1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bondan Gayuh Almuazzam Luluk Inayatul A Dyah Novi K Mahdum Ryan Pangeran N Alvian Vilen Pandhega Utia Fauziah Yahya Yuli Riyani Hakekat belajar menurut teori ini dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan infomasi, reorganisasi, perseptual, dan proses internal. Menurut teori kognitif belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diikut. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori kognitif ini meliputi: Teori Piaget Teori Pemrosesan Informasi Critical Learning and Creative Thinking Inti Perkembangan Kognitif Menurut Piaget Inti dari teori Piaget adalah “Human beings make sense of their world by means of their mental structures”. Menurut Piaget “cognitive development occurs from two processes: adaptation and equilibrium”. Adaptasi (adaptation) melibatkan perubahan anak untuk memenuhi tuntutan situasional. Adaptasi melibatkan dua sub proses: asimilasi (assimilation) dan akomodasi (accommodation). Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada, sedangkan akomodasi terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Sedangkan equilibrium merupakan pencarian keseimbangan antara diri dengan dunianya, dan melibatkan pencocokan fungsi adaptif anak untuk memenuhi tuntutan situasional. Inti Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky Vygotsky mengatakan “Knowledge is internalization of social activity”. Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual atau kognitif anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui interaksi sosial. Dalam teori ini disebutkan bahwa terdapat dua kontribusi dari budaya sosial terhadap perkembangan kognitif anak, yaitu: Children get much of the content of their thinking via the culture they’re immersed in.The surrounding culture provides the student with the processes of their thinking, which is often referred to as the “tools of intellectual adaptation.” Dengan kata lain, teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky adalah anak belajar apa yang harus dipikirkan dan bagaimana cara berpikir dari budaya (sosial). Inti Perkembangan Kognitif Menurut Bruner Bruner believes the child has to learn for itself by making sense of its own environment. Bruner meyakini bahwa dunia yang dialami seseorang merupakan buah dari pikirannya. Dalam teorinya Bruner tidak menekankan pada perkembangan usia individu melainkan pada bagaimana individu merepresentasikan dan mengatur pengetahuannya. Menurut Bruner mode representasi adalah cara individu untuk memanipulasi informasi dengan tahap sebagai berikut: 1. Enactive Individu melakukan aktifitas-aktifitas dalam memahami lingkungan sekitar, yang mana dalam memahami lingkungan sekitar dengan pengetahuan motorik. 2. Iconic Individu memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal, yang mana dalam memahami dunia sekitarnya dengan peruumpamaan dan perbandingan. 3. Symbolic Individu telah mampu memiliki ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam tahap ini individu memahami lingkungan sekitar dengan mengunakan simbol. Menurut Piaget paling sedikit ada empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu: Perkembangan organik dan kematangan system saraf. Peran latihan dan pengalaman Interaksi sosial dan transmisi. Ekuilibrasi (kesetimbangan). Penerapan teori perkembangan kognitif Piaget di kelas adalah: Guru harus mengerti cara berpikir anak, bukan sebaliknya anak yang beradaptasi dengan guru. Tidak menghukum siswa jika menjawab pertanyaan yang salah. Membimbing siswa dalam menemukakan dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Menghindari istilah-istilah teknis. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Memberi peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisikondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. # creative learning Parnes ( dalam Amin:1987) mengemukakan bahwa kemampuan kreatif dapat dibangkitkan pada lima macam perilaku kreatif yaitu: 1. Kelancaran 2. Keluwesan 3. Keaslian 4. Elaborasi 5. Kepekaan # critical thingking Keterampilan dalama Metode Berfikir Kritis a. Keterampilan Menganalisis b. Keterampilan Mensintesis c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah d. Keterampilan Menyimpulkan e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai Kelebihan teori Kognitif -Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) -Dapat meningkatkan motivasi - menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri. -membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah Kekurangan teori kognitif - karena guru bukan sumber belajar utama dan bukan kepatuhan siswa yang di tuntut dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan di lakukan oleh guru. Maka dalam hal ini kewibawaan dari seorang guru akan berkurang yang berimbas penghormatan seorang siswa kepada seorang guru juga akan berkurang. - teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan. - sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut. - beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas. a. Memperhatikan usia siswa akan membantu guru dalam menjelaskan sebuah bahan pelajaran dengan baik, misalnya anak usia pra-sekolah dan awal sekolah lebih baik diajarkan dengan menggunakan contoh-contoh kongkret. b. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. c. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. d. Bahan yang harus dipelajari siswa hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, agar siswa bisa mencerna dan mencari hubungan antara apa yang dipelajari dengan apa yang diketahuinya di lingkungan sekitarnya. e. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. f. Di dalam kelas hendaknya para siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan berunding dengan teman sekelasnya, karena perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan.