PB 5 (XI) EKONOMI DALAM ISLAM I. Standar Kompetensi Memahami hukum Islam tentang Mu’amalah II. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam 2. Memberikan contoh transaksi ekonomi dalam Islam 3. Menerapkan transaksi ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari Syirkah atau perseroan adalah perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membuka suatu usaha dengan tujuan membagi keuntungan. Dalam bab ini akan dibahas dua bentuk syirkah. A. SYARIKAT HARTA a. Pengertian Syarikat Harta Syarikat harta atau disebut dengan syarikat’inan yaitu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih untuk melakukan satu bidang usaha dengan modal bersama dan atas dasar pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss) sesuai dengan jumlah saham masing-masing anggota, hal seperti ini dalam Islam dianjurkan (dibolehkan) sepanjang dalam garis kebenaran dan ketaqwaan, sesuai dengan firman Allah swt : ِﺍﻥﻭ ـﺪﺍﻟْﻌﻠَــﻰ ﺍﻹِﺛْ ـﻢِ ﻭﻧُﻮﺍ ﻋــﺎﻭﻻﺗَﻌﻯ ﻭﺍﻟﺘﱠﻘْ ـﻮ ﻭﻠَــﻰﺍﻟْﺒِ ـﺮﻧُﻮﺍ ﻋــﺎﻭﺗَﻌﻭ ٢ : ﺍﳌﺎﺋﺪﺓ Artinya : “Tolong menolong kamu sekalian dalam hal kebaikan dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan ... QS. Al Maidah 2 Islam membolehkan syirkah ini bukan sekedar bertujuan untuk membagi keuntungan, akan tetapi harus dalam kerangka ketaqwaan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. ﻫـــﻤﺎ ﺍﺣـﺪﺨُــﻦ ﺍﻟﺸـﺮﻳﻜــﲔ ﻣﺎﻟـــﻢﻳـ ﺍﻧـﺎ ﺛﺎﻟـﺚ: ﺗـــﻌﺎﱃﻗـﺎﻝ ﺍ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑـــﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻣـــﻦ ﺑـﻴﻨـﻬــــﻤﺎ ﻓـــﺄﺫﺍ ﺍﺧﺎﻧـــــﻪ ﺧـﺮﺟــــﺖــــﻪﺻﺎﺣـﺒ ﻭﺍﳊﺎﻛﻢ Artinya : “Allah swt berfirman : Saya adalah orang yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang dari keduanya tidak menghianati yang lainnya. Jika ia noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 1 - menghianaatinya maka Saya keluar dari perserikatan keduanya. HR. Abu Daud dan Hakim b. Rukun Syarikat Harta 1. Adanya siqhat ( lafadl aqad ) atau perjanjian atau tata kerja yang berkaitan dengan masing-masing anggota syirkah dan modal kerja, jenis usaha dan pembagian keuntungan/kerugian. 2. Adanya orang yang berserikat, bagi masing-masing anggota perserikatan kerja disyaratkan dalam kondisi aqil baligh, dan tidak karena dipaksa. 3. Adanya modal yang disepakati bersama, persyaratan modal yang dikumpulkan harus jelas nilainya dan sudah digabung sebelum dimulainya usaha bersama tersebut. c. Syarikat harta dalam kehidupan modern Syarikat harta pada masa kini antara lain berbentuk PT (perseroan terbaatas), prinsip dasar dari PT. ini sama dengan syirkah’inan, yaitu modal yang dipakai merupakan patungan dari beberapa orang, dalam arti setiap anggota memiliki saham (sero) sesuai dengan kemampuannya. d. Keuntungan dan kerugian dalam syirkah. Dalam kaitannya dengan profit and loss ini, terdapat dua pendapat ulama : 1. Keuntungan dan kerugian dibagi atau diperhitungkan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. 