- Unsyiah

advertisement
Volume 2. Edisi 3. Oktober 2013
ISSN : 2301-7775
NIAGAWAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Dukungan Sosial Sebagai Pemoderasi Pengaruh Antara Politik Organisasional
dan Komitmen Organisasional
(Studi pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh)
Mahdani
Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of organizational politics on organizational commitment: social support
as a moderating variable (Study at Acheh Province of Education and culture service). Samples can be analyzed
only 112 worker. Data were analyzed using The Moderate Regression Analysis (MRA). Result analysis found that
positive and significance tha social support as moderate varibles to influence against organizational politics and
organizational commitment.
Keywords: Organizational Commitment, Organizational Politics, and Social Support
PENDAHULUAN
Pada dasarnya organisasi dibentuk untuk
menciptakan perubahan, bisa berupa perubahan
kekayaan yang bersifat materi atau kekayaan yang
bersifat nonmateri. Bagi organisasi yang bermotif
laba, organisasi dibentuk untuk menciptakan
kekayaan yang bersifat materi dan kesejahteraan
bagi pemangku kepentingannya
(stakeholders).
Orang bergabung dalam organisasi pada dasarnya
karena ia ingin mewujudkan tujuan yang tidak
mungkin dicapai melalui usahanya sendiri. Oleh
karena itu, organisasi merupakan kumpulan orang
yang bekerja sama untuk mewujudkan tujuan
bersama. Organisasi sebagai kumpulan orang ini
memerlukan manajer untuk memimpin perjalanan
dalam mewujudkan tujuan organisasi. Keberhasilan
organisasi mewujudkan tujuannya sebagian besar
ditentukan oleh managerial skill yang dimiliki
manajer yang memimpin perjalanan dalam
mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena itu,
sangatlah penting setiap manajer harus mempunyai
komitmen terhadap organisasi
Dewasa ini politik organisasional merupakan
suatu masalah yang unik untuk dibahas karena
disatu pihak berkaitan dengan keberadaan orangorang dalam sebuah organisasi dan dipihak yang lain
adalah keberadaan organisasi itu sendiri, yang
kedua-duanya memiliki tujuan yang sama yaitu
memperoleh satu tujuan (Ferris, 2002). Selanjutnya,
komitmen organisasi merupakan satu hal yang
sangat diperhitungkan pada diri seseorang pekerja di
organisasi tertentu, karena sebuah organisasi yang
mengharapkan berkinerja baik secara terus menerus
sangat memerlukan pekerjanya yang memiliki
komitmen yang tinggi dan pantas. Komitmen yang
tinggi yang diharapkan dari seorang pekerja dapat
mempertinggi koinerja organisasi (Robbins, 2003).
Politik
organisasional
dan
komitmen
organisasional dianggap perlu disejajarkan dalam
mencapai suatu tujuan organisasi (Vigoda & Drory,
2006). Namun, keberadaan politik organisasional
dan komitmen organisasoional belum cukup untuk
menjadikan organisasi tertentu kuat untuk
mempertahankan organisasi untuk mencapai visi
dan misi organisasi yang telah disepakati. Oleh
karena itu dukungan sosial dianggap memegang
peranan yang penting untuk menjaga politik
organisasional dan komitmen organisasional dapat
berjalan searah dan terarah dalam mencapai vivsi
dan misi organisasi. Walupun, Greenberg dan Baron,
yang dikutip oleh (Linche, 2002) mengatakan
pegawai yang memiliki komitmen tinggi terhadap
tujuan organisasi adalah lebih produktif. Apakah hal
ini berlaku terhadap semua organisasi atau tidak
sama bagi setiap organisasi. Adakah dukungan sosial
dapat lebih mendukung keberhasilan organisasi
melalui politik organisasional dan komitmen
organisasional. Inilah yang perlu dikaji dalam sebuah
hasil penelitian yeng bertopik” Dukungan sosial
sebagai pemoderasi hubungan antara politik
organisasional dan komitmen organisasional.
