ASUHAN KEBIDANAN BAYI LAHIR PADA BAYI Ny. S DENGAN PREMATUR DI RUANG KBRT RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : IRMA KUSUMAWATI NIM. B09.087 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Lahir Pada Bayi Ny. S dengan Prematur di Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013” untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Drg. Basoeki Soetardjo, MMR, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan pengambilan kasus di tempat praktek. 6. Perpustakaan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan literature yang penulis perlukan. 7. Rekan-rekan Sekolah tinggi Ilmu kesehatan Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian saran yang membantu sangat penulis harapkan dan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis ini bermanfat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya. Surakarta, Agustus 2013 Penulis Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, 19 Agustus 2013 Irma Kusumawati B09.087 ASUHAN KEBIDANAN BAYI LAHIR PADA BAYI Ny. S DENGAN PREMATUR DI RUANG KBRT RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 xiii + 67 halaman + 4 tabel + 10 lampiran INTISARI Latar Belakang : Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan. Ditingkat ASEAN angka kematian bayi di Indonesia tahun 2004 35 per 1000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan thailand dan 1,3 kali dibandingkan Filipina. Pada tahun 2010 AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian neonatal diantaranya adalah asfiksia neonatarum 49-60%, infeksi 24-30%, prematur15-20%, trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan1-3%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dari bulan Januari – Desember 2011 terdapat 1462 kelahiran hidup, dari keseluruhan jumlah tersebut bayi lahir normal 1169 (79,96%), bayi lahir dengan asfiksia 100 (6,84%), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 80 (5,47%), bayi lahir dengan prematur 73 (4,99%) dan bayi lahir dengan kelainan 40 (2,74%). Tujuan : Dapat melakukan penatalaksanaan pada bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan prematur dengan penerapan asuhan kebidanan menurut manajemen kebidanan 7 langkah Varney, memberikan alternatif pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan yang telah diberikan. Metode : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi di Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi Surakarta, subjek studi kasus adalah bayi baru lahir Ny. S dengan prematur, waktu pada tanggal 22 sampai 29 Agustus 2012, tehnik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil : Setelah dilakukan perawatan selama 7 hari di dapatkan hasil KU baik, tangis kuat, gerak aktif, TTV : N : 148 x/menit, R : 44 x/menit, S : 37,20C, bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 32-340C, BB bayi meningkat dari 1900 gram menjadi 1950 gram, reflek hisap pada bayi kuat, bayi sudah mau minum air susu buatan rendah laktosa 2-5 cc melaluiu oral gastristik, tali pusat bersih, tidak ada perdarahan dan terbungkus dengan kassa steril, ibu mengerti dan paham tentang keadaan bayinya. Kesimpulan : Ada kesenjangan teori dan praktek antara lain bayi dirawat dalam incubator dengan suhu 32-340C yang seharusnya 35ºC. Dalam memndikan bayi, yang seharusnya dilakukan tiap beberapa hari sehari. Sedangkan pada kasus ini bayi dimandikan setiap hari. Kata kunci : Asuhan kebidanan, bayi baru lahir, prematur Kepustakaan : 25 literatur (2003 – 2010) MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO ¾ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, apabila kamu selesai suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS. AlInsyiraah, 6-7) ¾ Pelajari apapun yang kita bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan. ¾ Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT, yang senantiasa melindungi dan selalu memberikan kemudahan dalam setiap langkahku. 2. Ayah dan Ibu dan adik tercinta yang selalu mencukupi kebutuhan dengan usaha yang tak pernah mengenal lelah dan senantiasa memberikan aku do’a dan kasih sayang. 3. Buat om, tante dan keponakan yang senantiasa memberikan do’a, support, inspirasi dan semangat. 4. Mas ragil yang selalu memberi support dan do’a di setiap langkahku. 5. Teman-teman tercinta yang memberikan inspirasi agar aku tetap semangat. 6. Teman-teman seperjuangan yang berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 7. Almamaterku. CURICULUM VITAE BIODATA Nama : Irma Kusumawati Tempat / Tanggal Lahir : Surakarta, 03 Agustus 1990 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Tawengan RT 04 RW 03 Doplang, Teras, Boyolali RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD N Tegalrejo Lulus tahun 2003 2. SMP N 1 Sawit Lulus tahun 2006 3. SMA Batik 1 Surakarta Lulus tahun 2009 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................. iv INTISARI ................................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii CURICULUM VITAE ............................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR TABEL .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................... 2 C. Tujuan Studi Kasus .......................................................... 3 D. Manfaat Studi Kasus ........................................................ 3 E. Keaslian Studi Kasus ....................................................... 5 F. Sistematika Penulisan ....................................................... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ....................................................................... 9 1. Bayi Baru Lahir ........................................................ 9 2. Bayi Baru Lahir Prematur .......................................... 15 B. Teori Manajemen Kebidanan ........................................... 29 C. Data Perkembangan ........................................................... 43 D. Landasan Hukum ............................................................... 43 E. Informed Consent .............................................................. 44 BAB III. METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ............................................................... 45 B. Lokasi Studi Kasus ............................................................ 45 C. Subyek Studi Kasus ............................................................ 45 D. Waktu Studi Kasus ............................................................ 45 E. Instrumen Studi Kasus........................................................ 46 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 46 G. Alat-alat yang Dibutuhkan ................................................ 49 BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus .................................................................. 51 B. Pembahasan ....................................................................... 77 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 82 B. Saran .................................................................................. 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Patofisiologi Bayi Baru Lahir dengan Prematur .................. 16 Gambar 2.2. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Prematur .......................... 22 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penilaian Apgar Score ............................................................. 11 Tabel 2.2 Nilai Apgar Score .................................................................... 28 Tabel 2.3 Apgar Score ............................................................................. 22 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3 : Surat balasan pengambilan data awal Lampiran 4 : Surat permohonan ijin penggunaan Lahan Lampiran 5 : Surat Balasan Penggunaan Lahan Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Pasien Lampiran 7 : Format Askeb Bayi Baru Lahir Lampiran 8 : Lembar Konsultasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan. Ditingkat ASEAN angka kematian bayi di Indonesia tahun 2004 35 per 1000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Filipina. Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes, 2010). Penyebab kematian neonatal diantaranya adalah asfiksia neonatarum 49 - 60%, infeksi 24 - 30%, prematuritas atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15 - 20%, trauma persalinan 2 - 7%, dan cacat bawaan 1 - 3% (Manuaba, 2008). Menurut Wiknjosastro (2005), bahwa sebagian besar bayi yang meninggal dalam minggu pertama ialah bayi prematur. Menurut Surasmi dkk (2003), Prematuritas adalah bayi dengan masa kehamilan atau berat badan terletak antara persentil ke-10 sampai persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intra uterin. Etiologi kelahiran prematur diantaranya faktor ibu meliputi gizi ibu saat hamil yang kurang, umur ibu kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, faktor pekerja terlalu berat, penyakit menahun seperti hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah. Faktor kehamilan meliputi hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan anterpatum, komplikasi hamil seperti pre eklampsia, eklampsia, ketuban pecah dini. Faktor janin meliputi cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan faktor lain yang masih belum diketahui (Manuaba, 2008). Maturasi fungsi system organ merupakan syarat bagi bayi untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Bayi prematur fungsi sistem organnya belum matur sehingga dapat kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu membutuhkan perhatian dan perawatan yang intensif untuk mengembangkan fungsi optimum bayi (Surasmi dkk, 2003). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dari bulan Januari – Desember 2011 terdapat 1462 kelahiran hidup, dari keseluruhan jumlah tersebut bayi lahir normal 1169 (79,96%), bayi lahir dengan asfiksia 100 (6,84%), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 80 (5,47%), bayi lahir dengan prematur 73 (4,99%) dan bayi lahir dengan kelainan 40 (2,74%). Melihat masih tingginya angka kejadian bayi premature di RSUD Dr. Moewardi, maka penulis tertarik mengambil kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Lahir Pada Bayi Ny. S dengan Prematur di Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2012” dengan menggunakan pendekatan Varney. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil perumusan masalah yaitu “Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan premature diruang RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan asuhan kebidanan Varney?” C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Setelah melaksanakan pengkajian kasus ini, diharapkan penulis dapat memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan premature menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney. 2. Tujuan Khusus a. Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi prematur diharapkan penulis mampu : 1) Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. 2) Melakukan interprestasi data pada bayi baru lahir Ny. S dengan premature yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah, dan kebutuhan. 3) Merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. 4) Mengidentifikasi tindakan segera pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. 5) Menyusun perencanaan tindakan pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. 