BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 1.1 Analisa 5.1.1 Analisa Data Menggunakan Diagram Pareto Berikut ini adalah klasifikasi penyebaran jenis kecacatan yang digambarkan dalam diagram pareto, yang selanjutnya akan dianalisa faktor-faktor penyebab kecacatannya : Berikut ini penjelasan mengenai penyebab terjadi kecacatan-kecacatan dalam persentasenya. 1. Nap (NP) : Persentase cacat 43% Penyebab : cacat ini terjadi dikarenakan pada proses blowing sampai ring spinning masih adanya kotoran kapas yang masih tersangkut pada benang dan menyebabkan benang menjadi kotor sampai proses winding. Faktor lingkungan yang kurang bersih dan kurang terawat juga menyebabkan benang menjadi kotor. Hal ini dikarenakan perawatan lingkungan yang kurang maksimal. 68 2. Serat Pendek (SP) : Persentase cacat 38% Penyebab : cacat ini terjadi dikarenakan pada proses combing serat panjang dan pendek tidak terpisah sehingga benang sering terputus saat proses ring spinning yang menyebabkan benang tidak merata ke seluruh bagian. Hal ini dikarenakan perawatan mesin yang kurang, dan dapat juga disebabkan oleh kelalaian operator 3. Noda Warna (NW): Persentase Cacat 20% Penyebab : cacat ini terjadi dikarenakan kurangnya ketelitian operator sehingga benang tercampur dan tidak sesuai dengan permintaan. Faktor suhu juga berpengaruh hal ini terjadi dikarenakan lembab. 5.1.2 Analisa Diagram Sebab Akibat Dari diagram sebab akibat dapat dilihat cacat dengan persentase terbesar adalah jenis Cacat Nap (NP) dengan nilai presentase kecacatan 43%, tingkat kecacatan yang paling besar merupakan masalah yang menjadi prioritas untuk terlebih dahulu dipecahkan, dengan menggunakan fishbone atau diagram sebab akibat, agar perusahaaan dapat mencari solusi terbaik untuk menangani tingkat kecacatan yang besar tersebut. Agar lebih maksimal dalam menangani permasalahan tingkat kecacatan pada produk, secara berkelanjutan dapat dilakukan beberapa usulan : Ø Faktor Mesin 1. Mesin-mesin harus dapat perawatan yang maksimal tanpa pengecualian dan penundaan. 69 2. Baik operator maupun mekanik harus mengecek kembali kelengkapan proses sebelum memulai proses produksi. 3. Memastikan Setting mesin dengan baik 4. Mengganti spare part dengan kualitas bagus 5. Memasang sensor elektronik untuk mendeteksi secara awal adanya kerusakan mesin, sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi bahan sewaktu dalam proses. Ø Faktor Metode 1. Menempatkan SOP yang mudah dibaca dan dilihat didekat area produksi agar operator atau karyawan senantiasa mengikuti SOP yang telah dibuat. 2. Membuat laporan kusus untuk operator atau karyawan yang melakukan kesalahan per-hariya sehingga operator mengetahui tingkat ketelitian yang dilakukannya. Ø Faktor People 1. Selama proses produksi berlangsung supervisor wajib melakukan pemeriksaan dengan ketat disetiap stasiun-stasiun yang sudah menjadi bagiannya. 2. Mekanik juga harus rajin mengecek pada saat proses produksi berlangsung pada bagian-bagian yang rentan terhadap permasalahan yang terjadi. 3. Mengadakan training kepada para karyawan untuk meningkatkan produktifitas pekerja sehingga dapat memaksimalkan SDM yang berkualitas. 4. Mengadakan koordinasi yang baik antara bagian proses dan bagian QC agar senantiasa dapat saling bekerjasama/pengecekan mengenai proses yang sedang berjalan. 70 Ø Faktor Material 1. Memastikan bahan baku yang digunakan berkualitas baik. 2. Pastikan spesifikasi material sesuai standar dalam ketentuan perusahaan. 5.1.3 Failure, Mode, Effect, and Analyze Dari penilaian RPN tertinggi diketahui Nap (NP) sebagai cacat tertinggi dengan nilai RPN sebesar 252, hal ini disebabkan oleh kotoran kapas masih tersangkut sampai proses akhir yang menyebabkan benang menjadi abnormal. namun masalah ini masih dapat diperbaiki dengan lebih mengontrol mesin sebelum produksi dimulai juga harus lebih meninggkatkan ketelitian operator dan pengawasan Leader agar dapat meminimalkan terjadinya cacat. 71