PL-BS Mar - AKSes KSEI

advertisement
P.T. MAYORA INDAH Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2012 dan
31 Desember 2011 (Diaudit) serta untuk periode tiga bulan
yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011.
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Mayora Indah Tbk dan Anak
Perusahaan Pada Tanggal 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) serta
untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 2011
LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode
tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
6
PT MAYORA INDAH Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
Catatan
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pihak berelasi
2d,2e,2g,2i,4,19,31,32
66.120.149.503
325.316.689.037
1.414.430.854.221
1.295.019.229.371
276.293.736.134
378.208.614.975
12.801.606.193
34.127.009.081
2d,2i,5,19,32
2e,31
Pihak ketiga - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp 387.936.394 pada 31 Maret 2012 dan
31 Desember 2011
Piutang lain-lain - pihak ketiga
Persediaan
2i,19,32
1.380.793.954.722
1.336.250.118.104
Uang muka pembelian
2j,6
7
287.989.548.886
453.122.120.051
Pajak dibayar dimuka
8
301.045.837.235
266.831.452.503
Biaya dibayar dimuka
2k
11.397.063.836
6.423.471.969
3.750.872.750.731
4.095.298.705.091
2q,30
2.138.373.671
2.338.589.666
2l,2n,9
2.496.291.671.526
2.038.406.656.429
301.902.765.078
463.110.680.465
620.175.183
690.901.677
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
2.800.952.985.458
2.504.546.828.237
JUMLAH ASET
6.551.825.736.189
6.599.845.533.328
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 1.310.984.769.480 pada 31 Maret 2012 dan
Rp 1.265.722.316.998 pada 31 Desember 2011
Uang muka pembelian aset tetap
Uang jaminan
10
2i,19,32
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian.
-1-
PT MAYORA INDAH Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
Catatan
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS LANCAR
Pinjaman Bank
Utang Usaha - pihak ketiga
Utang Lain-lain - pihak ketiga
Utang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Bagian pinjaman bank jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
2i,11,19,32
2d,2i,12,19,32
2i,14,19,32
2q,13,30
2i,14,19,32
525.000.000.000
890.752.366.224
25.295.552.792
15.564.604.810
58.928.346.645
525.000.000.000
1.021.695.584.273
64.286.671.182
6.327.158.707
69.247.244.079
2i,16,19,32
440.429.773.894
159.235.058.259
1.955.970.644.365
1.845.791.716.500
199.810.821.659
21.932.186.875
189.451.212.572
15.982.656.205
1.511.472.129.723
299.330.490.658
1.824.763.631.217
299.187.024.400
JUMLAH LIABILITAS TIDAK LANCAR
2.032.545.628.915
2.329.384.524.394
JUMLAH LIABILITAS
3.988.516.273.280
4.175.176.240.894
JUMLAH LIABILITAS LANCAR
LIABILITAS TIDAK LANCAR
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
Liabilitas pajak tangguhan
Pinjaman bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Utang obligasi
GOODWILL NEGATIF
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham
Modal dasar - 3.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
766.584.000 saham
Agio saham
Saldo laba
Ditentukan penggunannya
Belum ditentukan penggunaannya
Komponen ekuitas lainnya
2p,29
2q,30
2i,16,19,32
2i,17,19,32
2c,18
-
-
21
22
383.292.000.000
64.212.000.000
23
29.000.000.000
2.025.353.080.625
(123.423.159)
29.000.000.000
1.886.217.083.962
621.200.649
2.501.733.657.466
61.575.805.444
2.363.342.284.611
61.327.007.823
JUMLAH EKUITAS
2.563.309.462.910
2.424.669.292.434
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
6.551.825.736.189
6.599.845.533.328
KEPENTINGAN NON PENGENDALI
2c,20
383.292.000.000
64.212.000.000
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian.
-2-
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
Catatan
PENJUALAN BERSIH
31 Maret 2012
31 Maret 2011
Rp
Rp
2e,2o,24,31
2.566.858.424.950
1.961.054.250.032
2o,25
2.067.903.394.811
1.594.003.122.981
498.955.030.139
367.051.127.051
1.290.357.532
1.080.136.702
495.000.000
0
(232.524.042.644)
(51.237.345.800)
4.439.709.714
(6.875.000.000)
(34.070.905.792)
(2.305.021.738)
4.127.914.324
631.253.415
495.000.000
34.573.847
(173.611.708.785)
(40.715.713.777)
(11.364.949.817)
(6.875.000.000)
(29.249.408.184)
7.103.896.268
179.247.918.114
117.626.984.342
(33.713.377.167)
(6.149.746.663)
(24.784.092.650)
(471.510.664)
Beban Pajak
(39.863.123.830)
(25.255.603.314)
LABA PERIODE BERJALAN
139.384.794.284
92.371.381.028
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA BRUTO
Penghasilan bunga
Keuntungan penjualan aset tetap
Penghasilan sewa
Amortisasi goodwill negatif
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Kerugian kurs mata uang asing - bersih
Pendapatan Bagi hasil Sukuk Mudharabah
Beban bunga
Lain-lain - bersih
2e,27,31
2l,9
2e,2m,31
2c,18
2e,2o,26
2e,2o,2p,26
2d
17
28
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK
Pajak kini
Pajak Tangguhan
2q,30
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Selisih transaksi penjabaran Laporan Keuangan
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
(744.623.808)
-
(408.233.348)
-
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
138.640.170.476
91.963.147.680
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
139.135.996.663
248.797.621
90.529.171.251
1.842.209.777
139.384.794.284
92.371.381.028
138.391.372.855
248.797.621
90.120.937.903
1.842.209.777
138.640.170.476
91.963.147.680
182
118
Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
LABA PER SAHAM DASAR DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
2r
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian.
