CHAPTER 15 *Metamorphism, Metamorphic Rocks, and

advertisement
CHAPTER 15
“Metamorphism, Metamorphic Rocks, and
Hydrothermal Rocks”
Nama Kelompok :



NORBAYAH
YOGA PURWANINGTIYAS
SAFARIAH
DOSEN PEMBIMBING:
Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, Msi.
Dr. DEASY ARISANTY, MSc.
A1A513227
A1A513210
A1A513223
Batuan Metamorfosis
Batuan
metamorfosis
adalah
Batuan
yang
telah
mengalami perubahan, Asalnya dari batuan yang sudah ada baik
batuan beku maupun batuan sedimen.Perubahan yang di alami berupa
perubahan fisik ataupun kimia. Perubahan fisik seperti penghancuran
butir-butir batuan, Bertambah besarnya kristal mineral penyusun
batuan
akibat
rekristalisasi.memipihnya
mineral
penyusun
batuan.Perubahan kimia seperti terbentuknya mineral baru setelah
rekristalisasi atau karena ada tambahan maupun pengurangan
senyawa kimia tertentu .
Faktor yang mengendalikan karakteristik batuan Metamorf
Komposisi Batuan Induk
Komposisi batuan induk biasanya tidak ada unsur-unsur baru atau
senyawa kimia yang ditambahkan ke batu selama metamorfosis, kecuali air.
Oleh karena itu, kandungan mineral dari batuan metamorf dikendalikan oleh
komposisi kimia batuan induk.
Suhu
Panas, yang diperlukan untuk reaksi metamorf, terutama berasal dari
energi panas bumi yang alirannya keluar dari bumi dalam interior. Biasanya,
semakin dalam batuan di bawah permukaan, akan semakin panas. Tapi suhu
tertentu untuk batuan pada kedalaman tertentu tergantung pada gradien panas
bumi lokal. Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan
atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan.
Tekanan
Tekanan yaitu diterapkan sama pada semua permukaan suatu
zat sebagai akibat dari penguburan atau perendaman. Tekanan yang
menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya.
Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan
permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa
yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan
lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey, 1994).
Cairan.
Air panas adalah cairan paling penting yang terlibat dalam
proses metamorf, meskipun ada gas lain, seperti karbon dioksida,
kadang-kadang memainkan peran. Air mungkin telah terperangkap
dalam batuan induk sedimen atau dilepaskan oleh pluton pendinginan.
Air juga dapat dilepaskan dari mineral yang memiliki air dalam struktur
kristalnya. Sehingga suhu meningkat selama metamorfosis dan mineral
menjadi tidak stabil, dan airnya akan dilepaskan dan air juga diduga
membantu pemicu reaksi kimia metamorf .
Waktu
klasifikasi Batuan Metamorf
Batuan metamorf berdasarkan strukturnya di klasifikasikan menjadi
2 yaitu :
1). Folisasi
Struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari
pengaruh
tekanan
diferensiasi(berbeda)
pada
saat
proses
metemorphisme.
Folisasi dibagi menjadi 4,yaitu :
a. Struktur Skistose
Adalah struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih
(biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral
granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral
pipih.
c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran
mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
d.
Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral
dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
2). Non folisasi
Struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Non Folisasi dibagi menjadi beberapa,yaitu :
a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran
mineral relatif seragam.
b. struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya
penghancuran terhadap batuan asal.
c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya
orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya
halus.

d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan
permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar
dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.

e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal
berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.

f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butirbutir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.

g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai
ukuran beragam.

