BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Vitamin 2.1.1.Pengertian Vitamin Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006). 2.1.2.Pengertian Vitamin C Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Sunita, 2004). Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif (Sherwood, 2001). 2.1.3.Susunan kimia Vitamin C Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Universitas Sumatera Utara Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003). Gambar 2.1.3. Struktur kimia Vitamin C 2.1.4.Metabolisme Vitamin C Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Yuniastuti, 2008). Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100 mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tandatanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl (Sunita, 2004). 2.1.5.Fungsi Vitamin C Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan Universitas Sumatera Utara yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007). Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971). Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat Universitas Sumatera Utara berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010). Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010). 2.1.6.Bahan Makanan Sumber Vitamin C Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Sunita, 2004). Tabel 2.1. Bahan Makanan Sumber Vitamin C (mg Vit.C/100 g bahan) (Sumber: Daftar Analisa Bahan Makanan, Dep.Kes.RI, 1964) SAYUR BUAH Asparagus 33 Jambu batu 302 Kacang-kacangan segar 19 Jeruk lemon 50 Brussel’s sprout 94 Jeruk nipis 27 Sawi 50 Jeruk orange 49 Kol kembang 69 Mangga 41 Salada air 77 Nanas 24 Cabe hijau 120 Peaches 26 Universitas Sumatera Utara 2.1.7.Angka Kecukupan Gizi Vitamin C Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Peningkatan kebutuhan vitamin C dalam keadaan stress psikologik atau fisik, seperti pada luka, panas tinggi, atau suhu lingkungan tinggi. Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C (sumber: Widya Karya Pangan dan Gizi, 1998) Golongan AKG Golongan AKG umur (mg) umur (mg) 0-6 bl 30 Wanita: 7-12 bl 35 10-12 th 50 1-3 th 40 13-15 th 60 4-6 th 45 16-19 th 60 7-9 th 45 20-45 th 60 46-59 th 60 ≥ 60 th 60 Pria: Hamil: +10 10-12 th 50 Menyusui: 13-15 th 60 0-6 bl +25 16-19 th 60 7-12 bl +10 20-45 th 60 46-59 th 60 ≥ 60 th 60 2.1.8.Kelebihan dan Kekurangan Vitamin C Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi,karena sudah diketahui cara mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain adalah lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang dan persendian sakit serta berkurangnya nafsu Universitas Sumatera Utara makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf asam askorbat dalam serum menurun di bawah 0,20 mg/dl. Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga, apabila terjadi fraktur pada tulang yang sudah terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru, akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh. Pada skorbut (defisiensi vitamin C) dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh karena terjadinya kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh darah (Guyton, 2007). Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal (Sunita, 2004). 2.2 Remaja 2.2.1.Pengertian Remaja Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Dalam terminology PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda (young people) yang mencakup 10-24 tahun. Sementara itu pada program BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia 10-24 tahun. Universitas Sumatera Utara 2.2.2.Peran Gizi Pada Pertumbuhan Remaja Asupan energy mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan apabila asupan tidak adekuat,maka akan menyebabkan seluruh unit fungsional remaja akan terganggu. Antara lain: derajat metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik dan maturasi seksual. Derajat pertumbuhan remaja mencapai puncaknya pada masa pacu tumbuh, rata-rata percepatan pertumbuhan mencapai 16 g/hari untuk remaja perempuan dan 19 g/hari untuk remaja laki-laki. Untuk pertumbuhan normal tubuh diperlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energy, protein, lemak, dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan (Gibney, Margaretts, Kearney, Lenore, 2008). 2.2.3.Kebutuhan Nutrisi Remaja Remaja membutuhkan energi dan nutrien untuk melakukan deposisi jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika asupan nutrisi optimal maka pertumbuhan potensialnya akan terpenuhi dan berlangsung secara optimal. Total nutrient yang dibutuhkan jauh lebih tinggi pada masa remaja dari pada ketika menjalani siklus kehidupan yang lain. Kebutuhan nutrient remaja dapat dikenal dari perubahan komposisi tubuhnya, perbedaan jenis kelamin. Kebutuhan sehari yang direkomendasikan merupakan standar asupan rata-rata dalam waktu yang cukup lama, sehingga tidak terjadi defisiensi. Kebutuhan sehari sudah disesuaikan dengan tingkat keamanan masing-masing nutrien sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya (Fauzi, 2008). Suatu survey dari First Health and Nutrition Examination Survey (NHANES I,1971-1974) dan Nutrition Examination Survey (NHANES II,19761980) demikian pula Nationwide Food Consumption Survey (NFCS,1977-1978) menemukan: bahwa walaupun status nutrisi kelompok remaja ditemukan Universitas Sumatera Utara baik,secara individu pada subkelompok ditemukan bukti-bukti asupan vitamin dan mineral kurang adekuat, status nutrisi kurang baik, atau ditemukan keduanya (Soetjiningsih, 2005). 2.3.Pengetahuan Pengetahuan adalah proses belajar dan mengetahui apa yang terjadi dalam cara yang dapat diramalkan (Kaplan, 2010). Dan dalam pengertian lain pengetahuan didefinisikan sebagai hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab “what”, melainkan akan menjawab pertanyaan “why” dan ”how”, misalnya mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar,mengapa manusia bernafas, dan sebagainya. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai objek sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah ilmu, atau lebih sering disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Mempunyai objek kajian, b) Metode pendekatan c) Disusun secara sistematis d) Bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum). Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi 6 (enam) yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami menjelaskan (comprehension) secara benar diartikan tentang sebagai objek suatu yang kemampuan diketahui dan menginterpretasi materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Universitas Sumatera Utara