PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30-Jun-17 31-Des-16 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2d,2s,4 Piutang usaha - setelah dikurangi pencadangan penurunan nilai piutang sebesar Rp26.774.786.643 dan Rp26.803.903.203 pada 2017 dan 2016 2c,2e,2f,2t,5 Pendapatan yang masih harus diterima 2s,6 Piutang lain-lain 2c,2f,2s,7 Persediaan 2g,2n,8 Pajak dibayar di muka 2r,20a Aset lancar lainnya 2c,2h,9 JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Penyertaan pada entitas asosiasi Penyertaan pada pengendalian bersama entitas Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp4.763.123.617 dan Rp4.639.632.667 pada 2017 dan 2016 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.482.140.598.526 dan Rp. 1.394.213.292.567 pada 2017 dan 2016 Aset tak berwujud Aset tetap yang belum dimanfaatkan Aset pajak tangguhan Aset lain-lain JUMLAH ASET TIDAK LANCAR JUMLAH ASET 2.109.850.763.474 2.200.769.796.594 159.950.583.762 66.027.687.265 33.226.489.202 17.469.578.681 19.929.235.499 26.238.093.218 2.432.692.431.101 125.321.592.573 54.410.007.969 66.087.137.688 20.116.083.124 14.638.571.077 2.481.343.189.025 2i,10 43.910.111.498 44.426.032.784 2j,11 902.078.184.285 900.759.210.428 2k,12 35.592.725.183 8.849.841.133 3.673.216.865.004 83.571.721.241 23.935.009.251 1.516.114.323 10.968.554.955 4.774.789.285.740 3.750.634.523.627 80.451.824.082 23.935.009.251 10.951.679.929 4.820.008.121.234 7.207.481.716.841 7.301.351.310.259 2l,2n,2q,13 2m,14 2n,2x,15 16 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 1 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30-Jun-17 31-Des-16 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Utang lain-lain Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima di muka jangka pendek Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang obligasi Pendapatan diterima di muka jangka panjang Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas Imbalan kerja JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 2c,2f,2s,17 2c,2f,2s,18 2r,19b 2c,20 24 908.948.326.484 41.916.716.689 49.197.751.257 180.130.410.795 22.966.922.093 1.075.335.306.782 112.864.937.500 35.955.877.699 209.002.860.663 31.427.777.357 2c,2q,2s,21 40.830.643.725 1.243.990.771.043 47.000.000.000 1.511.586.760.001 2c,2q,2s,21 2c,2f,2o,22 24 2q,19 2t,23 52.883.016.545 996.116.769.764 251.306.242.777 50.837.516.282 174.771.595.730 1.525.915.141.098 52.883.016.545 995.770.735.699 236.963.533.712 49.321.401.959 153.649.951.025 1.488.588.638.940 2.769.905.912.141 3.000.175.398.941 1.700.000.000.000 1.700.000.000.000 2x,26 538.812.899.239 538.812.899.239 27 1.915.728.551.351 355.659.861.490 (114.903.276.811) 1.402.206.722.174 733.602.829.177 (114.903.276.811) 2b,28 4.395.298.035.269 42.277.769.431 4.437.575.804.700 4.259.719.173.779 41.456.737.539 4.301.175.911.318 538.812.899.239 7.301.351.310.259 JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham Modal dasar - 1.800.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh dan 1.700.000 saham pada 2017 dan 2016 Bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya (BPYBDS) Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Pengukuran kembali imbalan pasca kerja Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 25 7.207.481.716.841 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 2 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Pendapatan usaha 2p,29 Pendapatan lainnya Pendapatan bunga Laba (rugi) selisih kurs Beban pegawai Beban penyusutan dan amortisasi Beban bahan Beban sewa Beban kerjasama mitra usaha Beban umum Beban pemeliharaan Beban bunga dan administrasi bank Beban imbalan pasca kerja Beban administrasi kantor Beban asuransi Beban lainnya Laba penyertaan 2p,38 2p,30 2p,31 2p,32 2p,33 2w,29 2p,34 2p,35 2s 23 2p,36 2p,37 2p,38 1d,2i,2j,10,11 LABA SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan 2r,19c LABA TAHUN BERJALAN PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN Pengukuran kembali imbalan kerja LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali 2b,28 Laba per saham dasar 30-Jun-17 30-Jun-16 1.299.544.323.613 1.161.751.275.138 12.245.093.023 41.493.442.632 (708.202.126) (196.721.311.626) (120.533.283.469) (71.729.005.240) (153.399.889.451) (61.855.153.503) (83.567.186.567) (31.818.139.633) (49.695.113.252) (24.947.251.044) (15.691.591.159) (19.379.619.977) (56.017.391.503) 803.052.571 16.024.714.569 28.726.546.200 (5.109.423.222) (176.841.810.677) (100.801.290.432) (63.827.319.259) (110.773.037.660) (46.849.238.867) (64.380.132.637) (45.538.988.951) (17.289.179.987) (33.977.344.773) (15.027.214.262) (13.055.145.527) (51.199.971.638) (1.428.948.369) 468.022.773.289 460.403.489.646 (111.541.879.907) (111.541.879.907) (114.186.802.341) (114.186.802.341) 356.480.893.382 346.216.687.305 - - 356.480.893.382 346.216.687.305 355.659.861.490 821.031.892 356.480.893.382 346.434.014.833 (217.327.528) 346.216.687.305 209.212 203.785 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 3 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 6 (ENAM) BULAN YANG BERAKHIR PER 30 Juni 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya (BPYBDS) Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 807.084.784.907 700.396.937.267 - - - - - 346.434.014.833 346.434.014.833 - 346.434.014.833 346.434.014.833 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 595.121.937.267 - Saldo 30 Juni 2016 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 1.402.206.722.174 346.434.014.833 (107.718.081.087) 3.879.735.555.159 1.431.221.396 3.881.166.776.555 Saldo 31 Desember 2016 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 1.402.206.722.174 733.602.829.177 (114.903.276.811) 4.259.719.173.779 41.456.737.539 4.301.175.911.318 - - - - 355.659.861.490 355.659.861.490 - 355.659.861.490 355.659.861.490 821.031.892 821.031.892 356.480.893.382 356.480.893.382 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 513.521.829.177 - 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 1.915.728.551.351 Catatan Saldo 31 Desember 2015 Laba komprehensif tahun berjalan: Laba tahun berjalan Penghasilan komprehensif tahun berjalan Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Setoran modal kepentingan non pengendali 2b,29 Penambahan modal Pembagian laba tahun 2015: Dividen dan lainnya Cadangan umum Dana PKBL 28 28 28 Laba komprehensif tahun berjalan: Laba 6 (enam) bulan berjalan Penghasilan komprehensif tahun berjalan Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Setoran modal kepentingan non pengendali Pembayaran deviden kepentingan non pengendali Pembagian laba tahun 2016: Dividen dan lainnya Cadangan umum Dana PKBL Saldo 30 Juni 2017 2b,29 28 28 28 Saldo laba Ditentukan Belum ditentukan penggunaannya penggunaannya (105.275.000.000) (595.121.937.267) - (220.081.000.000) (513.521.829.177) 355.659.861.490 Pengukuran kembali imbalan pasca kerja (107.718.081.087) - (114.903.276.811) Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali 3.638.576.540.326 1.648.548.924 (105.275.000.000) - (220.081.000.000) 4.395.298.035.269 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 4 (217.327.528) (217.327.528) - 42.277.769.431 Jumlah 3.640.225.089.250 346.216.687.305 346.216.687.305 (105.275.000.000) - (220.081.000.000) 4.437.575.804.700 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan kas lain-lain Pembayaran kas ke pemasok, karyawan dan lainnya Pembayaran pajak penghasilan KAS BERSIH DIPEROLEH DARI AKTIVITAS OPERASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan investasi Penerimaan bunga Perolehan aset tetap dan properti investasi Penjualan aset tetap Pembayaran beban ditangguhkan KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI 2r,19c 2i,2j,10,11 2k,2l,12,13,15 2m,14 KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 1.254.106.934.553 2.835.353.160.885 (3.067.725.518.384) (187.955.576.703) (2.564.284.818.369) (184.150.389.900) 2c,2d,2s,4 1.341.024.887.169 (99.284.370.634) 41.493.442.632 (99.284.370.634) (3.673.414.985) 28.726.546.200 (99.793.171.130) 590.769.600 (250.048.750) (160.748.713.621) (70.725.904.080) (12.997.106.314) (10.091.005.340) (144.464.100.000) (17.253.083.043) - (220.081.000.000) (105.275.000.000) (243.169.111.654) (266.992.183.043) (90.919.033.120) SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS 30-Jun-16 1.358.737.375.651 2.209.942.511.591 312.998.792.155 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran utang bank Beban keuangan 2q Penambahan modal disetor pada entitas anak - non pengendali Penerbitan obligasi 2o,22 Pembayaran atas pembagian saldo laba: Dividen dan lainnya 27 KAS BERSIH DIPEROLEH DARI/ (DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS 30-Jun-17 1.003.306.800.046 2.200.769.796.594 1.479.384.440.740 2.109.850.763.474 2.482.691.240.786 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 5 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dahulu pada masa penjajahan Belanda adalah sebuah Perusahaan dengan nama “Haven Badrift”. Selanjutnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 Perusahaan berubah status menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1969 Jawatan Pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PNP. Pada periode tahun 1969 sampai dengan tahun 1983, PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusaha Pelabuhan dengan nama Badan Pengusahaan Pelabuhan disingkat BPP. Pada tahun 1983 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) dirubah menjadi Perseroan Umum Pelabuhan I disingkat Perumpel I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Desember 1992 dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8519.HT.01.01 tahun 1992 tertanggal 1 Juni 1992 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8612 tanggal 1 Nopember 1994, tambahan No. 87. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir berdasarkan akta notaris nomor 207 tanggal 30 Juni 2014 oleh Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan, mengenai Risalah Rapat Umum Pemegang Saham PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), yang berisi peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Perubahan anggaran tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-05403.40.20.2014 tertanggal 11 Juli 2014. Sebelum tahun 2008, Perusahaan bergerak dalam bidang jasa kepelabuhanan, pelayanan peti kemas, terminal dan depo peti kemas, usaha galangan kapal, pelayanan tanah, listrik dan air, pengisian BBM, distribusi termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhanan dan pengusahaan kawasan pabean. Sejak tahun 2008, dalam rangka optimalisasi sumber daya maka Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha lain meliputi jasa angkutan, sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan peralatan, alih muat kapal, properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan, kawasan industri, fasilitas pariwisata dan perhotelan, jasa konsultan dan surveyor, komunikasi dan informasi, konstruksi kepelabuhanan, ekspedisi, kesehatan, perbekalan, shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan dan timbangan. Kegiatan usaha Perusahaan dibidang pelayanan jasa kepelabuhanan ini meliputi wilayah kerja 4 (empat) Propinsi yakni Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Aceh, Propinsi Riau, dan Kepulauan Riau. Pelabuhan yang dikelola Perusahaan berjumlah 16 (enambelas) Pelabuhan Cabang dan 11 (sebelas) Pelabuhan Kawasan (Perwakilan), serta 2 (dua) unit usaha. Dari seluruh cabang pelabuhan/unit usaha yang dikelola, terdapat 5 (Lima) Cabang yang menjadi Pelabuhan Andalan yaitu Cabang Belawan International Container Terminal (BICT), Cabang Dumai, Cabang Belawan, Cabang Terminal Peti Kemas Domestik, dan Cabang Pekanbaru, karena memberikan kontribusi laba yang signifikan bagi Perusahaan. Kantor Pusat Perusahaan berlokasi di Jl. Krakatau Ujung No. 100, Medan, Sumatera Utara. 6 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) b. Penawaran Umum Obligasi Perusahaan Pada tanggal 10 Juni 2016, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No. S-281/D.04/2016 untuk melaksanakan penawaran umum obligasi Perusahaan dengan jumlah sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah). Sampai dengan 30 Juni 2017, jumlah utang obligasi yang belum dilunasi atau belum jatuh tempo sebesar Rp1.000.000.000.000 dengan rincian sebagai berikut: No 1 2 3 4 Obligasi Obligasi Seri A Obligasi Seri B Obligasi Seri C Obligasi Seri D Jumlah (Rp) 50.000.000.000 500.000.000.000 400.000.000.000 50.000.000.000 Tenor (Tahun) 3 5 7 10 Tanggal Penerbitan 21/6/2016 21/6/2016 21/6/2016 21/6/2016 Tanggal Jatuh Tempo 21/6/2019 21/6/2021 21/6/2023 21/6/2026 Status Belum lunas Belum lunas Belum lunas Belum lunas c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Karyawan Berdasarkan Akta No. 46 tanggal 31 Agustus 2016 dan Akta No. 1 tanggal 4 Oktober 2016 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H,susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris : : : Komisaris Independen : Direktur Utama Direktur : : : : : M. Nawawiy Loebis Zulfahmi Rizal Djarot Sri Sulistyo Bambang Eka Cahyana Syahputera Sembiring Iman A. Sulaiman Farid Luthfi M. Hamied Wijaya Susunan Komite Audit dan Komite Manajemen Resiko Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut: 30 Juni 2017 2016 Ketua Komite Audit Wakil Ketua Anggota : : : : Icu Zukafril Djarot Sri Sulistyo Ambal Lubis Lidya Noor Haryanto Icu Zukafril Djarot Sri Sulistyo Ambal Lubis Lidya Noor Haryanto Ketua Komite Manajemen Resiko Wakil Ketua Anggota : : : : Umar Haris Zulfahmi Rizal Armen Lubis Denny Purwanto Umar Haris Zulfahmi Rizal Armen Lubis Denny Purwanto Jumlah gaji dan tunjangan yang diterima Komisaris dan Direksi untuk sampai dengan Juni 2017 sebesar Rp7.437.123.342 7 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pada tanggal sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan mempunyai 1.141 karyawan tetap (tidak diaudit). d. Struktur Entitas Anak, Pengendalian Bersama dan Entitas Asosiasi Penyertaan entitas yang dimiliki Perusahaan atas entitas anak, pengendalian bersama dan entitas asosiasi pada tanggal adalah sebagai berikut: Domisili Tahun beroperasi secara komersial Entitas anak PT Prima Indonesia Logistik PT Prima Pengembang kawasan PT Prima Husada Cipta Medan Medan Medan Medan 2014 2015 2017 99 90 99 99 90 99 123.042 412.399 21.098 110.600 405.314 16.001 Pengendalian Bersama PT Prima Terminal Petikemas PT Prima Multi Terminal Medan Medan 2013 2014 70 55 70 55 491.254 2.241.803 495.574 1.960.527 Entitas Asosiasi PT Terminal Petikemas Indonesia Jakarta 2013 25 25 137.650 140.075 Entitas *) % Efektif pemilikan perusahaan Jun-17 2016 Jumlah aset (sebelum eliminasi) *) Jun-17 2016 disajik an dalam jutaan rupiah PT Prima Indonesia Logistik PT Prima Indonesia Logistik didirikan berdasarkan akta No. 34 yang dibuat di hadapan Rahmad Nauli Siregar, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 26 September 2014 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU27882.40.10.2014 tanggal 6 Oktober 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 15 dan 16 yang dibuat di hadapan Notaris Hapizo, S.H., Notaris di Medan tertanggal 16 Desember 2015 mengenai penambahan modal disetor dan pergantian pengurus (komisaris) Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-3599821.AH.01.11.TAHUN 2015. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang pelayanan jasa depo peti kemas dan jasa logistik lainnya dengan pelayanan prima. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Indonesia Logistik adalah sebesar Rp67.320.000.000 di Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha Terminal Peti Kemas Kota Medan (KOPKARPEL UTPK). 8 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT Prima Pengembang Kawasan PT Prima Pengembangan Kawasan didirikan berdasarkan akta No.15 yang dibuat dihadapan Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 8 September 2015 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU2455231.AH.01.01.Tahun 2015 tanggal 8 September 2015. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 9 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan tertanggal 21 Nopember 2016 mengenai pergantian Direktur Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-AH.01.03-0103276 tanggal 29 November 2016. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. KU.60/1/20/PPK-16 tanggal 1 Desember 2016, Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui penambahan modal dasar dan modal disetor pada tahun 2016, namun pembuatan akta notaris atas RUPS-LB tersebut masih dalam proses. Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 2015. Maksud dan tujuan Perusahaan adalah untuk menyediakan jasa dengan melakukan kegiatan usaha utama antara lain: Jasa penyewaan dan pengelolaan kawasan industri, meliputi pengelolaan dan penyewaan, pemeliharaan, perawatan serta penyediaan fasilitas penunjang lainnya, seperti pabrik, gudang dan kegiatan terkait; Jasa pembangunan dan pengelolaan kawasan industri; Konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan industri beserta sarana dan prasarana fisik infrastruktur wilayah. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Pengembangan Kawasan adalah sebesar Rp369.000.000.000 dan Rp9.000.000.000 di Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 90%, sedangkan sisanya sebesar 10% dimiliki oleh PT Prima Multi Terminal. PT Prima Husada Cipta Medan PT Prima Husada Cipta Medan didirikan berdasarkan akta No. 4 yang dibuat dihadapan Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 8 November 2016 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU0052052.AH.01.01.Tahun 2016 tanggal 22 November 2016. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. UM.50/1/3/PHCM-16.TU tanggal 21 Desember 2016, Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pengoperasian klinik estetika dan penambahan modal disetor, namun RUPS-LB tersebut belum dituangkan dalam akta notaris. Sesuai dengan pasal 3, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang pelayanan jasa kesehatan: Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik, Balai Pengobatan, serta usaha terkait. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Husada Cipta Medan adalah sebesar Rp10.890.000.000 di tahun 2017 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh Koperasi Karyawan Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia I Medan. PT Prima Terminal Petikemas PT Prima Terminal Petikemas didirikan berdasarkan akta No. 162 yang dibuat di hadapan Rahmad Nauli Siregar, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 20 Juli 2013 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU46327.AH.01.01.Tahun 2013. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan terakhir dengan 9 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Akta Notaris No. 73 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan tertanggal 30 Nopember 2015 dan telah mendapat mendapatkan pengesahan dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.03.0991253 tanggal 24 Desember 2015. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) No. UM.50/4/17/PTP-15 tanggal 18 Desember 2015, Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui penambahan modal disetor pada tahun 2016, namun RUPS tersebut belum dituangkan dalam akta notaris. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah menyediakan jasa pelayanan terminal petikemas internasional. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Terminal Petikemas adalah sebesar Rp336.501.000.000 dan Rp259.000.000.000 pada periode Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 70%, sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Wijaya Karya sebesar 15% dan PT Hutama Karya sebesar 15% dengan tujuan pengendalian bersama. PT Prima Multi Terminal PT Prima Multi Terminal didirikan berdasarkan akta No. 04 yang dibuat di hadapan Tuti Sumarni, S.H., Notaris di Jakarta pada tanggal 26 September 2014 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU26883.40.10.2014 tanggal 29 September 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 20 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan tertanggal 22 November 2016 mengenai peningkatan modal dasar dan modal disetor Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-0023804.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 13 Desember 2016. Maksud dan tujuan Perusahaan ini untuk menyediakan jasa pelayanan Terminal Multi Purpose untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Terminal Kuala Tanjung dalam rangka menyukseskan Program MP3EI Sei Mangke dan tuntutan pasar atas keberadaan Terminal Curah Cair/Terminal Multi Purpose yang terbuka untuk umum. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Multi Terminal adalah sebesar Rp559.548.000.000 dan Rp269.698.000.000 periode Juni 2017 dan 2016 atau sebesar 55%, sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebesar 30% dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 15% dengan tujuan pengendalian bersama. PT Terminal Petikemas Indonesia PT Terminal Petikemas Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 36 yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, M.K, Notaris di Jakarta pada tanggal 10 April 2013 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-21873.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 24 April 2013 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2013. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 1 yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, M.K, Notaris di Jakarta pada tanggal 02 Desember 2016 mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor No. AHU-AH.01.03-0104991 tanggal 05 Desember 2016. 10 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah bergerak di bidang kegiatan pengusahaan di pelabuhan. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Terminal Petikemas Indonesia adalah sebesar Rp37.500.000.000 atau sebesar 25%. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Berikut ini ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang dipergunakan dalam rangka menyusun laporan keuangan konsolidasian PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk tahun-tahun yang berakhir 30 Juni 2017 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2016 a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan patuh sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI), Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik, dan Pedoman Akuntansi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI). Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal 30 Juni 2017 adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di catatan 3. b. Prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di entitas anak dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari entitas anak untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas entitas anak tersebut. 11 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) dimana Perusahaan memiliki kendali. Perusahaan mengendalikan suatu entitas ketika Perusahaan terkena, atau memiliki hak atas pengembalian variabel dari keterlibatannya dengan entitas dan ketika Perusahaan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengembalian melalui kuasanya atas entitas. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal dimana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan entitas anak sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila entitas anak menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan entitas anak tersebut. Kepentingan non pengendali atas ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham non pengendali atas laba bersih dan ekuitas entitas anak tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham non pengendali pada entitas anak tersebut, dan disajikan sebagai bagian ekuitas dalam laporan keuangan konsolidasian. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham non pengendali pada suatu entitas anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor dan disajikan tetap negatif. Transaksi pihak-pihak berelasi, saldo dan keuntungan antar entitas Perusahaan yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi oleh Perusahaan. Transaksi dengan kepentingan non-pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas. Ketika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas sesuatu entitas, kepentingan Perusahaan yang masih tersisa di entitas tersebut diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi. Nilai tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada penghasilan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Perusahaan telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada penghasilan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi. Prosentase jumlah aset entitas anak yang dikonsolidasikan dibandingkan dengan aset konsolidasian Perusahaan per 30 Juni 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut: Jumlah aset Jumlah aset konsolidasian entitas anak Presentase 30-Jun-17 7.427.562.716.841 556.538.803.266 7,49% 31-Des-16 7.301.351.310.259 531.915.879.739 7,29% 12 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) c. Aset dan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan Aset keuangan yang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan untuk transaksi ambil untung dalam jangka pendek. Piutang derivatif dikategorikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivatif, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari “keuntungan/ kerugian selisih kurs”. Sampai dengan Bulan Juni 2017, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. (iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. 13 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sampai dengan Bulan Juni 2017, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. (iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi komprehensif dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi komprehensif yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif, sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika pada periode berikutnya nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Untuk cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman dan piutang, Perusahaan menerapkan metode Roll Rate atau Flow Model. 14 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Sampai dengan Bulan Juni 2017, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. (ii) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabiitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. Estimasi nilai wajar Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan keuangan konsolidasian. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. 15 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga telah mendekati nilai wajar pada akhir tahun buku. d. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. e. Piutang Usaha Perusahaan menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dengan menggunakan metode Roll Rate Model. Metode ini juga dikenal sebagai Migration Analysis atau Flow Model, menggunakan pengalaman masa lalu untuk menghitung rata-rata persentase perpindahan (roll rate average) dan disesuaikan secara statistik untuk persentase-persentase yang berubah secara signifikan. Piutang usaha disajikan dalam nilai wajar awal, dan diukur dalam nilai yang diamortisasi setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. f. Transaksi dengan Pihak Berelasi Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam hal ini dirujuk sebagai "entitas pelapor"). a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dan entitas pelapor. b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah penyelenggara suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). 16 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. g. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan harga terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Untuk persediaan rusak, seluruh atau sebagian telah usang, atau harga jualnya telah menurun, serta jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat maka nilai persediaan diturunkan ke nilai realisasi bersih secara terpisah untuk setiap item atau kelompok item dalam persediaan yang serupa atau berkaitan. Selisih yang timbul akibat penurunan nilai persediaan dibebankan langsung dalam laporan laba rugi komprehensif pada pos “pendapatan/(beban) lain-lain”. Persediaan rusak, alat induknya sudah tidak ada atau secara ekonomis tidak dapat digunakan dipisahkan penyajiannya ke dalam kelompok “aset lain-lain”. h. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. i. Penyertaan pada Entitas Asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan melalui kepemilikan hak suara antara 20% sampai dengan 50%. Investasi pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai investasi diakui sejumlah nilai perolehan ditambah atau dikurang dengan bagian atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan. Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan cara masing-masing dewan direksi mewakili setiap pemegang saham. Perusahaan terwakili di dalam dewan direksi melalui penunjukan direktur keuangan. Akta pendirian juga mengakomodasi partisipasi Perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan. Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan dalam entitas asosiasi. Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan. Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. 17 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laba atau rugi. j. Penyertaan Pada Pengendalian Bersama Entitas Pengendalian bersama entitas adalah suatu entitas dimana Perusahaan memiliki pengendalian bersama dengan satu venturer atau lebih. Pengendalian bersama entitas memiliki pengaruh signifikan dan dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, sebesar partisipasi atas pengendalian bersama entitas. Dimana pengendalian bersama entitas melibatkan pendirian suatu Perseroan Terbatas, yang mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi dari perjanjian kontraktual antara venturer yang menciptakan pengendalian bersama. Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan melakukan penilaian ketika terdapat bukti objektif bahwa investasi pada pengendalian bersama entitas mengalami penurunan nilai. Hasil usaha pengendalian bersama entitas dimasukkan atau dikeluarkan di dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan masing-masing sejak tanggal akuisisi atau tanggal pelepasan. k. Properti Investasi Properti Investasi adalah properti yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti Investasi dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Hak atas tanah tidak disusutkan dan disajikan sebesar biaya perolehan. Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis (2-50 tahun). Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan dikapitalisasi. Transfer ke properti investasi dilakukan jika terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugi komprehensif dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. l. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan yang mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Sesuai dengan PSAK 16, Perusahaan memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaat dikurangi nilai residunya. 18 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pengelompokan persentase penyusutan dan umur aset adalah sebagai berikut: Jenis Aset Bangunan dan prasarana Kapal Alat fasilitas Pelabuhan Peralatan Kendaraan % Penyusutan /tahun 2 – 50 5 – 10 5 – 20 5 – 25 20 Nilai Sisa Rp 1.000.000 atau 2% 2% 2% 2% 20% Nilai residu aset tetap dikaji ulang, dan telah disesuaikan pada setiap tanggal laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan telah melakukan pengkajian ulang atas nilai sisa dimana nilai sisa yang baru dihitung dari persentase tertentu dari harga perolehan kecuali untuk kolam pelabuhan, penahan gelombang, lapangan penumpukan, jalan, jembatan, lapangan parkir dan taman. Sebelumnya nilai sisa dari aset tetap adalah Rp0 (nihil). Tanah dicatat berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah dan tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasikan sepanjang umur hukum hak. Biaya perbaikan dan perawatan aset untuk menjaga manfaat ekonomi masa yang akan datang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai, kegunaan dan masa manfaat dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset yang tidak dipergunakan lagi, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dipindahkan ke akun aset tetap tidak berfungsi dalam akun aset lain-lain pada kelompok aset tidak lancar dan dicatat sebesar nilai residunya. Aset tetap yang belum digunakan dicatat sebesar biaya perolehan pada akun aset tetap belum dimanfaatkan dalam kelompok aset tidak lancar. Transaksi sewa digolongkan sebagai sewa pembiayaan (financial lease) apabila memenuhi semua kriteria yang diisyaratkan (disajikan sebagai bagian dalam aset tetap). Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa dikelompokkan sebagai transaksi sewa operasi (operating lease). Aset sewa dengan sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa selama masa sewa ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir masa sewa. Setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai angsuran pokok. Kewajiban sewa dan beban bunga. Penyusutan atas aset yang disewa dengan sewa pembiayaan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang bersangkutan. 19 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Nilai aset yang dapat dipulihkan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset“. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi komprehensif. Aset tetap yang belum dan/atau tidak produktif diakui dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tetap tidak produktif pada kelompok aset lain-lain dan diukur sebesar nilai tercatatnya. Mengacu pada SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV Nomor KU.60/2/9/PI-12, NomorHK.56/5/12/PI.II-11, Nomor HK.04/19/P.III-2011, dan Nomor 1/HK.104/DUT-2012 tanggal 30 Desember 2011 batasan minimum pengeluaran pemeliharaan aset tetap yang dapat dikapitalisasi diatur sebagai berikut: Batas Minimum Kapitalisasi (% dariReplacement Cost) Bangunan fasilitas pelabuhan Kapal Alat-alat fasilitas pelabuhan Instalasi fasilitas pelabuhan Tanah, jalan dan bangunan Peralatan Kendaraan Emplasemen 2 2 5 – 20 4 – 10 3 – 10 4 – 25 20 4 – 34 Bunga dan biaya pinjaman lain yang timbul baik yang langsung maupun yang tidak langsung digunakan dalam membiayai konstruksi aset tetap, dikapitalisasikan sampai dengan saat aset tetap telah siap dipakai. Bunga dan biaya pinjaman yang timbul setelah aset tetap tersebut siap digunakan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif. Untuk biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset kualifikasian, maka jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama periode berjalan dikurangi penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut. Untuk biaya pinjaman yang tidak dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset kualifikasian, maka jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi ditentukan dengan menggunakan tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi pada periode tersebut. 