6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evolusi Sistem Informasi dalam

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Evolusi Sistem Informasi dalam Organisasi
Ward
dan
Peppard
(2002,
p23)
mengajukan
sebuah
model
untuk
menggambarkan perkembangan sistem informasi. Model ini terdiri dari tiga era
berbeda dimana peranan sistem informasi berbeda pula.
Tabel 2.1 Evolusi Sistem Informasi (Ward dan Peppard, 2002, p23)
Tahun
60-an
Era
Tujuan
Meningkatkan efisiensi dalam kegiatan
Data Processing
operasional perusahaan
70-an dan 80-an
80-an dan 90-an
Management
Meningkatkan
efektivitas
Information
dengan
System (MIS)
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
Strategic
Meningkatkan
Information
dengan
System (SIS)
melakukan bisnisnya
menyediakan
daya
merubah
manajemen
informasi
yang
saing
perusahaan
cara
perusahaan
2.2 Perlunya Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Ward dan Peppard (2002, p47) mengemukakan beberapa alasan yang
menyebabkan perlunya suatu perusahaan memiliki strategi sistem informasi dan
teknologi informasi (SI/TI) :
6
7
•
Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis.
•
Tidak terkontrolnya SI/TI yang ada.
•
Sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memungkinkan terjadinya duplikasi
data dan hilangnya keterkaitan antar sumber daya informasi.
•
Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek SI/TI
dan selalu terjadi perubahan sehingga menurunkan produktivitas.
•
Manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat.
•
Strategi SI/TI tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
•
Proyek SI/TI hanya dievaluasi pada basis keuangan semata.
Strategi SI/TI hendaknya dapat mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi
untuk menghasilakn informasi yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan manajemen.
2.3 Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Menurut Earl (Ward dan Peppard (2002, p40)), dalam membuat strategic
application kita tidak boleh hanya memfokuskan pada analisa terhadap teknologi
saja. Earl menyarankan bahwa jalur yang paling efektif untuk menghasilkan
keuntungan dari SI/TI adalah dengan mengkonsentrasikan pada pemikiran tentang
bisnis yaitu dengan menganalisa problem bisnis yang ada dan perubahan
lingkungannya, dan menyadari bahwa SI/TI adalah hanya salah satu bentuk solusi
yang ditawarkan.
8
Hal ini dikatakannya karena ia menemukan bahwa strategi SI/TI saat ini lebih
banyak mengindentifikasikan persoalan teknologi dan terminologi teknikal saja, tapi
sedikit mengidentifikasikan kebutuhan organisasi akan aplikasi dan kebutuhan
bisnis. Earl menyarankan agar strategi SI fokus dalam mengidentifikasikan
kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi (application set) dan strategi TI
fokus dalam mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan terhadap teknologi
informasi dan infrastrukturnya. Hubungan ini dapat digambarkan seperti dibawah
ini.
IS/IT Industry,
Business and
organizational
impact potential
BUSINESS STRATEGY
•
•
•
Business decisions
Objectives and direction
Change
Supports business
Directions for business
IS STRATEGY
•
•
•
Business based
Demand orientated
Application focused
Infrastructure and services
What is
required
Needs and priorities
IT STRATEGY
•
•
•
Where is the
business going
and why
Activity based
Supply orientated
Technology focused
How it can be
delivered
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
(Ward dan Peppard, 2002, p41)
9
Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis, strategi SI dan
strategi TI dalam suatu pendekatan untuk menyusun strategi sistem dan teknologi
informasi yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Untuk merencanakan
suatu strategi SI/TI terlebih dahulu perlu diketahui kondisi lingkungan, arah dan
tujuan bisnis perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan, peluang dan hambatan
bisnis yang dihadapi serta altenatif solusinya. Setelah mengetahui kondisi
lingkungan arah dan tujuan dari kegiatan bisnis perusahaan, maka kita dapat
mengevaluasi sistem informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan dan mendukung
strategi bisnis perusahaan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, selanjutnya
untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis bagi perusahaan, perlu
dilakukannya penyeleksian dan memilih secara tepat teknologi apa yang paling
sesuai untuk digunakan dalam menunjang sistem informasi tersebut.
