Kemajuan Teknologi Yang Didukung Karakter Bangsa Dikirim oleh humas3 pada 18 Juli 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 5006 Sosialisasi Kebangsaan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sebagai Jiwa Sekaligus Penentu Arah Inovasi IPTEK Nasional Kemajuan teknologi harus menyatu dengan karakter bangsa. Maksudnya, bahwa perkembangan teknologi yang ada harus diikuti dengan nilai-nilai budaya dan agama. Demikian dikatakan oleh anggota MPR RI Komisi VI bidang Ekonomi, Ir HM Lukman Edy MSi dalam Sosialisasi Kebangsaan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sebagai Jiwa Sekaligus Penentu Arah Inovasi IPTEK Nasional di gedung Inkubator Bisnis Universitas Brawijaya, Rabu (18/7). Dicontohkan oleh Lukman Edy bahwa salah satu kemajuaan teknologi yang tidak diikuti dengan karakter bangsa adalah kloning. "Pengembangan teknologi kloning tidak dikawal dengan nilai-nilai agama sehingga banyak ditentang,"katanya. Lebih lanjut dikatakan oleh Lukman Edy bahwa perkembangan teknologi sudah diatur dalam konstitusi negara Indonesia yang dikawal dengan nilai agama dan budaya. "Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan saat ini harus dikawal dengan nilai-nilai agama dan budaya yang menjadi substansi dari karakter bangsa Indonesia,"katanya menjelaskan. Lukman Edy menambahkan bahwa derasnya arus informasi dan transfer teknologi juga harus diikuti dengan filterisasi terhadap pengaruh buruk kebudayaan global. "Derasnya teknologi dan arus informasi yang memungkinkan kebudayaan global mudah masuk bisa di filter lewat kebudayaan daerah,"katanya. Dengan dimasukkannya kebudayaan daerah dalm kurikulum pendidikan, seperti muatan lokal (mulok) di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, akan semakin memperkuat kebudayaan daerah. Sementara itu, dalam sosialisasi kebangsaan empat pilar, Lukman Edy juga mengatakan bahwa pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan melalui internalisasi nilai-nilai pancasila, seperti yang tertuang pada sila ke 2 kemanusiaan yang adil dan beradab. "Dalam sila ke-2 yang berbunyi kemanusiaan adil dan beradab mengandung nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM),"katanya. Bentuk pembangunan karakter bangsa juga bisa dilihat pada sila ke 3 persatuan Indonesia yang mengandung makna nasionalisme. Sila ke3 persatuaan Indonesia didasarkan pada pemikiran sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Sumpah pemuda merupakan momentum bertemunya pemuda-pemuda yang berlatarbelakang berbeda-beda, seperti jong java, jong ambon, dan pemuda islam. "Sumpah pemuda merupakan lahirnya momentum bertemunya pemuda-pemuda menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia,"katanya. Lukman Edy juga mengatakan bahwa pada tahun ajaran baru nanti empat pilar akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. "Kalau dulu namanya Pendidikan Moral Pancasila (PMP), kemudian berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan saat ini rencanya empat pilar dalam konteks pendidikan berbangsa dan bernegara akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah mengapresiasinya,"katanya.[Oky] Artikel terkait Kedudukan TAP MPR Pasca Penetapan UU No.12 Tahun 2011