Volume 2. Edisi 3. Oktober 2013 ISSN : 2301-7775 NIAGAWAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Dukungan Sosial Sebagai Pemoderasi Pengaruh Antara Politik Organisasional dan Komitmen Organisasional (Studi pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh) Mahdani Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala ABSTRACT This study aimed to analyze the influence of organizational politics on organizational commitment: social support as a moderating variable (Study at Acheh Province of Education and culture service). Samples can be analyzed only 112 worker. Data were analyzed using The Moderate Regression Analysis (MRA). Result analysis found that positive and significance tha social support as moderate varibles to influence against organizational politics and organizational commitment. Keywords: Organizational Commitment, Organizational Politics, and Social Support PENDAHULUAN Pada dasarnya organisasi dibentuk untuk menciptakan perubahan, bisa berupa perubahan kekayaan yang bersifat materi atau kekayaan yang bersifat nonmateri. Bagi organisasi yang bermotif laba, organisasi dibentuk untuk menciptakan kekayaan yang bersifat materi dan kesejahteraan bagi pemangku kepentingannya (stakeholders). Orang bergabung dalam organisasi pada dasarnya karena ia ingin mewujudkan tujuan yang tidak mungkin dicapai melalui usahanya sendiri. Oleh karena itu, organisasi merupakan kumpulan orang yang bekerja sama untuk mewujudkan tujuan bersama. Organisasi sebagai kumpulan orang ini memerlukan manajer untuk memimpin perjalanan dalam mewujudkan tujuan organisasi. Keberhasilan organisasi mewujudkan tujuannya sebagian besar ditentukan oleh managerial skill yang dimiliki manajer yang memimpin perjalanan dalam mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena itu, sangatlah penting setiap manajer harus mempunyai komitmen terhadap organisasi Dewasa ini politik organisasional merupakan suatu masalah yang unik untuk dibahas karena disatu pihak berkaitan dengan keberadaan orangorang dalam sebuah organisasi dan dipihak yang lain adalah keberadaan organisasi itu sendiri, yang kedua-duanya memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh satu tujuan (Ferris, 2002). Selanjutnya, komitmen organisasi merupakan satu hal yang sangat diperhitungkan pada diri seseorang pekerja di organisasi tertentu, karena sebuah organisasi yang mengharapkan berkinerja baik secara terus menerus sangat memerlukan pekerjanya yang memiliki komitmen yang tinggi dan pantas. Komitmen yang tinggi yang diharapkan dari seorang pekerja dapat mempertinggi koinerja organisasi (Robbins, 2003). Politik organisasional dan komitmen organisasional dianggap perlu disejajarkan dalam mencapai suatu tujuan organisasi (Vigoda & Drory, 2006). Namun, keberadaan politik organisasional dan komitmen organisasoional belum cukup untuk menjadikan organisasi tertentu kuat untuk mempertahankan organisasi untuk mencapai visi dan misi organisasi yang telah disepakati. Oleh karena itu dukungan sosial dianggap memegang peranan yang penting untuk menjaga politik organisasional dan komitmen organisasional dapat berjalan searah dan terarah dalam mencapai vivsi dan misi organisasi. Walupun, Greenberg dan Baron, yang dikutip oleh (Linche, 2002) mengatakan pegawai yang memiliki komitmen tinggi terhadap tujuan organisasi adalah lebih produktif. Apakah hal ini berlaku terhadap semua organisasi atau tidak sama bagi setiap organisasi. Adakah dukungan sosial dapat lebih mendukung keberhasilan organisasi melalui politik organisasional dan komitmen organisasional. Inilah yang perlu dikaji dalam sebuah hasil penelitian yeng bertopik” Dukungan sosial sebagai pemoderasi hubungan antara politik organisasional dan komitmen organisasional. TELAAH LITERATUR A. Komitmen Organisasional Konsep komitmen organisasi sudah lama dipraktekkan dalam organisasi perusahaan bahkan ada yang berpendapat sudah 50 tahun yang lalu sudah diperkenalkan, namun istilah komitmen organisasi ini baru populer pada kurun waktu tahun 70han (Staw & Salancik, 1977). Pada mulanya ada dua bentuk komitmen, yaitu komitmen sikap (attitudinal commitment) dan komitmen tingkah laku (behavioral commitment) (Allen, 2003 dan Bergman, 2006). Komitmen organisasi (organizational commitment) merupakan salah satu tingkah laku dalam organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti, baik sebagai variabel terikat, variabel bebas, maupun variabel mediator (Hochwarter, at al., 2003). Hal ini disebabkan bahwa pada