-3-
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
Saldo Laba
Modal Ditempatkan
Saldo per 1 Januari 2011
Yang telah ditentukan
Yang belum ditentukan
dan Disetor
Agio Saham
Penggunaannya
Penggunaannya
Rp
Rp
Rp
Rp
383.292.000.000
64.212.000.000
27.000.000.000
1.516.845.132.396
Cadangan
-
-
2.000.000.000
(2.000.000.000)
Selisih penjabaran mata uang
laporan
asing keuangan
-
-
-
-
Selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan
-
-
-
-
Deviden tunai
Laba Periode Berjalan
Komponen Ekuitas
Lainnya
Rp
281.123.638
-
-
-
471.027.871.566
1.991.630.256.034
48.868.726.712
Total
Ekuitas
Rp
2.040.498.982.746
-
-
-
340.077.011
340.077.011
-
340.077.011
0
0
-
-
(99.655.920.000)
-
Kepentingan
Non Pengendali
Rp
Total
Rp
(99.655.920.000)
-
-
(99.655.920.000)
471.027.871.566
12.458.281.111
483.486.152.677
Saldo per 31 Desember 2011
383.292.000.000
64.212.000.000
29.000.000.000
1.886.217.083.962
621.200.649
2.363.342.284.611
61.327.007.823
2.424.669.292.434
Saldo per 1 Januari 2012
383.292.000.000
64.212.000.000
29.000.000.000
1.886.217.083.962
621.200.649
2.363.342.284.611
61.327.007.823
2.424.669.292.434
0
0
Cadangan
-
-
Selisih penjabaran mata uang
laporan
asing keuangan
-
-
-
-
Deviden tunai
Laba Periode Berjalan
Saldo per 31 Maret 2012
-
(744.623.808)
0
383.292.000.000
64.212.000.000
-
139.135.996.663
29.000.000.000
2.025.353.080.625
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-4-
-
-
-
(744.623.808)
-
(744.623.808)
0
(123.423.159)
-
0
139.135.996.663
248.797.621
139.384.794.284
2.501.733.657.466
61.575.805.444
2.563.309.462.910
PT. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Arus Kas konsolidasian
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
31 Maret 2012
31 Maret 2011
Rp
Rp
ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI
Penerimaan Kas dari pelanggan
2.577.073.260.668
2.270.319.991.421
(2.382.102.265.970)
(2.236.880.560.111)
Pembayaran kas kepada pemasok, Kontraktor, karyawan
dan lainnya
Kas yang diperoleh dari operasi
194.970.994.697
33.439.431.310
Pembayaran beban bunga
(54.731.002.023)
(28.727.856.829)
(6.875.000.000)
(6.875.000.000)
(37.761.376.755)
(54.530.176.409)
Pembayaran pendapatan bagi hasil
Sukuk Mudharabah
Pembayaran Pajak penghasilan
Penerimaan restitusi pajak
-
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivas Operasi
95.603.615.919
844.720.044
(55.848.881.884)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penempatan investasi jangka pendek
-
Penerimaan Bunga
1.290.357.532
Penurunan (peningkatan) jaminan
Hasil penjualan aset tetap
(258.290.219)
4.433.675.367
70.726.494
-
8.376.912.553
1.309.217.163
Perolehan atas aset tetap dan uang muka aset tetap
(332.414.576.918)
(92.447.120.201)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(322.676.580.339)
(86.962.517.890)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan :
Pinjaman bank jangka pendek
-
100.000.000.000
Pembayaran :
Pinjaman bank jangka panjang
(32.573.333.337)
Pembayaran deviden
-
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(32.573.333.333)
-
(32.573.333.337)
67.426.666.667
(259.646.297.756)
(75.384.733.107)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
325.316.689.037
472.105.631.514
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
449.758.222
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
66.120.149.503
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(4.712.975.353)
392.007.923.054
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas:
Bunga pinjaman yang dikapitalisasi selama periode konstruksi
21.114.538.944
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-5-
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
1.
Umum
a.
Pendirian dan Informasi Umum
PT Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17 Pebruari 1977 dari Poppy
Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3
Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 39 tanggal 15 Mei 1990,
Tambahan
No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
terakhir dengan Akta No. 15 tanggal 27 Oktober 2008 dari Saifuddin Arief, S.H., M.H., notaris di
Tangerang, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. AHU 29391.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 Juni 2009 serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 19 Pebruari 2010, Tambahan No. 1690 tahun
2010.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan
menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual
produknya di pasar lokal dan luar negeri.
Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Perusahaan
terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak
di Tangerang dan Bekasi.
b.
Penawaran Umum Efek dan Obligasi Perusahaan
Penawaran Umum Saham
Pada tanggal 25 Mei 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum
atas 3.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dan ditawarkan seharga
Rp. 9.300 per saham kepada masyarakat dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal
4 Juli 1990.
Pada tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau
Bapepam dan LK) dengan surat No. S-1710/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas
63.000.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia.
Pada tanggal 7 Pebruari 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang
Bapepam dan LK) dengan surat no. S-219/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas
24.570.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 1994.
Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 766.584.000 saham telah
tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Mudharabah
Pada
tanggal
27
Juni
1997,
Perusahaan
mendapatkan
pernyataan
efektif
dari
Ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S-1451/PM/1997 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora
Indah I Tahun 1997 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap sebesar 14,65% per tahun dengan jumlah
keseluruhan sebesar Rp 300.000.000.000. Obligasi ini telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal
18 Juli 2004.
Pada
tanggal
27
Juni
2003,
Perusahaan
mendapatkan
pernyataan
efektif
dari
Ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S-1542/PM/2003 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora
Indah
II
Tahun
2003
Dengan
Tingkat
Suku
Bunga
Tetap
sebesar 14,00% per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 200.000.000.000. Obligasi ini telah
jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 11 Juli 2008.