20 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) m. Aset Tak Berwujud Aset tak berwujud dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Biaya perolehan meliputi biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk memperoleh aset bersangkutan. Seluruh aset yang diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasikan. Jumlah yang dapat disusutkan aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas yaitu biaya perolehan dikurangi nilai residunya. Amortisasi atas aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas menggunakan metode garis lurus. Metode amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas selalu dikaji ulang pada setiap tanggal pelaporan. Nilai residu aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas selalu dikaji ulang, dan dilakukan penyesuaian jika diperlukan, pada setiap tanggal pelaporan. Umur manfaat untuk setiap aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas adalah 5 (lima) tahun. Nilai tercatat suatu aset tak berwujud diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan aset tak berwujud bersangkutan, jika nilai tercatat aset tak berwujud tersebut lebih besar daripada nilai terpulihkannya. Penurunan nilai aset tak berwujud diakui sebagai kerugian penurunan nilai dalam laporan laba rugi komprehensif pada pos ”pendapatan/(beban) lain-lain-bersih”. Aset tak berwujud yang sudah tidak memiliki manfaat ekonomi manfaat depan atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tak berwujud berikut akumulasi amortisasinya. n. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia. Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. 21 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. o. Utang Obligasi dan Biaya Emisi Obligasi Utang obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah memperhitungkan amortisasi premium atau diskonto. Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam menentukan hasil emisi bersih obligasi. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi yang bersangkutan. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan usaha jasa kepelabuhanan diakui pada saat kegiatan pelayanan jasa telah selesai dilakukan (accrual basis). Kegiatan jasa pelayanan yang telah selesai dilakukan sampai dengan akhir periode yang belum diterbitkan nota tagihannya dicatat sebagai pendapatan yang masih akan diterima. Pendapatan sewa aset tetap diakui pada saat timbulnya hak sewa bagi penyewa sesuai masa kontrak sewa. Pendapatan usaha galangan kapal dan pelayanan rumah sakit diakui pada saat jasa telah selesai diberikan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). q. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskonto/premi dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jika Perusahaan meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka Perusahaan menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut. 22 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Perusahaan menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya. r. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada) juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. s. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disajikan dalam Rupiah yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebagai berikut: Dolar Amerika Serikat (USD) 30 Juni 2017 13.400 23 2016 13.436 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) t. Imbalan Kerja PSAK 24 menyediakan pedoman untuk penghitungan dan penambahan pengungkapan untuk imbalan kerja dengan beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan pilihan pengakuan laba atau rugi komprehensif aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan koridor, dimana laba atau rugi komprehensif aktuarial diakui sebagai laba atau rugi komprehensif pada periode terjadinya sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain. Perusahaan memiliki program pensiun sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan Perusahaan. Program ini pada umumnya didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara berkala. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Program pensiun iuran pasti adalah sebuah program pensiun dimana Perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut apabila dana pensiun tersebut tidak memiliki aset yang memadai untuk membayar seluruh imbalan karyawan yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada periode kini dan sebelumnya. Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, yang disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projectedunit-credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar di masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga obligasi perusahaan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh temponya kurang lebih sama dengan kewajiban yang bersangkutan. Biaya jasa kini dari program pensiun imbalan pasti diakui pada beban imbalan kerja dalam laporan laba rugi yang mencerminkan peningkatan kewajiban imbalan pasti yang dihasilkan dari jasa karyawan dalam tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas di penghasilan komprehensif lain pada periode terjadinya. Sebelum penerapan PSAK 24 (revisi 2013), keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial yang melebihi dari jumlah yang lebih besar antara 10% nilai wajar aset program atau 10% nilai kini kewajiban imbalan pasti pada awal tahun diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari para pekerja yang berhak. Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi, kecuali perubahan pada program pensiun tergantung pada kondisi pekerja memberikan jasanya selama periode tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode vesting. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk karyawan yang memenuhi syarat. Kontribusi didanai dan dibayar oleh Perusahaan dan karyawan. Selain itu, Perusahaan juga memberikan imbalan kerja kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. 24 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) u. Laba Komprehensif Per Saham Sesuai PSAK No. 56, tentang laba per saham, laba per saham dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham masing-masing sebesar 1.700.000 saham untuk periode Juni 2017 dan tahun 2016. v. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing jasa. w. Kerjasama Mitra Usaha Pendapatan kontrak kerjasama operasi yang mencakup dan memenuhi kriteria perjanjian konsesi jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan, berupa aset keuangan atau aset tak berwujud, diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pendapatan dan beban kontrak diakui berdasarkan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan (metode persentase penyelesaian). Taksiran rugi yang timbul karena jumlah biaya kontrak melebihi jumlah pendapatan kontrak diakui sebagai beban. Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memperhatikan pekerjaan telah atau belum dilaksanakan, tahap penyelesaian aktivitas kontrak dan jumlah taksiran laba yang akan diperoleh dari kontrak lain yang tidak diperlakukan sebagai satu proyek tunggal konstruksi. Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. x. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) Aset tetap Aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya dan disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tidak lancar. Biaya perolehan meliputi nilai wajar aset dan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung agar aset tetap bersangkutan dalam kondisi siap digunakan sesuai keinginan dan maksud manajemen. Aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui berdasarkan bukti serah terima. 25 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Apabila aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah tidak dapat diukur dengan nilai wajar maka biaya perolehannya diukur sesuai dengan nilai transaksi pasar yang serupa. Penyertaan Modal Negara Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh dari donasi Pemerintah dicatat secara terpisah dari modal saham Perusahaan dan diakui sebesar nilai wajar kas dan/atau aset keuangan dan/atau aset non keuangan yang diterima. PMN berupa aset yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui berdasarkan bukti obyektif bahwa Perusahaan telah memenuhi kondisi dan persyaratan donasi tersebut dan donasi tersebut akan diperoleh. PMN berupa aset dan didukung oleh berita acara serah terima diakui bagian dari ekuitas sebagai bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya sampai dengan Peraturan Pemerintah atas PMN tersebut sudah terbit. 3. PENGGUNAAN ESTIMASI, PERTIMBANGAN, DAN ASUMSI MANAJEMEN Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam catatan 2 pada laporan keuangan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut adalah berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan. Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan. 1) Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan diperlukan dalam menentukan provisi pajak penghasilan untuk laporan keuangan konsolidasian. Perhitungan pajak penghasilan akhir akan dilakukan untuk laporan keuangan konsolidasian. 2) Penilaian Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. 3) Penentuan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Masa Manfaat Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 2 tahun sampai dengan 50 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset. Manajemen Perusahaan tidak melakukan perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan evaluasi terkini. 26 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4) Penilaian Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Tertentu PSAK No. 48 mensyaratkan bahwa penilaian penurunan nilai dilakukan pada aset non-keuangan tertentu apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh Perusahaan yang dapat memicu penelaahan atas penurunan nilai adalah sebagai berikut: a) kinerja yang kurang signifikan relatif terhadap expected historical atau hasil dari operasional yang diharapkan dari proyek masa depan; b) perubahan signifikan dalam cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi bisnis secara keseluruhan; dan c) Industri negatif yang signifikan atau tren ekonomi. Kerugian akibat penurunan nilai diakui apabila nilai tercatat aset non-keuangan melebihi jumlah yang dapat dipulihkan. Menentukan jumlah yang dapat dipulihkan atas aset-aset tersebut membutuhkan estimasi atas arus kas yang diharapkan dapat dihasilkan dari penggunaan lanjutan dan disposisi akhir dari aset tersebut. 5) Penentuan Biaya Pensiun dan Liabilitas Imbalan Kerja Beban dari program pensiun imbalan pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan menggunakan metode projected-unit-credit. Penilaian aktuaris mencakup penentuan asumsi yang bervariasi yang antara lain terdiri dari, tingkat diskonto, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Setiap perubahan dari asumsi tersebut akan berdampak terhadap nilai tercatat dari kewajiban pensiun. Oleh karena kompleksitas dari penilaian yang dilakukan, asumsi terkait dan sifatnya yang jangka panjang, kewajiban imbalan pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Meskipun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi Perusahaan sudah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Perusahaan atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan kewajiban pensiun dan imbalan kerja jangka panjang lainnya. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan. 27 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA KAS 30-Jun-17 Kas Bank: Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40) 31-Des-16 5.806.004.331 1.300.721.422 190.669.382.997 454.897.519.097 17.824.433.073 340.647.591 5.000.000.000 7.461.921.836 30.627.002.500 3.164.762.576 273.341.563 221.296.385.497 458.712.554.779 Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 40) 42.089.908.525 3.702.979.913 Pihak ketiga: PT Bank CIMB Niaga, Tbk Sub jumlah 42.177.570 42.132.086.095 43.223.476 3.746.203.389 263.428.471.592 462.458.758.168 1.488.974.329.390 1.350.668.347.189 57.000.000.000 2.500.000.000 51.759.032.075 42.000.000.000 11.306.711.654 2.500.000.000 51.759.032.075 5.353.626.086 116.612.658.161 5.353.626.086 112.919.369.815 1.605.586.987.551 1.463.587.717.004 Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 40) 235.029.300.000 273.422.600.000 Pihak ketiga: PT Bank CIMB Niaga, Tbk Sub jumlah 235.029.300.000 273.422.600.000 Jumlah deposito berjangka 1.840.616.287.551 1.737.010.317.004 Jumlah kas dan setara kas 2.109.850.763.474 2.200.769.796.594 Pihak ketiga: PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Bukopin, Tbk PT BTPN Syariah PT Bank Permata Syariah Sub jumlah Jumlah bank Deposito Berjangka: Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40) Pihak ketiga: PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Permata Syariah PT Bank Bukopin, Tbk PT Bank Tabungan Negara Syariah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Sub jumlah 28 376.931.543 3.815.035.682 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30-Jun-17 31-Des-16 Jangka waktu deposito berjangka: Rupiah Dolar Amerika Serikat 8 s.d 90 hari 30 s.d 90 hari 30 s.d 180 hari 30 hari Tingkat bunga deposito berjangka pertahun: Rupiah Dolar Amerika Serikat 5,50% - 7,00% 0,50% - 1,00% 5,50% - 7,00% 0,50% - 1,00% Tingkat suku bunga yang diperoleh dari penempatan kas pada bank, dan deposito berjangka pada bank pihak berelasi sebanding dengan tingkat bunga yang diperoleh dari bank pihak ketiga. 5. PIUTANG USAHA Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40) Pihak ketiga: PT Rizkia Armada Nusantara PT Godwin Austen Indonesia PT Bintang Samudera Utama Usda Seroja Jaya PT Cuaca Marina Servicatama PT Ivo Mas Tunggal PT Shohibul Barokah PT Snepac Shipping PT Dobel Mas Naga Mas PT Bintika Bangun Nusa PT Intibenua Perkasatama PT Riau Andalas Jasa Dermaga PT Bahari Sandi P PT Wilmar Nabati Indonesia PT Tanto Intim Line Piutang Perorangan PT Gresik Cipta Sejahtera PT Citra Pase Indah PT Sobeldia Indonesia Pelita Agung PT Samudera Indonesia PT Bintan Golden PT Victorindo Alam Lestari Perusahaan Bongkar Muat PT Armada Maritim Nusantara PT Addei Plantiton PT Asia Pasific Energindo PT Charoen Pokhand Indonesia Jumlah dipindahkan 29 30-Jun-17 31-Des-16 26.604.289.727 21.927.144.996 4.261.653.616 2.285.541.699 6.820.700.431 4.132.616.186 3.168.300.036 1.177.625.136 2.490.978.747 3.280.503.252 2.021.819.800 3.994.839.671 131.396.811 1.738.380.366 491.437.299 1.095.369.452 978.602.716 661.436.483 676.003.059 1.290.165.649 355.985.150 768.334.123 326.649.610 772.166.889 637.396.179 55.000 1.744.154.785 192.672.304 10.395.000 4.587.466 45.509.766.915 5.678.631.061 3.772.105.855 3.712.348.681 3.017.525.583 2.827.238.151 2.669.124.587 2.490.978.747 2.045.100.048 2.021.819.800 2.002.880.583 1.923.974.315 784.638.166 752.899.113 709.463.481 698.918.006 584.192.209 518.229.065 456.955.767 371.026.700 327.262.768 211.741.548 186.510.084 145.259.840 114.400.000 67.571.466 11.061.001 3.133.656 2.890.471 1.740.929 38.109.621.681 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Jumlah pindahan PT Tebeka Terminal Lain-lain (dengan saldo masing-masing dibawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 40) Pihak ketiga: PT Citra Abadi Marine PT The Nasional Global PT Tri Eka Lines PT Cuaca Marina Service Utama PT Sandico Ocean Line PT Garuda Mahakam Pratama Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Jumlah piutang usaha Pencadangan penurunan nilai piutang Jumlah piutang usaha bersih 45.509.766.915 38.109.621.681 - 100.944.819.623 146.454.586.537 77.514.795.799 115.624.417.480 173.058.876.264 137.551.562.476 1.197.565.236 1.200.782.575 2.228.452.830 1.862.511.024 1.734.415.077 1.661.611.792 1.484.500.508 930.467.190 2.234.439.718 1.976.768.813 1.839.870.646 1.666.075.824 1.488.488.694 932.966.991 2.566.970.483 13.666.494.141 3.234.540.039 14.573.933.300 186.725.370.405 (26.774.786.643) 159.950.583.762 152.125.495.776 (26.803.903.203) 125.321.592.573 Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut: 30-Jun-17 Umur piutang: 0 s/d 12 bulan 12 s/d 24 bulan 24 s/d 36 bulan >36 bulan 149.729.676.032 19.672.578.521 7.219.617.108 10.103.498.745 186.725.370.405 (26.774.786.643) 159.950.583.762 Pencadangan penurunan nilai piutang Jumlah 30 31-Des-16 148.607.954.685 1.437.700.694 371.377.037 1.708.463.360 152.125.495.776 (26.803.903.203) 125.321.592.573 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Perubahan pencadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 30-Jun-17 Saldo awal Pencadangan selama tahun berjalan Pemulihan selama tahun berjalan Saldo akhir (26.803.903.203) (7.203.881) 36.320.441 (26.774.786.643) 31-Des-16 (25.686.409.459) (6.466.291.778) 5.348.798.034 (26.803.903.203) Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang. Piutang usaha merupakan piutang tanpa bunga. Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang usaha kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. 6. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA Pelayanan unit galangan kapal Pelayanan kapal dan barang Pelayanan terminal petikemas Lain-lain Jumlah 30-Jun-17 31-Des-16 33.013.843.633 7.428.114.817 9.078.806.999 16.506.921.816 66.027.687.265 30.356.042.678 2.126.950.636 5.980.812.550 15.946.202.105 54.410.007.969 Perusahaan mengakui pendapatan yang masih harus diterima berdasarkan pra nota tagihan ketika pemberian jasa telah dilakukan namun belum dibuatkan nota penagihan kepada pelanggan bersangkutan. Sampai dengan Juni 2017, pendapatan yang masih harus diterima lain-lain Rp16.506.921.816 terdiri atas penyesuaian pembebanan konsesi dan atas sewa . Pada tahun 2016, pendapatan yang masih harus diterima lain-lain sebesar Rp15.946.202.105 terdiri atas pelayanan Tanah Bangunan Air Listrik sebesar Rp6.143.561.430 pada Cabang Lhokseumawe dan Dumai, pelayanan terminal khusus sebesar Rp3.639.867.566 pada cabang Lhokseumawe, Tanjung Balai Karimun, Tembilahan dan Batam, pelayanan Rumah Sakit sebesar Rp1.770.961.482, serta pelayanan lainnya sebesar Rp4.391.811.627. 