(PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN

advertisement
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30-Jun-17
31-Des-16
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
2c,2d,2s,4
Piutang usaha - setelah dikurangi pencadangan
penurunan nilai piutang sebesar
Rp26.774.786.643 dan Rp26.803.903.203
pada 2017 dan 2016
2c,2e,2f,2t,5
Pendapatan yang masih harus diterima
2s,6
Piutang lain-lain
2c,2f,2s,7
Persediaan
2g,2n,8
Pajak dibayar di muka
2r,20a
Aset lancar lainnya
2c,2h,9
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Penyertaan pada entitas asosiasi
Penyertaan pada pengendalian
bersama entitas
Properti investasi - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp4.763.123.617 dan Rp4.639.632.667
pada 2017 dan 2016
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 1.482.140.598.526
dan Rp. 1.394.213.292.567
pada 2017 dan 2016
Aset tak berwujud
Aset tetap yang belum dimanfaatkan
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH ASET
2.109.850.763.474
2.200.769.796.594
159.950.583.762
66.027.687.265
33.226.489.202
17.469.578.681
19.929.235.499
26.238.093.218
2.432.692.431.101
125.321.592.573
54.410.007.969
66.087.137.688
20.116.083.124
14.638.571.077
2.481.343.189.025
2i,10
43.910.111.498
44.426.032.784
2j,11
902.078.184.285
900.759.210.428
2k,12
35.592.725.183
8.849.841.133
3.673.216.865.004
83.571.721.241
23.935.009.251
1.516.114.323
10.968.554.955
4.774.789.285.740
3.750.634.523.627
80.451.824.082
23.935.009.251
10.951.679.929
4.820.008.121.234
7.207.481.716.841
7.301.351.310.259
2l,2n,2q,13
2m,14
2n,2x,15
16
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
1
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30-Jun-17
31-Des-16
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Utang lain-lain
Utang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima di muka jangka pendek
Utang bank jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang obligasi
Pendapatan diterima di muka jangka panjang
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas Imbalan kerja
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
2c,2f,2s,17
2c,2f,2s,18
2r,19b
2c,20
24
908.948.326.484
41.916.716.689
49.197.751.257
180.130.410.795
22.966.922.093
1.075.335.306.782
112.864.937.500
35.955.877.699
209.002.860.663
31.427.777.357
2c,2q,2s,21
40.830.643.725
1.243.990.771.043
47.000.000.000
1.511.586.760.001
2c,2q,2s,21
2c,2f,2o,22
24
2q,19
2t,23
52.883.016.545
996.116.769.764
251.306.242.777
50.837.516.282
174.771.595.730
1.525.915.141.098
52.883.016.545
995.770.735.699
236.963.533.712
49.321.401.959
153.649.951.025
1.488.588.638.940
2.769.905.912.141
3.000.175.398.941
1.700.000.000.000
1.700.000.000.000
2x,26
538.812.899.239
538.812.899.239
27
1.915.728.551.351
355.659.861.490
(114.903.276.811)
1.402.206.722.174
733.602.829.177
(114.903.276.811)
2b,28
4.395.298.035.269
42.277.769.431
4.437.575.804.700
4.259.719.173.779
41.456.737.539
4.301.175.911.318
538.812.899.239
7.301.351.310.259
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp1.000.000 per saham
Modal dasar - 1.800.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
dan 1.700.000 saham pada 2017 dan 2016
Bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan
statusnya (BPYBDS)
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Pengukuran kembali imbalan pasca kerja
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
25
7.207.481.716.841
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Pendapatan usaha
2p,29
Pendapatan lainnya
Pendapatan bunga
Laba (rugi) selisih kurs
Beban pegawai
Beban penyusutan dan amortisasi
Beban bahan
Beban sewa
Beban kerjasama mitra usaha
Beban umum
Beban pemeliharaan
Beban bunga dan administrasi bank
Beban imbalan pasca kerja
Beban administrasi kantor
Beban asuransi
Beban lainnya
Laba penyertaan
2p,38
2p,30
2p,31
2p,32
2p,33
2w,29
2p,34
2p,35
2s
23
2p,36
2p,37
2p,38
1d,2i,2j,10,11
LABA SEBELUM PAJAK
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini
Pajak tangguhan
2r,19c
LABA TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN
Pengukuran kembali imbalan kerja
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
2b,28
Laba per saham dasar
30-Jun-17
30-Jun-16
1.299.544.323.613
1.161.751.275.138
12.245.093.023
41.493.442.632
(708.202.126)
(196.721.311.626)
(120.533.283.469)
(71.729.005.240)
(153.399.889.451)
(61.855.153.503)
(83.567.186.567)
(31.818.139.633)
(49.695.113.252)
(24.947.251.044)
(15.691.591.159)
(19.379.619.977)
(56.017.391.503)
803.052.571
16.024.714.569
28.726.546.200
(5.109.423.222)
(176.841.810.677)
(100.801.290.432)
(63.827.319.259)
(110.773.037.660)
(46.849.238.867)
(64.380.132.637)
(45.538.988.951)
(17.289.179.987)
(33.977.344.773)
(15.027.214.262)
(13.055.145.527)
(51.199.971.638)
(1.428.948.369)
468.022.773.289
460.403.489.646
(111.541.879.907)
(111.541.879.907)
(114.186.802.341)
(114.186.802.341)
356.480.893.382
346.216.687.305
-
-
356.480.893.382
346.216.687.305
355.659.861.490
821.031.892
356.480.893.382
346.434.014.833
(217.327.528)
346.216.687.305
209.212
203.785
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE 6 (ENAM) BULAN YANG BERAKHIR PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bantuan
Pemerintah yang
belum ditetapkan
statusnya
(BPYBDS)
Modal
ditempatkan
dan
disetor penuh
Tambahan
modal disetor
511.960.000.000
1.188.040.000.000
538.812.899.239
807.084.784.907
700.396.937.267
-
-
-
-
-
346.434.014.833
346.434.014.833
-
346.434.014.833
346.434.014.833
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
595.121.937.267
-
Saldo 30 Juni 2016
511.960.000.000
1.188.040.000.000
538.812.899.239
1.402.206.722.174
346.434.014.833
(107.718.081.087)
3.879.735.555.159
1.431.221.396
3.881.166.776.555
Saldo 31 Desember 2016
511.960.000.000
1.188.040.000.000
538.812.899.239
1.402.206.722.174
733.602.829.177
(114.903.276.811)
4.259.719.173.779
41.456.737.539
4.301.175.911.318
-
-
-
-
355.659.861.490
355.659.861.490
-
355.659.861.490
355.659.861.490
821.031.892
821.031.892
356.480.893.382
356.480.893.382
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
513.521.829.177
-
511.960.000.000
1.188.040.000.000
538.812.899.239
1.915.728.551.351
Catatan
Saldo 31 Desember 2015
Laba komprehensif tahun berjalan:
Laba tahun berjalan
Penghasilan komprehensif tahun berjalan
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
Setoran modal kepentingan non pengendali
2b,29
Penambahan modal
Pembagian laba tahun 2015:
Dividen dan lainnya
Cadangan umum
Dana PKBL
28
28
28
Laba komprehensif tahun berjalan:
Laba 6 (enam) bulan berjalan
Penghasilan komprehensif tahun berjalan
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
Setoran modal kepentingan non pengendali
Pembayaran deviden kepentingan
non pengendali
Pembagian laba tahun 2016:
Dividen dan lainnya
Cadangan umum
Dana PKBL
Saldo 30 Juni 2017
2b,29
28
28
28
Saldo laba
Ditentukan
Belum ditentukan
penggunaannya
penggunaannya
(105.275.000.000)
(595.121.937.267)
-
(220.081.000.000)
(513.521.829.177)
355.659.861.490
Pengukuran
kembali imbalan
pasca kerja
(107.718.081.087)
-
(114.903.276.811)
Ekuitas yang
dapat diatribusikan
kepada pemilik
entitas induk
Kepentingan
non pengendali
3.638.576.540.326
1.648.548.924
(105.275.000.000)
-
(220.081.000.000)
4.395.298.035.269
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
4
(217.327.528)
(217.327.528)
-
42.277.769.431
Jumlah
3.640.225.089.250
346.216.687.305
346.216.687.305
(105.275.000.000)
-
(220.081.000.000)
4.437.575.804.700
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Penerimaan kas lain-lain
Pembayaran kas ke pemasok, karyawan
dan lainnya
Pembayaran pajak penghasilan
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI
AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan investasi
Penerimaan bunga
Perolehan aset tetap dan properti investasi
Penjualan aset tetap
Pembayaran beban ditangguhkan
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK
AKTIVITAS INVESTASI
2r,19c
2i,2j,10,11
2k,2l,12,13,15
2m,14
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
1.254.106.934.553
2.835.353.160.885
(3.067.725.518.384)
(187.955.576.703)
(2.564.284.818.369)
(184.150.389.900)
2c,2d,2s,4
1.341.024.887.169
(99.284.370.634)
41.493.442.632
(99.284.370.634)
(3.673.414.985)
28.726.546.200
(99.793.171.130)
590.769.600
(250.048.750)
(160.748.713.621)
(70.725.904.080)
(12.997.106.314)
(10.091.005.340)
(144.464.100.000)
(17.253.083.043)
-
(220.081.000.000)
(105.275.000.000)
(243.169.111.654)
(266.992.183.043)
(90.919.033.120)
SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS
30-Jun-16
1.358.737.375.651
2.209.942.511.591
312.998.792.155
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran utang bank
Beban keuangan
2q
Penambahan modal disetor pada entitas
anak - non pengendali
Penerbitan obligasi
2o,22
Pembayaran atas pembagian saldo laba:
Dividen dan lainnya
27
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI/
(DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN
SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS
30-Jun-17
1.003.306.800.046
2.200.769.796.594
1.479.384.440.740
2.109.850.763.474
2.482.691.240.786
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dahulu pada masa penjajahan Belanda adalah sebuah Perusahaan
dengan nama “Haven Badrift”. Selanjutnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945
sampai dengan tahun 1950 Perusahaan berubah status menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1969
Jawatan Pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan
Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PNP. Pada periode tahun 1969 sampai dengan tahun 1983,
PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusaha Pelabuhan dengan nama Badan Pengusahaan
Pelabuhan disingkat BPP. Pada tahun 1983 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1983 Badan
Pengusahaan Pelabuhan (BPP) dirubah menjadi Perseroan Umum Pelabuhan I disingkat Perumpel I.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero).
Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berdasarkan Akta No. 1
tanggal 1 Desember 1992 dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8519.HT.01.01 tahun
1992 tertanggal 1 Juni 1992 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8612
tanggal 1 Nopember 1994, tambahan No. 87.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir berdasarkan
akta notaris nomor 207 tanggal 30 Juni 2014 oleh Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan, mengenai
Risalah Rapat Umum Pemegang Saham PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), yang berisi peningkatan
modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Perubahan anggaran tersebut telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-05403.40.20.2014 tertanggal 11 Juli 2014.
Sebelum tahun 2008, Perusahaan bergerak dalam bidang jasa kepelabuhanan, pelayanan peti kemas,
terminal dan depo peti kemas, usaha galangan kapal, pelayanan tanah, listrik dan air, pengisian BBM,
distribusi termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhanan dan pengusahaan kawasan pabean. Sejak
tahun 2008, dalam rangka optimalisasi sumber daya maka Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha
lain meliputi jasa angkutan, sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan peralatan, alih muat kapal,
properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan, kawasan industri, fasilitas pariwisata dan perhotelan, jasa
konsultan dan surveyor, komunikasi dan informasi, konstruksi kepelabuhanan, ekspedisi, kesehatan,
perbekalan, shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan dan timbangan.
Kegiatan usaha Perusahaan dibidang pelayanan jasa kepelabuhanan ini meliputi wilayah kerja 4 (empat)
Propinsi yakni Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Aceh, Propinsi Riau, dan Kepulauan Riau. Pelabuhan
yang dikelola Perusahaan berjumlah 16 (enambelas) Pelabuhan Cabang dan 11 (sebelas) Pelabuhan
Kawasan (Perwakilan), serta 2 (dua) unit usaha. Dari seluruh cabang pelabuhan/unit usaha yang dikelola,
terdapat 5 (Lima) Cabang yang menjadi Pelabuhan Andalan yaitu Cabang Belawan International
Container Terminal (BICT), Cabang Dumai, Cabang Belawan, Cabang Terminal Peti Kemas Domestik,
dan Cabang Pekanbaru, karena memberikan kontribusi laba yang signifikan bagi Perusahaan.
Kantor Pusat Perusahaan berlokasi di Jl. Krakatau Ujung No. 100, Medan, Sumatera Utara.
6
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Penawaran Umum Obligasi Perusahaan
Pada tanggal 10 Juni 2016, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No. S-281/D.04/2016 untuk melaksanakan penawaran umum obligasi
Perusahaan dengan jumlah sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah). Sampai dengan 30 Juni
2017, jumlah utang obligasi yang belum dilunasi atau belum jatuh tempo sebesar Rp1.000.000.000.000
dengan rincian sebagai berikut:
No
1
2
3
4
Obligasi
Obligasi Seri A
Obligasi Seri B
Obligasi Seri C
Obligasi Seri D
Jumlah
(Rp)
50.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
50.000.000.000
Tenor
(Tahun)
3
5
7
10
Tanggal
Penerbitan
21/6/2016
21/6/2016
21/6/2016
21/6/2016
Tanggal Jatuh
Tempo
21/6/2019
21/6/2021
21/6/2023
21/6/2026
Status
Belum lunas
Belum lunas
Belum lunas
Belum lunas
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Karyawan
Berdasarkan Akta No. 46 tanggal 31 Agustus 2016 dan Akta No. 1 tanggal 4 Oktober 2016 yang dibuat di
hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H,susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal
30 Juni 2017 sebagai berikut:
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
:
Komisaris Independen
:
Direktur Utama
Direktur
:
:
:
:
:
M. Nawawiy Loebis
Zulfahmi Rizal
Djarot Sri Sulistyo
Bambang Eka Cahyana
Syahputera Sembiring
Iman A. Sulaiman
Farid Luthfi
M. Hamied Wijaya
Susunan Komite Audit dan Komite Manajemen Resiko Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31
Desember 2016 sebagai berikut:
30 Juni 2017
2016
Ketua Komite Audit
Wakil Ketua
Anggota
:
:
:
:
Icu Zukafril
Djarot Sri Sulistyo
Ambal Lubis
Lidya Noor Haryanto
Icu Zukafril
Djarot Sri Sulistyo
Ambal Lubis
Lidya Noor Haryanto
Ketua Komite Manajemen Resiko
Wakil Ketua
Anggota
:
:
:
:
Umar Haris
Zulfahmi Rizal
Armen Lubis
Denny Purwanto
Umar Haris
Zulfahmi Rizal
Armen Lubis
Denny Purwanto
Jumlah gaji dan tunjangan yang diterima Komisaris dan Direksi untuk sampai dengan Juni 2017 sebesar
Rp7.437.123.342
7
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan mempunyai 1.141 karyawan tetap (tidak diaudit).
d. Struktur Entitas Anak, Pengendalian Bersama dan Entitas Asosiasi
Penyertaan entitas yang dimiliki Perusahaan atas entitas anak, pengendalian bersama dan entitas
asosiasi pada tanggal adalah sebagai berikut:
Domisili
Tahun
beroperasi
secara
komersial
Entitas anak
PT Prima Indonesia Logistik
PT Prima Pengembang kawasan
PT Prima Husada Cipta Medan
Medan
Medan
Medan
2014
2015
2017
99
90
99
99
90
99
123.042
412.399
21.098
110.600
405.314
16.001
Pengendalian Bersama
PT Prima Terminal Petikemas
PT Prima Multi Terminal
Medan
Medan
2013
2014
70
55
70
55
491.254
2.241.803
495.574
1.960.527
Entitas Asosiasi
PT Terminal Petikemas Indonesia
Jakarta
2013
25
25
137.650
140.075
Entitas
*)
% Efektif pemilikan
perusahaan
Jun-17
2016
Jumlah aset (sebelum
eliminasi) *)
Jun-17
2016
disajik an dalam jutaan rupiah
PT Prima Indonesia Logistik
PT Prima Indonesia Logistik didirikan berdasarkan akta No. 34 yang dibuat di hadapan Rahmad Nauli
Siregar, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 26 September 2014 dan telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU27882.40.10.2014 tanggal 6 Oktober 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan,
terakhir dengan Akta Notaris No. 15 dan 16 yang dibuat di hadapan Notaris Hapizo, S.H., Notaris di Medan
tertanggal 16 Desember 2015 mengenai penambahan modal disetor dan pergantian pengurus (komisaris)
Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-3599821.AH.01.11.TAHUN 2015. Sesuai dengan pasal
3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah melakukan usaha di
bidang pelayanan jasa depo peti kemas dan jasa logistik lainnya dengan pelayanan prima.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Indonesia Logistik adalah sebesar Rp67.320.000.000
di Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh Koperasi Karyawan
Pelabuhan Unit Usaha Terminal Peti Kemas Kota Medan (KOPKARPEL UTPK).
8
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Prima Pengembang Kawasan
PT Prima Pengembangan Kawasan didirikan berdasarkan akta No.15 yang dibuat dihadapan Risna
Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 8 September 2015 dan telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU2455231.AH.01.01.Tahun 2015 tanggal 8 September 2015. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 9 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi
Arifa, S.H., Notaris di Medan tertanggal 21 Nopember 2016 mengenai pergantian Direktur Perusahaan,
dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan Nomor AHU-AH.01.03-0103276 tanggal 29 November 2016. Berdasarkan
Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. KU.60/1/20/PPK-16 tanggal 1
Desember 2016, Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui penambahan modal dasar dan modal
disetor pada tahun 2016, namun pembuatan akta notaris atas RUPS-LB tersebut masih dalam proses.
Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 2015. Maksud dan tujuan Perusahaan adalah
untuk menyediakan jasa dengan melakukan kegiatan usaha utama antara lain: Jasa penyewaan dan
pengelolaan kawasan industri, meliputi pengelolaan dan penyewaan, pemeliharaan, perawatan serta
penyediaan fasilitas penunjang lainnya, seperti pabrik, gudang dan kegiatan terkait; Jasa pembangunan
dan pengelolaan kawasan industri; Konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan
industri beserta sarana dan prasarana fisik infrastruktur wilayah.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Pengembangan Kawasan adalah sebesar
Rp369.000.000.000 dan Rp9.000.000.000 di Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 90%, sedangkan sisanya
sebesar 10% dimiliki oleh PT Prima Multi Terminal.
