EKSISTENSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH INTISARI Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan good corporate governance pada Badan Usaha Milik Daerah melalui pelaksanaan aspek prudential. Selanjutnya kesungguhan terhadap kepatuhan pelaksanaan prudential dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah kerap ditemukan pelanggaran karena diabaikannya filosofis yang terkandung dalam prudential yaitu komitmen pada awal tugas dan azas keterbukaan pada saat melaksanakan kegiatan oleh setiap pengelola, sehingga menjadi pendorong bagi sumberdaya manusia yang tersedia agar berperan optimal dalam mengelola tugas masing-masing. Prudential dan asas good corporate governance adalah memiliki substansi transparancy, acuntability, responcibility, independention. Kewajaran yang dimaksudkan bukan hanya untuk aspek bisnis perbankan saja tetapi dapat dijadikan pedoman dalam pengeolaan perusahaan berbentuk Persero, sektor pemerintahan dan swasta. Menjalankan aktifitas bisnis haruslah didasari oleh etika bisnis yaitu good faith yang merupakan roh dan jiwa Good Corporate Governance. Keseriusan dalam prudential guna tercapainya pengelolaan yang baik (good governance) seharusnya melibatkan tiga unsur pokok yaitu negara, dunia usaha dan masyarakat. Ketiga unsur pokok dimaksud harus mampu menciptakan situasi kondusif dalam penerapan Good Governance. Ketiga unsur pokok itu memiliki fungsi saling berpengaruh dan saling mendukung, guna mewujudkan pengelolaan perusahaan yang baik dan kepemerintahan yang bersih dan berwibawa. 331 1. Pendahuluan Koperasi Peranan Negara dalam dan menjalankan Swasta dalam kegiatan usahanya mewujudkan dominasinya terhadap senantiasa melaksanakan peran yang kepentingan rakyat dalam bidang satu sama lain saling mendukung ekonomi yang mendasar diwujudkan berdasarkan melalui BUMN dan BUMD yang ekonomi. mendapatkan legitimasi konstitusi Sistem dari Namun Negara. sistem demokrasi perekonomian nasional, BUMN dan BUMD ikut pelaksanaannya tetap dalam kerangka berperan filosofi pada dan/atau jasa yang diperlukan dalam sehingga rangka mewujudkan sebesar-besarnya yang kepentingan berpihak umum terpenuhi kesejahteraan masyarakat. Pernyataan di atas dapat menghasilkan kemakmuran BUMN barang masyarakat. dan BUMD Peran dirasakan Undang-Undang semakin penting sebagai pelopor Dasar Negara Republik Indonesia dan/atau perintis dalam sektor-sektor 1945, sebagaimana Pasal 33 ayat (2) usaha yang belum diminati usahas dan ayat (3) yang menegaskan bahwa wasta. Di samping itu, BUMN dan cabang-cabang produksi yang penting BUMD bagi Negara dan yang menguasai sebagai pelaksana pelayanan publik, hajat hidup orang banyak dikuasai penyeimbang oleh Negara, sedangkan bumi dan air swasta besar, dan turut membantu serta kekayaan alam yang terkandung pengembangan usaha kecil/koperasi. didalamnya dikuasai oleh Negara dan BUMN dipergunakan untuk sebesar-besarnya merupakansalah kemakmuran rakyat. penerimaan negara yang signifikan ditemukan pada Badan Usaha Milik Negara dan BUMD yang seluruh atau juga mempunyai peran kekuatan-kekuatan dan BUMD satu juga sumber dalam berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi. Pelaksanaan peran BUMN sebagian Negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku ekonomi dan BUMD dalam sistem perekonomian nasional, dalam kegiatan usaha pada hamper disamping usaha swasta dan koperasi. seluruh sektor perekonomian, seperti Badan Usaha Milik Negara, BUMD, sektor 332 tersebut pertanian, diwujudkan perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur, sebagai pelopor/perintis maupun pertambangan, keuangan, pos dan sebagai penyeimbang kekuatan telekomunikasi, transportasi, listrik, swasta besar, juga belum sepenuhnya industridan dapat dilaksanakan. perdagangan, serta konstruksi. Secara umum, saatini BUMD Permasalahan menarik justru cenderung dibebani dengan berbagai pada BUMD yang karena amanat tugas yang