BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) Istilah marketing berasal dari kata market yang artinya pasar. Pasar dapat diartikan sebagai suatu tempat dimana terjadi kontak antara penawaran dan permintaan yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Pemasaran sendiri didefinisikan oleh Kotler, sebagai suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi1. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pemasaran itu terjadi sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran itu harus dibuat untuk menentukan produk serta pasarnya, penentuan harga, dan kegiatan promosi. Philip Kotler juga menambahkan , pemasaran adalah suatu proses sosial dengan individu atau kelompok dengan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya2. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsure pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pikiran dan pemahaman disampaaikan antar individu. Pemasaran adalah 1 2 Kotler, Philip (2009). Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus IMC. Jakarta : Gramedia. Hal:18 Ibid Hal 7 sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilainilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi.Jika digabungkan, Komunikasi Pemasaran adalah mempresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran merek, yang memfasislitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti ysng disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya3. Menurut Don. E. Schultzdan Stanley Tannenbaun, dalam buku IMC memandang komunikasi pemasaran sebagai kontinum mulai tahap perancangan produk, distribusi, sampai ke kegiatan promosi melalui iklan, pemasaran langsung dan tahap pembelian dan penggunaan di kalangan konsumen4. Jadi yang ingin ditegaskan mereka, yaitu komunikasi, dan komunkasi adalah pemasaran, dimana keduanya tidak dapat saling terpisahkan atau dapat dikatakan keduanya saling berhubungan. Proses pemasaran dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Identifikasi proses dari pasar sasaran (konsumen) 2. Analisis kebutuhan dan identifikasi pasar sasaran. 3. Riset potensial dari pasar sasaran atas penjualan dan kemampuan daya beli serta kekuatan dari produk dan layanan yang dimiliki. 4. Menciptakan atau menentukanproduk dan layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar sasaran. 5. Distribusi, harga, dan promosi produk dan layanan pada konsumen. 3 4 Terence A. Shimp. (2003). Periklanan Promosi Jakarta : PT Erlangga,.Hal 4 Schultz dan Stanley. (1994). Integrated Marketing Communication. Hal: 32 6. Memeriksa kembali apakah tercapai kepuasan pelanggan setelah penjualan atau belum. 7. Melakukan inovasi produk setiap saat yang memiliki hubungan produk utama. 8. Berpromosi setiap saat, disetiap tempat dan pada setiap orang5. 2.2 Bauran Pemasaran Menurut Kotler, bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Elemen pada bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang bisa di kontrol dan pakai untuk memuaskan konsumen sasaran, selain itu bauran pemasaran sebagai alat yang digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumennya. Bauran yang sudah dikenal terdiri dari empat elemen yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Keempat unsur tersebut meupakan unsur yang terpenting dari komunikasi pemsaran6. 1. Produk : suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk kebutuhuan konsumen. 2. Harga : memilih harga yang paling sesuai untuk menjualnya, kadang-kadang merupakan suatu tindakan penyeimbang. 5 Kennedy, John E. Dan R. Dermawan S (2006) Marketing Communication :Taktik dan Strategi. Jakarta .:PT BIP Kelompok Granedia, Hal.15 6 Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,.Hal 22 3. Distribusi: menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen. 4. Promosi : berkaitan dengan teknik-teknik menyampaikan informasi mengenai produk7. 2.3 Pengertian Jasa Jasa atau layanan sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa atau layanan itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai layanan personal (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Menurut Philip Kotler, jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan pada suatu produk fisik. 8 Zeithami dan Bitner mengemukakan definisi jasa adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, ( dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan), memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.9 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasar 7 nya merupakan suatu kegiatan yang Ibid,.Hal 23 Op.cit Kotler, Philip. 1997 hal 83 9 Zeithaml, Valarie A, and Bitner, Mary Jo, 2003, Service Marketing. 