6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam bentuk pelaksanaan tindakan pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. 7) Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. b. Penulis mampu menemukan kesenjangan antara teori dengan dengan kasus nyata pada bayi baru lahir dengan prematur. c. Penulis mampu memberikan alternative pemecahan dari kesenjangan antara teori dengan kasus dengan prematur. D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi penulis a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan premature. b. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan secara langsung dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur. 2. Bagi profesi kebidanan Memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus pada bayi baru lahir dengan premature sesuai dengan standar asuhan kebidanan. 3. Bagi institusi pelayanan kebidanan a. Rumah sakit Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur. b. Pendidikan Menjadi bahan referensi dan memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur. E. Keaslian Studi Kasus Laporan kasus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur sudah pernah dilakukan oleh : 1. Astri Setyowati (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. W dengan Prematur di Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi” bayi suhu tubuhnya masih rendah, reflek hisap masih rendah, umur kehamilan 33 minggu. dengan terapi mengobservasi KU dan VS setiap 8 jam, mengobservasi BAB dan BAK, kalolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian injeksi vit. K 1 x 1 mg dan injeksi kalfoxim 2 x 75 mg, pemberiam PASI berupa susu Lactona melalui pipet sebanyak ± 10 cc/ 2 jam dan oksigen 2 liter/ menit, merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC, melakukan penimbangan BB, dan rawat tali pusat dengan kassa alcohol 2x sehari dan ganti pakaian bayi bila basah / kotor. Setelah dilakukan asuhan selama 7 hari diperoleh hasil bayi dapat menangis kuat, gerak aktif, reflek moro, rooting, walking, grafis, suching, tonik neck baik dan berat badan bayi pun meningkat dari 1700 gram menjadi 1750 gram. 2. Henny Imbiyastuti (2006), dengan judul “ Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. I dengan Prematur Di Ruang Perinatologi RSUD Pandanarang Boyolali” bayi pernafasannya tidak teratur, gerakan kurang aktif, umur kehamilan 31 minggu dengan mengobservasi KU dan VS setiap 8 jam, mengobservasi BAB dan BAK, kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam memberikan infus KAEN IB 8 tetes per menit, injeksi Ampicilin 2 x 100 mg, Gentamycin 2 x 4,5 mg/hr, merawat bayi dalam incubator suhu 34ºC, dan melakukan penimbangan berat badan, merawat tali pusat bayi dengan kassa betadine 2 x sehari dengan ganti pakaian bayi bila basah / kotor. Setelah dilakukan asuhan selama 8 hari diperoleh hasil bayi dapat menangis keras, gerak aktif dan reflek hisap kuat, tidak mengalami komplikasi yang dikhawatirkan seperti hipotermi, dan berat badan bayi meningkat dari 1800 gram menjadi 1850 gram. 3. Noval (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. H dengan Prematur Di Ruang Catleya Bayi RS. Panti Waluyo Surakarta” umur kehamilan 30 minggu dengan terapi mengobservasi KU dan VS setiap 8 jam, mengobservasi BAB dan BAK, kalolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian injeksi Vit. K 1 x 1 mg dan injeksi kalfoxim 2 x 75 mg, pemberiam PASI berupa susu Lactona melalui pipet sebanyak ± 10cc/ 2 jam dan oksigen 2 liter/ menit, merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC, melakukan penimbangan BB, dan rawat tali pusat dengan kassa alkohol 2 x sehari dan ganti pakaian bayi bila basah / kotor. Setelah dilakukan asuhan selama 7 hari diperoleh hasil bayi dapat menangis kuat, gerak aktif, reflek moro, rooting, walking, grafis, suching, tonik neck baik dan berat badan bayi pun meningkat dari 1850 gram menjadi 1900 gram . Persamaan dan perbedaan antara keaslian dengan kasus : a. Asuhan yang diberikan sama b. Pada perikasaan KU dan vital sign pada keaslian tiap 8 jam sedamgkan pada kasus tiap 2 jam c. Pada keaslian diberikan infus KAEN 1B 8 tetes/menit sedangkan pada kasus D 10% 6 tetes/menit F. Sistematika penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh sistem penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis akan menguraikan bab 1 sampai bab V yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Adapun gambaran sistematika adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori medis yang meliputi : pengertian, etiologi, patofisiologi, karakteristik, penatalaksanaan, klasifikasi, dan komplikasi bayi baru lahir dengan prematur, teori manajemen kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah Varney (2007) yaitu pengkajian, intrepetasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan asuhan, implementasi dan evaluasi, landasan hokum, informed consent, dan kerangka konsep. BAB III METODOLOGI Berisi tentang jenis studi, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data, alat-alat yang dibutuhkan. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang tinjauan kasus yang berupa laporan kasus ini terdiri dari 7 langkah Varney yaitu pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi serta data perkembangan menggunakan SOAP. BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan menyatakan inti dari pembahasan, sedangkan saran dirumuskan untuk menanggapi kesenjangan dan merumuskan alternatif pemecahan masalah yang realistis dan operasional DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir a. Pengertian bayi baru lahir 1) Bayi baru lahir juga disebut neonatal yaitu bayi yang sehat dan normal yang akan segera menarik nafas dan menangis, menggerakkan tangan dan kakinya (Mochtar, 2002). 2) Bayi baru lahir adalah kelahiran bayi umur 0-28 hari (Winkjosastro, 2005). b. Klasifikasi bayi baru lahir 1) Klasifikasi bayi baru lahir menurut berat badan lahirnya, yaitu : a) Berat lahir lebih : Lebih dari 4000 gr b) Berat lahir cukup : Antara 2500 gr sampai 4000 gr c) Berat lahir rendah : Kurang dari 2500 gr (Atikah, 2010). 2) Berdasarkan umur kehamilan atau masa gestasi a) Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu. b) Term infant atau bayi cukup bualan (mature aterm) yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan lebih dari 37-42 minggu. c) Post term infant atau bayi lebih bulan (posterm postmature) yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu (Surasmi dkk, 2003). c. Karakteristik bayi baru lahir Karakteristik bayi normal segera sesudah lahir yaitu : bayi sangat aktif, tampak kemerah-merahan, tonus otot baik, menangis keras, bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit-120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi supranetal dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit (Wiknjosastro, 2005). d. Perubahan yang segera terjadi setelah bayi lahir Menurut Wiknjosastro (2005), perubahan yang segera terjadi setelah bayi lahir, yaitu : 1) Pernafasan pertama Derajat hipoksia ringan merangsang usaha bernafas pertama kali pada neonates setelah dilahirkan. Dengan usaha bernafas pertama ini cairan yang menempati jalan nafas didorong kedalam areoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorsi dengan cepat kedalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir cairan ini hilang dan alveoli mengembang karena udara. 2) Perubahan pola sirkulasi darah Tekanan darah sistemik bayi sedikit meningkat mengakibatkan pembalikan arah aliran sementara melalui duktus arteriosus. Ketika bayi bernafas, tegangan oksigen didalam darah meningkat dan dinding muskulus duktus ini berkontraksi sehingga darah yang melaluinya berhenti. Pada saat yang sama, tekanan didalam atrium kanan menurun. Terjadi peningkatan serentak aliran darah di seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium dan mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam atrium kiri. Karena terjadi perubahan-perubahan tekanan antara kedua atrium, terjadilah penutupan foramen ovale. 3) Perubahan fungsi hati Hati bayi dapat mengubah glukosa menjadi glikogen secara efisien sebagaimana hati orang dewasa, tetapi beberapa enzimnya masih imatur yang mengakibatkan terjadinya ikterus fisiologik dalam enam hari pertama setelah lahir 4) Pengaturan suhu tubuh Permukaan tubuh bayi baru lahir relatif besara sehingga pemeliharaan tubuhnya relatif sulit. Suhu tubuh pada banyak bayi baru lahir menurun 1,50C segera setelah lahir, karena hilangnya panas secara cepat dari kulit yang basah, tetapi kembali menjadi normal dalam beberapa jam. e. Masalah-masalah yang terjadi pada Bayi Baru Lahir Masalah-masalah yang terjadi pada Bayi Baru Lahir meliputi : 1) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang kehamilan (Wiknjosastro, 2005). 2) Asfiksia Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007). 3) Sindrom gangguan pernafasan Sindrom gangguan pernafasan merupakan kumpulan gejala yang terdiri atas bradikardi, adanya tarikan dinding dada kedalam, sianosis dan adanya rintihan pada saat bernafas. 4) Hipotermi Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi dibawah 360C serta kadua tangan dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,50C – 37,50C (Muslihatun, 2010). 5) Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum merupakan kejang yang sering dijumpai pada bayi baru lahir yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal (Markum, 2003). 6) Ikterus Ikterus merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskular sehingga konjungtiva, kulit dan mukosa akan berwarna kuning (Hidayat, 2009). f. Penatalaksanaan segera bayi baru lahir 1) Pertahankan kebersihan jalan nafas a) Pegang kepala bayi lebih rendah dari badan dengan kepala dipindahkan ke sisi drainase. b) Bersihkan wajah dan kepala, bersihkan cairan dari hidung dan mulut. c) Hisap hidung dan mulut menggunakan spuit seperti bola lampu yang lunak. 2) Jaga bayi tetap hangat a) Bersihkan dan keringkan bayi b) Tempatkan bayi di atas perut ibu c) Letakkan topi stockinet pada kepala bayi d) Gunakan penghangat e) Bungkus bayi dengan selimut hangat 3) Perlihatkan bayi pada orang tua dan yang lain, tempatkan pada perut ibu 4) Klem dan potong tali pusar 5) Catat nilai apgar pada 1 dan 5 menit pertama 6) Lakukan segera pemerikasaan menyeluruh pada bayi Skor Apperance (warna kulit) 0 pucat Pulse rate Tidak ada (frekuensi nadi) Grimace (reaksi Tidak ada rangsangan) Activity (tonus otot) Tidak ada Respiration Tidak ada Tabel 2.1 Nilai apgar (NA) 1 2 NA Badan merah Ekstremitas biru Seluruh kemerahmerahan tubuh Kurang dari 100 Lebih dari 100 Sedikit gerakan Batuk/ bersin mimic (grimace) Ekstrimitas dalam Gerakan aktif sedikit fleksi Lemah/ tidak Baik/ menangis teratur Jumlah Sumber: Varney (2007) g. Pemeriksaan Reflek 1) Reflek Moro : Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut dan relaksasi dengan lambat (Stright, 2004). 2) Reflek Rooting : Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh ke atas sentuhan Reflek ini menghilang pada umur 2 – 3 bulan dan biasa menetap sampai (Hidayat, 2005). umur 12 bulan 3) Reflek Suching : Reflek menghisap berespon dengan terhadap kuat stimulasi dalam reflek ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi (Hidayat, 2005). 4) Reflek Plantar : Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini titdak terjadi setiap kali kepala diputar tampak kira-kira pada umur 6 bulan (Hidayat, 2005). 