Pengaruh Konsentrasi NaOH/Na2CO3 Pada Sintesis

advertisement
JURNAL SAINS DAN SENI Vol. x, No. x, (2013) 1-4
1
Pengaruh Konsentrasi NaOH/Na2CO3 Pada Sintesis CaOMgO
Menggunakan Metode Kopresipitasi
Yanis Febri L, Didik Prasetyoko
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak—Sintesis oksida campuran CaOMgO telah berhasil
dilakukan menggunakan metode kopresipitasi dengan
variasi konsentrasi larutan NaOH/Na2CO3. Hasil endapan
oksida campuran CaOMgO dikarakterisasi menggunakan
difraksi sinar-X dan analisis pola difraksi dengan program
Rietica, spektroskopi inframerah dan SEM-EDX. Analisis
XRD menunjukkan bahwa sampel hasil sintesis diketahui
Berdasarkan hasil
sebagai CaO, MgO dan CaCO3.
perhitungan menggunakan program Rietica menunjukkan
bahwa komposisi fase pada CaO semakin menurun dan
MgO semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
larutan NaOH/Na2CO3. Perkiraan ukuran partikel dengan
program Rietica, menghasilkan ukuran CaO > MgO.
Analisis FT-IR menunjukkan kelima sampel CaOMgO
mudah terhidrasi dan terkarbonasi. Analisis SEM-EDX
menunjukkan persebaran partikel Ca dan Mg telah merata.
KataKunci—.Konsentrasi
Kopresipitasi
P
NaOH/Na2CO3,
CaOMgO,
I. PENDAHULUAN
ADA beberapa tahun ini, pemanasan global
merupakan masalah serius yang memiliki dampak
negatif bagi manusia. Pemanasan global
disebabkan oleh adanya pelepasan karbon dioksida
akibat pembakaran oleh bahan bakar minyak. Oleh karena itu,
solusi yang diberikan untuk mengurangi pemanasan global yang
ditimbulkan dari pelepasan karbon dioksida ke atmosfer ialah
menggantikan bahan bakar fosil menjadi bahan bakar bebas
karbon dioksida seperti biodiesel (Umdu dkk, 2009).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Taufiq-Yap dkk.
(2011) menunjukkan bahwa aktivitas katalitik dari katalis
CaOMgO lebik baik daripada katalis CaOZnO pada reaksi
transesterifikasi minyak jarak. Hal tersebut dapat dilihat dari
yield metil ester yang dihasilkan pada sampel biodiesel katalis
CaOMgO dan CaOZnO masing-masing sebesar 83% dan 81%.
Kondisi reaksi yang digunakan pada reaksi transesterifikasi
menggunakan katalis CaOMgO dan CaOZnO sama, yaitu rasio
molar minyak metanol 1:15, jumlah katalis 4% dari berat
minyak, suhu reaksi 65° C dan waktu reaksi selama 6 jam
(Taufiq-Yap dkk., 2011b). Oleh karena itu, penelitian ini
mempelajari tentang sintesis katalis CaOMgO.
Metode yang sering digunakan dalam sintesis katalis
CaOMgO ialah metode kopresipitasi dan solid state. Namun
metode solid state memiliki kekurangan yaitu memerlukan
waktu yang lama untuk sintesis dan ukuran partikel yang tidak
seragam. Oleh karena itu, digunakan metode kopresipitasi pada
penelitian ini karena menghasilkan ukuran partikel yang lebih
homogen dan stokhiometri yang lebih baik. Beberapa penelitian
telah dilakukan untuk menentukan kondisi optimum pada proses
sintesis CaOMgO dengan metode kopresipitasi. Taufiq-Yap
dkk. (2011a) melaporkan bahwa kondisi optimum yang
didapatkan untuk menghasilkan katalis dengan aktivitas
katalitik yang tinggi ialah dengan mengunakan rasio molar
Ca/Mg sebesar 1 : 2. Maka dari itu, kondisi optimum rasio
molar Ca/Mg pada penelitian ini digunakan sesuai dengan
Taufiq-Yap dkk. (2011a).