8 memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya dan memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Dari pengertian pemasaran dan jasa di atas, maka pemasaran jasa dapat disimpulkan bahwa sebagai kegiatan proses sosial dan manajerial yang mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan penawaran yang pada dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun mempunyai nilai tambah yang tidak berwujud pula pada saat dibeli. 2.3.1 Karakteristik Jasa Sifat-sifat khusus jasa yang menyatakan diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya perpindahan kepemilikan. Menurut Kotler, jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut :10 1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut : 1) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud 2) Menekankan pada manfaat yang diperoleh 3) Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa 10 Kotler, Philips. 2004. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Terjemahan Drs. Benyamin Molan. PT Indeks Kelompok Gramedia.hal. 429 4) Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen 2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi paa saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka konsumen akan berhadapan langsung dengan sumber penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. 3. Bervariasi (Variability). Jasa yang diberikan sering berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Menurut Fandy Tjiptono (2000:17-18) untuk mengatasi sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar adalah perusahaan dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai berikut : 1) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik 2) Melakukan standarisasi proses produksi jasa 3) Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki. 4. Mudah musnah (Perishability). Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga, serta program promosi yang tepat untuk mengatasi ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran jasa. 2.4 Elemen dalam bauran promosi Menurut Swastha dan Irawan, Promosi adalah “arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran”11. Promosi sebagai komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenal produk atau jasa. Oleh karena itu, komunikasi sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Konsep yang umumnya sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promotional mix). Komunikasi Pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.12 Komunikasi Pemasaran Memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, penentuan siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.13 11 Basu, Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty hal 349 Tciptono Fandy. Strategi Pemasaran.Yogyakarta, ANDI 2002 hal. 220 13 Sutisna,Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Remaja Rosdakarya, Bandung,2001,hal.27 12 Promosi dalam pemasaran memiliki lima saluran komunikasi atau kegiatan yang dapat membantu mengenalkan produk ke masyarakat, meningkatkan penjualan, hingga membuat produk menjadi top of mind dibenak konsumen yang disebut sebagai promotion mix yaitu : 2.4.1 Periklanan Periklanan adalah penggunaan media untuk memberitahukan kepada konsumen tentang sesuatu dan mengajak mereka melakukan sesuatu. Dari mata seorang konsumen, iklan merupakan suatu sumber informasi atau hanya suatu bentuk hiburan. Sedangkan pandangan sosial iklan adalah suatu bentuk jasa suatu kelompok masyarakat. Menurut Stanton yang dikutip oleh Bilson Simamora menyatakan bahwa: “Iklan terdiri dari segala kegiatan yang dilibatkan dalam mempersentasikan sesuatu kepada audiens secara nonpersonal, dengan sponsor yang jelas dan biaya suatu pesan tentang produk atau organisasi”14. Menurut Tjiptono, menyatakan bahwa: “Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya”15. Dari definisi para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada karakteristik iklan, yaitu: 1. Pesan bersifat verbal, dapat didengar ataupun visual 2. Sponsor dapat diidentifikasi 3. Diluncurkan melalui satu atau beberapa media 14 Bilson Simamora, 2003, “Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif & Profitabel”, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. 15 Tjiptono, Fandy,2008 , Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta. 4. Sponsor membayar media yang menampilkan iklan tersebut 2.4.1.1 Tujuan Periklanan Menurut Kotler tujuan dari periklanan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat. Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut16: 1. Iklan Informatif (Informatif Advertising), iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. 2. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising), iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa. 3. Iklan Pengingat (Reminding Advertising), iklan yang dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. 