selain tidak produktif, Undang-undang bahkan cenderung mendistorsi keberadaannya namun seiring dengan kegiatan utama perusahaan diberlakukannya Undang-Undang tersebut, misalnya membina kegiatan Nomor 32 Tahun 2004 Tentang jenis-jenis olah raga tertentu, sponsor Otonomi kegiatan yang tidak ada kaitannya menjadi Daerah kuat menjadikan keberadaannya unik, variatif dan berat dalam bersaing. dengan core banyaknya Trend merubah perusahaan dari business. biaya menurunkan jenis tingkat Makin ini akan efisiensi negara menjadi perusahaan swasta perusahaan. Dari sisi pendapatan, dan meningkatkan terlalu rendahnya pendapatan yang kesejahteraan rakyat yang digagas diperoleh BUMD bias bersumber dari oleh Inggris menjadikan model utama rendahnya harga penjualan produk dalam perubahan global dari Negara BUMD tersebut. berhasil kesejahteraan (welfarestate) menjadi Semenjak BUMD beroperasi privatisasi atau penswastaan BUMN memang dan BUMD. tantangan besar yang dihadapi, antara Perlu disadari pula bahwa banyak persoalan dan lain sebagian besar BUMD menderita BUMD belum sepenuhnya mampu kerugian menyediakan barang dan/atau jasa karena dikelola secara tidak efisien yang bermutu tinggi bagi masyarakat dan dengan harga yang terjangkau serta sehingga aneka bentuk perusahaan belum mampu berkompetisi dalam daerah ini tidak memiliki kemampuan persaingan lobal. untuk berkompetisi dalam persaingan keterbatasan bisnis baik di pasar domestik maupun Selain itu, sumberdaya, bisnis secarag karena fungsi BUMD baik yang cukup produktivitas yang signifikan rendah internasional. Beberapa faktor yang 333 menyebabkan pengelolaan sebagian manajemen besar BUMD tidak efisien sehingga ditunjang berdasarkan kriteria politik. mengalami kerugian dan menjadi Keterkaitannya beban keuangan negara antara lain: dengan 1. Kaburnya status hokum dan sebagai bagian dari birokrasi yang struktur organisasi BUMD, tidak absur ditas, yang sering berakibat jelas apakah BUMD merupakan kepada pelaku ekonomi yang memiliki kekuasaan politik, yang kebal dari otonomi penuh ataukah hanya segala sebagai pelaksana atau bagian dari struktur organisasi suatu 2. Mayoritas BUMD tidak memiliki budaya perusahaan (corporateculture), visi dan misi perusahaan. politik begitu menjadikan kepentingan kritik, erat BUD statusquo sehingga membuat BUMD cenderung maju-mundur dan tidak mampu bersaing. diagnosis atas kondisi BUMD yang telah dilakukan memperlihatkan BUMD ketidaksiapan untuk menghadapi lingkungan bisnis yang terus berubah. Tuntutan kualitas, teknologi, dan jiwa entrepreneur globalisasi atau internasionalisasi dan profesionalisme SDM yang pasar dihadapi BUMD dan pilihannya mengelola sehingga hidup atau mati, dan bukan ditengah- kinerja dan produktivitas sangat tengah, “hidup enggan, mati tak rendah. mau”. BUMD, Memang 4. BUMD tidak dikelola dengan diakui bahwa prinsip-prinsip manajemen bisnis penerapan GCG di Indonesia sangat yang baik (GCG) sebagai akibat terlambat dari campur tangan pemerintah negara-negara lain. Hal itu terjadi yang terlalu besar atau dominan dalamoperasional perusahaan. Namun dari sisi lain, salah satu persoalan menyangkut yang 334 biasanya yang Berdasarkan pemerintahan. 3. Kurangnya BUMD pokok social bersifat adalah accountability politik, sebab dibandingkan dengan karena masuknya konsep GCG relatif masih baru. Indonesia Konsep pada GCG di awalnya diperkenalkan pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF)dalam rangka pemulihan ekonomi (economy recovery) pasca prinsip krisis. Namun demikian, pemerintah (prudential) khususnya yang Indonesia melalui Komite Nasional berkaitan dengan GCG? Indonesia Kelola untuk Kebijakan Perusahaan Governance Tata 3. Bagaimanakah (Corporate Policies) kehati-hatian cara dan upaya yang dapat ditempuh telah oleh pihak pemerintah dan mengeluarkan The Indonesia Codefor perusahaan terkait dengan Good Corporate Governance, sebagai upaya pedoman dalam penerapan prinsip- implementasi