-6-
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK
dengan surat No. S-3287/BL/2008 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008 Dengan
Tingkat Suku Bunga Tetap sebesar 13,75% per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp
100.000.000.000 dan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 dengan pendapatan bagi hasil
sebesar Rp 27.500.000.000 per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 200.000.000.000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh obligasi dan Sukuk Mudharabah Perusahaan sebesar Rp
300.000.000.000 telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.
c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, anak perusahaan yang dikonsolidasikan termasuk
persentase kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Tahun
Anak Perusahaan
Persentase Pemilikan
Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi)
Operasi
31 Maret 2012 dan
Komersial
31 Desember 2011
1991
100%
21.230.073.697
21.689.358.218
Domisili
Jenis Usaha
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
PT Sinar Pangan Barat (SPB)
Medan
Industri makanan olahan
PT Sinar Pangan Timur (SPT)
Surabaya
Industri makanan olahan
1992
100%
98.215.691.448
97.844.584.778
Mayora Nederland B.V.
Belanda
Jasa keuangan
1996
100%
349.295.117
334.478.900
Industri pengolahan kopi bubuk dan
instan
1990
96,23%
2.923.562.054.651
2.621.597.803.141
Industri pengolahan biji kakao
1985
92,38%
528.589.845.437
630.967.686.493
Kepemilikan langsung :
PT Torabika Eka Semesta (TES)
Tangerang
Kepemilikan tidak langsung :
Kepemililkan melalui :
PT Torabika Eka Semesta (TES)
PT Kakao Mas Gemilang (KMG)
d.
Tangerang
Dewan Komisaris, Direktur dan Karyawan
Pada tanggal 31 Maret 2012, susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa
Pemegang Saham yang diadakan tanggal 17 Juni 2011 yang didokumentasikan dalam Akta No. 16 dari
Saifuddin Arief, S.H., notaris di Tangerang, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
Komisaris Independen
:
Jogi Hendra Atmadja
Hermawan Lesmana
Gunawan Atmadja
Ramli Setiawan
Suryanto Gunawan
Direktur
Direktur Utama
Direktur
:
:
Andre Sukendra Atmadja
Hendarta Atmadja
Wardhana Atmadja
Mulyono Nurlimo
Hendrik Polisar
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang
diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari tiga orang anggota, dimana Ramli
Setiawan yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit.
- 7 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Pada tanggal 31 Maret 2012, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
Ketua
:
Anggota
:
Ramli Setiawan
Lenny Halim
Yuyun Susanty
Perusahaan telah membentuk Unit Audit Internal, dimana Hendra Kurniawan menjabat sebagai Kepala
Unit Audit Internal yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) pada tanggal 31 Maret 2012
dan 31 Maret 2011 adalah 9.023 karyawan dan 7.090 karyawan.
Jumlah gaji dan tunjangan
yang dibayar kepada komisaris dan direksi Perusahaan
masing-masing sebesar Rp 2.218.448.297 pada tanggal 31 Maret 2012 dan Rp 2.569.807.733 pada
tanggal 31 Maret 2011.
Laporan keuangan konsolidasian PT Mayora Indah Tbk dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir
31 Maret 2012 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 26 April 2012 dan
Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
2.
Iktisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat
Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran
No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik dalam Industri Manufaktur yang telah dipertegas dengan Surat Edaran No. SE03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini,
beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2012 disusun sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”
yang diterapkan sejak 1 Januari 2011. Manajemen telah mematuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan
dalam PSAK yang berlaku terhadap Perusahaan dan anak perusahaan.
Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut menimbulkan dampak signifikan terhadap penyajian dan
pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan
metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
langsung
dengan
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata
uang Rupiah (Rp), kecuali untuk Mayora Nederland B.V, anak perusahaan, yang menggunakan Euro
untuk mata uang fungsional, pelaporan dan pencatatannya sejak 1 Januari 1996. Manajemen berpendapat
bahwa pemilihan mata uang Euro sebagai mata uang pelaporan dan pencatatan adalah tepat karena
transaksi-transaksi dan akun-akun utama Mayora Nederland B.V adalah dalam mata uang Euro. Untuk
tujuan konsolidasian, akun-akun dalam laporan keuangan Mayora Nederland B.V dijabarkan kedalam
Rupiah menggunakan dasar berikut:
Akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian:
Nilai tukar yang berlaku pada tanggal terakhir transaksi (Rp 12.259 dan 11.739 per 1 Euro masingmasing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011).
- 8 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Akun-akun laba-rugi komprehensif konsolidasian:
Nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Untuk tujuan praktis, digunakan nilai tukar rata-rata
selama tahun berjalan (Rp 12.238 dan Rp 12.270 per 1 Euro masing-masing untuk tahun-tahun yang
berakhir 31 Maret 2012 dan 2011).
Laba atau rugi yang timbul dari penjabaran akun-akun laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi
disajikan sebagai “komponen ekuitas lainnya” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasian.
b.
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut :
(1) PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan keuangan, antara
lain, tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling
hapus, pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang, informasi komparatif dan konsistensi dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain,
estimasi dan pertimbangan untuk akun-akun utama, manajemen permodalan, pendapatan
komprehensif lain. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan
semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan
"pendapatan komprehensif lainnya”. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi
komprehensif, atau dua laporan yakni laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif.
Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan menyajikan laporan keuangan
konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan
laporan keuangan tanggal 31 Maret 2012.
(2) PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”,
mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang
berada dalam pengendalian Perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak-anak perusahaan,
pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan
sebagai informasi tambahan.
Sesuai dengan ketentuan PSAK No. 4, Perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada
biaya perolehan dalam Laporan Keuangan Induk Perusahaan.
(3) PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, yang mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap
segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil
keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada
segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan
mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar
yang sama seperti halnya pelaporan internal. Perusahaan dan anak perusahaan menyajikan informasi
segmen periode-periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.
(4) PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan dalam
laporan keuangan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan
keuangan.
(5) PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang
memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding
informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan
dampaknya. Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi
2010), “Kombinasi Bisnis”, yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau
setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
Sesuai
dengan
ketentuan
transisi
PSAK
No.