4. Iklan Penguatan (Reinforcement Advertising), iklan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 16 Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia, hal 278 2.4.1.2 Jenis-Jenis Periklanan Djaslim Saladin menggolongkan jenis-jenis periklanan menjadi 2 kriteria, yaitu 17: 1. Berdasarkan Manfaat a.. Intitutional Advertising, yaitu periklanan untuk pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang. a. Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merek tertentu dalam jangka panjang. b. Classified Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan jasa dan peristiwa. c. Sales Advertising, yaitu periklanan untuk pengumuman penjualan khusus 2. Berdasarkan Klasifikasi a. National Advertising, yaitu periklanan yang dilaksanakan oleh produsen dari suatu barang industri maupun barang konsumsi yang disebarkan secara nasional maupun regional. b. Local Advertising, yaitu periklanan yang dibatasi oleh lingkungan geografis. c. Consumers Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mencapai manufacture lain yang dapat digunakan produk yang telah diiklankan.. d. Industrial Advertising, yaitu periklanan untuk mencapai manufaktur lain yang dapat digunakan produk yang telah di iklankan. 17 Djaslim Saladin, Yevis Oesman, 2002, “Intisari Pemasaran dan Unsur Pemasaran”, Penerbit : Lindakarya, Bandung. Hal 133 e. Primary Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mempromosikan produk, tanpa menonjolkan merek penjualannya. f. Selective Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk membangkitkan selektif secara jelas, menyebutkan dan mengulangi nama merek dari produk tersebut. 2.4.2 Sales promotion. Promosi penjualan pada dasarnya merupakan pemberian atau penggunaan insentif-insentif untuk mendorong penjualan produk yang ditawarkan oleh perusahaan baik itu berupa barang-barang ataupun jasa yang dihasilkan, sehingga calon pembeli atau konsumen dapat mengetahui keberadaan produk atau jasa dan tertarik untuk membelinya. Menurut pendapat Kotler dan Armstrong, menyatakan bahwa: “Promosi penjulan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa”18. Tujuan dari promosi penjualan sangat beragam. Penjualan mungkin menggunakan promosi konsumen untuk meningkatkan penjualan jangka pendek atau membantu menciptakan pangsa pasar untuk jangka panjang. Secara umum, promosi penjualan harus menciptakan hubungan konsumen, bukan hanya menciptakan penjualan jangka pendek saja, atau penggantian merek secara kontemporer saja. Tetapi harus dapat memperkuat posisi produk dan menciptakan keterkaitan jangka panjang dengan konsumen. 2.4.2.1 Langkah-langkah Promosi Penjualan 18 Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2004). Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 2. PT. Indeks, Jakarta. Hal 660 Dewasa ini, banyak perusahaan yang menggunakan promosi penjualan sebagai sarana komunikasi dengan konsumen karena promosi ini dikatakan sangat efektif dalam menarik konsumen. Dengan penggunaan promosi penjualan yang terus meningkat maka akan menghasilkan kesemrawutan promosi (promotion clutter). Konsumen semakin menghindari promosi, melemahnya kemampuan promosi tersebut dalam memicu pembelian segera. Hal inilah yang harus dihindari oleh perusahaan. Dalam menciptakan program promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan tujuan promosi penjualan dengan jelas dan kemudian memilih alat terbaik unutk mencapai tujuan tersebut. Menurut Saladin, menguraikan langkah-langkah dalam promosi penjualan sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan promosi penjualan. Tujuan umum: Bersumber pada tujuan komunikasi pemasaran, untuk mempercepat respon pasar yang ditargetkan. Tujuan khusus: a. Bagi konsumen (consumer promotion) adalah untuk mendorong konsumen agar lebih banyak menggunakan produk, membeli produk dalam unit yang lebih besar, mencoba merek yang dipromosikan, dan untuk menarik pembeli dari merek pesaing kepada merek yang dipromosikan. b. Bagi pengecer (trade promotion) adalah unutk membujuk pengecer agar menjual produk baru, menimbun lebih banyak persediaan barang, mengingatkan pembelian ketika sedang tidak musim, mengimbangi promosi dari para pesaing, membuat pengecer agar setia pada barang yang dipromosikan, dan memperoleh jalur pengeceran baru. c. Bagi wiraniaga (sales force promotion) adalah untuk mendukung atas produk atau model baru, dan medorong penjualan di musim sepi. 2. Menyeleksi alat-alat promosi penjualan. Dalam mempergunakan alat-alat promosi penjualan, kita harus memperhitungkan jenis pasar, tujuan promosi, keadaaan pesaing, dan evektifitas biaya untuk setiap alat. 3. Menyusun program promosi penjualan. Keputusan-keputusan dalam menyusun program promosi penjualan yaitu: a. Besarnya insentif (the size of the insentive), yaitu