Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
BAHASA
INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
Fakultas
Program Studi
EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
90008
Drs. SUMARDI, M. Pd
Abstract
Kompetensi
Setalah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang
benar mengenai kalimat efektif
Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan kalimat efektif
2. Menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif
3. Menjelaskan syarat-syarat kalimat
efektif
4. Menerapkan prinsip-prinsip
kalimat efektif
Pembahasan
1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan
yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektifapabila
berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud si pembicara atau penulis.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai
unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara/penulis.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat
itu dapat terjamin.
Kata-kata yang dipergunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih
dengan tepat. Dengan demikian, kalimat menjadi jelas maknanya. Kalimat yang jelas
akan mencapai sasarannya secara baik disebut kalimat efektif. Pemakaian kalimata
efektif terlihat dalam kalimat-kalimat yang efektif.
Kalimat efektif dituntut oleh empat ketepatan yakni :
1. Ketepatan pilihan kata
2. Ketepatan bentuk kata
3. Ketepatan pola kalimat
4. Ketepatan makna kalimat
2. Ciri-ciri kalimat efektif
Soedjito mengemukakan bahwa kalimat efektif memiliki ciri-ciri yaitu gramatikal,
pilihan kata, penalaran, dan keserasian
1. Ciri gramatikal
Kalimat efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, contoh:
Tidak gramatikal
a. Dia tidak nyuri uang saya
b. Dia tidak ambil kue adiknya
c. Saya telah ketemu dia kemarin
2016
2
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gramatikal
a. Dia tidak mencuri uang saya
b. Dia tidaka mengambil uang adiknya
c. Saya telah bertemu dengan dia kamrin
2. Pilihan kata (diksi)
Untuk menyususn kalimat efektif harus dipilih kata-kata yang tepat, saksama
(sesuai) dan lazim, contoh:
a. Adik sudah (dikasih, diberi) kue (sama, oleh) ibu
b. Saya suka (menonton, memandang) layar tancap
c. Idul fitri adalah hari (raya, besar, agung) umat Islam
2.1. Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai pergaulan sehari-hari
terutama dalam percakapan, kata-kata seperti: ilang, bikin, dikasih tahu,
kata-kata tutur tersebut termasuk kata-kata tidak baku.
2.2. Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata bersinonim yang pemakaiannya harus bisa memilih kata-kata
yang cermat jumpa pers, dan yang tidak mempuyai dua ganda
Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakankesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis dan sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.
2016
3
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penggunaan Kalimat Efektif
1. Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi,
laporan penelitian, dan sebagainya
2. Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para sastrawan
atau wartawan.
3. Syarat-syarat Kalimat Efektif
Kalimat efektif mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1. Koherensi / kepaduan
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah.
 Kallimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
 Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspekverbal-pasien.
 Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata
daripada/tentang.
Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
(kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan
antara subyek dan predikat, hubungan antara predikat dengan obyek, serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan koherensi
yaitu:
1) Tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
Benar : Saudara saya yang paling kecil kemarin sore menendang bola di
lapangan, dengan sekuat tenanganya.
Salah : Saudara saya yang paling kecil menendang dengan sekuat
tenaganya kemarin sore di lapangan bola.
2) Salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dan sebagainya
Benar : mengharapakan belas kasihan
Salah : mengharapkan akan belas kasihan
2016
4
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3)
Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya
tidak tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung kontradiksi.
Contoh:
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang
berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (atau banyak
peninjau atau para peninjau; makna banyak dan para tidak tumpang
tindih).
4) Salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb)
pada kata kerja tanggap.
Contoh:
Baik : Saya sudah menonton film itu hingga tamat.
Kurang Baik : Saya sudah nonton film itu hingga tamat.
Tidak Baik : Film itu saya sudah tonton hingga tamat.
2. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung
satu ide pokok (satu pengertian lengkap). Kalimat dikatakan memiliki
kesatuan gagasan jika memiliki subjek, predikat dan fungsi-fungsi kalimat
lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal. Dengan
demikian, kalimat haruslah mengandung unsur subjek dan predikat sebagai
unsur inti sebuah kalimat. Kehadiran unsur-unsur lain (objek, pelengkap,
ataupun keterangan) hanyalah sebagai tambahan bagi unsur inti.
Contoh :
Kalimat yang jelas kesatuan gagasannya
a. Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa emosi itu sering kali
merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehipan kita
(Kesatuan Tunggal).
b. Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah berangkat
dengan pesawaw satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan).
c. Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu. (kesatuan yang mengandung pertentangan).
d. Kau boleh menyusul saya ke tempat itu, atau tinggal saja disini (kesatuan
pilihan).
2016
5
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kalimat yang tidak jelas gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subyek atau
predikat tidak jelas, terutama karena salah menggunakan kata-kata depan.
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara tidak tahu apa sebenarnya yang mau dikatakan.
3. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika kata kerja, harus kata kerja
semuanya; jika kata benda harus katabenda semuanya.
Contoh :
Salah : Harga bensin disesuaikan atau kenaikkan secara bertahap.
Benar : Harga bensin disesuaikan atau dinaikkan secara bertahap.
4. Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada katakata yang paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran
dalam kalimat diperlukan.
Contoh :
Salah : Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,
kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan
didalam bagasi tiba-tiba mati.
Benar : Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,
kerusakan barang, kebusukan makanan, dan kematian hewan.
5. Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak
mengurangi makna atau mengubah informasi.
Ada beberapa cara melakukan penghematan :
1) Menghilangkan pengulangan subjek.
Salah : Karena Nina tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
Benar : Karena tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
2) Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
2016
6
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Contoh :
Salah : Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Benar : Di mana engkau menangkap pipit itu?
3) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi tadi.
4) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.
6. Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan
itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
2) Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
2016
7
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
7. Kecermatan
Cermati adalah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan
harustepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan
diksi. Agartercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan
pernyataan-pernyataan berikut ini :
1) Hindari penanggalan awalan
2) Hindari peluluhan bunyi/ c /
3) Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan/ k / yang tidak luluh
4) Hindari pemakaian kata ambigu
8. Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi.
Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain
daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara
minat dan perhatian orang.
Macam-macam variasi :
a. Variasi Sinonim Kata
Variasi berupa penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada
hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh :
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang
baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta
pilihan yng tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member
tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
2016
8
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan diPemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa kalimat berturutturut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari variasi
pemakaian bentuk gramatikal.
d. Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
9. Kelogisan
Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh :
Salah : Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
Benar : Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
Kesalahan-kesalahan dalam menyusun kalimat efektif
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan),
yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh :
Salah : Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Benar : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
2. Kontaminasi
Salah : Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Benar : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Salah : Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Benar : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Salah : Bola gagal masuk gawang.
Benar : Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh :
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
2016
9
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan
kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh :
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
6. Kata depan yang tidak perlu
Salah : Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Benar : Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara
lain:
1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
3. Kurang logis susunan gagasannya.
4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
5. Konstruksi yang bermakna ganda.
6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.
2016
10
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Alek A. Dan Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
Kuntarto, Ninik. M. 2011. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir. Jakarta: Mitra
Wacana Media
Satata, Sri. Devi Suswandari. Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Akademik di Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra Wacana Media
2016
11
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download