2. Berdasar kesepakatan saat mendirikan usaha tanpa harus sesuai dengan saham yang dimiliki masing-masing anggota. B. SYARIKAT KERJA a. Pengertian syarikat kerja. Yang dimaksud adalah kesepakatan untuk bekerja sama diantara beberapa orang untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang hasilnya dibagi bersama sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan, baik keahlian antara mereka itu sama atau berbeda. b. Hukum syarikat kerja. Dalam masalah ini para ulama ada yang mengatakan boleh, di samping juga ada yang mengatakan tidak boleh yaitu golongan madzhab Syafi’i. c. Faedah syarekat kerja. Banyak pekerjaan yang sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diselesaikaan oleh perorangan, misalnya membangun rumah, jembatan atau menara. Oleh karenanya minimal faedah dari syarekat kerja ini adalah untuk memudahkan penyelesaian suatu pekerjaan, disamping noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 2 - karena keahlian manusia yang beraneka ragam dan jarang sekali seseorang memiliki keahlian ganda. Untuk menyelesaikan pembangunan sebuah rumah, maka diperlukan tukang batu, tukang kayu dan bahkan arsitek, unuk itu bila suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan taanpa adanya kerjasama dari beberapa ahli, maka kerja sama tersebut merupakan keharusan untuk dilakukan. d. Macam-macam syarikat kerja. 1. Qiradh Yaitu kerja sama antara seseorang yang memiliki modal dengan seseorang yang memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang perdagangan. Pemilik modal menyediakan modal operasional dan yang lainnya menjalankan usaha perdagangan tersebut, sedangkan keuntungan yang dihasilkan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan, adapun kerugian yang mungkin diderita ditanggung bersama. 2. Musaqat Menurut adalah kerjasama antara seorang pemilik kebun dengan pemelihara kebun, bahwa dari hasil kebun itu keduanya akan sama mendapatkan bagian sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Bentuk kerja sama semacam ini dalam Islam dibolehkan, seperti yang dipraktekkan sendiri oleh Rasulullah saw. dalam hadits berikut : ـﻪﻠَﻴ ﻋـﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠ ـﻪ ﻋـﻨـــﻪ ﺍﻥ ﺍﻟـﻨـــﱯ ﺻﻋــﻦ ﺍﺑــﻦ ﻋـﻤـــﺮ ﺭﺿــﻰ ﺍ ﻣـﻨــﻬﺎﺝﺨــﺮ ﻣـﺎﻳـ ﻁ ﺑـﺸــﺮــﺮﺒــﻞَ ﺍﻟـﺨـﻴــﻞَ ﺍﻫ ﻋـﺎﻣﻠﱠﻢﺳﻭ ﻉٍ ﺭﻭﺍﻩ ﻭ ﻣﺴﻠﻢﻣﻦ ﺛـﻤـﺮٍ ﺍﻭ ﺯﺭ Artinya : “Dari Ibnu Umar : Sesungguhnya Nabi saw. telah memberikan kebun beliau kepada penduduk Khaibar agar dipelihara, dengan perjanjian akan diberi sebagian dari penghasilannya, baik yang berupa buah-buahan maupun hasil tanaman (palawija). HR. Muslim 3. Muzara’ah dan Mukhabarah. Muzara’ah adalah suatu bentuk kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap tanah dengan