 : nilai Chi Square N : jumlah sampel commit to user