umumnya organisasi memerlukan pegawainya yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Greenberg dan Baron, dalam Linche, (2002) memandang bahwa komitment yang tinggi dari seseorang pegawai pada organisasi tetentu dianggap dapat berpengaruh positif terhadap organisasi, di mana pegawai itu berkarya. Pandangan tersebut juga sejalan dengan pandangan Gunawan (2006) yang memandang bahwa pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah pegawai yang lebih stabil dan lebih produktif yang pada gilirannya akan menguntungkan organisasi dalam pencapaian tujuan. B. Politik Organisasional Politik merupakan realita kehidupan organisasional, karena dalam banyak organisasi pertimbangan politik selalu menjadi bagian dalam proses evaluasi, dibandingkan pertimbangan rasional (Ferris dan Kacmar, dalam Fairuzzabadi et.al., 2011). Fairuzzabadi et.al (2011), menambahkan para peneliti memandang politik organisasi sebagai fenomena perseptual, bukan sebagai perilaku politik objektif. Artinya perilaku dinilai politis atau non politis adalah tergantung orang yang mengamati dan merasakannya. Konsep politik organisasional pertama kali diperkenalkan oleh James Madison, Jr. (Presiden Amerika Serikat yang ke empat, beliau mempraktekkan perilaku yang secara strategis dirancang untuk memaksimalkan kepentingan diri walaupun kontradiktif dengan kepentingan dan tujuan organisasi dan kepentingan individu lainnya (Ferris et.al., 2002). Beberapa peneliti sangat serius mencermati konsep ini dan memfokuskan penelitian yang mengamati individu untuk menggambarkan politik organsisasi ditempat kerja, mereka secara khusus menyusun berbagai perilaku yang dinyatakan politis, yaitu memanipulasi aktifitas yang dipersepsikan tidak secara positif (Vigoda. at al., 2003). Istilah politik biasa juga di artikan berbeda tergantung pada kondisi di mana istilah politik tersebut terjadi atau digunakan. Pada konteks penelitian kontemporer, politik organisasional merupakan fenomena perceptual dengan konsekuensi negatif pada orang yang mempersepsikan munculnya politik tersebut (Ferris et.al, Ferris & Kacmar, Kacmar & Carlson) dalam Musaroh (2007). C. Dukungan Sosial Buhnis et.al dalam Murtiningrum (2006) mengemukakan dua alasan penting keberadaan dukugan sosial. Pertama, individu membutuhkan bantuan orang lain bila mana tujuan atau aktivitas pekerjaan demikian luas dan kompleks sehingga tidak dapat menyelesaikan sendiri. Kedua, hubungan antara karyawan itu mempunyai nilai sebagai tujuan yaitu pekerjaan yang menuntut hubungan yang saling membantu. (Spector, 2012). Dukungan sosial adalah suatu transaksi interpersonal yang melibatkan affirmation (bantuan) dalam bentuk dukungan emosi (Seibert, at al., (2001). Selain itu itu dukungan sosial juga bisa ditinjau dari dukungan penilaian, dukungan informasi, dan dukungan instrumen yang diterima individu sebagai anggota jaringan sosial (House dan Wells, 1978 dalam Fadhilah, 2010). Oleh karena itu dukungan dapat difahami sebagai dukungan social yang merupakan bantuan yang diperoleh dalam hubungan interpersonal yang dibutuhkan dalam menunjang kelancaran organisasi. METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang berlokasi di jalan Tgk. H. Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh. Sedangkan objek penelitian ini adalah perilaku pegawai yang bekerja pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sakaran, 2006). Lebih lanjut Populasi dari penelitian ini adalah pegawai dari kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yaitu sebanyak 340 pegawai. Penentuan sampel yang diambil berdasarkan pendapat Slovin, dalam (Suliyanto, 2006), sebagaimana dirumuskan pada rumusan di bawah ini: n= N N (e) 2 + 1 Keterangan : N = Ukuran populasi n = Ukuran sampel e = Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel Dengan menggunakan tingkat kelonggaran pengambilan sampel sebesar 7,5%, maka jumlah responden yang dijadikan sebagai sampel yaitu: 340 n = 340(0.075) 2 +1 340 n = 340(0,005625) +1 340 n = 2,9125 n = 116,7382 dibulatkan menjadi 117 responden Dari hasil perhitungan di atas maka sampel penelitian diperoleh sebanyak 117 responden. C. Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode MRA (Moderate Regression Analysis) atau sering disebut juga moderated Hierarchical Regression Analysis (Liana 2009). Metode ini membutuhkan dua buah persamaan regresi, yaitu yang pertama berisi interaksi variabel-variabel utama dan yang kedua berisi interaksi variabel pertama dan variabel moderasi. Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan dua persamaan. VD = α + VI + +e VD = α + Notasi : VI + VD = Dependen) VI = Independen) (Z)) e + Komitmen Politik VI * +e Organisasi Organisasi (Variabel (Variabel = Dukungan Sosial (Variabel Moderasi = Kesalahan residu = Koefisien regresi (x) = Koefisien regresi ( = memoderasi Y ) Goodness of fit dapat diidentifikasi pada efek moderasi dari kenaikan persamaan regresi yang berisi dengan variabel-variabel dan variabel (Persamaanutama 1) moderasi (persamaa amaan regresi n 2) dari pers yang hanya berisi (dPeenrgsaanmavaanri2a)bel utama saja (persamaan 1). Selanjutnya indikator efek moderasi dapat diidentifikasi koefisien dari interaksi (VI*VMO) di persamaan 2 (Baron & Kenny, 1986; Hartman & Moers, 1991; Podsakoff et al,. 1995; Aguinis, 1995). Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan peralatan analisis moderated regression analysis (MRA), di mana MRA dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Politik Organisasional terhadap variabel dependen yaitu Komitmen Organisasional dengan Dukungan Sosial sebagai variabel pemoderasi. Dari uji regresi yang telah di lakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows, maka ditemukan hasil MRA adalah seperti pada Tabel 1 Tabel 1: Hasil Uji Moderate Regression Analysis (MRA) Dari hasil perhitungan statistik seperti yang terlihat pada Tabel 1, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : VD = 0,847 VI - 0,015 VMO (Persamaan 1) VD = 1,676 VI + 0,847 VMO - 1,412 VIVMO (Persamaan 2) Berdasarkan dalam Tabel 1 hasil uji regresi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh politik organisasi terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh: hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada variabel politik organisasional sebesar 0,847 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 5% di mana 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa politik organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. 2. Pengaruh dukungan sosial terhadap komitmen organisasional: berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada variabel dukungan sosial sebesar -0,015 dengan nilai signifikansi sebesar 0,789 pada taraf signifikansi 5% dimana 0,789 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa politik organisasional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional. 3. Pengaruh politik organisasional terhadap komitmen organisasional dengan dukungan sosial sebagai variabel pemoderasi: dari hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel politik organisasional dengan menggunakan variabel pemoderasi, yaitu dukungan sosial didapati sebesar -1,412 dengan nilai signifikansi sebesar 0,022 pada taraf signifikansi 5% di mana 0,022 < 0,05 yang artinya variabel moderasi yaitu dukungan sosial sebesar 0,847 dengan nilai signifikansi sebesar 0,022. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial sebagai pemoderasi hubungan antara politik organisasional dan komitmen orgnisasional. perkalian langsung antara variabel politik organisasional dengan variabel dukungan sosial sebagai variabel pemoderasi yaitu sebesar -1,412 pada taraf signifikansi sebesar 0,022 dimana 0,022 < 0,05 yang artinya menerima hipotesis Ha3, Uji t untuk perkalian langsung antara variabel politik organisasional dengan variabel dukungan sosial sebagai variabel pemoderasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa dukungan sosial sebagai pemoderasi politik organisasional terhadap komitmen orgnisasional. Uji Secara Parsial Table 1 memperlihatkan hasil uji secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh politik organisasi terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh: menunjukkan bahwa nilai t-hitung pada variabel politik organisasional sebesar 15,085 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 5% dimana 0,000 < 0,05 yang artinya hipotesis Ha1 diterima. Dengan kata lain bahwa politik organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. 2. Pengaruh dukungan sosial terhadap komitmen organisasional: dari hasil analisis regresi pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung pada variabel dukungan sosial sebesar 0,268 dengan nilai signifikansi sebesar 0,789 pada taraf signifikansi 5% dimana 0,789 > 0,05 yang artinya hipotesis Ho2 diterima. Dengan kata lain bahwa politik organisasional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional. 