menentukan insentif yang diberikan, biasanya ditentukan minimumnya. b. Syarat-syarat partisipasi (conditions for participation), yaitu menentukan syarat-syarat pemberian insentif. c. Waktu promosi (duration of promotion), yaitu menentukan jangka waktu lama promosi, biasanya lebih baik diprogramkan untuk jangka panjang. d. Wahana distribusi untuk promosi (distribution vebicle), yaitu menentukan cara melakukan promosi dan pendistribusiannya. e. Saat-saat promosi (the timing of promotion), yaitu menentukan jadwal pelaksanaan promosi dan pendistribusiannya. f. Total anggaran promosi penjualan (the total sales promotion budget), yaitu menentukan besarnya anggaran promosi yang diperlukan 4. Melakukan pengujian pendahuluan atas program. Keputusan mengenai tes pengujian pendahuluan promosi penjualan dapat dilakukan dengan menyusun berbagai peringkat promosi, atau dilakukan didaerah tertentu yang luasnya terbatas. 5. Melaksanakan dan mengendalikan program. Dalam pelaksanaannya harus memperhitungkan waktu persiapan dan waktu penjualan. Waktu persiapan yaitu mulai sejak persiapan program sampai saat program diluncurkan. Sedangkan waktu penjualan yaitu mulai saat barang dikeluarkan sampai barang tersebut berada ditangan konsumen. 6. Mengevaluasi hasil. Ada beberapa metode untuk mengevaluasi hasil promosi penjualan, yaitu: a. Membandingkan penjualan sebelum, sewaktu dan sesudah promosi b. Percobaan mengenai berbagai macam hal, misalnya nilai insentif, jangka waktu dan media distribusinya.19 2.4.2.2 Alat-alat Promosi Penjualan Banyak alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dari promosi penjualan. Gambaran mengenai alat-alat promosi penjualan menurut Kotler adalah sebagai berikut: 1. Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk untuk percobaan. 2. Kupon (coupons) adalah sertifikat yang memberi pembeli penghematan ketika mereka menggunakan produk yang telah ditentukan. 19 Djaslim Saladin, 2003. “Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian”, Bandung, Penerbit: Linda Karya. 196 3. Tawaran pengembalian uang/rabat (cash refund offers) adalah tawaran untuk mengenbalikan uang atas harga penjualan produk kepada konsumen yang mengirimkan bukti pembelian kepada pabrikan. 4. Kemasan dengan harga potongan (price packs) adalah potongan harga yang ditandai oleh produsen secara langsung pada label atau kemasan. Ada yang berupa kemasan yang dijual dengan potongan harga (a reduced price packs), misalnya dua buah untuk harga satu. Ada pula berupa sebuah kemasan gabungan (a banded packs), yaitu dua produk yang berhubungan digabungkan bersama, misalnya sikat gigi digabungkan dengan pasta gigi. 5. Bingkisan (premiums) adalah barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga murah sebagai sebuah insentif bagi pembelian sebuah produk. 6. Barang iklan khusus (advertising specialties) adalah barang yang berguna yang dicetaki nama pemasang iklan, diberikan sebagai hadiah kepada konsumen. 7. Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk atau jasa tertentu perusahaan. 8. Kontes, undian berhadiah dan permainan adalah kegiatn-kegiatan promosi yang memberikan konsumen kesempatan untuk memenangkan sesuatu seperti uang tunai, perjalanan, atau barang lain dengan mengandalkan nasib baik atau usaha tambahan. 9. Imbalan kesetiaan (patronage award)adalah hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli kepada penjual atau kelompok penjual tertentu. 10. Diskon adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu. 11. Tunjangan adalah uang promosi yang dibayarkan oleh pabrikan kepada pengecer sebagai imbalan atas kesediaan pengecer menampilkan produk pabrikan dalam cara tertentu. 12. Barang gratis adalah memberi timbangan barang kepada para perantara, apabila mereka membeli sejumlah tertentu. 13. konvensi dan pameran dagang adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produknya dalam acara tertentu. 14. Kontes penjualan adalah kontes bagi tenaga penjualan atau dealer untuk memotifasi peningkatan kinerja penjualan mereka selama satu periode tertentu.20 2.4.3 Publisitas. Menurut Scott M, Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom dalam bukunya “Effective Public Relations” definisi PR, yakni: Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.21 2.4.3.1 Peran Public Relation Menurut Rosady Ruslan, peran PR pada intinya sebagai berikut: 20 Kotler, Philips. (2004). Manajemen Pemasaran Jilid 2. Terjemahan Drs. Benyamin Molan. PT Indeks Kelompok Gramedia. Hal. 662 21 Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian untuk Public Relations kuantitatif dan kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Hal 8 1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Dari uraian tersebut dijelaskan Public Relations berperan sebagai perwakilan perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan publik internal dan eksternal. 2. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Dalam hal ini Public Relations berperan dalam melakukan pendekatan hubungan baik dengan publik. 3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. Public Relations memiliki peranan sebagai pendukung organisasi yang selalu sigap dalam menjalankan tugas dari atasan/ perusahaan. 4. Membentuk corporate image, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Dalam hal ini Public Relations berperan menjaga dan menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan dimata publik. 22 2.4.3.2 Fungsi Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai fungsi Public Relations yang berguna bagi penelitian. Berikut pendapat para ahli mengenai fungsi Public Relations: 22 Ruslan, Rosady. 2002. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 10 Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya “Hubungan Masyarakat Suatu Komunikoliogis” mengemukakan bahwa ada empat fungsi dari Public Relations yaitu: 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Public Relations bertanggung jawab dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan/ organisasi. 2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik baik publik eksternal maupun publik internal. Public Relations menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan publik baik internal maupun ekternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. Public Relations berfungsi dalam mengkomunikasikan informasi organisasi kepada publik dan mengkomunikasikan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. Public Relations berfungsi memberi pelayanan yang baik terhadap publik dan memberi nasihat kepada pimpinan organisasi. 23 23 Ruslan, Rosady. 2002. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal 9 2.4.3.3 Tujuan Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai tujuan Public Relations yang berguna bagi penelitian. Berikut pendapat para ahli mengenai tujuan Public Relations. Menurut Rosady Ruslan, tujuan Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. 2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. 3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations. 4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. 5. Mendukung bauran pemasaran.24 Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan Public Relations adalah mengembangkan citra baik terhadap internal dan eksternal, sebagai penengah diantara publik dan perusahaan, mengembangkan fungsi pemasaran dengan Public Relations, membangun merek, dan mengembangkan bauran pemasan. 2.4.4 Personal selling. Personal Selling menurut Kotler adalah25: “Personal Selling adalah sebuah pengungkapan secara lisan dalam menghadapi seorang atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan suatu penjualan.” 2.4.4.1 Tujuan Personal Selling 24 Ruslan, Rosady. 2002. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal 5 25 Kotler, Philip. 2002. Marketing Management, Millenium Edition North Western University New Jersey, Prentice Hall Inc. hal 313 fungsi dari personal selling ditujukan untuk : 1. Meningkatkan kemampuan konsumen 2. Pengkhususan pesan terhadap minat dan kebutuhan khusus konsumen 3. Membangkitkan umpan balik 4. Mengkomunikasikan informasi teknis dan kompleks 5. Mendemonstrasikan fungsi dan karakteristik produk 6. Mengembangkan hubungan jangka panjang. Dalam personal selling, sales tersebut harus dapat mengidentifikasikan potensi pembeli, melakukan pendekatan pendahuluan, presentasi penjualan, mengatasi penolakan apabila terjadi penolakan, menutup penjualan dan tidak lanjutnya setelah penjualan. 2.4.4.2 Sifat-sifat Personal Selling Menurut Fandy Tjiptono, personal selling mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Personal Confrontation Yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. 2. Cultivation Yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. 3. Response Yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi. 26 2.4.4.2 Proses Personal Selling William J. Stanton, dalam buku “Dasar-dasar Pemasaran mengelompokkan proses personal selling dalam beberapa tahap yaitu : 1. Persiapan sebelum penjualan (Presale preparation). Pertama perusahaan harus mempersiapkan salesnya : usaha ini dapat dilakukan dengan memberikan pengertian kepada mereka tentang produk yang akan dijual, pasar yang akan dituju, keadaan persaingan, prinsip-prinsip salesmanship dan pengetahuan-pengetahuan lain yang berhubungan dengan penjualan. 2. Pendekatan kepada individu (Preapproach to individual prospects) Sebelum melakukan penjualan maka sales perlu mempelajari individu atau perusahaan yang dapat diharapkan menjadi pembelinya tentang : kebiasaan membeli, kesukaan atau selera konsumen, barang-barang yang digunakan, reaksi konsumen terhadap produk perusahaan yang akan ditawarkan sales. 