1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin maju seperti pada saat ini banyak pilihan yang disediakan untuk berinvestasi, apalagi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi dan informasi membuat kegiatan investasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Pengertian investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Salah satu tempat untuk berinvestasi adalah di pasar modal. Pasar modal dalam arti luas adalah sarana bagi pihak yang membutuhkan modal jangka panjang dari masyarakat umum (Samsul, 2015:6). Dalam pasar modal ada banyak instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Menurut Tandelilin (2010:30) menyatakan bahwa sekuritas jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka dan reksa dana. Salah satu instrumen di pasar modal yang paling populer adalah saham. Hal ini dikarenakan saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda bukti kepemilikan perusahaan (Samsul, 2015:59). Dalam berinvestasi saham, hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang investor adalah harga saham. Harga saham yang relatif stabil dan mempunyai pola pergerakan 1 2 yang cenderung naik mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja usaha yang baik dan menguntungkan untuk melakukan investasi di dalamnya. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi mikro dan makro ekonomi, kebijakan perusahaan, pergantian direksi secara tiba-tiba, adanya anggota direksi yang terkena kasus tindakan pidana, kinerja perusahaan (laporan keuangan), risiko sistematis, dan efek psikologi pasar (Fahmi, 2015:86). Salah satu aspek yang dinilai oleh investor adalah kinerja keuangan. Kinerja perusahaan (laporan keuangan) menunjukkan nilai keberhasilan dari sebuah usaha. Laporan keuangan menunjukkan gambaran bagaimana kondisi perusahaan di masa depan sehingga dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan saham-saham mana yang akan memberikan keuntungan lebih besar. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan dalam periode tertentu. Menurut Kasmir (2015:5) alat analisis laporan keuangan yang biasa digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, analisis laba kotor, break even point, dan rasio lainnya. Dari berbagai banyak rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan, maka akan dibahas dalam penelitian ini adalah rasio Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan Net Profit Margin (NPM). Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham yang beredar (Tandelilin, 2010:374). Earning Per Share (EPS) membantu mengukur 3 seberapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk setiap per lembar saham beredar yang akan dibagikan kepada investor. Apabila suatu perusahaan memiliki rasio Earning Per Share (EPS) yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham akan meningkat. Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian tinggi (Kasmir, 2014:207). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan leverage ratio (rasio hutang). Rasio ini membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas (Kasmir: 2014:158). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan ekuitas yang dimiliki. Semakin besar nilai Debt to Equity Ratio (DER) suatu perusahaan akan berdampak negatif karena mencerminkan hutang yang dimiliki suatu perusahaan lebih banyak dari modal yang ada, sehingga kemungkinan hutang yang tidak terbayar akan semakin tinggi. Price to Book Value (PBV) merupakan market ratio (rasio pasar). Rasio ini membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham (Husnan dan Pudjiastuti, 2006:258). Dengan menghitung rasio ini investor dapat mengetahui nilai wajar suatu saham dan seberapa besar pasar percaya terhadap prospek perusahaan ke depannya. Net Profit Margin (NPM) merupakan profitabilitas ratio. Rasio ini merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir, 2014:200). Semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya dan mendatangkan laba yang 4 tinggi, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Beberapa penelitian tentang harga saham sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh P. D. Aristya Dewi dan I.G.N.A. Suaryana (2013) dengan judul Pengaruh EPS, DER, dan PBV Terhadap Harga Saham. Obyek penelitian adalah Food and Beverage teregister di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tahun pengamatan pada 2009-2011. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh EPS, PBV terhadap harga saham adalah signifikan positif, sedangkan pengaruh DER terhadap harga saham adalah signifikan negatif. Ketiga variabel independen yang digunakan pada penelitian ini EPS, DER, dan PBV bersama-sama berpengaruh signifikan bagi harga saham perusahaan di bidang Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan pada 2009-2011. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rescyana Putri Hutami (2012) dengan judul Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin terhadap harga saham. Penelitian juga menunjukkan bahwa Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010 Bisnis dalam bidang properti merupakan salah satu pilihan bisnis yang banyak dilirik dan menjanjikan nilai keuntungan kepada investor. Ada banyak beragam produk properti di antaranya rumah (Town House, ruko, rusun), 5 perhotelan (kondominium, motel, dan vila), pertokoan (minimarket, hypermarket, supermarket) dan gedung lainnya (pabrik, perkantoran, gudang). Meningkatnya jumlah penduduk sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan pemenuhan kebutuhan pokok manusia berupa papan (tempat tinggal), selain itu lahan tanah yang semakin sedikit membuat harga lahan tanah dan bangunan semakin meningkat. Kondisi ini menjadikan ketertarikan di mata konsumen. Tak jarang, konsumen membeli properti bukan untuk pemenuhan kebutuhan tetapi sebagai investasi jangka panjang. Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk menggunakan variabel-variabel tersebut dan menuangkan dalam skripsi dengan judul : “PENGARUH EPS, DER, PBV DAN NPM TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI” 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif pada harga saham perusahaan properti ? 2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif pada harga saham perusahaan properti ? 3. Apakah Price to Book Value (PBV) berpengaruh negatif pada harga saham perusahaan properti ? 6 4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif pada harga saham perusahaan properti ? 5. Di antara variabel-variabel tersebut mana yang memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan properti ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) pada harga saham perusahaan properti. 2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) pada harga saham perusahaan properti. 3. Untuk mengetahui pengaruh Price to Book Value (PBV) pada harga saham perusahaan properti. 4. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) pada harga saham perusahaan properti. 5. Untuk mengetahui varibel yang berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan properti. 1.4 Manfaat Penelitian Secara garis besar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 7 1. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi perusahaan maupun investor mengenai kinerja keuangan yang dapat digunakan sebagai kontribusi pengambilan keputusan dalam berinvestasi di mata kreditur dan bagi perusahaan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan maupun penetapan kebijakan strategis dimasa yang akan datang. 2. Kontribusi Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan penambahan wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menambah perbendaharaan literatur yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan referensi tentang masalah yang sama yang sedang dipelajari. 3. Kontribusi Kebijakan Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan khususnya mengenai investasi pada saham di pasar modal. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam memfokuskan pembahasan agar lebih terarah, tidak mengalami kesimpangsiuran dan menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka dalam penelitian ini difokuskan terhadap rasio keuangan yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2015.