PT Prima Husada Cipta Medan
PT Prima Husada Cipta Medan didirikan berdasarkan akta No. 4 yang dibuat dihadapan Risna Rahmi
Arifa, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 8 November 2016 dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU0052052.AH.01.01.Tahun 2016 tanggal 22 November 2016. Berdasarkan Risalah Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. UM.50/1/3/PHCM-16.TU tanggal 21 Desember 2016,
Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pengoperasian
klinik estetika dan penambahan modal disetor, namun RUPS-LB tersebut belum dituangkan dalam akta
notaris.
Sesuai dengan pasal 3, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang pelayanan
jasa kesehatan: Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik, Balai Pengobatan, serta usaha terkait.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Husada Cipta Medan adalah sebesar
Rp10.890.000.000 di tahun 2017 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh Koperasi
Karyawan Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia I Medan.
PT Prima Terminal Petikemas
PT Prima Terminal Petikemas didirikan berdasarkan akta No. 162 yang dibuat di hadapan Rahmad Nauli
Siregar, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 20 Juli 2013 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU46327.AH.01.01.Tahun 2013. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan terakhir dengan
9
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akta Notaris No. 73 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan tertanggal
30 Nopember 2015 dan telah mendapat mendapatkan pengesahan dengan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.03.0991253 tanggal 24 Desember 2015. Berdasarkan
Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) No. UM.50/4/17/PTP-15 tanggal 18 Desember 2015,
Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui penambahan modal disetor pada tahun 2016, namun
RUPS tersebut belum dituangkan dalam akta notaris.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah
menyediakan jasa pelayanan terminal petikemas internasional.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Terminal Petikemas adalah sebesar
Rp336.501.000.000 dan Rp259.000.000.000 pada periode Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 70%,
sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Wijaya Karya sebesar 15% dan PT Hutama Karya sebesar 15%
dengan tujuan pengendalian bersama.
PT Prima Multi Terminal
PT Prima Multi Terminal didirikan berdasarkan akta No. 04 yang dibuat di hadapan Tuti Sumarni, S.H.,
Notaris di Jakarta pada tanggal 26 September 2014 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU26883.40.10.2014 tanggal 29 September 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 20 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H.,
Notaris di Medan tertanggal 22 November 2016 mengenai peningkatan modal dasar dan modal disetor
Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-0023804.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 13 Desember
2016.
Maksud dan tujuan Perusahaan ini untuk menyediakan jasa pelayanan Terminal Multi Purpose untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan di Terminal Kuala Tanjung dalam rangka menyukseskan Program
MP3EI Sei Mangke dan tuntutan pasar atas keberadaan Terminal Curah Cair/Terminal Multi Purpose yang
terbuka untuk umum.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Multi Terminal adalah sebesar Rp559.548.000.000
dan Rp269.698.000.000 periode Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 55%, sedangkan sisanya dimiliki oleh
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebesar 30% dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar
15% dengan tujuan pengendalian bersama.
PT Terminal Petikemas Indonesia
PT Terminal Petikemas Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 36 yang dibuat di hadapan Nur
Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, M.K, Notaris di Jakarta pada tanggal 10 April 2013 dan telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Nomor AHU-21873.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 24 April 2013 dan diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2013. Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 1 yang dibuat di hadapan Nur
Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, M.K, Notaris di Jakarta pada tanggal 02 Desember 2016
mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan yang telah mendapatkan
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
Nomor No. AHU-AH.01.03-0104991 tanggal 05 Desember 2016.
10
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah
bergerak di bidang kegiatan pengusahaan di pelabuhan.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Terminal Petikemas Indonesia adalah sebesar
Rp37.500.000.000 atau sebesar 25%.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Berikut ini ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang dipergunakan dalam rangka menyusun
laporan
keuangan konsolidasian PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk tahun-tahun yang berakhir 30 Juni 2017
dan tahun yang berakhir 31 Desember 2016
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan patuh sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK - IAI), Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor KEP-347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau
perusahaan publik, dan Pedoman Akuntansi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan
arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas
dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir tanggal 30 Juni 2017 adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan penggunaan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk
membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area yang kompleks
atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi
berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di catatan 3.
b. Prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak yang
dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak
suara di entitas anak dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari entitas anak untuk
memperoleh keuntungan dari aktivitas entitas anak tersebut.
11
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) dimana Perusahaan memiliki
kendali. Perusahaan mengendalikan suatu entitas ketika Perusahaan terkena, atau memiliki hak atas
pengembalian variabel dari keterlibatannya dengan entitas dan ketika Perusahaan memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pengembalian melalui kuasanya atas entitas.
Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal dimana pengendalian dialihkan kepada
Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar
perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan entitas
anak sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila entitas anak menggunakan kebijakan
akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian,
maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan entitas anak tersebut.
Kepentingan non pengendali atas ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham
non pengendali atas laba bersih dan ekuitas entitas anak tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan
pemegang saham non pengendali pada entitas anak tersebut, dan disajikan sebagai bagian ekuitas dalam
laporan keuangan konsolidasian.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham non pengendali pada suatu entitas anak dapat
melebihi bagiannya dalam modal disetor dan disajikan tetap negatif.
Transaksi pihak-pihak berelasi, saldo dan keuntungan antar entitas Perusahaan yang belum direalisasi
telah dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak
diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi oleh
Perusahaan.
Transaksi dengan kepentingan non-pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian
merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi
atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan
kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas.
Ketika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas sesuatu entitas, kepentingan Perusahaan yang
masih tersisa di entitas tersebut diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal hilangnya
pengendalian, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi. Nilai tercatat awal adalah
sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas
asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada
penghasilan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Perusahaan telah
melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada
penghasilan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi.
Prosentase jumlah aset entitas anak yang dikonsolidasikan dibandingkan dengan aset konsolidasian
Perusahaan per 30 Juni 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Jumlah aset
Jumlah aset
konsolidasian
entitas anak
Presentase
30-Jun-17
7.427.562.716.841
556.538.803.266
7,49%
31-Des-16
7.301.351.310.259
531.915.879.739
7,29%
12
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan yang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari
tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut
pada saat awal pengakuannya.
(i)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset
keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau dibeli kembali dalam
waktu dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan untuk transaksi ambil untung dalam jangka
pendek. Piutang derivatif dikategorikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan kecuali
ditetapkan sebagai lindung nilai.
Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivatif, diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif sebagai bagian dari “keuntungan/ kerugian selisih kurs”.
Sampai dengan Bulan Juni 2017, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal,
pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman
dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses
amortisasi.
(iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;
b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
13
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
Sampai dengan Bulan Juni 2017, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan
likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman
yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan
perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi komprehensif dari selisih
kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual
mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi komprehensif yang sebelumnya diakui pada bagian
ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif, sedangkan pendapatan bunga yang
dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan
nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada
laporan laba rugi komprehensif.
Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan
dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya).
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui
penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang
diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang
diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan
pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada
Perusahaan. Jika pada periode berikutnya nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan
bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui
maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan
akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan maka jumlah
pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Untuk cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman dan piutang, Perusahaan menerapkan metode Roll
Rate atau Flow Model.
14
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
(i)
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen
lindung nilai.
Sampai dengan Bulan Juni 2017, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
(ii) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Saling Hapus dari Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabiitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
Estimasi nilai wajar
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan
yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi.
Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam
perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi,
jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian
atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi
Perusahaan
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai
pasar yang berlaku pada laporan keuangan konsolidasian.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian tertentu.
15
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan tingkat suku bunga telah mendekati nilai wajar pada akhir tahun buku.
d. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat
likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
e. Piutang Usaha
Perusahaan menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang
dengan menggunakan metode Roll Rate Model. Metode ini juga dikenal sebagai Migration Analysis atau
Flow Model, menggunakan pengalaman masa lalu untuk menghitung rata-rata persentase perpindahan
(roll rate average) dan disesuaikan secara statistik untuk persentase-persentase yang berubah secara
signifikan.
Piutang usaha disajikan dalam nilai wajar awal, dan diukur dalam nilai yang diamortisasi setelah dikurangi
dengan penyisihan piutang ragu-ragu.
f. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya (dalam hal ini dirujuk sebagai "entitas pelapor").
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau
iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dan entitas pelapor.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah penyelenggara suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi
dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil
manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
16
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi baik yang dilakukan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan konsolidasian.
g. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan harga terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Untuk persediaan rusak, seluruh atau sebagian telah usang, atau harga jualnya telah menurun, serta jika
estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat maka nilai
persediaan diturunkan ke nilai realisasi bersih secara terpisah untuk setiap item atau kelompok item dalam
persediaan yang serupa atau berkaitan. Selisih yang timbul akibat penurunan nilai persediaan dibebankan
langsung dalam laporan laba rugi komprehensif pada pos “pendapatan/(beban) lain-lain”.
Persediaan rusak, alat induknya sudah tidak ada atau secara ekonomis tidak dapat digunakan dipisahkan
penyajiannya ke dalam kelompok “aset lain-lain”.
h. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode
garis lurus.
i. Penyertaan pada Entitas Asosiasi
Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan melalui
kepemilikan hak suara antara 20% sampai dengan 50%. Investasi pada entitas asosiasi diukur dengan
menggunakan metode ekuitas. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai investasi diakui sejumlah nilai
perolehan ditambah atau dikurang dengan bagian atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari
entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.
Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan cara masing-masing dewan direksi mewakili setiap
pemegang saham. Perusahaan terwakili di dalam dewan direksi melalui penunjukan direktur keuangan.
Akta pendirian juga mengakomodasi partisipasi Perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan dan
penetapan kebijakan.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila
terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, mengakui bagiannya atas
perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba
atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara dengan entitas asosiasi
dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan dalam entitas asosiasi.
Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi
dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti
yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai.
17
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah
terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laba atau
rugi.
j. Penyertaan Pada Pengendalian Bersama Entitas
Pengendalian bersama entitas adalah suatu entitas dimana Perusahaan memiliki pengendalian bersama
dengan satu venturer atau lebih. Pengendalian bersama entitas memiliki pengaruh signifikan dan dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas, sebesar partisipasi atas pengendalian bersama entitas. Dimana
pengendalian bersama entitas melibatkan pendirian suatu Perseroan Terbatas, yang mana setiap
venturer mempunyai bagian partisipasi dari perjanjian kontraktual antara venturer yang menciptakan
pengendalian bersama.
Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan melakukan penilaian ketika terdapat bukti objektif bahwa
investasi pada pengendalian bersama entitas mengalami penurunan nilai.
Hasil usaha pengendalian bersama entitas dimasukkan atau dikeluarkan di dalam laporan keuangan
konsolidasian Perusahaan masing-masing sejak tanggal akuisisi atau tanggal pelepasan.
k. Properti Investasi
Properti Investasi adalah properti yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan
usaha sehari-hari.
Properti Investasi dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Hak atas tanah tidak disusutkan dan
disajikan sebesar biaya perolehan. Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis (2-50 tahun). Biaya pemeliharaan dan perbaikan
dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan
penambahan dikapitalisasi.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan
berakhirnya pemakaian. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika terdapat perubahan
penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya
pengembangan untuk dijual.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut
tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi diakui dalam laba rugi komprehensif dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan
tersebut.
l. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan yang mencakup semua pengeluaran yang terkait secara
langsung dengan perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Sesuai dengan PSAK
16, Perusahaan memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Penyusutan aset tetap dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaat dikurangi nilai residunya.
18
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pengelompokan persentase penyusutan dan umur aset adalah sebagai berikut:
Jenis Aset
Bangunan dan prasarana
Kapal
Alat fasilitas Pelabuhan
Peralatan
Kendaraan
% Penyusutan
/tahun
2 – 50
5 – 10
5 – 20
5 – 25
20
Nilai Sisa
Rp 1.000.000 atau 2%
2%
2%
2%
20%
Nilai residu aset tetap dikaji ulang, dan telah disesuaikan pada setiap tanggal laporan keuangan
konsolidasian.
Perusahaan telah melakukan pengkajian ulang atas nilai sisa dimana nilai sisa yang baru dihitung dari
persentase tertentu dari harga perolehan kecuali untuk kolam pelabuhan, penahan gelombang, lapangan
penumpukan, jalan, jembatan, lapangan parkir dan taman. Sebelumnya nilai sisa dari aset tetap adalah
Rp0 (nihil).
Tanah dicatat berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan
hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah dan tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan
pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasikan sepanjang umur
hukum hak.
Biaya perbaikan dan perawatan aset untuk menjaga manfaat ekonomi masa yang akan datang
dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah
nilai, kegunaan dan masa manfaat dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak
digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan yang
bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset
tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset
tetap. Akumulasi biaya perolehan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat
aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Aset yang tidak dipergunakan lagi, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dipindahkan ke akun
aset tetap tidak berfungsi dalam akun aset lain-lain pada kelompok aset tidak lancar dan dicatat sebesar
nilai residunya. Aset tetap yang belum digunakan dicatat sebesar biaya perolehan pada akun aset tetap
belum dimanfaatkan dalam kelompok aset tidak lancar.
Transaksi sewa digolongkan sebagai sewa pembiayaan (financial lease) apabila memenuhi semua kriteria
yang diisyaratkan (disajikan sebagai bagian dalam aset tetap). Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi,
maka transaksi sewa dikelompokkan sebagai transaksi sewa operasi (operating lease). Aset sewa dengan
sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa selama masa sewa
ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir masa sewa. Setiap pembayaran sewa dialokasikan
sebagai angsuran pokok.
Kewajiban sewa dan beban bunga. Penyusutan atas aset yang disewa dengan sewa pembiayaan dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama
dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang bersangkutan.
19
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai aset yang dapat dipulihkan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali sesuai PSAK No. 48
“Penurunan Nilai Aset“. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi komprehensif.
Aset tetap yang belum dan/atau tidak produktif diakui dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tetap
tidak produktif pada kelompok aset lain-lain dan diukur sebesar nilai tercatatnya.
Mengacu pada SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV Nomor KU.60/2/9/PI-12,
NomorHK.56/5/12/PI.II-11, Nomor HK.04/19/P.III-2011, dan Nomor 1/HK.104/DUT-2012 tanggal 30
Desember 2011 batasan minimum pengeluaran pemeliharaan aset tetap yang dapat dikapitalisasi diatur
sebagai berikut:
Batas Minimum Kapitalisasi
(% dariReplacement Cost)
Bangunan fasilitas pelabuhan
Kapal
Alat-alat fasilitas pelabuhan
Instalasi fasilitas pelabuhan
Tanah, jalan dan bangunan
Peralatan
Kendaraan
Emplasemen
2
2
5 – 20
4 – 10
3 – 10
4 – 25
20
4 – 34
Bunga dan biaya pinjaman lain yang timbul baik yang langsung maupun yang tidak langsung digunakan
dalam membiayai konstruksi aset tetap, dikapitalisasikan sampai dengan saat aset tetap telah siap
dipakai. Bunga dan biaya pinjaman yang timbul setelah aset tetap tersebut siap digunakan dibebankan
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Untuk biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset kualifikasian, maka jumlah
biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama periode
berjalan dikurangi penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
Untuk biaya pinjaman yang tidak dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset kualifikasian, maka
jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi ditentukan dengan menggunakan tingkat kapitalisasi
untuk pengeluaran atas aset tersebut.
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman yang dapat diterapkan
atas saldo pinjaman selama periode berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan
memperoleh aset kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh
melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi pada periode tersebut.
20
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
m. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai aset. Biaya perolehan meliputi biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk
memperoleh aset bersangkutan.
Seluruh aset yang diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas
diamortisasikan. Jumlah yang dapat disusutkan aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas yaitu
biaya perolehan dikurangi nilai residunya.
Amortisasi atas aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas menggunakan metode garis lurus.
Metode amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas selalu dikaji ulang pada setiap
tanggal pelaporan.
Nilai residu aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas selalu dikaji ulang, dan dilakukan
penyesuaian jika diperlukan, pada setiap tanggal pelaporan. Umur manfaat untuk setiap aset tak berwujud
dengan umur manfaat terbatas adalah 5 (lima) tahun.
Nilai tercatat suatu aset tak berwujud diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan aset tak berwujud
bersangkutan, jika nilai tercatat aset tak berwujud tersebut lebih besar daripada nilai terpulihkannya.
Penurunan nilai aset tak berwujud diakui sebagai kerugian penurunan nilai dalam laporan laba rugi
komprehensif pada pos ”pendapatan/(beban) lain-lain-bersih”.
Aset tak berwujud yang sudah tidak memiliki manfaat ekonomi manfaat depan atau yang dijual dikeluarkan
dari kelompok aset tak berwujud berikut akumulasi amortisasinya.
n. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai
aset perlu dilakukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar
aset dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus
kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset
lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan
nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada
laporan laba rugi komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi
arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum
pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam
menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika
tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu
(valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
21
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang
konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat
indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada
lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan mengestimasi
jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya
dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi
jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi
penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi
penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan
aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi,
dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
o. Utang Obligasi dan Biaya Emisi Obligasi
Utang obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah memperhitungkan amortisasi premium atau
diskonto. Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang dikurangkan langsung dari hasil emisi
dalam menentukan hasil emisi bersih obligasi. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal
merupakan diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi yang bersangkutan.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan usaha jasa kepelabuhanan diakui pada saat kegiatan pelayanan jasa telah selesai dilakukan
(accrual basis). Kegiatan jasa pelayanan yang telah selesai dilakukan sampai dengan akhir periode
yang belum diterbitkan nota tagihannya dicatat sebagai pendapatan yang masih akan diterima.
Pendapatan sewa aset tetap diakui pada saat timbulnya hak sewa bagi penyewa sesuai masa kontrak
sewa. Pendapatan usaha galangan kapal dan pelayanan rumah sakit diakui pada saat jasa telah selesai
diberikan.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
q. Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan
biaya lainnya (amortisasi diskonto/premi dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan
peminjaman dana.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan
aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya
diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Jika Perusahaan meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka
Perusahaan menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman
aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari
pinjaman tersebut.
22
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Perusahaan menghentikan kapitalisasi biaya
pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut.
Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan
untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
r. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer
antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.
Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada) juga diakui
sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam
laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke
ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak
tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas
pajak kini.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau,
jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
s. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disajikan dalam Rupiah yang juga merupakan mata uang
fungsional Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari
transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke
mata uang Rupiah, dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
tahun berjalan.
Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat (USD)
30 Juni 2017
13.400
23
2016
13.436
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
t. Imbalan Kerja
PSAK 24 menyediakan pedoman untuk penghitungan dan penambahan pengungkapan untuk imbalan
kerja dengan beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan pilihan pengakuan laba atau rugi
komprehensif aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan koridor, dimana laba atau rugi
komprehensif aktuarial diakui sebagai laba atau rugi komprehensif pada periode terjadinya sebagai bagian
dari pendapatan komprehensif lain.
Perusahaan memiliki program pensiun sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan
Perusahaan. Program ini pada umumnya didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun
sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara berkala. Program pensiun
imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan,
biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Program
pensiun iuran pasti adalah sebuah program pensiun dimana Perusahaan akan membayar iuran tetap
kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif
untuk membayar kontribusi lebih lanjut apabila dana pensiun tersebut tidak memiliki aset yang memadai
untuk membayar seluruh imbalan karyawan yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh
karyawan pada periode kini dan sebelumnya.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini
kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, yang
disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban
imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projectedunit-credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar
di masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga obligasi perusahaan berkualitas tinggi dalam
mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh temponya
kurang lebih sama dengan kewajiban yang bersangkutan.
Biaya jasa kini dari program pensiun imbalan pasti diakui pada beban imbalan kerja dalam laporan laba
rugi yang mencerminkan peningkatan kewajiban imbalan pasti yang dihasilkan dari jasa karyawan dalam
tahun berjalan.
Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi
aktuarial dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas di penghasilan komprehensif lain pada periode
terjadinya.
Sebelum penerapan PSAK 24 (revisi 2013), keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial yang melebihi dari jumlah yang lebih besar
antara 10% nilai wajar aset program atau 10% nilai kini kewajiban imbalan pasti pada awal tahun
diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan
dari para pekerja yang berhak. Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi, kecuali perubahan
pada program pensiun tergantung pada kondisi pekerja memberikan jasanya selama periode tertentu
(periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode
vesting.
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk karyawan yang
memenuhi syarat. Kontribusi didanai dan dibayar oleh Perusahaan dan karyawan. Selain itu, Perusahaan
juga memberikan imbalan kerja kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Undang-Undang No. 13
tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.
24
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
u. Laba Komprehensif Per Saham
Sesuai PSAK No. 56, tentang laba per saham, laba per saham dihitung dengan membagi laba yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
selama tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham masing-masing sebesar 1.700.000
saham untuk periode Juni 2017 dan tahun 2016.
v. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk
pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya
dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing jasa.
w. Kerjasama Mitra Usaha
Pendapatan kontrak kerjasama operasi yang mencakup dan memenuhi kriteria perjanjian konsesi jasa
pembangunan atau peningkatan kemampuan, berupa aset keuangan atau aset tak berwujud, diukur pada
nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima.
Pendapatan dan beban kontrak diakui berdasarkan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal
akhir periode pelaporan (metode persentase penyelesaian).
Taksiran rugi yang timbul karena jumlah biaya kontrak melebihi jumlah pendapatan kontrak diakui sebagai
beban. Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memperhatikan pekerjaan telah atau belum
dilaksanakan, tahap penyelesaian aktivitas kontrak dan jumlah taksiran laba yang akan diperoleh dari
kontrak lain yang tidak diperlakukan sebagai satu proyek tunggal konstruksi.
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada akhir periode pelaporan.
x. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS)
Aset tetap
Aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya dan
disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tidak lancar. Biaya perolehan meliputi nilai wajar
aset dan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung agar aset tetap bersangkutan dalam kondisi siap
digunakan sesuai keinginan dan maksud manajemen. Aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah
diakui berdasarkan bukti serah terima.
25
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Apabila aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah tidak dapat diukur dengan nilai wajar maka
biaya perolehannya diukur sesuai dengan nilai transaksi pasar yang serupa.
Penyertaan Modal Negara
Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh dari donasi Pemerintah dicatat secara terpisah dari
modal saham Perusahaan dan diakui sebesar nilai wajar kas dan/atau aset keuangan dan/atau aset non
keuangan yang diterima.
PMN berupa aset yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui berdasarkan bukti obyektif bahwa
Perusahaan telah memenuhi kondisi dan persyaratan donasi tersebut dan donasi tersebut akan diperoleh.
PMN berupa aset dan didukung oleh berita acara serah terima diakui bagian dari ekuitas sebagai bantuan
Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya sampai dengan Peraturan Pemerintah atas PMN tersebut
sudah terbit.
3.
PENGGUNAAN ESTIMASI, PERTIMBANGAN, DAN ASUMSI MANAJEMEN
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam catatan 2 pada laporan
keuangan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan
liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut adalah berdasarkan
pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan
asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan
serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
1) Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan diperlukan dalam menentukan provisi pajak penghasilan untuk laporan keuangan
konsolidasian. Perhitungan pajak penghasilan akhir akan dilakukan untuk laporan keuangan
konsolidasian.
2) Penilaian Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi
yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual
pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi
kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.
3) Penentuan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Masa Manfaat Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 2 tahun
sampai dengan 50 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana
Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset. Manajemen Perusahaan tidak melakukan
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan evaluasi terkini.
26
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4) Penilaian Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Tertentu
PSAK No. 48 mensyaratkan bahwa penilaian penurunan nilai dilakukan pada aset non-keuangan tertentu
apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat
diperoleh kembali.
Faktor-faktor yang dianggap penting oleh Perusahaan yang dapat memicu penelaahan atas penurunan
nilai adalah sebagai berikut:
a) kinerja yang kurang signifikan relatif terhadap expected historical atau hasil dari operasional yang
diharapkan dari proyek masa depan;
b) perubahan signifikan dalam cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi bisnis secara
keseluruhan; dan
c) Industri negatif yang signifikan atau tren ekonomi.
Kerugian akibat penurunan nilai diakui apabila nilai tercatat aset non-keuangan melebihi jumlah yang
dapat dipulihkan. Menentukan jumlah yang dapat dipulihkan atas aset-aset tersebut membutuhkan
estimasi atas arus kas yang diharapkan dapat dihasilkan dari penggunaan lanjutan dan disposisi akhir
dari aset tersebut.
5) Penentuan Biaya Pensiun dan Liabilitas Imbalan Kerja
Beban dari program pensiun imbalan pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan
menggunakan metode projected-unit-credit. Penilaian aktuaris mencakup penentuan asumsi yang
bervariasi yang antara lain terdiri dari, tingkat diskonto, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian.
Setiap perubahan dari asumsi tersebut akan berdampak terhadap nilai tercatat dari kewajiban pensiun.
Oleh karena kompleksitas dari penilaian yang dilakukan, asumsi terkait dan sifatnya yang jangka panjang,
kewajiban imbalan pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi.
Meskipun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi Perusahaan sudah memadai dan tepat, perbedaan
signifikan dalam pengalaman aktual Perusahaan atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat
mempengaruhi secara material beban dan kewajiban pensiun dan imbalan kerja jangka panjang lainnya.
Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan.
27
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS DAN SETARA KAS
30-Jun-17
Kas
Bank:
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40)
31-Des-16
5.806.004.331
1.300.721.422
190.669.382.997
454.897.519.097
17.824.433.073
340.647.591
5.000.000.000
7.461.921.836
30.627.002.500
3.164.762.576
273.341.563
221.296.385.497
458.712.554.779
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40)
42.089.908.525
3.702.979.913
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
Sub jumlah
42.177.570
42.132.086.095
43.223.476
3.746.203.389
263.428.471.592
462.458.758.168
1.488.974.329.390
1.350.668.347.189
57.000.000.000
2.500.000.000
51.759.032.075
42.000.000.000
11.306.711.654
2.500.000.000
51.759.032.075
5.353.626.086
116.612.658.161
5.353.626.086
112.919.369.815
1.605.586.987.551
1.463.587.717.004
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40)
235.029.300.000
273.422.600.000
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
Sub jumlah
235.029.300.000
273.422.600.000
Jumlah deposito berjangka
1.840.616.287.551
1.737.010.317.004
Jumlah kas dan setara kas
2.109.850.763.474
2.200.769.796.594
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Bukopin, Tbk
PT BTPN Syariah
PT Bank Permata Syariah
Sub jumlah
Jumlah bank
Deposito Berjangka:
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40)
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Permata Syariah
PT Bank Bukopin, Tbk
PT Bank Tabungan Negara Syariah
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah
Sub jumlah
28
376.931.543
3.815.035.682
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30-Jun-17
31-Des-16
Jangka waktu deposito berjangka:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
8 s.d 90 hari
30 s.d 90 hari
30 s.d 180 hari
30 hari
Tingkat bunga deposito berjangka pertahun:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
5,50% - 7,00%
0,50% - 1,00%
5,50% - 7,00%
0,50% - 1,00%
Tingkat suku bunga yang diperoleh dari penempatan kas pada bank, dan deposito berjangka pada bank
pihak berelasi sebanding dengan tingkat bunga yang diperoleh dari bank pihak ketiga.
5.
PIUTANG USAHA
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40)
Pihak ketiga:
PT Rizkia Armada Nusantara
PT Godwin Austen Indonesia
PT Bintang Samudera Utama
Usda Seroja Jaya
PT Cuaca Marina Servicatama
PT Ivo Mas Tunggal
PT Shohibul Barokah
PT Snepac Shipping
PT Dobel Mas
Naga Mas
PT Bintika Bangun Nusa
PT Intibenua Perkasatama
PT Riau Andalas Jasa Dermaga
PT Bahari Sandi P
PT Wilmar Nabati Indonesia
PT Tanto Intim Line
Piutang Perorangan
PT Gresik Cipta Sejahtera
PT Citra Pase Indah
PT Sobeldia Indonesia
Pelita Agung
PT Samudera Indonesia
PT Bintan Golden
PT Victorindo Alam Lestari
Perusahaan Bongkar Muat
PT Armada Maritim Nusantara
PT Addei Plantiton
PT Asia Pasific Energindo
PT Charoen Pokhand Indonesia
Jumlah dipindahkan
29
30-Jun-17
31-Des-16
26.604.289.727
21.927.144.996
4.261.653.616
2.285.541.699
6.820.700.431
4.132.616.186
3.168.300.036
1.177.625.136
2.490.978.747
3.280.503.252
2.021.819.800
3.994.839.671
131.396.811
1.738.380.366
491.437.299
1.095.369.452
978.602.716
661.436.483
676.003.059
1.290.165.649
355.985.150
768.334.123
326.649.610
772.166.889
637.396.179
55.000
1.744.154.785
192.672.304
10.395.000
4.587.466
45.509.766.915
5.678.631.061
3.772.105.855
3.712.348.681
3.017.525.583
2.827.238.151
2.669.124.587
2.490.978.747
2.045.100.048
2.021.819.800
2.002.880.583
1.923.974.315
784.638.166
752.899.113
709.463.481
698.918.006
584.192.209
518.229.065
456.955.767
371.026.700
327.262.768
211.741.548
186.510.084
145.259.840
114.400.000
67.571.466
11.061.001
3.133.656
2.890.471
1.740.929
38.109.621.681
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah pindahan
PT Tebeka Terminal
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
dibawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40)
Pihak ketiga:
PT Citra Abadi Marine
PT The Nasional Global
PT Tri Eka Lines
PT Cuaca Marina Service Utama
PT Sandico Ocean Line
PT Garuda Mahakam Pratama
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Jumlah piutang usaha
Pencadangan penurunan nilai piutang
Jumlah piutang usaha bersih
45.509.766.915
38.109.621.681
-
100.944.819.623
146.454.586.537
77.514.795.799
115.624.417.480
173.058.876.264
137.551.562.476
1.197.565.236
1.200.782.575
2.228.452.830
1.862.511.024
1.734.415.077
1.661.611.792
1.484.500.508
930.467.190
2.234.439.718
1.976.768.813
1.839.870.646
1.666.075.824
1.488.488.694
932.966.991
2.566.970.483
13.666.494.141
3.234.540.039
14.573.933.300
186.725.370.405
(26.774.786.643)
159.950.583.762
152.125.495.776
(26.803.903.203)
125.321.592.573
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
30-Jun-17
Umur piutang:
0 s/d 12 bulan
12 s/d 24 bulan
24 s/d 36 bulan
>36 bulan
149.729.676.032
19.672.578.521
7.219.617.108
10.103.498.745
186.725.370.405
(26.774.786.643)
159.950.583.762
Pencadangan penurunan nilai piutang
Jumlah
30
31-Des-16
148.607.954.685
1.437.700.694
371.377.037
1.708.463.360
152.125.495.776
(26.803.903.203)
125.321.592.573
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perubahan pencadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
30-Jun-17
Saldo awal
Pencadangan selama tahun berjalan
Pemulihan selama tahun berjalan
Saldo akhir
(26.803.903.203)
(7.203.881)
36.320.441
(26.774.786.643)
31-Des-16
(25.686.409.459)
(6.466.291.778)
5.348.798.034
(26.803.903.203)
Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi kerugian dari
tidak tertagihnya piutang.
Piutang usaha merupakan piutang tanpa bunga. Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang
usaha kurang lebih sama dengan nilai wajarnya.
6.
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pelayanan unit galangan kapal
Pelayanan kapal dan barang
Pelayanan terminal petikemas
Lain-lain
Jumlah
30-Jun-17
31-Des-16
33.013.843.633
7.428.114.817
9.078.806.999
16.506.921.816
66.027.687.265
30.356.042.678
2.126.950.636
5.980.812.550
15.946.202.105
54.410.007.969
Perusahaan mengakui pendapatan yang masih harus diterima berdasarkan pra nota tagihan ketika
pemberian jasa telah dilakukan namun belum dibuatkan nota penagihan kepada pelanggan bersangkutan.
Sampai dengan Juni 2017, pendapatan yang masih harus diterima lain-lain Rp16.506.921.816 terdiri atas
penyesuaian pembebanan konsesi dan atas sewa .
Pada tahun 2016, pendapatan yang masih harus diterima lain-lain sebesar Rp15.946.202.105 terdiri atas
pelayanan Tanah Bangunan Air Listrik sebesar Rp6.143.561.430 pada Cabang Lhokseumawe dan Dumai,
pelayanan terminal khusus sebesar Rp3.639.867.566 pada cabang Lhokseumawe, Tanjung Balai Karimun,
Tembilahan dan Batam, pelayanan Rumah Sakit sebesar Rp1.770.961.482, serta pelayanan lainnya sebesar
Rp4.391.811.627.
31
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PIUTANG LAIN-LAIN
30-Jun-17
Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 40):
PT Prima Multi Terminal
Havenbedrijf Rotterdam N.V
PT Pengerukan Indonesia (Persero)
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Pihak ketiga:
Piutang karyawan
Kantor Sektap
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Jumlah piutang lain-lain
Pencadangan penurunan nilai piutang
Jumlah piutang lain-lain bersih
31-Des-16
4.550.000.000
40.000.000.000
20.347.553.951
4.550.000.000
2.106.129.902
6.656.129.902
399.262.718
65.296.816.669
2.722.077.660
197.992.000
2.727.077.660
197.992.000
27.281.244.280
30.201.313.940
1.496.205.999
4.421.275.659
36.857.443.842
(3.630.954.640)
33.226.489.202
69.718.092.328
(3.630.954.640)
66.087.137.688
Piutang kepada PT Pengerukan Indonesia (Persero) (Rukindo) adalah pinjaman untuk revitalisasi Rukindo
berdasarkan permintaan Kementerian BUMN. Sesuai dengan surat nomor KU.008/1/3/DIRUT-2016 tanggal
13 Desember 2016, pihak Rukindo masih dalam proses restrukturisasi utang dengan cara melakukan
penjadwalan pembayaran dan permintaan diskon.
Piutang karyawan adalah merupakan piutang yang timbul karena pengambilan uang muka kegiatan
operasional yang belum dipertanggungjawabkan, atas potensi piutang yang tidak tertagih telah dilakukan
pencadangan penurunan nilai.
32
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian piutang lain-lain berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
Umur piutang:
0 s/d 12 bulan
12 s/d 24 bulan
24 s/d 36 bulan
>36 bulan
Pencadangan penurunan nilai piutang
Jumlah
30-Jun-17
31-Des-16
5.681.006.125
23.904.360.057
2.722.077.660
4.550.000.000
36.857.443.842
(3.630.954.640)
33.226.489.202
9.258.827.283
5.302.159.939
14.560.987.222
(3.630.954.640)
10.930.032.582
Perubahan pencadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
30-Jun-17
Saldo awal
Pencadangan selama tahun berjalan
Pemulihan selama tahun berjalan
Saldo Akhir
(26.803.903.203)
(26.803.903.203)
31-Des-16
(25.686.409.459)
(6.466.291.778)
5.348.798.034
(26.803.903.203)
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi kerugian dari tidak
tertagihnya piutang.
8.
PERSEDIAAN
Suku cadang
Bahan bakar minyak dan pelumas
Perlengkapan kantor
Obat-obatan
Lain-lain
Jumlah
30-Jun-17
31-Des-16
12.862.271.743
2.661.626.352
151.353.723
821.520.015
972.806.848
17.469.578.681
14.865.449.140
3.626.181.099
920.452.552
247.216.739
456.783.594
20.116.083.124
Persediaan tidak diasuransikan, karena manajemen berpendapat bahwa perusahaan tidak memerlukan
perlindungan asuransi sesuai dengan kondisi persediaan yang ada.
33
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
ASET LANCAR LAINNYA
Uang muka
Biaya dibayar di muka
Jumlah
30-Jun-17
31-Des-16
13.306.623.090
12.931.470.128
26.238.093.218
10.493.294.616
4.145.276.461
14.638.571.077
Uang muka merupakan biaya untuk pembelian bahan bakar, uang muka pelaksanaan pekerjaan dan
keperluan kantor atau operasional.
Biaya dibayar dimuka merupakan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
10. PENYERTAAN PADA ENTITAS ASOSIASI
31 Juni 2017
Biaya perolehan
Akumulasi rugi investasi
Nilai tercatat
46.500.000.000
(2.589.888.502)
43.910.111.498
31-Des-16
46.500.000.000
(2.073.967.216)
44.426.032.784
PT Terminal Petikemas Indonesia
Pada bulan 10 April 2013, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Pelabuhan Indonesia II,
III dan IV (Persero) untuk mendirikan entitas asosiasi dengan nama PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI)
dengan penyertaan saham sebesar Rp37.500.000.000 atau sebesar 25% yang dimiliki bersama dengan PT
Pelindo II, III dan IV.