prinsip kehati- prinsip GCG bagi masyarakat bisnis, hatian yang memuat hal-hal yang berkaitan GCG dalam BUMD dapat dengan pemegang tercipta? direksi dan saham, dewan fungsi komisaris, kepentingan (stakeholders), informasi pengungkapan perusahaan secara okokpokokmasalahyangtelahdiuraikan sebelumnya, maka bertujuan untuk: dan 1. perlindungan korupsi, terhadap serta agar Berdasarkanlatarbelakangdanp transparan, kerahasiaan, etikabisnis praktik (prudential) 3. TujuanPenelitian sekretaris perusahaan, sistem audit, pemangku pengefektifan lingkungan penelitian Mendiskripsikan dan mengetahui implementasi hidup. ini prinsip-prinsip GCG dalam BUMD. 2. Perumusan Masalah 2. Mengetahui dan berbagai persoalan dan penting dalam penelitian ini, sebagai pelanggaran terhadap prinsip berikut : kehati-hatian khususnya Beberapa pokok permasalahan 1. Bagaimanakah pengelolaan BUMD. Prinsip GCG dalam BUMD 2. 3. Mendiskripsikan cara dan upaya Mengapa dalam pengelolaan yang BUMD pemerintah berbagai kerap ditemukan persoalan pelanggaran dan terhadap yang berkaitan dengan GCG dalam keberadaan ? menganalisis terkait dapat ditempuh dan dengan oleh perusahaan pengefektifan prinsip kehati-hatian sehubungan 335 dengan penerapan GCG pada BUMD. 4. Landasan Teori Tiga unsur dalam sistem hukum yakni legal structure, legal substance, dan (Lawrence M.Friedman) dapat penjelasan terkait memberikan substansi dalam legal culture keberadaan penerapan BUMD GCG. Unsur structure dari suatu sistem hukum mencakup berbagai institusi yang diciptakan oleh sistem hukum tersebut dengan berbagai fungsi dan kewenangan yang ada padanya dalam rangka bekerjanya sistem GCG yang harus diterapkan perusahaan di Indonesia sebagai berikut: melakukan pengambilan proses keputusan dan pengungkapan informasi materil yang relevan mengenai perusahaan. 2. Pengungkapan, penyajian dimana informasi kepada para pemangku kepentingan, baik diminta maupun tidak diminta, sehubungan dengan berbagai hak terkait kinerja operasional, keuangan risiko usaha perusahaan. 336 adalah dan suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa adanya konflik kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip- prinsip korporasi yang sehat. 4. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan, serta pertanggung-jawaban manajemen perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan ekonomis. 5. Pertanggungjawaban, kesesuaian 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam 3. Kemandirian, adalah pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan berlaku dan yang prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 6. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak para pemangku kepentingan yang timbul sebagai akibat dari perjanjian dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan GCG di lingkungan BUMD adalah penyelenggara negara untuk berperan meningkatkan: secara 1. Kepercayaan investor mempermudah 2. 3. akan diperolehnya optimal memungkinkan diantara sehingga adanya mereka. sinergi Kedua, dalam dana pembiayaan yang lebih praktik good governance terkandung murah dan tidak rigit; nilai-nilai nilai perusahaan (value of the penyelenggara firm), sehingga BUMD dapat swasta dapat lebih efektif bekerja membantu dalam penerimaan yang membuat Negara mewujudkan maupun kesejahteraan pemerintah melalui APBD; rakyat. Nilai-nilai seperti efisiensi, kinerja dan efisiensi perusahaan keadilan, dan daya tanggap menjadi melalui nilai yang penting. Ketiga, praktik terciptanya proses pengambilan keputusan yang good lebih bernegara yang bersih dan bebas dari baik. Direksi dapat governance mengelola perusahaan secara korupsi transparan, kepentingan bawah akuntabilitas, pengawasan Pengawas di Dewan praktik praktik berorientasi publik. pada Karena penyelenggaraan itu negara andal dinilai baik jika mampu mewujudkan (empowered) dalam kerangka transparansi, penegakan hukum, dan legal, dan beretika profesi yang akuntabilitas publik. baik, yang serta adalah tanpa benturan kepentingan Salahsatubentuk terhadap ( GCG bagi regulasi para penyelenggara Negara adalah UU conflict of interest), clean and Nomor prudent serta bertanggungjawab Penyelenggaraan Negara yang Bersih kepada dan Bebas dari KKN. Badan Usaha stakeholder dan lingkungan. 