31 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PIUTANG LAIN-LAIN 30-Jun-17 Rupiah Pihak Berelasi (Catatan 40): PT Prima Multi Terminal Havenbedrijf Rotterdam N.V PT Pengerukan Indonesia (Persero) Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Pihak ketiga: Piutang karyawan Kantor Sektap Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Jumlah piutang lain-lain Pencadangan penurunan nilai piutang Jumlah piutang lain-lain bersih 31-Des-16 4.550.000.000 40.000.000.000 20.347.553.951 4.550.000.000 2.106.129.902 6.656.129.902 399.262.718 65.296.816.669 2.722.077.660 197.992.000 2.727.077.660 197.992.000 27.281.244.280 30.201.313.940 1.496.205.999 4.421.275.659 36.857.443.842 (3.630.954.640) 33.226.489.202 69.718.092.328 (3.630.954.640) 66.087.137.688 Piutang kepada PT Pengerukan Indonesia (Persero) (Rukindo) adalah pinjaman untuk revitalisasi Rukindo berdasarkan permintaan Kementerian BUMN. Sesuai dengan surat nomor KU.008/1/3/DIRUT-2016 tanggal 13 Desember 2016, pihak Rukindo masih dalam proses restrukturisasi utang dengan cara melakukan penjadwalan pembayaran dan permintaan diskon. Piutang karyawan adalah merupakan piutang yang timbul karena pengambilan uang muka kegiatan operasional yang belum dipertanggungjawabkan, atas potensi piutang yang tidak tertagih telah dilakukan pencadangan penurunan nilai. 32 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Rincian piutang lain-lain berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut: Umur piutang: 0 s/d 12 bulan 12 s/d 24 bulan 24 s/d 36 bulan >36 bulan Pencadangan penurunan nilai piutang Jumlah 30-Jun-17 31-Des-16 5.681.006.125 23.904.360.057 2.722.077.660 4.550.000.000 36.857.443.842 (3.630.954.640) 33.226.489.202 9.258.827.283 5.302.159.939 14.560.987.222 (3.630.954.640) 10.930.032.582 Perubahan pencadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 30-Jun-17 Saldo awal Pencadangan selama tahun berjalan Pemulihan selama tahun berjalan Saldo Akhir (26.803.903.203) (26.803.903.203) 31-Des-16 (25.686.409.459) (6.466.291.778) 5.348.798.034 (26.803.903.203) Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang. 8. PERSEDIAAN Suku cadang Bahan bakar minyak dan pelumas Perlengkapan kantor Obat-obatan Lain-lain Jumlah 30-Jun-17 31-Des-16 12.862.271.743 2.661.626.352 151.353.723 821.520.015 972.806.848 17.469.578.681 14.865.449.140 3.626.181.099 920.452.552 247.216.739 456.783.594 20.116.083.124 Persediaan tidak diasuransikan, karena manajemen berpendapat bahwa perusahaan tidak memerlukan perlindungan asuransi sesuai dengan kondisi persediaan yang ada. 33 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. ASET LANCAR LAINNYA Uang muka Biaya dibayar di muka Jumlah 30-Jun-17 31-Des-16 13.306.623.090 12.931.470.128 26.238.093.218 10.493.294.616 4.145.276.461 14.638.571.077 Uang muka merupakan biaya untuk pembelian bahan bakar, uang muka pelaksanaan pekerjaan dan keperluan kantor atau operasional. Biaya dibayar dimuka merupakan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 10. PENYERTAAN PADA ENTITAS ASOSIASI 31 Juni 2017 Biaya perolehan Akumulasi rugi investasi Nilai tercatat 46.500.000.000 (2.589.888.502) 43.910.111.498 31-Des-16 46.500.000.000 (2.073.967.216) 44.426.032.784 PT Terminal Petikemas Indonesia Pada bulan 10 April 2013, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Pelabuhan Indonesia II, III dan IV (Persero) untuk mendirikan entitas asosiasi dengan nama PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI) dengan penyertaan saham sebesar Rp37.500.000.000 atau sebesar 25% yang dimiliki bersama dengan PT Pelindo II, III dan IV. Berdasarkan akta pendirian, masing-masing dewan direksi mewakili setiap pemegang saham. Perusahaan terwakili di dalam dewan direksi melalui penunjukan direktur keuangan. Akta pendirian juga mengakomodasi partisipasi Perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan. Kegiatan usaha utama TPI adalah kegiatan pengusahaan di Pelabuhan. Pembukuan TPI dimulai pada 1 Januari 2014. Sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada TPI sebesar Rp35.336.271.874 dan mengakui kerugian nilai penyertaan saham sebesar Rp515.921.286 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode sampai dengan Juni 2017. 34 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Rangkuman informasi keuangan TPI sebagai berikut: 31 Juni 2017 Tanggal 30 Juni 2017 Aset lancar Aset tidak lancar Liabilitas jangka pendek 136.762.487.106 887.754.600 683.430.558 Periode yang berakhir 30 Juni 2017 Pendapatan usaha Beban usaha Pendapatan/(beban) lainnya - net Rugi komprehensif (5.721.845.746) 3.658.160.607 (2.063.685.139) 31-Des-16 138.907.737.781 1.167.754.600 1.044.996.904 (11.154.156.113) 8.609.841.216 (2.544.314.897) PT Prima Tangki Indonesia (Anak Usaha PT Prima Indonesia Logistik) Berdasarkan akta Nomor 65 yang dibuat dihadapan Ashoya Ratam, S.H., M.kn, Notaris di Jakarta pada tanggal 27 April 2016 tentang Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, PT Prima Indonesia Logistik (PIL) telah menyertakan saham sebanyak 18.000 lembar saham pada entitas asosiasi dengan nama PT Prima Tangki Indonesia (PTI) dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp9.000.000.000 atau sebesar 20% dari jumlah saham PTI. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PTI adalah melaksanakan kegiatan usaha berupa penyediaan fasilitas pelabuhan berupa tangki timbun (tank storage). Sampai dengan 30 Juni 2017, PIL memiliki penyertaan saham pada PTI sebesar Rp8.573.839.624 dan mengakui kerugian nilai penyertaan saham sebesar Rp426.160.376 dalam laporan laba rugi komprehensif. Rangkuman informasi keuangan PTI sebagai berikut: 31 Juni 2017 Tanggal 30 Juni 2017 Aset lancar Aset tidak lancar Liabilitas jangka pendek 40.564.793.555 2.363.377.300 59.279.750 35 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PENYERTAAN PADA PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS 30-Jun-17 Biaya perolehan Akumulasi laba investasi Nilai tercatat 896.049.000.000 6.029.184.285 902.078.184.285 31-Des-16 896.049.000.000 4.710.210.428 900.759.210.428 Perubahan nilai penyertaan selama tahun berjalan dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Saldo awal PT Prima Terminal Petikemas PT Prima Multi Terminal Jumlah Dividen Saldo akhir 337.632.537.367 - (1.303.952.327) - 336.328.585.040 563.126.673.061 900.759.210.428 - 2.622.926.184 1.318.973.857 - 565.749.599.245 902.078.184.285 Saldo awal PT Prima Terminal Petikemas PT Prima Multi Terminal Jumlah 30-Jun-17 Bagian laba/ (rugi) bersih Penambahan/ (pengurangan) Penambahan/ (pengurangan) 260.543.627.687 77.501.000.000 269.466.512.341 530.010.140.028 289.850.000.000 367.351.000.000 2016 Bagian laba/ (rugi) bersih (412.090.320) 3.810.160.720 3.398.070.400 Dividen Saldo akhir - 337.632.537.367 - 563.126.673.061 900.759.210.428 PT Prima Terminal Petikemas Pada bulan Juli 2013, Perusahaan telah menandatangani “Perjanjian Perusahaan Patungan” (Joint Venture Agreement) dengan PT Wijaya Karya dan PT Hutama Karya, untuk mendirikan PT Prima Terminal Petikemas (Prima TPK). Prima TPK bergerak dalam bidang menyediakan jasa pelayanan terminal petikemas internasional. Sampai dengan 30 Juni 2017 , Perusahaan memiliki penyertaan saham sebesar Rp. 336.328.585.040 dengan tidak merubah komposisi kepemilikan pada PT. Prima TPK Per 30 Juni 2017 dengan kepemilikan tetap sebesar 70% serta mengakui kerugian dari penurunan nilai penyertaan sebesar Rp. 1.303.952.327 dalam lapran laba rugi komprehensif 30 Juni 2017. Per 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada Prima TPK sebesar Rp337.632.537.367. Penambahan investasi pada tahun 2016 merupakan tambahan setoran modal yang dilakukan Perusahaan pada Prima TPK dan tidak merubah komposisi kepemilikan pada Prima TPK per 31 Desember 2016 dengan kepemilikan tetap sebesar 70% serta mengakui kerugian dari penurunan nilai penyertaan sebesar Rp412.090.320 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016. 36 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Rangkuman informasi keuangan Prima TPK sebagai berikut: 30-Jun-17 Tanggal 30 Juni 2017 Aset lancar Aset tidak lancar Liabilitas jangka pendek Periode yang berakhir 30 Juni 2017 Pendapatan usaha Beban usaha Pendapatan/(beban) lainnya - net Laba (rugi) komprehensif 380.594.108.967 110.660.112.173 10.785.528.226 (5.831.472.273) 3.968.683.234 (1.862.789.039) 31-Des-16 384.988.845.849 110.584.716.173 13.242.080.069 (13.357.903.357) 12.769.202.900 (588.700.457) PT Prima Multi Terminal Pada bulan September 2014, Perusahaan telah menandatangani “perjanjian Perusahaan patungan” (Joint Venture Agreement) dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, untuk mendirikan PT Prima Multi Terminal (PMT). PMT bergerak dalam bidang pembangunan dan pengoperasian jasa pelayanan terminal curah cair/terminal multi purpose untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Pelabuhan Kuala Tanjung. Sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PMT sebesar Rp565.749.599.245 dan mengakui keuntungan dari kenaikan nilai penyertaan sebesar Rp2.622.926.184 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2017. Per 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PMT sebesar 563.126.673.061 dengan kepemilikan sebesar 55% dan mengakui keuntungan dari kenaikan nilai penyertaan pada PMT sebesar Rp3.810.160.720 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016. Rangkuman informasi keuangan PMT sebagai berikut: 30-Jun-17 31-Des-16 Tanggal 30 Juni 2017 Aset lancar 613.545.859.549 751.407.045.601 Aset tidak lancar 1.628.257.322.758 1.209.119.962.670 Liabilitas jangka pendek 550.693.751.908 448.686.410.843 Liabilitas jangka panjang 662.473.795.406 487.973.919.134 Periode yang berakhir 30 Juni 2017 Pendapatan usaha 530.293.935 1.414.117.160 Beban usaha (9.635.472.420) (22.307.108.241) Pendapatan/(beban) lainnya - net 13.874.135.184 27.820.556.026 Laba (rugi) komprehensif 4.768.956.699 6.927.564.945 Persentase kepemilikan pada pengendalian bersama entitas tersebut dapat dilihat dalam catatan 1d pada laporan keuangan. 37 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PROPERTI INVESTASI Saldo Awal Harga Perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Akumulasi Penyusutan: Bangunan dan prasarana Nilai tercatat 4.843.165.052 8.646.308.748 13.489.473.800 (4.639.632.667) (4.639.632.667) Akumulasi Penyusutan: Bangunan dan prasarana Nilai tercatat 26.866.375.000 (123.490.950) (123.490.950) - - 4.777.574.584 12.048.918.841 16.826.493.425 (6.609.536.978) (6.609.536.978) Saldo Akhir - 31.709.540.052 8.646.308.748 40.355.848.800 - (4.763.123.617) (4.763.123.617) 8.849.841.133 Saldo Awal Harga Perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana 30-Jun-17 Mutasi Reklasifikasi Penambahan Pengurangan Penambahan Pengurangan 35.592.725.183 31-Des-16 Mutasi Reklasifikasi Penambahan Pengurangan Penambahan Pengurangan - (321.261.308) (321.261.308) 10.216.956.447 (3.688.351.911) (3.688.351.911) 2.291.165.619 2.291.165.619 Saldo Akhir 65.590.468 285.741.818 351.332.286 - 4.843.165.052 8.646.308.748 13.489.473.800 - - (4.639.632.667) (4.639.632.667) 8.849.841.133 Sampai dengan Juni 2017, Perusahaan telah membukukan penambahan tanah sebesar Rp26.866.375.000 yaitu perolehan atas pembebasan tanah seluas 10ha di Kuala Tanjung sebagai tindak lanjut proyek pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung oleh anak perusahaan PT. Prima Pengembang Kawasan. Pada tahun 2016, penambahan dari reklasifikasi tanah merupakan tanah di Cabang Kuala Tanjung sebesar Rp54.745.074 yang disewakan kepada pihak lain yang sebelumnya dicatat sebagai aset tetap dan sebesar Rp10.845.382 merupakan pemanfaatan atas tanah di Cabang Kuala Tanjung yang sebelumnya dicatat sebagai aset tetap yang belum dimanfaatkan, sedangkan penambahan bangunan sebesar Rp285.741.818 merupakan renovasi terminal penumpang di Cabang Gunung Sitoli yang direklasifikasi dari aset dalam penyelesaian. Pengurangan harga perolehan bangunan sebesar Rp3.688.351.911 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp2.291.165.619 merupakan realisasi penghapusan bangunan fasilitas pelabuhan (lihat catatan 13.f). Properti investasi telah diasuransikan kepada PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) (lihat catatan 13.b) 38 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP Saldo Awal Harga Perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Kapal Peralatan Kendaraan Aset dalam penyelesaian Akumulasi Penyusutan: Bangunan dan prasarana Kapal Peralatan Kendaraan Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan: Bangunan dan prasarana Kapal Peralatan Kendaraan Nilai Tercatat 30-Jun-17 Pengurangan Reklasifikasi 103.022.921.573 Saldo Akhir 103.022.921.573 3.570.792.561.549 585.446.489.595 72.270.713.982 12.231.518.637 70.003.479.485 1.700.226.136 (309.197.398) (17.170.550.648) 209.136.364 (128.200.000) (144.453.500) (190.256.545) 3.623.316.292.988 587.146.715.731 72.126.260.482 12.122.198.456 801.083.610.858 5.144.847.816.194 28.995.841.006 100.908.682.991 (437.397.398) (72.456.377.564) (89.961.638.257) 757.623.074.300 5.155.357.463.530 (1.114.090.013.673) (215.952.144.566) (54.633.760.601) (9.537.373.727) (1.394.213.292.567) (87.133.711.390) (15.351.003.456) (2.580.789.748) (126.801.405) (105.192.305.999) 16.583.416.705 141.564.430 159.753.576 16.884.734.711 (1.184.386.106.323) (231.303.148.022) (57.072.985.919) (9.378.358.262) (1.482.140.598.526) 254.202.035 126.063.294 380.265.329 3.750.634.523.627 Saldo Awal Harga Perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Kapal Peralatan Kendaraan Aset dalam penyelesaian Penambahan 3.673.216.865.004 Penambahan 31-Des-16 Pengurangan Reklasifikasi 99.238.331.647 3.839.335.000 3.247.381.598.910 511.614.588.579 69.711.865.410 11.933.818.637 9.536.391.780 14.459.541.235 - (5.381.581.371) - 319.256.152.241 59.372.359.781 2.558.848.572 297.700.000 3.570.792.561.560 585.446.489.595 72.270.713.982 12.231.518.637 386.953.213.785 4.326.833.416.968 854.610.075.379 882.445.343.394 (5.381.581.371) (440.479.678.306) (59.049.362.786) 801.083.610.858 5.144.847.816.205 (979.993.725.036) (214.207.353.391) (50.089.859.024) (9.160.916.817) (1.253.451.854.268) (163.474.225.364) (22.375.488.823) (4.841.861.192) (376.456.910) (191.068.032.289) 3.528.504.314 3.528.504.314 26.128.340.398 20.630.697.648 19.051.619 46.778.089.665 (1.113.811.105.688) (215.952.144.566) (54.912.668.597) (9.537.373.727) (1.394.213.292.578) 3.073.381.562.700 - (54.745.074) Saldo Akhir 103.022.921.573 3.750.634.523.627 39 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) a. Penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sampai dengan Juni 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp105.192.305.999 dan Rp191.068.032.289. b. Beberapa aset tetap dijaminkan ke beberapa bank atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan (lihat catatan 21). c. Aset dalam penyelesaian per 30 Juni 2017 dan 2016 terdiri dari: 30-Jun-17 Bangunan fasilitas pelabuhan Alat-alat fasilitas pelabuhan Kapal Jalan dan bangunan Instalasi fasilitas pelabuhan Emplasemen Peralatan Nilai tercatat 389.899.724.749 249.064.246.925 20.199.601.383 95.661.842.811 2.797.658.432 757.623.074.300 31-Des-16 394.756.847.061 267.796.279.575 21.388.938.795 112.684.249.427 4.457.296.000 801.083.610.858 Sampai dengan blan Juni 2017, Perusahaan mereklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap berdasarkan realisasi penyelesaian yang didukung berita acara serah terima pekerjaan Rp72.456.377.564 f. Sampai dengan Juni 2017 terdapat penghapusan aset sebesar Rp437.397.398 antara lain penghapusan Trestle Kayu di Tembilahan sebesar Rp167.239.757 sesuai Surat Menteri BUMN No:S-399/MBU/07/2016 Bangunan Kantor Kuala Enok, dan penjualan kendaraan dinas di Sei Pakning sebesar Rp128.200.000. Pada tahun 2016 terdapat realisasi penghapusan aset atas persetujuan penghapusbukuan aset Perusahaan sesuai dengan Surat Menteri BUMN Nomor S-253/MBU/05/2015 tanggal 7 Mei 2015, Nomor S-399/MBU/07/2016 tanggal 11 Juli 2016, dan Nomor S-566/MBU/09/2016 tanggal 29 September 2016 yang tersebar pada akun aset sebagai berikut: - Properti investasi sebesar harga perolehan Rp3.688.351.911 dan nilai buku Rp1.397.186.292. - Aset tetap sebesar harga perolehan Rp5.381.581.361 dan nilai buku Rp1.853.077.047. - Aset tetap belum dimanfaatkan sebesar nilai bukuRp332.193.400. - Aset tidak tetap berfungsi sebesar harga perolehan Rp269.569.000 dan nilai buku Rp5.391.380. 14. ASET TAK BERWUJUD 30-Jun-17 Konsultan penelitian dan pengembangan Pendidikan karyawan Lainnya 298.470.000 20.311.576.114 84.036.009.681 104.646.055.795 (21.074.334.554) 83.571.721.241 Akumulasi amortisasi Nilai tercatat 31-Des-16 298.470.000 13.886.210.295 72.123.991.821 86.308.672.116 (5.856.848.034) 80.451.824.082 Aset tak berwujud pendidikan karyawan adalah merupakan program pengembangan sumber daya manusia yang antara lain terdiri dari program induksi calon pegawai dan perolehan izin pandu. 40 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Saldo aset tak berwujud lainnya sampai dengan 30 Juni 2017 dan 2016 sebesar Rp84.036.009.681 dan Rp72.123.991.821, sebagian besar merupakan aset implementasi SIM Terpadu dan implementasi sistem SAP-ERP.. 15. ASET TETAP YANG BELUM DIMANFAATKAN Tanah Bangunan fasilitas pelabuhan Jalan dan bangunan Kapal Alat-alat fasilitas pelabuhan Peralatan Kendaraan Nilai tercatat 30-Jun-17 31-Des-16 789.609.797 21.968.133.230 16.242.000 527.000.000 634.024.224 23.935.009.251 789.609.797 21.968.133.230 16.242.000 527.000.000 634.024.224 23.935.009.251 Saldo bangunan fasilitas pelabuhan merupakan bangunan pelabuhan di Tembilahan dan Tanjung Balai Asahan yang belum bisa dimanfaatkan karena akses jalan/jembatan menuju ke area tersebut belum tersedia. Manajemen berkeyakinan bahwa aset tetap yang belum dimanfaatkan masih berada dalam nilai wajar sehingga tidak perlu diturunkan nilainya. 