Berdasarkan akta pendirian, masing-masing dewan direksi mewakili setiap pemegang saham. Perusahaan
terwakili di dalam dewan direksi melalui penunjukan direktur keuangan. Akta pendirian juga mengakomodasi
partisipasi Perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan. Kegiatan usaha
utama TPI adalah kegiatan pengusahaan di Pelabuhan. Pembukuan TPI dimulai pada 1 Januari 2014.
Sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada TPI sebesar Rp35.336.271.874
dan mengakui kerugian nilai penyertaan saham sebesar Rp515.921.286 dalam laporan laba rugi
komprehensif untuk periode sampai dengan Juni 2017.
34
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rangkuman informasi keuangan TPI sebagai berikut:
31 Juni 2017
Tanggal 30 Juni 2017
Aset lancar
Aset tidak lancar
Liabilitas jangka pendek
136.762.487.106
887.754.600
683.430.558
Periode yang berakhir 30 Juni 2017
Pendapatan usaha
Beban usaha
Pendapatan/(beban) lainnya - net
Rugi komprehensif
(5.721.845.746)
3.658.160.607
(2.063.685.139)
31-Des-16
138.907.737.781
1.167.754.600
1.044.996.904
(11.154.156.113)
8.609.841.216
(2.544.314.897)
PT Prima Tangki Indonesia (Anak Usaha PT Prima Indonesia Logistik)
Berdasarkan akta Nomor 65 yang dibuat dihadapan Ashoya Ratam, S.H., M.kn, Notaris di Jakarta pada
tanggal 27 April 2016 tentang Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa,
PT Prima Indonesia Logistik (PIL) telah menyertakan saham sebanyak 18.000 lembar saham pada entitas
asosiasi dengan nama PT Prima Tangki Indonesia (PTI) dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp9.000.000.000 atau sebesar 20% dari jumlah saham PTI.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PTI adalah melaksanakan kegiatan usaha berupa penyediaan
fasilitas pelabuhan berupa tangki timbun (tank storage).
Sampai dengan 30 Juni 2017, PIL memiliki penyertaan saham pada PTI sebesar Rp8.573.839.624 dan
mengakui kerugian nilai penyertaan saham sebesar Rp426.160.376 dalam laporan laba rugi komprehensif.
Rangkuman informasi keuangan PTI sebagai berikut:
31 Juni 2017
Tanggal 30 Juni 2017
Aset lancar
Aset tidak lancar
Liabilitas jangka pendek
40.564.793.555
2.363.377.300
59.279.750
35
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. PENYERTAAN PADA PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS
30-Jun-17
Biaya perolehan
Akumulasi laba investasi
Nilai tercatat
896.049.000.000
6.029.184.285
902.078.184.285
31-Des-16
896.049.000.000
4.710.210.428
900.759.210.428
Perubahan nilai penyertaan selama tahun berjalan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Saldo awal
PT Prima Terminal
Petikemas
PT Prima Multi
Terminal
Jumlah
Dividen
Saldo akhir
337.632.537.367
-
(1.303.952.327)
-
336.328.585.040
563.126.673.061
900.759.210.428
-
2.622.926.184
1.318.973.857
-
565.749.599.245
902.078.184.285
Saldo awal
PT Prima Terminal
Petikemas
PT Prima Multi
Terminal
Jumlah
30-Jun-17
Bagian laba/
(rugi) bersih
Penambahan/
(pengurangan)
Penambahan/
(pengurangan)
260.543.627.687
77.501.000.000
269.466.512.341
530.010.140.028
289.850.000.000
367.351.000.000
2016
Bagian laba/
(rugi) bersih
(412.090.320)
3.810.160.720
3.398.070.400
Dividen
Saldo akhir
-
337.632.537.367
-
563.126.673.061
900.759.210.428
PT Prima Terminal Petikemas
Pada bulan Juli 2013, Perusahaan telah menandatangani “Perjanjian Perusahaan Patungan” (Joint Venture
Agreement) dengan PT Wijaya Karya dan PT Hutama Karya, untuk mendirikan PT Prima Terminal Petikemas
(Prima TPK). Prima TPK bergerak dalam bidang menyediakan jasa pelayanan terminal petikemas
internasional.
Sampai dengan 30 Juni 2017 , Perusahaan memiliki penyertaan saham sebesar Rp. 336.328.585.040
dengan tidak merubah komposisi kepemilikan pada PT. Prima TPK Per 30 Juni 2017 dengan kepemilikan
tetap sebesar 70% serta mengakui kerugian dari penurunan nilai penyertaan sebesar Rp. 1.303.952.327
dalam lapran laba rugi komprehensif 30 Juni 2017.
Per 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada Prima TPK sebesar
Rp337.632.537.367. Penambahan investasi pada tahun 2016 merupakan tambahan setoran modal yang
dilakukan Perusahaan pada Prima TPK dan tidak merubah komposisi kepemilikan pada Prima TPK per 31
Desember 2016 dengan kepemilikan tetap sebesar 70% serta mengakui kerugian dari penurunan nilai
penyertaan sebesar Rp412.090.320 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2016.
36
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rangkuman informasi keuangan Prima TPK sebagai berikut:
30-Jun-17
Tanggal 30 Juni 2017
Aset lancar
Aset tidak lancar
Liabilitas jangka pendek
Periode yang berakhir 30 Juni 2017
Pendapatan usaha
Beban usaha
Pendapatan/(beban) lainnya - net
Laba (rugi) komprehensif
380.594.108.967
110.660.112.173
10.785.528.226
(5.831.472.273)
3.968.683.234
(1.862.789.039)
31-Des-16
384.988.845.849
110.584.716.173
13.242.080.069
(13.357.903.357)
12.769.202.900
(588.700.457)
PT Prima Multi Terminal
Pada bulan September 2014, Perusahaan telah menandatangani “perjanjian Perusahaan patungan” (Joint
Venture Agreement) dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero)
Tbk, untuk mendirikan PT Prima Multi Terminal (PMT). PMT bergerak dalam bidang pembangunan dan
pengoperasian jasa pelayanan terminal curah cair/terminal multi purpose untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan di Pelabuhan Kuala Tanjung.
Sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PMT sebesar
Rp565.749.599.245 dan mengakui keuntungan dari kenaikan nilai penyertaan sebesar Rp2.622.926.184
dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2017.
Per 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PMT sebesar 563.126.673.061
dengan kepemilikan sebesar 55% dan mengakui keuntungan dari kenaikan nilai penyertaan pada PMT
sebesar Rp3.810.160.720 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2016.
Rangkuman informasi keuangan PMT sebagai berikut:
30-Jun-17
31-Des-16
Tanggal 30 Juni 2017
Aset lancar
613.545.859.549
751.407.045.601
Aset tidak lancar
1.628.257.322.758
1.209.119.962.670
Liabilitas jangka pendek
550.693.751.908
448.686.410.843
Liabilitas jangka panjang
662.473.795.406
487.973.919.134
Periode yang berakhir 30 Juni 2017
Pendapatan usaha
530.293.935
1.414.117.160
Beban usaha
(9.635.472.420)
(22.307.108.241)
Pendapatan/(beban) lainnya - net
13.874.135.184
27.820.556.026
Laba (rugi) komprehensif
4.768.956.699
6.927.564.945
Persentase kepemilikan pada pengendalian bersama entitas tersebut dapat dilihat dalam catatan 1d pada
laporan keuangan.
37
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PROPERTI INVESTASI
Saldo Awal
Harga Perolehan:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan prasarana
Nilai tercatat
4.843.165.052
8.646.308.748
13.489.473.800
(4.639.632.667)
(4.639.632.667)
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan prasarana
Nilai tercatat
26.866.375.000
(123.490.950)
(123.490.950)
-
-
4.777.574.584
12.048.918.841
16.826.493.425
(6.609.536.978)
(6.609.536.978)
Saldo Akhir
-
31.709.540.052
8.646.308.748
40.355.848.800
-
(4.763.123.617)
(4.763.123.617)
8.849.841.133
Saldo Awal
Harga Perolehan:
Tanah
Bangunan dan prasarana
30-Jun-17
Mutasi
Reklasifikasi
Penambahan
Pengurangan
Penambahan Pengurangan
35.592.725.183
31-Des-16
Mutasi
Reklasifikasi
Penambahan
Pengurangan
Penambahan Pengurangan
-
(321.261.308)
(321.261.308)
10.216.956.447
(3.688.351.911)
(3.688.351.911)
2.291.165.619
2.291.165.619
Saldo Akhir
65.590.468
285.741.818
351.332.286
-
4.843.165.052
8.646.308.748
13.489.473.800
-
-
(4.639.632.667)
(4.639.632.667)
8.849.841.133
Sampai dengan Juni 2017, Perusahaan telah membukukan penambahan tanah sebesar Rp26.866.375.000
yaitu perolehan atas pembebasan tanah seluas 10ha di Kuala Tanjung sebagai tindak lanjut proyek
pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung oleh anak perusahaan PT. Prima Pengembang Kawasan.
Pada tahun 2016, penambahan dari reklasifikasi tanah merupakan tanah di Cabang Kuala Tanjung sebesar
Rp54.745.074 yang disewakan kepada pihak lain yang sebelumnya dicatat sebagai aset tetap dan sebesar
Rp10.845.382 merupakan pemanfaatan atas tanah di Cabang Kuala Tanjung yang sebelumnya dicatat
sebagai aset tetap yang belum dimanfaatkan, sedangkan penambahan bangunan sebesar Rp285.741.818
merupakan renovasi terminal penumpang di Cabang Gunung Sitoli yang direklasifikasi dari aset dalam
penyelesaian. Pengurangan harga perolehan bangunan sebesar Rp3.688.351.911 dan akumulasi
penyusutan sebesar Rp2.291.165.619 merupakan realisasi penghapusan bangunan fasilitas pelabuhan (lihat
catatan 13.f).
Properti investasi telah diasuransikan kepada PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) (lihat catatan 13.b)
38
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. ASET TETAP
Saldo Awal
Harga Perolehan:
Tanah
Bangunan dan
prasarana
Kapal
Peralatan
Kendaraan
Aset dalam
penyelesaian
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan
prasarana
Kapal
Peralatan
Kendaraan
Nilai Tercatat
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan
prasarana
Kapal
Peralatan
Kendaraan
Nilai Tercatat
30-Jun-17
Pengurangan
Reklasifikasi
103.022.921.573
Saldo Akhir
103.022.921.573
3.570.792.561.549
585.446.489.595
72.270.713.982
12.231.518.637
70.003.479.485
1.700.226.136
(309.197.398)
(17.170.550.648)
209.136.364
(128.200.000)
(144.453.500)
(190.256.545)
3.623.316.292.988
587.146.715.731
72.126.260.482
12.122.198.456
801.083.610.858
5.144.847.816.194
28.995.841.006
100.908.682.991
(437.397.398)
(72.456.377.564)
(89.961.638.257)
757.623.074.300
5.155.357.463.530
(1.114.090.013.673)
(215.952.144.566)
(54.633.760.601)
(9.537.373.727)
(1.394.213.292.567)
(87.133.711.390)
(15.351.003.456)
(2.580.789.748)
(126.801.405)
(105.192.305.999)
16.583.416.705
141.564.430
159.753.576
16.884.734.711
(1.184.386.106.323)
(231.303.148.022)
(57.072.985.919)
(9.378.358.262)
(1.482.140.598.526)
254.202.035
126.063.294
380.265.329
3.750.634.523.627
Saldo Awal
Harga Perolehan:
Tanah
Bangunan dan
prasarana
Kapal
Peralatan
Kendaraan
Aset dalam
penyelesaian
Penambahan
3.673.216.865.004
Penambahan
31-Des-16
Pengurangan
Reklasifikasi
99.238.331.647
3.839.335.000
3.247.381.598.910
511.614.588.579
69.711.865.410
11.933.818.637
9.536.391.780
14.459.541.235
-
(5.381.581.371)
-
319.256.152.241
59.372.359.781
2.558.848.572
297.700.000
3.570.792.561.560
585.446.489.595
72.270.713.982
12.231.518.637
386.953.213.785
4.326.833.416.968
854.610.075.379
882.445.343.394
(5.381.581.371)
(440.479.678.306)
(59.049.362.786)
801.083.610.858
5.144.847.816.205
(979.993.725.036)
(214.207.353.391)
(50.089.859.024)
(9.160.916.817)
(1.253.451.854.268)
(163.474.225.364)
(22.375.488.823)
(4.841.861.192)
(376.456.910)
(191.068.032.289)
3.528.504.314
3.528.504.314
26.128.340.398
20.630.697.648
19.051.619
46.778.089.665
(1.113.811.105.688)
(215.952.144.566)
(54.912.668.597)
(9.537.373.727)
(1.394.213.292.578)
3.073.381.562.700
-
(54.745.074)
Saldo Akhir
103.022.921.573
3.750.634.523.627
39
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
sampai dengan Juni 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp105.192.305.999 dan
Rp191.068.032.289.
b. Beberapa aset tetap dijaminkan ke beberapa bank atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan
(lihat catatan 21).
c. Aset dalam penyelesaian per 30 Juni 2017 dan 2016 terdiri dari:
30-Jun-17
Bangunan fasilitas pelabuhan
Alat-alat fasilitas pelabuhan
Kapal
Jalan dan bangunan
Instalasi fasilitas pelabuhan
Emplasemen
Peralatan
Nilai tercatat
389.899.724.749
249.064.246.925
20.199.601.383
95.661.842.811
2.797.658.432
757.623.074.300
31-Des-16
394.756.847.061
267.796.279.575
21.388.938.795
112.684.249.427
4.457.296.000
801.083.610.858
Sampai dengan blan Juni 2017, Perusahaan mereklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap
berdasarkan realisasi penyelesaian yang didukung berita acara serah terima pekerjaan Rp72.456.377.564
f.
Sampai dengan Juni 2017 terdapat penghapusan aset sebesar Rp437.397.398 antara lain penghapusan
Trestle Kayu di Tembilahan sebesar Rp167.239.757 sesuai Surat Menteri BUMN No:S-399/MBU/07/2016
Bangunan Kantor Kuala Enok, dan penjualan kendaraan dinas di Sei Pakning sebesar Rp128.200.000.
Pada tahun 2016 terdapat realisasi penghapusan aset atas persetujuan penghapusbukuan aset
Perusahaan sesuai dengan Surat Menteri BUMN Nomor S-253/MBU/05/2015 tanggal 7 Mei 2015, Nomor
S-399/MBU/07/2016 tanggal 11 Juli 2016, dan Nomor S-566/MBU/09/2016 tanggal 29 September 2016
yang tersebar pada akun aset sebagai berikut:
- Properti investasi sebesar harga perolehan Rp3.688.351.911 dan nilai buku Rp1.397.186.292.
- Aset tetap sebesar harga perolehan Rp5.381.581.361 dan nilai buku Rp1.853.077.047.
- Aset tetap belum dimanfaatkan sebesar nilai bukuRp332.193.400.
- Aset tidak tetap berfungsi sebesar harga perolehan Rp269.569.000 dan nilai buku Rp5.391.380.
14. ASET TAK BERWUJUD
30-Jun-17
Konsultan penelitian dan pengembangan
Pendidikan karyawan
Lainnya
298.470.000
20.311.576.114
84.036.009.681
104.646.055.795
(21.074.334.554)
83.571.721.241
Akumulasi amortisasi
Nilai tercatat
31-Des-16
298.470.000
13.886.210.295
72.123.991.821
86.308.672.116
(5.856.848.034)
80.451.824.082
Aset tak berwujud pendidikan karyawan adalah merupakan program pengembangan sumber daya manusia
yang antara lain terdiri dari program induksi calon pegawai dan perolehan izin pandu.
40
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo aset tak berwujud lainnya sampai dengan 30 Juni 2017 dan 2016 sebesar Rp84.036.009.681 dan
Rp72.123.991.821, sebagian besar merupakan aset implementasi SIM Terpadu dan implementasi sistem
SAP-ERP..
15. ASET TETAP YANG BELUM DIMANFAATKAN
Tanah
Bangunan fasilitas pelabuhan
Jalan dan bangunan
Kapal
Alat-alat fasilitas pelabuhan
Peralatan
Kendaraan
Nilai tercatat
30-Jun-17
31-Des-16
789.609.797
21.968.133.230
16.242.000
527.000.000
634.024.224
23.935.009.251
789.609.797
21.968.133.230
16.242.000
527.000.000
634.024.224
23.935.009.251
Saldo bangunan fasilitas pelabuhan merupakan bangunan pelabuhan di Tembilahan dan Tanjung Balai
Asahan yang belum bisa dimanfaatkan karena akses jalan/jembatan menuju ke area tersebut belum tersedia.
Manajemen berkeyakinan bahwa aset tetap yang belum dimanfaatkan masih berada dalam nilai wajar
sehingga tidak perlu diturunkan nilainya.
16. ASET LAIN-LAIN
30-Jun-17
Aset tetap tidak berfungsi
Piutang lain-lain
Uang jaminan
Lainnya
99.186.781.700
13.629.113.548
315.728.210
9.208.648
113.140.832.106
(12.290.181.793)
(89.882.095.358)
10.968.554.955
Cadangan penyisihan piutang lain-lain
Amortisasi aset tetap tidak berfungsi
Nilai tercatat
31-Des-16
81.681.521.007
13.703.068.370
315.728.210
9.208.648
95.709.526.235
(12.312.620.702)
(72.445.225.604)
10.951.679.929
Aset tetap tidak berfungsi merupakan aset tetap yang tidak dapat dioperasikan lagi dalam kegiatan
operasional Perusahaan, yang sebagian besar terdiri atas kapal dan alat-alat fasilitas pelabuhan seperti
Transtainer, Rubber Tire Gantry Crane, Forkliftdan Reach Steaker.
Saldo piutang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp13.629.113.548 dan
Rp13.703.068.370 merupakan piutang usaha tidak tertagih lebih dari 3 tahun dan telah dibentuk cadangan
penyisihannya.