TELAAH LITERATUR
A. Komitmen Organisasional
Konsep komitmen organisasi sudah lama
dipraktekkan dalam organisasi perusahaan bahkan
ada yang berpendapat sudah 50 tahun yang lalu
sudah diperkenalkan, namun istilah komitmen
organisasi ini baru populer pada kurun waktu tahun
70han (Staw & Salancik, 1977). Pada mulanya ada
dua bentuk komitmen, yaitu komitmen sikap
(attitudinal commitment) dan komitmen tingkah laku
(behavioral commitment) (Allen, 2003 dan Bergman,
2006).
Komitmen
organisasi
(organizational
commitment) merupakan salah satu tingkah laku
dalam organisasi yang banyak dibicarakan dan
diteliti, baik sebagai variabel terikat, variabel bebas,
maupun variabel mediator (Hochwarter, at al., 2003).
Hal ini disebabkan bahwa pada umumnya organisasi
memerlukan pegawainya yang memiliki komitmen
yang tinggi terhadap organisasi. Greenberg dan
Baron, dalam Linche, (2002) memandang bahwa
komitment yang tinggi dari seseorang pegawai pada
organisasi tetentu dianggap dapat berpengaruh
positif terhadap organisasi, di mana pegawai itu
berkarya. Pandangan tersebut juga sejalan dengan
pandangan Gunawan (2006) yang memandang
bahwa pegawai yang memiliki komitmen organisasi
yang tinggi adalah pegawai yang lebih stabil dan
lebih produktif yang pada gilirannya akan
menguntungkan organisasi dalam
pencapaian
tujuan.
B. Politik Organisasional
Politik
merupakan
realita
kehidupan
organisasional, karena dalam banyak organisasi
pertimbangan politik selalu menjadi bagian dalam
proses evaluasi, dibandingkan pertimbangan rasional
(Ferris dan Kacmar, dalam Fairuzzabadi et.al., 2011).
Fairuzzabadi et.al (2011), menambahkan para
peneliti memandang politik organisasi sebagai
fenomena perseptual, bukan sebagai perilaku politik
objektif. Artinya perilaku dinilai politis atau non
politis adalah tergantung orang yang mengamati dan
merasakannya.
Konsep politik organisasional pertama kali
diperkenalkan oleh James Madison, Jr. (Presiden
Amerika
Serikat
yang
ke
empat,
beliau
mempraktekkan perilaku yang secara strategis
dirancang untuk memaksimalkan kepentingan diri
walaupun kontradiktif dengan kepentingan dan
tujuan organisasi dan kepentingan individu lainnya
(Ferris et.al., 2002). Beberapa peneliti sangat serius
mencermati konsep ini dan memfokuskan penelitian
yang mengamati individu untuk menggambarkan
politik organsisasi ditempat kerja, mereka secara
khusus menyusun berbagai perilaku yang dinyatakan
politis,
yaitu
memanipulasi
aktifitas
yang
dipersepsikan tidak secara positif (Vigoda. at al.,
2003).
Istilah politik biasa juga di artikan berbeda
tergantung pada kondisi di mana istilah politik
tersebut terjadi atau digunakan. Pada konteks
penelitian kontemporer, politik organisasional
merupakan
fenomena
perceptual
dengan
konsekuensi
negatif
pada
orang
yang
mempersepsikan munculnya politik tersebut (Ferris
et.al, Ferris & Kacmar, Kacmar & Carlson) dalam
Musaroh (2007).
C. Dukungan Sosial
Buhnis et.al dalam Murtiningrum (2006)
mengemukakan dua alasan penting keberadaan
dukugan sosial. Pertama, individu membutuhkan
bantuan orang lain bila mana tujuan atau aktivitas
pekerjaan demikian luas dan kompleks sehingga
tidak dapat menyelesaikan sendiri. Kedua, hubungan
antara karyawan itu mempunyai nilai sebagai tujuan
yaitu pekerjaan yang menuntut hubungan yang
saling membantu. (Spector, 2012).
Dukungan sosial adalah suatu transaksi
interpersonal yang melibatkan affirmation (bantuan)
dalam bentuk dukungan emosi (Seibert, at al.,
(2001). Selain itu itu dukungan sosial juga bisa
ditinjau dari dukungan penilaian, dukungan
informasi, dan dukungan instrumen yang diterima
individu sebagai anggota jaringan sosial (House dan
Wells, 1978 dalam Fadhilah, 2010). Oleh karena itu
dukungan dapat difahami sebagai dukungan social
yang merupakan bantuan yang diperoleh dalam
hubungan interpersonal yang dibutuhkan dalam
menunjang kelancaran organisasi.