5) Reflek Palmar : Dilakukan dengan cara ketika bayi menghadap ke semua, tangan terlentang, maka jari telunjuk yang ditekan ke telapak tangannya akan menggerakkan menyebabkan tangan untuk bayi mencoba menggenggam jari telunjuk (Hidayat, 2005). 6) Reflek Stapping : Saat bayi bergerak ke atas dan ke bawah bila di sentuhkan ke permukaan yang keras (Hidayat, 2005). 2. Bayi baru lahir prematur a. Pengertian bayi prematur 1) Bayi prematur adalah neonatus dengan umur hamil kurang dari 37 minggu dengan berat kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2008). 2) Bayi prematur adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan usia kehamilan atau berat badan terletak antara persenti ke-10 sampai persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intra uterin (Surasmi dkk, 2003). 3) Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum 37 minggu kehamilan (dihitung dari hari pertama haid terakhir), mempunyai masa gestasi yang pendek (Markum, 2003). b. Etiologi bayi prematur Faktor-faktor penyebab kelahiran bayi prematur menurut Manuaba (2008), adalah : 1) Faktor ibu a) Gizi saat hamil yang kurang b) Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun c) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok) d) Faktor pekerja terlalu berat 2) Faktor kehamilan a) Hamil dengan hidramnion b) Hamil ganda c) Perdarahan antepartum d) Komplikasi hasil pre-eklampsia/ eklampsia ketuban pecah dini 3) Faktor janin a) Cacat bawaan b) Infeksi dalam rahim 4) Faktor masalah yang belum diketahui. c. Patofisiologi Alat tubuh yang prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh karena itu ia mengalami banyak kesulitan hidup untuk di luar uterus ibunya bersangkutan dengan kerja sempurna alat-alat dalam tubuhnya maka mudah timbul komplikasi, diantaranya : 1) Suhu tubuh a) Pusat pengatur suhu tubuh masih belum sempuran b) Luas badan bayi relatif besar, sehingga penguapannya bertambah c) Otot bayi masih lemah d) Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan e) Kemampuan metabolisme panas masih rendah 2) Pernafasan a) Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna b) Surfaktan paru-paru masih kuarang, sehingga perkembangannya tidak sempurna c) Otot pernapasan dan tulang iga lemah d) Dapat disertai penyakit 3) Alat pencernaan makanan a) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makan dengan banyak lemah atau kurang baik b) Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang c) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia 4) Hepar yang belum matang (immature) Mudah menimbulkan pemecahan bilirubin,sehingga mudah terjdi hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern ikterus. 5) Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi oedema. 6) Perdarahan dalam otak a) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah. b) Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga mudah terjadi perdarahan dalam otak. c) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi. d) Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis (Manuaba, 2008). Patofisiologi Bayi Baru Lahir dengan Prematur Bayi Baru Lahir Prematur Etiologi : 1) 2) 3) 4) BBLR Faktor ibu Faktor kehamilan Faktor janin Faktor yangbelum diketahui Diagnosa Bayi Lahir Prematur Sebelum lahir Sesudah lahir 1) Kurang gizi 2) Hipoksia 1) 2) 3) 4) Berat badan Rendah Asfiksia KU lemah Berat badan lahir rendah Klasifikasi Prematur Dismatur Penanganan : 1) 2) 3) 4) 5) Jaga suhu tubuh Cegah infeksi Pengawasan nutrisi Penimbangan Kolaborasi dokter Bayi sembuh : 1) Kenaikan BB 2) KU membaik 3) Bayi dibawa pulang Gambar 2.1 Patofisiologi Bayi Baru Lahir dengan Prematur (modifikasi) Sumber : Manuaba, 2008 d. Karakteristik bayi prematur Tanda klinis yang tampak sangat bervariasi bergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedannya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Tanda-tanda bayi prematur antara lain : 1) Umur kehamilan sama dengan kurang dari 37 minggu 2) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gr 3) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm 4) Kuku panjang sudah melewati ujung jari 5) Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas 6) Lingkaran kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm 7) Lingkaran dada sama dengan atau kurang dari 30 cm 8) Rambut lanugo masih banyak 9) Jaringan lemak subutan tipis atau kurang 10) Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah-olah tidak teraba Tulang rawan daun telinga 11) Tumit mengkilap, telapak kaki halus 12) Alat kelamin pada laki-laki, pigmenasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol. Labia minora belum tertutup oleh labia miyora. 13) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah. 14) Fungsi saraf belum atau kurang matang maengakibatakan refleks hisap dan menelan serta batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisannya lemah. 15) Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang 16) Verniks caseosa tidak ada atau sedikit (Surasmi dkk, 2003) Sedangkan menurut Wiknjosastro (2005) tanda dan gejala yang muncul selain tersebut di atas, adalah sebagai berikut : kepala reatif besar dari pada badannya, kulitnya tipis transparan, lanugonya banyak, lemak subcutan kurang, sering tampak paristaltik usus, tangisannya lemas dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering timbul apnoe, otot-otot masih hipotonik sikap selalu dalam keadaan kedua paha dalam abduksi. Sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi. Reflek tonok leher lemah dan reflek moro negatif, daya isap lemah terutama pada hari-hari pertama, frekuensi nadi berkisar antara 100-140 per menit, frekuensi pernapasan 40-50 per menit. Bila bayi lapar akan menangis, gelisah dan menggerak-gerakkan tangannya. e. Penatalaksanaa bayi prematur 1) Menurut Wiknjosastro (2005), hipotermia disebabkan oleh permukaan tubuh bayi lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan lemak coklat. Cara mempertahankan suhu antara lain : a) Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator dengan suhu 350C dan untuk berat badan 2000-2500 gram dengan suhu 340C. Kelembaban antara 50-60%, suhu inkubator dapat diturunkan 10C per minggu. b) Bila inkubator tidak dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan memasang lampu di dekat tempat tidur bayi. c) Dengan memakai alat prespexheat shield yang diselimuti bayi dalam inkubator untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi. Dan juga digunakan temperatur sensor yang ditempel pada kulit bayi agar suhu kulit dapat dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnnya. d) Badan bayi harus tetap kering untuk mencegah evaporasi. e) Kamar bayi cukup sinar matahari pintu dan jendela dalam keadaan tertutup untuk mencegah hilangnya panas secara radiasi dan konveksi. 2) Pemberian makanan Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/kgBB dari kalori 110 kal/kgBB. pemberian minum bayi 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung untuk mengetahui Atresia Esophagus dan mencegah muntah. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau memasang sonde pada lambung. Permulaan cairan yang di berikan sekitar 50 sampai 60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari (Manuaba, 2008). 3) Pencegahan infeksi Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal, sehingga tidak terjadi persalinan prematur, dan pada masa post natal, yaitu keadaan ibu dan bayi mengizinkan maka bayi dirawat bersama ibu dan diberi air susu ibu. Tindakan septika dan antiseptika digalakkan, baik dirawat gabung maupun bangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi ialah infeksi silang melalui dokter, perawat, bidan, petugas lain yang berhubungan dengan bayi. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka: a) Diadakan pemisahan antara bayi yang kena infeksi dengan bayi yang tidak kena infeksi. b) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang seorang bayi. c) Membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak dipakai lagi. d) Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu. e) Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri. f) Jika mungkin setiap bayi dimandikan di tempat tidur masingmasing. g) Petugas di bangsal bayi harus memakai pakaian yang telah disediakan. h) Petugas yang menderita penyakit menular (infeksi saluran pernapasan, diare, conjungtivitas dan lain-lain) di larang merawat bayi. i) Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya. j) Para pengunjung orang sakit hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca (Winkjosastro, 2005). 4) Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan gizi/ nutrisi bayi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat (Saifuddin, 2003). Penimbangan bayi umumnya dilakukan secara ketat setiap pagi, siang, dan sore hari. Penimbangan dilakukan dengan cara melepas semua pakaian yang dikenakan bayi (Abu Fais, 2010). 5) Memandikan Jangan sekali-kali memandikan bayi prematur setiap hari. Bayi hanya boleh dimandikan tiap beberapa hari sekali. Siapkan kamar yang bersih dan aman untuk bayi, bayi prematur lebih rentan dengan infeksi dan penyakit karena daya tahan tubuhnya belum sempurna, jauhnya bayi dari lingkungan yang berpolusi debu (Abu Fais, 2010). Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Prematur Bayi baru lahir dengan prematur BBLSR (>1500 BBLR (1500-2500 gr) Prematur sf gr) Prematur sedang Komplikasi : 1) Sukar bernafas 2) Kesukaran pemberian minum 3) Ikterus 4) Infeksi 5) hipotermia Penatalaksanaan : 1) Beri O2 lewat kateter hidung/ Nasal prong 2) Beri minuman melalui NGT menggunakan pipet 3) Menjemur bayi di pagi hari 4) Berikan gentamisin, 4 mg/ kg BB IM benzil penisillin 5) Bungkus bayi dan hangatkan Tidak ada Bayi komplikasi bernafas (frekuensi < 30/ 1) Rooming in 2) Dorongan ibu untuk mulai menyusui satu jam pertama 3) Cegah infeksi 4) Pengawasan nutrisi 5) Menjaga suhu sianosis/ sukar > 60 x per menit) Penatalaksanaan : Beri O2 lewat kateter hidung Berat badan bayi normal Gambar 2.2 Penatalaksanaan bayi baru lahir prematur (modifikasi) Sumber : Saifuddin (2003) f. Klasifikasi bayi prematur Klasifikasi bayi prematur berdasarkan atas timbulnya bermacammacam problematika pada derajat prematurisasi dalam Wiknjosastro (2005) menggolongkan menjadi : 1) Bayi yang sangat prematur (extremely prematur) 24-30 minggu Bayi pada masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif (perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat canggih), agar dicapai hasil yang optimum. 2) Bayi derajat prematur sedang (moderately prematur) 31-36 minggu Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapi di kemudian hari, jauh lebih ringan asal saja pengelolaan terhadap bayi itu betulbetul intensif. 3) Barderlain prematur Masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya berat badan seperti bayi mature dan dikelola seperti bayi mature. Akan tetapi sering timbul problematika seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindroma gangguan pernapasan, hyper billirunemia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama. g. Komplikasi bayi prematur Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa penyakit yang ada hubungannya dengan bayi prematur. 