22
(Revisi
2010),
sejak
1 Januari 2011, maka Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan saldo goodwill
negatif yang telah diakui sebelum 1 Januari 2011 sebesar Rp 335.347.478 disesuaikan ke saldo laba
pada awal tahun buku 1 Januari 2011 (Catatan 19).
(6) PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh
entitas untuk meyakinkan bahwa nilai tercatat aset tidak melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Suatu
aset nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan apabila nilai tercatatnya melebihi nilai yang
dapat dipulihkan melalui pemakaian dan penjualan aset tersebut. Jika ini yang terjadi, maka aset
- 9 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
tersebut diturunkan nilainya dan pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui kerugian
penurunan nilai aset. Pernyataan revisi ini juga mengatur kapan entitas harus memulihkan kerugian
penurunan nilai aset yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan.
Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan
untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material
terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan:
PSAK
PSAK yang relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian namun tidak memiliki dampak
material:
(1) PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
(2) PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
(3) PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa setelah Periode Pelaporan
(4) PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan
(5) PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK yang tidak relevan:
(1) PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
(2) PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
(3) PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Takberwujud
(4) PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
(5) PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
ISAK
ISAK yang relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian namun tidak memiliki dampak
material:
ISAK yang tidak relevan:
(1) ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
(2) ISAK No. 9 (Revisi 2009), Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas
Serupa
(3) ISAK No. 10 (Revisi 2009), Program Loyalitas Pelanggan
(4) ISAK No. 11 (Revisi 2009), Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik
(5) ISAK No. 12 (Revisi 2009), Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
(6) ISAK No. 14 (Revisi 2009), Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web
c.
Prinsip Konsolidasi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan secara retrospektif menerapkan PSAK
No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk
beberapa hal sebagai berikut yang diterapkan secara prospektif, antara lain: (i) kerugian anak perusahaan
yang mengakibatkan akun kepentingan non-pengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas
anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; (v)
konsolidasi atas anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang.
- 10 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan
sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c, dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50%,
baik langsung maupun tidak langsung, kekuasaan suara di anak perusahaan atau apabila Perseroan dan
entitas anak memiliki 50% atau kurang penyertaan saham dengan hak suara, jika terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar
atau perjanjian;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau
organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara
dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum
direalisasi) telah di eliminasi.
Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan
memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian
dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan,
lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali
(KNP) (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai
saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan:
•
menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan;
•
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
•
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
•
mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
•
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
•
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba
rugi; dan
•
mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan
konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas perusahaan.
Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada anak-anak perusahaan
tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak
tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang
mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode
berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian
kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup.
d.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat
terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi
- 11 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya
perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan
pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang
dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yakni kurs tengah Bank Indonesia,
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1
1
1
1
1
1
1
1
e.
3 1 M a re t 2 0 1 2
Rp
31 Desem ber 2011
Rp
1 4 .6 7 0 , 1 1
1 2 .2 5 8 , 9 8
1 0 .1 6 7 , 8 3
9 .5 5 5 , 4 9
9 .1 8 0 , 0 0
7 .3 0 8 , 6 4
1 .4 5 8 , 4 6
1 1 1 ,7 6
1 3 .9 6 9 , 2 7
1 1 .7 3 8 , 9 9
9 .6 3 6 , 0 7
9 .2 0 2 , 6 8
9 .0 6 8 , 0 0
6 .9 7 4 , 3 3
1 .4 3 9 , 1 6
1 1 6 ,8 0
GBP
E u ro (E U R )
F ra n c S w is s (C H F )
D o la r A u s t ra lia (A U D )
D o la r A m e rik a S e rik a t (U S D )
D o la r S in g a p u ra (S G D )
Y u a n C h in a (C N Y )
Y e n J e p a n g (J P Y )
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011
Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan:
1)
langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak:
a) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan
Perusahaan;
b)
c)
memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan anak perusahaan yang memberikan pengaruh
signifikan atas Perusahaan dan anak perusahaan; atau
memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;
2)
perusahaan asosiasi;
3)
perusahaan ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer;
4)
pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau Induk Perusahaan;
5)
anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);
Kebijakan Akuntasi Sebelum 1 Januari 2011
Pihak-pihak berelasi adalah :
(1)
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau
berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies,
subsidiaries, dan fellow subsidiaries);
(2)
Perusahaan asosiasi;
(3)
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak
suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari
perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan
Perusahaan);
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan
komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;
dan
Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung
(4)
(5)
- 12 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang
tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari
Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan
kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan Perusahaan.
f.
Penggunaan Estimasi
Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang
mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi
dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama
pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
g.
Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat
likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
h.
Deposito Berjangka
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan,
atau dibatasi pencairannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat
penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.
i.
Instrumen Keuangan
Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006),
“Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 1 Januari
2010 yang disusun berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), tidak terdapat
penyesuaian transisi atas jumlah-jumlah yang sebelumnya telah dilaporkan dalam laporan keuangan
konsolidasian tanggal 31 Desember 2009.
Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2010
Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi
keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak
dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen
keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas
yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar
kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar
yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan
atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa
depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan
jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya
transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau
penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan
terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut
diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi
dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau
beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur
- 13 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai
tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak
perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam
instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk
seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan
atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah
atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari
selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai
yang tidak dapat ditagih.
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan
mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat
pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam
kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang
diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan lain-lain; dan
melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila
diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk
posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan
ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan
bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak
terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali
investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan
terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options
pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal
menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga
dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
Laba/Rugi Hari ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis
pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung
menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat
diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai
wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali jika selisih
tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat
diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian
hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau
pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan
anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
Aset Keuangan
1.
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk di
ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan di klasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk di perdagangkan apabila aset
keuangan terebut diperoleh terutama untuk tujuan di jual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai yang efektif.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat
pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan
- 14 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan
dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
b.
Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau
keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan
manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
c.
instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut
tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa
analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi
keuangan konsolidasian pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga,
sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan
persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut
telah ditetapkan.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak
memiliki aset keuangan dalam kategori ini.
1.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset
tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya
perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat
perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif.
Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kategori ini meliputi kas dan setara kas,
deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan yang dimiliki oleh Perusahaan
dan anak perusahaan.
2.
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak
perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga
jatuh tempo.
Apabila Perusahaan atau anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga
jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka
seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus
direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan
metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut
memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari
pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul
diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai
dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak
memiliki aset keuangan dalam kategori ini.
- 15 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
3.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual
atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh
dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar, dengan laba
atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya atau dianggap telah mengalami penurunan nilai, di mana pada
saat itu akumulasi laba atau rugi direklasifikasi ke laba rugi.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak
memiliki aset keuangan dalam kategori ini.
Liabilitas Keuangan
1.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari
aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika
Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam
kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan
yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
2.
Liabilitas Keuangan Lain-lain
Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak
diklasifikasikan
sebagai
liabilitas
keuangan
yang
diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika
subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak
melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah
ditetapkan.
Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan
awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau
akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kategori ini meliputi pinjaman bank jangka
pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, pinjaman bank jangka panjang
dan utang obligasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat
untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas nya secara
simultan.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah
apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
1.
Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk
- 16 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual,
baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke
dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman
yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak
termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku
bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat
pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi
atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena
suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian
atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai
selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah
pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan
tersebut.
2.
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak
dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara
nilai
tercatat
aset
keuangan
dengan
nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang
berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
3.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai
ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan
berkelanjutan.
Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung
dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya telah diakui dalam komponen laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam
komponen laba rugi. Kerugian penurunan nilai tidak boleh dipulihkan melalui komponen laba rugi.
Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.
Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah
berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai
tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam
laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat
dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui komponen
laba rugi.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
1.
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:
a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Perusahaan dan anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset
keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak
ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang
- 17 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari
aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset
keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan
tersebut.
Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari
suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial
tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih
memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan
berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian
jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang
ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar
kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan.
2.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan
atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari
pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau
terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka
pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan
awal.
Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan
awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010
Piutang Usaha
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan
piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing
akun piutang akhir tahun.
Investasi
Investasi Tersedia untuk dijual
Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga
jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau
penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui
sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan
hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian tahun berjalan.
Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode
rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan
berdasarkan metode identifikasi khusus.
Biaya Emisi Obligasi
Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto
obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium
yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.
- 18 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
j.
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya persediaan ditentukan
berdasarkan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan
usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi yang diperlukan untuk membuat
penjualan.
k.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
l.
Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan
sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan
nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan,
dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan
peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi
kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset
tetap.
Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa
manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Peralatan kantor
Kendaraan
20
5 - 10
5
5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau
perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan
sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai
suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi
tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang
dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi
serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika
ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan
dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Aset Dalam Konstruksi
Aset dalam konstruksi merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya
perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang
- 19 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah
siap digunakan sesuai tujuannya.
Biaya pinjaman merupakan bunga yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman
yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset
kualifikasikan dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya
diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan
untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
m.
Transaksi Sewa
Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan
substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada
penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi
berikut terpenuhi:
a.
Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya
memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
b.
Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam
perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam
masa sewa;
c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset
tertentu; atau
d.
Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan
penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal
pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessee
Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas
saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya. Apabila tidak terdapat keyakinan memadai
bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada
akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat aset atau masa sewa,
mana yang lebih pendek.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessor
Sewa dimana Perusahaan atau anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya
langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi
ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasian tahun berjalan selama
masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
- 20 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
n.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah
terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji
tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan (atas aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas,
aset takberwujud yang belum digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis),
maka Perusahaan dan anak perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar
aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset
tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok
aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan
mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya.
Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa
depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan model penilaian
yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode
penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang
diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat
indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada
lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan dan anak
perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam
periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk
menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini,
jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai
tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan,
seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun
sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk
mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis
selama sisa umur manfaatnya.
o.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan anak
perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi
sebelum pendapatan diakui.
Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan.
Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan (f.o.b. shipping point).
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung
terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan
dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai
bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010,
pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga
kontraktual.
- 21 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
p.
Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka
pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan
konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi
komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan
pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun.
Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban
jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban
bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika
ada) diakui pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu dan keuntungan atau kerugian
aktuarial
bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja
karyawan.
q.
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan Final
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, efektif sejak 1 Mei 2002 pajak
penghasilan untuk pendapatan sewa bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan.
Sesuai dengan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak
lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang
telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun
beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat
perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari
dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak
tangguhan.
Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan
jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini
pada perhitungan laba rugi konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau pajak yang masih
harus dibayar.
Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak
aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset
pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang dapat
dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak
pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan
langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak
tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas
- 22 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
pajak kini.
Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh
Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding ditentukan.
r.
Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar untuk tahuntahun yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sejumlah 766.584.000 saham.
s.
Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan
laporan internal komponen-komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang secara berkala dilaporkan
kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan
penilaian kinerja Perusahaan dan anak perusahaan. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan
Perusahaan dan anak perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis),
menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a)
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
b)
Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c)
Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan
penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan
segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode terdahulu. Informasi yang dilaporkan kepada
pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih
difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang
dilaporkan pada periode-periode terdahulu.
t.
Provisi
Provisi diakui jika Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum maupun
konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan
harus menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut
dapat dibuat.
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan
ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk
menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatat provisi adalah nilai kini arus kas tersebut.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka
penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima dan
jumlah penggantian dapat diukur dengan andal.
u.
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi
mengenai posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan
konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan
- 23 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
keuangan konsolidasian.