3. Pengaruh politik organisasional terhadap komitmen organisasional dengan dukungan sosial sebagai variabel pemoderasi: hasil analisis regresi yang diperlihatkan pada Tabel 1 menunjukkan dapat bahwa t-hitung pada Pengujian Secara Simultan Uji secara simultan atau uji F dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh secara keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen, apakah mempengaruhi variabel dependen atau tidak. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > dari Ftabel, maka seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya, jika Ftabel < Fhitung, maka variabel-variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependennya secara bersama-sama. Tabel 2 di bawah ini memperlihatkan hasil pengujuan secara simultan antara variabel independen dengan variabel dependen. Tabel 2: Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan Variabel Independen dan Dependen ANOVAc 1 2 Model Regression Residual Total Regression Residual Sum of Squares 22.504 9.303 31.807 22.949 8.858 Df Mean Square 3 7.650 2 109 111 108 11.252 .085 .082 F Sig. 131.829 .000a 93.267 .000b Total 31.807 111 Sumber : Data Primer Pembahasan Hasil Uji F yaitu pengujian untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen dan Untuk pembuktian hipotesis dilakukan uji F dan independen pemoderasi terhadap variabel dependen. uji t, uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel Dengan kata lain adalah untuk mengetahui signifikan independen terhadap variabel dependen dan atau tidaknya pengaruh dari variabel independen variabel moderasi secara simultan dengan ketentuan (politik organisasional) maupun variabel independen bila Fhitung > Ftabel pada tingkat signifikansi 5% maka pemoderasi (dukungan sosial), secara bersama-sama dapat dikatakan secara simultan variabel independen terhadap varibel dependen (komitmen dan variabel moderasi berpengaruh signifikan organisasuional). Tabel 2 memperlihatkan hasil terhadap variabel dependen. Sebaliknya bila Fhitung < mengujian di mana menunjukkan bahwa hasil Ftabel maka tidak ada pengaruh signifikan. pengujian F diperoleh sebesar 131,829 dan 93,2678, Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel dengan siginifikansi sebesar 0,000 di mana nilai independen dan variabel pemoderasi terhadap tersebut < 0,05 atau menerima hipotesis Ha. variabel dependen secara parsial dengan ketentuan Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa bila thitung > ttabel pada tingkat signifikansi 5% maka variabel dukungan sosial merupakan variabel dapat dikatakan secara parsial variabel independen pemoderasi terhadap pengaruh pololitik berpengaruh terhadap variabel dependen. organisasional dan komitmen organoisasional. Sebaliknya bila thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh. Berdasarkan hasil pembahasan di atas membuktikan bahwa komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dipengaruhi secara signifikan oleh variabel politik organisasional dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Hasil pengujian hipotesis Ha menunjukkan bahwa persepsi politik organisasional berpengaruh terhadap komitmen organisasional dengan nilai Fhitung sebesar 131,829 dan Ftabel pada tingkat signifikan α = 5 % adalah sebesar 3,08 berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai F hitung > F tabel dengan tingkat signifikan sebesar 0,000, menurut ghozali (2005:98) jika tingkat signifikansi berada pada 0,000 sampai 0,05 atau berada dibawah 0,05 maka hasil penelitian berpengaruh secara signifikan, tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel politik organisasional berpengaruh secara positif signifikan terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dengan variabel dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Ini berarti bahwa menerima hipotesis Ha dan menolak Ho. Temuan ini tidak konsisten dengan penelitian– penelitian sebelumnya yang menjadi dasar pengembangan hipotesis pada penelitian ini dimana penelitian sebelumnya menyatakan bahwa politik organisasi berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasonal pegawai pada 142 universitas di Israel dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Cropanzano, Kacmar & Bozeman, dalam Gadot dan Talmud (2010) menyatakan pengaruh negatif tersebut disebabkan oleh banyaknya karyawan yang kelelahan dalam bekerja, tingkat ketegangan yang tinggi dalam bekerja serta karyawan memiliki tingkat stress yang tinggi dikarenakan banyaknya tugas yang diberikan oleh atasan kondisi ini dapat melemahkan hubungan antara politik organisasional terhadap komitmen