METODE PENELITIAN
A. Objek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh yang berlokasi di jalan Tgk.
H. Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh.
Sedangkan objek penelitian ini adalah perilaku
pegawai yang bekerja pada Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang,
kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti
investigasi (Sakaran, 2006). Lebih lanjut Populasi
dari penelitian ini adalah pegawai dari kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh yaitu sebanyak 340
pegawai.
Penentuan
sampel
yang
diambil
berdasarkan pendapat Slovin, dalam (Suliyanto,
2006), sebagaimana dirumuskan pada rumusan di
bawah ini:
n=
N
N (e) 2 + 1
Keterangan :
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
e =
Persentase kelonggaran ketelitian karena
kesalahan pengambilan sampel
Dengan menggunakan tingkat kelonggaran
pengambilan sampel sebesar 7,5%, maka jumlah
responden yang dijadikan sebagai sampel yaitu:
340
n = 340(0.075) 2 +1
340
n = 340(0,005625) +1
340
n = 2,9125
n = 116,7382 dibulatkan menjadi 117 responden
Dari hasil perhitungan di atas maka sampel
penelitian diperoleh sebanyak 117 responden.
C. Analisis Data
Peralatan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
MRA (Moderate Regression Analysis) atau sering
disebut juga
moderated Hierarchical Regression
Analysis (Liana 2009). Metode ini membutuhkan dua
buah persamaan regresi, yaitu yang pertama berisi
interaksi variabel-variabel utama dan yang kedua
berisi interaksi variabel pertama dan variabel
moderasi. Pengujian terhadap efek moderasi dapat
dilakukan dengan dua persamaan.
VD = α + VI +
+e
VD = α +
Notasi :
VI +
VD
=
Dependen)
VI
=
Independen)
(Z))
e
+
Komitmen
Politik
VI *
+e
Organisasi
Organisasi
(Variabel
(Variabel
= Dukungan Sosial (Variabel Moderasi
= Kesalahan residu
= Koefisien regresi (x)
= Koefisien regresi (
=
memoderasi Y
)
Goodness of fit dapat diidentifikasi pada efek
moderasi dari kenaikan
persamaan regresi yang
berisi dengan variabel-variabel
dan variabel
(Persamaanutama
1)
moderasi (persamaa
amaan regresi
n 2) dari pers
yang hanya berisi (dPeenrgsaanmavaanri2a)bel utama saja
(persamaan 1). Selanjutnya indikator efek moderasi
dapat diidentifikasi koefisien dari interaksi
(VI*VMO) di persamaan 2 (Baron & Kenny, 1986;
Hartman & Moers, 1991; Podsakoff et al,. 1995;
Aguinis, 1995).
Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan peralatan analisis
moderated regression analysis (MRA), di mana MRA
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yaitu Politik Organisasional terhadap
variabel dependen yaitu Komitmen Organisasional
dengan
Dukungan
Sosial
sebagai
variabel
pemoderasi. Dari uji regresi yang telah di lakukan
dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for
windows, maka ditemukan hasil MRA adalah seperti
pada
Tabel
1
Tabel 1: Hasil Uji Moderate Regression Analysis (MRA)
Dari hasil perhitungan statistik seperti yang
terlihat pada Tabel 1, maka diperoleh persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut :
VD = 0,847 VI - 0,015 VMO (Persamaan 1)
VD = 1,676 VI + 0,847 VMO - 1,412 VIVMO
(Persamaan 2)
Berdasarkan dalam Tabel 1 hasil uji regresi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh
politik
organisasi
terhadap
komitmen organisasional pegawai Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh: hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
pada variabel politik organisasional sebesar
0,847 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
pada taraf signifikansi 5% di mana 0,000 <
0,05. Dapat disimpulkan bahwa politik
organisasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasional.
2. Pengaruh
dukungan
sosial
terhadap
komitmen organisasional: berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi pada variabel dukungan sosial sebesar
-0,015 dengan nilai signifikansi sebesar 0,789
pada taraf signifikansi 5% dimana 0,789 >
0,05. Dapat disimpulkan bahwa politik
organisasional berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap komitmen organisasional.