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan anak perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam
Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan
asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi
tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan
asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta
pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Pertimbangan
Pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses implementasi kebijakan akuntansi Perusahaan dan
anak perusahaan yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan:
a.
Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan
dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang
ditetapkan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat
sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2i.
b.
Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Pinjaman dan Piutang
Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut
manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman dan piutang.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan secara spesifik menelaah
apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak
tertagih).
Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor
lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau
kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang
signifikan.
Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi
berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun
yang
diidentifikasi
secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman dan piutang dihapusbukukan berdasarkan
keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara
dan tindakan telah dilaksanakan.
Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk,
dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian
penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung
pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
Nilai tercatat pinjaman diberikan dan piutang Perusahaan tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
sebagai berikut:
- 24 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Piutang lain-lain - Pihak ketiga
66.120.149.503
325.316.689.037
1.414.430.854.221
276.293.736.134
12.801.606.193
1.295.019.229.371
378.208.614.975
34.127.009.081
Jumlah Pinjaman Diberikan dan Piutang
1.769.646.346.052
2.032.671.542.464
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama mengenai estimasi ketidakpastian di masa datang dan sumber utama estimasi tersebut pada
tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai
tercatat aset dan liabilitas dalam tahun/periode buku selanjutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan
anak perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan
konsolidasian disusun.
Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi
pasar yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan. Perubahan tersebut tercermin dalam
asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:
a.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Standar
Akuntansi
Keuangan di
Indonesia mensyaratkan pengukuran
aset
keuangan
dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi
dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan
bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran
perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 20.
b.
Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap
Masa manfaat masing-masing aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan diestimasi sepanjang masa
aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut berdasarkan penelaahan kolektif
atas usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa
manfaat masing-masing aset ditinjau secara berkala dan diperbarui jika diperkirakan berbeda dari estimasi
sebelumnya karena batas pakai, usang baik secara teknis atau komersial, dan pembatasan hukum atau
lainnya atas penggunaan aset. Hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruhi oleh
perubahan dalam jumlah dan waktu pencatatan beban yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor
tersebut. Penurunan estimasi masa manfaat aset tetap akan meningkatkan beban penyusutan dan
menurunkan nilai tercatat aset tetap.
Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan.
c.
Imbalan Pasti Pasca-Kerja
Penentuan cadangan dan manfaat pasca-kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang
digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas dan imbalan tersebut. Asumsi yang digunakan
diungkapkan dalam Catatan 30 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji.
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perusahaan dan anak perusahaan diakumulasi dan diamortisasi
sepanjang masa kerja dan umumnya mempengaruhi beban yang diakui dan liabilitas yang dicatat pada
periode mendatang. Walaupun Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa asumsi yang
digunakan wajar dan dapat diandalkan, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan
dalam asumsi dapat secara material mempengaruhi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja
Perusahaan dan anak perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, cadangan
imbalan pasti pasca-kerja diungkapkan pada Catatan 30.
d.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada
laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba kena pajak
akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat digunakan. Estimasi
- 25 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan
kemungkinan terjadi dan besaran laba kena pajak di masa mendatang serta strategi perencanaan pajak
masa depan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo aset pajak tangguhan
diungkapkan pada Catatan 30.
e.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penelaahan penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi adanya penurunan nilai. Penentuan nilai wajar
aset memerlukan estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari penggunaan berkelanjutan dan