1) Sindrom gangguan pernapasan idiopatik atau penyakit membranhialin. Penyebab kelainan ini adalah kekurangan surfaktan, suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps paru dan dapat menyebabkan kemampuan paru-paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi menjadi terganggu. Selain itu otot pernapasan dan tulang iga masih lemah dan pusat pengatur pernapasan lebih sempurna. 2) Pneumonia aspirasi Sering ditemukan pada bayi prematur karena reflek menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik, antara lain dengan selalu menyendawakan bayi sesudah minum. 3) Perdarahan intraventrikuler Perdarahan spontan di rentrikel otak otak lateral biasanya dikarenakan pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah, sehingga terjadi anoksia otak. 4) Hiperbilirubinemia Bayi prematur lebih sering mengalami hiperbilirubinemia sampai kern ikterus dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan karena faktor kematangan hepar yang masih imatur sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna. 5) Gangguan imunologik Daya tahan tubuh terhadap infeksi belum memadai karena kemampuan leukosit masih kurang, sehingga pembentukan antibody belum sempurna serta rendahnya kadar Ig G atau gamma globulin. 6) Gangguan pencernaan dan problem nutrisi Aktifitas alat pencernaan makanan masih belum sempurna, sehuingga penyerapan makanan kurang baik, serta pengosongan lambung juga berkurang. Selain itu juga mudah terjadi regurgtasi isi lambung dan dapat menyebabkan aspirasi pneumonia. 7) Hipotermia Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup mamadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matang sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Winkjosastro, 2005). B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan satu keputusan yang berfokus pada pasien (Varney, 2008). 2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara sistematis. Proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Pengkajian Pengkajian adalah langkah vital yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2008). Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien, yaitu : a. Data subyektif Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapatan terhadap suatu situasi dari kajadian (Nursalam, 2003) meliputi : 1) Identitas / biodata antara lain : a) Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi. b) Umur bayi : Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan. c) Tanggal/jam/lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir disesuaikan dengan hari perkiraan lahir. d) Barat badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara berat badan dengan umur kehamilan bayi prematur. Normalnya 2500 gr – 3500 gr (Hidayat, 2009). Pada kasus bayi premature berat badan kurang dari 2500 gr (Surasmi, 2003). e) Panjang badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara panjang badan dan umur kehamilan pada bayi prematur. Normalnya (Hidayat, 2009). panjang badan Pada kurang 45 – bayi dari 50 cm premature 46 cm (Surasmi, 2003). f) Nama ibu/ ayah : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi. g) Umur : Pada kasus umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur. h) Suku bangsa : Berguna untuk mengetahui faktor pembawa ras. i) Agama : Untuk mengetahui motivasi kepada keluarganya sesuai dengan agamanya. j) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam memberikan KIE tentang perawatan bayi. k) Pekerjaan : Untuk sosial mengetahui ekonomi gambaran keadaan berhubungan dengan kemampuan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi. l) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran tentang tempat dimana pasien tinggal. 2) Keluhan utama Keluhan utama adalah keluhan yang harus dinyatakan secara singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi keterangan (Varney, 2008). Pada kasus bayi baru lahir dengan premature keluarga mengatakan berat badannya kurang dari 2500 gr, lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu. 3) Riwayat kehamilan sekarang Berisi hari pertama haid terakhir (HPHT), hari perkiraan lahir (HPL), frekuensi pemeriksaan ante natal (ANC), yang memeriksa, keluhan, imunisasi, golongan darah ibu dan ayah, ibu hamil beberapa dan keadaan sekarang bagaimana (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus bayi premature disebabkan karena hamil dengan hidramnion, hamil ganda dan perdarahan antepartum (Manuaba, 2008). 4) Riwayat penyakit kehamilan Untuk mengetahui adanya perdarahan, preklamasi, eklampsi, inkompetensi serviks, uterus bikornis, trauma pada masa kehamilan baik fisik maupun psikologis sebagai penyebab kelahiran prematur (Mochtar, 2003). 5) Kebiasaan ibu sewaktu hamil Untuk mengetahui kebiasaan ibu yaitu pola makan, obat-obatan, jamu, merokok, minum alkohol dan lain-lain (Mochtar, 2002). Pada bayi premature biasanya terjadi pada ibu hamil yang gizinya kurang. 6) Riwayat persalinan sekarang Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban, dan adakah komplikasi dalam persalinan (Wheeler, 2003). b. Data obyektif Data obyektif adalah data yang didapatkan dari observasi dan diukur (Nursalam, 2009). Hal ini diperoleh dari pemeriksaan bayi yang meliputi : 1) Pemeriksaan khusus Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima dan kesepuluh. Skor Apperance (warna kulit) 0 Tabel 2.1 Nilai apgar (NA) 1 Pucat Pulse rate Tidak ada (frekuensi nadi) Grimace (reaksi Tidak ada rangsangan) Activity (tonus Tidak ada otot) Respiration Tidak ada 2 Badan merah Ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahmerahan Kurang dari 100 Lebih dari 100 NA Sedikit gerakan Batuk/ bersin mimic (grimace) Ekstrimitas dalam Gerakan aktif sedikit fleksi Lemah/ tidak Baik/ menangis teratur Jumlah (sumber : Varney, 2007) 2) Pemeriksaan umum a) Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan yang ekstrim dan ketegangan otot (Alimul, 2004). Pada kasus bayi dengan prematur keadaan umumnya sadar penuh (Arief, 2009). b) Untuk mengetahui tanda-tanda vital (TTV) meliputi : (1) Suhu Temperatur axilla yaitu 36,40C sampai 37,20C. (Strigh, 2004). Pada bayi dengan prematur suhu tubuh normal, tetapi mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin (Wiknjosastro, 2005) (2) Pernapasan (respirasi rate) Dinilai saat pernapasan dan bunyi nafas dalam 1 menit pernapasan normal normal 30-60 x/menit (Strigh, 2004). Pada bayi prematur frekuensi pernapasan tidak teratur, dan sering timbul apnea (Wiknjosastro, 2005). (3) Denyut jantung Dinilai kecepatan, irama, kekuatan dalam 1 menit. Denyut jantung normal 120-160 x/menit (Strigh, 2004). Pada bayi prematur denyut jantung seperti bayi normal, yaitu 100-140 kali per menit (Wiknjosastro, 2005). 3) Pemeriksaan fisik sistematis a) Kepala : Bentuk mesochepal atau mikrocephal serta adakah kelainan cephal hematom, caput succadeneum dan frontale sudah tertutup atau belum (Wiknjosastro, 2005). Pada bayi prematur batas dahi dan rambut tidak jelas, rambut lanugo masih banyak (Surasmi, 2003). b) Mata : Untuk mengetahui conjungtiva berwarna kemerahan atau tidak, sklera berwarna atau tidak (Alimul, 2004). c) Telinga : Adakah kotoran atau cairan, bagaimana tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga (Surasmi, dkk, 2003). d) Hidung : Adakah nafas cuping, kotoran yang menyumbat dijalan nafas (Surasmi, dkk, 2003) e) Mulut : Adakah sianosis dan bibir kering. adakah kelainan labioskisis, labiopalastoskisis (Surasmi, dkk, 2003) f) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid (Surasmi, dkk,2003). g) Dada : Adakah pembesaran buah dada, pernapasan, adakah retraksi, frekuensi bunyi jantung, adakah kelainan (Surasmi, dkk, 2003) h) Abdomen : Bentuk, pembesaran hati dan limfa, tali pusat berdarah atau tidak, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, warna tali pusat, sering tampak peristaltic usus (Surasmi, dkk,2003). i) Kulit : Ada atau tidak kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula, luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya ruam popok (Hidayat, 2009). Pada bayi premature jaringan subkutan kulit tipis atau kurang (Surasmi, 2003). j) Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada skrotum, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora (Saifuddin, 2003). Pada kasus bayi prematur pada laki-laki pigmenasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (Surasmi, 2003). k) Ekstremitas : Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah tulang yang retak misalnya clavicula (Varney, 2007). l) Tulang punggung : Adakah pembengkakan atau ada spina bivida (Aimul, 2004). m) Anus : Adakah lubang (Surasmi dkk, 2003). 4) Pemeriksaan reflek a) Reflek moro Lengan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang, dan tungkai sedikit ekstensi. Lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam. Tulang belakang dan ekstremitas bawah ekstensi. Pada bayi prematur reflek moro negatif (Wiknjosastro, 2005). b) Reflek rooting Sentuhan pada pipi ataubibir menybabkan kepala menoleh ke arah sentuhan. Pada bayi prematur reflek rooting lemah (Strigh, 2004). c) Reflek suching Reflek menghisap dengan kuat dalam berespon terhaap stimulasi. Pada bayi prematur reflek menghisap dan menelan belum sempurna (Hidayat, 2005). d) Reflek plantar Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan didasar Jari-jari kakinya. Pada bayi prematur reflek plantar berkurang (Strigh, 2004). e) Reflek tonic neck Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar. Pada bayi reflek tonic leher lemah (Wiknjosastro, 2005). f) Reflek plamar Jari bayi melekuk di sekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di telapak tangan (Strigh, 2004). Pada bayi prematur reflek menggenggam masih lemah (Hidayat, 2005). g) Reflek staping Kaki bayi bergerak ke atas dan ke bawah bila disentuhkan ke permukaan yang keras. Pada bayi reflek bayi berkurang (Strigh, 2004). 5) Pemeriksaan antropometri Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, di mana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500 – 3.500 gram, berat badan bayi prematur yaitu kurang dari 2500 gram, panjang badan bayi baru lahir normal lebih dari 45 cm, bayi prematur kurang dari 40 cm, lingkar kepala bayi baru lahir normal yaitu lebih 30 cm sedangkan lingkar kepala bayi prematur kurang dari 30 cm, lingkar dada bayi baru lahir nomal yaitu lebih dari 30 cm sedangkan bayi prematur kurang dari 30 cm. 6) Pola eliminasi Untuk mengetahui fungsi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh meliputi : BAB dan BAK (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus bayi premature BAB dan BAK normal antara 6 – 8 kali perhari (Kosim, 2003). c. Data penunjang Untuk mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laborat dan rontgen serta terapi dokter. Pada bayi prematur biasanya dilakukan pemeriksaan Hb dan golongan darah (Wiknjosastro, 2005). Langkah 2 : Interpretasi Data Pada langkah ini dilakukakan identifikasi terhadap diagnosa/ masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. 1. Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nemenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007). Standar nemenklatur kebidanan meliputi : a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi b. Berhubungan langsung dengan praktek dokter c. Memiliki ciri khas kebidanan d. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan Diagnosa kebidanan : Bayi baru lahir Ny. X umur…..dengan prematur Dasar : Data Subjektif : -Ibu mengatakan umur kehamilannnya kurang dari 37 minggu - Ibu mengatakan bayinya lahir dengan prematur Data Objektif : 1) KU,Kesadaran 2) TTV meliputi Nadi,Respirasi,Suhu 3) Berat badan kurang dari 2500 gram 4) Panjang badan kurang dari 46 cm 5) Lingkar kepala kurang dari 33 cm 6) Lingkar dada kurang dari 30 cm 7) Rambut lanugo masih banyak 8) Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas 9) Kuku panjang sudah melewati ujung jari 10) Jaringan lemak subutan tipis atau kurang 11) Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya 12) Tumit mengkilap, telapak kaki halus 13) Alat kelamin pada laki-laki, pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol. Labia minora belum tertutup oleh labia mayora. 14) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif pergerakannya lemah. 15) Verniks caseosa tidak ada atau sedikit 16) Apgar score dan 17) Reflek hisap masih lemah 2. Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa. Masalah tidak dapat diidetifikasi seperti diagnosa, tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2007). Masalah yang sering timbul pada bayi prematur adalah suhu tubuh rendah dan refleks hisap lemah (Wiknjosastro, 2005). 3. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dbutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Hal ini didapatkan dengan melakukan analisa data pada bayi prematur. Kebutuhan bayi prematur antara lain pemberian rasa nyaman dan hangat, pemenuhan nutrisi (Manuaba, 2008). Langkah 3 : Diagnosa Potensial Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dangan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007). Oleh karena itu membutuhkan antisipasi pencegahan serta pengawasan dengan mempersiapkan tindakan bila benar-benar terjadi. Pada bayi prematur potensial terjadi hipotermi (Saifuddin, 2003). Langkah 4 : Antisipasi Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera menentukan bentuk kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan pasien (Varney, 2007). Pada bayi prematur biasanya dirawat di dalam incubator dengan suhu 350C, bungkus bayi dan memasang lampu di dekat tempat tidur bayi ( Saifuddin, 2003). Langkah 5 : Perencanaan Asuhan Perencanaan asuhan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah/ kebutuhan pasien secara efektif selanjutnya berfungsi untuk menentukan aktifitas dari semua petugas perawatan kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien, sehingga akan memberikan kontribusi, berpartisipasi dan memangku tanggung jawab atas perawatan merekasendiri dan mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan (Varney, 2007). Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur antara lain : 1. Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi, dan heart rate (Strigh, 2004). 2. Jaga suhu tubuh bayi dan cegah infeksi (Wiknjosastro, 2005). 3. Berikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi dengan kolaborasi dokter spesialis anak (Manuaba, 2008). 4. Lakukan penimbangan secara ketat (Saifudin, 2006). 5. Mandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap (Surasmi, 2003). Langkah 6 : Implementasi Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2007). Pada saat tertentu bidan bisa berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, tetapi bidan tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan prematur. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan premature yaitu : 1. Melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi, dan heart rate (Strigh, 2004). 2. Mencegah hipotermi, menjaga kehangatan bayi dan meletakkan bayi dalam inkubator (Wiknjosastro, 2005). 3. Mencegah infeksi pada bayi prematur 4. Memberikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi dengan kolaborasi dokter spesialis anak (Manuaba, 2008). 5. Melakukan penimbangan secara ketat (Saifudin, 2003). 6. Memandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap (Surasmi, 2003). Langkah 7 : Evaluasi Evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan. Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun dapat terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007) . Evaluasi pada bayi baru lahir prematur menurut Saifudin (2003) adalah : a. KU : baik b. Gerakan bayi aktif c. Nutrisi terpenuhi d. Reflek hisap bayi kuat e. BB meningkat C. Data Perkembangan Data Asuhan Kebidanan ini menggunakan data perkembangan yang berupa SOAP, menurut Varney (2007), yaitu : S : Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. O : Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. A : Assessment Menggambarkan pendokumentasian, analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasai. P : Planning Menggambarkan pendokumentasian perencanaan dan evaluasi berdasarkan Assessment. D. Landasan Hukum Menurut Kepmenkes Nomor 369/Menkes/SK/ III/2007 pada asuhan bayi baru lahir (kompetensi ke-6) bidan mempunyai wewenang dalam memberikan asuhan yakni memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur. Sedangkan menurut Kepmenkes Nomor 900/Menkes/SK/VII/2010 bidan mempunyai wewenang dalam melakukan tindakan resusitasi pada bayi yang mengalami asfiksia yang biasanya terjadi pada bayi prematur. E. Informed Consent Informed Consent merupakan hal yang sangat penting. Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan pada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan (Heni dkk, 2005). Kasus keadaan bayi baru lahir prematur merupakan keadaan yang patologi, maka dari itu informed consent sangat dibutuhkan sebelum melakukan tindakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Karya Tulis Ilmiah Jenis karya tulis ini merupakan laporan studi dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara objektif. Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). B. Lokasi Studi Kasus Lokasi pengambilan kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini tempat pengambilan kasus dilakukan di ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi Surakarta. C. Subyek Pengambilan Kasus Subyek pengambilan kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Arikunto, 2002). Subyek pengambilan kasus ini adalah seorang bayi baru lahir Ny. S dengan prematur. D. Waktu Pengambilan Kasus Waktu pengambilan kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan kasus dan pelaksanaan asuhan kebidanan ini dilakukan pada tanggal 22 – 29 Agustus 2012. E. Instrumen Pengambilan Kasus Instrument pengambilan kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapat data (Hasan, 2002). Pada kasus ini alat atau instrument yang digunakan untuk mendapat data adalah format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. F. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2003). Data primer diperoleh dengan cara : a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik atau pengkajian fisik dalam keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari riwayat keperawatan klien (Nursalam, 2009). Pemeriksaan fisik terdiri dari : 1. Inspeksi Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat atau mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki yaitu kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, ekstermitas, dan anus. 2. Palpasi Suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari. Dalam hal ini dilakukan untuk memeriksakan keadaan turgor kulit bayi. 3. Perkusi Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan pada daerah abdomen untuk menilai adanya pembesaran hati dan limfe. 4. Auskultasi Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi detak jantung pada bayi. d. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2003). Dalam pengambilan kasus ini, peneliti melaksanakan wawancara dengan orang tua responden terutama ibu dan bidan atau petugas kesehatan. e. Pengamatan (observasi) Pengamatan (observasi) adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien (Nursalam, 2009). Dalam kasus bayi baru lahir dengan prematur penulis melakukan observasi atau pengamatan secara langsung untuk menilai keadaan dari masalah pasien. Data yang diobservasi yaitu keadaan umum dan tanda-tanda vital. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2003). Data sekunder diperoleh dengan cara: a. Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen (Hasan, 2003). Pada kasus ini studi dokumentasi diperoleh dari status rekam medis pasien di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. b. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus pada bayi baru lahir dengan premature mengambil dari buku-buku kesehatan tahun terbit 20012010. G. Alat dan Bahan Yang Digunakan Alat dan bahan yang digunakan merupakan penjelasan tentang alat-alat dan bahan yang dibutuhkan selama pelaksanaan studi kasus. Menurut Saifuddin (2008), alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan kasus ini antara lain : 1. Alat : a. Thermometer b. Stetoskop c. Inkubator d. Timbangan bayi e. Alat pengukur tinggi badan f. Pita pengukur lengan atas g. Metlin h. Jam tangan dengan petunjuk second i. Status / catatan pasien j. Alat Dokumentasi : Format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan premature. k. Alat-alat tulis (pena, kertas) 2. Bahan a. Infus set b. Oksigen c. Vitamin K dosis 0,5% atau 1 mg % I.M d. Salep mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus Ruang : KBRT Tanggal masuk : 22 Agustus 2012 No. Register : 1. PENGKAJIAN DATA Tanggal : 22 Agustus 2012 Pukul : 15.00 WIB a. Identitas 1) Indentitas Bayi a) Nama Anak : By.Ny. S b) Umur : 1 Jam c) Tanggal / Jam Lahir : 22 Agustus 2012 / jam 14.00 WIB d) Jenis Kelamin : Perempuan e) BB / PB : 1900 gram / 41cm 2) Identitas Ibu Identitas Ayah a) Nama : Ny.S Nama : Tn. S b) Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun c) Agama : Islam Agama : Islam d) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia e) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA f) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta g) Alamat : Sidorejo 1/10 Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar b. Anamnesa (Data Subyektif) Pada Ibu 1) Riwayat Kehamilan Sekarang a) HPHT : 4 Januari 2012 b) HPL : 11 Oktober 2012 c) Umur kehamilan : 30 minggu d) Keluhan-keluhan pada Trimester I : Ibu mengatakan mual, pusing Trimester II : Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan apapun Trimester III : Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan apapun e) ANC : 7 kali dibidan teratur TM I : 3x Pada saat UK 4 mg, 8 mg, 12 mg TM II : 4x Pada saat UK 16 mg, 20 mg, 24 mg, 28 mg TM III :- f) Penyuluhan yang pernah didapat Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet Fe, gizi ibu hamil g) Imunisasi TT : 2x, pada UK 16 mg dan 20 mg 2) Riwayat Persalinan Ini a) Tempat Persalinan : RSUD Dr. Moewardi b) Penolong : Dokter c) Jenis Persalinan : SC d) Komplikasi / kelainan dalam persalinan : Ketuban pecah dini e) Plasenta (1) Berat plasenta : 400 gram (2) Panjang : 45 cm (3) Jumlah kotiledon : 20 kotiledon (4) Cairan ketuban : 500 cc (5) Insersi tali pusat : Insersi sentralis (6) Kelainan : Tidak ada kelainan (7) Lama Operasi : 1 jam 20 menit 3) Riwayat Penyakit a) Riwayat Penyakit saat hamil Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah menderita sakit apapun seperti batuk, pilek. b) Riwayat Penyakit Sistemik (1) Jantung : Ibu mengatakan jantung tidak pernah berdebar-debar tidak pernah merasa lelah bila melakukan pekerjaan berat (2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh sakit pinggang, BAK lancar dan tidak