organisasional karyawan yang bekerja. Dengan berpengaruh positif dan signifkan politik organisasional secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dengan variabel dukungan sosial sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini. Untuk itu pihak pimpinan pada Dinas Pendidikan Aceh perlu membantu memperjelas hubungan antara politik dengan komitmen organisasional pegawai yang bekerja pada Dinas Pendidikan Aceh dengan membangun model yang lebih sederhana agar para pegawai dapat berinteraksi dengan struktur sosial, jaringan sosial, dan hubungan sosial pegawai yang bekerja pada Dinas Pendidikan Aceh, karena variabel dukungan sosial memoderasi pengaruh politik organisasional (VIVMO) secara negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasioanal pegawai Dinas Pendidikan Aceh. Tingkat komitmen organisasional biasa terjadi pada pihak yang memiliki peran lebih tinggi dalam pengambilan keputusan dan politik organisasional sangat berhubungan dengan area pengambilan keputusan. Seseorang yang mampu atau telah berhasil melibatkan diri dalam politik organisasional, berarti orang tersebut secara tidak langsung ikut dilibatkan oleh atasannya dalam setiap proses pengambilan keputusan. Fitriastuti dalam Fairuzzabadi et.al (2011) menyatakan bahwa politik organisasional memungkinkan untuk menghasilkan hasil kerja yang positif maupun negatif. Hasil yang positif berupa peningkatan karier, pengakuan dan status, meningkatkan kekuasaan dan kedudukan, penyelesaian tujuan pribadi, meningkatnya sense of control dan kesuksesan. Sementara hasil yang negatif berupa kehilangan strategic power dan kredibilitas kedudukan, perasaan negatif pada orang lain, perasaan bersalah dan kinerja yang buruk. Berdasarkan hasil pembahasan di atas membuktikan bahwa pada interaksi pertama (tabel V-1) variabel dukungan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Disebabkan persepsi pegawai pada Dinas Pendidikan Aceh tentang dukungan sosial, baik dukungan sosial dari atasan maupun dukungan sosial sesama teman sekerja bukanlah menjadi alasan yang dapat berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional. Dari hasil uji hipotesis Ha2 pada interaksi pertama membuktikan bahwa pengaruh langsung dukungan sosial terhadap komitmen organisasional menunjukkan nilai -0,268 artinya hipotesis Ha2 ditolak karena dengan nilai thitung sebesar -0,268 < 1,65857 dari nilai t tabel. Dalam hal ini membuktikan bahwa dukungan sosial tidak dapat menjadi variabel independen, temuan tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya Cropanzano, Kacmar & Bozeman, dalam Gadot dan Talmud (2010) menyatakan dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional pada pegawai yang bekerja pada 142 Universitas Israel. Dari hasil uji hipotesis pada interaksi kedua (tabel V-1) membuktikan bahwa perkalian langsung antara variabel politik organisasional dengan variabel dukungan social sebagai variabel pemoderasi menunjukkan nilai sebesar -1,412 artinya hipotesis Ha3 diterima karena dengan nilai thitung sebesar 2,330 > 1,65857 dari nilai t tabel. Hasil ini menunjukkan bahwa Ha3 diterima dengan penjelasan bahwa dukungan sosial memoderasi hubungan antara politik organisasional dan komitmen organisasional. Hasil temuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cropanzano, Kacmar & Bozeman, dalam Gadot dan Talmud (2010) menyatakan politik organisasional berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional pada pegawai yang bekerja pada 142 Universitas Israel dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Hasil di atas menunjukkan pada interaksi pertama, dukungan sosial tidak berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Namun pada interaksi kedua, dukungan sosial dan politik organisasional berpengaruh terhadap komitmen organisasional. Dengan kata lain menurut (Ghiselli 1963) variabel dukungan sosial merupakan variabel homologiser moderator yaitu Sebuah "homologiser" mempengaruhi kekuatan hubungan antara prediktor (Independen variabel) dan variabel kriteria (Dependen variabel). Itu tidak berinteraksi dengan variabel prediktor, dan tidak berpengaruh signifikan dengan baik. Variabel homologiser hipotesis dianggap moderator ketika subkelompok, berdasarkan itu, memiliki varians berbeda secara signifikan menjelaskan (nilai R) untuk sama variabel prediktor. Perumpamaannya adalah jika VMO tidak berhubungan dengan VD dan VMO tidak berinteraksi dengan VI maka VMO merupakan homologizer moderator dan dilakukan cara menguji moderating dengan uji split yaitu dibuat dua regresi untuk VMO tinggi (regresi pertama) dan VIVMO rendah (regresi kedua). KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Politik organisasional berpengaruh terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Artinya, semakin tingginya persepsi politik organisasional maka akan semakin tinggi komitmen organisasional kerja bawahan pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. 