Kondisi optimum dalam sintesis katalis CaOMgO
dengan metode kopresipitasi juga dipengaruhi oleh konsentrasi
agen pengendap. Agen pengendap yang digunakan dalam
penelitian ini ialah larutan NaOH/Na2CO3. Variasi konsentrasi
agen pengendap dimaksudkan untuk memperoleh hasil endapan
CaOMgO yang banyak. Semakin tinggi konsentrasi larutan
NaOH/Na2CO3, maka semakin tinggi pula pH larutannya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Limmanee
dkk. (2013) Ca2+ dan Mg2+ lebih mudah mengendap pada pH
tinggi. Oleh karena itu, studi mengenai variasi konsentrasi agen
pengendap pada penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari
pengaruh konsentrasi agen pengendap terhadap endapan
CaOMgO yang dihasilkan.
II. URAIAN PENELITIAN
2.1 Sintesis Oksida Campuran CaOMgO
Oksida campuran CaOMgO disintesis dengan metode
kopresipitasi yang telah dilakukan Taufiq-Yap dkk. (2011b)
dalam sintesis oksida campuran dari CaOMgO dan CaOZnO.
Sintesis CaOMgO menggunakan prekursor nitrat, dengan
perbandingan molar Ca/Mg sebesar 1/2. Larutan NaOH dan
Na2CO3 didapatkan dengan cara melarutkan padatan NaOH dan
serbuk Na2CO3 ke dalam aqua demineralisasi hingga 100 mL.
Sintesis campuran oksida CaOMgO dilakukan dengan
metode kopresipitasi. Pada awalnya 6,4075 g Mg(NO3)2·6H2O
dilarutkan beberapa mL aqua demineralisasi kemudian
diencerkan hingga 250 mL, sehingga diperoleh larutan
Mg(NO3)2 0,1 M. Sementara itu larutan Ca(NO3)2 0,1 M dibuat
dengan melarutkan 2,3609 g Ca(NO3)2·4 H2O dalam aqua
demineralisasi, kemudian diencerkan hingga 100 mL. Sebanyak
160 mL larutan Mg(NO3)2 0,1 M dicampur dengan 80 mL
Ca(NO3)2 0,1 M dan dipanaskan pada suhu 65°C serta diaduk
selama 12 jam. Kemudian ditambahkan 50 mL NaOH 0,15 M
dan 50 mL Na2CO3 0,15 M , penambahan ini dilakukan tetes
demi tetes. Campuran disaring dan padatan yang diperoleh
dicuci dengan aqua demineralisasi.
Prosedur yang sama diulangi dengan mengubah
konsentrasi agen pengendap dengan variasi konsentrasi yaitu
0,0375; 0,056; 0,075; 0,1125 dan 0,15M (sampel CM-1, CM-2,
CM-3, CM-4 dan CM-5). Setelah itu padatan dikeringkan dalam
oven pada suhu 105°C selama 12 jam dan dilakukan kalsinasi
pada suhu 800°C selama 6 jam untuk menghilangkan residu
organik.
2.2 Sintesis CaO dan MgO
Pada penelitian ini juga dilakukan sintesis CaO dan
MgO. CaO disintesis dengan mencampur 250 mL Ca(NO3)2
0,04 M, 100 mLNaOH 0,075 M dan 100 mL Na2CO3 0,075 M
dalam pelarut aqua demineralisasi, sedangkan MgO disintesis
dengan mencampurkan 250 mL Mg(NO3)2 0,04 M, 100 mL
NaOH 0,075 M dan100 mL Na2CO3 0,075 M dilarutkan dalam
pelarut aqua demineralisasi. Masing-masing campuran
dipanaskan pada suhu 65°C dan diaduk selama 12 jam.
Campuran disaring dan padatan yang diperoleh dicuci dengan
aqua demineralisasi serta dikeringkan dalam oven pada suhu
105°C selama 12 jam dan dilakukan kalsinasi pada suhu 800°C
selama 6 jam.
JURNAL SAINS DAN SENI Vol. x, No. x, (2013) 1-4
III. HASIL DAN DISKUSI
Tabel 4
3.1 Sintesis Oksida Campuran CaOMgO
Sintesis CaOMgO dilakukan sesuai metode TaufiqYap dkk. (2011a) dengan metode kopresipitasi dan
perbandingan molar Ca/Mg sebesar 1:2. Prekursor yang
digunakan adalah garam nitrat dari kalsium dan magnesium.