3. Pengaruh politik organisasional terhadap
komitmen organisasional dengan dukungan
sosial sebagai variabel pemoderasi: dari hasil
analisis menunjukkan bahwa koefisien
regresi pada variabel politik organisasional
dengan menggunakan variabel pemoderasi,
yaitu dukungan sosial didapati sebesar -1,412
dengan nilai signifikansi sebesar 0,022 pada
taraf signifikansi 5% di mana 0,022 < 0,05
yang artinya variabel moderasi yaitu
dukungan sosial sebesar 0,847 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,022. Dapat disimpulkan
bahwa dukungan sosial sebagai pemoderasi
hubungan antara politik organisasional dan
komitmen orgnisasional.
perkalian langsung antara variabel politik
organisasional dengan variabel dukungan
sosial sebagai variabel pemoderasi yaitu
sebesar -1,412 pada taraf signifikansi sebesar
0,022 dimana 0,022 < 0,05 yang artinya
menerima hipotesis Ha3, Uji t untuk perkalian
langsung
antara
variabel
politik
organisasional dengan variabel dukungan
sosial
sebagai
variabel
pemoderasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif dan signifikan. Hal ini dapat dikatakan
bahwa dukungan sosial sebagai pemoderasi
politik organisasional terhadap komitmen
orgnisasional.
Uji Secara Parsial
Table 1 memperlihatkan hasil uji secara parsial
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh
politik
organisasi
terhadap
komitmen organisasional pegawai Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh: menunjukkan
bahwa nilai t-hitung pada variabel politik
organisasional sebesar 15,085 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 pada taraf
signifikansi 5% dimana 0,000 < 0,05 yang
artinya hipotesis Ha1 diterima. Dengan kata
lain
bahwa
politik
organisasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasional.
2. Pengaruh
dukungan
sosial
terhadap
komitmen organisasional: dari hasil analisis
regresi pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa
nilai t-hitung pada variabel dukungan sosial
sebesar 0,268 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,789 pada taraf signifikansi 5%
dimana 0,789 > 0,05 yang artinya hipotesis
Ho2 diterima. Dengan kata lain bahwa politik
organisasional berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap komitmen organisasional.
3. Pengaruh politik organisasional terhadap
komitmen organisasional dengan dukungan
sosial sebagai variabel pemoderasi: hasil
analisis regresi yang diperlihatkan pada Tabel
1 menunjukkan dapat bahwa t-hitung pada
Pengujian Secara Simultan
Uji secara simultan atau uji F dilakukan untuk
melihat bagaimana pengaruh secara keseluruhan
variabel independen terhadap variabel dependen,
apakah mempengaruhi variabel dependen atau tidak.
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan
antara nilai Fhitung dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > dari
Ftabel,
maka
seluruh
variabel
independen
mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya, jika
Ftabel < Fhitung, maka variabel-variabel tersebut tidak
mempengaruhi variabel dependennya secara
bersama-sama.
Tabel 2 di bawah ini memperlihatkan hasil
pengujuan secara simultan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Tabel 2: Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan Variabel Independen dan Dependen
ANOVAc
1
2
Model
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Sum of Squares
22.504
9.303
31.807
22.949
8.858
Df
Mean Square
3
7.650
2
109
111
108
11.252
.085
.082
F
Sig.
131.829
.000a
93.267
.000b
Total
31.807
111
Sumber : Data Primer
Pembahasan Hasil
Uji F yaitu pengujian untuk mengetahui pengaruh
secara
simultan
variabel
independen
dan
Untuk pembuktian hipotesis dilakukan uji F dan
independen pemoderasi terhadap variabel dependen.
uji t, uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
Dengan kata lain adalah untuk mengetahui signifikan
independen terhadap variabel dependen
dan
atau tidaknya pengaruh dari variabel independen
variabel moderasi secara simultan dengan ketentuan
(politik organisasional) maupun variabel independen
bila Fhitung > Ftabel pada tingkat signifikansi 5% maka
pemoderasi (dukungan sosial), secara bersama-sama
dapat dikatakan secara simultan variabel independen
terhadap
varibel
dependen
(komitmen
dan variabel moderasi berpengaruh signifikan
organisasuional). Tabel 2 memperlihatkan hasil
terhadap variabel dependen. Sebaliknya bila Fhitung <
mengujian di mana menunjukkan bahwa hasil
Ftabel maka tidak ada pengaruh signifikan.