16. ASET LAIN-LAIN 30-Jun-17 Aset tetap tidak berfungsi Piutang lain-lain Uang jaminan Lainnya 99.186.781.700 13.629.113.548 315.728.210 9.208.648 113.140.832.106 (12.290.181.793) (89.882.095.358) 10.968.554.955 Cadangan penyisihan piutang lain-lain Amortisasi aset tetap tidak berfungsi Nilai tercatat 31-Des-16 81.681.521.007 13.703.068.370 315.728.210 9.208.648 95.709.526.235 (12.312.620.702) (72.445.225.604) 10.951.679.929 Aset tetap tidak berfungsi merupakan aset tetap yang tidak dapat dioperasikan lagi dalam kegiatan operasional Perusahaan, yang sebagian besar terdiri atas kapal dan alat-alat fasilitas pelabuhan seperti Transtainer, Rubber Tire Gantry Crane, Forkliftdan Reach Steaker. Saldo piutang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp13.629.113.548 dan Rp13.703.068.370 merupakan piutang usaha tidak tertagih lebih dari 3 tahun dan telah dibentuk cadangan penyisihannya. 41 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. UTANG USAHA 30-Jun-17 Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40) Pihak ketiga: Sennobogen Maschinenfabrik GmbH Liebherr Werk Nenzing PT Wahana Adidaya Pertiwi Terberg Tractors Malaysia SDN BHD Kaharutama Harijadi Sukses PT Karya Hutama Unggul Konsulindo Informatika Perdana Shanghai Zhenhua Heavy Industri.Co PT Brama Sari CV Kawasan Industri Dumai PT Primus Indonesia Andi Hakim Arkindo PT Daya Radar Utama PT Antaraksa Koperasi UPTK Belawan PT Chairani PT Tisa Lestari PT Price Waterhouse Coopers Consulting PT Sena Sanjaya Makmur Sejahera PT Aneka Kimia Raya Corporindo Harbarindo Baharitama PT Lemo TM CV Aryaguna Jaya Multi Jaya Samudera Kemenangan PT Maha Karya Geo Survey Pelayaran Multi Jaya Samudera Tiga Lestari PT Haskoning Indonesia PT Inti Persada Raya Lestari PT Rasya Utama CV Trijaya Anugrah Lestari PT Bina Pemuda PT Sumatra Komputer Center CV Mitra Sukses Prima Teknik Husada PT Tirta Nusa Persada Mandiri Teknik Utama Sejahtera Jet Marine Supplier PT Sinar Jaya Mandiri PT Asha Portindo Jumlah dipindahkan 31-Des-16 442.315.530.688 458.739.474.247 106.239.402.000 91.272.950.000 20.510.000.000 25.125.000.000 16.105.664.436 1.502.124.454 14.516.265.310 12.876.433.438 11.705.330.264 10.886.769.091 9.477.379.294 9.418.169.859 109.960.400.000 91.272.950.000 48.325.224.000 25.125.000.000 22.105.664.436 17.627.281.818 16.516.265.310 13.866.433.438 11.705.330.264 10.886.769.091 9.477.379.294 9.418.169.859 9.297.402.182 9.012.617.409 8.261.009.705 7.792.749.162 6.494.793.288 6.332.727.273 6.188.954.544 6.074.380.182 5.985.360.000 5.808.564.372 4.803.971.005 4.477.713.052 3.904.370.348 3.900.000.000 3.638.129.000 3.549.276.000 3.304.800.000 2.927.960.000 2.902.647.353 2.763.996.860 2.429.648.545 2.266.000.000 2.196.460.000 2.097.539.620 2.025.691.130 1.876.093.229 1.851.051.221 1.830.441.600 1.820.240.909 1.803.903.636 1.681.974.496 515.587.333.631 8.261.009.705 4.438.385.526,00 6.494.793.288 6.188.954.544 4.937.896.798 5.985.360.000 5.808.564.372 2.763.996.860 2.429.648.545 2.025.691.130 1.681.974.496 380.651.763.410 42 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30-Jun-17 Jumlah pindahan PT Abadi Tetap Jaya Roland Berger Strategy Consultans PT Harijadi Sukses Gambir Mas Pangkalan PT Adei Plantation & Industry Putra Rahyan Gemilang CV Khoda Medan PT Kurnia Samudera PT Synergy Engineering PT Layar Dumai Sejahtera Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia CV Putera Gemilang PT Wisaka Tidar Jaya PT Surveyor Indonesia Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) 380.651.763.410 1.254.393.048 515.587.333.631 1.643.554.273 1.530.191.600 1.502.124.454 1.482.395.577 1.435.000.000 1.387.990.450 1.364.545.455 1.355.668.637 1.325.025.000 1.254.393.048 1.777.876.000 1.211.450.328 1.035.142.836 1.020.823.975 654.783.444 38.331.009.221 425.237.166.133 43.091.824.164 576.882.246.872 867.552.696.821 1.035.621.721.119 294.323.574 294.323.574 9.597.872.240 2.213.245.100 1.866.260.400 9.597.872.240 2.213.245.100 1.866.260.400 13.677.377.740 428.481.231 14.105.858.971 13.971.701.314 14.400.182.545 1.502.124.454 1.720.000.000 Sub jumlah Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 40) Pihak ketiga: Shanghai Zhenhua Heavy Industri Co.Ltd PT Dwisaka Mas Indah PT Daya Radar Utama Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah 43 31-Des-16 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Utang Kerjasama Mitra Usaha Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40) 2.141.526.187 Pihak ketiga: PT Musim Mas DPC INSA PT Metito Indonesia PT Karya Karimun Mandiri PT Indoterminal Belawan Perkasa PT Hamparan Alam Baruna Indonesia Poetra Fajar PT Waruna Nusa Sentana PT Lemo TM Jumlah dipindahkan 3.228.302.469 2.858.429.068 2.089.350.001 11.686.282.339 4.997.924.339 2.830.018.825 1.609.764.856 1.437.193.128 1.214.221.801 1.028.917.000 13.118.039.949 30-Jun-17 31-Des-16 11.686.282.339 - 13.118.039.949 - 10.053.255.858 21.739.538.197 4.369.446.830 17.487.486.779 21.739.538.197 19.629.012.966 4.258.501.236 4.258.501.236 1.425.888.916 5.684.390.152 1.425.888.916 5.684.390.152 27.423.928.349 25.313.403.118 908.948.326.484 1.075.335.306.782 1.511.419.801 1.998.781.000 Jumlah pindahan PT Wisaka Tidar Jaya PT Multimas Nabati Asahan PT Mitra Rama Samudera Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Dolar Amerika Serikat Pihak ketiga: PT Karya Karimun Mandiri Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Jumlah utang usaha Utang usaha pihak berelasi kepada PT Wijaya Karya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp176.873.193.014 (Catatan 40), merupakan pekerjaan penataan terminal multipurpose pelabuhan Belawan yang meliputi: pekerjaan perpanjangan dermaga IKD 150x25M, Proteksi Sheet File, Perkuatan Dermaga Ferry, Pembangunan Gudang Curah, Pembangunan Conveyor Belt, Breasthing Dolphin dan Pembangunan Kantor Kepanduan, dengan periode kontrak pekerjaan sampai dengan tahun 2017. Utang usaha pihak berelasi kepada PT Hutama Karya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp91.430.336.409 (Catatan 40) merupakan pekerjaan pengembangan dedicated terminal pelabuhan Belawan yang meliputi : pembangunan car terminal di Belawan lama dan penyiapan instalasi CPO antar pulau di pelabuhan Belawan 44 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) yaitu: pembangunan tangki timbun, instalasi pipa dan pompa, akses jalan masuk, perbaikan dermaga, pembuatan daprah dan mooring dolphin untuk CPO antar pulau. Utang usaha pihak berelasi kepada PT Brantas Abipraya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp66.209.897.652 (Catatan 40) terdiri atas pekerjaan pengerasan beton (rigid) jalan raya pelabuhan Belawan yang meliputi: pekerjaan badan jalan, pekerjaan ramp, marka jalan dan pulau jalan sebesar Rp54.557.205.402 dan sebesar Rp11.652.692.250 atas pekerjaan lanjutan pembangunan jembatan sungai dumai (progress 18,489%). Utang usaha pihak berelasi kepada PT Nindya Karya pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp30.560.811.595 (Catatan 40) merupakan pekerjaan penataan lingkungan Belawan. Tidak ada utang usaha yang dijaminkan. 18. UTANG LAIN-LAIN 30-Jun-17 Pihak berelasi (Catatan 40): Utang setoran modal Pihak ketiga: Uang muka pelanggan Uang titipan Jumlah 31-Des-16 - 77.501.000.000 24.387.707.287 17.529.009.402 41.916.716.689 15.336.496.062 20.027.441.438 112.864.937.500 a. Uang muka pelanggan merupakan pendapatan diterima di muka sebelum pelayanan jasa kepelabuhanan diberikan kepada pelanggan. b. Uang titipan sampai dengan 30 Juni 2017 sebesar Rp17.529.009.402 terdiri dari klaim asuransi serta iuran peserta Taspen, pensiun, koperasi, serikat pekerja dan lainnya. Uang titipan pada tahun 2016 sebesar Rp20.027.441.438 sebagian besar terdiri dari klaim asuransi di Kantor Pusat Rp1.356.026.653, klaim asuransi pegawai dan asuransi Jasindo atas terbakarnya aset RTG di BICT sebesar Rp4.664.608.822, penerimaan dropping di Dumai sebesar Rp3.128.900.743, Utip PNBP di Dumai sebesar Rp3.128.900.743, uang jaminan langganan pelayanan MCC Transport Singapore Rp250.024.695 dan pelayanan pas pelabuhan (dengan Pemda) sebesar Rp4.842.669.279. 45 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar di muka 30-Jun-17 Perusahaan 31-Des-16 19.080.964.993 - 848.270.506 19.929.235.499 - Entitas Anak Pajak Pertambahan Nilai Jumlah b. Utang pajak Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan Pasal 25 Pajak Penghasilan Pasal 29 Pajak lainnya Sub jumlah Entitas Anak Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 29 Pajak lainnya Sub jumlah Jumlah 46 30-Jun-17 31-Des-16 15.995.877.989 15.142.243.031 16.785.395.041 47.923.516.061 6.171.492.176 15.613.245.566 23.388.288 11.792.510.009 33.600.636.039 560.647.185 713.588.011 1.274.235.196 468.893.830 127.554.909 43.752.685 1.711.411.204 3.629.032 2.355.241.660 49.197.751.257 35.955.877.699 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) c. Pajak penghasilan 30-Jun-17 Beban pajak kini Perusahaan Entitas Anak Jumlah pajak penghasilan 31-Des-16 (111.541.879.907) (111.541.879.907) Angsuran PPh (Beban)/Manfaat pajak tangguhan Perusahaan Entitas Anak Jumlah (beban)/manfaat pajak tangguhan (207.215.851.250) (3.548.738.909) (210.764.590.159) 96.399.636.876 - Jumlah beban pajak penghasilan (15.142.243.031) (53.276.640.257) 1.497.322.776 (51.779.317.481) (262.543.907.640) Perhitungan Pajak Penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp111.541.879.907 adalah suatu perhitungan yang dibuat untuk tujuan akuntansi sampai pada waktu Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan. d. Administrasi perpajakan Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menyampaikan surat pemberitahuan sendiri atas jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terutangnya pajak. Pada tahun 2016, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor Pemb00069/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2016 dan Pemb-00070/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2016 tanggal 7 Juni 2016 atas pemeriksaan pajak tahun 2013 dan 2014. Sampai dengan diterbitkan laporan keuangan ini, belum terdapat kewajiban yang timbul dari pemeriksaan pajak tersebut. 20. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 30-Jun-17 Biaya pegawai Biaya umum Biaya asuransi Biaya bahan Biaya sewa Biaya pemeliharaan Biaya administrasi kantor Biaya di luar usaha Biaya kerjasama mitra usaha Lain-lain Jumlah 68.408.447.911 44.219.730.041 16.700.643.843 16.426.571.696 12.901.359.022 4.940.361.690 1.191.778.760 1.181.876.182 1.864.316.149 12.295.325.501 180.130.410.795 47 31-Des-16 98.838.565.963 34.130.778.507 2.115.340.759 22.860.885.868 12.761.060.152 5.808.498.142 2.380.781.888 1.665.749.208 10.873.979.923 17.567.220.253 209.002.860.663 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Biaya lain-lain sampai dengan bulan Juni 2017 dan tahun 2016, antara lain merupakan fee konsesi atas penerapan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 15 Tahun 2015, biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan biaya KSMU Petikemas. 21. UTANG BANK 2016 Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40): PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 40): PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Jumlah 72.583.056.564 27.299.959.981 99.883.016.545 92.583.056.564 48.450.000.000 49.299.959.981 190.333.016.545 99.883.016.545 357.162.206.500 357.162.206.500 547.495.223.045 2016 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Rupiah Pihak berelasi (Catatan 40): PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 40): PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Jumlah jatuh tempo Utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 2015 2015 25.000.000.000 22.000.000.000 47.000.000.000 20.000.000.000 48.450.000.000 22.000.000.000 90.450.000.000 47.000.000.000 187.018.815.000 187.018.815.000 277.468.815.000 52.883.016.545 270.026.408.045 Batasan rasio keuangan yang dipersayaratkan untuk masing-masing pinjaman bank: PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Bank BNI (Persero), Tbk. : : Bank BRI (Persero), Tbk. : Current ratio: 100%, DSCR: 110%, Leverage Ratio: 250% Current ratio: 100%, Debt Equity Ratio: 220%, DSCR: 100%, Days Receivable: 60 hari Debt Equity Ratio: 210% PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Berdasarkan perjanjian kredit investasi Nomor CRO.KP/016/KI/11 tanggal 02 Pebruari 2011, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memberikan fasilitas Letter of Credit (L/C) / Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: 48 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) - Limit/plafond kredit : - Jenis kredit Tujuan : : - Jenis fasilitas/plafond Jangka waktu : : - Penarikan kredit : - Agunan kredit : USD 39.000.000 (tiga puluh sembilan juta US dollar) termasuk sub limit fasilitas L/C / SKBDN maksimum sebesar USD 35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar AmerikaSerikat). Kredit Investasi (KI) dengan sub limit L/C / SKBDN. Untuk refinancing dan atau membiayai pembelian mesin / alat-alat fasilitas Belawan International Container Terminal (BICT). LC Impor / SKBDN. 7 (tujuh) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit termasuk di dalamnya masa penarikan kredit sampai dengan akhir triwulan I tahun 2012. Penarikan kredit dengan cara reimburse atas alat-alat / mesin fasilitas pelabuhan yang telah dibeli Perusahaan dengan komposisi pembiayaan 80% (Kredit Investasi) : 20% (Self Financing) dengan disertai invoice asli. Penarikan kredit untuk pembelian / pengadaan mesin / alat-alat fasilitas pelabuhan yang menggunakan L/C / SKBDN dengan ketentuan sebagai berikut: - Pembayaran L/C / SKBDN dilakukan selama masa penarikan kredit sampai dengan maksimal akhir triwulan I tahun 2012. - Dana fasilitas Kredit Investasi maksimal sebesar 80% dan dana Perusahaan (Self Financing) minimal sebesar 20%. - Menyerahkan dokumen progres pengawasan pelaksanaan proyek yang ditandatangani oleh konsultan pengawas / pihak ketiga dan Perusahaan. - Jika L/C / SKBDN diterbitkan dalam valuta berbeda dengan valuta fasilitas kredit, Perusahaan akan melakukan konversi menjadi valuta L/C / SKBDN dengan kurs yang berlaku di Bank pada saat pelaksanaan transaksi. Agunan berupa mesin/ alat-alat fasilitas pelabuhan yang dibiayaidengan fasilitas Kredit Investasi dengan nilai pengikatan Fidusia minimal sebesar Rp360.000.000.000 (tiga ratus enam puluh milyar rupiah) atau total nilai agunan aset tetap yang diikat mengcover minimal 100% terhadap total fasilitas kredit. Atas seluruh barang agunan yang telah diserahkan wajib diikat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Agunan yang Insurable diasuransikan dengan Banker’s clause PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. melalui Perusahaan asuransi rekanan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Seluruh biaya yang timbul menjadi beban Perusahaan. Berdasarkan perjanjian kredit Nomor CRO.KP/089/KI/11 tanggal 05 April 2011 dan Nomor CRO.KP/090/KI/11 tanggal 05 April 2011, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. memberikan penawaran tambahan fasilitas kredit kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: - Limit/plafond kredit - Jenis kredit Tujuan : : : : - Jenis fasilitas/plafond Jangka waktu : : USD 21.000.000 (dua puluh satu juta US dollar). Rp126.000.000.000 (seratus dua puluh enam miliar rupiah). Kredit Investasi. Untuk membiayai pengadaan alat-alat fasilitas pelabuhan atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) termasuk cabang pelabuhannya. LC Impor / SKBDN. 8 (delapan) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit atau maksimum sampai dengan 31 Desember 2018 termasuk masa tenggang pembayaran angsuran pokok dan masa penarikan kredit s.d akhir triwulan IV 2012. 49 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) - Suku bunga - Provisi kredit Agunan kredit : : : : USD = 4,00% p.a. (dibayar setiap triwulan). Rp = 9,50% p.a. (dibayar setiap triwulan). 0,25% (dibayar pada saat penarikan kredit). USD = Agunan berupa alat-alat pelabuhan yangidibiayai dengan fasilitas Kredi tInvestasi dengan nilai pengikatan fidusia minimal USD21.500.000 dan atau Equivalent Rupiah atau total nilai agunan aset tetap yang diikat mengcover minimal 100% terhadap total fasilitas kredit. Rp = Agunan berupa alat-alat pelabuhan yang dibiayai dengan fasilitas Kredit Investasi dengan nilai pengikatan fidusia minimal Rp126.500.000.000 dan atau total nilai agunan aset tetap yang diikat mencakup minimal 100% terhadap total fasilitas kredit. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Berdasarkan surat Perjanjian Kredit Nomor R.II.272-ADK/DKR/07/2011 tanggal 27 Juli 2011, dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Perusahaan mendapat fasilitas kredit dengan rincian sebagai berikut: - Limit/plafond kredit Jenis kredit Tujuan penggunaan Jangka waktu Suku bunga Provisi kredit Commitment fee : : : : : : : - Biaya administrasi : - Pengikatan Agunan kredit : : Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah). Kredit Investasi. Bangunan fasilitas pelabuhan, kapal dan alat-alat fasilitas pelabuhan. 84 (delapan puluh empat) bulan (termasuk grace period selama12 bulan). 9,5% p.a. (riviu per 3 bulan). 0,5 % (dibayar pada saat penarikan kredit). 