3. Melakukan penjualan Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui keinginan mereka, yang selanjutnya diikuti dengan penjualan barang-barang. 4. Pelayanan setelah penjualan 26 Fandy Tjiptono,(2000) Manajemen Jasa, Penerbit Andi Yogyakarta. Hal 224 Kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan pembelian dipenuhi tetapi masih perlu dilanjutkan dengan pelayanan kepada mereka. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk penjualan barang-barang. Beberapa pelayanan yang biasanya diberikan adalah : a. Pemberian garansi b. Pemberian jasa reparasi c. Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penjualannya.27 Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan atau pertanggungjawaban yang kurang baik dari pembeli. Tenaga penjual yang melaksanakan tugas personal selling, menurut Sofyan Assauri, terdiri dari : 1. Field selling, dimana tenaga penjual mengadakan kunjungan keluar perusahaan untuk melakukan penjualan dengan mengunjungi konsumen ke rumah-rumah atau ke kantor-kantor. 2. Retail Selling, dimana temaga penjual melakukan penjualan denga cara melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan, misalnya tenaga penjualan yang bertugas di toko eceran sebagai petugas penjualan. 3. Executive selling, dimana pimpinan perusahaan bertugas sebagai tenaga penjual yang ikut dalam melakukan penjualan, sehungga menimbulkan kesan yang baik terhadap langganan. Hal ini biasanya dilakukan untuk 27 Stanton William J, Michael J Etzel and Bruche J Walker.1996. Fundamentals Of Marketing, Tenth Edition. New York: Mc Grew-Hill. hal 55 transaksi-transaksi yang bernilai tinggi atau sebagai langkah awal dalam mendekati pejabat-pejabat pemerintah. 28 2.4.5 Direct marketing. Pemasaran langsung merupakan sistem pemasaran yang menggunakan berbagai media untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan untuk mendapatkan respon secara langsung dari konsumen. Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau mendatangi langsung konsumen. Menurut Kotler pemasaran langsung (direct marketing) terdiri atas komunikasi langsung dengan konsumen perorangan sasaran untuk memperoleh tanggapan segera.29 Dengan demikian, para pemasar langsung berkomunikasi langsung dengan pelanggan, sering berdasarkan pertemuan satu lawan-satu secara interaktif. Mereka benar-benar menyepadankan penawaran dan komunikasi pemasaran mereka dengan kebutuhan segmen sempit atau bahkan pembeli perorangan. Di luar pembangunan merek dan citra, mereka biasanya mencari tanggapan pelanggan secara langsung, segera, dan terukur. Bentuk-bentuk komunikasi pemasaran langsung menurut Kotler adalah : 28 Sofyan Assauri, 1996.” Manajemen Pemasaran,Dasar,Konsep dan Strategi “Edisi 1, Cetakan 5, Penerbit PT. Raja Grafindo Prasada, Jakarta. hal 85 29 Kotler, Phillip and Amstrong, Gary, 2001, Manajemen Pemasaran, Prehallindo. Hal 242 a. Penjualan tatap muka (face to face selling). Bentuk pertama dari direct marketing ini merupakan kunjungan penjualan yang dilakukan oleh para tenaga penjual atau armada penjual. b. Pemasaran pengeposan langsung (direct mail marketing) adalah aktivitas promosi barang atau jasa yang langsung ditujukan kepada konsumen atau pelanggan melalui media surat (mail), kaset video, bahkan disket komputer, dengan harapan dapat menciptakan transaksi langsung. Tetapi akhir-akhir ini tiga bentuk baru pengiriman pos telah menjadi populer, yaitu: surat fax yang memungkinkan pengiriman pesan mediumkertas melalui jaringan telepon. Surat fax memiliki keunggulan utama atas surat biasa yaitu pesan tersebut dapat dikirim dan diterima hampir sesaat. Selain surat fax ada juga e-mail (electronic mail) yang memungkinkan pengguna mengirim pesan atau file langsung dari komputer ke komputer lainnya dan surat suara (voice mail) yang merupakan suatu sistem untuk menerima dan menyimpan pesan lisan di alamat telepon. c. Pemasaran katalog (catalog marketing). Pemasaran melalui katalog adalah bentuk pemasaran langsung dimana perusahaan mengirimkan satu atau lebih katalog kepada konsumen atau calon konsumen dengan harapan penerima katalog akan memesan. d. Telemarketing adalah penjualan barang/jasa melalui telepon. Pemasar menggunakan pemasaran telepon keluar untuk menjual langsung kepada konsumen dan bisnis. e. Pemasaran televisi tanggap-langsung (direct-response television marketing). Pemasaran televisi tanggap-langsung adalah pemasaran langsung melalui televisi, termasuk pengiklanan televisi tanggapan-langsung atau saluran belanja dari rumah (home shopping channels). f. Pemasaran kios (kios marketing) Kios marketing adalah pemasaran melalui “mesin penerima pesan pelanggan”, yang ditempatkan di toko, bandara dan tempat-tempat lain. g. Pemasaran online (online marketing) Pemasaran online adalah pemasaran yang dapat dijangkau seseorang melalui computer dan modem. 