perjanjian bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama antara keduanya, sedang benih berasal dari penggarap, dan apabila benih tersebut dari pemilik tanah maka disebut Mukhabarah. Keduanya (Muzara’ah dan Mukhabarah) noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 3 - dibenarkan dalam Islam, sedangkan kewajiban membayar zakatnya adalah : a). Bila memakai cara Muzara’ah maka yang wajib mengeluarkan zakat adalah penggarap, sebab pada dasarnya dialah yang bercocok tanam karena benih berasal darinya. b). Bila memakai cara Mukhabarah maka yang wajib membayar zakat adalah pemilik tanah sebab bibit berasal darinya. Oleh karenanya pada dasarnya pemilik tanahlah yang bercocok tanam. C. ASURANSI a. Pengertian Asuransi Asuransi adalah jaminan atau pertanggungan yang diberikan oleh penanggung (PT. Asuransi) kepada tertanggung untuk resiko kerugian seperti yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila suatu ketika terjadi kecelakaan atau kematian, dengan syarat tertanggung membayar premi sebanyak yang ditentukan kepada pihak penanggung setiap bulan. Dalam menyikapi masalah asuransi ini dikalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat, yaitu 1. Mengharamkan asuransi dalam segala macam bentuknya 2. Membolehkan semua bentuk asuransi 3. Mengharamkan yang bersifat komersial dan membolehkan yang bersifat sosial 4. Syubhat , tidak jelas haram halalnya. Terjadinya perbedaan di atas oleh karena dalam praktek asuransi dewasa ini terdapat tiga unsur yang menjadi pangkal perselisihan para ulama’, yaitu : 1. Adanya unsur gharar yaitu ketidak pastian bentuk akad, sumber dana klain dan keabsahan syar’i penerimaan uang klain. 2. Adanya unsur maisir, yaitu untung-untungan yang merupakan unsur mengapa diharamkann perjudian. 3. Adanya unsur riba, yaitu apabila asuransi tersebut menginvesta-sikan dana yang terkumpul dari uang premi yang terkumpul. b. Asuransi yang Islami Untuk menghindarkan dari perbedaan pendapat di atas tentang hukum asuransi, maka ketiga unsur tersebut di atas agar ditiadakan sehingga lebih bersifat tolong menolong dan saling menjamin, tidak ada pihak yang dirugikan sementara yang lain meraih keuntungan. c. Macam-macam Asuransi Ada beberapa jenis asuransi yang telah berpraktek, antara lain : 1. Asuransi jiwa. 3. Asuransi jaminan hari tua. noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 4 - 2. Asuransi bea siswa. 4. Asuransi barang. d. Manfaat Asuransi 1. Jiwa, yaitu memberikan bantuaan atau santunan sesuai dengan ketentuan kepada keluarga yang mendapatkan musibah. 2. Asuransi bea siswa, yaitu memberikan jaminan kepada anak yang dijaminkan untuk dapat menyelesaikan pendidikannya. 3. Asuransi jaminan hari tua, yaitu memberikan bantuan biaya hidup kepada peserta setelah mencapai usia tertentu yang telah disepakati. 4. Asuransi barang, yaitu memberikan ganti barang atau sejumlah uang yang seharga dengan barang yang dijaminkan bila suatu saat terjadi kecelakaan yang menyebabkan rusak/ hilangnya barang tersebut. noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 5 - D. R I B A Pengertian riba yaitu tambahan pembayaran atau pengembalian yang menjadi syarat orang yang melakukan transaksi. Biasanya tambahan tersebut berupa persentase dari jumlah pokok dalam transaksi. Riba biasa juga disebut (identik) dengan “bunga”. Riba dilarang keras dalam Islam (haram), dijelaskan dalam AlQur’an ﺍﺗﱠﻘُــﻮﺍ ﺍﻟﻠﱠ ـﻪﻔَﺔً ﻭﻀَــﺎﻋﺎﻓًﺎﻣــﺎﺃَﺿْ ـﻌﺑــﻮﺍﻟَــﺎﺗَ ـﺄْﻛُﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺮﻨﺍﻣ ﺀﻳﻦــﺎﺍﻟﱠ ـﺬﻬﺎﺃَﻳﻳ ١٣٠ : ﺍﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥﻮﻥﺤﺗُﻔْﻠﻠﱠﻜُﻢﻟَﻌ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu memperoleh untung. QS. Ali Imron :130 Diterangkan pula dalam hadist Rasulullah saw. dari Jabir : ِ ﺁﻛﻞ ﺍﻟـﺮﺑــﺎ ﻭﻣـﺆﻛـــﻠﻪ ﻭﻛﺎﺗـــﺒﻪ ﻭﺷـﺎﻫـــﺪﻩﻟـﻌـﻦ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢﻭﻗﺎﻝ ﻫـﻢ ﺳـﻮﺍﺀ Artinya : “Rasulullah saw. melaknat orang yang memakan riba, yang mewakilinya, penulisnya dan kedua saksinya, dan Rasul berkata pula : mereka semua berdosa. HR. Muslim dari Jabir. Menurut para ulama, riba terdiri empat macam, yaitu : 1. Riba Fadl, yaitu riba yang terjadi dari tukar menukar suatu barang yang jenis dan mutunya sama tetapi berbeda ukurannya. Misalnya menukar emas 24 karat, yang satu 5 gram sedang lainnya 6 gram. 2. Riba Qordl, yaitu riba yang terjadi dari hutang piutang yang pada saat mengembalikan barang/hutang tersebut disyaratkan adanya tambahan. Misalnya meminjam uang Rp. 1.000.000,- harus dikembalikan dengan bunga dua puluh persen, sehingga pengembalian uang menjadi Rp. 1.200.000,-. 3. Riba Nasi’ah, yaitu tambahan yang harus dibayar oleh orang yang berhutang setelah batas tempo pengembaliannya telah lewat. Misalnya transaksi dalam utang piutang Rp. 1.000.000,- harus dikembalikan dalam jangka waktu satu bulan. Bila dalam satu bulan belum bisa mengembalikan, maka waktu selebihnya merupakan waktu lewat batas tempo yang menjadikan adanya bunga tiga persen sehingga jumlah total pengembalian Rp. 1.030.000,4. Riba Yad, yaitu riba yang terjadi karena barang belum diterima sudah dibayar lebih dulu dan diantara orang yang bertransaksi telah pula berpisah dari tempat itu. Misalnya dalam transaksi jual beli kayu bangunan 10 kubik. Si pembeli setelah membayar segera pergi tanpa noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 6 - melihat lagi jumlah kayu yang diangkut truk seudah sesuai dengan yang ia inginkan atau tidak sesuai. Sebab-sebab diharamkannya riba antara lain : 1. Adanya riba akan mengakibatkan rusaknya ekonomi. 2. Riba berakibat tidak berkahnya makanan yang dimakan. 3. Riba menimbulkan ketidaktenangan batin. 