0,5 % dihitung dari jumlah porsi yang belum ditarik sampai denganakhir periode penarikan. Rp80.000.000 (delapan puluh juta rupiah) dibayar sebelum penandatanganan Surat Perjanjian Kredit. Notariil. 1. 4 unit Kapal Tunda 2x 1600 HP. 2. 5 unit Kapal Pandu cepat (KP) Konstruksi. 3. 2 unit Wheel loader (multi years). 4. 1 unit Truk Tangki BBM kap 5.000. 5. 1 unit Forklift Kap 2,5 ton. 6. 1 unit Mobile Genset 1250 KVA dan instalasi external supply. 7. 1 unit Mobile Crane 60 ton. 8. 100 m Dermaga. 9. 2 unit Gudang 4000 m. 10. 400 m Perpanjangan Dermaga B400M dan Trestel. 11. 640 m2 Gedung Workshop. 12. 1 unit Genset Kapasitas 2725 KVA dan trafo. 13. 1 unit Genset 1825 KVA. 14. 1 unit Mobile Genset 1250 KVA. 15. 1 LS Conveyor System terminal Curah. Pemberian fasilitas-fasilitas kredit investasi sebesar Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah) telah diaktakan Nomor 21 tertanggal 14 Desember 2011 dari Notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., notaris di Jakarta. 50 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Berdasarkan surat Perjanjian Kredit Nomor 038/KPS/PK/2011 tanggal 27 September 2011 dan PPPK No. (1) 038/KPS/PK/2011 tanggal 17 Nopember 2011, dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Perusahaan mendapat fasilitas kredit dengan rincian sebagai berikut: - Limit/plafond kredit : Rp264.000.000.000 (dua ratus enam puluh empat miliar rupiah). - Jenis kredit : Kredit Investasi. - Tujuan penggunaan : Pengembangan pelabuhan dan pembelian peralatan. - Jangka waktu : 5 (lima) tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani. - Suku bunga : 8,75% per tahun (riviu per 3 (tiga) bulan). - Commitment fee : 0,25 % dihitung dari Maksimum Kredit. - Agunan Kredit : Negative pledge. Berdasarkan surat Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor (2) 038/KPS/PK/2011 tanggal 5 April 2012 bahwa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyetujui penurunan fasilitas kredit PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sebagai berikut: - Limit/plafond kredit Jenis kredit Tujuan penggunaan Jangka waktu Suku bunga Commitment fee Agunan Kredit : : : : : : : Rp204.000.000.000 (dua ratus empat miliar rupiah). Kredit Investasi. Pengembangan pelabuhan dan pembelian peralatan. 5 (lima) tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani. 8,75% per tahun (riviu per 3 (tiga) bulan). 0,25 % dihitung dari Maksimum Kredit. Negative pledge. 22. UTANG OBLIGASI 30-Jun-17 Nilai nominal Biaya transaksi perolehan obligasi Akumulasi amortisasi biaya perolehan obligasi Jumlah utang obligasi Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang obligasi bagian jangka panjang 1.000.000.000.000 (4.644.505.179) 761.274.943 996.116.769.764 996.116.769.764 31-Des-16 1.000.000.000.000 (4.644.505.179) 415.240.878 995.770.735.699 995.770.735.699 Obligasi I Pelindo 1 Gerbang Nusantara Tahun 2016 diterbitkan tanpa warkat dan dijamin secara kesanggupan penuh (Full Commitment) yang terdiri dari 4 (empat) seri, sebagai berikut: Seri A : Seri B : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 8,25% (delapan koma dua puluh lima persen) per tahun berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri A akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri A pada tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2019. Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9% (sembilan persen) per tahun berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri B akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% 51 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri B pada tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2021. Seri C : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9,25% (sembilan koma dua puluh lima persen) per tahun berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri C yang ditawarkan adalah sebesar Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri Cakan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri C pada tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2023. Seri D : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9,5% (sembilan koma lima persen) per tahun berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal Emisi. Jumlah pokok obligasi Seri D yang ditawarkan adalah sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri D akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri D pada tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2026. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada tanggal 21 September 2016 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing seri obligasi adalah pada tanggal 21 Juni 2019 untuk obligasi Seri A, tanggal 21 Juni 2021 untuk obligasi Seri B, tanggal 21 Juni 2023 untuk obligasi Seri C, dan tanggal 21 Juni 2026 untuk obligasi Seri D. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo. Seluruh obigasi dijual pada nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk. sebagai wali amanat. Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi pemegang obligasi sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 KUHP. Hak pemegang obligasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur emiten lainnya baik yang ada sekarang maupun dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur perseroan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan perseroan baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari. Dalam rangka penerbitan obligasi Ini, Perusahaan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat hutang jangka panjang (obligasi) dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”) dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (”Pefindo”) dengan peringkat: AA(idn) / idAA (Double A). Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali sertifikat jumbo obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti hutang untuk kepentingan pemegang obligasi. Obligasi ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan pemegang rekening di KSEI yang selanjutnya untuk kepetingan pemegang obligasi dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya sertifikat jumbo obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan obligasi bagi pemegang obligasi adalah konfirmasi tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (Buy Back) Obligasi, dapat ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar, pelaksanaan pembelian kembali obligasi dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek, pembelian kembali obligasi baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah tanggal penjatahan sebagaimana disebutkan dalam prospektus. 52 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. IMBALAN KERJA Liabilitas imbalan kerja terdiri dari: 30-Jun-17 Liabilitas imbalan kerja - Program DP4 Liabilitas imbalan kerja - PPUKP 7.494.384.940 167.277.210.790 174.771.595.730 31-Des-16 5.742.384.940 147.907.566.085 153.649.951.025 a. Program Dana Pensiun Manfaat Pasti Program Dana Pensiun Manfaat Pasti dikelola oleh Dana Pensiun Perseroan Pelabuhan dan Pengerukan (DP4) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. KEP-248/KM.6/2002 tanggal 21 Oktober 2002. DP4 merupakan dana pensiun yang didirikan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan mitra pendiri dari PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dan PT Pengerukan Indonesia (Persero). Perusahaan setiap bulannya melakukan penyetoran iuran pensiun dan dicatat sebagai beban imbalan pasca kerja pada laporan laba rugi komprehensif. b. Imbalan Pasti Pasca Kerja Lainnya Selain program pensiun di atas, Perusahaan memiliki Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, manfaat PPUKP dapat dikompensasikan terhadap semua kewajiban Perusahaan kepada karyawannya dalam memenuhi ketentuan Undang-undang Tenaga Kerja No.13/2003 pada saat karyawan memasuki usia pensiun maupun karyawan yang terkait dengan kasus Pemutusan Hubugan Kerja (PHK), sepanjang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan. Perhitungan beban imbalan pasca kerja lainnya sampai dengan periode Juni 2017 menggunakan angka estimasi/perhitungan sendiri yang pada akhir tahun akan diperhitungkan dan dilakukan rekonsiliasi terhadap beban dan aset (manfaat) pensiun sebagaimana hasil perhitungan aktuaris yang ditunjuk perusahaan. 24. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA 30-Jun-17 Pendapatan sewa diterima di muka Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang 274.273.164.870 (22.966.922.093) 251.306.242.777 31-Des-16 268.391.311.069 (31.427.777.357) 236.963.533.712 Pendapatan sewa diterima dimuka merupakan pendapatan sewa tanah dan bangunan dari pihak ketiga. 53 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. MODAL SAHAM Jumlah modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Pemerintah Republik Indonesia Kepemilikan (%) Lembar Saham 100 1.700.000 Nominal (Rp) 1.700.000.000.000 Berdasarkan Akta No. 1, tanggal 15 Agustus 2008 oleh Agus Sudiono Kuntjoro, S.H., Notaris di Bekasi, anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp1.248.000.000.000 yang terbagi atas 1.248.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham menjadi Rp1.800.000.000.000 yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Peningkatan modal disetor Perusahaan sesuai Akta No.1 tanggal 15 Agustus 2008 Notaris Agus Sudiono Kuntjoro, S.H., dari sebesar Rp312.000.000.000 menjadi sebesar Rp455.059.000.000 dilakukan dengan cara mengeluarkan saham dalam portepel sejumlah 143.059 saham atau sebesar Rp143.059.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU85564.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008. Berdasarkan Akta No. 88 tanggal 16 Agustus 2012 yang dikeluarkan oleh Notaris Rahmad Nauli Siregar, S.H., anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal disetor Perusahaan dari Rp455.059.000.000 yang terbagi atas 455.059 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham menjadi Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham, terdiri atas: a. Sebesar Rp455.059.000.000 merupakan setoran modal sesuai Akta nomor 1 tanggal 15 Agustus 2008 yang dibuat oleh Notaris Agus Sudiono Kuntjoro. b. Sebesar Rp48.167.600.000 merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sesuai PP No. 79 tahun 2011. c. Sebesar Rp85.000 merupakan kapitalisasi Cadangan Perseroan sampai dengan tahun buku 2011. d. Sebesar Rp8.733.315.000 merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sesuai PP No. 34 tahun 2012. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU.AH.01.1.0-3524 Tahun 2012 tanggal 28 September 2012. Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp1.800.000.000.000 yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham menjadi Rp6.800.000.000.000 yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Berdasarkan akta tersebut juga telah terjadi peningkatan modal disetor Perusahaan dari Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham menjadi Rp1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham, terdiri atas: a. Sebesar Rp511.960.000.000 merupakan setoran modal lama sesuai Akta Nomor 88 tanggal 16 Agustus 2012 yang dikeluarkan oleh Notaris Rahmad Nauli Siregar, S.H. 54 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) b. Sebesar Rp1.188.040.000.000 merupakan kapitalisasi Cadangan Perseroan sampai dengan tahun buku 2013. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli 2014. 26. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITETAPKAN STATUSNYA Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) sebesar Rp538.812.899.239 untuk masing-masing 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, merupakan Penyertaan Modal Negara berupa aset yang berasal dari proyek-proyek Pemerintah dengan rincian sebagai berikut: 30-Jun-17 Tambahan Aset BPYBDS Tahun 2011 a) Bersumber dari Kementerian Perhubungan Dermaga dan Fasilitas Pelabuhan Dumai Phase III Jumlah I Tambahan Aset BPYBDS Tahun 2013 a) Bersumber dari Kementerian Perhubungan Pembangunan Dermaga sisi Selatan dan fasilitas pendukung lainnya (8,3x43,5 M) di Sibolga 1 (satu) unit Forklift Merk Patria Kapasitas 3 Ton 1 (satu) unit Forklift Merk Patria Kapasitas 5 Ton Fasilitas Pelabuhan Gunung Sitoli 31-Des-16 427.056.982.506 427.056.982.506 427.056.982.506 427.056.982.506 36.743.091.536 36.743.091.536 196.900.000 196.900.000 365.200.000 19.203.989.000 365.200.000 19.203.989.000 30-Jun-17 31-Des-16 26.799.668.974 26.799.668.974 590.700.000 590.700.000 1.095.600.000 (19.450.875) 1.095.600.000 (19.450.875) b) Bersumber dari Kementerian Perhubungan 1 (satu) unit Kapal Tunda TB Krueng Raya di Malahayati 3 (tiga) unit Forklift Merk Patria Kapasitas 3 Ton 3 (tiga) unit Forklift Merk Patria Kapasitas 5 Ton Pembukuan pencatatan BPYBDS c) Bersumber dari Kementerian Perhubungan 1 (satu) unit Kapal Tunda Krueng Geukueh di Lhokseumawe Jumlah II 26.780.218.098 111.755.916.733 26.780.218.098 111.755.916.733 Jumlah (I + II) Jumlah 538.812.899.239 538.812.899.239 538.812.899.239 538.812.899.239 55 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Dermaga dan Fasilitas Pelabuhan Dumai Phase III Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Dumai Nomor KN.38/2/20/DJPL-11 tanggal 29 Maret 2011 perihal penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), maka pada tahun 2011 terdapat penambahan aset dengan nilai penyerahan sebagai berikut: DalamRupiah(Rp) Dalam Dolar Amerika Serikat (USD) Dalam Yen Jepang (¥) : : : 349.273.056.206 2.905.914 474.296.987 Nilai penyerahan dalam mata uang asing sebagaimana tersebut di atas dikonversi ke dalam mata uang rupiah dengan kurs buku Perusahaan pada bulan April 2011 sebesar Rp8.900/ USD 1 (¥ 100 ekuivalen dengan USD 1,23) sehingga nilai penyerahan BPYBDS menjadi Rp427.056.982.506. Dermaga Dumai phase III sudah digunakan secara komersil sejak tahun 2012, pada tanggal 31 Desember 2013 disajikan sebagai aset dalam penyelesaian, dan per tanggal 31 Desember 2014 telah dilakukan reklasifikasi ke dalam aset tetap - bangunan dan prasarana (catatan 13). Tambahan Aset Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) tahun 2013 Penambahan aset BPYBDS Terdiri dari 2 (dua) unit Kapal Tunda di Cabang Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe, Forklift 3 (tiga) ton dan 5 (lima) ton di Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli dan Malahayati, Dermaga dan Fasilitas di Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli. Sudah diusulkan kepada Kementerian Teknis pada tanggal 19 Nopember 2013 dan diriviu oleh BPKP pada tanggal 14 Agustus 2013 dan 02 Desember 2013. 27. PEMBAGIAN LABA DAN CADANGAN UMUM 30-Jun-17 Penyisihan untuk cadangan umum Pembagian dividen tunai Dana untuk PKBL Jumlah 513.521.829.177 220.081.000.000 733.602.829.177 31-Des-16 595.121.937.267 105.275.000.000 700.396.937.267 Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Tuti Sumarni, S.H. No. 01 tanggal 08 Mei 2017 ditetapkan penggunaan laba bersih perusahaan 2016 sebagai berikut: a. Dividen sebesar 30% atau Rp220.081.000.000. b. Cadangan sebesar 70% atau Rp513.521.829.177. Laba bersih Perusahaan tahun 2015 sebesar Rp700.396.937.267, Perusahaan menetapkan besaran Dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2016 sebesar Rp12.000.000.000 (dua belas milyar Rupiah) dihitung equivalen ±2% dari laba bersih tahun 2015, yang sumber dananya diambil dari beban Perusahaan serta sisa saldo dana PKBL dari rangkaian tahun sebelumnya. 56 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS ASET BERSIH DAN LABA BERSIH ENTITAS ANAK Kepentingan non pengendali atas aset bersih dan atas laba/(rugi) bersih entitas anak yang dikonsolidasikan adalah sebagai berikut: 30-Jun-17 31-Des-16 Kepentingan non pengendali atas aset bersih entitas anak: Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha Peti Kemas Kotamadya Medan PT Prima Multi Terminal Koperasi Karyawan Kantor Pusat PT. Pelabuhan Indonesia I Medan Jumlah 966.005.752 41.145.297.601 829.771.274 40.466.953.288 166.466.078 42.277.769.431 160.012.977 41.456.737.539 Kepentingan non pengendali atas laba/(rugi) bersih entitas anak: Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha Peti Kemas Kotamadya Medan PT Prima Multi Terminal Koperasi Karyawan Kantor Pusat PT. Pelabuhan Indonesia I Medan Jumlah 136.234.478 678.344.313 135.165.637 (435.550.681) 6.453.101 821.031.892 12.977 (300.372.067) 29. PENDAPATAN USAHA 30-Jun-17 Pelayanan terminal petikemas Pelayanan kapal Pelayanan khusus/duks Pelayanan barang Pendapatan terminal Pendapatan sewa, air, dan listrik Pendapatan KSMU Pelayanan unit depo peti kemas Pelayanan rumah sakit Pelayanan usaha galangan kapal Pelayanan pengusahaan alat Lain-lain Jumlah 561.450.217.391 171.989.676.597 151.286.611.497 145.377.680.509 75.652.688.788 69.964.189.251 36.625.022.473 35.475.517.216 11.000.413.576 344.558.236 954.319.338 39.423.428.741 1.299.544.323.613 30-Jun-16 512.665.454.087 144.480.473.420 136.360.183.370 142.184.503.019 64.297.027.603 53.273.399.317 37.418.559.378 23.093.746.534 10.473.581.692 2.130.961.010 595.056.444 34.778.329.264 1.161.751.275.138 Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan pas pelabuhan, pendapatan sharing bongkar muat dan pendapatan sharing persewaan tanah. Untuk pendapatan dengan pihak-pihak berelasi lihat catatan 38. 57 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. BEBAN PEGAWAI Beban pegawai sebesar Rp196.721.311.626 dan Rp176.841.810.677 untuk masing-masing 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 merupakan beban penghasilan merit pegawai, beban tunjangan pegawai, beban lembur, beban bonus dan beban pegawai lainnya. 31. BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 30-Jun-17 Penyusutan aset tetap Penyusutan properti investasi Amortisasi aset tidak berwujud Amortisasi beban ditangguhkan Jumlah 123.490.950 105.192.305.999 15.217.486.520 120.533.283.469 30-Jun-16 94.483.116.957 162.001.802 3.793.797.543 2.362.374.130 100.801.290.432 32. BEBAN BAHAN Beban bahan sebesar Rp71.729.005.240 dan Rp63.827.319.259 untuk masing-masing periode 30 Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban bahan bakar, pelumas, listrik dan air. 33. BEBAN SEWA Beban sewa sebesar Rp153.399.889.451 dan 278.431.439.829 untuk masing-masing periode 30 Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban sewa alat-alat fasilitas pelabuhan, kapal dan kendaraan. 34. BEBAN UMUM Pengembangan usaha Pajak bumi dan bangunan Perjalanan dinas Keamanan pelabuhan Promosi/pemasaran Perawatan kesehatan pegawai aktif Konsultan Pendidikan dan latihan Penyisihan piutang Iklan Pakaian dinas Olahraga dan kesenian Pakaian kerja Bantuan sosial Pajak kendaraan Perjalanan pindah/mutasi Survei Ganti rugi Lainnya Jumlah 58 30-Jun-17 30-Jun-16 3.195.265.232 12.243.471.369 10.476.739.318 7.551.106.668 8.876.240.600 4.878.574.039 112.000.000 4.079.249.482 1.067.300.059 1.610.292.894 3.048.071.962 856.514.500 571.046.200 349.858.750 490.513.832 205.165.658 35.159.500 23.920.616.504 83.567.186.567 1.227.710.634 14.709.912.035 10.522.567.660 6.275.941.810 4.846.665.826 3.254.318.622 327.847.000 3.128.241.024 1.128.188.407 3.581.678.998 496.923.612 219.488.166 320.726.750 659.622.685 420.593.450 5.810.000 13.253.895.958 64.380.132.637 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. BEBAN PEMELIHARAAN Beban pemeliharaan sebesar Rp 31.818.139.633 dan Rp45.538.988.951 untuk masing-masing periode 30 Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban pemeliharaan bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, jalan, alat-alat fasilitas pelabuhan, peralatan, dan kendaraan. 36. BEBAN ADMINISTRASI KANTOR Beban administrasi kantor sebesar Rp 15.691.591.159 dan Rp15.027.214.262 untuk masing- masing periode 30 Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016 merupakan beban alat tulis kantor, cetak dan fotocopy, jasa kirim paket, beban rumah tangga, dan beban penanganan perkara. 37. BEBAN ASURANSI Beban asuransi sebesar Rp19.379.619.977 dan 31.383.137.999 untuk masing- masing periode 30 Juni 2017 dan periode 30 Juni 2016merupakan beban asuransi bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan, peralatan, kendaraan dan beban asuransi tenaga kerja. 38. PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan lain-lain: Laba penjualan aset tetap Pendapatan atas denda Pendapatan administrasi Pendapatan klaim asuransi Pendapatan di luar usaha lainnya Jumlah 30-Jun-17 30-Jun-16 716.403.268 72.710.929 11.455.978.826 12.245.093.023 590.769.600 856.634.904 150.263.080 4.275.000.000 10.152.046.985 16.024.714.569 Pendapatan di luar usaha lainnya sampai dengan Juni 2017 antara lain merupakan penerimaan dari pemanfaatan atas aset tanah, bangunan dan peralatan, penerimaan klaim asuransi Jasindo, koreksi pembukuan pendapatan labuh tambat dan koreksi uang titipan. 30-Jun-17 Beban lain-lain: Biaya denda dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengobatan pensiun Penurunan nilai aset Fee konsesi Beban/Rugi penjualan aset/ persediaan Biaya Operasional KBL Beban di luar usahanya lainnya Jumlah (14.410.126.199) (4.224.063.265) (326.590.375) (17.026.275.924) (12.440.834.980) (7.589.500.760) (56.017.391.503) 30-Jun-16 (12.315.797.922) (3.965.824.739) (13.338.731.464) (2.909.020.842) (12.412.397.890) (6.258.198.781) (51.199.971.638) Beban di luar usaha lainnya diantaranya, merupakan pencatatan pembebanan biaya Sektap, biaya penjualan jasa kapal nasional Pertamina Trans Kontinental, penyesuaian pencatatan atas penghapusbukuan aset 59 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) tetap, penyesuaian pembukuan biaya penyusutan (bea masuk impor), dan penyesuaian pembukuan pencatatan tagihan PNBP. 39. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang melakukan transaksi-transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: 30-Jun-17 31-Des-16 Penjualan: PT Pertamina PT Sarana Argo Nusantara PT Arun NGL PT Pupuk Sriwijaya Palembang PT Semen Padang PT Pelayaran Nasional Indonesia PT Bahtera Adhiguna PT Banda Graha Reksa PT Perkebunan Nusantara III PT A.S.D.P PT Telekomunikasi Seluler Tbk. PT Perkebunan Nusantara IV PT Sarana Bandar Nasional PT Pupuk Iskandar Muda PT Jasa Prima Logistik Bulog PT Waskita Karya PT Adhi Karya PT Wijaya Karya PT Djakarta LLYOD PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Balai Diklat Belawan PT Varuna Tirta Prakarsa PT Lafarge Cement Indonesia PT Adhiguna Putra PT Pengerukan Indonesia Jumlah penjualan Persentase terhadap jumlah penjualan 23.443.493.356 8.964.206.582 3.398.043.050 9.371.292.490 5.048.692.884 2.376.995.689 1.805.142.990 14.417.623.802 68.459.958 193.330.894 6.599.500 258.295.540 572.831.097 18.327.000 9.099.502 37.172.658 73.134.178 211.384.689 1.099.500 3.173.456.054 73.448.681.413 5,65% 60 137.433.030.491 10.210.564.670 7.397.890.112 6.358.366.513 5.854.585.889 5.416.961.151 2.544.977.595 1.680.042.820 1.438.886.862 485.937.395 374.794.439 329.133.168 232.421.347 231.012.333 180.930.180 148.529.113 134.254.068 128.309.816 96.631.909 84.980.895 69.391.882 41.319.311 180.872.951.959 15,57% PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Saldo pada pihak berelasi adalah sebagai berikut: 30-Jun-17 Bank: Rupiah PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dolar Amerika Serikat PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Sub jumlah 165.219.712.678 238.029.108.271 158.076.562.048 561.325.382.997 156.193.367.961 54.912.903.732 243.791.247.404 454.897.519.097 1.036.371.678 40.700.778.094 352.758.753 42.089.908.525 603.415.291.522 698.669.450 2.872.115.539 132.194.924 3.702.979.913 458.600.499.010 30-Jun-17 Deposito Berjangka: Rupiah PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Tabungan Negara Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. 31-Des-16 31-Des-16 537.386.773.719 298.265.529.439 220.476.518.568 62.189.507.664 1.118.318.329.390 633.126.890.425 252.663.375.012 402.688.574.088 62.189.507.664 1.350.668.347.189 168.029.300.000 67.000.000.000 Sub jumlah 235.029.300.000 1.353.347.629.390 206.242.600.000 67.180.000.000 273.422.600.000 1.624.090.947.189 Jumlah bank dan deposito berjangka Persentase terhadap jumlah aset 1.956.762.920.912 27,15% 2.082.691.446.199 28,52% 30-Jun-17 Piutang usaha: Rupiah PT Pertamina Trans Kontinental PT Pertamina UPPDN I PT Arun NGL PT Pertamina (Persero) PT Pelni (Persero) PT Telekomunikasi Selular Tbk. Lain-lain (dengan saldo masing-masing dibawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Dolar Amerika Serikat PT Pelni (Persero) Lain-lain (dengan saldo masing-masing dibawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah Jumlah piutang usaha Persentase terhadap jumlah aset 61 31-Des-16 7.997.622.881 3.628.418.327 2.629.657.107 3.479.417.106 1.202.312.242 - 11.218.473.988 3.705.638.499 1.906.808.930 1.775.166.671 617.259.681 349.510.406 7.666.862.064 26.604.289.727 2.354.286.821 21.927.144.996 908.760.262 911.201.707 288.804.974 1.197.565.236 289.580.868 1.200.782.575 27.801.854.963 0,39% 23.127.927.571 0,32% PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30-Jun-17 Piutang lain-lain: PT Prima Multi Terminal Havenbedrijf Rotterdam N.V. PT Pengerukan Indonesia (Persero) Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Jumlah piutang lain-lain Persentase terhadap jumlah aset 31-Des-16 4.550.000.000 40.000.000.000 20.347.553.951 4.550.000.000 2.106.129.902 6.656.129.902 0,09% 399.262.718 65.296.816.669 0,89% 30-Jun-17 Utang usaha: Rupiah PT Wijaya Karya (Persero) PT Hutama Karya (Persero) PT Brantas Abipraya (Persero) PT Nindya Karya (Persero) Perusahaan Galangan Kapal PT Adhi Karya (Persero), Tbk. PT Prima Indoesia Logistik PT Virama Karya (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. PT Danareksa Sekuritas PT Sucofindo (Persero) PT Wahana Adidaya Pertiwi PT Arkananta Indonesia Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp 1.000.000.000) 31-Des-16 176.873.193.014 91.430.336.409 66.209.897.652 30.560.811.595 27.875.179.530 20.822.478.567 7.179.274.112 8.038.145.500 2.889.431.150 847.600.000 1.593.275.908 - 176.873.193.014 91.430.336.409 66.209.897.652 30.560.811.595 28.099.110.030 20.822.478.567 19.733.476.316 8.730.375.500 7.281.447.301 2.119.000.000 1.745.165.907 - Dolar Amerika Serikat PT Sucofindo (Persero) Sub jumlah Utang Kerjasama Mitra Usaha Rupiah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Lain-Lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) Sub jumlah 7.995.907.251 442.315.530.688 5.134.181.956 458.739.474.247 294.323.574 442.609.854.262 294.323.574 459.033.797.821 1.837.367.281 - Jumlah utang usaha Persentase terhadap jumlah liabilitas 442.609.854.262 15,98% 62 304.158.906 2.141.526.187 461.175.324.008 15,37% PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30-Jun-17 Utang lain-lain: PT Prima Terminal Petikemas Jumlah utang lain-lain Persentase terhadap jumlah liabilitas 31-Des-16 0,00% Utang bank: Rupiah PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Jumlah utang bank Persentase terhadap jumlah liabilitas 77.501.000.000 77.501.000.000 2,58% 30-Jun-17 31-Des-16 72.583.056.564 11.080.643.725 10.049.959.981 93.713.660.270 72.583.056.564 27.299.959.981 99.883.016.545 93.713.660.270 3,38% 99.883.016.545 3,33% Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Pihak-pihak yang berelasi Hubungan Sifat transaksi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia PT Bank Tabungan Negara Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Bank, Deposito berjangka, Utang bank Bank, Deposito berjangka, Utang bank Bank, Deposito berjangka, Utang bank Deposito berjangka PT Pertamina Trans Kontinental PT Arun NGL PT Pertamina (Persero) PT Pelni (Persero) PT Telekomunikasi Selular Tbk. PT Pengerukan Indonesia (Persero) Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia 63 Piutang usaha, Pendapatan Piutang usaha, Pendapatan Piutang usaha, Utang usaha, Pendapatan Piutang usaha, Pendapatan Piutang usaha, Pendapatan Piutang usaha, Piutang lain-lain, Utang usaha PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT Prima Multi Terminal PT Wijaya Karya (Persero) PT Brantas Abipraya (Persero) PT Hutama Karya Perusahaan Galangan Kapal PT Arkindo PT Sucofindo (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. PT Prima Terminal Petikemas Ventura bersama perusahaan Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Entitas berelasi dengan Pemerintah Indonesia Ventura bersama perusahaan Piutang lain-lain Utang usaha Utang usaha Piutang lain-lain, Utang usaha Utang usaha Utang usaha Utang usaha Piutang usaha, Pendapatan Piutang lain-lain, Utang lain-lain 40. SEGMEN OPERASI Manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan pada laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang digunakan dalam mengambil keputusan strategis, Direksi mempertimbangkan operasi bisnis dari perspektif jenis bisnis dan geografis. Transaksi seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi, informasi menurut segmen sebagai berikut: a. Pendapatan usaha berdasarkan kegiatan utama 30-Jun-17 Sumatera Utara Pelayanan terminal petikemas Jasa kepelabuhan Pelayanan rumah sakit Depo petikemas Usaha galangan kapal Aceh Jasa kepelabuhan Riau dan Kepulauan Riau Jasa kepelabuhan Pelayanan terminal petikemas Depo petikemas Jumlah 64 30-Jun-16 547.176.806.519 296.586.315.215 11.000.413.576 31.691.243.308 344.558.236 16.656.204.937 501.824.722.250 284.937.054.657 10.473.581.692 20.649.542.916 2.130.961.010 358.212.530.445 34.091.977.469 3.784.273.908 1.299.544.323.613 296.853.899.618 28.696.693.066 2.444.203.618 1.161.751.275.138 13.740.616.311 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) b. Laba usaha sebelum pajak berdasarkan kegiatan utama Laba usaha sebelum pajak dihitung dengan mengurangkan pendapatan dengan beban usaha 30-Jun-17 30-Jun-16 Sumatera Utara Pelayanan terminal petikemas Jasa kepelabuhan Depo terminal petikemas Pelayanan rumah sakit Usaha galangan kapal Kantor pusat Aceh Jasa kepelabuhan Riau dan Kepulauan Riau Jasa kepelabuhan Pelayanan terminal petikemas Jumlah 366.692.282.504 149.878.785.641 13.623.447.807 645.310.148 (3.004.635.515) (230.768.466.072) 328.223.873.827 125.534.491.062 7.984.354.325 2.143.743.905 (842.173.593) (142.203.309.085) 2.071.084.729 142.312.636 153.473.616.189 15.411.347.858 468.022.773.289 124.353.366.050 15.066.830.519 460.403.489.646 c. Jumlah aset berdasarkan kegiatan utama 30-Jun-17 Sumatera Utara Kantor pusat Pelayanan terminal petikemas Jasa kepelabuhan Depo terminal petikemas Usaha galangan kapal Pelayanan rumah sakit Aceh Jasa kepelabuhan Riau dan Kepulauan Riau Jasa kepelabuhan Pelayanan terminal petikemas Jumlah 65 30-Jun-16 3.912.516.665.132 810.905.505.625 550.602.147.222 60.711.291.975 54.720.199.470 5.410.000.626 3.434.625.995.409 810.977.302.093 505.844.737.739 20.222.649.117 52.320.133.012 19.051.954.770 173.128.947.298 130.330.863.286 1.455.849.987.670 183.636.971.823 7.207.481.716.841 1.267.375.924.927 162.274.706.010 6.403.024.266.363 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) d. Jumlah liabilitas berdasarkan kegiatan utama 30-Jun-17 Sumatera Utara Kantor pusat Pelayanan terminal petikemas Jasa kepelabuhan Depo terminal petikemas Usaha galangan kapal Pelayanan rumah sakit Aceh Jasa kepelabuhan Riau dan Kepulauan Riau Jasa kepelabuhan Pelayanan terminal petikemas Jumlah 2.119.695.454.912 92.523.337.185 288.126.559.464 26.338.224.318 20.110.673.483 4.603.392.764 5.604.053.319 196.638.369.756 16.265.846.940 2.769.905.912.141 30-Jun-16 1.914.218.964.455 102.999.793.380 290.930.667.624 4.873.149.246 13.014.235.774 2.961.429.247 8.270.697.165 168.113.472.114 16.475.080.803 2.521.857.489.808 41. LABA KOMPREHENSIF PER SAHAM Sampai dengan bulan Juni 2017, Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tujuan perhitungan laba komprehensif per saham adalah sebesar Rp356.480.893.382, sedangkan laba per saham dasar pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sejumlah Rp209.212 per lembar saham. 42. PERIKATAN a. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No.UM.58/41/18/P.I-04, tanggal 26 Nopember 2004 dengan PT Metito Indonesia untuk Kerjasama Operasi Pengusahaan Air Minum. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2021. b. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No.B.XV-436/BLW-PP.24, tanggal 30 Agustus 2007 dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Dela Rohita untuk Kerjasama Penyediaan dan Pelayanan Jasa Bunker Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pelabuhan Belawan. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 30 Agustus 2007 sampai dengan 29 Agustus 2025. c. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No.B.VIII-373/BLW-US.13, tanggal 18 Juli 2012 dengan PT Indoterminal Belawan Perkasa untuk Maintenance Instalasi Rak dan Pipa serta Fasilitas Pendukung Terminal Minyak Kelapa Sawit di Dermaga 105 dan 106 Pelabuhan Belawan. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2023. d. Pelabuhan Belawan menandatangani perjanjian kerjasama No. B.XV-306/BLW-US.12, tanggal 23 Mei 2016 dengan PT Multi Jaya Samudera untuk kerjasama Pelayanan Jasa Penundaan di Pelabuhan Belawan. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 25 Mei 2016 sampai dengan 22 Mei 2017. e. Pelabuhan Pekanbaru menandatangani perjanjian kerjasama No. B.VII-18/Pbr-US.15, tanggal 15 September 2016 dengan PT Pelayaran Cahaya Papua untuk kerjasama Pelayanan Jasa Penundaan 66 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Kapal di Perairan Wajib Pandu Sei Siak Pekanbaru. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Juli 2016 sampai dengan 30 Juni 2017. f. Pelabuhan Pekanbaru menandatangani perjanjian kerjasama No.B.IX-08/Pbr-US.14, tanggal 4 April 2016 dengan PT Hamparan Alam Baruna Indonesia untuk kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas di Terminal Petikemas Perawang Cabang Pelabuhan Pekanbaru. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 April 2016 sampai dengan 31 Maret 2017. g. Pelabuhan Kuala Tanjung menandatangani perjanjian kerjasama No.B.VIII-13/KTG-US.13 tanggal 17 Januari 2013 dengan PT Inalum untuk kerjasama jasa kepelabuhanan kapal. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2018. h. Pelabuhan Kuala Tanjung menandatangani perjanjian kerjasama No.B.VIII-12/KTG-US.13 tanggal 17 Januari 2013 dengan PT Multimas Nabati Asahan untuk kerjasama pembagian sharing air dan PBM Dermaga untuk keperluan sendiri. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2018. i. Pelabuhan Kuala Tanjung menandatangani perjanjian kerjasama No. 016/PKT/MNA/XII/2016 tanggal 28 Oktober 2016 dengan PT Multi Nabati Asahan tentang kerjasama Pelayanan Jasa Penundaan di Pelabuhan Kuala Tanjung. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 November 2016 sampai dengan 2017. j. Pelabuhan Dumai menandatangani perjanjian kerjasama No.UM.58/41/18/P.I-04 dan No.001/AGR/PIMI/04 tanggal 26 Nopember 2004 dengan PT Metito Indonesia untuk kerjasama operasi pelayanan air. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 April 2005 sampai dengan 31 Maret 2019. k. Pelabuhan Dumai menandatangani perjanjian kerjasama No.B.XV-05/DUM/US-12 dan No.05/LEGALKID/1/2013 tanggal 15 Januari 2015 dengan PT Kawasan Industri Dumai untuk kerjasama pemanduan dan penundaan di Tersus PTKID Dumai. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 15 Januari 2015 sampai dengan 14 Januari 2018. l. Pelabuhan Dumai menandatangani perjanjian kerjasama No. B.XV-10/Dum-US.15 dan 014/SPK/IBP/IX/2015 tanggal 09 September 2015 dengan PT Inti Benua Perkasatama untuk kerjasama Operasi Pelayanan Jasa Kepelabuhanan pada Terminal Khusus (Tersus) di Lubuk Gaung Dumai. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 September 2015 sampai dengan 31 Agustus 2020. m. Pelabuhan Batam menandatangani perjanjian kerjasama No. US.12/1/3/BTM-16.TU tanggal 10 November 2016 dengan PT Maxsteer Dyrynusa Perdana untuk kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage Area di Perairan Nipah. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 11 November 2016 sampai dengan 10 November 2018. n. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No. US.15/2/6/TBK-16 dan 448/OSCT/SK/VI/16 tanggal 09 Mei 2016 dengan PT Oil Spill Combat Team (OSCT) untuk kerjasama Pelayanan Jasa Oil Spill Response (OSR). Kerjasama ini berlaku dari tanggal 09 Mei 2016 sampai dengan 08 Mei 2017. o. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No.US.15/1/15/TBK-16 tanggal 29 Februari 2016 dengan PT Karya Karimun Mandiri untuk kerjasama pas Masuk Terminal Penumpang 67 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Dalam Negeri di Pelabuhan TBK. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016. p. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No. US.15/1/14/TBK-16 tanggal 29 Februari 2016 dengan PT Karya Karimun Mandiri untuk kerjasama pas Masuk Terminal Penumpang Luar Negeri di Pelabuhan TBK. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016. q. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No.US.58/13/21/PI-15 tanggal 08 Januari 2015 dengan PT Oiltanking Indonesia untuk Kerjasama Pemanduandan Penundaan di TUKS Oiltanking. Kerjasama ini berlaku dari tanggal 08 Januari 2015 sampai dengan 07 Januari 2018. r. Pelabuhan Tanjung Pinang menandatangani perjanjian kerjasama No.US.11/1/1/TPI-16.TU tanggal 22 Maret 2016 dengan CV Tirta Rizki untuk kerjasama Pelayanan Air Kapaldi Pelabuhan Sei Kolak Kijang.Kerjasama ini berlaku dari tanggal 01 April 2016 sampai dengan 31 Maret 2017. 43. PERISTIWA HUKUM a. T. Aswandin menggugat Kantor Pertanahan Kota Medan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan dengan registrasi perkara No.43/TUN/2009/PTUN-MDN tanggal 18 Mei 2009 atas perbuatan Kantor Pertanahan Kota Medan yang menolak permohonan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah seluas ±66.800 m2 yang terletak di Jalan Bagan Deli, Kelurahan Bagan Deli, tanah seluas ±7.100 m2 yang terletak di Jalan Pelabuhan Kelurahan Belawan II, dan tanah seluas 10 Ha yang terletak di Jalan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan Propinsi Sumatera Utara, atas nama T. Aswandin, karena tanah yang dimohonkan penerbitan sertifikatnya atas nama T. Aswandin tersebut merupakan bagian sertifikat HPL No. 1 Belawan I tanggal 03 Maret 1993 atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Atas gugatan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), masuk sebagai Tergugat Intervensi dan saat ini perkara telah diputus oleh Mahkamah Agung sesuai surat pemberitahuan putusan Peninjauan Kembali No. 43/G/2009/PTUN-Mdn jo. No. 37/PK/TUN/2013 tanggal18 Juni 2014 yang putusannya menyatakan menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali (PT Pelindo I). Atas putusan tersebut, PT Pelindo I (Persero) telah membuat surat penolakan eksekusi ke Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan sesuai surat No. HK.45/1/12/PI-14 tanggal 30 Juni 2014 tentang Penolakan Eksekusi Perkara Tata Usaha Negara Medan No. 43/G/2009/PTUN-Mdn. b. Nurhayati Asmar, dan kawan-kawan mengajukan gugatan terhadap PT Pelabuhan IndonesiaI (Persero) dengan registrasi perkara No. 07/Pdt.G/2000/PN-Dum tanggal 17 Pebruari 2000 karena PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menguasai bidang-bidang tanah milik Nurhayati Asmar dan kawan-kawan seluas 1.839 m2 dan bangunan seluas 1832,34 m2 yang terletak di RT.03 RW.04 Kelurahan Buluh Kasap Kecamatan Dumai Timur dengan gugatan ganti rugi tambahan sebesar Rp841.151.683. Saat ini perkara masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia. c. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Penggugat mengajukan gugatan baru terhadap ahli waris alm. Ali Umar dengan registrasi perkara No. 232/Pdt.G/2011/PN.Mdn tanggal 4 Mei 2011, dengan inti gugatan menyatakan bahwa sah dan berharga surat jual beli tanah yang dibuat di antara PT Pelindo I dengan Alm. Muhammad Ali Umar atas sebidang tanah seluas 20.028 m2 yang terletak di km 20 Medan - Belawan Labuhan Deli Lingkungan X B Pekan Labuhan Kecamatan Medan Belawan dan pembayaran Jual beli atas tanah tersebut telah lunas. Saat ini telah relaas pemberitahuan putusan Kasasi No. 1430 K/Pdt/2014 yang menyatakan menolak permohonan kasasi PT Pelindo 1 (Persero). 68 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) d. Hafizham menggugat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Tergugat I dan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat II dengan registrasi perkara No.561/Pdt.G /2011/PN.Mdn tanggal 06 Nopember 2011 di Pengadilan Negeri Medan atas kepemilikan tanah seluas ± 10 Ha (yang dikenal dengan tanah Pantai Anjing) yang merupakan bagian HPL No.1/Belawan I tanggal 03 Maret 1993 atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) di Belawan. Putusan Pengadilan Negeri tanggal 05 Juni 2012, antara lain: - Menyatakan Penggugat sebagai pemilik sah dari tanah sengketa; - Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Sertipikat Hak Pengelolaan No.1/Belawan I atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero); Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melakukan upaya hukum Banding ke Pengadilan Tinggi Medan. Pada 05 Juni 2013 Pengadilan Tinggi Medan memutuskan perkara ini dengan No. 375/PDT/2013/PT.MDN, yang amarnya antara lain: - Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 05 Juni 2012 Nomor 561/Pdt.G/2011/PN.Mdn; - Menyatakan Gugatan Penggugat (Terbanding) tidak dapat diterima (Niet Ont Van Kelijke Verklaard). Atas putusan Banding ini, M. Hafizham mengajukan upaya hukum kasasi dan telah keluar putusan Mahkamah Agung No. 2843 K/Pdt/2013 tanggal 19 Maret 2014 yang putusannya menyatakan mengabulkan permohonan M. Hafizham. Atas putusan Kasasi ini, PT Pelindo I mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, dan telah keluar putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 227 PK/PDT/2015 yang putusannnya menyatakan mengabulkan permohonan PK PT Pelindo I (Persero) dan membatalkan putusan PN Medan. Sehingga perkara perdata tersebut telah berkekuatan hukum tetap dan telah selesai. e. Gunawan Lusman selaku Penggugat mengajukan gugatan Tata Usaha Negara karena yang bersangkutan tidak dapat mengurus sertifikat hak milik atas tanahnya, dengan register perkara No. 59/G.TUN/2007/PTUN-Mdn dimana Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat dan PT Pelindo I (Persero) masuk dalam perkara ini selaku Tergugat Intervensi karena objek gugatan yakni tanah seluas ± 6,3 Ha yang terletak di Pelabuhan Belawan dan merupakan bagian dari Sertifikat HPL No.1/Belawan I. Dasar gugatannya adalah 7 (tujuh) Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah (SPMHAT) yang dibuat oleh M. Hafizham selaku Penjual dengan Gunawan Lusman selaku Pembeli dihadapan Camat Medan Belawan. Inti gugatannya adalah menggugat Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan untuk melakukan pembatalan Sertifikat HPL No. 1/1993 di Pelabuhan Belawan khusus tanah seluas sekitar 63.000 m2. Putusan PTUN Medan No. 59/G.TUN/2007/PTUN-Mdn tanggal 06 Desember 2007 adalah batal dan mencabut sertifikat Hak Pengelolaan (HPL) No. 1 Belawan I tertanggal 03 Maret 1993 a.n PT Pelindo I (Persero) khusus terhadap tanah Penggugat seluas sekitar 6,3 Ha dan memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan untuk mencabut Sertifikat HPL No.1 Belawan I tanggal 03 Maret 1993 a.n PT Pelindo I (Persero) khusus terhadap tanah Penggugat seluas sekitar 6,3 Ha, dimana putusan ini telah dikuatkan sampai dengan tingkat Peninjauan Kembali oleh MA RI, sesuai putusan Banding No. 12/BDG/2008/PT.TUN-MDN tanggal 15 April 2008, Kasasi MA RI No. 248 K/TUN/2008 tanggal 3 Februari 2009 dan Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/TUN/2009 tanggal 13 Januari 2010. Pada tanggal 23 Oktober 2015 Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Utara mengirimkan surat kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI No. 1393/19-12.600/X/2015 perihal Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang telah memiliki Kekuatan Hukum Tetap. Untuk menolak pelaksanaan putusan dimaksud PT Pelindo I (Persero) telah mengirimkan surat kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala 69 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) BPN RI No. HK. 45/4/7/PI-15 tanggal 14 Desember 2015 perihal Penolakan Pembatalan Sertifikat HPL No.1 Belawan I Khusus terhadap tanah seluas sekitar 6,3 Ha atas Putusan PTUN Medan. M. Hafizham dan kawan-kawan membuat dan menggunakan surat yang diduga palsu berupa 7(tujuh) buah SPMHAT yang dikeluarkan oleh Camat Medan Belawan atas tanah seluas sekitar 6,3 Ha, dimana 7 (tujuh) SPMHAT tersebut digunakan oleh M. Hafizham mengajukan gugatan Perdata atas tanah seluas 10 Ha di PN Medan dan oleh Gunawan Lusman di PTUN Medan atas tanah seluas sekitar 6,3 Ha. PT Pelindo I (Persero) telah melaporkan M. Hafizham dan Gunawan Lusman kepada Direskrimum Polda Sumatera Utara atas dugaan tindak pidana membuat surat palsu atau menggunakan surat palsu dan atau menjual tanah di atas tanah yang sudah bersertifikat sebagaimana pasal 263 ayat (1) dan (2) dan/atau pasal 385 KUH Pidana, sesuai LaporanPidanaNo.LP/796/VII/2014/SPKT “I” tanggal 07 Juli 2014 dan sesuai surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) tanggal 22 Desember 2015 M. Hafizham, dkk telah ditetapkan sebagai tersangka dan penetapan M. Hafizham masuk sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) sesuai Daftar Pencarian Orang No. DPO/258/XII/2015/Ditreskrimum dan saat ini menunggu pelimpahan berkas kembali dari Penyidik Polda Sumut kepada Penyidik Kejaksaan Tinggi Sumut. Saat ini PT Pelindo I (Persero) melalui kuasa hukum sedang mengajukan Peninjauan Kembali atas Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/TUN/2009 tanggal 13 Januari 2010 sesuai akta Peninjauan Kembali tertanggal 21 September 2016. e. CV SAA Inti Karya Tehnik melalui kuasanya Abraham Law Firm mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Medan yang terdaftar dengan register perkara No. 256/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 18 Mei 2016 terkait PT Pelindo I (Persero) dianggap melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menimbulkan kerugian atas pemotongan Plat Deck seberat 8.528,99 kg sehingga total kerugian yang harus dibayar PT Pelindo I (Persero) sebesar Rp505.107.690. Putusan pengadilan Negeri Medan tanggal 14 Nopember 2016 menyatakan: - Mengabulkan gugatan CV SAA Inti Karya Tehnik untuk sebagian; - Menyatakan PT Pelindo I telah melakukan perbuatan melawan hukum; - Menghukum PT Pelindo I untuk mengembalikan DP kepada CV SAA Inti Karya Tehnik sebesar Rp186.209.000. Saat ini PT Pelindo I sedang mengajukan Banding atas putusan PN Medan sesuai akta banding No. 170/2016 tanggal 23 Nopember 2016. Manajemen berkeyakinan bahwa peristiwa hukum tidak berdampak material pada laporan keuangan Perusahaan. 44. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Jun-17 USD Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Liabilitas Utang usaha Utang lain-lain Aset (Liabilitas) bersih dalam mata uang asing 70 Rupiah Equivalen 20.683.686 1.019.888 21.703.574 277.161.386.095 13.666.494.141 290.827.880.236 1.466.872 108.041 1.574.913 19.656.091.466 1.447.744.196 21.103.835.662 20.128.661 269.724.044.574 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2016 USD Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Pendapatan yang masih harus diterima Liabilitas Utang bank jangka pendek Utang bank jangka panjang Utang usaha Utang lain-lain Aset (Liabilitas) bersih dalam mata uang asing Rupiah Equivalen 20.628.818 1.084.693 8.383 21.721.894 277.168.803.389 14.573.933.300 112.627.622 291.855.364.311 1.494.833 103.298 1.598.131 20.084.572.697 1.387.908.788 21.472.481.485 20.123.763 270.382.882.826 45. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (MANAJEMEN RISIKO) Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko keuangan, termasuk dampak perubahan nilai tukar mata uang asing. Program manajemen risiko yang dimiliki Perusahaan ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan. Beberapa risiko yang dihadapi oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko perubahan nilai wajar arus kas di masa mendatang dari suatu instrumen keuangan yang berfluktuasi sebagai akibat perubahan nilai tukar mata uang asing yang digunakan oleh Perusahaan. Eksposur Perusahaan terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari kas dan setara kas, dan utang bank dalam mata uang asing. Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2016 terdapat aset dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD21.713.511 dengan kurs buku Rp13.436/Dolar AS, sedangkan liabilitas sebesar USD1.598.131, apabila dibandingkan antara aset dan liabilitas pada saat tanggal penerbitan laporan keuangan audited tahun 2016 (3 Februari 2017 kurs BI Rp13.362/Dolar AS) terdapat pengurangan rugi selisih kurs sebesar Rp1.488.538.120. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga atas arus kas merupakan suatu risiko dimana arus kas masa mendatang suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur yang ada saat ini terutama berasal dari utang bank dalam mata uang asing dengan suku bunga mengambang. Pinjaman dengan suku bunga mengambang menimbulkan risiko arus kas. Manajemen Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal untuk lindung nilai atas risiko suku bunga. Kebijakan yang diambil oleh Manajemen dalam mengantisipasi risiko suku bunga adalah dengan melakukan evaluasi secara periodik perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang sejalan dengan 71 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) perubahan suku bunga yang relevan di pasar. Manajemen juga melakukan survei di perbankan untuk mendapatkan perkiraan mengenai suku bunga yang relevan. Perusahaan memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan campuran yang sesuai atas tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Di samping itu, suku bunga bank di dalam perjanjian ditetapkan berdasarkan angka JIBOR plus margin untuk rupiah dan SIBOR plus margin untuk valuta asing. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan memiliki risiko kredit yang terutama berasal dari simpanan di bank, piutang usaha, pendapatan yang masih harus diterima, piutang lain-lain, dan aset lancar lainnya. Manajemen mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, dan menerapkan cash management system pada operasional pelabuhan serta melakukan pemantauan atas posisi piutang pelanggan secara teratur. Perusahaan meminimalkan risiko kredit aset keuangan seperti simpanan di bank dengan memilih bank yang berkualitas untuk penempatan dana. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah suatu risiko yang dapat terjadi dimana pendapatan jangka pendek tidak dapat menutupi pengeluaran jangka pendek. Mengingat kebutuhan dana Perusahaan saat ini cukup signifikan akibat dari meningkatnya aktivitas pengembangan atau perluasan bisnis, maka dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan terus menerus memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas agar memadai untuk membiayai kebutuhan operasional Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga secara rutin melakukan evaluasi proyeksi arus kas untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas, termasuk jadwal jatuh tempo liabilitas jangka panjang, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk inisiatif penempatan dan penggalangan dana yang meliputi pinjaman bank, penerbitan ekuitas utang dan ekuitas pasar modal. Perusahaan memiliki aset keuangan yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Pengelolaan Modal Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usaha serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, dan mempertahankan struktur permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya modal. Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur modal dan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi 72 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Perusahaan memonitor modal berdasarkan rasio pinjaman bank terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan membagi total pinjaman bank dengan total modal. Modal terdiri dari seluruh komponen ekuitas yang ada sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar. Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama. Aset keuangan Pinjaman dan Piutang Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Uang muka Jumlah Liabilitas Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Jumlah Jun-17 Liabilitas keuangan Biaya perolehan Diamortisasi Nilai tercatat Nilai wajar 2.109.850.763.474 186.725.370.405 33.226.489.202 26.238.093.218 2.356.040.716.299 - 2.109.850.763.474 186.725.370.405 33.226.489.202 26.238.093.218 2.356.040.716.299 2.109.850.763.474 186.725.370.405 33.226.489.202 26.238.093.218 2.356.040.716.299 908.948.326.484 41.916.716.689 93.713.660.270 - 93.713.660.270 908.948.326.484 41.916.716.689 93.713.660.270 908.948.326.484 41.916.716.689 180.130.410.795 1.130.995.453.968 93.713.660.270 180.130.410.795 1.224.709.114.238 180.130.410.795 1.224.709.114.238 73 PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 46. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 26 Juli 2017. 74