30 2.5. Tujuan Promosi Setiap perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan laba. Menurut Rozizter dan Percy mengklarifikasi tujuan promosi sebagai berikut:31 1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). 2. Memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness). 3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). 4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention) 30 Kotler, Phillip and Amstrong, Gary, 2001, Manajemen Pemasaran, Prehallindo. hal.241 31 Tciptono Fandy. Strategi Pemasaran.Yogyakarta, ANDI 2002 hal 222 5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation). 6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). Pada umumnya, kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan harus mendasarkan kepada tujuan sebagai berikut:32 1. Modifikasi tingkah laku Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak melakukan suatu pertukaran dimana orang-orangnya terdiri atas berbagai tingkah laku yang saling berbeda. Dengan demikian tujuan promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah laku dan pendapatan individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia pada produk. 2. Memberitahu Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat-syarat, pembeli, kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informasi ini umumnya lebih disukai dan dilakukan pada tahap-tahap awal dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat informasi ini dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli. 32 Rangkuty, Freddy, Analisis Swot teknik membedah kasus bisnis. Hal 51-52 3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Promosi seperti ini terutama untuk mendorong pembeli. Perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat member pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat membujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus pertumbuhan produk tersebut. 4. Mengingatkan Promosi yang sifatnya mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati target market/konsumen dan dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan akan berusaha memperhatikan untuk mempertahankan pembeli yang ada, sebab pembeli tidak hamya sekali saja melakukan transaksi, melainkan harus berlangsung secara terus-menerus. 2.6 Segmentasi, Targeting dan Positioning 2.1.1 Segmentasi Menurut Etzel, Walker, dan Stanton, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai proses membagi pasar keseluruhan untuk suatu produk kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil, dimana para anggota masing-masing kelompok mempunyai kesamaan persepsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Setiap kelompok yang homogen tersebut dinamakan segmen pasar. 33 Adapun segmentasi membagi konsumen dalam beberapa segmen sebagai berikut : 1. Geografis 1) Wilayah 2) Ibu Kota 3) Daerah berkembang 2. Demografis 1) Usia 2) Jenis Kelamin ( Laki-laki, perempuan ) 3) Status perkawinan (belum menikah, menikah) 4) Pendapatan 5) Pendidikan 6) Pekerjaan 7) Agama 3. Psikografis 1) Kebutuhan ( tempat tinggal, keamanan, pengetahuan, dan sebagainya) 2) Kepribadian (terbuka, tertutup, agresif, dan kompleks) 3) Persepsi (resiko rendah, moderat, resiko tinggi ) 33 Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, Positioning. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, Hal 170. 4) Pembelajaran ( daya belajar rendah dan tinggi ) 5) Sikap ( negative dan positive) 6) Gaya Hidup ( konservatif, tradisional, pencari status, dsb) 4. Segmentasi Behavioral (Tingkah Laku) 1) Manfaat yang dicari 2) Status Pengguna 3) Tingkat Pemakaian 4) Status Loyalitas34 2.1.2 Targeting Targeting adalah upaya untuk menggarap pasar sasaran (target market) dalam bentuk , pengkuran besar pasar dan potensi pasar dari segmen pasar yang telah dipilih. Serta menyiapkan produk portfolio untuk melayani/menggarap bagian yang dipilih. 2.1.3 Positioning Pembentukan persepsi atas merek melalui pemberian nama tertentu. Pembentukan persepsi dilakukan melalui upaya komunikasi yang intensif. Positioning yang terbentuk dalam pikiran konsumen akan menjadi pertimbangan ketika akan membeli. Positioning sangat berguna untuk memenangkan persaingan dengan competitor. 