41
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. UTANG USAHA
30-Jun-17
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40)
Pihak ketiga:
Sennobogen Maschinenfabrik GmbH
Liebherr Werk Nenzing
PT Wahana Adidaya Pertiwi
Terberg Tractors Malaysia SDN BHD
Kaharutama
Harijadi Sukses
PT Karya Hutama Unggul
Konsulindo Informatika Perdana
Shanghai Zhenhua Heavy Industri.Co
PT Brama Sari
CV Kawasan Industri Dumai
PT Primus Indonesia
Andi Hakim
Arkindo
PT Daya Radar Utama
PT Antaraksa
Koperasi UPTK Belawan
PT Chairani
PT Tisa Lestari
PT Price Waterhouse Coopers Consulting
PT Sena Sanjaya Makmur Sejahera
PT Aneka Kimia Raya Corporindo
Harbarindo Baharitama
PT Lemo TM
CV Aryaguna Jaya
Multi Jaya Samudera
Kemenangan
PT Maha Karya Geo Survey
Pelayaran Multi Jaya Samudera
Tiga Lestari
PT Haskoning Indonesia
PT Inti Persada Raya Lestari
PT Rasya Utama
CV Trijaya Anugrah Lestari
PT Bina Pemuda
PT Sumatra Komputer Center
CV Mitra Sukses
Prima Teknik Husada
PT Tirta Nusa Persada
Mandiri Teknik Utama Sejahtera
Jet Marine Supplier
PT Sinar Jaya Mandiri
PT Asha Portindo
Jumlah dipindahkan
31-Des-16
442.315.530.688
458.739.474.247
106.239.402.000
91.272.950.000
20.510.000.000
25.125.000.000
16.105.664.436
1.502.124.454
14.516.265.310
12.876.433.438
11.705.330.264
10.886.769.091
9.477.379.294
9.418.169.859
109.960.400.000
91.272.950.000
48.325.224.000
25.125.000.000
22.105.664.436
17.627.281.818
16.516.265.310
13.866.433.438
11.705.330.264
10.886.769.091
9.477.379.294
9.418.169.859
9.297.402.182
9.012.617.409
8.261.009.705
7.792.749.162
6.494.793.288
6.332.727.273
6.188.954.544
6.074.380.182
5.985.360.000
5.808.564.372
4.803.971.005
4.477.713.052
3.904.370.348
3.900.000.000
3.638.129.000
3.549.276.000
3.304.800.000
2.927.960.000
2.902.647.353
2.763.996.860
2.429.648.545
2.266.000.000
2.196.460.000
2.097.539.620
2.025.691.130
1.876.093.229
1.851.051.221
1.830.441.600
1.820.240.909
1.803.903.636
1.681.974.496
515.587.333.631
8.261.009.705
4.438.385.526,00
6.494.793.288
6.188.954.544
4.937.896.798
5.985.360.000
5.808.564.372
2.763.996.860
2.429.648.545
2.025.691.130
1.681.974.496
380.651.763.410
42
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30-Jun-17
Jumlah pindahan
PT Abadi Tetap Jaya
Roland Berger Strategy Consultans
PT Harijadi Sukses
Gambir Mas Pangkalan
PT Adei Plantation & Industry
Putra Rahyan Gemilang
CV Khoda Medan
PT Kurnia Samudera
PT Synergy Engineering
PT Layar Dumai Sejahtera
Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
CV Putera Gemilang
PT Wisaka Tidar Jaya
PT Surveyor Indonesia
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
380.651.763.410
1.254.393.048
515.587.333.631
1.643.554.273
1.530.191.600
1.502.124.454
1.482.395.577
1.435.000.000
1.387.990.450
1.364.545.455
1.355.668.637
1.325.025.000
1.254.393.048
1.777.876.000
1.211.450.328
1.035.142.836
1.020.823.975
654.783.444
38.331.009.221
425.237.166.133
43.091.824.164
576.882.246.872
867.552.696.821
1.035.621.721.119
294.323.574
294.323.574
9.597.872.240
2.213.245.100
1.866.260.400
9.597.872.240
2.213.245.100
1.866.260.400
13.677.377.740
428.481.231
14.105.858.971
13.971.701.314
14.400.182.545
1.502.124.454
1.720.000.000
Sub jumlah
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40)
Pihak ketiga:
Shanghai Zhenhua Heavy Industri Co.Ltd
PT Dwisaka Mas Indah
PT Daya Radar Utama
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
43
31-Des-16
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Utang Kerjasama Mitra Usaha
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40)
2.141.526.187
Pihak ketiga:
PT Musim Mas
DPC INSA
PT Metito Indonesia
PT Karya Karimun Mandiri
PT Indoterminal Belawan Perkasa
PT Hamparan Alam Baruna Indonesia
Poetra Fajar
PT Waruna Nusa Sentana
PT Lemo TM
Jumlah dipindahkan
3.228.302.469
2.858.429.068
2.089.350.001
11.686.282.339
4.997.924.339
2.830.018.825
1.609.764.856
1.437.193.128
1.214.221.801
1.028.917.000
13.118.039.949
30-Jun-17
31-Des-16
11.686.282.339
-
13.118.039.949
-
10.053.255.858
21.739.538.197
4.369.446.830
17.487.486.779
21.739.538.197
19.629.012.966
4.258.501.236
4.258.501.236
1.425.888.916
5.684.390.152
1.425.888.916
5.684.390.152
27.423.928.349
25.313.403.118
908.948.326.484
1.075.335.306.782
1.511.419.801
1.998.781.000
Jumlah pindahan
PT Wisaka Tidar Jaya
PT Multimas Nabati Asahan
PT Mitra Rama Samudera
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Dolar Amerika Serikat
Pihak ketiga:
PT Karya Karimun Mandiri
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Jumlah utang usaha
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Wijaya Karya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp176.873.193.014
(Catatan 40), merupakan pekerjaan penataan terminal multipurpose pelabuhan Belawan yang meliputi:
pekerjaan perpanjangan dermaga IKD 150x25M, Proteksi Sheet File, Perkuatan Dermaga Ferry,
Pembangunan Gudang Curah, Pembangunan Conveyor Belt, Breasthing Dolphin dan Pembangunan Kantor
Kepanduan, dengan periode kontrak pekerjaan sampai dengan tahun 2017.
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Hutama Karya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp91.430.336.409
(Catatan 40) merupakan pekerjaan pengembangan dedicated terminal pelabuhan Belawan yang meliputi :
pembangunan car terminal di Belawan lama dan penyiapan instalasi CPO antar pulau di pelabuhan Belawan
44
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
yaitu: pembangunan tangki timbun, instalasi pipa dan pompa, akses jalan masuk, perbaikan dermaga,
pembuatan daprah dan mooring dolphin untuk CPO antar pulau.
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Brantas Abipraya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar
Rp66.209.897.652 (Catatan 40) terdiri atas pekerjaan pengerasan beton (rigid) jalan raya pelabuhan Belawan
yang meliputi: pekerjaan badan jalan, pekerjaan ramp, marka jalan dan pulau jalan sebesar
Rp54.557.205.402 dan sebesar Rp11.652.692.250 atas pekerjaan lanjutan pembangunan jembatan sungai
dumai (progress 18,489%).
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Nindya Karya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp30.560.811.595
(Catatan 40) merupakan pekerjaan penataan lingkungan Belawan.
Tidak ada utang usaha yang dijaminkan.
18. UTANG LAIN-LAIN
30-Jun-17
Pihak berelasi (Catatan 40):
Utang setoran modal
Pihak ketiga:
Uang muka pelanggan
Uang titipan
Jumlah
31-Des-16
-
77.501.000.000
24.387.707.287
17.529.009.402
41.916.716.689
15.336.496.062
20.027.441.438
112.864.937.500
a. Uang muka pelanggan merupakan pendapatan diterima di muka sebelum pelayanan jasa kepelabuhanan
diberikan kepada pelanggan.
b. Uang titipan sampai dengan 30 Juni 2017 sebesar Rp17.529.009.402 terdiri dari klaim asuransi serta iuran
peserta Taspen, pensiun, koperasi, serikat pekerja dan lainnya.
Uang titipan pada tahun 2016 sebesar Rp20.027.441.438 sebagian besar terdiri dari klaim asuransi di
Kantor Pusat Rp1.356.026.653, klaim asuransi pegawai dan asuransi Jasindo atas terbakarnya aset RTG
di BICT sebesar Rp4.664.608.822, penerimaan dropping di Dumai sebesar Rp3.128.900.743, Utip
PNBP di Dumai sebesar Rp3.128.900.743, uang jaminan langganan pelayanan MCC Transport Singapore
Rp250.024.695 dan pelayanan pas pelabuhan (dengan Pemda) sebesar Rp4.842.669.279.
45
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar di muka
30-Jun-17
Perusahaan
31-Des-16
19.080.964.993
-
848.270.506
19.929.235.499
-
Entitas Anak
Pajak Pertambahan Nilai
Jumlah
b. Utang pajak
Perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penghasilan Pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 29
Pajak lainnya
Sub jumlah
Entitas Anak
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 29
Pajak lainnya
Sub jumlah
Jumlah
46
30-Jun-17
31-Des-16
15.995.877.989
15.142.243.031
16.785.395.041
47.923.516.061
6.171.492.176
15.613.245.566
23.388.288
11.792.510.009
33.600.636.039
560.647.185
713.588.011
1.274.235.196
468.893.830
127.554.909
43.752.685
1.711.411.204
3.629.032
2.355.241.660
49.197.751.257
35.955.877.699
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pajak penghasilan
30-Jun-17
Beban pajak kini
Perusahaan
Entitas Anak
Jumlah pajak penghasilan
31-Des-16
(111.541.879.907)
(111.541.879.907)
Angsuran PPh
(Beban)/Manfaat pajak tangguhan
Perusahaan
Entitas Anak
Jumlah (beban)/manfaat pajak tangguhan
(207.215.851.250)
(3.548.738.909)
(210.764.590.159)
96.399.636.876
-
Jumlah beban pajak penghasilan
(15.142.243.031)
(53.276.640.257)
1.497.322.776
(51.779.317.481)
(262.543.907.640)
Perhitungan Pajak Penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar
Rp111.541.879.907 adalah suatu perhitungan yang dibuat untuk tujuan akuntansi sampai pada waktu
Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan.
d. Administrasi perpajakan
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menyampaikan surat pemberitahuan sendiri
atas jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban
pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terutangnya pajak.
Pada tahun 2016, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor
Pemb00069/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2016 dan Pemb-00070/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2016 tanggal 7 Juni
2016 atas pemeriksaan pajak tahun 2013 dan 2014. Sampai dengan diterbitkan laporan keuangan ini,
belum terdapat kewajiban yang timbul dari pemeriksaan pajak tersebut.
20. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
30-Jun-17
Biaya pegawai
Biaya umum
Biaya asuransi
Biaya bahan
Biaya sewa
Biaya pemeliharaan
Biaya administrasi kantor
Biaya di luar usaha
Biaya kerjasama mitra usaha
Lain-lain
Jumlah
68.408.447.911
44.219.730.041
16.700.643.843
16.426.571.696
12.901.359.022
4.940.361.690
1.191.778.760
1.181.876.182
1.864.316.149
12.295.325.501
180.130.410.795
47
31-Des-16
98.838.565.963
34.130.778.507
2.115.340.759
22.860.885.868
12.761.060.152
5.808.498.142
2.380.781.888
1.665.749.208
10.873.979.923
17.567.220.253
209.002.860.663
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya lain-lain sampai dengan bulan Juni 2017 dan tahun 2016, antara lain merupakan fee konsesi atas
penerapan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 15 Tahun 2015, biaya
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan biaya KSMU Petikemas.
21. UTANG BANK
2016
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40):
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40):
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Jumlah
72.583.056.564
27.299.959.981
99.883.016.545
92.583.056.564
48.450.000.000
49.299.959.981
190.333.016.545
99.883.016.545
357.162.206.500
357.162.206.500
547.495.223.045
2016
Bagian utang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun:
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40):
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40):
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Jumlah jatuh tempo
Utang bank jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun
2015
2015
25.000.000.000
22.000.000.000
47.000.000.000
20.000.000.000
48.450.000.000
22.000.000.000
90.450.000.000
47.000.000.000
187.018.815.000
187.018.815.000
277.468.815.000
52.883.016.545
270.026.408.045
Batasan rasio keuangan yang dipersayaratkan untuk masing-masing pinjaman bank:
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Bank BNI (Persero), Tbk.
:
:
Bank BRI (Persero), Tbk.
:
Current ratio: 100%, DSCR: 110%, Leverage Ratio: 250%
Current ratio: 100%, Debt Equity Ratio: 220%, DSCR: 100%, Days
Receivable: 60 hari
Debt Equity Ratio: 210%
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Berdasarkan perjanjian kredit investasi Nomor CRO.KP/016/KI/11 tanggal 02 Pebruari 2011, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. memberikan fasilitas Letter of Credit (L/C) / Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
48
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
-
Limit/plafond kredit
:
-
Jenis kredit
Tujuan
:
:
-
Jenis fasilitas/plafond
Jangka waktu
:
:
-
Penarikan kredit
:
-
Agunan kredit
:
USD 39.000.000 (tiga puluh sembilan juta US dollar) termasuk sub limit
fasilitas L/C / SKBDN maksimum sebesar USD 35.000.000 (tiga puluh lima
juta dolar AmerikaSerikat).
Kredit Investasi (KI) dengan sub limit L/C / SKBDN.
Untuk refinancing dan atau membiayai pembelian mesin / alat-alat fasilitas
Belawan International Container Terminal (BICT).
LC Impor / SKBDN.
7 (tujuh) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit termasuk di
dalamnya masa penarikan kredit sampai dengan akhir triwulan I tahun 2012.
Penarikan kredit dengan cara reimburse atas alat-alat / mesin fasilitas
pelabuhan yang telah dibeli Perusahaan dengan komposisi pembiayaan 80%
(Kredit Investasi) : 20% (Self Financing) dengan disertai invoice asli.
Penarikan kredit untuk pembelian / pengadaan mesin / alat-alat fasilitas
pelabuhan yang menggunakan L/C / SKBDN dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Pembayaran L/C / SKBDN dilakukan selama masa penarikan kredit
sampai dengan maksimal akhir triwulan I tahun 2012.
- Dana fasilitas Kredit Investasi maksimal sebesar 80% dan dana
Perusahaan (Self Financing) minimal sebesar 20%.
- Menyerahkan dokumen progres pengawasan pelaksanaan proyek yang
ditandatangani oleh konsultan pengawas / pihak ketiga dan Perusahaan.
- Jika L/C / SKBDN diterbitkan dalam valuta berbeda dengan valuta fasilitas
kredit, Perusahaan akan melakukan konversi menjadi valuta L/C / SKBDN
dengan kurs yang berlaku di Bank pada saat pelaksanaan transaksi.
Agunan berupa mesin/ alat-alat fasilitas pelabuhan yang dibiayaidengan
fasilitas Kredit Investasi dengan nilai pengikatan Fidusia minimal sebesar
Rp360.000.000.000 (tiga ratus enam puluh milyar rupiah) atau total nilai
agunan aset tetap yang diikat mengcover minimal 100% terhadap total
fasilitas kredit.
Atas seluruh barang agunan yang telah diserahkan wajib diikat sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku. Agunan yang Insurable diasuransikan
dengan Banker’s clause PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. melalui
Perusahaan asuransi rekanan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Seluruh
biaya yang timbul menjadi beban Perusahaan.
Berdasarkan perjanjian kredit Nomor CRO.KP/089/KI/11 tanggal 05 April 2011 dan Nomor
CRO.KP/090/KI/11 tanggal 05 April 2011, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. memberikan penawaran
tambahan fasilitas kredit kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
-
Limit/plafond kredit
-
Jenis kredit
Tujuan
:
:
:
:
-
Jenis fasilitas/plafond
Jangka waktu
:
:
USD 21.000.000 (dua puluh satu juta US dollar).
Rp126.000.000.000 (seratus dua puluh enam miliar rupiah).
Kredit Investasi.
Untuk membiayai pengadaan alat-alat fasilitas pelabuhan atas nama
PT
Pelabuhan Indonesia I (Persero) termasuk cabang pelabuhannya.
LC Impor / SKBDN.
8 (delapan) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit atau
maksimum sampai dengan 31 Desember 2018 termasuk masa tenggang
pembayaran angsuran pokok dan masa penarikan kredit s.d akhir triwulan IV
2012.
49
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
-
Suku bunga
-
Provisi kredit
Agunan kredit
:
:
:
:
USD = 4,00% p.a. (dibayar setiap triwulan).
Rp = 9,50% p.a. (dibayar setiap triwulan).
0,25% (dibayar pada saat penarikan kredit).
USD = Agunan berupa alat-alat pelabuhan yangidibiayai dengan fasilitas
Kredi tInvestasi dengan nilai pengikatan fidusia minimal
USD21.500.000 dan atau Equivalent Rupiah atau total nilai
agunan aset tetap yang diikat mengcover minimal 100% terhadap
total fasilitas kredit.
Rp
= Agunan berupa alat-alat pelabuhan yang dibiayai dengan fasilitas
Kredit Investasi dengan nilai pengikatan fidusia minimal
Rp126.500.000.000 dan atau total nilai agunan aset tetap yang
diikat mencakup minimal 100% terhadap total fasilitas kredit.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Berdasarkan surat Perjanjian Kredit Nomor R.II.272-ADK/DKR/07/2011 tanggal 27 Juli 2011, dari PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Perusahaan mendapat fasilitas kredit dengan rincian sebagai berikut:
-
Limit/plafond kredit
Jenis kredit
Tujuan penggunaan
Jangka waktu
Suku bunga
Provisi kredit
Commitment fee
:
:
:
:
:
:
:
-
Biaya administrasi
:
-
Pengikatan
Agunan kredit
:
:
Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah).
Kredit Investasi.
Bangunan fasilitas pelabuhan, kapal dan alat-alat fasilitas pelabuhan.
84 (delapan puluh empat) bulan (termasuk grace period selama12 bulan).
9,5% p.a. (riviu per 3 bulan).
0,5 % (dibayar pada saat penarikan kredit).
0,5 % dihitung dari jumlah porsi yang belum ditarik sampai denganakhir
periode penarikan.
Rp80.000.000
(delapan
puluh
juta
rupiah)
dibayar
sebelum
penandatanganan Surat Perjanjian Kredit.
Notariil.
1. 4 unit Kapal Tunda 2x 1600 HP.
2. 5 unit Kapal Pandu cepat (KP) Konstruksi.
3. 2 unit Wheel loader (multi years).
4. 1 unit Truk Tangki BBM kap 5.000.
5. 1 unit Forklift Kap 2,5 ton.
6. 1 unit Mobile Genset 1250 KVA dan instalasi external supply.
7. 1 unit Mobile Crane 60 ton.
8. 100 m Dermaga.
9. 2 unit Gudang 4000 m.
10. 400 m Perpanjangan Dermaga B400M dan Trestel.
11. 640 m2 Gedung Workshop.
12. 1 unit Genset Kapasitas 2725 KVA dan trafo.
13. 1 unit Genset 1825 KVA.
14. 1 unit Mobile Genset 1250 KVA.
15. 1 LS Conveyor System terminal Curah.