pengujian F diperoleh sebesar 131,829 dan 93,2678,
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
dengan siginifikansi sebesar 0,000 di mana nilai
independen dan variabel pemoderasi terhadap
tersebut < 0,05 atau menerima hipotesis Ha.
variabel dependen secara parsial dengan ketentuan
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
bila thitung > ttabel pada tingkat signifikansi 5% maka
variabel dukungan sosial merupakan variabel
dapat dikatakan secara parsial variabel independen
pemoderasi
terhadap
pengaruh
pololitik
berpengaruh terhadap variabel
dependen.
organisasional dan komitmen organoisasional.
Sebaliknya bila thitung < ttabel maka tidak ada
pengaruh.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas
membuktikan bahwa komitmen organisasional
pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel politik organisasional
dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi.
Hasil pengujian hipotesis Ha menunjukkan bahwa
persepsi
politik
organisasional
berpengaruh
terhadap komitmen organisasional dengan nilai
Fhitung sebesar 131,829 dan Ftabel pada tingkat
signifikan α = 5 % adalah sebesar 3,08 berdasarkan
hasil uji statistik menunjukkan nilai F hitung > F tabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000, menurut
ghozali (2005:98) jika tingkat signifikansi berada
pada 0,000 sampai 0,05 atau berada dibawah 0,05
maka hasil penelitian berpengaruh secara signifikan,
tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 0,000
yang jauh lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
menunjukan bahwa secara simultan (bersama-sama)
variabel politik organisasional berpengaruh secara
positif signifikan terhadap komitmen organisasional
pegawai
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dengan variabel
dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Ini
berarti bahwa menerima hipotesis Ha dan menolak
Ho. Temuan ini tidak konsisten dengan penelitian–
penelitian sebelumnya yang menjadi dasar
pengembangan hipotesis pada penelitian ini dimana
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa politik
organisasi berpengaruh negatif terhadap komitmen
organisasonal pegawai pada 142 universitas di Israel
dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi.
Cropanzano, Kacmar & Bozeman, dalam Gadot dan
Talmud (2010) menyatakan pengaruh negatif
tersebut disebabkan oleh banyaknya karyawan yang
kelelahan dalam bekerja, tingkat ketegangan yang
tinggi dalam bekerja serta karyawan memiliki tingkat
stress yang tinggi dikarenakan banyaknya tugas yang
diberikan oleh atasan kondisi ini dapat melemahkan
hubungan antara politik organisasional terhadap
komitmen organisasional karyawan yang bekerja.
Dengan berpengaruh positif dan signifkan politik
organisasional secara bersama-sama berpengaruh
terhadap komitmen organisasional pegawai Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh dengan variabel dukungan
sosial sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini.
Untuk itu pihak pimpinan pada Dinas Pendidikan
Aceh perlu membantu memperjelas hubungan antara
politik dengan komitmen organisasional pegawai
yang bekerja pada Dinas Pendidikan Aceh dengan
membangun model yang lebih sederhana agar para
pegawai dapat berinteraksi dengan struktur sosial,
jaringan sosial, dan hubungan sosial pegawai yang
bekerja pada Dinas Pendidikan Aceh, karena variabel
dukungan sosial memoderasi pengaruh politik
organisasional (VIVMO) secara negatif dan signifikan
terhadap komitmen organisasioanal pegawai Dinas
Pendidikan Aceh.
Tingkat komitmen organisasional biasa terjadi
pada pihak yang memiliki peran lebih tinggi dalam
pengambilan keputusan dan politik organisasional
sangat berhubungan dengan area pengambilan
keputusan. Seseorang yang mampu atau telah
berhasil melibatkan diri dalam politik organisasional,
berarti orang tersebut secara tidak langsung ikut
dilibatkan oleh atasannya dalam setiap proses
pengambilan
keputusan.