2.4 Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Perencanaan strategis menunjukkan analisa yang komprehensif, sistematis untuk
mengembangkan rencana dari suatu aksi / kegiatan (Ward dan Peppard, 2002, p69).
Menurut McLeod (2001, p40), perencanaan strategi juga dikenal sebagai
perencanaan jangka panjang karena mengidentifikasi tujuan – tujuan yang akan
memberi perusahaan posisi yang paling menguntungkan dalam lingkungannya, serta
menentukan strategi – strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan jangka
panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi informasi
untuk mencapai tujuan perusahaan (Turban, 2003, p462).
10
Perencanaan strategis didefinisikan oleh Martin et al. (2002, p554) sebagai suatu
proses membangun kesesuaian yang cocok antara sarana – sarana organisasi dan
sumber – sumber dayanya dan perubahan pasarnya dan peluang – peluang dari
pemanfaatan teknologi.
Sistem informasi strategi adalah sistem informasi yang dapat memberi
perusahaan produk dan jasa yang kompetitif hingga dapat memberikan keunggulan
strategis atas para pesaingnya dalam pasar. Selain itu juga merupakan sistem
informasi yang menyebarkan inovasi bisnis, memperbaiki proses bisnis dan
membangun sumber daya informasi strategis untuk perusahaan (O’Brien, 2003,
p20).
Sistem informasi srategis adalah sistem - sistem yang membentuk atau
mendukung terciptanya keunggulan kompetitif perusahaan (Turban, 2003, p246).
Sistem informasi strategis adalah sistem yang mendukung dan memberikan
keunggulan kompetitif yang potensial bagi perusahaan (Thompson dan Baril, 2003,
p222).
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan atas pengertian dari perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi
informasi, yaitu suatu proses analisa yang menyeluruh dan sistematis dalam
mengimplementasikan rencana strategi SI dan TI untuk menunjang strategi bisnis
perusahaan, sehingga memberikan keunggulan jangka panjang dalam bersaing.
2.5 Pentingnya Perencanaan Strategis SI/TI
Perusahaan membutuhkan perencanaan strategis untuk pengembangan sumber
daya SI/TI dengan beberapa alasan sebagai berikut (Jogiyanto, 2005, p320).
11
1. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan strategis ini dapat menyediakan
pemahaman bersama antara ahli – ahli SI/TI dan manajer – manajer bisnis
tentang bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk menggunakan sumber
daya informasinya.
2. Membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada pihak lain dalam
organisasi.
3. Membantu manajer – manajer bisnis dan ahli – ahli SI/TI dalam membuat
keputusan mengenai bagaimana SI/TI akan diarahkan untuk membantu bisnis
perusahaan.
4. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan sumber daya
perusahaan yang ada ke proyek – proyek SI/TI yang penting dan bermanfaat bagi
perusahaan.
12
2.6 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI
Eksternal
business
enviroment
External IS/IT
enviroment
Internal IS/IT
enviroment
Internal business
enviroment
Current
application
portfolio
IS/IT
STRATEGY
PROCESS
Business IS
strategies
IS/IT
management
strategy
IT
strategy
Future application
portfolio
Gambar 2.2 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI
(Ward dan Peppard, 2002, p154)
Model kerangka kerja dari perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi
dapat dilihat pada gambar 2.2 diatas dan lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
13
a. Inputs, sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi, terdiri atas :
1) The Internal Business environment
Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang, tujuan,
sunber daya, proses, dan budaya organisasi serta nilai dari bisnis itu
sendiri.
2) The External Business environment
Sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan iklim kompetisi
dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3) The Internal IS/IT environment
Pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa sekarang ini, pengalaman
perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap
pasar, kemampuan perusahaan, sumber daya dalam perusahaan dan
infrastruktur teknologi yang digunakan. Aplikasi portfolio saat ini dari
sistem yang berjalan dan sistem yang sedang dalam pengembangan atau
belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada perusahaan.
4) The external IS/IT environment
Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang
digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan pemasok.
b. Proses perencanaan strategi SI/TI, proses dimana informasi yang
diperoleh, serta hasil analisa yang diperoleh dari inputs, akan diolah untuk
menghasilkan outputs.
14
c. Outputs, merupakan hasil dari proses yang mencakup
1) Business IS Strategy
Bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI dalam mencapai
sasaran bisnisnya. Mencakup portfolio aplikasi yang akan dikembangkan
untuk setiap unit dan model bisnis. Menjelaskan arsitektur informasi
setiap unit.
2) IT Strategy
Strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk mengatur penggunaan
teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya teknisi ahli.
3) IS/IT Management Strategy
Elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada organisasi
secara menyeluruh, memastikan konsistensi kebijakan berdasarkan
kebutuhan.
d. Future Application Portfolio. Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi
yang akan digunakan perusahaan dalam waktu ke depan, untuk
mengintegrasikan
setiap
unit
dari
perusahaan
dan
menyesuaikan
perkembangan teknologi dengan perkembangan perusahaan.
e. Current Application Portfolio, rincian mengenai aplikasi sistem informasi
yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan
kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat
dukungan aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi
persaingan dan pasar pada saat sekarang ini.
15
2.7 Teknik Analisa Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Sub bab ini akan menjabarkan teknik – teknik analisa yang digunakan dalam
perencanaan strategi SI/TI berdasarkan framework yang dikemukakan oleh Ward
dan Peppard.
2.7.1 Analisa Lingkungan Internal Bisnis
Analisa lingkungan internal bisnis dari sebuah perusahaan digunakan
untuk mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini, misi, dan visi
perusahaan, aktivitas dan proses bisnis perusahaan, sumber daya yang dimiliki
dan informasi yang dibutuhkan perusahaan. Adapun teknik – teknik analisa
yang digunakan dalam memahami kondisi situasi pada lingkungan internal
bisnis diantaranya adalah :
2.7.1.1 Analisa Rantai Nilai (Value Chain)
Menurut Michael Porter (Ward dan Peppard (2002, p 244)) value
chain analysis adalah kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang
dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan
dan mendukung produk atau jasa.
Pendekatan rantai nilai (valu chain) dibedakan menjadi dua tipe
aktivitas bisnis (Ward dan Peppard, 2002, p263):
1. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas – aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kepuasan pada pelanggan. Aktivitas – aktivitas
tersebut tidak hanya dilakukan dengan baik, tapi juga harus
16
saling berhubungan dengan efektif jika keseluruhan perfoma
bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari inbound
logistic, outbound logistics, sales & marketing dan services.
2. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Aktivitas – aktivitas yang melengkapi aktivitas utama dengan
berbagai fungsi, yaitu kelengkapan infrastruktur, menajemen
SDM, pengadaan barang dan pengembangan teknologi.
Dengan konsep rantai nilai ini Porter menjelaskan bahwa
setiap mata rantai baik yang utama maupun pendukung dapat
menambah nilai dari produk yang dihasilkan. Nilai tambah yang
dihasilkan oleh aktivitas – aktivitas tersebut merupakan harga
yang akan dibayar konsumen. Jika harga yang dibayar tersebut
lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh
aktivitas, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan atau
margin.
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Sumber Daya Manusia
M
A
R
G
I
N
Pengembangan Teknologi
Pembeli
Logistic
ke
dalam
Operasi
Logistic
keluar
Pemasaran
&
Penjualan
Pelayanan
Gambar 2.3 Rantai Nilai (Ward dan Peppard, 2002, p 265)
17
Menurut Jogiyanto (2005, p334) teknologi informasi
merupakan alat yang potensial untuk digunakan dalam
menciptakan atau menambah nilai – nilai dan teknologi
informasi dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana
peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini di
rantai nilai. Dari analisa ini dapat diketahui dan dijawab
pertanyaan – pertanyaan berikut ini :
1. Di kegiatan – kegiatan mana saja sistem informasi sudah
mempunyai peran dalam menciptakan atau menambah nilai
di rantai nilai?
2. Apakah peran sistem informasi sudah optimal atau masih
dapat ditingkatkan di kegiatan – kegiatan yang sudah
memanfaatkannya?
3. Di kegiatan – kegiatan mana saja sistem informasi masih
belum berperan menciptakan atau menambah nilai di rantai
nilai?
4. Apakah sistem informasi dapat diterapkan di kegiatan –
kegiatan yang belum memanfaatkannya?