pelepasan aset tersebut. Nilai tercatat aset non-keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal
31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 2.734.087.925.823 dan
Rp 2.038.406.656.429. Tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas aset tetap yang tercatat pada laporan
keuangan konsolidasian.
4.
Kas dan Setara Kas
3 1 M a re t 2 0 1 2
Rp
Kas
Bank
P ih a k b e r e la s i ( C a t a t a n 3 2 )
P T B a n k M a y o ra - R u p ia h
P ih a k k e t ig a
R u p ia h
PT Bank
PT Bank
PT Bank
PT Bank
PT Bank
PT Bank
PT Bank
PT Bank
PT Bank
M a n d ir i ( P e r s e r o ) T b k
C IM B N ia g a T b k
O C B C In d o n e s ia
C e n t r a l A s ia T b k
A N Z In d o n e s ia
M i z u h o In d o n e s i a
P a n In d o n e s ia T b k
In t e r n a s i o n a l In d o n e s ia T b k
D B S In d o n e s ia
S u b ju m l a h
D o la r
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
A m e r i k a S e r ik a t ( C a t a t a n 3 3 )
B a n k A N Z In d o n e s ia
B a n k O C B C In d o n e s ia
B a n k P a n In d o n e s ia T b k
B a n k M a n d ir i ( P e r s e r o ) T b k
B a n k C IM B N ia g a T b k
B a n k D B S In d o n e s ia
B a n k In t e r n a s i o n a l In d o n e s ia T b k
S u b ju m l a h
E u ro (C a ta ta n 3 3 )
P T B a n k O C B C In d o n e s ia
P T B a n k C IM B N ia g a T b k
S u b ju m l a h
31 D esem ber 2011
Rp
4 .3 3 1 .2 0 6 .6 8 2
4 .4 0 3 .1 0 9 .4 5 7
1 8 .7 9 7 .5 6 6 .3 5 5
9 3 .5 0 2 .9 3 3 .0 1 7
2 .2 9 8 .7 8 3 .0 1 3
1 .5 7 4 .6 4 0 .0 5 7
9 2 8 .4 5 1 .2 5 4
8 5 7 .3 5 1 .7 1 6
5 8 6 .4 4 3 .0 8 6
5 3 8 .8 1 3 .7 5 5
5 1 4 .1 3 1 .4 5 1
3 2 8 .5 8 2 .1 2 6
1 0 .1 5 9 .0 0 7
6 0 .0 3 0 .6 1 3 .1 4 1
9 .2 7 6 .8 1 9 .7 5 7
2 .8 9 5 .0 7 3 .4 0 5
1 .9 7 2 .1 2 6 .4 0 3
8 2 7 .5 9 2 .9 2 4
1 .2 2 9 .7 2 8 .4 9 4
4 1 2 .2 6 6 .1 2 7
1 .5 5 9 .9 1 9 .5 1 5
1 0 .1 5 9 .7 6 6
7 .6 3 7 .3 5 5 .4 6 5
7 8 .2 1 4 .2 9 9 .5 3 2
2 3 .1 8 8 .0 5 8 .7 9 0
8 .8 1 4 .6 3 6 .1 8 8
2 .3 2 2 .8 2 1 .3 6 7
1 8 7 .5 0 4 .7 1 3
1 2 1 .6 9 3 .8 4 4
1 0 4 .5 1 1 .2 7 1
5 .0 7 2 .3 1 7
1 .1 5 6 .1 3 6 .6 3 0
5 3 .9 9 1 .4 9 1 .2 6 6
1 .6 1 1 .5 8 3 .6 4 0
7 4 3 .5 0 5 .7 2 3
1 2 2 .1 4 0 .9 7 2
1 0 3 .2 4 8 .2 4 8
5 .1 6 4 .5 8 9
3 4 .7 4 4 .2 9 8 .4 9 0
5 7 .7 3 3 .2 7 1 .0 6 8
5 7 7 .4 1 1 .7 6 3
3 2 .3 1 0 .7 4 8
1 .0 9 7 .5 8 6 .4 0 8
3 1 .0 1 0 .6 5 5
6 0 9 .7 2 2 .5 1 1
1 .1 2 8 .5 9 7 .0 6 3
6 1 .7 8 8 .9 4 2 .8 2 1
2 3 0 .5 7 9 .1 0 0 .6 8 0
D e p o s ito b e rja n g k a
P ih a k b e r e la s i ( C a t a t a n 3 2 )
P T B a n k M a y o ra - R u p ia h
-
9 0 .3 3 4 .4 7 8 .9 0 0
J u m la h d e p o s it o b e r ja n g k a
-
9 0 .3 3 4 .4 7 8 .9 0 0
6 6 .1 2 0 .1 4 9 .5 0 3
3 2 5 .3 1 6 .6 8 9 .0 3 7
J u m la h K a s d i b a n k
J u m la h
T in g k a t b u n g a d e p o s i t o b e r j a n g k a p e r t a h u n
R u p ia h
- 26 -
-
7 ,2 5 %
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Rekening Koran dan deposito berjangka pada PT Bank Mayora, pihak berelasi, dilakukan pada tingkat suku
bunga dan syarat-syarat seperti halnya penempatan pada bank pihak ketiga (Catatan 31).
5.
Piutang Usaha
31 Maret 2012
Rp
a. Berdasarkan Pelanggan
Pihak berelasi (Catatan 31)
PT Inbisco Niagatam a Semesta
Pihak ketiga
Pelanggan dalam negeri
Pelanggan luar negeri
Jum lah piutang pihak ketiga
Jum lah
1.414.430.854.221
1.295.019.229.371
1.125.452.592
275.556.219.936
3.650.550.579
374.946.000.790
276.681.672.528
1.691.112.526.749
378.596.551.369
1.673.615.780.740
(387.936.394)
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jum lah - Bersih
b. Berdasarkan Umur
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo
1 s/d 30 hari
31 s/d 60 hari
61 s/d 90 hari
Jum lah
c. Berdasarkan Mata Uang
Rupiah
Dolar Amerika Serikat (Catatan 32)
Jum lah
31 Desember 2011
Rp
(387.936.394)
1.690.724.590.355
1.673.227.844.346
1.395.928.362.003
1.361.320.389.855
96.859.826.401
86.213.267.412
111.723.134.539
310.070.606.268
1.836.848.223
-
1.690.724.590.355
1.673.227.844.346
1.410.110.891.812
280.613.698.543
1.298.665.147.338
374.562.697.008
1.690.724.590.355
1.673.227.844.346
Perubahan dalam penyisihan piutang
ragu-ragu adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
Saldo awal tahun
Penam bahan
(387.936.394)
-
(177.936.951)
(209.999.443)
Saldo akhir tahun
(387.936.394)
(387.936.394)
Berdasarkan
evaluasi
manajemen
terhadap
kolektibilitas
saldo
masing-masing
piutang
pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang raguragu pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari
tidak tertagihnya piutang usaha tersebut .
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang
kepada pihak ketiga.
Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan.
- 27 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
6.
Persediaan
31 Maret 2012
Rp
Barang jadi (Catatan 25)
Barang dalam proses (Catatan 25)
Bahan baku
Bahan pembantu
Bahan pembungkus
Barang teknik
Jumlah
31 Desember 2011
Rp
179.621.046.550
82.926.363.035
932.911.858.264
14.781.539.216
139.082.151.397
31.470.996.260
130.942.111.041
63.847.804.415
976.859.543.842
13.853.891.375
122.412.662.013
28.334.105.418
1.380.793.954.722
1.336.250.118.104
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan tidak melebihi nilai pengganti (replacement cost)
atau nilai pemulihan aset (recoverable amount).
Tidak terdapat persedian yang dijadikan jaminan.
Persediaan
telah
diasuransikan
terhadap
risiko
kebakaran
dan
risiko
lainnya
kepada
PT Asuransi MSIG Indonesia dan PT Sompo Japan Insurance Indonesia, pihak ketiga dengan jumlah
pertanggungan sebesar US$ 130.161.250 pada tanggal 31 Maret 2012 sedangkan untuk tanggal 31 Desember
2011, persediaan diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah
pertanggungan sebesar US$ 122.584.961. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi
adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin dialami Perusahaan dan anak perusahaan.
7.
Uang Muka Pembelian
Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian bahan baku dan bahan pembungkus.
8.