28Tahun 1999 tentang Milik Daerah adalah badan usaha Secara umum ada beberapa yang seluruh atau sebagian besar karakteristik yang melekat dalam modalnya praktik good governance. Pertama, melalui penyertaan secara langsung praktik yang berasal dari kekayaan Negara good governance harus memberi ruang kepada pihak di luar dimiliki oleh negara yang dipisahkan. 337 Dewan organ yang Pengawas bertugas adalah 5. Metodologi Penelitian melakukan Metode penelitian yang pengawasan dan memberi nasihat digunakan adalah pendekatan yuridis kepada Direksi dalam menjalankan normatif, kegiatan pengurusan BUMD. mengacu Direksi adalah organ BUMD yang bertanggung pengurusan jawab BUMD atas untuk kepentingan dan tujuan BUMD, serta mewakili BUMD baik di dalam yaitu penelitian kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan pengadilan, Undang-undang BUMN, Undang-Undang Perusahaan Daerah, Undang-Undang Pasar Modal; dan Undang-undang Hukum Perdata dan Good Corporate Governance Kitab Undang-Undang (GCG) adalah “suatu pola hubungan, Pidana termasuk sistem, dan proses yang digunakan Pemberantasan oleh Korupsi. Dewan perusahaan Komisaris, putusan ketentuan yang terdapat dalam Kitab maupun di luar pengadilan. organ yang (Direksi, RUPS) Hukum Undang-undang Tindak Pidana guna Kegiatan pengumpulan data memberikan nilai tambah kepada dalam penelitian ini, penulis tempuh pemegang secara dengan dua cara yaitu: jangka 1. Library reseach, penelitian ini saham berkesinambungan dalam panjang, dengan tetap memperhatikan dilakukan kepentingan data dari buku-buku, majalah stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan ilmiah, dan norma yang berlaku”. undangan Kehati-hatian adalah sikap pengurus yang bersungguh-sungguh mempedomani dan menjalankan asas asas Good Corporate Governance. untuk peraturan dan memperoleh perundangdokumen- dokumen lainnya serta putusan pengadilan yang berhubungan dengan pokok bahasan mengapa dalam pengelolaan BUMD kerap ditemukan pelanggaran terhadap Kerugian Perusahaan adalah prinsip kehati-hatian, serta sesuatu yang dianggap mendatangkan bagaimana cara dan upaya yang rugi atau kerusakan bagi perusahaan. dapat ditempuh oleh pemerintah 338 dan perusahaan mengefektifkan untuk pelaksanaan prinsip kehati-hatian agar GCG dalam BUMD optimal. untuk mengetahui bagaimana implementasi prinsip GCG dalam prinsip GCG. Ada dua BUMD yang dijadikan sebagai objek penelitian ini 2. Fieldresearch, yang dilakukan bertujuan kebijakan sehingga memenuhi BUMD yaitu PDAM dan BUMD lainnya. Beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun dari 1962Tentang Perusahaan Daerah narasumber dengan melakukan menetapkan bentuk BUMDyang wawancara memiliki dengan Direksi, Kepala Bagian Ekonomi, Asisten Ekonomi dan Pembangunan dan Dewan Pengawasdalam penerapan Good Governace; dan karakteristik yang berbeda disetiap daerah. 2. PDAM sebagai perusahaan bentuk tertua dan Corporate keberadaannya hampir merata di pihak-pihak seluruh Indonesia dalam tataran lainnya untuk operasionalnya belum diberikan data mengenai payung hukum yang kuat yaitu kinerja suatu perusahaan atau UU namun hanya berdasarkan BUMD sebuah Peraturan Menteri dalam terkait mendapatkan dan konsep-konsep pengelolaan perusahaan yang Negeri Nomor 2 Tahun 2007 baik dengan standar acuan yang sudah tidak relevan lagi adalah penerapan prinsip kehati-hatian dalam rangkaGCGyangterdiridari: (1) penetapan dan visi, misi, untuk menjawab kebutuhan perkembangan perusahaan daerah di era sekarang. 