2.7.1.2 Analisis SWOT
Menurut Pearce dan Robinson (2000, p202-204), analisis SWOT
adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi
yang efektif berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan
18
(Strength and Weaknesses) dan sumber daya eksternal suatu perusahaan
(Opportunity and Threats)
¾ Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing
dan kebutuhan dari pusat yang dilayani atau hendak dilayani
oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dibandingkan dengan pesaing.
¾ Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan
dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif
perusahaan.
Keterbatasan
dalam
fasilitas,
sumber
daya
keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan pemasaran
merupakan sumber dari kelemahan.
¾ Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan
dapat beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut
lebih banyak konsumen dibanding dengan para pesaing.
¾ Threat (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan
dari para pesaing dalam merebut konsumen.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang
sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis dalam
19
diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi
pertimbangan perusahaan
2.7.1.2.1 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor – faktor strategis
internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Interval
Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor
– faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan
Weakness perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut :
a. Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat
positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi
nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkan rata – rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
20
Contohnya,
jika
kelemahan
perusahaan
besar
sekali
dibandingkan dengan rata – rata industri, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata – rata
industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor)
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa
faktor
tertentu
dipilih
dan
bagaimana
skor
pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor – faktor strategis internalnya. Skor total
ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini
dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.7.1.2.2 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks faktor
strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi
eksternal, EFAS (External Factors Analysis Summary). Berikut ini
adalah cara – cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS)
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman).
21
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap
faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang semakin besar
diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1).
Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misal jika
nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya,
jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0
(poor)
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa
faktor
tertentu
dipilih
dan
bagaimana
skor
pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
22
bereaksi terhadap faktor – faktor strategis eksternalnya. Total
skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini
dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.7.1.2.3 Diagram SWOT
Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing – masing IFAS
dan EFAS, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot
skor tersebut ke dalam digram analisis SWOT berikut ini :
BERBAGAI
PELUANG
3
Mendukung
Strategi
Turnaround
1
Mendukung
Strategi Agresif
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL
4
Mendukung
Strategi
Defensif
2
Mendukung
Strategi
DIversifikasi
BERBAGAI
ANCAMAN
Gambar 2.4 Diagram SWOT (Rangkuti, 2006, p19)
Keterangan
Kuadran 1 : ini merupakan situasi menguntungkan, perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
23
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented
Strategy)
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan segi internal, strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi di lain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah –
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar
yang lebih baik.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
2.7.1.2.4 Matriks SWOT
Menurut
Rangkuti
(2006,
p31),
Matriks
SWOT
dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan altenatif strategis.
24
IFAS Kekuatan (Strength)
EFAS
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threats)
Kelemahan (Weakness)
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Gambar 2.5 Matriks SWOT (Rangkuti, 2006, p31)
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas
¾ Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
¾ Strategi ST
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
¾ Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
25
¾ Strategi WT
Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
2.7.1.3 Analisa Critical Success Factor (CSF)
Rockart (Ward dan Peppard, 2001, p209) mendefinisikan CSF
sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area
tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan
dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus
berjalan dengan baik dan benar’. Sehingga keberhasilan bisnis dapat
dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dari analisa CSF menurut Ward dan Peppard (2002,
p209) adalah sebagai berikut :
1. Analisa CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam
melibatkan manajemen senior dalam mengembangkan strategi
sistem informasi. Karena CSF secara keseluruhan telah berakar
pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen puncak
dalam menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan
pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
2. Analisa
CSF
menghubungkan
proyek
SI
yang
akan
diimplementasikan dengan tujuannya, dengan demikian sistem
informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan
strategi bisnis perusahaan.
26
3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat
menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang
diperlukan oleh setiap individu.
4. Dengan menyediakan suatu hubungan antara dengan kebutuhan
informasi, analisa CSF memegang peranan penting dalam
memprioritaskan investasi modal yang potensial.
5. Analisa CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi
pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan, dengan memfokuskan pada masalah – masalah tertentu
yang paling kritis.
6. Analisa CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan
analisa value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling
kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui
kegiatan – kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.