Fitriastuti
dalam
Fairuzzabadi et.al (2011) menyatakan bahwa politik
organisasional memungkinkan untuk menghasilkan
hasil kerja yang positif maupun negatif. Hasil yang
positif berupa peningkatan karier, pengakuan dan
status, meningkatkan kekuasaan dan kedudukan,
penyelesaian tujuan pribadi, meningkatnya sense of
control dan kesuksesan. Sementara hasil yang negatif
berupa kehilangan strategic power dan kredibilitas
kedudukan, perasaan negatif pada orang lain,
perasaan bersalah dan kinerja yang buruk.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas
membuktikan bahwa pada interaksi pertama (tabel
V-1) variabel dukungan sosial tidak berpengaruh
signifikan terhadap pegawai Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh. Disebabkan persepsi pegawai pada
Dinas Pendidikan Aceh tentang dukungan sosial, baik
dukungan sosial dari atasan maupun dukungan sosial
sesama teman sekerja bukanlah menjadi alasan yang
dapat berpengaruh langsung terhadap komitmen
organisasional. Dari hasil uji hipotesis Ha2 pada
interaksi pertama membuktikan bahwa pengaruh
langsung dukungan sosial terhadap komitmen
organisasional menunjukkan nilai -0,268 artinya
hipotesis Ha2 ditolak karena dengan nilai thitung
sebesar -0,268 < 1,65857 dari nilai t tabel. Dalam hal
ini membuktikan bahwa dukungan sosial tidak dapat
menjadi variabel independen, temuan tidak sesuai
dengan penelitian sebelumnya Cropanzano, Kacmar
& Bozeman, dalam Gadot dan Talmud (2010)
menyatakan dukungan sosial berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasional pada pegawai
yang bekerja pada 142 Universitas Israel.
Dari hasil uji hipotesis pada interaksi kedua
(tabel V-1) membuktikan bahwa perkalian langsung
antara variabel politik organisasional
dengan
variabel dukungan
social sebagai variabel
pemoderasi menunjukkan nilai sebesar -1,412
artinya hipotesis Ha3 diterima karena dengan nilai
thitung sebesar 2,330 > 1,65857 dari nilai t tabel. Hasil
ini menunjukkan bahwa Ha3 diterima dengan
penjelasan bahwa dukungan sosial memoderasi
hubungan antara politik organisasional dan
komitmen organisasional. Hasil temuan ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Cropanzano, Kacmar & Bozeman, dalam Gadot dan
Talmud (2010) menyatakan politik organisasional
berpengaruh
signifikan
terhadap
komitmen
organisasional pada pegawai yang bekerja pada 142
Universitas Israel dengan dukungan sosial sebagai
variabel moderasi.
Hasil di atas menunjukkan pada interaksi
pertama, dukungan sosial tidak berpengaruh
langsung terhadap komitmen organisasional pegawai
pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Namun pada
interaksi kedua, dukungan sosial dan politik
organisasional berpengaruh terhadap komitmen
organisasional. Dengan kata lain menurut (Ghiselli
1963) variabel dukungan sosial merupakan variabel
homologiser moderator yaitu Sebuah "homologiser"
mempengaruhi kekuatan hubungan antara prediktor
(Independen variabel) dan variabel kriteria
(Dependen variabel). Itu tidak berinteraksi dengan
variabel prediktor, dan tidak berpengaruh signifikan
dengan baik. Variabel homologiser hipotesis
dianggap
moderator
ketika
subkelompok,
berdasarkan itu, memiliki varians berbeda secara
signifikan menjelaskan (nilai R) untuk sama variabel
prediktor. Perumpamaannya adalah jika VMO tidak
berhubungan dengan VD dan VMO tidak berinteraksi
dengan VI maka VMO merupakan homologizer
moderator dan dilakukan cara menguji moderating
dengan uji split yaitu dibuat dua regresi untuk VMO
tinggi (regresi pertama) dan VIVMO rendah (regresi
kedua).
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Politik organisasional berpengaruh terhadap
komitmen organisasional pegawai Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh. Artinya, semakin
tingginya persepsi politik organisasional
maka akan semakin tinggi komitmen
organisasional kerja bawahan pada Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh.
2. Dukungan sosial tidak berpengaruh langsung
terhadap
komitmen
organisasional,
melainkan murni menjadi variabel moderasi
yaitu dukungan sosial memoderasi hubungan
antara politik organisasional terhadap
komitmen organisasional.