3. Diharapkan dari PDAM tersebut corporate values; (2) penyusunan diperoleh informasi corporate governance structure; hubungan pelaksanaan (3) termasuk pembentukan corporate culture; (4) penetapan sarana pelaksanaan public hatian. disclosures; penyempurnaan dan (5) berbagai tentang GCG didalamnya prinsip kehati- Analisisdatadalam penelitianinimenggunakanpendekatan 339 yangbersifat kualitatif.Data- situasi datayangdianalisisdalam kondusif pelaksanaan GoodGovernance. penelitianiniadalahbersifatmenyeluru h dan merupakan satu kesatuan yang Saran integral (holistic) tentang pengelola perusahaan atau BUMD memegang dengan 1.Guna mewujudkan prinsip-prinsip goodcorporategovernance pengelolaan perusahaan yang baik sangat dibutuhkan kesungguhan seperti melaksanakan prudencial sikap kehati-hatian (prudential), dan didukung kepatuhan terhadap oleh bahkan menjadi langkah ketentuan- konkreet dalam pencegahan ketentuan yang berlaku (compliance). 6. Kesimpulan 3. 1.Keberadaan rangka tindakan anti korupsi. BUMD dalam Pemerintah hendaknya melaksanakan mewujudkanGood Politikhukumguna mewujudkan Governance supremasi dan kepastian hukum menunjukkanperkembanganpos sehingga terhindar dari tumpang itifyang signifikan. tindihnya Corporate 2. Masih ditemukan pelanggaran terhadap prudencialdalam pengelolaan BUMD namun demikian juga kondisi menjadikannya pendorong bagi sumberdaya manusia yang tersedia agar berperan optimal dalam tata kelola di bidang tugas masing-masing. 3 Sangat penting Keterpaduan Tiga Unsur Pokok yaitu Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat untukmenciptakan 340 peraturanyangdapat menyebabkanmultitafsir. 7. Referensi Aldridge, E Johndan Siswanto Sutojo. Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat, Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2008. Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis : Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2012. Badudu-Zein; Kamus Umum Bahasa Indonesia; Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1994 Black, Hanry Campbell, Black’s Law Dictionary, with th Pronounciations, 6 Edition, St. Paul Minn: West Publishing Co., 1990 Brooks, J.Leonard dan Paul Dunn. Etika Bisnis dan Profesi : untuk Direktur, Eksekutif dan Akuntan, Jakarta : Salemba Empat, 2011. Budiarta, Kustoro. Pengantar Bisnis (Edisi 2). Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010. Indonesia; Komisaris Independen Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PTINDEKS 2004. Effendi, Muh Arief. The Powerof Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2009. Burton, Richard Simatupang. Aspek Huku dalam Bisnis, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003. Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia (Edisi 2), Yogyakarta : BPFE, 2000. Center, The Ary Suta. Strategis Management, Jakarta : The Ary Suta Center, 2013. Hery, Controllership. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2014 Chazawi, Adam. Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia. Malang : Bayumedia Publishing, 2011. Hidayat, Syarif. Too Much Too Soon, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. Daniri, MasAchmad. Good CorporateGovernance Konsep dan Penerapannya Hunger, David dan Thomas L.Whelen. Manajemen Strategis, Yogyakarta : ANDI, 2003. Dalam Konteks Indonesia.Jakarta: Ray Indonesia 2005. Hudianto, Ekonomi Politik, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2004. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Imam, Sentot Wahyono. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010. Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Edisi Revisi). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardiono, Paradigma Rasional dalam Ilmu Hukum, Yogyakarta : GENTA Publishing, 2014. Djalil, Sofyan. Good Corporate Governance. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, September 2000. Djakti, Dorojatun Kuncoro. Good Corporate Governancedi Indra Surya dan Ivan Yustia vandana, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi kelangsungan Usaha;Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Khairandy, Ridwan dan Camelia Malik. Good Corporate Governance: Perkembangan Pemikiran dan Implementasinya di Indonesia dalam Perspektif Hukum. Yogyakarta: Kreasi Total Media. 