2.7.2 Analisa Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisa lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan terdiri dari
faktor – faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor
– faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor Politik, Ekonomi, Sosial
dan Teknologi (PEST). Lingkungan eksternal bisnis ini dapat memberikan
kesempatan besar dari perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi
hambatan dan ancaman untuk maju. Adapun teknik – teknik analisa yang
digunakan untuk memahami kondisi situasi pada lingkungan eksternal bisnis
diantaranya adalah :
27
2.7.2.1 Analisa Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi
(PEST)
Menurut Ward dan Peppard (2002, p70-72) analisa PEST adalah
analisa terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi
bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi.
a. Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah – masalah
hukum, serta mencakup aturan –aturan formal dan informal dari
lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contoh :
•
Kebijakan tentang pajak
•
Peraturan ketenagakerjaan
•
Peraturan daerah
•
Peraturan perdagangan
•
Stabilitas politik
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya
beli dari pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu
perusahaan. Contoh :
•
Pertumbuhan ekonomi
•
Tingkat suku bunga
•
Standar nilai tukar
•
Tingkat inflasi
•
Harga-harga produk dan jasa
28
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi
kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya
pangsa pasar yang ada. Contoh :
•
Tingkat pendidikan masyarakat
•
Tingkat pertumbuhan penduduk
•
Kondisi lingkungan sosial
•
Kondisi lingkungan kerja
•
Keselamatan dan kesejahteraan sosial
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses
bisnis. Contoh :
•
Aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi
•
Automatisasi
•
Kecepatan transfer teknologi
•
Tingkat kadaluarsa teknologi
PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau
unit organisasi. Arah analisa PEST adalah kerangka untuk menilai
sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan,
rencana
pemasaran,
atau
ide.
Dimana
analisa
ini
cukup
mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisa ini dapat diambil
suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.
29
2.7.2.2 Lima (5) Faktor Persaingan Porter
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek
persaingan di mana bisnis perusahaan berada. Akibatnya faktor – faktor
yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman –ancaman
dan kekuatan – kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisa. Michael E.Porter
mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisa
persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima
Kekuatan Bersaing (Husein Umar, 2001, p78-83). Secara lengkap aspek
atau variabel yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut
serta penjelasannya dipaparkan berikut ini.
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan
sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini
menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada
beberapa faktor penghambat (entyr barrier) pendatang baru untuk
masuk ke dalam suatu industri yaitu :
•
Skala ekonomi
•
Diferensiasi produk
•
Kecukupan modal
30
•
Biaya peralihan
•
Akses ke saluran distribusi
•
Peraturan pemerintah
2) Persaingan Diantara Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan, menurut Porter tingkat persaingan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
•
Jumlah kompetitor
•
Tingkat pertumbuhan industri
•
Karakteristik produk
•
Biaya tetap yang besar
•
Kapasitas
•
Hambatan keluar
3) Ancaman Dari Produk/Jasa Pengganti
Perusahaan – perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu
akan bersaing pula dengan produk/jasa pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang subtitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi menjadi kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost (biaya
peralihan) yang sedikit dan jika produk subtitusi itu mempunyai
31
harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi
dari produk – produk suatu industri.
4) Kekuatan Tawar – menawar Pembeli
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan
dengan kompetitornya. Kekuatan tawar pembeli akan kuat apabila
perusahaan dihadapkan pada kondisi sebagai berikut :
•
Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
•
Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
•
Switching cost pemasok adalah kecil
•
Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga
sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis
•
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga
pembeli dengan mudahnya mencari subtitusinya
.
5) Kekuatan Tawar – menawar Pemasok
Pemasok dapat memperngaruhi industri lewat kemampuan mereka
menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.
Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi:
•
Jumlah pemasok sedikit
32
•
Produk/jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
•
Tidak tersedia produk subtitusi
•
Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama dengan yang
dihasilkan perusahaan.
Potential
Entrants
Bargaining
power of
suppliers
Threat of new entrants
Industry
Competitors
Suppliers
Buyers
Rivaly Among
Exixting Firms
Bargaining
power of
buyers
Threat of substitute
products or services
Substitutes
Gambar 2.6 Lima (5) Faktor Persaingan Porter (Husein Umar, 2001, p79)
Analisa
lima
kekuatan
bersaing
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasikan peluang dan ancaman dari SI/TI bagi perusahaan,
dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut (Ward dan
Peppard, 2002, p104) :
•
Bagaimana SI/TI meningkatkan entry barrier ?
