BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Streptococcus

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Streptococcus suis merupakan bakteri yang sumber penularannya adalah
babi. Sudah 20 tahun terakhir ini Streptococcus suis menjadi masalah besar bagi
industri ternak babi karena infeksi tidak hanya menyerang hewan ternak tetapi
juga dapat menginfeksi manusia. Streptococcus suis pada hewan dapat ditemukan
pada tonsil palatina babi dalam bentuk komensal atau patogen oportunis (Salasia
dan Lämmler, 1994).
Streptococcus suis merupakan patogen babi penting yang erat kaitannya
dengan berbagai penyakit pada babi. Saluran pernapasan atas, organ genital, dan
saluran pencernaan adalah habitat alami pada babi. S. suis ditularkan ke manusia
melalui kontak kulit dengan babi yang terinfeksi, terutama ketika kulit terdapat
luka atau abrasi. Penularan dapat pula disebabkan mengkonsumsi daging babi
yang masih mentah. Infeksi pada manusia umumnya mengakibatkan meningitis
akut atau arthritis, pneumonia, endophthalmitis, endokarditis, dan septikemia fatal
(Huh et al, 2011).
Pertengahan tahun 2006, telah terjadi wabah pada peternakan babi di
daerah Jila, Kabupaten Puncak Jaya, Papua yang menyebabkan kematian sekitar
600 ekor babi. Hasil identifikasi, telah ditemukan dan diisolasi S. suis serotipe 2
pada cairan persendian babi. Temuan ini merupakan indikasi yang cukup kuat
terhadap keberadaan S. suis di Indonesia (Salasia et al., 2011).
2
Lebih spesifik terkait penyebab penyakit, bakteri mampu menembus batas
epitelium, menyebar dan bertahan di pembuluh darah, menginvasi berbagai organ
dan menyebabkan akumulasi inflamasi berlebih. Pada manusia, diyakini bahwa
individu bisa terinfeksi melalui luka kulit atau rute oral walaupun manusia sebagai
pembawa S. suis telah terdeskripsi. Tahap infeksi pada manusia pun mulai dari
kolonisasi diikuti invasi, bakteremia, septicemia dengan atau tanpa meningitis
(Fittipaldi et al.,2012).
Selain mengamati gejala klinis yang ditimbulkan akibat infeksi S. suis,
dilakukan pula pengamatan pada hasil penghitungan leukosit dan histopatologi
limpa. Kaitannya dengan penggunaan limpa sebagai organ yang diteliti adalah
karena limpa berperan penting dalam respon imun dan bisa menjadi target ideal
untuk mempelajari respon imun inang terhadap infeksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah
a.
Bagaimana mendeteksi S. suis pada hewan coba mencit?
b.
Bagaimana perubahan hematologis hewan coba mencit yang diinfeksi S.suis?
c.
Bagaimana perubahan
makroskopis dan mikroskopi limpa mencit akibat
infeksi S. suis?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
a.
Mengetahui gejala-gejala klinis mencit sebagai hewan model akibat infeksi
Streptococcus suis.
3
b.
Mengetahui perubahan hematologis mencit.
c.
Mengetahui perubahan histopatologis limpa mencit akibat infeksi S.suis
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan
masyarakat akan bahaya infeksi Streptococcus suis pada babi, serta penularannya
baik antar babi maupun dari babi ke manusia.
Download