341 Khomsiyah. High Quality Corporate Reporting. Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI), 2009. Kumaat, Valery G. Iternal Audit. Jakarta : Erlangga, 2011 Nasution, Bismar. Hukum Kegiatan EkonomiI. Bandung: Books Terace & Library, 2009. Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis, Jakarta : Erlangga, 2010. Purwanto, Iwan. Manajemen Strategi, Bandung : CV. Yrama Widya, 2012. Rajagukguk, Erman. Pengelolaan Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum, 2005. Rawls, John. A Theory of Justice, Teori Keadilan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005. Redjeki, Sri Hartono, Ekonomi, Semarang Mandar Maju, 2000. Said, Hukum : CV. Mas’ud. Kepemimpinan : Pengembangan Organisasi, Tam Building& Perilaku Inovatif. Malang : UIN-Malang Press, 2007Sedarmayanti. Good Governance dan Good Corporate Governance. Bandung: Penerbit Mandar Madju, 2007. Setiyono, Teori-teori & Alur Pikir Penerapan 342 Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Malang : Bayu Media Publishing, 2012. Sidhu, Inder. Cisco Doing Both, Yogyakarta : CV. ANDI Offset, 2012. Soesatro, Hadi, et.all. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir Bagian 4.Yogyakarta : Kanisius, 2005. Suprayitno, G., Aries Susanty, Sedarnawati Yasni, Siti Raha Agoes Salim. Mewujudkan Good Corporate Governance Sebagai Sebuah Sistem, Kajian, dan Penerapannya pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance, Juni 2007. Surya, Indra & Ivan Yustia vanda. Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha.Jakarta: Kencana & LKPMK FH UI, 2006. Widjaja, Gunawan. Seri Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta Timur : Prenada Media, 2004. Makalah, Jurnal, Tulisan Ilmiah dengan Artikel, dan Lain-lain Daryanto, “Eksistensi BUMD dalam Otonomi Daerah”, Majalah BUMN Link, Vol. I, No.1, Tahun 2012. Undang-Undang Nomor 10 Tahun1998, LNRI Tahun 1998 Nomor 182. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Sutjiono, Danny. “Direksi PDAM Hendaknya Adji, sebagaimana telah diubah Perlindungan Konsumen Benar-benar Undang-Undang Republik Indonesia Profesional”, Majalah Bulanan Nomor 31 Tahun 1999 tentang Air Minum, Edisi 180, Tahun Pemberantasan Korupsi, LNRI 2010. Nomor 3874. Indriyanto Sistemik Seno, “Korupsi Undang-Undang Republik Indonesia sebagai Kendala Nomor 23 Tahun 1999 tentang Penegakan Hukum di Bank Indonesia”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 24, No. 3, Tahun 2005. Peraturan Perundang-undangan Indonesia, LNRI Tahun1999 Nomor 66. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, LNRI Tahun Undang-Undang Republik DasarNegara Indonesia 2003 Nomor 47. Tahun 1945. Berita Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Tahun II Nomor 7. Badan Usaha Milik Negara, Undang-Undang Republik Indonesia LNRI Nomor 4297. Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Undang-Undang Republik Indonesia Perusahaan Daerah Nomor 40 Tahun 2007 tentang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perseroan Terbatas, LNRI Tahun 2007 Nomor106. Perbankan 343 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, LNRI Tahun 2005 Nomor 31 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Barang/ Tentang Jasa Pengadaan Pemerintah, Jakarta Selatan : Visi Media, 2011 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Air Minum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.05/2008 Tentang Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah pada Perusahaan Daerah Air Minum Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, LNRITahun 2006 Nomor 6 DPNP 344 PeraturanBankIndonesiaNomor8/14/P BI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, LNRITahun 2006 Nomor 71 DPNP KeputusanMenteriDalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum