[email protected] DEFINISI CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portfolio yang dikemukakan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik / risiko tidak sistematik (specific risk / unsystematic risk). Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa CAPM merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. CAPM memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). [email protected] CAPM mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. CAPM juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik. CAPM menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. CAPM berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta. [email protected] RISIKO DAN RETURN Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H. 2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280): 1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss. 2. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang. 3. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset. 4. Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi. 5. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset. 6. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa. [email protected] Suku bunga bank sentral tentunya masih berpotensi memiliki semua risiko, akan tetapi diasumsikan negara tidak mungkin gagal membayar (walaupun ada juga kemungkinannya), oleh karena itu biasanya return dari risk free aset (Rf) digunakan suku bunga bank sentral. CAPM mencoba untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya saham biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation). [email protected] Saham berisiko dapat dikombinasi dalam sebuah portfolio menjadi investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal. Diversifikasi akan mengurangi risiko sistematis (systematic risk), tetapi tidak dapat mengurangi risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Unsystematic risk adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah perusahaan yang dapat dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat dihindari. Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan dapat membantu dalam menentukan keputusan investasi. Investor biasanya menghindari risiko, investor menginginkan perolehan tambahan (additional returns) untuk menanggung risiko tambahan (additional risks). Oleh karena itu saham berisiko tinggi (Highrisk securities) harus mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih tinggi daripada perolehan yang diharapkan dari saham berisiko lebih rendah. [email protected] PERSAMAAN CAPM Persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah : Rs = Rf + Rp Rs = Expected Return on a given risky security Rf = Risk-free rate Rp = Risk premium Bila nilai ß = 1 artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur oleh DowJones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index. ß adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bila ß > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. ß < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum (general market index). [email protected] Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor ß dinyatakan sebagai: Rs = Rf + ßs (Rm – Rf) Rs = Expected Return on a given risky security Rf = Risk-free rate Rm = Expected return on the stock market as a whole ßs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher ßs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah (lower ßs). Riset empiris mendukung argumen mengenai ßs sebagai prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices). [email protected] JENIS-JENIS RISIKO - BRIGHAM DAN EHRHARDT (2006) [email protected] JENIS-JENIS RISIKO YANG YANG KHUSUS DIHADAPI LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN ADALAH: • Credit risk atau default risk– yaitu risiko dimana pinjaman yang diberikan (loans) tidak bisa dilunasi dan bunganya tidak bisa dibayar oleh nasabah baik sebagian maupun seluruhnya, atau surat-surat berharga yang dimiliki tidak bisa dibayar pada jatuh tempo oleh emitennya. • Liquidty risk – yaitu risiko berupa lembaga keuangan tidak bisa mencairkan assetnya menjadi uang tunai akibat penarikan nasabah dana yang besar dan tidak terduga (liability withdrawals) • Interest rate risk – yaitu risiko akibat volatility tingkat bunga dan risiko yang terjadi akibat maturity asset dan maturity liabilities mismatched • Market risk – yaitu risiko yang timbul pada penjualan atau pertukaran assets atau liabilities akibat perobahan-perobahan tingkat bunga, kurs valuta asing, dan other asset prices • Off-balance sheet risk – yaitu risiko yang muncul dari contingent assets dan liabilities [email protected] • Foreign exchange risk – yaitu risiko karena perobahan dalam exchange rate (kurs) dapat mempengaruhi nilai asset dan liabilities valuta asing • Country or sovereign risk – yaitu risiko jika pelunasan yang dilakukan peminjam dari luar negeri tidak bisa diterima karena pemerintah mereka membatasi pengiriman dana keluar negeri • Technology risk – risiko karena investasi dibidang technology tidak memberikan cost saving (penghematan biaya) • Operational risk (Operating cost risk)– pelayanan yang diberikan memerlukan penggunaan real resources dan back office support (labor dan technology combined. yaitu risiko karena technology yang digunakan sekarang tidak berfungsi atau disalah gunakan dan berdampak pada kelancaran aktivitas lembaga keuangan. • Insolvency risk – yaitu risiko karena capital yang ada menjadi tidak cukup untuk menutup menurunnya kualitas assets sehingga nilainya kurang dari nilai liabilities [email protected] PERBEDAAN CAPM & APT • Dalam memprediksi pendapatan saham yang diharapkan, ada dua model yang seringkali digunakan para investor, yaitu Capital Assets Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Kedua model ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli manajemen keuangan tentang ketepatan model tersebut dalam memprediksi tingkat pendapatan suatu saham. • Capital Assets Pricing Model yang diperkenalkan oleh Sharp (1964) dan Lintner (1965) merupakan model untuk menentukan harga suatu assets pada kondisi equilibrium. Dalam keadaan equilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut (Tande Lilin, 2001: 90). Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena risiko yang tidak sistematik bisa dihilangkan dengan cara diversifikasi. [email protected] CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) • CAPM dikembangkan pertama kali pada tahun 1960 oleh William F Sharpe, Lintner dan Mossin. Weston, Besley dan Brigham (1996: 193) mendefinisikan CAPM sebagai berikut : “A Model based on the proposition that any stock’s required rate of return is equal to the risk free of return plus a risk premium, where risk reflect diversification”. CAPM merupakan suatu model yang menghubungkan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu aset yang berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang. • Menurut teori CAPM tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus: [email protected] [email protected] ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) • Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT). Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah: (Reilly, 2000); (1) Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna, (2) Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang dengan kepastian, (3) Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model faktor. [email protected] • Dari asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko. Dengan demikian, dapat ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut : [email protected] [email protected] REFERENSI • Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005. • Manajemen Keuangan, JF. Weston & Thomas E. Copeland • Modul Manajemen Keuangan [email protected]