Saran-Saran
1. Diharapkan
kepada
pimpinan
Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh untuk dapat
mempertahankan komitmen organisasional
selama ini sudah pada tingkat yang relatif
baik, hal ini demi tercapainya tujuan dan
target organisasi yaitu dengan memberikan
reward kepada pegawai yang berprestasi,
upah yang layak sesuai denga kinerja dan
promosi kepada bawahan secara adil sesuai
dengan kinerja yang dicapai oleh para
pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh
jika kondisi ini mendapatkan perhatian yang
serius
dari
pimpinan
akan
dapat
meningkatkan komitmen organisasioanal
pegawai Dinas Pendidikan Aceh.
2. Dukungan sosial sebagai variabel moderasi
dapat
memperkuat
hubungan
politik
organisasional
terhadap
komitmen
organisasional pegawai Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh untuk itu pihak pimpinan perlu
membangun model yang lebih sederhana dari
interaksi antara struktur sosial, jaringan
sosial, dan hubungan sosial agar dapat
membantu memperjelas hubungan antara
politik dan hasil kerja karena pengaturan
sosial di tempat kerja bermakna dalam
konteks ini sebagai dukungan sosial yang
diberikan oleh anggota tim yang memiliki
efek pada sikap kerja dan kinerja yang berasal
dari
politik
organisasional
sehingga
dukungan sosial akan memberikan dapat
yang
positif
terhadap
komitmen
organisasional .
3. Pimpinan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
perlu memperhatikan risiko dan tantangan
yang terjadi dalam lingkungan kerja,
mengembangkan strategi untuk mengatasi
dan memajukan organisasi. Kasus di mana
politik organisasi mendominasi kehidupan
organisasi, karyawan yang telah membangun
tingkat saling percaya yang tinggi, memiliki
keyakinan pada orang lain, dan telah
membentuk hubungan dengan teman sebaya
dan beberapa manajer akan lebih mudah
pada keadaan yang penuh dengan resiko yang
besar sekalipun.
DAFTAR PUSTAKA
Alfina Murtiningrum. 2006. Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Stress Kerja dengan
Dukungan Sosial Sebagai Variabel
Diponegoro Semarang.
Moderasi. Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas
Anthony, R. N. dan V. Govindrajan. (2005). Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat., Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta., Jakarta.
Budiharjo, C. (2008). “Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Kepemimpinan dan Komitmen Organisasional
terhadap Semangat Kerja Karyawan (Studi pada Balai Latihan Kerja dan Industri Semarang).” Tesis
Program Studi MM Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Cropanzano, R., Prehar, C. A., & Chen, P. Y. (2002). Using social exchange theory to distinguish procedural from
interactional justice. In Journal of Group and Organization Management, Vol.27, No.3, pp.324-351.
Eran Vigoda-Gadot dan Ilan Talmud (2010) “Organizational Politics and Job Outcomes: The Moderating Effect of
Trust and Social Support”. Journal of Applied Social Psychology, 2010, 40, 11, pp. 2829–2861.
Fairuzzabadi, Nurhalis, Farid (2011). Pengaruh Politik Organisasional Persepsian Pada Komitmen
Afektif
dan Kepuasan Kerja : Ingrasiasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Laporan Penelitian Dosen Muda.
Lembaga Penelitian Unsyiah.
Fairuzzabadi et al (2011) (Drory, A. (1993). Perceived political climate and job attitudes. In Journal of
Organization Studies, Vol.14, No.4, pp.59-71.
Ferris, G. R., Adams, G., Kolodinsky, R. W., Hochwarter, W., & Ammeter, A. P. (2002). Journal of Perceptions of
organizational politics: Theory and research directions. In F. J. Yammarino & F. Dansereau (Eds.). The
many faces of multi-level issues. Vol.14, No.6, pp. 179–254.
Fitriasari (2009) “Analisis pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja dengan dukungan sosial sebagai
variabel moderasi” Skripsi Manajemen Semarang.
Ghiselli, EE. (1963). Dampak Moderating dan Reliabilitas dan ValiditasDiferensial. Jurnal Psikologi Terapan.
Vol.47, No.3, pp.81-86.
Ghozali, Imam. (2005) . Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro., Semarang.
Gunawan Cahyasumirat, (2006). “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Internal Auditor, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening” (Studi Empiris Pada Internal
Auditor PT. BANK ABC). Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R.L. (2006). Multivariate Data Analysis. 6th edition.