•
Bagaimana SI/TI merubah peta kompetisi ?
•
Bagaimana SI/TI membuat switching cost bagi pelanggan ?
•
Bagaimana SI/TI merubah kekuatan pemasok ?
33
•
Bagaimana SI/TI menghasilkan produk/jasa pengganti ?
2.7.3 Analisa Lingkungan Internal SI/TI
Analisa ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang
lingkungan internal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan sebagai
salah satu bentuk masukan dalam proses strategi SI/TI (Ward dan Peppard,
2002, p198).
Analisa lingkungan internal SI/TI untuk mengetahui pandangan SI/TI
terhadap bisnis ada masa sekarang ini, pengalaman perusahaan dalam bisnis,
cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap pasar, kemampuan perusahaan,
sumber daya dalam perusahaan dan infrastruktur teknologi yang digunakan.
Aplikasi portfolio saat ini dari sistem yang berjalan dan sistem yang sedang
dalam pengembangan (Ward dan Peppard, 2002, p153)
2.7.3.1 Analisa Portfolio Aplikasi Mcfarlan (Portfolio Aplikasi)
Menurut Ward dan Peppard (2002, p299) Portfolio Aplikasi
Mcfarlan digunakan untuk menilai kontribusi SI / TI secara keseluruhan
dan efeknya terhadap kesuksesan bisnis.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p299) portfolio aplikasi adalah
cara untuk membawa bersama sistem informasi yang telah ada, yang
direncanakan dan potensial untuk kemudian menilai kontribusi
bisnisnya, umunya berupa matrik dua-kali-dua, yang merupakan
metode yang sangat popular untuk menjelaskan dampak dari variabel
yang tidak berkaitan, namun saling mempengaruhi.
34
Gambar 2.7 adalah gambar dari portfolio aplikasi yang
menampilkan sebuah analisa dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik
yang ada saat ini, potensial ataupun yang masih direncanakan
STRATEGIC
HIGH POTENTIAL
Applications that are
critical to sustaining
future business strategy
Applications that may be
important in achieving
future success
Applications on which
the organization
currently depends for
success
Applications that are
valuable but not critical
to success
KEY OPERATIONAL
SUPPORT
Gambar 2.7 Portfolio Aplikasi (Ward dan Peppard, 2002, p239)
Dalam portfolio aplikasi sebuah aplikasi dapat dikategorikan
sebagai strategic, high potential, key operational, atau support
tergantung
dari
peranannya dalam mendukung
strategi bisnis
perusahaan, baik pada saat ini maupun di masa mendatang.
Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut :
•
Strategic. Adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap
keberhasilan bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi
strategis adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dengan
memberikan keunggulan bersaing. Teknologi yang digunakan
35
tidak menentukan apakah suatu aplikasi strategis atau tidak,
dampaknya pada bisnis perusahaanlah yang menentukan.
•
Key Operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan
bisnis perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa
beroperasi
dengan
normal
dan
ini
akan
mengakibatkan
menurunnya keunggulan perusahaan.
ƒ
Support, adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam
meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun
tidak memberikan keunggulan bersaing.
ƒ
High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan
peluang keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang. Tapi
masih belum terbukti.
2.7.4 Analisa Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisa ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan
dan perkembangan SI / TI diluar lingkungan perusahaan, yang memberikan
dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan
tentang peluang – peluang baru dalam penggunaan SI / TI, dan ini tidak terbatas
hanya pada peluang untuk mengimplemetasikan teknologi yang termutakhir
namun juga dapat berupa peluang untuk menggunakan teknologi yang sudah ada
dengan cara yang lebih hemat dan tepat dalam penggunaannya atau peluang
untuk menggunakan teknologi dengan cara lain yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.
36
Bagian dari analisa ini juga meliputi pengetahuan tentang SI / TI yang
digunakan oleh pihak eksternal seperti pesaing, pemasok, atau perusahaan –
perusahaan lain yang memiliki hubungan dan mempengaruhi bisnis perusahaan.
Salah satu aspek dari analisa ini adalah untuk dapat mengkategorikan elemen –
elemen yang potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat dievaluasi dan
dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisa ini adalah untuk dapat
menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI / TI
untuk digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan
strategi SI / TI (Ward dan Peppard, 2002, p203-204).
2.8 Hasil Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Hasil atau output dari sebuah proses perencanaan SI / TI adalah gabungan
dari hasil yang bersifar hard dan soft. Hasil yang bersifat hard adalah dokumen
yang mendefinisikan strategi – strategi dan rencana – rencana, dapat juga berisi
materi yang berhubungan dengan komputer, matrik – matrik, dan model analisa.
Sedangkan hasil yang bersifat soft berhubungan dengan faktor manusia seperti
standar keahlian yang dibutuhkan dan lainnya. (Ward dan Peppard, 2002, p162).
Struktur dari sebuah hasil perencanan SI / TI adalah mengacu pada
gambar 2.2 yang terdapat pada subbab 2.6 tentang model perencanaan strategis
SI / TI. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut.
2.8.1 IS Strategy
IS strategy adalah strategi yang menjelaskan bagaimana sebuah bisnis
akan memanfaatkan sistem dan teknologi informasi dalam pencapaian
37
tujuannya. Tujuan utamanya adalah untuk menghubungkan sistem dan
teknologi informasi secara jelas dan mendasar dengan strategi bisnis
perusahaan. Strategi ini mendefinisikan kebutuhan aplikasi dan kebutuhan
layanan dari manajemen dan end user yang disesuiakan dengan rencana bisnis
dan kegiatan bisnis serta disesuaikan dengan semua prioritas pengembangan
infrastruktur atau sistem aplikasi perusahaan. Tidak semua kebutuhan yang
didefinisikan mengarah pada pengembangan aplikasi baru, beberapa kebutuhan
dapat juga mengarah pada penyempurnaan sistem operasional yang sudah ada
agar menjadi lebih baik dan efektif ( Ward dan Peppard, 2002, p164).
IS strategy juga mencakup penjelasan tentang portfolio aplikasi di masa
mendatang, yang tak hanya berisi penjelasan mengenai kebutuhan – kebutuhan
sistem dan informasi, tapi juga mencakup penjelasan tentang aplikasi yang
potensial serta usulan – usulan untuk peningkatan strategi bisnis di masa yang
akan datang (Ward dan Peppard, 2002, p167).
2.8.2 IT Strategy
IT Strategy adalah strategi yang bertujuan untuk mendefinisikan
bagaimana sumber daya dan teknologi akan diperoleh, diatur, dan
dikembangkan sehingga dapat menunjang business IS strategies. Strategi ini
juga harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi saat ini
yang dapat menimbulkan peluang dan hambatan di masa yang akan datang. IS
strategy memiliki fokus pada area dimana perubahan sangat diperlukan
berdasar pada kebutuhan bisnis, atau fokus pada peluang – peluang baru yang
38
timbul karena adanya kemajuan dan perubahan pada teknologi, pengalaman
atau juga kemampuan.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p167) faktor dukungan yang
diberikan IT strategy adalah sebagai berikut :
ƒ
Manajemen portfolio aplikasi
ƒ
Organisasi dari SI / TI, mengatur sumber daya dan masalah –
masalah administrasi.
ƒ
Mengatur sumber daya informasi dan pencapaian tujuan dari
layanan informasi.
ƒ
Mengatur pengembangan aplikasi
ƒ
Mengatur teknologi
2.8.3 IS/IT Management Strategy
Adalah strategi yang mencakup keseluruhan elemen strategi yang
diterapkan pada perusahaan, strategi yang menjamin konsistensi kebijakan
yang diambil oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan sistem dan
teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut dapat
berupa struktur organisasi yang dapat mendukung sistem informasi perusahaan,
kebijakan investasi perusahaan, kebijakan yang berhubungan dengan pemasok,
kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan kebijakan akutansi
yang berkaitan dengan sistem informasi perusahaan (Ward dan Peppard, 2002,
p168 – 170).
Download