Penelitian ini dilakukan dengan modifikasi variasi konsentrasi
agen pengendap larutan NaOH/Na2CO3. Penggunaan variasi
konsentrasi agen pengendap dimaksudkan untuk mengetahui
konsentrasi optimal dimana endapan CaOMgO yang terbentuk.
Sintesis campuran oksida CaOMgO diawali dengan
melarutkan prekursor Ca(NO3)2·4H2O dan Mg(NO3)2·6H2O
kedalam pelarut aqua demineralisasi. Variasi konsentrasi agen
pengendap larutan NaOH/Na2CO3 pada penelitian ini adalah
0,0375; 0,056; 0,075; 0,1125 dan 0,15M. Sintesis dilakukan
dengan mencampurkan larutan kalsium nitrat 0,1 M dengan
magnesium nitrat 0,1 M menggunakan perbandingan molar
Ca/Mg sebesar 1:2 disertai pengadukan 500 rpm pada suhu
65°C. Pengadukan 500 rpm ini bertujuan agar larutan Ca(NO3)2
dan Mg(NO3)2 dapat tercampur secara homogen. Fungsi
digunakan suhu 65°C adalah untuk mendapatkan ukuran
partikel yang kecil (Taufiq-Yap dkk., 2011b). Larutan
NaOH/Na2CO3 selanjutnya dimasukkan kedalam campuran
oksida tetes demi tetes agar tidak terjadi penggumpalan secara
mendadak. Penambahan larutan NaOH/Na2CO3 dilakukan
hingga didapatkan larutan jenuh. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya perubahan warna dari larutan yang sebelumnya jernih
menjadi berwarna keruh. Reaksi pada proses koprespitasi dapat
dilihat pada Persamaan 3.1 (Salomao dkk., 2011).
2
3.1 Hubungan konsentrasi NaOH/Na2CO3 pada kelima sampel
CaOMgO terhadap pH dan endapan CaOMgO
Konsentrasi
Massa
Sampel
NaOH/Na2CO3
pH
CaOMgO
(M)
(gram)
CM-1
0,0375
7-8
0,0854
CM-2
0,056
8
0,1118
CM-3
0,075
8-9
0,1680
CM-4
0,1125
10
0,3099
CM-5
0,15
10
0,4651
3.3 Difraksi Sinar-X (XRD)
Karakterisasi menggunakan XRD dilakukan untuk
mengetahui kandungan fase-fase dari endapan CaOMgO pada
berbagai konsentrasi agen pengendap. Pengukuran XRD
dilakukan pada 2θ dari 20-60°. Gambar 3.1 merupakan hasil
difraktogram XRD dari kelima sampel CaOMgO pada berbagai
variasi konsentrasi larutan agen pengendap NaOH/Na2CO3,
CaO sintesis dan MgO sintesis. Sementara itu, sudut dan
intensitas dari puncak-puncak yang muncul ditampilkan pada
Tabel 3.2.
2Ca(NO3)2(aq) + 2Mg(NO3)2(aq) + 4NaOH(aq) + 2Na2CO3(aq)

Ca(OH)2(s) + Mg(OH)2(s)+CaCO3(s)+MgCO3(s)+ 8NaNO3(aq) (3.1)
Ca(OH)2(s) + Mg(OH)2(s) + CaCO3(s) + MgCO3(s)
2CaO(s) + 2MgO(s) + 2H2O(g) + 2CO2(g)
(3.2)
3.2
Pengaruh Variasi Konsentrasi Agen Pengendap
(NaOH/Na2CO3) Terhadap pH dan Jumlah Endapan
Variasi konsentrasi agen pengendap NaOH/Na2CO3
berpengaruh pada derajat keasaman (pH) yang dihasilkan.
Natrium hidroksida dan natrium karbonat tidak hanya berperan
sebagai agen pengendap tetapi juga pengatur pH. Variasi
konsentrasi agen pengendap NaOH/Na2CO3 yang digunakan
pada sintesis CaOMgO adalah 0,0375; 0,056; 0,075; 0,1125 dan
0,15M (sampel CM-1, CM-2, CM-3, CM-4 dan CM-5).
Tabel 3.1 menunjukkan hubungan antara konsentrasi
NaOH/Na2CO3 pada kelima sampel CaOMgO terhadap pH dan
endapan CaOMgO. Berdasarkan tabel tersebut didapati bahwa
semakin tinggi konsentrasi agen pengendap pada kelima sampel
CaOMgO, maka pH yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Gambar 4
Konsentrasi sangat berpengaruh dengan pH. Semakin tinggi
Pola di
konsentrasi larutan, maka konsentrasi OH- dari larutan NaOH
juga semakin meningkat, sehingga pH larutan meningkat (Chen
dkk., 2012). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Limmanee dkk. (2013), Ca2+ dan Mg2+ lebih suka mengendap
pada pH tinggi. Heraldy dkk. (2012) juga melaporkan bahwa
kestabilan dalam sintesis oksida campuran CaOMgO paling
tinggi adalah pada pH basa.
Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Tsai dkk,
(2010) yang melaporkan bahwa sintesis magnesium hidroksida
(Mg(OH)2) dengan metode kopresipitasi menunjukkan adanya
pengaruh konsentrasi dari agen pengendap larutan NaOH,
dimana dalam sintesis tersebut pH dikontrol antara 8,5-12.
Semakin besar konsentrasi NaOH yang digunakan, maka tingkat
kebasaan akan semakin besar dan didapatkan endapan yang
semakin besar (Tsai dkk., 2010). Oleh karena itu, peningkatan
konsentrasi agen pengendap akan mempengaruhi pH larutan dan
endapan yang dihasilkan (Tabel 3.1).
Gambar 3.1 Pola difraksi sinar-X dari sampel CaO sintesis (a),
MgO sintesis (b), CM-1 (c), CM-2 (d), CM-3 (e), CM-4 (f) dan
CM-5 (g) [Ket : (*) : CaO, (o)MgO , □)
( : CaCO 3 ,(#) :
Ca(OH)2]
Gambar 3.1 (a) merupakan pola difraktogram XRD dari
CaO sintesis. Puncak-puncak yang muncul pada 2θ = 32,2°;
37,3° dan 53,8° mengindikasikan fase dari CaO. Puncak CaCO3
muncul pada 2θ = 29,4°, sedangkan puncak-puncak Ca(OH)2
muncul pada 2θ = 34,1°, 47,1° dan 50,7°. Hasil yang serupa
juga telah dilaporkan oleh Granados dkk. (2007). Gambar 4.1
(b) menunjukkan pola difraktogram XRD MgO sintesis.
Puncak-puncak yang muncul pada 2θ = 36,8° dan 42,9°
merupakan puncak-puncak dari MgO (Phillipp dkk., 1992).
Sementara itu, pola difraktogram XRD dari sampel CM-1, CM2, CM-3, CM-4 dan CM-5 dapat dilihat pada Gambar 4.1 (c)
sampai (e). Berdasarkan gambar tersebut, puncak yang muncul
pada kelima sampel CaOMgO berada pada 2θ yang sama.
Puncak-puncak yang muncul pada 2θ = 32,2°, 37,3° dan 53,8°
JURNAL SAINS DAN SENI Vol. x, No. x, (2013) 1-4
merupakan karakteristik puncak dari CaO (Granados dkk.,
2007). Selain itu, puncak-puncak dari MgO dan CaCO3 masingmasing muncul pada 2θ = 42,9° dan pada 2θ = 29,4° (Wang
dkk., 2012). Puncak karakteristik CaO dan MgO sesuai dengan
database JCPDS file No. 37-1497 dan database JCPDS file
No.4-0829. Berdasarkan pola difraktogram XRD dari kelima
sampel CaOMgO pada berbagai jenis konsentrasi agen
pengendap dapat disimpulkan bahwa katalis oksida campuran
CaOMgO telah berhasil disintesis. Hasil ini sesuai dengan
CaOMgO yang telah dilaporkan oleh Albuquerque dkk. (2009).
