BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Era globalisasi dunia membawa dampak kepada perkembangan penyakit- penyakit yang ada didunia. Salah satu penyakit yang terus berkembang adalah kanker. Banyak macam-macam kanker bermunculan, seperti kanker servix, kanker paru-paru, kanker nasofaring kanker lidah dan masih banyak lagi. Dimana kanker servix merupakan kanker dengan penderita terbanyak di Indonesia. Dan di USA, kanker adalah penyakit yang menyebabkan kematian kedua bagi warganya. Maka teknologi pengobatan terhadap kanker perlu ditingkatkan terus-menerus. Dewasa ini, ada 4 cara pengobatan kanker: 1. Pengangkatan kanker dengan pembedahan 2. Kemoterapi, dengan memasukkan bahan kimia ke dalam tubuh dan diedarkan ke seluruh tubuh lewat aliran darah 3. Brakhiterapi, memakai sumber radiasi dimana jarak sumber ke target relative pendek dibandingkan EBRT 4. External Beam Radio Therapy (EBRT) Penulis akan memfokuskan pada External Beam Radiotherapy (EBRT). Dalam EBRT ada banyak alat yang digunakan untuk mengobati pasien kanker. 1 2 Dan yang paling banyak di pakai di Indonesia adalah pesawat Co-60 dan Linear Accelerator. Linear Accelerator mempunyai banyak kelebihan dibanding pesawat Co60, salah satunya adalah energi sumber yang bisa kita atur sesuai dengan kebutuhan pasien, keamanannya dan lain-lain. Input yang diperlukan software dalam perangkat Liniaer Accelerator adalah jumlah Monitor Unit (MU) yang berkaitan dengan dosis yang akan diberikan kepada pasien kanker dalam Gray, kedalaman kanker, fieldsize yang akan disinari, dan lain-lain. Perhitungan jumlah Monitor Unit (MU) yang dilakukan di bagian Treatment Planning System (TPS) Radioterapi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menggunakan software ISIS. TPS ini berfungsi menentukan dosis untuk variasi kedalaman dari permukaan kulit pasien (Percentage Depth Dose), dan untuk Pesawat Cobalt-60 juga ditentukan lama waktu penyinaran. Penentuan jumlah MU ini harus tepat dengan kesalahan yang seminimal mungkin sehingga bisa menyampaikan dosis pada target kanker dengan maximum dan meminimalkan terkenanya jaringan sehat disekitar jaringan kanker. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: Kajian Tentang Perhitungan Jumlah Monitor Unit Pada Software ISIS Yang Dipakai Dalam Bagian Treatment Planning System Radioterapi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 3 1.1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah bagaimana metode lain dipakai dalam penentuan jumlah Monitor Unit (MU) untuk liniear accelerator, pada kali ini tinjauan dilakukan pada Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 1.2 Ruang Lingkup Kajian Untuk mejawab rumusan masalah diatas dan agar lebih jelas penulis menulis tugas akhir ini ruang lingkup kajian mencakup pembahasan mengenai susunan peralatan, cara kerja dan juga metode perhitungan dalam software ISIS untuk menentukan jumlah Monitor Unit (MU) liniear accelerator yang dipakai di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, kemudian dipaparkan mengenai metode Monte Carlo untuk menghitung jumlah Monitor Unit (MU) sebagai metode bandingan , lalu data jumlah Monitor Unit dengan metode yang dipakai di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan jumlah Monitor Unit dengan metode Monte Carlo dibandingkan dan dianalisis, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan jumlah Monitor Unit (MU) dengan menggunakan software ISIS yang dipakai di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 1.3 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui keakuratan metode perhitungan jumlah Monitor Unit dalam software ISIS yang dipakai di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Keakuratan metode perhitungan yang 4 dipakai software ISIS dalam perhitungan jumlah Monitor Unit ditentukan dengan membandingkan keluarannya yang berupa jumlah Monitor Unit software ISIS dengan keluaran jumlah Monitor Unit dengan menggunakan metode Monte Carlo 1.4 Anggapan Dasar Input yang dibutuhkan liniear accelerator adalah jumlah Monitor Unit (MU). Sehingga keakuratan jumlah Monitor Unit menjadi sangat penting untuk mendapat hasil yang maximum. Jumlah Monitor Unit bergantung pada besar dosis yang akan disampaikan, kedalaman kanker, laju dosis referensi/kalibrasi monitor, ukuran setting kolimator, field size kanker dan variabel-variabel lainnya 1.5 Hipotesis Metode yang dipakai sebagai pembanding perhitungan jumlah Monitor Unit pada software ISIS adalah metode Monte Carlo. Metode Monte Carlo ini akan lebih akurat dibanding software ISIS karena metode Monte Carlo mengamati interaksi setiap partikel radiasi . 1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1.6.1 Metode Metode yang penulis gunakan pada laporan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu kegiatan yang mendeskripsikan suatu kegiatan dengan mengacu kepada referensi yang kemudian dianalisis 5 1.6.2 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, yaitu dengan mengambil data dari suatu institusi tertentu untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut, kemudian dari hasil wawancara pakar, yaitu dengan melakukan wawancara dengan para pakar dalam meninjau suatu masalah, dan yang terakhir adalah studi perpustakaan, yaitu dengan cara membaca dari berbagai referensi yang terkait dengan topik ini. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan laporan penelitian ini penulis bagi menjadi enam bab. Bab I meliputi pendahuluan yang berisi latar belakang dan rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, anggapan dasar, hipotesis, metoda dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bab II sebagai teori dasar mengenai linear accelerator dan metode perhitungan dalam software ISIS. Bab III berupa penjelasan tentang penentuan jumlah Monitor Unit dengan metode Monte Carlo. Bab IV sebagai tampilan data jumlah Monitor Unit hasil software ISIS dan jumlah Monitor Unit hasil metode Monte Carlo beserta analisisnya Bab V sebagai inti dari penulisan ini akan penulis kemukakan mengenai analisis data dari kedua metode. Bab VI sebagai penutup, penulis akan memberikan simpulan beserta saran, untuk perbaikan di masa yang akan datang