Pearson Education : New Jersey
Hochwarter, W. A., Kacmar, C., Perrewé, P. L., & Johnson, D. (2003). Perceived
Organizational Support As
a Mediator of The Relationship Between Politics Perceptions and Work Outcomes. Journal of
Organizational Behavior. Vol.63, No.3, pp.438-456.
Karina. ”Komitmen Organisasi.” Rumah Belajar Psikologi, http://rumahbelajarpsikologi.com. Diakses tanggal
12 Maret 2010.
Khikmah, Siti Noor. (2005). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Keinginan Berpindah Dengan Komitmen
Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Maksi Undip, Vol. 5. No.1, pp.41-86.
Liche Seniati Chairy “Seputar Komitmen Organisasi” Disampaikan dalam “Acara Arisan Angkatan ’86 F.Psi.UI.
Jakarta, 8 September 2002”.
Lie Liana (2009) “Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap
Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen”. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK,
Volume XIV. No.2, pp.90-97.
Ma’aruf, Jasman J. (2005). Riset Perilaku Konsumen : Niat Beli Melalui Internet. Penerbit Program Magister
Manajemen., Banda Aceh.
M. Luthfi Fadhilah. (2010). “Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Dukungan Sosial
Sebagai Variabel Moderating” (Studi Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, Central Java). Skripsi
Manajemen Universitas Diponegoro., Semarang.
Musaroh, M.Si (2007) “pengaruh politik organisasional terhadap job distress di tempat kerja” (studi empiris
pada karyawan dan dosen fakultas ilmu sosial dan ekonomi universitas negeri yogyakarta), Tesis
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Natalia Dewinda Putri, (2010). “Pengaruh komitmen organisasional dan Peran Manajer Pengelolaan Keuangan
daerah terhadap kinerja Manajerial satuan kerja perangkat Daerah” (Studi pada Kabupaten Tegal).
Tesis Program Studi MM Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Rachmawati. S. R. (2009). “Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi Kerja, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan Bidang Keuangan Pada Pemda Kabupaten Sukoharjo.” Skripsi manajemen Sumber
Daya Manusia Universitas Muhammadiyah., Surakarta.
Ririn, D. dan Mardiasmo. (2004). “The Effect Of Relationship Between Budgetary Participation And
Decentralization Structure On Managerial Performance Of Local Government Agencies: The Role Of
Organizational Commitment As Intervening Variable. (Empirical Study On Municipality And Regencies in
Yogyakarta Province)”, Journal of SOSIOSAINS, Vol.17, No.4, pp. 655-674.
Robbins, P. Stephen. (2003). Organization Behaviour : Concept, Controversies, Aplications. Seventh Edition.
Prentice Hall Inc., New Jersey.
Robbins. S. P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10 Bahasa Indonesia. PT. INDEKS Gramedia., Jakarta.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi Edisi ke-12. Salemba Empat., Jakarta.
Seibert, Scott E., Maria L. Kraimer, Maria L., & Liden. Robert C. (2001). A social capital theory of career success.
Academy of Management Journal. Vol. 44. P 219-237
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1. Edisi 4.
Terjemahan Kwab Men Yon. Salemba Empat., Jakarta.
S. Pantja Djati dan M. Khusaini. 2003. “Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi,
dan Prestasi Kerja”, jurnal Manajemen dan
Komitmen
Organisasi,
Kewirausahawan. Vol.5, No.1, pp.25-41, Maret 2003.
Spector. Paul E., (2012). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice, 6th Edition
International Student Version
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta., Bandung.
Transisca Erma Hendrayani, (2006). “Analisis Pengaruh Locus of Control, Dukungan Sosial, dan Pengalaman
Kerja Terhadap Terjadinya Stress Kerja Serta Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan” (Studi pada
PT. Pupuk Kaltim, Tbk). Skripsi manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Diponegoro., Semarang.
Vigoda-Gadot. E., Vinarski-Peretz. Hedva., dan Ben-Zion. Eyal. (2003). Politics and image in the organizational
landscape An empirical examination among public sector employees. Journal of Managerial Psychology J MANAG PSYCHOL , vol. 18, no. 8, pp. 764-787.
Vigoda-Gadot, E., & Drory, A. (2006). Handbook of organizational politics. Edward Elgar., Cheltenham, UK.
Download