2. Dukungan sosial tidak berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional, melainkan murni menjadi variabel moderasi yaitu dukungan sosial memoderasi hubungan antara politik organisasional terhadap komitmen organisasional. Saran-Saran 1. Diharapkan kepada pimpinan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh untuk dapat mempertahankan komitmen organisasional selama ini sudah pada tingkat yang relatif baik, hal ini demi tercapainya tujuan dan target organisasi yaitu dengan memberikan reward kepada pegawai yang berprestasi, upah yang layak sesuai denga kinerja dan promosi kepada bawahan secara adil sesuai dengan kinerja yang dicapai oleh para pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh jika kondisi ini mendapatkan perhatian yang serius dari pimpinan akan dapat meningkatkan komitmen organisasioanal pegawai Dinas Pendidikan Aceh. 2. Dukungan sosial sebagai variabel moderasi dapat memperkuat hubungan politik organisasional terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh untuk itu pihak pimpinan perlu membangun model yang lebih sederhana dari interaksi antara struktur sosial, jaringan sosial, dan hubungan sosial agar dapat membantu memperjelas hubungan antara politik dan hasil kerja karena pengaturan sosial di tempat kerja bermakna dalam konteks ini sebagai dukungan sosial yang diberikan oleh anggota tim yang memiliki efek pada sikap kerja dan kinerja yang berasal dari politik organisasional sehingga dukungan sosial akan memberikan dapat yang positif terhadap komitmen organisasional . 3. Pimpinan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh perlu memperhatikan risiko dan tantangan yang terjadi dalam lingkungan kerja, mengembangkan strategi untuk mengatasi dan memajukan organisasi. Kasus di mana politik organisasi mendominasi kehidupan organisasi, karyawan yang telah membangun tingkat saling percaya yang tinggi, memiliki keyakinan pada orang lain, dan telah membentuk hubungan dengan teman sebaya dan beberapa manajer akan lebih mudah pada keadaan yang penuh dengan resiko yang besar sekalipun. DAFTAR PUSTAKA Alfina Murtiningrum. 2006. Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Stress Kerja dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Diponegoro Semarang. Moderasi. Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas Anthony, R. N. dan V. Govindrajan. (2005). Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat., Jakarta. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta., Jakarta. Budiharjo, C. (2008). “Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Kepemimpinan dan Komitmen Organisasional terhadap Semangat Kerja Karyawan (Studi pada Balai Latihan Kerja dan Industri Semarang).” Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Cropanzano, R., Prehar, C. A., & Chen, P. Y. (2002). Using social exchange theory to distinguish procedural from interactional justice. In Journal of Group and Organization Management, Vol.27, No.3, pp.324-351. Eran Vigoda-Gadot dan Ilan Talmud (2010) “Organizational Politics and Job Outcomes: The Moderating Effect of Trust and Social Support”. Journal of Applied Social Psychology, 2010, 40, 11, pp. 2829–2861. Fairuzzabadi, Nurhalis, Farid (2011). Pengaruh Politik Organisasional Persepsian Pada Komitmen Afektif dan Kepuasan Kerja : Ingrasiasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Laporan Penelitian Dosen Muda. Lembaga Penelitian Unsyiah. Fairuzzabadi et al (2011) (Drory, A. (1993). Perceived political climate and job attitudes. In Journal of Organization Studies, Vol.14, No.4, pp.59-71. Ferris, G. R., Adams, G., Kolodinsky, R. W., Hochwarter, W., & Ammeter, A. P. (2002). Journal of Perceptions of organizational politics: Theory and research directions. In F. J. Yammarino & F. Dansereau (Eds.). The many faces of multi-level issues. Vol.14, No.6, pp. 179–254. Fitriasari (2009) “Analisis pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi” Skripsi Manajemen Semarang. Ghiselli, EE. (1963). Dampak Moderating dan Reliabilitas dan ValiditasDiferensial. Jurnal Psikologi Terapan. Vol.47, No.3, pp.81-86. Ghozali, Imam. (2005) . Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro., Semarang. Gunawan Cahyasumirat, (2006). “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening” (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT. BANK ABC). Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R.L. (2006). Multivariate Data Analysis. 6th edition. Pearson Education : New Jersey Hochwarter, W. A., Kacmar, C., Perrewé, P. L., & Johnson, D. (2003). Perceived Organizational Support As a Mediator of The Relationship Between Politics Perceptions and Work Outcomes. Journal of Organizational Behavior. Vol.63, No.3, pp.438-456. Karina. ”Komitmen Organisasi.” Rumah Belajar Psikologi, http://rumahbelajarpsikologi.com. Diakses tanggal 12 Maret 2010. Khikmah, Siti Noor. (2005). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Keinginan Berpindah Dengan Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Maksi Undip, Vol. 5. No.1, pp.41-86. Liche Seniati Chairy “Seputar Komitmen Organisasi” Disampaikan dalam “Acara Arisan Angkatan ’86 F.Psi.UI. Jakarta, 8 September 2002”. Lie Liana (2009) “Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen”. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Volume XIV. No.2, pp.90-97. Ma’aruf, Jasman J. (2005). Riset Perilaku Konsumen : Niat Beli Melalui Internet. Penerbit Program Magister Manajemen., Banda Aceh. M. Luthfi Fadhilah. (2010). “Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating” (Studi Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, Central Java). Skripsi Manajemen Universitas Diponegoro., Semarang. Musaroh, M.Si (2007) “pengaruh politik organisasional terhadap job distress di tempat kerja” (studi empiris pada karyawan dan dosen fakultas ilmu sosial dan ekonomi universitas negeri yogyakarta), Tesis Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Natalia Dewinda Putri, (2010). “Pengaruh komitmen organisasional dan Peran Manajer Pengelolaan Keuangan daerah terhadap kinerja Manajerial satuan kerja perangkat Daerah” (Studi pada Kabupaten Tegal). Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Rachmawati. S. R. (2009). “Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi Kerja, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Bidang Keuangan Pada Pemda Kabupaten Sukoharjo.” Skripsi manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Muhammadiyah., Surakarta. Ririn, D. dan Mardiasmo. (2004). “The Effect Of Relationship Between Budgetary Participation And Decentralization Structure On Managerial Performance Of Local Government Agencies: The Role Of Organizational Commitment As Intervening Variable. (Empirical Study On Municipality And Regencies in Yogyakarta Province)”, Journal of SOSIOSAINS, Vol.17, No.4, pp. 655-674. Robbins, P. Stephen. (2003). Organization Behaviour : Concept, Controversies, Aplications. Seventh Edition. Prentice Hall Inc., New Jersey. Robbins. S. P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10 Bahasa Indonesia. PT. INDEKS Gramedia., Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi Edisi ke-12. Salemba Empat., Jakarta. Seibert, Scott E., Maria L. Kraimer, Maria L., & Liden. Robert C. (2001). A social capital theory of career success. Academy of Management Journal. Vol. 44. P 219-237 Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1. Edisi 4. Terjemahan Kwab Men Yon. Salemba Empat., Jakarta. S. Pantja Djati dan M. Khusaini. 2003. “Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, dan Prestasi Kerja”, jurnal Manajemen dan Komitmen Organisasi, Kewirausahawan. Vol.5, No.1, pp.25-41, Maret 2003. Spector. Paul E., (2012). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice, 6th Edition International Student Version Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta., Bandung. Transisca Erma Hendrayani, (2006). “Analisis Pengaruh Locus of Control, Dukungan Sosial, dan Pengalaman Kerja Terhadap Terjadinya Stress Kerja Serta Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan” (Studi pada PT. Pupuk Kaltim, Tbk). Skripsi manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Diponegoro., Semarang. Vigoda-Gadot. E., Vinarski-Peretz. Hedva., dan Ben-Zion. Eyal. (2003). Politics and image in the organizational landscape An empirical examination among public sector employees. Journal of Managerial Psychology J MANAG PSYCHOL , vol. 18, no. 8, pp. 764-787. Vigoda-Gadot, E., & Drory, A. (2006). Handbook of organizational politics. Edward Elgar., Cheltenham, UK.