Pemberian fasilitas-fasilitas kredit investasi sebesar Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah) telah
diaktakan Nomor 21 tertanggal 14 Desember 2011 dari Notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., notaris
di Jakarta.
50
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Berdasarkan surat Perjanjian Kredit Nomor 038/KPS/PK/2011 tanggal 27 September 2011 dan PPPK No. (1)
038/KPS/PK/2011 tanggal 17 Nopember 2011, dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Perusahaan
mendapat fasilitas kredit dengan rincian sebagai berikut:
- Limit/plafond kredit
: Rp264.000.000.000 (dua ratus enam puluh empat miliar rupiah).
- Jenis kredit
: Kredit Investasi.
- Tujuan penggunaan
: Pengembangan pelabuhan dan pembelian peralatan.
- Jangka waktu
: 5 (lima) tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani.
- Suku bunga
: 8,75% per tahun (riviu per 3 (tiga) bulan).
- Commitment fee
: 0,25 % dihitung dari Maksimum Kredit.
- Agunan Kredit
: Negative pledge.
Berdasarkan surat Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor (2) 038/KPS/PK/2011 tanggal 5 April
2012 bahwa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyetujui penurunan fasilitas kredit PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) sebagai berikut:
-
Limit/plafond kredit
Jenis kredit
Tujuan penggunaan
Jangka waktu
Suku bunga
Commitment fee
Agunan Kredit
:
:
:
:
:
:
:
Rp204.000.000.000 (dua ratus empat miliar rupiah).
Kredit Investasi.
Pengembangan pelabuhan dan pembelian peralatan.
5 (lima) tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani.
8,75% per tahun (riviu per 3 (tiga) bulan).
0,25 % dihitung dari Maksimum Kredit.
Negative pledge.
22. UTANG OBLIGASI
30-Jun-17
Nilai nominal
Biaya transaksi perolehan obligasi
Akumulasi amortisasi biaya perolehan obligasi
Jumlah utang obligasi
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang obligasi bagian jangka panjang
1.000.000.000.000
(4.644.505.179)
761.274.943
996.116.769.764
996.116.769.764
31-Des-16
1.000.000.000.000
(4.644.505.179)
415.240.878
995.770.735.699
995.770.735.699
Obligasi I Pelindo 1 Gerbang Nusantara Tahun 2016 diterbitkan tanpa warkat dan dijamin secara
kesanggupan penuh (Full Commitment) yang terdiri dari 4 (empat) seri, sebagai berikut:
Seri A
:
Seri B
:
Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 8,25% (delapan koma dua puluh lima persen) per tahun
berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri A yang
ditawarkan adalah sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah) secara kesanggupan
penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri A akan dilakukan secara penuh (bullet
payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri A pada tanggal
pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2019.
Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9% (sembilan persen) per tahun berjangka waktu 5 (lima)
tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar
Rp500.000.000.000 (lima ratus milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full Commitment).
Pembayaran obligasi Seri B akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100%
51
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri B pada tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu
pada tanggal 21 Juni 2021.
Seri C : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9,25% (sembilan koma dua puluh lima persen) per tahun
berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri C yang
ditawarkan adalah sebesar Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar Rupiah) secara
kesanggupan penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri Cakan dilakukan secara
penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri C pada
tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2023.
Seri D : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9,5% (sembilan koma lima persen) per tahun berjangka
waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal Emisi. Jumlah pokok obligasi Seri D yang ditawarkan
adalah sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full
Commitment). Pembayaran obligasi Seri D akan dilakukan secara penuh (bullet payment)
sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri D pada tanggal pelunasan pokok
obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2026.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang
bersangkutan. Pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada tanggal 21 September 2016 sedangkan
pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing seri obligasi adalah pada tanggal
21 Juni 2019 untuk obligasi Seri A, tanggal 21 Juni 2021 untuk obligasi Seri B, tanggal 21 Juni 2023 untuk
obligasi Seri C, dan tanggal 21 Juni 2026 untuk obligasi Seri D. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh
(bullet payment) pada saat jatuh tempo.
Seluruh obigasi dijual pada nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan PT Bank
Tabungan Negara Tbk. sebagai wali amanat.
Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan
baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian
hari menjadi jaminan bagi pemegang obligasi sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 KUHP.
Hak pemegang obligasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur emiten lainnya baik
yang ada sekarang maupun dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur perseroan yang dijamin secara khusus
dengan kekayaan perseroan baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
Dalam rangka penerbitan obligasi Ini, Perusahaan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat hutang
jangka panjang (obligasi) dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”) dan PT Pemeringkat Efek Indonesia
(”Pefindo”) dengan peringkat: AA(idn) / idAA (Double A).
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali sertifikat jumbo obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas
nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti hutang untuk kepentingan pemegang
obligasi. Obligasi ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan pemegang rekening di KSEI yang
selanjutnya untuk kepetingan pemegang obligasi dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya sertifikat
jumbo obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan obligasi bagi pemegang obligasi adalah
konfirmasi tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (Buy Back) Obligasi, dapat ditujukan sebagai pelunasan atau
disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar, pelaksanaan pembelian kembali obligasi
dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek, pembelian kembali obligasi baru dapat dilakukan 1
(satu) tahun setelah tanggal penjatahan sebagaimana disebutkan dalam prospektus.
52
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. IMBALAN KERJA
Liabilitas imbalan kerja terdiri dari:
30-Jun-17
Liabilitas imbalan kerja - Program DP4
Liabilitas imbalan kerja - PPUKP
7.494.384.940
167.277.210.790
174.771.595.730
31-Des-16
5.742.384.940
147.907.566.085
153.649.951.025
a. Program Dana Pensiun Manfaat Pasti
Program Dana Pensiun Manfaat Pasti dikelola oleh Dana Pensiun Perseroan Pelabuhan dan Pengerukan
(DP4) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. KEP-248/KM.6/2002 tanggal 21 Oktober 2002. DP4 merupakan dana pensiun yang
didirikan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan mitra pendiri dari PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dan PT
Pengerukan Indonesia (Persero).
Perusahaan setiap bulannya melakukan penyetoran iuran pensiun dan dicatat sebagai beban imbalan
pasca kerja pada laporan laba rugi komprehensif.
b. Imbalan Pasti Pasca Kerja Lainnya
Selain program pensiun di atas, Perusahaan memiliki Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon
(PPUKP) yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, manfaat
PPUKP dapat dikompensasikan terhadap semua kewajiban Perusahaan kepada karyawannya dalam
memenuhi ketentuan Undang-undang Tenaga Kerja No.13/2003 pada saat karyawan memasuki usia
pensiun maupun karyawan yang terkait dengan kasus Pemutusan Hubugan Kerja (PHK), sepanjang diatur
dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan.
Perhitungan beban imbalan pasca kerja lainnya sampai dengan periode Juni 2017 menggunakan angka
estimasi/perhitungan sendiri yang pada akhir tahun akan diperhitungkan dan dilakukan rekonsiliasi
terhadap beban dan aset (manfaat) pensiun sebagaimana hasil perhitungan aktuaris yang ditunjuk
perusahaan.
24. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
30-Jun-17
Pendapatan sewa diterima di muka
Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian jangka panjang
274.273.164.870
(22.966.922.093)
251.306.242.777
31-Des-16
268.391.311.069
(31.427.777.357)
236.963.533.712
Pendapatan sewa diterima dimuka merupakan pendapatan sewa tanah dan bangunan dari pihak ketiga.
53
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. MODAL SAHAM
Jumlah modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham pada tanggal 30 Juni 2017
dan 2016 adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang
Saham
Pemerintah Republik Indonesia
Kepemilikan
(%)
Lembar
Saham
100
1.700.000
Nominal
(Rp)
1.700.000.000.000
Berdasarkan Akta No. 1, tanggal 15 Agustus 2008 oleh Agus Sudiono Kuntjoro, S.H., Notaris di Bekasi,
anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Rp1.248.000.000.000 yang terbagi atas 1.248.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp1.800.000.000.000 yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
saham.
Peningkatan modal disetor Perusahaan sesuai Akta No.1 tanggal 15 Agustus 2008 Notaris Agus Sudiono
Kuntjoro, S.H., dari sebesar Rp312.000.000.000 menjadi sebesar Rp455.059.000.000 dilakukan dengan cara
mengeluarkan saham dalam portepel sejumlah 143.059 saham atau sebesar Rp143.059.000.000 yang
seluruhnya diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia. Perubahan anggaran dasar tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU85564.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008.
Berdasarkan Akta No. 88 tanggal 16 Agustus 2012 yang dikeluarkan oleh Notaris Rahmad Nauli Siregar,
S.H., anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal disetor Perusahaan
dari Rp455.059.000.000 yang terbagi atas 455.059 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham,
terdiri atas:
a. Sebesar Rp455.059.000.000 merupakan setoran modal sesuai Akta nomor 1 tanggal 15 Agustus 2008
yang dibuat oleh Notaris Agus Sudiono Kuntjoro.
b. Sebesar Rp48.167.600.000 merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sesuai PP No. 79 tahun 2011.
c. Sebesar Rp85.000 merupakan kapitalisasi Cadangan Perseroan sampai dengan tahun buku 2011.
d. Sebesar Rp8.733.315.000 merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sesuai PP No. 34 tahun 2012.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU.AH.01.1.0-3524 Tahun 2012 tanggal 28 September 2012.
Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H.,
anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Rp1.800.000.000.000 yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp6.800.000.000.000 yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
saham. Berdasarkan akta tersebut juga telah terjadi peningkatan modal disetor Perusahaan dari
Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham menjadi
Rp1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham,
terdiri atas:
a. Sebesar Rp511.960.000.000 merupakan setoran modal lama sesuai Akta Nomor 88 tanggal 16 Agustus
2012 yang dikeluarkan oleh Notaris Rahmad Nauli Siregar, S.H.
54
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Sebesar Rp1.188.040.000.000 merupakan kapitalisasi Cadangan Perseroan sampai dengan tahun buku
2013.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli 2014.
26. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITETAPKAN STATUSNYA
Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) sebesar Rp538.812.899.239 untuk
masing-masing 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, merupakan Penyertaan Modal Negara berupa aset
yang berasal dari proyek-proyek Pemerintah dengan rincian sebagai berikut:
30-Jun-17
Tambahan Aset BPYBDS Tahun 2011
a) Bersumber dari Kementerian Perhubungan
Dermaga dan Fasilitas Pelabuhan
Dumai Phase III
Jumlah I
Tambahan Aset BPYBDS Tahun 2013
a) Bersumber dari Kementerian Perhubungan
Pembangunan Dermaga sisi Selatan dan
fasilitas pendukung lainnya (8,3x43,5 M)
di Sibolga
1 (satu) unit Forklift Merk Patria
Kapasitas 3 Ton
1 (satu) unit Forklift Merk Patria
Kapasitas 5 Ton
Fasilitas Pelabuhan Gunung Sitoli
31-Des-16
427.056.982.506
427.056.982.506
427.056.982.506
427.056.982.506
36.743.091.536
36.743.091.536
196.900.000
196.900.000
365.200.000
19.203.989.000
365.200.000
19.203.989.000
30-Jun-17
31-Des-16
26.799.668.974
26.799.668.974
590.700.000
590.700.000
1.095.600.000
(19.450.875)
1.095.600.000
(19.450.875)
b) Bersumber dari Kementerian Perhubungan
1 (satu) unit Kapal Tunda TB Krueng Raya
di Malahayati
3 (tiga) unit Forklift Merk Patria
Kapasitas 3 Ton
3 (tiga) unit Forklift Merk Patria
Kapasitas 5 Ton
Pembukuan pencatatan BPYBDS
c) Bersumber dari Kementerian Perhubungan
1 (satu) unit Kapal Tunda Krueng Geukueh
di Lhokseumawe
Jumlah II
26.780.218.098
111.755.916.733
26.780.218.098
111.755.916.733
Jumlah (I + II)
Jumlah
538.812.899.239
538.812.899.239
538.812.899.239
538.812.899.239
55
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dermaga dan Fasilitas Pelabuhan Dumai Phase III
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Dumai Nomor
KN.38/2/20/DJPL-11 tanggal 29 Maret 2011 perihal penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia
kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), maka pada tahun 2011 terdapat penambahan aset dengan nilai
penyerahan sebagai berikut:
DalamRupiah(Rp)
Dalam Dolar Amerika Serikat (USD)
Dalam Yen Jepang (¥)
:
:
:
349.273.056.206
2.905.914
474.296.987
Nilai penyerahan dalam mata uang asing sebagaimana tersebut di atas dikonversi ke dalam mata uang rupiah
dengan kurs buku Perusahaan pada bulan April 2011 sebesar Rp8.900/ USD 1 (¥ 100 ekuivalen dengan
USD 1,23) sehingga nilai penyerahan BPYBDS menjadi Rp427.056.982.506.
Dermaga Dumai phase III sudah digunakan secara komersil sejak tahun 2012, pada tanggal 31 Desember
2013 disajikan sebagai aset dalam penyelesaian, dan per tanggal 31 Desember 2014 telah dilakukan
reklasifikasi ke dalam aset tetap - bangunan dan prasarana (catatan 13).
Tambahan Aset Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) tahun 2013
Penambahan aset BPYBDS Terdiri dari 2 (dua) unit Kapal Tunda di Cabang Pelabuhan Malahayati dan
Lhokseumawe, Forklift 3 (tiga) ton dan 5 (lima) ton di Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli dan Malahayati,
Dermaga dan Fasilitas di Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli. Sudah diusulkan kepada Kementerian Teknis
pada tanggal 19 Nopember 2013 dan diriviu oleh BPKP pada tanggal 14 Agustus 2013 dan 02 Desember
2013.
27. PEMBAGIAN LABA DAN CADANGAN UMUM
30-Jun-17
Penyisihan untuk cadangan umum
Pembagian dividen tunai
Dana untuk PKBL
Jumlah
513.521.829.177
220.081.000.000
733.602.829.177
31-Des-16
595.121.937.267
105.275.000.000
700.396.937.267
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Tuti
Sumarni, S.H. No. 01 tanggal 08 Mei 2017 ditetapkan penggunaan laba bersih perusahaan 2016 sebagai
berikut:
a. Dividen sebesar 30% atau Rp220.081.000.000.
b. Cadangan sebesar 70% atau Rp513.521.829.177.
Laba bersih Perusahaan tahun 2015 sebesar Rp700.396.937.267, Perusahaan menetapkan besaran Dana
untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2016 sebesar Rp12.000.000.000 (dua
belas milyar Rupiah) dihitung equivalen ±2% dari laba bersih tahun 2015, yang sumber dananya diambil dari
beban Perusahaan serta sisa saldo dana PKBL dari rangkaian tahun sebelumnya.
56
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS ASET BERSIH DAN LABA BERSIH ENTITAS ANAK
Kepentingan non pengendali atas aset bersih dan atas laba/(rugi) bersih entitas anak yang dikonsolidasikan
adalah sebagai berikut:
30-Jun-17
31-Des-16
Kepentingan non pengendali atas aset bersih
entitas anak:
Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha
Peti Kemas Kotamadya Medan
PT Prima Multi Terminal
Koperasi Karyawan Kantor Pusat
PT. Pelabuhan Indonesia I Medan
Jumlah
966.005.752
41.145.297.601
829.771.274
40.466.953.288
166.466.078
42.277.769.431
160.012.977
41.456.737.539
Kepentingan non pengendali atas laba/(rugi)
bersih entitas anak:
Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha
Peti Kemas Kotamadya Medan
PT Prima Multi Terminal
Koperasi Karyawan Kantor Pusat
PT. Pelabuhan Indonesia I Medan
Jumlah
136.234.478
678.344.313
135.165.637
(435.550.681)
6.453.101
821.031.892
12.977
(300.372.067)
29. PENDAPATAN USAHA
30-Jun-17
Pelayanan terminal petikemas
Pelayanan kapal
Pelayanan khusus/duks
Pelayanan barang
Pendapatan terminal
Pendapatan sewa, air, dan listrik
Pendapatan KSMU
Pelayanan unit depo peti kemas
Pelayanan rumah sakit
Pelayanan usaha galangan kapal
Pelayanan pengusahaan alat
Lain-lain
Jumlah
561.450.217.391
171.989.676.597
151.286.611.497
145.377.680.509
75.652.688.788
69.964.189.251
36.625.022.473
35.475.517.216
11.000.413.576
344.558.236
954.319.338
39.423.428.741
1.299.544.323.613
30-Jun-16
512.665.454.087
144.480.473.420
136.360.183.370
142.184.503.019
64.297.027.603
53.273.399.317
37.418.559.378
23.093.746.534
10.473.581.692
2.130.961.010
595.056.444
34.778.329.264
1.161.751.275.138
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan pas pelabuhan, pendapatan sharing bongkar muat dan
pendapatan sharing persewaan tanah.
Untuk pendapatan dengan pihak-pihak berelasi lihat catatan 38.
57
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. BEBAN PEGAWAI
Beban pegawai sebesar Rp196.721.311.626 dan Rp176.841.810.677 untuk masing-masing 30 Juni 2017
dan 30 Juni 2016 merupakan beban penghasilan merit pegawai, beban tunjangan pegawai, beban lembur,
beban bonus dan beban pegawai lainnya.
31. BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
30-Jun-17
Penyusutan aset tetap
Penyusutan properti investasi
Amortisasi aset tidak berwujud
Amortisasi beban ditangguhkan
Jumlah
123.490.950
105.192.305.999
15.217.486.520
120.533.283.469
30-Jun-16
94.483.116.957
162.001.802
3.793.797.543
2.362.374.130
100.801.290.432
32. BEBAN BAHAN
Beban bahan sebesar Rp71.729.005.240 dan Rp63.827.319.259 untuk masing-masing periode 30 Juni 2017
dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban bahan bakar, pelumas, listrik dan air.
33. BEBAN SEWA
Beban sewa sebesar Rp153.399.889.451 dan 278.431.439.829 untuk masing-masing periode 30 Juni 2017
dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban sewa alat-alat fasilitas pelabuhan, kapal dan kendaraan.