h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang
berbentuk jarus atau fibrous.
Macam-macam Batuan Metamorfisme
1). Slate
Slate
metamorf
merupakan
terbentuk
metamorfosisme
dari
batuan
batuan
proses
sedimen
Shale atau Mudstone (batu lempung)
pada temperatur dan suhu yang
rendah. Memiliki struktur foliasi
(slaty cleavage) dan tersusun atas
butir-butir yang sangat halus (very
fine grained). Ciri khas : mudah
membelah menjadi lembaran tipis,
warna : abu – abu, hitam, hijau dan
merah.
2). Filit
Merupakan batuan
metamorf yang umumnya
tersusun atas kuarsa,
sericite mica dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan
proses metamorfosisme
dari Slate. Warna merah
kehijauan, ciri khas :
membelah mengikuti
permukaan gelombang.
3). Gneiss
Merupakan
yang
terbentuk
batuan
dari
hasil
metamorfosisme batuan beku
dalam temperatur dan tekanan
yang tinggi. Dalam Gneiss
dapat diperoleh rekristalisasi
dan
foliasi
dari
kuarsa,
feldspar, mika dan amphibole.
Warna : abu- abu ciri khas :
kuarsa dan feldspar nampak
berselang – seling dengan
lapisan tipis seperti mika.
4). Sekis
Schist
batuan
(sekis)
metamorf
adalah
yang
mengandung lapisan mika, grafit,
horndlende. Mineral pada batuan
ini umumnya terpisah menjadi
berkas - berkas bergelombang
yang di perlihatkan dengan kristal
yang mengkilap. Warna : hitam,
hijau, dan ungu. Ciri khas : foliasi
yang
kadang
bergelombang
terkadang terdapat kristal garnet.
5). Marmer
Terbentuk ketika batu
gamping
mendapat
tekanan
dan panas sehingga mengalami
perubahan
dan
rekristalisasi
kalsit. Utamanya tersusun dari
kalsium
karbonat.
Marmer
bersifat padat, kompak dan
tanpa foliasi. Ciri khas : tekstur
berupa butiran seperti gula,
terkadang terdapat fosil. Warna
: bervariasi.
6). Kuarsit
Adalah salah satu batuan
metamorf yang keras dan kuat.
Terbentuk
ketika
batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan
temperatur
yang
tinggi.
Ketika
batupasir bermetamorfosis menjadi
kuarsit,
mengalami
butir-butir
rekristalisasi,
kuarsa
dan
biasanya tekstur dan struktur asal
pada batupasir terhapus oleh proses
metamorfosis . Ciri khas : lebih
keras dibanding glass.
7). Miloint
Milonit
batuan
metamorf
Terbentuk
dinamis
pokok
merupakan
oleh
rekristalisasi
mineral
yang
kompak.
-
mineral
mengakibatkan
pengurangan ukuran butir-butir
batuan. Butir-butir batuan ini
lebih halus dan dapat dibelah
seperti schistose.
8). Filonit
Merupakan batuan metamorf
dengan derajat metamorfisme lebih
tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk
dari proses metamorfisme Shale dan
Mudstone.
milonit,
Filonit
namun
mirip
dengan
memiliki
ukuran
butiran yang lebih kasar dibanding
milonit dan tidak memiliki orientasi.
Selain itu, filonit merupakan milonit
yang kaya akan filosilikat (klorit atau
mika). Ciri khas : permukaan terlihat
berkilau.
9). Serpetinit
Serpentinit,
batuan
yang
terdiri atas satu atau lebih mineral
serpentine
dimana
mineral
ini
dibentuk oleh proses serpentinisasi
(serpentinization).
Serpentinisasi
adalah proses proses metamorfosis
temperatur rendah yang menyertakan
tekanan dan air, sedikit silica mafic
dan batuan ultramafic teroksidasi dan
ter-hidrolize
dengan
air
menjadi
serpentinit. Warna : hijau terang, atau
gelap. Ciri khas : kilap berminyak dan
lebih keras dibanding kuku jari.
10). Hornfels
Hornfels terbentuk ketika
shale dan claystone mengalami
metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, terbentuk di dekat
dengan
sumber
panas
seperti
dapur magma, dike, sil. Hornfels
bersifat
padat
tanpa
foliasi.
Warna : Abu-abu, biru kehitaman,
hitam. Ciri khas
: Lebih keras
dari pada glass, tekstur merata
Jenis-jenis metamorfosis.
1). Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme kontak terjadi akibat adanya intrusi tubuh
magma panas pada batuan yang dingin dalam kerak bumi. Akibat
kenaikan suhu, maka rekristalisasi kimia memegang peran utama.
Sedangkan deformasi mekanik sangat kecil, bahkan tidak ada, karena
stress disekitar magma relatif homogen. Batuan yang terkena intrusi
akan mengalami pemanasan dan termetamorfosa, membentuk suatu
lapisan di sekitar intrusi yang dinamakan aureole metamorphic (batuan
ubahan). Tebal lapisan tersebut tergantung pada besarnya tubuh intrusi
dan kandungan H2O di dalam batuan yang diterobosnya.
2). Metamorfisme regional
Batuan metamorf yang dijumpai di kerak bumi dengan
penyebaran sangat luas sampai puluhan ribu kilometer persegi, dibentuk
oleh metamorfisme regional dengan melibatkan deformasi mekanik dan
rekristalisasi kimia sehingga memperlihatkan adanya foliasi. Batuan ini
umumnya dijumpai pada deretan pegunungan atau yang sudah tererosi,
berupa batu sabak (slate), filit, sekis dan gneiss. Deretan pegunungan
dengan batuan metamorf regional terbentuk akibat subduksi atau
collision. Pada collision batuan sedimen sepanjang batas lempeng akan
mengalami diferensial stress yang intensif sehingga muncul bentuk
foloiasi yang khas seperti batu sabak, sekis dan gneiss.
Pengertian Hydrotermal
Hidrotermal adalah proses baruab metamorf yang
terbentuk karena larutan panas , bukan gas yang memprosesnya.
Misalnya ,andesit di ubah menjadi propilit.
Proses Hydrotermal
Proses Hydrotermal merupakan proses pembentuk mineral
yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah,
dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya.
Batuan Hydrotermal
Batuan hydrotermal adalah batu-batu yang mineralnya
mengkristal dari air panas atau mineral yang telah diubah oleh air panas
. Dengan demikian, batu-batu ini berbeda dari batuan metamorf, yang
diciptakan oleh transformasi mineral solid-state. Bahkan, banyak batuan
hidrotermal (seperti yang terbentuk dari mata air panas dan geyser atau
mengkristal sebagai pembuluh darah di celah-celah di batuan lainnya).
Metasomatisme
Metasomatisme adalah perubahan kimia pada batuan oleh
larutan hydrothermal yang umumnya berasosiasi dengan metamorfisme
kontak dan membentuk mined deposits atau endapan yang dapat
ditambang.
Fasies Metamorfisme
Fasies metamorfisme adalah suatu pengelompokan mineral –
mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam
pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap fasies pada batuan
metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan
mineral), kesamaan sifat – sifat fisik atau kimia.
TERIMA KASIH
Download