I. PELURUHAN RADIOAKTIF PEMANCARAN SINAR α

advertisement
I. PELURUHAN RADIOAKTIF
PEMANCARAN SINAR α
Sangat mungkin terjadi pada inti berat (Z> 82). Partikel ini merupakan inti dari atom
He4, yaitu gabungan dari dua proton dan dua neutron.
Oleh karena itu bila terjadi pemancaran partikel a maka inti semula akan kekurangan
dua elektron dan massanya berkurang dengan 4 amu.
Reaksi ini umumnya
Contoh :
PEMANCARAN SINAR 
Pada keadaan dimana terlalu banyak neutron di dalam inti, maka terjadi
ketidakstabilan.
Untuk mengatasi hal ini maka neutron di dalam inti, hams dikurangi, dengan jalan meluruh menjadi proton dan elektron. Proton tetap tinggal dalam inti, sehingga
perbandingan proton- neutron setimbang, dan elektron dikeluarkan dari inti.
Elektron ini dikenal sebagai partikel beta ().
Peluruhan ini ditulis sebagai :
Contoh :
Tanda negatif digunakan, sebab ada juga partikel lain yang sama tetapi bermuatan
positif.
Universitas Gadjah Mada
PEMANCARAN + (POSITRON)
Pemancaran + disebabkan karena inti mengandung terlalu banyak proton. Untuk
menguranginya
maka
proton
tersebut
meluruh
dengan
memancarkan
+.
Peluruhan ini ditulis sebagai :
CONTOH
Pancaran + ini jarang terjadi. Partikel ini tidak lama hidupnya, sekitar 10-10 detik,
karena ia mudah bersatu dengan - , membentuk radiasi elektromagnetik yang berupa
dua sinar y, dengan energi masing-masing 0,51 Mev.
Peristiwa ini disebut anihilasi
PENANGKAPAN ELEKTRON (ELECTRON CAPTURE)
Pada pemancaran sinar +, dibutuhkan energi 1,02 Mev (eqivalen dengan energi dari
massa dua elektron). Tetapi bila energi yang tersedia lebih kecil dari 1,02 Mev maka
akan terjadi "penangkapan elektron"
Prosesnya adalah salah satu elektron (punya lintasan tertentu ditangkap oleh inti,
merubah proton dalam inti itu menjadi neutron, maka perbandingan neutron-proton
akan lebih tinggi.
Reaksinya ditulis sebagai :
CONTOH :
Universitas Gadjah Mada
PEMANCARAN SINAR 
Sering kali bila terjadi inti meluruh dengan memancarkan α, atau  maka inti baru yang
terbentuk ada dalam keadaan eksitasi (tingkat energi tak stabil), kemudian akan
menuju ke keadaan energi "ground state" yang stabil dengan memancarkan sinar 
Ada tiga hal yang menjadi sumber pemancaran sinar  :
1. Bila nukleon pindah ketingkat energi yang lebih rendah.
2. Perubahan frekuensi fibrasi dari inti.
3. Perubahan dan frekuensi rotasi inti.
PEMANCARAN BERGANDA
Pada hal lalu, kita membicarakan satu persatu peman-caran partikel-partikel α, +, -,
dan  dalam satu proses peluruhan, bila hanya satu partikel keluar maka itu
pemancaran tunggal. Tetapi banyak terjadi, tidak satu partikel keluar pada satu proses,
maka kita temui pemancaran berganda.
Berikut adalah gambaran dari pemancaran tunggal maupun berganda :
Pemancaran tunggal dan 59Fe menuju kepada yang stabil 59Co
Partikel yang dipancar adalah- :
Ada kemungkinan - yang dipancarkan tidak membawa inti langsung kepada produk
yang stabil, tetapi hanya sampai pada tingkat energi aktivasi. Untuk mencapai
kesetabilan dikeluarkan  dengan membawa energi lebih tersebut (dalam hal ini 1,098
Mev). Pemancaran 2 partikel terjadi, yaitu - dan 
Universitas Gadjah Mada
Dalam hal ini kemungkinan terjadi peluruhan dengan memancar kan  lebih dari satu
yaitu 1,289 Mev dan 1,098 Mev. Kemudian dicapai tingkat energi yang stabil dari 59Co.
Jadi pemancaran ganda disini adalah partikel  dan .
ISOMER
Inti-inti dengan tingkat energi yang berbeda, tetapi sifat-sifat lain sama disebut isomer.
Dalam proses menuju tingkat dasar (ground state) yaitu dimana inti stabil, dikeluarkan
sinar . Waktu yang diperlukan kira-kira 10-13 detik. Tetapi ada juga yang memerlukan
waktu lebih besar dari 10-10 detik. Ini disebut keadaan meta stabil.
Inti yang berada pada keadaan meta stabil dengan inti pada tingkat dasar ini
mempunyai sifat sama, kecuali bahwa tingkat energinya berbeda.
Jadi isomer mempunyai A dan Z yang sama.
Contoh :
Universitas Gadjah Mada
Download