http://www.mb.ipb.ac.id I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 2211999 rnulai diberlakukan pada tahun 2001, dimana undang-undang tersebut memuat peraturan tentang pelaksanaan olonomi daerah. Inti dari undang-undang tersebut adalah bagaimana mengatur hubungan antara Pemerintah Pusat dal Pemerintah Daerah yang dijiwai dengan pen~berian kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah yang bersangkutan. Sebagai konsekuensi dari otonomi daerah adalah selnua daerah harus jeli menggali dan memanfaatkan selnua potensi yang ada di daerah yang bersangkutan untuk dapat dimanfaatkall seoptimal lnungkin demi kemaklnuran masyarakat setempat. Sektor pertanian merupakan tunlpuan terbesar dari penduduk Indonesia, lebih kurang 60% penduduk Indonesia matapencahariannya adalah bertani. Untuk itu sektor pel-tanian harus jadi perhatian utama dari pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan Otonomi Daerah. Apabila sektor pertanian dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kemakmuran petani, maka secara tidak langsung akan berdampak positif bagi pembangunan daerah setempat. Namun apabila sektor pel-tanian tidak dikelola dengan baik, kehidupan petani makin telpuruk maka dapat terjadi stagnasi pembangunan pada daerah itu. Fokus kegiatan terhadap pembangunan pertanian akan menghasilkan sistem pertanian yang tanggull dan bermuara pada peningkatan taraf hidup sebagian besar masyarakat. Ada beberapa alasan bagi Pen~erintah Daerah http://www.mb.ipb.ac.id untuk dapat memnprioritaskan pernbangunan pertanian, sehingga tercipta sistem pertanian yang tangguh dan berkembang baik, yaitu: dengan terciptanya pertanian yang tangguh dan berkembang baik akan meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakat; dengan adanya peningkatan taraf hidup petani maka akan meningkatkan konsumsi terhadap produk produk lainnya sehingga peluang berusaha di sektor lain semakin besar; produk pertanian akan dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan adanya kegiatan value added terhadap produk-produk pertanian; Pemerintah Daerah sebagai fasilitator pembangunan akan punya surnber pendapatan baru dari kegiatan value added terhadap produk-produk pertanian. Untuk mewujudkan pertanian yang tangguh dan dapat jadi andalan perekonomian nasional/daerah maka perlu paradigma baru dalam pembagunan pertanian, yaitu dengan visi terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui pe~nbangunanpertanian yang tangguh berbasis sumber daya lokal. Visi pembangunan pertanian yang baru tersebut n~engisyaratkanbahwa pembangunan pertanian harus memihak pada rakyat, memanfaatkan sumber daya lokal dan me~nfasilitasi usaha pertanian rakyat. Paradigma pembangunan pertanian yang baru tersebut perlu disosialisasikan dan diketahui oleh selnua stakeholders dan pelaksanaanya harus fokus kepada pencapaian sasaran yang diharapkan (Gumbira-Sa'id, 2000). Dengan adanya paradigma pembangunan pertanian yang baru tersebut maka sangat terbuka peluang bagi daerah untuk dapat menggenjot usaha pertanian. Kepala Daerah beserta staf harus jeli mengkaji dan menganalisa komoditas pertanian apa yang dapat dijadikan andalan daerah (komoditas http://www.mb.ipb.ac.id unggulan). Jadi dengan berbekal Undang-undang No. 2211999 tersebut, Pemerintah Daerah harus melakukan kajian dan analisa mendalam untuk melihat komoditas apa yang sangat cocok mereka kembangkan dan dapat jadi andalan di masa yang akan datang. Kabupaten Agam terletak di Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah pertanian yang selama ini cukup terkenal dan produksi pertanian daerah ini banyak dijual ke daerah lain, sebagai daerah yang sangat potensial untuk pertanian maka sangat beralasan untuk memilih sektor pertanian sebagai fokus utama kegiatan pembangunan daerah. Untuk menjadikan sektor pertanian sebagai andalan daerah maka kegiatan pertanian harus dikelola dengan prinsip-prinsip