34. BEBAN UMUM
Pengembangan usaha
Pajak bumi dan bangunan
Perjalanan dinas
Keamanan pelabuhan
Promosi/pemasaran
Perawatan kesehatan pegawai aktif
Konsultan
Pendidikan dan latihan
Penyisihan piutang
Iklan
Pakaian dinas
Olahraga dan kesenian
Pakaian kerja
Bantuan sosial
Pajak kendaraan
Perjalanan pindah/mutasi
Survei
Ganti rugi
Lainnya
Jumlah
58
30-Jun-17
30-Jun-16
3.195.265.232
12.243.471.369
10.476.739.318
7.551.106.668
8.876.240.600
4.878.574.039
112.000.000
4.079.249.482
1.067.300.059
1.610.292.894
3.048.071.962
856.514.500
571.046.200
349.858.750
490.513.832
205.165.658
35.159.500
23.920.616.504
83.567.186.567
1.227.710.634
14.709.912.035
10.522.567.660
6.275.941.810
4.846.665.826
3.254.318.622
327.847.000
3.128.241.024
1.128.188.407
3.581.678.998
496.923.612
219.488.166
320.726.750
659.622.685
420.593.450
5.810.000
13.253.895.958
64.380.132.637
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. BEBAN PEMELIHARAAN
Beban pemeliharaan sebesar Rp 31.818.139.633 dan Rp45.538.988.951 untuk masing-masing periode 30
Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban pemeliharaan bangunan fasilitas pelabuhan, kapal,
jalan, alat-alat fasilitas pelabuhan, peralatan, dan kendaraan.
36. BEBAN ADMINISTRASI KANTOR
Beban administrasi kantor sebesar Rp 15.691.591.159 dan Rp15.027.214.262 untuk masing- masing periode
30 Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban alat tulis kantor, cetak dan fotocopy, jasa kirim
paket, beban rumah tangga, dan beban penanganan perkara.
37. BEBAN ASURANSI
Beban asuransi sebesar Rp19.379.619.977 dan 31.383.137.999 untuk masing- masing periode 30 Juni 2017
dan periode 30 Juni 2016merupakan beban asuransi bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas
pelabuhan, peralatan, kendaraan dan beban asuransi tenaga kerja.
38. PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan lain-lain:
Laba penjualan aset tetap
Pendapatan atas denda
Pendapatan administrasi
Pendapatan klaim asuransi
Pendapatan di luar usaha lainnya
Jumlah
30-Jun-17
30-Jun-16
716.403.268
72.710.929
11.455.978.826
12.245.093.023
590.769.600
856.634.904
150.263.080
4.275.000.000
10.152.046.985
16.024.714.569
Pendapatan di luar usaha lainnya sampai dengan Juni 2017 antara lain merupakan penerimaan dari
pemanfaatan atas aset tanah, bangunan dan peralatan, penerimaan klaim asuransi Jasindo, koreksi
pembukuan pendapatan labuh tambat dan koreksi uang titipan.
30-Jun-17
Beban lain-lain:
Biaya denda dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP)
Pengobatan pensiun
Penurunan nilai aset
Fee konsesi
Beban/Rugi penjualan aset/ persediaan
Biaya Operasional KBL
Beban di luar usahanya lainnya
Jumlah
(14.410.126.199)
(4.224.063.265)
(326.590.375)
(17.026.275.924)
(12.440.834.980)
(7.589.500.760)
(56.017.391.503)
30-Jun-16
(12.315.797.922)
(3.965.824.739)
(13.338.731.464)
(2.909.020.842)
(12.412.397.890)
(6.258.198.781)
(51.199.971.638)
Beban di luar usaha lainnya diantaranya, merupakan pencatatan pembebanan biaya Sektap, biaya penjualan
jasa kapal nasional Pertamina Trans Kontinental, penyesuaian pencatatan atas penghapusbukuan aset
59
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
tetap, penyesuaian pembukuan biaya penyusutan (bea masuk impor), dan penyesuaian pembukuan
pencatatan tagihan PNBP.
39. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI
Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang melakukan transaksi-transaksi dengan
pihak berelasi adalah sebagai berikut:
30-Jun-17
31-Des-16
Penjualan:
PT Pertamina
PT Sarana Argo Nusantara
PT Arun NGL
PT Pupuk Sriwijaya Palembang
PT Semen Padang
PT Pelayaran Nasional Indonesia
PT Bahtera Adhiguna
PT Banda Graha Reksa
PT Perkebunan Nusantara III
PT A.S.D.P
PT Telekomunikasi Seluler Tbk.
PT Perkebunan Nusantara IV
PT Sarana Bandar Nasional
PT Pupuk Iskandar Muda
PT Jasa Prima Logistik Bulog
PT Waskita Karya
PT Adhi Karya
PT Wijaya Karya
PT Djakarta LLYOD
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Balai Diklat Belawan
PT Varuna Tirta Prakarsa
PT Lafarge Cement Indonesia
PT Adhiguna Putra
PT Pengerukan Indonesia
Jumlah penjualan
Persentase terhadap jumlah penjualan
23.443.493.356
8.964.206.582
3.398.043.050
9.371.292.490
5.048.692.884
2.376.995.689
1.805.142.990
14.417.623.802
68.459.958
193.330.894
6.599.500
258.295.540
572.831.097
18.327.000
9.099.502
37.172.658
73.134.178
211.384.689
1.099.500
3.173.456.054
73.448.681.413
5,65%
60
137.433.030.491
10.210.564.670
7.397.890.112
6.358.366.513
5.854.585.889
5.416.961.151
2.544.977.595
1.680.042.820
1.438.886.862
485.937.395
374.794.439
329.133.168
232.421.347
231.012.333
180.930.180
148.529.113
134.254.068
128.309.816
96.631.909
84.980.895
69.391.882
41.319.311
180.872.951.959
15,57%
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo pada pihak berelasi adalah sebagai berikut:
30-Jun-17
Bank:
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Sub jumlah
165.219.712.678
238.029.108.271
158.076.562.048
561.325.382.997
156.193.367.961
54.912.903.732
243.791.247.404
454.897.519.097
1.036.371.678
40.700.778.094
352.758.753
42.089.908.525
603.415.291.522
698.669.450
2.872.115.539
132.194.924
3.702.979.913
458.600.499.010
30-Jun-17
Deposito Berjangka:
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Tabungan Negara
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
31-Des-16
31-Des-16
537.386.773.719
298.265.529.439
220.476.518.568
62.189.507.664
1.118.318.329.390
633.126.890.425
252.663.375.012
402.688.574.088
62.189.507.664
1.350.668.347.189
168.029.300.000
67.000.000.000
Sub jumlah
235.029.300.000
1.353.347.629.390
206.242.600.000
67.180.000.000
273.422.600.000
1.624.090.947.189
Jumlah bank dan deposito berjangka
Persentase terhadap jumlah aset
1.956.762.920.912
27,15%
2.082.691.446.199
28,52%
30-Jun-17
Piutang usaha:
Rupiah
PT Pertamina Trans Kontinental
PT Pertamina UPPDN I
PT Arun NGL
PT Pertamina (Persero)
PT Pelni (Persero)
PT Telekomunikasi Selular Tbk.
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
dibawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Dolar Amerika Serikat
PT Pelni (Persero)
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
dibawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
Jumlah piutang usaha
Persentase terhadap jumlah aset
61
31-Des-16
7.997.622.881
3.628.418.327
2.629.657.107
3.479.417.106
1.202.312.242
-
11.218.473.988
3.705.638.499
1.906.808.930
1.775.166.671
617.259.681
349.510.406
7.666.862.064
26.604.289.727
2.354.286.821
21.927.144.996
908.760.262
911.201.707
288.804.974
1.197.565.236
289.580.868
1.200.782.575
27.801.854.963
0,39%
23.127.927.571
0,32%
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30-Jun-17
Piutang lain-lain:
PT Prima Multi Terminal
Havenbedrijf Rotterdam N.V.
PT Pengerukan Indonesia (Persero)
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Jumlah piutang lain-lain
Persentase terhadap jumlah aset
31-Des-16
4.550.000.000
40.000.000.000
20.347.553.951
4.550.000.000
2.106.129.902
6.656.129.902
0,09%
399.262.718
65.296.816.669
0,89%
30-Jun-17
Utang usaha:
Rupiah
PT Wijaya Karya (Persero)
PT Hutama Karya (Persero)
PT Brantas Abipraya (Persero)
PT Nindya Karya (Persero)
Perusahaan Galangan Kapal
PT Adhi Karya (Persero), Tbk.
PT Prima Indoesia Logistik
PT Virama Karya (Persero)
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.
PT Danareksa Sekuritas
PT Sucofindo (Persero)
PT Wahana Adidaya Pertiwi
PT Arkananta Indonesia
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp 1.000.000.000)
31-Des-16
176.873.193.014
91.430.336.409
66.209.897.652
30.560.811.595
27.875.179.530
20.822.478.567
7.179.274.112
8.038.145.500
2.889.431.150
847.600.000
1.593.275.908
-
176.873.193.014
91.430.336.409
66.209.897.652
30.560.811.595
28.099.110.030
20.822.478.567
19.733.476.316
8.730.375.500
7.281.447.301
2.119.000.000
1.745.165.907
-
Dolar Amerika Serikat
PT Sucofindo (Persero)
Sub jumlah
Utang Kerjasama Mitra Usaha
Rupiah
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Lain-Lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000)
Sub jumlah
7.995.907.251
442.315.530.688
5.134.181.956
458.739.474.247
294.323.574
442.609.854.262
294.323.574
459.033.797.821
1.837.367.281
-
Jumlah utang usaha
Persentase terhadap jumlah liabilitas
442.609.854.262
15,98%
62
304.158.906
2.141.526.187
461.175.324.008
15,37%
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30-Jun-17
Utang lain-lain:
PT Prima Terminal Petikemas
Jumlah utang lain-lain
Persentase terhadap jumlah liabilitas
31-Des-16
0,00%
Utang bank:
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Jumlah utang bank
Persentase terhadap jumlah liabilitas
77.501.000.000
77.501.000.000
2,58%
30-Jun-17
31-Des-16
72.583.056.564
11.080.643.725
10.049.959.981
93.713.660.270
72.583.056.564
27.299.959.981
99.883.016.545
93.713.660.270
3,38%
99.883.016.545
3,33%
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Pihak-pihak yang berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
PT Bank Tabungan Negara
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Bank,
Deposito berjangka,
Utang bank
Bank,
Deposito berjangka,
Utang bank
Bank,
Deposito berjangka,
Utang bank
Deposito berjangka
PT Pertamina Trans Kontinental
PT Arun NGL
PT Pertamina (Persero)
PT Pelni (Persero)
PT Telekomunikasi Selular Tbk.
PT Pengerukan Indonesia (Persero)
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
63
Piutang usaha,
Pendapatan
Piutang usaha,
Pendapatan
Piutang usaha,
Utang usaha,
Pendapatan
Piutang usaha,
Pendapatan
Piutang usaha,
Pendapatan
Piutang usaha,
Piutang lain-lain,
Utang usaha
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Prima Multi Terminal
PT Wijaya Karya (Persero)
PT Brantas Abipraya (Persero)
PT Hutama Karya
Perusahaan Galangan Kapal
PT Arkindo
PT Sucofindo (Persero)
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero),
Tbk.
PT Prima Terminal Petikemas
Ventura bersama
perusahaan
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Entitas berelasi dengan
Pemerintah Indonesia
Ventura bersama
perusahaan
Piutang lain-lain
Utang usaha
Utang usaha
Piutang lain-lain,
Utang usaha
Utang usaha
Utang usaha
Utang usaha
Piutang usaha,
Pendapatan
Piutang lain-lain,
Utang lain-lain
40. SEGMEN OPERASI
Manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan pada laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang
digunakan dalam mengambil keputusan strategis, Direksi mempertimbangkan operasi bisnis dari perspektif
jenis bisnis dan geografis. Transaksi seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi, informasi menurut
segmen sebagai berikut:
a. Pendapatan usaha berdasarkan kegiatan utama
30-Jun-17
Sumatera Utara
Pelayanan terminal petikemas
Jasa kepelabuhan
Pelayanan rumah sakit
Depo petikemas
Usaha galangan kapal
Aceh
Jasa kepelabuhan
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan
Pelayanan terminal petikemas
Depo petikemas
Jumlah
64
30-Jun-16
547.176.806.519
296.586.315.215
11.000.413.576
31.691.243.308
344.558.236
16.656.204.937
501.824.722.250
284.937.054.657
10.473.581.692
20.649.542.916
2.130.961.010
358.212.530.445
34.091.977.469
3.784.273.908
1.299.544.323.613
296.853.899.618
28.696.693.066
2.444.203.618
1.161.751.275.138
13.740.616.311
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Laba usaha sebelum pajak berdasarkan kegiatan utama
Laba usaha sebelum pajak dihitung dengan mengurangkan pendapatan dengan beban usaha
30-Jun-17
30-Jun-16
Sumatera Utara
Pelayanan terminal petikemas
Jasa kepelabuhan
Depo terminal petikemas
Pelayanan rumah sakit
Usaha galangan kapal
Kantor pusat
Aceh
Jasa kepelabuhan
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan
Pelayanan terminal petikemas
Jumlah
366.692.282.504
149.878.785.641
13.623.447.807
645.310.148
(3.004.635.515)
(230.768.466.072)
328.223.873.827
125.534.491.062
7.984.354.325
2.143.743.905
(842.173.593)
(142.203.309.085)
2.071.084.729
142.312.636
153.473.616.189
15.411.347.858
468.022.773.289
124.353.366.050
15.066.830.519
460.403.489.646
c. Jumlah aset berdasarkan kegiatan utama
30-Jun-17
Sumatera Utara
Kantor pusat
Pelayanan terminal petikemas
Jasa kepelabuhan
Depo terminal petikemas
Usaha galangan kapal
Pelayanan rumah sakit
Aceh
Jasa kepelabuhan
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan
Pelayanan terminal petikemas
Jumlah
65
30-Jun-16
3.912.516.665.132
810.905.505.625
550.602.147.222
60.711.291.975
54.720.199.470
5.410.000.626
3.434.625.995.409
810.977.302.093
505.844.737.739
20.222.649.117
52.320.133.012
19.051.954.770
173.128.947.298
130.330.863.286
1.455.849.987.670
183.636.971.823
7.207.481.716.841
1.267.375.924.927
162.274.706.010
6.403.024.266.363
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Jumlah liabilitas berdasarkan kegiatan utama
30-Jun-17
Sumatera Utara
Kantor pusat
Pelayanan terminal petikemas
Jasa kepelabuhan
Depo terminal petikemas
Usaha galangan kapal
Pelayanan rumah sakit
Aceh
Jasa kepelabuhan
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan
Pelayanan terminal petikemas
Jumlah
2.119.695.454.912
92.523.337.185
288.126.559.464
26.338.224.318
20.110.673.483
4.603.392.764
5.604.053.319
196.638.369.756
16.265.846.940
2.769.905.912.141
30-Jun-16
1.914.218.964.455
102.999.793.380
290.930.667.624
4.873.149.246
13.014.235.774
2.961.429.247
8.270.697.165
168.113.472.114
16.475.080.803
2.521.857.489.808
41. LABA KOMPREHENSIF PER SAHAM
Sampai dengan bulan Juni 2017, Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
untuk tujuan perhitungan laba komprehensif per saham adalah sebesar Rp356.480.893.382, sedangkan laba
per saham dasar pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sejumlah Rp209.212 per lembar saham.
42. PERIKATAN
a. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No.UM.58/41/18/P.I-04, tanggal 26 Nopember
2004 dengan PT Metito Indonesia untuk Kerjasama Operasi Pengusahaan Air Minum. Kerjasama ini
berlaku dari tanggal 01 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2021.
b. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No.B.XV-436/BLW-PP.24, tanggal 30 Agustus
2007 dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Dela Rohita untuk Kerjasama Penyediaan dan Pelayanan
Jasa Bunker Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pelabuhan Belawan. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 30
Agustus 2007 sampai dengan 29 Agustus 2025.
c. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No.B.VIII-373/BLW-US.13, tanggal 18 Juli
2012 dengan PT Indoterminal Belawan Perkasa untuk Maintenance Instalasi Rak dan Pipa serta Fasilitas
Pendukung Terminal Minyak Kelapa Sawit di Dermaga 105 dan 106 Pelabuhan Belawan. Kerjasama ini
berlaku dari tanggal 01 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2023.
d. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No. B.XV-306/BLW-US.12, tanggal 23 Mei
2016 dengan PT Multi Jaya Samudera untuk kerjasama Pelayanan Jasa Penundaan di Pelabuhan
Belawan. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 25 Mei 2016 sampai dengan 22 Mei 2017.
e. Pelabuhan Pekanbaru menandatangani perjanjian kerjasama No. B.VII-18/Pbr-US.15, tanggal 15
September 2016 dengan PT Pelayaran Cahaya Papua untuk kerjasama Pelayanan Jasa Penundaan
66
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kapal di Perairan Wajib Pandu Sei Siak Pekanbaru. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Juli 2016
sampai dengan 30 Juni 2017.
f. Pelabuhan Pekanbaru menandatangani perjanjian kerjasama No.B.IX-08/Pbr-US.14, tanggal 4 April 2016
dengan PT Hamparan Alam Baruna Indonesia untuk kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian
Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas di Terminal Petikemas Perawang Cabang Pelabuhan Pekanbaru.
Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 April 2016 sampai dengan 31 Maret 2017.
g. Pelabuhan Kuala Tanjung menandatangani perjanjian kerjasama No.B.VIII-13/KTG-US.13 tanggal
17
Januari 2013 dengan PT Inalum untuk kerjasama jasa kepelabuhanan kapal. Kerjasama ini berlaku dari
tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2018.
h. Pelabuhan Kuala Tanjung menandatangani perjanjian kerjasama No.B.VIII-12/KTG-US.13 tanggal 17
Januari 2013 dengan PT Multimas Nabati Asahan untuk kerjasama pembagian sharing air dan PBM
Dermaga untuk keperluan sendiri. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31
Desember 2018.
i. Pelabuhan Kuala Tanjung menandatangani perjanjian kerjasama No. 016/PKT/MNA/XII/2016 tanggal 28
Oktober 2016 dengan PT Multi Nabati Asahan tentang kerjasama Pelayanan Jasa Penundaan di
Pelabuhan Kuala Tanjung. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 November 2016 sampai dengan 2017.
j. Pelabuhan Dumai menandatangani perjanjian kerjasama No.UM.58/41/18/P.I-04 dan No.001/AGR/PIMI/04 tanggal 26 Nopember 2004 dengan PT Metito Indonesia untuk kerjasama operasi pelayanan air.
Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 April 2005 sampai dengan 31 Maret 2019.
k. Pelabuhan Dumai menandatangani perjanjian kerjasama No.B.XV-05/DUM/US-12 dan No.05/LEGALKID/1/2013 tanggal 15 Januari 2015 dengan PT Kawasan Industri Dumai untuk kerjasama pemanduan
dan penundaan di Tersus PTKID Dumai. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 15 Januari 2015 sampai
dengan 14 Januari 2018.
l. Pelabuhan Dumai menandatangani perjanjian kerjasama No. B.XV-10/Dum-US.15 dan
014/SPK/IBP/IX/2015 tanggal 09 September 2015 dengan PT Inti Benua Perkasatama untuk kerjasama
Operasi Pelayanan Jasa Kepelabuhanan pada Terminal Khusus (Tersus) di Lubuk Gaung Dumai.
Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 September 2015 sampai dengan 31 Agustus 2020.
m. Pelabuhan Batam menandatangani perjanjian kerjasama No. US.12/1/3/BTM-16.TU tanggal 10
November 2016 dengan PT Maxsteer Dyrynusa Perdana untuk kerjasama Pengelolaan dan
Pengoperasian Ship Transit Anchorage Area di Perairan Nipah. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 11
November 2016 sampai dengan 10 November 2018.
n. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No. US.15/2/6/TBK-16 dan
448/OSCT/SK/VI/16 tanggal 09 Mei 2016 dengan PT Oil Spill Combat Team (OSCT) untuk kerjasama
Pelayanan Jasa Oil Spill Response (OSR). Kerjasama ini berlaku dari tanggal 09 Mei 2016 sampai
dengan 08 Mei 2017.
o. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No.US.15/1/15/TBK-16 tanggal
29 Februari 2016 dengan PT Karya Karimun Mandiri untuk kerjasama pas Masuk Terminal Penumpang
67
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam Negeri di Pelabuhan TBK. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2016 sampai dengan 31
Desember 2016.
p. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No. US.15/1/14/TBK-16 tanggal
29 Februari 2016 dengan PT Karya Karimun Mandiri untuk kerjasama pas Masuk Terminal Penumpang
Luar Negeri di Pelabuhan TBK. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2016 sampai dengan 31
Desember 2016.
q. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No.US.58/13/21/PI-15 tanggal
08 Januari 2015 dengan PT Oiltanking Indonesia untuk Kerjasama Pemanduandan Penundaan di TUKS
Oiltanking. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 08 Januari 2015 sampai dengan 07 Januari 2018.
r. Pelabuhan Tanjung Pinang menandatangani perjanjian kerjasama No.US.11/1/1/TPI-16.TU tanggal 22
Maret 2016 dengan CV Tirta Rizki untuk kerjasama Pelayanan Air Kapaldi Pelabuhan Sei Kolak
Kijang.Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 April 2016 sampai dengan 31 Maret 2017.
43. PERISTIWA HUKUM
a. T. Aswandin menggugat Kantor Pertanahan Kota Medan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
dengan registrasi perkara No.43/TUN/2009/PTUN-MDN tanggal 18 Mei 2009 atas perbuatan Kantor
Pertanahan Kota Medan yang menolak permohonan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah seluas
±66.800 m2 yang terletak di Jalan Bagan Deli, Kelurahan Bagan Deli, tanah seluas ±7.100 m2 yang terletak
di Jalan Pelabuhan Kelurahan Belawan II, dan tanah seluas 10 Ha yang terletak di Jalan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan Propinsi Sumatera Utara, atas nama T. Aswandin, karena tanah
yang dimohonkan penerbitan sertifikatnya atas nama T. Aswandin tersebut merupakan bagian sertifikat
HPL No. 1 Belawan I tanggal 03 Maret 1993 atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Atas gugatan
tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), masuk sebagai Tergugat Intervensi dan saat ini perkara
telah diputus oleh Mahkamah Agung sesuai surat pemberitahuan putusan Peninjauan Kembali No.
43/G/2009/PTUN-Mdn jo. No. 37/PK/TUN/2013 tanggal18 Juni 2014 yang putusannya menyatakan
menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali (PT Pelindo I). Atas
putusan tersebut, PT Pelindo I (Persero) telah membuat surat penolakan eksekusi ke Kepala Kantor
Pertanahan Kota Medan sesuai surat No. HK.45/1/12/PI-14 tanggal 30 Juni 2014 tentang Penolakan
Eksekusi Perkara Tata Usaha Negara Medan No. 43/G/2009/PTUN-Mdn.
b. Nurhayati Asmar, dan kawan-kawan mengajukan gugatan terhadap PT Pelabuhan IndonesiaI (Persero)
dengan registrasi perkara No. 07/Pdt.G/2000/PN-Dum tanggal 17 Pebruari 2000 karena PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) menguasai bidang-bidang tanah milik Nurhayati Asmar dan kawan-kawan seluas
1.839 m2 dan bangunan seluas 1832,34 m2 yang terletak di RT.03 RW.04 Kelurahan Buluh Kasap
Kecamatan Dumai Timur dengan gugatan ganti rugi tambahan sebesar Rp841.151.683. Saat ini perkara
masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
c. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Penggugat mengajukan gugatan baru terhadap ahli waris alm.
Ali Umar dengan registrasi perkara No. 232/Pdt.G/2011/PN.Mdn tanggal 4 Mei 2011, dengan inti gugatan
menyatakan bahwa sah dan berharga surat jual beli tanah yang dibuat di antara PT Pelindo I dengan Alm.
Muhammad Ali Umar atas sebidang tanah seluas 20.028 m2 yang terletak di km 20 Medan - Belawan
Labuhan Deli Lingkungan X B Pekan Labuhan Kecamatan Medan Belawan dan pembayaran Jual beli
atas tanah tersebut telah lunas. Saat ini telah relaas pemberitahuan putusan Kasasi No. 1430 K/Pdt/2014
yang menyatakan menolak permohonan kasasi PT Pelindo 1 (Persero).
68
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Hafizham menggugat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Tergugat I dan Kepala Kantor
Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat II dengan registrasi perkara No.561/Pdt.G /2011/PN.Mdn
tanggal 06 Nopember 2011 di Pengadilan Negeri Medan atas kepemilikan tanah seluas ± 10 Ha (yang
dikenal dengan tanah Pantai Anjing) yang merupakan bagian HPL No.1/Belawan I tanggal 03 Maret 1993
atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) di Belawan. Putusan Pengadilan Negeri tanggal 05 Juni
2012, antara lain:
- Menyatakan Penggugat sebagai pemilik sah dari tanah sengketa;
- Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Sertipikat Hak Pengelolaan No.1/Belawan I atas
nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero);
Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melakukan upaya hukum
Banding ke Pengadilan Tinggi Medan. Pada 05 Juni 2013 Pengadilan Tinggi Medan memutuskan perkara
ini dengan No. 375/PDT/2013/PT.MDN, yang amarnya antara lain:
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 05 Juni 2012 Nomor
561/Pdt.G/2011/PN.Mdn;
- Menyatakan Gugatan Penggugat (Terbanding) tidak dapat diterima (Niet Ont Van Kelijke Verklaard).
Atas putusan Banding ini, M. Hafizham mengajukan upaya hukum kasasi dan telah keluar putusan
Mahkamah Agung No. 2843 K/Pdt/2013 tanggal 19 Maret 2014 yang putusannya menyatakan
mengabulkan permohonan M. Hafizham.
Atas putusan Kasasi ini, PT Pelindo I mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, dan telah keluar
putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 227 PK/PDT/2015 yang putusannnya menyatakan mengabulkan
permohonan PK PT Pelindo I (Persero) dan membatalkan putusan PN Medan. Sehingga perkara perdata
tersebut telah berkekuatan hukum tetap dan telah selesai.
e. Gunawan Lusman selaku Penggugat mengajukan gugatan Tata Usaha Negara karena yang
bersangkutan tidak dapat mengurus sertifikat hak milik atas tanahnya, dengan register perkara No.
59/G.TUN/2007/PTUN-Mdn dimana Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat dan PT
Pelindo I (Persero) masuk dalam perkara ini selaku Tergugat Intervensi karena objek gugatan yakni tanah
seluas ± 6,3 Ha yang terletak di Pelabuhan Belawan dan merupakan bagian dari Sertifikat HPL
No.1/Belawan I. Dasar gugatannya adalah 7 (tujuh) Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
(SPMHAT) yang dibuat oleh M. Hafizham selaku Penjual dengan Gunawan Lusman selaku Pembeli
dihadapan Camat Medan Belawan. Inti gugatannya adalah menggugat Kepala Kantor Pertanahan Kota
Medan untuk melakukan pembatalan Sertifikat HPL No. 1/1993 di Pelabuhan Belawan khusus tanah
seluas sekitar 63.000 m2. Putusan PTUN Medan No. 59/G.TUN/2007/PTUN-Mdn tanggal 06 Desember
2007 adalah batal dan mencabut sertifikat Hak Pengelolaan (HPL) No. 1 Belawan I tertanggal 03 Maret
1993 a.n PT Pelindo I (Persero) khusus terhadap tanah Penggugat seluas sekitar 6,3 Ha dan
memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan untuk mencabut Sertifikat HPL No.1 Belawan I
tanggal 03 Maret 1993 a.n PT Pelindo I (Persero) khusus terhadap tanah Penggugat seluas sekitar 6,3
Ha, dimana putusan ini telah dikuatkan sampai dengan tingkat Peninjauan Kembali oleh MA RI, sesuai
putusan Banding No. 12/BDG/2008/PT.TUN-MDN tanggal 15 April 2008, Kasasi MA RI No. 248
K/TUN/2008 tanggal 3 Februari 2009 dan Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/TUN/2009
tanggal 13 Januari 2010.
Pada tanggal 23 Oktober 2015 Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Utara mengirimkan surat
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI No. 1393/19-12.600/X/2015 perihal Pelaksanaan
Putusan Pengadilan yang telah memiliki Kekuatan Hukum Tetap. Untuk menolak pelaksanaan putusan
dimaksud PT Pelindo I (Persero) telah mengirimkan surat kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
69
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BPN RI No. HK. 45/4/7/PI-15 tanggal 14 Desember 2015 perihal Penolakan Pembatalan Sertifikat HPL
No.1 Belawan I Khusus terhadap tanah seluas sekitar 6,3 Ha atas Putusan PTUN Medan.
M. Hafizham dan kawan-kawan membuat dan menggunakan surat yang diduga palsu berupa 7(tujuh)
buah SPMHAT yang dikeluarkan oleh Camat Medan Belawan atas tanah seluas sekitar 6,3 Ha, dimana 7
(tujuh) SPMHAT tersebut digunakan oleh M. Hafizham mengajukan gugatan Perdata atas tanah seluas
10 Ha di PN Medan dan oleh Gunawan Lusman di PTUN Medan atas tanah seluas sekitar 6,3 Ha. PT
Pelindo I (Persero) telah melaporkan M. Hafizham dan Gunawan Lusman kepada Direskrimum Polda
Sumatera Utara atas dugaan tindak pidana membuat surat palsu atau menggunakan surat palsu dan atau
menjual tanah di atas tanah yang sudah bersertifikat sebagaimana pasal 263 ayat (1) dan (2) dan/atau
pasal 385 KUH Pidana, sesuai LaporanPidanaNo.LP/796/VII/2014/SPKT “I” tanggal 07 Juli 2014 dan
sesuai surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) tanggal 22 Desember 2015 M.
Hafizham, dkk telah ditetapkan sebagai tersangka dan penetapan M. Hafizham masuk sebagai Daftar
Pencarian Orang (DPO) sesuai Daftar Pencarian Orang No. DPO/258/XII/2015/Ditreskrimum dan saat ini
menunggu pelimpahan berkas kembali dari Penyidik Polda Sumut kepada Penyidik Kejaksaan Tinggi
Sumut. Saat ini PT Pelindo I (Persero) melalui kuasa hukum sedang mengajukan Peninjauan Kembali
atas Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/TUN/2009 tanggal 13 Januari 2010 sesuai akta
Peninjauan Kembali tertanggal 21 September 2016.
e. CV SAA Inti Karya Tehnik melalui kuasanya Abraham Law Firm mengajukan gugatan di Pengadilan
Negeri Medan yang terdaftar dengan register perkara No. 256/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 18 Mei 2016
terkait PT Pelindo I (Persero) dianggap melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menimbulkan
kerugian atas pemotongan Plat Deck seberat 8.528,99 kg sehingga total kerugian yang harus dibayar PT
Pelindo I (Persero) sebesar Rp505.107.690. Putusan pengadilan Negeri Medan tanggal 14 Nopember
2016 menyatakan:
- Mengabulkan gugatan CV SAA Inti Karya Tehnik untuk sebagian;
- Menyatakan PT Pelindo I telah melakukan perbuatan melawan hukum;
- Menghukum PT Pelindo I untuk mengembalikan DP kepada CV SAA Inti Karya Tehnik sebesar
Rp186.209.000.
Saat ini PT Pelindo I sedang mengajukan Banding atas putusan PN Medan sesuai akta banding No.
170/2016 tanggal 23 Nopember 2016.
Manajemen berkeyakinan bahwa peristiwa hukum tidak berdampak material pada laporan keuangan
Perusahaan.
44. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Jun-17
USD
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Liabilitas
Utang usaha
Utang lain-lain
Aset (Liabilitas) bersih dalam
mata uang asing
70
Rupiah Equivalen
20.683.686
1.019.888
21.703.574
277.161.386.095
13.666.494.141
290.827.880.236
1.466.872
108.041
1.574.913
19.656.091.466
1.447.744.196
21.103.835.662
20.128.661
269.724.044.574
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2016
USD
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pendapatan yang masih harus diterima
Liabilitas
Utang bank jangka pendek
Utang bank jangka panjang
Utang usaha
Utang lain-lain
Aset (Liabilitas) bersih dalam
mata uang asing
Rupiah Equivalen
20.628.818
1.084.693
8.383
21.721.894
277.168.803.389
14.573.933.300
112.627.622
291.855.364.311
1.494.833
103.298
1.598.131
20.084.572.697
1.387.908.788
21.472.481.485
20.123.763
270.382.882.826
45. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (MANAJEMEN RISIKO)
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko keuangan,
termasuk dampak perubahan nilai tukar mata uang asing. Program manajemen risiko yang dimiliki
Perusahaan ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk
meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan. Beberapa risiko yang
dihadapi oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko perubahan nilai wajar arus kas di masa mendatang dari suatu
instrumen keuangan yang berfluktuasi sebagai akibat perubahan nilai tukar mata uang asing yang digunakan
oleh Perusahaan. Eksposur Perusahaan terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari kas dan setara
kas, dan utang bank dalam mata uang asing.
Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2016 terdapat aset dalam mata
uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD21.713.511 dengan kurs buku Rp13.436/Dolar AS, sedangkan
liabilitas sebesar USD1.598.131, apabila dibandingkan antara aset dan liabilitas pada saat tanggal penerbitan
laporan keuangan audited tahun 2016 (3 Februari 2017 kurs BI Rp13.362/Dolar AS) terdapat pengurangan
rugi selisih kurs sebesar Rp1.488.538.120.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga atas arus kas merupakan suatu risiko dimana arus kas masa mendatang suatu instrumen
keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur yang ada saat ini terutama
berasal dari utang bank dalam mata uang asing dengan suku bunga mengambang. Pinjaman dengan suku
bunga mengambang menimbulkan risiko arus kas.
Manajemen Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal untuk lindung nilai atas risiko suku bunga.
Kebijakan yang diambil oleh Manajemen dalam mengantisipasi risiko suku bunga adalah dengan melakukan
evaluasi secara periodik perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang sejalan dengan
71
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
perubahan suku bunga yang relevan di pasar. Manajemen juga melakukan survei di perbankan untuk
mendapatkan perkiraan mengenai suku bunga yang relevan.
Perusahaan memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan campuran yang
sesuai atas tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Di samping itu, suku bunga bank di
dalam perjanjian ditetapkan berdasarkan angka JIBOR plus margin untuk rupiah dan SIBOR plus margin
untuk valuta asing.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak
lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko
kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Perusahaan memiliki risiko kredit yang terutama berasal dari simpanan di bank, piutang usaha, pendapatan
yang masih harus diterima, piutang lain-lain, dan aset lancar lainnya.
Manajemen mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan usaha dengan pihak lain yang memiliki
kredibilitas, dan menerapkan cash management system pada operasional pelabuhan serta melakukan
pemantauan atas posisi piutang pelanggan secara teratur. Perusahaan meminimalkan risiko kredit aset
keuangan seperti simpanan di bank dengan memilih bank yang berkualitas untuk penempatan dana.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah suatu risiko yang dapat terjadi dimana pendapatan jangka pendek tidak dapat
menutupi pengeluaran jangka pendek.
Mengingat kebutuhan dana Perusahaan saat ini cukup signifikan akibat dari meningkatnya aktivitas
pengembangan atau perluasan bisnis, maka dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan terus menerus
memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas agar memadai untuk membiayai kebutuhan operasional
Perusahaan.
Selain itu, Perusahaan juga secara rutin melakukan evaluasi proyeksi arus kas untuk mengatasi dampak dari
fluktuasi arus kas, termasuk jadwal jatuh tempo liabilitas jangka panjang, dan terus menelaah kondisi pasar
keuangan untuk inisiatif penempatan dan penggalangan dana yang meliputi pinjaman bank, penerbitan
ekuitas utang dan ekuitas pasar modal.
Perusahaan memiliki aset keuangan yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
Pengelolaan Modal
Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usaha serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya, dan mempertahankan struktur permodalan yang optimal untuk mengurangi
biaya modal.
Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur
modal dan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi
72
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, mempertimbangkan kebutuhan modal
di masa yang akan datang.
Perusahaan memonitor modal berdasarkan rasio pinjaman bank terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan
membagi total pinjaman bank dengan total modal. Modal terdiri dari seluruh komponen ekuitas yang ada
sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya
perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh
tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan
tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang
memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama.
Aset keuangan
Pinjaman dan
Piutang
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Uang muka
Jumlah
Liabilitas
Utang bank
Utang usaha
Utang lain-lain
Biaya masih harus
dibayar
Jumlah
Jun-17
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan
Diamortisasi
Nilai tercatat
Nilai wajar
2.109.850.763.474
186.725.370.405
33.226.489.202
26.238.093.218
2.356.040.716.299
-
2.109.850.763.474
186.725.370.405
33.226.489.202
26.238.093.218
2.356.040.716.299
2.109.850.763.474
186.725.370.405
33.226.489.202
26.238.093.218
2.356.040.716.299
908.948.326.484
41.916.716.689
93.713.660.270
-
93.713.660.270
908.948.326.484
41.916.716.689
93.713.660.270
908.948.326.484
41.916.716.689
180.130.410.795
1.130.995.453.968
93.713.660.270
180.130.410.795
1.224.709.114.238
180.130.410.795
1.224.709.114.238
73
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah
diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 26 Juli 2017.
74
Download