pernah merasa sakit ketika BAK (3) Asmas / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan tidak pernah batuk-batuk > 100 hari terutama keringat dingin dimalam hari (4) Hepatitis : Ibu mengatakan kulit, mata, kuku tidak pernah berwarna kuning (5) DM : Ibu mengatakan tidak sering kencing pada malam hari > ± 6 kali, tidak sering lapar, tidak sering haus (6) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darah tidak pernah tinggi ( > 140/90 mmHg) (7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang dan mulut tidak pernah mengeluarkan busa. (8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada keluhan lain seperti pusing. c) Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada penyakit menurun seperti jantung, asma, DM, hipertensi dan tidak ada penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan epilepsi. d) Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki keturunan kembar e) Riwayat Operasi Ibu mengatakan baru saja menjalani operasi c. Pemeriksaan Fisik 1) Pemeriksaan Khusus Apgar Score Riwayat Apgar Score Aspek yang dinilai 1. Warna Kulit Nilai 0 Pucat 2. Frekuensi Jantung 3. Reaksi Rangsangan 4. Tonus Otot Tidak ada 5. Usaha nafas Tidak ada Tidak ada Lumpuh 1 Badan merah Ekstremitas biru < 100 kali / menit 2 Seluruh tubuh Kemerah-merahan > 100 kali / menit Sedikit gerakan Batuk / Bersin mimic Ekstermitas Gerakan aktif sedikit fleksi Lemah / Tidak Baik, menangis teratur JUMLAH Jumlah Mnt I 5‘ II 10‘ III 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 7 8 9 2) Pemeriksaan Umum a) Keadaan umum : Baik b) Kesadaraan : Composmentis c) Suhu : 35,4ºC d) Pernafasan : 60 x/menit e) Nadi : 124 x/menit 3) Pemeriksaan Fisik Sistematis a) Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada chepalhematom / caput succadeneum, frontale mayor belum menutup. b) Ubun-ubun : Sutura pada ubun-ubun kecil belum menutup. c) Muka : Bersih, simetris, merah muda d) Mata : Bersih, simetris antara kanan dan kiri, conjungtiva merah muda, sklera putih e) Telinga : Simetris kanan dan kiri, bersih, tulang rawan belum terbentuk sempurna f) Hidung : Tidak ada secret , tidak ada nafas cuping hidung g) Mulut : Tidak ada sianosis, tidak ada kelainan labioskisis/ labio palatoskisis. h) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid i) Dada : Simetris, tidak ada retraksi saat nafas j) Kulit : Kulit tipis, warna merah muda, rambut lanugo banyak k) Perut : Tidak ada pembesaran hati dan limfa, peristaltik baik l) Tali pusat : Basah, tidak ada perdarahan m) Punggung : Tidak ada kelainan, tidak ada pembengkakan dan cekungan n) Ekstremitas : Tidak ada kelainan polidaktili atau sindaktili, kuku melebihi jari-jari o) Genetalia : Labia mayora belum menutupi labia minora p) Anus : berlubang 4) Refleks a) Reflek Moro : Negatif saat dilakukan rangsangan, lengan tidak ekstensi, jari-jari tidak mengembang kepala tidak terlempar kebelakang dan tungkai tidak ekstensi b) Reflek Rooting : Lemah, saat dilakukan sentuhan pada pipi atau bibir kepala bayi sedikit menoleh kearah sentuhan c) Reflek Walking : Lemah, kaki bayi sedikit bergerak ke atas dan ke bawah saat disentuh ke permukaan yang keras d) Reflek Grafis : Lemah, jari bayi sedikit melekuk disekeliling benda dan tidak menggenggam saat jari diletakkan ditelapak tangan. e) Reflek Suching : Lemah, saat diberikan spin bayi belum bisa menghisap f) Reflek Tonik Neck : Lemah, bayi sedikit melakukan perubahan posisi saat kepala diputar ke satu sisi. 5) Antropomentri a) Lingkar Kepala : 31 cm b) Lingkar dada : 29 cm c) LILA : 8 cm d) PB / BB : 41cm / 1900 gram 6) Eliminasi a) Urine sudah keluar, warna jernih, urine pertama keluar jam 14.20 WIB b) Meconium sudah keluar, warna hitam, meconium pertama keluar jam 15.00 WIB d. Pemeriksaan Penunjang Pada tanggal 22 Agustus 2012 pukul : 14.45 WIB Pemeriksaan Laboratorium : Hb : 17.1gr/dl Golongan darah :A 2. INTERPRETASI DATA Tanggal : 22 Agustus 2012 pukul : 16.00 WIB a. Diagnosa kebidanan Bayi Ny. S umur 2 jam dengan prematur Data dasar : Data subyektif : 1) Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 22 Agustus 2012 pukul 14.00 WIB. 2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 4 januari 2012 3) Ibu mengatakan hari perkiraan lahirnya tanggal 11 Oktober 2012 4) Ibu mengatakan bayinya lahir dengan kurang bulan tidak sesuai dengan hari perkiraan lahir 5) Ibu mengatakan melahirkan anaknya dengan SC Data obyektif : 1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmentis 2) TTV : S : 35,6ºC, R : 50 x/menit, N : 128 x/menit 3) Ukuran antropometri a) Berat badan : 1900 gram b) Panjang badan : 41 cm c) Lingkar kepala : 31 cm d) Lingkar dada : 29 cm 4) Rambut lanugo masih banyak 5) Frontale mayor belum menutup 6) Sutura pada ubun-ubun kecil belum menutup 7) Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya 8) Kuku panjang sudah melewati ujung jari 9) Labia minora belum tertutup oleh labia mayora 10) Riwayat Apgar score : 7,8,9 11) Reflek a) Reflek Moro : Negatif lengan saat dilakukan rangsangan, tidak mengembang ekstensi, kepala jari-jari tidak tidak terlempar kebelakang dan tungkai tidak ekstensi b) Reflek Rooting : Lemah, saat dilakukan sentuhan pada pipi atau bibir kepala bayi sedikit menoleh kearah sentuhan c) Reflek Walking : Lemah, kaki bayi sedikit bergerak ke atas dan ke bawah saat disentuh ke permukaan yang keras d) Reflek Grafis : Lemah, jari disekeliling menggenggam ditelapak tangan. bayi benda saat sedikit melekuk dan tidak jari diletakkan e) Reflek Suching : Lemah, saat diberikan spin bayi belum bisa menghisap f) Reflek Tonik Neck : Lemah, bayi sedikit melakukan perubahan posisi saat kepala diputar ke satu sisi. b. Masalah 1) Suhu tubuh bayi rendah 2) Reflek hisap masih lemah c. Kebutuhan 1) Menjaga kehangatan dan kenyamanan bayi 2) Pemenuhan kebutuhan nutrisi, melatih reflek hisap pada bayi 3. DIAGNOSA POTENSIAL Potensial terjadi hipotermi 4. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dengan merawat bayi dalam incubator 34º C dan pemberian terapi seperti Vitamin K 2 mg, infus D 10% 6 tetes per menit mikro , pemberian nutrisi melalui OGT dan pemasangan oksigen 2 liter per menit. 5. RENCANA TINDAKAN Tanggal : 22 Agustus 2012 a. Observasi KU dan vital sign setiap 2 jam Pukul : 16.15 WIB b. Jaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut pada bayi serta merawat dalam incubator dalam suhu 34º C dan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor c. Latih reflek hisap pada bayi d. Penuhi nutrisi bayi dengan cara minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona 5 cc setiap 2 jam melalui OGT (Oral Gasristik), sebelumnya cek residu terlebih dahulu e. Rawat tali pusat dengan kassa steril 2 kali sehari f. Observasi BAB dan BAK g. Lakukan penimbangan BB setiap hari sebelum mandi pagi h. Berikan terapi sesuai advis dokter 1) Infus D 10% 6 tetes per menit mikro 2) Injeksi Vit K 2 mg 3) O² nasal 2 liter per menit i. Beri informasi kepada ibu atau keluarga tentang keadaan bayinya 6. PELAKSANAAN Tanggal : 22 Agustus 2012 pukul : 16.30 WIB a. Pada pukul 16.40 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut serta merawat dalam incubator dengan suhu 34ºC dan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor. b. Pada pukul 16.50 WIB : Melatih reflek hisap pada bayi dengan cara memasukkan spin ke mulut bayi yg berisi air susu buatan. c. Pada pukul 16.55 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan cara minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona 5 cc setiap 2 jam melalui OGT (Oral Gastristik) sebelumnya cek residu terlebih dahulu. d. Pada pukul 17.00 WIB : Mengobservasi KU dan vital sign e. Pada pukul 17.10 WIB: Mengganti popok bayi karena bayi BAK f. Pada pukul 17.25 WIB : Memberikan terapi infuse sesuai advis dokter 1) Infus D 10% 6 tetes per menit mikro 2) Injeksi Vit K 2mg 3) O² nasal 2 liter per menit g. Pada pukul 17.40 WIB : Memberikan informasi kepada keluarga tentang keadaan bayinya 7. EVALUASI Tanggal : 22 Agustus 2012 Pukul: 20.00WIB a. KU : baik Vital sign : Suhu : 35,8ºC, R : 44 x/menit, N : 130 x/menit b. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 32-34ºC c. Reflek hisap pada bayi masih lemah d. Bayi sudah mau minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona 5 cc melalui OGT (Oral Gastristik), sedikit demi sedikit e. Tali pusat bersih, tidak ada perdarahan dan terbungkus dengan kassa steril f. Pakaian bayi bersih tidak basah g. Infuse terpasang D 10% 6 tetes per menit, injeksi Vit K 2mg dan O² nasal 2 liter per menit masih terpasang h. Ibu mengerti dan paham tentang keadaan bayinya DATA PERKEMBANGAN I Tanggal : 23 Agustus 2012 Pukul : 08.10 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 22 Agustus 2012, pukul 14.00 WIB. 2. Ibu mengatakan ASI-nya sedikit keluar,sudah diperah dan dikasihkan ke perawat jaga dan diberi Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona secara bergantian. 3. Ibu mengatakan tali pusat anaknya masih basah dan terbungkus kassa steril. O : Obyektif 1. KU : Baik, Kesadaraan : Composmentis 2. TTV : N : 156 x/menit, R : 40 x/menit, S : 37ºC 3. BB : 1900 gram 4. Tali pusat : masih basah,tidak ada perdarahan 5. Kulit : rambut lanugo banyak, kulit tipis, warna merah muda 6. Reflek hisap masih lemah 7. O2 nasal 2 liter per menit masih terpasang 8. Infus D 10% 6 tetes per menit terpasang ditangan sebelah kanan 9. Pada pukul 08.00 WIB injeksi dexametason 0,6 mg per 8 jam, daninjeksi cefotamin 80 mg per 12 jam sudah diberikan. A : Assessment Bayi Ny. S dengan prematur hari ke-2 P : Planning Tanggal : 23 Agustus 2012 pukul:08.15 WIB 1. Pada pukul 08.20 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut merawat dalam incubator dengan suhu 34ºC 2. Pada pukul 08.30 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan memberi ASI ±5 cc melalui OGT (Oral Gastristik), sebelumya cek residu terlebih dahulu 3. Pada pukul 09.00 WIB : Mengganti popok bayi karena BAK 4. Pada pukul 10.20 WIB : Mengobservasi KU dan vital sign 5. Pada pukul 10.40 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan memberi Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa ± 5 cc melalui OGT (Oral Gastristik), sebelumnya cek residu terlebih dahulu 6. Melanjutkan advis dokter : pada pukul 16.00 WIB injeksi dexametason 0,6 mg per 8 jam, pada pukul 20.00 WIB injeksi cefotamin 80mg per 12 jam, pada pukul 12.00 WIB gentamycin 8 mg per 24 jam Evaluasi : Tanggal : 23 Agustus 2012 Pukul: 12.00 WIB 1. KU: Baik, tangis lemah, gerak kurang aktif Vital sign : N: 158 x/menit, R: 46 x/menit, S : 37,4º C 2. Bayi sudah diberi selimut dan dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC 3. Bayi sudah mau minum ASI dan Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa (susu lactona) ± 10 cc melalui OGT (Oral Gastristik) 4. Pakaian bayi bersih selalu diganti bila basah atau kotor 5. Bayi BAB 1 kali dengan warna hitam dan BAK 2 kali DATA PERKEMBANGAN II Tanggal : 24Agustus 2012 Pukul : 08.10 WIB S :Subyektif 1. Ibu mengatakan ASI sudah keluar lancar 2. Ibu mengatakan bayinya sudah mau minum ASI dan Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa (susu lactona) melalui OGT (Oral Gastristik) 3. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan O : Obyektif 1. KU : Baik, kesadaran : composmentis 2. TTV : N: 148 x/menit, R: 54 x/menit, S : 37ºC 3. BB : 1900 gram 4. Tali pusat masih basah, tidak ada perdarahan 5. Reflek hisap masih lemah 6. Hidung terpasang O² nasal 2 liter masih terpasang 7. Ekstermitas atas (tangan) terpasang infus D10% 6 tetes per menit mikro masih terpasang 8. Pada pukul 08.00 WIB injeksi dexametason 0,6 mg per 8 jam, dan injeksi cefotamin 80 mg per 12 jam sudah diberikan. A : Assessment Bayi Ny. S dengan premature hari ke-3 P : Planning Tanggal : 24 Agustus 2012 pukul : 08.15 WIB 1. Pada pukul 08.20 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut merawat dalam incubator dengan suhu 34ºC. 2. Pada pukul 08.30 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan memberi ASI ± 5cc melalui OGT (Oral Gastristik), sebelumnya cek residu terlebih dahulu. 3. Pada pukul 08.40 WIB : Mengganti popok bayi karena BAB 4. Pada pukul 10.20 WIB : Mengobservasi KU dan vital sign 5. Pada pukul 10.40 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan memberi Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa (susu lactona) ± 5 cc melalui OGT (Oral Gastristik) 6. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter - pada pukul 12.00 WIB gentamycin 8 mg per 24 jam Evaluasi Tanggal : 24Agustus 2012 pukul : 12.00 WIB 1. KU : Baik,tangis lemah,gerak kurang aktif TTV : N: 150 x/menit, R: 60 x/menit S : 37,3ºC 2. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC 3. Bayi sudah mau minum ASI dan Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa (susu lactona) 10 cc habis melalui OGT (oral Gastristik) 4. Pakaian bayi selalu diganti bila basah atau kotor 5. Bayi BAB 1 kali dengan konsistensi lembek warna kuning, BAK 2 kali DATA PERKEMBANGAN III Tanggal : 25Agustus 2012 Pukul : 08.10WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan bayinya belum cukup kuat untuk menyusu payudara 2. Ibu mengatakan sudah mencoba menyusui bayinya 3. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan O : Obyektif 1. KU: Baik,kesadaraan: composmentis TTV: N: 170 x/menit, S : 36,2ºC , R : 44 x/menit 2. BB: 1900 gram 3. Tali pusat masih basah,tidak ada perdarahan,reflek hisap belum cukup kuat 4. Hidung terpasang O² nasal 2 liter masih terpasang 5. Ekstermitas atas (tangan) terpasang infus D10% 6 tetes per menit mikro masih terpasang 6. Pada pukul 08.00 WIB injeksi dexametason 0,6 mg per 8 jam, dan injeksi cefotamin 80 mg per 12 jam sudah diberikan. A :Assessment Bayi Ny. S dengan prematur hari ke-4 P : Planning Tanggal: 25 Agustus 2012 pukul: 08.15 WI 1. Pada pukul 08.30 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut dan merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC 2. Pada pukul 08.45 WIB : Melepas OGT (Oral Gastristik) dan mengganti dengan spin 3. Pada pukul 08.55 WIB : Melatih reflek hisap bayi dengan menggunakan spin 4. Pada pukul 09.15 WIB : Mengganti popok bayi karena BAK 5. Memberikan terapi sesuai advis dokter Pada pukul 12.00 WIB gentamycin 8 mg per 24 jam EVALUASI Tanggal : 25Agustus 2012 1. KU TTV pukul : 12.00 WIB : Baik, kesadaraan: composmentis : N: 176 x/menit, R: 60 x/menit S : 36,6ºC 2. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC 3. Ibu sudah menyusui bayinya 4. Reflek hisap belum cukup 5. Pakaian bayi selalu diganti bila basah atau kotor 6. Bayi BAB 1 kali dengan konsitensi lembek warna kuning, BAK 2 kali 7. Masih terpasang infus D10% 6 tetes per menit mikro, dan O² nasal 2 liter per menit masih terpasang. DATA PERKEMBANGAN IV Tanggal : 26 Agustus 2012 pukul : 08.10 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan bayinya belum cukup kuat untuk menyusu 2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan O : Obyektif 1. KU: Baik, tangis kuat,gerak aktif TTV: N: 128 x/menit, S: 37ºC, R: 50 x/menit 2. BB: 1900 gram 3. Tali pusat bersih layu, tidak ada perdarahan 4. Reflek hisap cukup kuat 5. Hidung terpasang O² nasal 2 liter masih terpasang 6. Pada pukul 08.00 WIB injeksi dexametason 0,6 mg per 8 jam, dan injeksi cefotamin 80 mg per 12 jam sudah diberikan. 7. Ekstermitas atas (tangan) terpasang infus D 10% 6 tetes per menit mikro A : Assessment Bayi Ny. S dengan prematur hari ke-5 P : Planning Tanggal : 26 Agustus 2012 pukul : 08.15 WIB 1. Pada pukul 08.20 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut dan merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya 3. Pada pukul 08.30 WIB : Mengkaji reflek hisap dan melihat apakah bayi menghisap saat disusui 4. Pada pukul 08.50 WIB : Mengganti popok bayi karena BAB 5. Mengobservasi tetesan infus 6. Memberikan terapi sesuai advis dokter a. Pada pukul 12.00 WIB gentamycin 8 mg per 24 jam 7. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya Evaluasi Tanggal : 26 Agustus 2012 pukul : 12.00 WIB 1. KU : Baik,tangis kuat,gerak aktif TTV : N: 130 x/menit, R: 60 x/menit S : 37,5ºC 2. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC 3. Reflek hisap masih belum kuat 4. Ibu sudah menyusui bayinya 5. Pakaian bayi selalu diganti bila basah atau kotor 6. Bayi BAB 1 kali dengan konsistensi lembek warna kuning, BAK 2 kali 7. infus D 10% 6 tetes per menit mikro, dan O² nasal 2 liter per menit masih terpasang. 8. Ibu mengerti keadaan bayinya DATA PERKEMBANGAN V Tanggal : 27 Agustus 2012 pukul : 08.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menyusu pada payudara 2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan O : Obyektif 1. KU: Baik,kesadaraan : composmentis TTV: N: 150 x/menit, S: 36,4ºC, R: 50 x/menit 2. BB: 1900 gram 3. Tali pusat bersih,layu 4. Reflek hisap kuat 5. Hidung terpasang O² nasal 2 liter masih terpasang 6. Ekstermitas atas (tangan) infus Dextrose 10% 6 tetes per menit mikro masih terpasang A :Assessment Bayi Ny. S dengan prematur hari ke-6 P :Planning Tanggal : 27 agustus 2012 pukul : 08.15 WIB 1. Pada pukul 08.20 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan memberikan selimut dan merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya 3. Pada pukul 08.40 WIB : Mengganti popok bayi karena BAK 4. Pada pukul 09.00 WIB : Memberikan nutrisi pada bayi ASI dan ASB (Air Susu Buatan (susu lactona) 10-15 cc melalui spin 5. Pada pukul 10.15 WIB : Mengobservasi KU dan vital sign 6. Memberikan terapi sesuai advis dokter a. Infus Dextrose ¼ S6 tetes per menit mikro b. O² nasal 2 liter per menit c. Pada pukul : 12.00 memberikan Injeksi cefotaxim 80 mg per 12 jam 7. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya Evaluasi Tanggal : 27 Agustus 2012 pukul : 12.00 WIB 1. KU : Baik, kesadaran : composmentis TTV : N: 128 x/menit, R : 60 x/menit S : 37,5ºC 2. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 3234ºC 3. Ibu sudah menyusui bayinya setiap 2 jam sekali 4. Pakaian bayi selalu diganti bila basah atau kotor 5. Bayi BAB 1 kali dengan konsisttensi lembek warna kuning, BAK 2 kali 6. ASI dan Air Susu Buatan (ASB) 10-15 cc sudah diberikan melalui spin 7. Injeksi cefataxim 80 mg per 12 jam belum diberikan 8. Ibu mengerti keadaan anaknya DATA PERKEMBANGAN VI Tanggal : 28 Agustus 2012 pukul : 08.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menyusu sangat kuat 2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan O : Obyektif 1. KU : Baik, TTV: N : 144 x/menit, S : 36,9ºC, R : 40 x/menit 2. BB: 1950 gram 3. Tali pusat bersih,layu 4. Reflek hisap kuat 5. Hidung sudah tidak terpasang O² 6. Ekstermitas atas (tangan) masih terpasang infus Dextrose 10% 6 tetes per menit mikro masih terpasang A :Assessment Bayi Ny. S dengan prematur hari ke-7 P : Planning Tanggal : 28 Agustus 2012 pukul : 08.00 WIB 1. Pada pukul 08.30 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut dan merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC 2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, PASI diberikan 3. Pada pukul 08.40 WIB : Mengganti popok yang basah karena BAK 4. Pada pukul 11.00 WIB : Mengobservasi KU dan vital sign 5. Pada pukul 11.50 WIB : melepas infus Dextrose 10 % 6. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya Evaluasi Tanggal : 28 Agustus 2012 pukul : 12.00 WIB 1. KU : Baik, tangis kuat, gerak aktif TTV : N : 148 x/menit, R : 44 x/menit S : 37,2ºC 2. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 3234ºC 3. Ibu sudah menyusui bayinya 4. Pakaian bayi selalu diganti bila basah atau kotor 5. Tali pusat bersih, layu dan terbungkus kassa steril 6. Bayi BAB 1 kali dengan konsistensi lembek warna kuning, BAK 2 kali 7. Ibu mengerti keadaan bayinya DATA PERKEMBANGAN VII Tanggal : 29 Agustus 2012 pukul : 08.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan bayinya sudah sehat 2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan O : Obyektif 1. KU: Baik, tangis kuat, gerak aktif TTV : Nadi :144 x/menit, Respirasi : 40 x/menit, Suhu : 37ºC 2. Berat badan : 1950 gram 3. Tali pusat bersih, layu, reflek hisap kuat A: Assesment Bayi Ny.S dengan premature hari ke-8 P :Planning Tanggal : 29 Agustus 2012 pukul : 08.15 WIB 1. Pada pukul 09.00 WIB : Mempersiapkan bayi untuk pulang a. Balut tali pusat dengan kassa steril b. Gedong bayi dengan kain bersih dan kering 2. Pada pukul 09.10 WIB : Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 3. Pada pukul 09.30 WIB : Menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang cara merawat tali pusat setiap habis mandi tali pusat dibersikan lalu dibungkus kembali dengan kassa steril 4. Pada pukul 10.15 WIB : Memberikan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang benar 5. Pada pukul 11.30 WIB : Memberikan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi 6. Pada pukul 11.45 WIB : Memberikan penyuluhan tentang cara merawat bayi pada saat dirumah dengan cara meletakan bayi dibawah lampu 10 watt dengan jarak 60 cm Evaluasi Tanggal : 29Agustus 2012 pukul : 13.00 WIB 1. KU: baik, tangis kuat, gerak aktif TTV: Nadi : 148 x/menit, Respirasi : 48 x/menit, Suhu : 36,8ºC 2. Berat badan bayi 1950 gram 3. Pusat bersih,layu, dan tetutup kassa steril 4. Ibu sudah menyusui bayinya 5. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang cara merawat tali pusat 6. Pakaian bayi bersih dan tidak basah 7. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang cara menyusui yang benar 8. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang pentingnya imunisasi 9. Bayi pulang tanggal : 29 Agustus 2012 pukul : 12.30 WIB B. PEMBAHASAN Pembahasan asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir premature ini dilakukan setelah melaksanakan penerapan asuhan kebidananyang dikaitkan antara teori yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan manajemen kebidanan. Dari hasil tersebut dapat diambil adanya suatu persamaan atau perbedaan antara teori dan praktek. Setelah dilakukan pengkajian pada bayi Ny. S dengan diagnosa bayi baru lahir dengan premature diruang KBRT RSUD Dr. Moewardi dari tanggal 22 – 29 Agustus 2012, penulis akan membahas sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara wawancara, observasi langsung dan mengupas catatan medis. Tanda-tanda bayi premature menurut Manuaba (2004), yaitu bayi dikatakan premature apabila kelahiran bayi yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, yang ditandai dengan BB kurang dari 2500 gram, PB kurang dari 45 cm, LD kurang dari 30 cm, LK kurang dari 33 cm, rambut lanugo banyak dan jaringan lemak subutan tipis, tulang rawan daun telinga belum sempurna, tonus otot lemah, reflek hisap masih lemah. pengumpulan data pada kasus ini terhadap tanda-tanda premature sesuai dengan kasus adalah bayinya lahir dengan kurang bulan 34 minggu tidak sesuai dengan hari perkiraan lahir, BB 1900 gram, PB 41 cm, LK 31 cm, LD 29 cm, rambut lanugo masih banyak, frontale mayor belum menutup dan sutura pada ubun-ubun belum menutup, tulang rawan daun telinga belum sempurna, kuku panjang sudah melewati ujung jari, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, apgar score 7, 8, 9, reflek moro lemah, reflek rooting lemah, reflek walking lemah, reflek grafis lemah, reflek suching lemah, reflek tonik neck lemah. Hasil pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 2. Intrepetasi Data Intrepetasi data terdiri dari penentuan diagnose kebidanan, menentukan masalah, dan kebutuhan pada bayi premature. Penentuan diagnose kebidanan berdasarkan hasil pengkajian pada bayi lahir Ny. X lahir dengan premature. Masalah yang muncul reflek hisap masaih lemah dan suhu tubuh menurun kebutuhan yang dibutuhkan yaitu menjaga kehangatan dan kenyamanan bayi, memenuhi kebutuhan nutrisi. Pada kasus diagnosa kebidanan Bayi baru lahir Ny. S umur 2 jam dengan prematur, dengan masalah suhu tubuh bayi rendah, reflek hisap masih lemah, kebutuhan yang diberikan yaitu menjaga kehangatan dan kenyamanan bayi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi, melatih reflek hisap bayi. Pada langkah pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 3. Diagnosa potensial Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dangan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalahmasalah yang spesifik (Varney, 2007). Pada bayi prematur potensial terjadi hipotermi (Saifuddin, 2003). Pada kasus ini diagnosa yang muncul adalah hipotermi, tetapi selama dalam perawatan, diagnosa potensial yang dikhawatirkan tidak terjadi pada klien, karena bayi dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC, dibungkus dengan kain hangat dan diberi selimut sehingga tidak timbul masalah. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 4. Antisipasi Menurut Wiknjosastro (2005), tindakan segera yang harus dilaksanakan pada bayi premature adalah mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara bayi dirawat didalam incubator suhu 35ºC. Antisipasi terhadap diagnose potensial pada bayi Ny.S dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi injeksi vitamin K 2 mg, O² nasal 2 liter per menit dan dirawat di dalam incubator suhu 34ºC. Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek terdapat kesenjangan yaitu jika diteori suhu 35ºC sedangkan pada kasus 34ºC.Meskipun bayi dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC namun bayi sudah mendapatkan kehangatan dari selimut. 5. Perencanaan Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur antara lain :lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi, dan heart rate (Strigh, 2004), jaga suhu tubuh bayi dan cegah infeksi (Wiknjosastro, 2005), berikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi dengan kolaborasi dokter spesialis anak (Manuaba, 2008), lakukan penimbangan secara ketat (Saifudin, 2002), mandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap (Surasmi, 2003). Pada kasus rencana tindakan yang diberikan yaitu observasi KU dan vital sign setiap 2 jam, Jaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut pada bayi serta merawat dalam incubator dalam suhu 34ºC dan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor, latih reflek hisap pada bayi, penuhi nutrisi bayi dengan cara minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa 2-5 cc setiap 2 jam melalui OGT (Oral Gasristik), sebelumnya cek residu terlebih dahulu, rawat tali pusat dengan kassa steril 2 kali sehari, observasi BAB dan BAK, lakukan penimbangan BB setiap hari sebelum mandi pagi, berikan terapi sesuai advis dokter : infus D 10% 6 tetes per menit mikro, injeksi Vit K 2 mg, O² nasal 2 liter per menit dan beri informasi kepada ibu atau keluarga tentang keadaan bayinya. Pada langkah pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 6. Pelaksanaan Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2007).Pada kasus pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat seperti diatas. Pada langkah pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 7. Evaluasi Evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan.Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun dapat terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Evaluasi pada bayi baru lahir prematur menurut Saifuddin (2002) adalah : KU : baik, gerakan bayi aktif, nutrisi terpenuhi, reflek hisap bayi kuat, BB meningkat. Pada kasus didapatkan evaluasi setelah dilakukan pengakajian selama 7 hari didapatkan hasil KU : baik, Vital sign : Suhu : 37,2ºC, R : 44 x/menit, N : 148 x/menit, bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 32-34ºC, BB bayi meningkat dari 1900 gram menjadi 1950 gram, reflek hisap pada bayi kuat, bayi sudah mau minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa 2-5 cc melalui OGT (Oral Gastristik) sesuai advis dokter, sedikit demi sedikit, tali pusat bersih, tidak ada perdarahan dan terbungkus dengan kassa steril, pakaian bayi bersih tidak basah, dan ibu mengerti dan paham tentang keadaan bayinya. Pada langkah evaluasi ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. BAB V PENUTUP Dengan terselesainya Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Lahir Pada Bayi Ny. S dengan Prematur di Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi“ maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Berdasarkan pengumpulan data pada kasus bayi Ny. S terhadap tandatanda premature yaitu ini terhadap tanda-tanda premature sesuai dengan kasus adalah bayinya lahir dengan umur kehamilan 34 minggu atau kurang bulan tidak sesuai dengan hari perkiraan lahir, BB 1900 gram, PB 41 cm, LK 31 cm, LD 29 cm, rambut lanugo masih banyak ,frontale mayor belum menutup dan sutura pada ubun-ubun belum menutup, tulang rawan daun telinga belum sempurna, kuku panjang sudah melewati ujungjari, labia minora belum tertutup oleh labia mayora. 2. Intrepetasi Data didapatkan Diagnose pada kasus ini adalah bayi baru lahir Ny. S dengan premature. Masalah yang muncul pada bayi Ny. S dengan reflek hisap lemah dan suhu tubuh menurun. Kebutuhan yang diberikan seperti menjaga kehangatan. Masalah yang muncul pada bayi Ny. S dengan suhu tubuh bayi rendah dan reflek hisap masih lemah. Kebutuhan yang diberikan seperti menjaga kehangatan dan kenyamanan bayi, pemenuhan kebutuhan nutrisi, dan melatih reflekhisap pada bayi. 3. Diagnosa Potensial Pada kasus bayi Ny. S diagnose potensial yang muncul adalah hipotermi akan tetapi hal tersebut dapat teratasi yaitu dengan membungkus bayi dan dirawat dalam incubator, memberikan O², mencegah infeksi serta kolaborasi dengan dokter, sehingga tidak terjadi komplikasi pada bayi baru lahir dengan premature. 4. Antisipasi terhadap diagnose potensial pada bayi Ny. S dilakukan kolaborasi dengan dokter specialis anak untuk pemberian terapi dengan advis dan merawat bayi bayi dalam incubator dengan suhu 34ºC. 5. Perencanaan pada kasus bayi Ny. S perencanaan asuhan kebidanan disesuaikan dengan keadaan bayi dan teori serta sarana yang tersedia. Asuhan tersebut antara lain dengan memonitor keadaan umum dan tandatanda vital, penuhi kebutuhan nutrisi, cegah infeksi, jaga suhu tubuh bayi serta kolaborasi dengan dokter. 6. Pelaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. 7. Evaluasi pada kasus bayi Ny. S setelah dilakukan perawatan selama 7 hari, didapatkan keadaan umum bayi baik, bayi aktif, menangis kuat, reflek hisap kuat, dengan suhu 37,2ºC, nadi 148x/menit, respirasi 44x/menit, berat badan bayi mengalami kenaikan dari 1900 gram menjadi 1950 gram. 8. Kesenjangan teori dan praktek antara lain bayi dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC yang seharusnya 35ºC. Dalam hal memandikan , yang seharusnya dilakukan tiap beberapa hari sedangkan pada kasus ini bayi dimandikan setiap hari. 9. Meskipun dalam asuhan kebidanan bayi dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC namun bayi sudah mendapatkan tambahan kehangatan dari selimut sehingga tidak terjadi komplikasi seperti dijelaskan dalam teori. B. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sebaiknya disesuaikan dengan teori dan kondisi pasien pada saat itu sehingga resiko terjadinya komplikasi dapat dicegah atau dikurangi. 2. Bagi Bidan a. Menganjurkan para bidan untuk selalu menjaga kehangatan bayi dan kenyamanan bayi b. Tenaga kesehatan khususnya bidan agar tetap mempertahankan teknik aseptic dan antiseptic untuk pencegahan infeksi 3. Bagi Pasien a. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif dalam meningkatkan berat badan dan kekebalan pada tubuh bayi b. Dalam perawatan di rumah untuk mempertahankan suhu tubuh bayi hendaknya bayi harus selalu dalam keadaan hangat yaitu dengan cara digedong 4. BagiPeneliti Dengan mengetahui permasalahan yang dapat timbul pada bayi baru lahir dengan prematur dan cara penatalaksanaannya diharapkan instansi pendidikan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sesuai dengan progam tetap. DAFTAR PUSTAKA Abu Fais. 2010. Perawatan Bayi Prematur. Available online : http://infoperawatanbayi.blogspot.com. Diakses tanggal 26 September 2013. Alimul, H. A. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Buku Saku Praktikum. Jakarta : EGC. Arif, ZR, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Offset. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Astri, S. 2008. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. W dengan Prematur di Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi. KTI. Tidak Dipublikasikan. Depkes RI. 2004. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Hasan, I. 2003. Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Henny, I. 2006. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. I dengan Prematur Di Ruang Perinatologi RSUD Pandanarang Boyolali. KTI. Tidak Dipublikasikan. Hidayat, A.A.A. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. _____________. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Kepmenkes, RI. 2010. permenkes Indonesia tentang penyelenggaraan praktik bidan. Available online : http://ummukautsar.wordpress.com diakses tanggal 12 Maret 2012 Kosim, M. Sholeh. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat Di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Manuaba, I. B. G. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta : EGC. Markum, A.H. 2004. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Jakarta : EGC Mochtar, R. 2003. Sinopsis Obstetri. Editor. Defli Lutan. Edisi 2. EGC : Jakarta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Noval. 2008. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. H dengan Prematur Di Ruang Catleya Bayi RS. Panti Waluyo Surakarta. KTI. Tidak Dipublikasikan. Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba Medika ___________. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba Medika Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Stright, B. 2004. Panduan Belajar : Perawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC Surasmi, A dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC. Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta : EGC ___________. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta : EGC Wheeler, 2003. Asuhan Pranatal & Pascapartum. Jakarta : EGC Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Balai Pustaka Sarwono Prawirohardjo.