34 Kennedy, John E. Dan R. Dermawan S. (2006). Marketing Communication :Taktik dan Strategi. Jakarta.:PT BIP Kelompok Granedia, hal.72 2.7 New Media Abad ke-20 dapatdigambarkansebagai ‘zaman pertama media massa. Abad ini juga ditandai dengan berubahnya ketakjuban maupun ketakutan atas pengaruh media massa. Walaupun terjadi perubahan yang besar dalam lembaga dan teknologi media serta dalam masyarakat sendiri dan juga munculnya ‘ilmu komunikasi’, perdebatan publik mengenai signifikasi sosial yangpotensial dari ‘media’ sepertinya tidak terlalu berubah. Penggambaran isu yang muncul selama dua atau tiga dekade awal pada abad ke-20 lebih dari sekedar kepentingan sejarah dan pemikiran awal memberikan poin rujukan untuk memahami masa kini. 35 Media massa perkembang begitu cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan munculnya media baru. Istilah ‘media baru’ telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan beragam. Menurut Denis McQuail ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.36 Adapun perbedaan media baru dari media lama, yakni media baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkin akan terjadinya percakapan antarbanyak pihak, memungkinkan penerimaan secara simultan, 35 McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Hlm.56 Ibid. Hlm.43 36 perubahan dan penyebaran kembali objek-objek budaya, menggangu tindakan komunikasi dari posisi pentingnya dari hubungan kewilayahan dan modernitas, menyediakan kontak global secara instan, dan memasukkan subjek modern atau akhir modern kedalam mesin aparat yangberjaringan.37 Perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru yakni: 1. Digitalisasi dan konvergensi atas segala aspek media. 2. Interaksi dan konektivitas jaringan yang makin meningkat. 2. Mobilitas dan deklokasi untuk mengirim dan menerima. 3. Adaptasi terhadap peranan publikasi khalayak. 4. Munculnya beragam bentuk baru ‘pintu’ (gateway) media. 5. Pemisahan dan pengaburan dari ‘lembaga media’. Klaim status paling utama sebagai media baru dan mungkin juga sebagai Media massa adalah internet. Meskipun demikian, ciri-ciri massal bukanlah karasteristik utamanya. Pada awalnya, internet dimulai sebagai alat komunikasi non komersial dan pertukaran data antara profesional, tetapi perkembangan selanjutnya adalah internet sebagai alat komunikasi pribadi dan antarpribadi (castells), Media ini belum matang maupun memiliki definisi yang jelas sejalan dengan penilaian Lievrouw yang menyatakan bahwa ‘belum terdapat bentuk aplikasi yang sangat hebat (killer application) dari interaksi dalam jaringan (daring)’. Walaupun demikian, kita juga dapat melihat aplikasi mesin pencari dan situs jaringan sosial sebagai aplikasi yang unik dan dominan. 38 Denis McQuail memberikan beberapa ciri mengenai internet, yaitu : 37 38 Ibid.hlm.151 Ibid.hlm.44 1. Teknologi berbasis komputer. 2. Karakternya hibrida, tidak berdedikasi, fleksibel. 3. Potensi interaktif. 4. Fungsi public dan privat. 5. Peraturan yang tidakketat. 6. Kesaling terhubungan. 6. Ada di mana-mana atau tidak tergantung lokasi. 7. Dapat diakses individu sebagai komunikator. 8. Media komunikasi massa dan pribadi. Kemunculan media baru turut memberikan andil akan perubahan pola komunikasi masyarakat. Media baru, dalam hal ini internet sedikit banyak mempengaruhi cara individu bekomunikasi dengan individu lainnya. Internet dikehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berfungsi sebagai jaringan global untuk komunikasi dari satu lokasi kelokasi lainnya di belahan dunia. Internet juga berfungsi sebagai aspek penyedia informasi yang tidak ada batasan. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telpon seluler. 2.8. Pengertian dari Website atau Situs Dan Member 2.8.1 Pengertian Website atau Situs Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringanjaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubahubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik. Keberadaan website tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho, kartu nama dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine-search engine (mesin pencari, spt : Yahoo, Google, MSN, Search Indonesia, dsb). Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar. Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di search engine terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif publikasi adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung.39 2.8.2 Pengertian Member Website Menurut Kamus Besar Indonesia, Member yang berasal dari kata kunjung memiliki arti orang yang mengunjungi. Sedangan Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Jadi dapat disimpulkan bahwa member website adalah orang-orang yang mengunjungi halaman-halaman web yang menampilkan informasi data teks, dll. 39 http://www.baliorange.web.id/pengertian-website-webhosting-domainname diakses 27 Juli 2014 2.9 Aktivitas Aktivitas adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas adalah tindakan, gerakan, atau rangakaian pekerjaan.40 40 Akutansi Manajemen : Informasi Untuk Pengambilan Keputusan manajemen. Jakarta : Grasindo. 2004. Hal 53