3.4 Hasil Penghalusan Rietveld Pola Difraksi
Analisis pola difraksi ini menggunakan perangkat
lunak Rietica dengan metode Rietveld. Langkah awal sebelum
menggunakan metode ini adalah dengan identifikasi fase yang
terdapat pada data terukur menggunakan bantuan perangkat
lunak (search and match) yang berisi data kristalografi. Hal ini
dapat dilihat dengan ada tidaknya puncak yang terukur yang
belum termodelkan. Oleh karena itu, parameter-parameter
dalam model terhitung diperhalus dengan metode Rietveld. Fase
yang muncul pada sampel CaOMgO dimungkinkan muncul
sebagai fase CaO, CaCO3 dan MgO. Melalui hasil penghalusan
dengan Rietica kelima sampel CaOMgO sesuai dengan puncakpuncak yang dimodelkan oleh data ICSD no. 75785 untuk
senyawa CaO, data ICSD no.16710 untuk CaCO3 dan data
ICSD no.104844 untuk MgO. Setelah dilakukan penghalusan
menggunakan Rietica terdapat kecocokan antara data terhitung
dan data terukur. Salah satu contoh hasil penghalusan melalui
perangkat lunak Rietica pada sampel CM-1 dapat dilihat pada
Gambar 4.2. Gambar tesebut menunjukkan adanya pola difraksi
terukur yang ditandai (+) dan pola difraksi terhitung
digambarkan dengan garis lurus. Kurva paling bawah adalah
plot selisih antara pola difraksi terukur dengan pola difraksi
terhitung. Fluktuasi selisih (difference plot) yang ditunjukkan
pada garis di bawah kedua model pada Gambar 3.2 juga kecil,
yang menunjukkan bahwa proses penghalusan berhasil.
3
Pita yang tajam dan lebar pada bilangan gelombang
1411 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ulur dari ikatan O-C-O
unidentat pada permukaan CaO (Verziu dkk., 2011). Pita yang
tajam pada bilangan gelombang 875 cm-1 menunjukkan adanya
vibrasi ulur dari gugus karbonat. Oleh karena kelima sampel
CaOMgO menunjukkan adanya gugus karbonat dan hidroksil,
maka sampel oksida campuran CaOMgO mudah mengalami
proses karbonasi dan hidrasi ketika berinteraksi dengan udara
(Granados dkk., 2007).
Gambar 3.3 Spektra FT-IR dari sampel CM-1 (a), CM-2 (b),
CM-3 (c), CM-4 (d) dan CM-5 (e)
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan dapat disimpulan bahwa variasi
konsentrasi larutan NaOH/Na2CO3 mempengaruhi hasil
endapan CaOMgO yang diperoleh. Selain itu semakin tinggi
konsentrasi NaOH/Na2CO3, kandungan CaO semakin menurun
dan kandungan MgO semakin meningkat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 3.2 Hasil penghalusan dengan perangkat lunak Rietica
difaktogram CM-1
3.5
Spektroskopi Inframerah
Karakterisasi menggunakan spektroskopi inframerah
pada kelima sampel CaOMgO dilakukan untuk mengidentifikasi
gugus fungsi dari CaOMgO. Karakterisasi FT-IR dilakukan
pada bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Gambar 3.3
merupakan spektra FT-IR dari sampel CaOMgO dengan variasi
konsentrasi agen pengendap NaOH/Na2CO3.