agribisnis. Dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Agam 2001 - 2005 disebutkan bahwa salah satu misi Kabupaten Agam dalam melaksanakan program ekonomi kerakyatan di sektor pertanian dan perkebunan perlu dikembangkan prinsip-prinsip agribisnis dan agroindustri yang berbasis pada komoditas unggulan yang berorientasi pasar dan kelestarian lingkungan hidup. Untuk itu diperlukan analisis yang lebih tajam dalam rangka menetapkan komoditas unggulan agribisnis dan formulasi strategi pengembangannya di Kabupaten Agam. 1.2. Identifikasi Masalah Ada beberapa masalah yang perlu dicermati dalam rangka pemanfaatan dan pengelolaan agribisnis dalam rangka pembangunan daerah, yaitu : 1. Otonomi daerah yang telah dilaksanakan membutuhkan kajian dan analisa yang mendalam dalam rangka memanfaatkan secara optimal keunggulan http://www.mb.ipb.ac.id suinber daya daerah, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif. 2. Belum dimanfaatkannya peluang untuk mengekspor hasil pertanian ke negara tetangga secara optimal. 3. Kabupaten Agam adalah daerah penghasil komoditas pertanian yang cukup potensial, selama ini komoditas pertanian belum dikelola dengan fokus sehingga kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi belum optimal. 4. Kurangnya promosi peluang investasi agribisnis yang didukung oleh data potensi daerah berakibat investasi pada bidang tersebut belum begitu besar. 5. Perkembangan lingkungan makro Indonesia yang selalu berubah, mengakibatkan Pemda sulit menentukan strategi yang harus ditetapkan dan merencanakan lnasa depan peinbangunan pertanian. 6 . Peinerintah Daerah Kabupaten Agam memerlukan suatu perencallaan sstrategik atas dasar visi dan misi daerah untuk mencapai sasaran masa depan pengembangan agribisnis daerah. 7. Perlunya paradigma pembangunan pertanian yang berbasis pada suinber daya lokal dan memberdayakan petani setempat. 8. Potensi daerah di bidang agribisnis belum dikembangkan secara n~altsimal karena kurangnya penelitian dan pengembangan agribisnis yang bertuinpu pada komoditas unggulan 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : http://www.mb.ipb.ac.id 1. Bagaimana penjabaran visi dan misi Pemda Kabupaten Agam dalam lnengembangkan agribisnis di masa yang akan datang ? 2. Apa kolnoditas unggulan sektor agribisnis yang dimiliki Kabupaten Aga~n? 3. Faktor faktor apa yang jadi kendala dalam pengembangan komoditas unggulan agribisnis di Kabupaten Agam ? 4. Faktor internal dan eksternal apa yang mempengaruhi pengembangan komoditas unggulan agribisnis di Kabupaten Agam ? 5. Apa prioritas sararan dari Pemda Kabupaten Agam dalam pengelnbangan kolnoditas uilggulan agribisnis ? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi komoditas unggulan agribisnis Kabupaten Agam 2. Untuk mengetahui faktor strategis eksternal dan internal yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan komoditas unggulan agribisnis Kabupaten Agam 3. Memnperoleh rulnusan strategi pengembangan komoditas unggulan agribisnis sebagai penjabaran visi dan misi Kabupaten Agam. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Melnberikan sumbangan pemikiran kepada Pemda Kab. Agam dalam lnenyusun suatu rumusan yang tepat mengenai strategi pengembangan kolnoditas unggulan agribisnis berdasarkan potensi yang dimiliki daerah yang bersangkutan. http://www.mb.ipb.ac.id 2. Bagi penulis dapat inerupakan sarana pengembangan wawasan dalanl nlenganalisa suatu rnasalah, dalam ha1 ini mengenai penentuan komoditas unggulan agribisnis dan formulasi strategi pengenlbangaimnya. 1.6. Ruang Lingkup Kegiatan penelitian ini dibatasi pada penentuan agribisnis di Kabupaten Agam, rnengidentifikasi kornoditas unggulan faktor-faktor yang meinpengaruhi pengembangannya. Selanjutnya mengidentifikasi faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pengembangan koinoditas unygulan agribisnis dan memberikan rekomendasi formulasi strategi yang tepat untuk pengembangan di rnasa yang akan datang.