4. Riba merupakan perbuatan yang merugikan karena jelas-jelas akan mendapat siksa/laknat. E. PERBANKAN Pengertian bank yaitu suatu bagian dari lembaga keuangan yang kegiatannya menangani pengaturan keluar masuknya uang dengan cara dan administrasi tertentu. Macam-macam bank : 1. Bank Sentral. Bank yang didirikan oleh pemerintah yang pusat kegiatannya hanya ada di ibukota negara. Kegiatannya antara lain menetapkan jumlah uang yang diedarkan. 2. Bank Umum. Bank yang kegiatannya berupa penghimpunan dan pendistribusian uang masyarakat melalui simpanan atau utang. 3. Bank Pembangunan. Bank yang kegiatannya berupa penghimpunan dana yang disalurkan untuk kegiatan pembangunan. 4. Bank Swasta. Bank yang didirikan oleh orang-orang luar negeri kegiatannya ada di Indonesia setelah mendapat izin dari pemerintah (Menteri Keuangan). 6. Bank Islam. Bank yang didirikan dengan menggunakan kegiatan sesuai syari’at Islam. Misalnya BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang bagi para peminjam uang tiak akan dipungut bunga melainkan menggunakan cara bagi hasil yang jumlahnya ditentukan pada saat transaksi. Fungsi Bank antara lain : 1. Pusat penyimpanan uang dan barang-barang berharga. 2. Sebagai tempat menyiapkan dan menyalurkan uang. 3. Sebagai tempat untuk tukar menukar uang. 4. SEbagai tempat untuk mengirimkan uang. 5. Sebagai tempat untuk pinjam uang (kredit). Pendapat ulama tentang hukum bank : a. Haram, karena dalam kegiatan jasa bank terdapat bunga. Kecuali BMI bukan berupa bunga melainkan bagi hasil. b. Mubah, karena bank bagi masyarakat bisa memberi manfaat pada saat membutuhkan dalam jumlah besar. Bunga yang ada merupakan bunga yang tidak berlipat ganda. c. Syubhat/mutasyabihat, karena jasa bank masih diragukan boleh atau tidaknya menurut syari’at Islam. Alasan dihukumi syubhat karena meliputi hukum haram dan mubah. noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 7 - ــﺎﺱِﻓَـــــــــــــــــﻼﺍﻝِ ﺍﻟﻨﻮــﻲﺃَﻣـــــــــــــــﻓــــﻮﺑﺮﻴــﺎﻟ ﺭِﺑـﻦﻣﺍﺗَــــــــــــﻴﺘُﻢــﺎ ﺀﻣﻭ ـــﻪﺟ ﻭﻭﻥﺗُﺮِﻳـﺪ ﺯَﻛَــــــــﺎﺓـﻦﻣﺍﺗَـــــــــــﻴﺘُﻢـﺎ ﺀﻣ ﻭ ﺍﻟﻠـــــــــﻪﺪـﻨﻮ ﻋﺑﺮﻳ ٣٩ : ﺍﻟﺮﻭﻡ.ﻔُﻮﻥﻀْﻌﺍﻟْﻤﻢ ﻫﻚﻓَﺄُﻭﻟَــــــــــــــــــــــــﺌﺍﻟﻠــــــــــــــــــــــــــــــﻪ Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya) ﻱﺍﻟﱠـ ـﺬﻘُـــﻮﻡـــﺎﻳ ﺇﻻ ﻛَﻤــــــــــــــــــﻮﻥﻘُﻮﻣـــﺎ ﻻﻳﺑ ﺍﻟﺮﻮﻥﺄْﻛُﻠـ ــﻳﻳﻦﺍﻟﱠـ ـﺬ ﻊــــﻴﺎﺍﻟْﺒﻗَﺎﻟُﻮﺍﺇِﻧﱠﻤـــــــــﻢﺑِﺄَﻧﱠﻬﻚ ﺫَﻟـــــﺲﺍﻟْﻤﻦﻣﻄَﺎﻥــــــﻴ ﺍﻟﺸﻄُـﻪﺘَﺨَــــــــــﺒﻳ ﻩــﺎﺀ ﺟﻦــﺎﻓَـــــــــﻤﺑ ﺍﻟﺮﻡــــــﺮﺣ ﻭ ــﻊـــــــــﻴﺍﻟْﺒ ـﻞﱠ ﺍﻟﻠـــــــــــــــﻪﺃَﺣــﺎ ﻭﺑﺜْ ـﻞُ ﺍﻟﺮﻣ ـﻦﻣ ﻭﺇِﻟَـﻰ ﺍﻟﻠـــﻪﻩـﺮﺃَﻣ ﻭـﻠَﻒـﺎ ﺳﻣﻰﻓَـــــــــــــــــﻠَﻪﻓَﺎﻧْــﺘَـﻬﻪﺑ ﺭﻦـﻈَـﺔٌﻣﻋـﻮﻣ ٢٧٥ : ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ.ﻭﻥﺪﺎﻟﺎ ﺧـــــــﻴﻬﻓﻢﺎﺭِ ﻫ ﺍﻟــــﻨﺎﺏﺤﺃَﺻﻚﻓَﺄُﻭﻟَﺌــﺎﺩﻋ Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011 . PAI Kelas XI Bab Ekonomi Islam, hal - 8 -