Berdasarkan spektra FT-IR yang ditunjukkan pada
Gambar 3.3, terdapat beberapa pita serapan yang intens di
daerah bilangan gelombang sekitar 3640, 3470, 1400, 875 dan
400 cm-1. Pita yang tajam pada bilangan gelombang 3640 cm-1
merupakan vibrasi ulur gugus OH dari Ca(OH)2. Sementara itu,
pita lebar pada bilangan gelombang sekitar 3470 cm-1
menunjukkan adanya vibrasi ulur gugus OH dari H2O dan pita
kecil pada bilangan gelombang 1627 cm-1 menunjukkan adanya
vibrasi tekuk gugus OH dari H2O. Hal tersebut mengindikasikan
adanya air yang terabsorb pada permukaan sampel, yang
selanjutnya mengindikasikan bahwa sampel mengalami proses
hidrasi dengan cepat (Granados dkk., 2007).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang selalu memberikan ilmu, rahmat dan
kasih sayang-Nya,
2. Orang tua dan keluarga tercinta atas segala doa dan
dukungannya,
3. Semua dosen Jurusan Kimia dan staff atas segala
bimbingan dan bantuannya,
4. Semua sahabatku seperjuangan angkatan 2009 atas
segala doa, bantuan, semangat dan kerjasamanya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Alburquerque, M. C.G., Azevedo, Diana, C.S., Cavalcante
Jr, Celio,L., Santamaria-Gonzales, J., Merida-Robles, J,
M., Moreno-Tost, R ., Rodriguez-Castellon, E., JimenezLopez, A. dan Maireles-Tost, R. 2009. “Transesterification
of Ethyl Butyrate with Methanol using MgO/CaO
Catalyst”. Journal of Molecul Catalysis A: Chemical 300,
19-24
JURNAL SAINS DAN SENI Vol. x, No. x, (2013) 1-4
[2]
Chang, K.S., Song, H., Park, Yong-Sung dan Woo, JeWan. 2004. “Analysis of N2O Decomposition over Fixed
Bed Mixed Metal Oxide Catalysts Made from
Hydrotalcite-Type Precursors. 2004. Applied Catalysis A
: General 273, 223-231
[3]
Chen, Ching-Lung ., Huang, Chien-Chang.,
Trandang-Thuan . dan Chang, Jo-Shu. 2012.
“Biodiesel SynthesisVia Heteregeneous Catalysis
using Modified Strontium Oxides as the Catalysts”.
Bioresource Technology 113, 8-13
Granados, M.L., Poves, M.D.Z., Alonso, D.M.,
Mariscal, R., Galisteo, F.C., Moreno-Tost, R.,
Santamaría, J. dan Fierro, J.L.G. 2007. “Biodiesel
from Sunflower Oil by using Activated Calcium
Oxide”. Applied Catalysis B: Environmental 73,
317–326.
Limmanee,
Sasipim.,
Thikumporn,
Naree.,
Bunyakiat, K. dan Ngamcharussrivichai, C. 2013.
“Mixed Oxide of Ca, Mg and Zn as Heterogeneous
Base Catalysts for The Synthesis of Palm Kernel Oil
Methyl Esters”. Chemical Engineering Journal
225, 616-624
Ngamcharussrivichai, C., Totarat, P. dan Bunyakiat,
K. 2008. “Ca and Zn Mixed Oxide as a
Heterogeneous Base Catalyst for Transesterification
of Palm Kernel Oil”. Applied Catalysis A: General
341, 77–85
Salomao, R., Milena, L.M., Wakamatsu, M.H dan
Pandolfelli, V.C. 2011. “ HydrotalciteSynthesis Via
Co-precipitation Reactions using MgO and
Al(OH)3Precursors”. Ceramic International 37,
3063-3070
Taufiq-Yap, Y.H., Lee H.V., Yunus, R dan Juan, J.C.
2011.”Transesterifiation of Non-Edible Jatropha
Curcas Oil to Biodiesel Using Binary Ca-Mg Mixed
Oxide
Catalyst:
Effect
of
stoichometric
composition”. Chemical Engineering Journal 178,
342-347
Taufiq-Yap, Y.H., Lee, H.V., Hussein, M.Z., Yunus,
R. 2011. “Calcium-based mixed oxide catalysts for
methanolysis of Jatropha curcas oil to biodiesel”,
Biomass and Bioenergy 35, 827-834.
Umdu, Selahattin., Emin, Tuncer, dkk., 2009.
“Transesterification of Nannochloropsis Oulata
Microalga’s Lipid to Biodiesel on Al2O3Supported
CaO and Mgo Catalysts”. Bioresource Technology
100, 2828-2831
Wang, J.A., Novaro, O., Bokhimi, X, dkk. 1998.
“Characterization of The Thermal Decomposition of
Brucite Prepared by sol-gel Technique for Synthesis
of Nanocrystalline MgO”. Material Letters, 35,
317-323
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
4
Download