Pajak Dibayar Dimuka
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
Pajak Penghasilan pasal 22
Pajak Penghasilan pasal 25
Pajak Penghasilan pasal 28a
Pajak Pertambahan Nilai
4.798.452.635
8.379.304.000
55.297.806.860
232.570.273.740
55.297.806.860
211.533.645.643
Jumlah
301.045.837.235
266.831.452.503
Pada tanggal 14 Januari 2011, PT Sinar Pangan Timur, anak perusahaan, menerima Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (SKPLB) atas PPh badan No. 00009/406/09/641/11 untuk tahun fiskal tahun 2009 sebesar Rp
837.062.044. Perusahaan telah menerima pengembalian pajak tersebut pada bulan Pebruari 2011.
- 28 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
9.
Aset Tetap
1 Januari 2012
Rp
Biaya perolehan:
Tanah
188.832.758.158
Bangunan dan prasarana
405.300.189.755
Mesin dan peralatan
2.169.680.866.834
Peralatan kantor
49.325.469.034
Kendaraan
84.465.835.890
Penambahan
Rp
Perubahan selama tahun 2012
Pengurangan
Rp
Reklasifikasi
Rp
31 Maret 2012
Rp
111.161.582.908
154.280.916.188
4.965.175.629
12.047.211.071
(10.158.007.216)
(12.400.000)
(1.419.156.454)
93.636.244.821
262.941.365.266
-
188.832.758.158
610.098.017.484
2.576.745.141.072
54.278.244.663
95.093.890.507
2.897.605.119.671
282.454.885.796
(11.589.563.670)
356.577.610.087
3.525.048.051.884
45.500.757.533
361.023.096.223
406.523.853.756
91.223.876.393
141.058.269.060
232.282.145.453
3.304.128.973.427
514.737.031.249
(11.589.563.670)
-
3.807.276.441.006
Akumulasi penyusutan:
Bangunan dan prasarana
76.779.816.210
Mesin dan peralatan
1.110.367.419.430
Peralatan kantor
32.893.280.034
Kendaraan
45.681.801.325
5.366.455.391
39.455.975.570
1.501.460.294
3.231.349.045
(2.872.209.699)
(1.421.666)
(1.419.156.454)
-
82.146.271.601
1.146.951.185.301
34.393.318.662
47.493.993.916
Jumlah
1.265.722.316.999
49.555.240.300
(4.292.787.819)
-
1.310.984.769.480
Nilai Buku
2.038.406.656.428
Subjumlah
Aset dalam penyelesaian:
Bangunan
Mesin
Subjumlah
Jumlah
1 Januari 2011
Rp
Biaya perolehan:
T anah
183.664.598.158
Bangunan dan prasarana
356.153.267.447
M esin dan peralatan
1.820.176.718.122
Peralatan kantor
42.728.574.644
Kendaraan
68.423.023.966
-
(93.636.244.821)
(262.941.365.266)
(356.577.610.087)
43.088.389.105
239.140.000.017
282.228.389.122
2.496.291.671.526
Penam bahan
Rp
Perubahan selam a tahun 2011
Pengurangan
Rp
Reklasifikasi
Rp
31 Desem ber 2011
Rp
5.168.160.000
37.850.483.750
286.534.962.359
6.758.548.939
22.905.388.903
(219.334.640)
(22.818.715.641)
(161.654.549)
(6.862.576.979)
11.515.773.198
85.787.901.994
-
188.832.758.158
405.300.189.755
2.169.680.866.834
49.325.469.034
84.465.835.890
2.471.146.182.337
359.217.543.951
(30.062.281.809)
97.303.675.192
2.897.605.119.671
1.339.702.000
95.972.691.526
97.312.393.526
55.676.828.731
350.838.306.691
406.515.135.422
2.568.458.575.863
765.732.679.373
(30.062.281.809)
-
3.304.128.973.427
58.805.348.474
949.898.276.230
27.680.319.470
42.513.675.837
18.193.802.376
164.014.826.867
5.357.320.759
10.357.798.880
(219.334.640)
(3.545.683.667)
(144.360.195)
(7.189.673.392)
-
76.779.816.210
1.110.367.419.430
32.893.280.034
45.681.801.325
Jum lah
1.078.897.620.011
197.923.748.882
(11.099.051.894)
-
1.265.722.316.999
N ilai Buku
1.489.560.955.852
Subjum lah
Aset dalam penyelesaian:
Bangunan
Mesin
Subjum lah
Jum lah
Akum ulasi penyusutan:
Bangunan dan prasarana
M esin dan peralatan
Peralatan kantor
Kendaraan
-
(11.515.773.198)
(85.787.901.994)
(97.303.675.192)
45.500.757.533
361.023.096.223
406.523.853.756
2.038.406.656.429
Biaya penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
Beban pokok penjualan
Beban umum dan administrasi (Catatan 26)
47.144.126.997
2.411.113.303
43.922.618.594
1.888.391.908
Jumlah
49.555.240.300
45.811.010.502
Aset dalam penyelesaian terutama merupakan bangunan dan mesin dalam pengerjaan oleh Perusahaan dan
PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 tingkat
penyelesaian aset ini masing-masing sudah mencapai 82% dan 73%.
- 29 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Penambahan aset tetap untuk tahun 2012 dan 2011 tidak dilakukan dalam satu kali atau tidak dalam suatu
rangkaian transaksi sehingga bukan merupakan transaksi material sebagaimana yang dimaksud dalam
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011
tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Pengurangan selama tahun 2012 dan 2011 merupakan penjualan aset tetap dengan perincian sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
Harga jual
Nilai buku
8.376.912.553
7.296.775.851
1.309.217.163
677.963.748
Keuntungan atas penjualan
1.080.136.702
631.253.415
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bekasi, Tangerang, Deli
Serdang (Sumatera Utara) dan Sidoarjo (Jawa Timur) dengan hak legal berupa Hak Milik dan Hak Guna
Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 tahun dan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan
2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh
tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai.
Pada tahun 2012, beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian sebesar Rp 11.759.932.000
(Catatan 16).
Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya kepada
PT Asuransi MSIG Indonesia dan PT Sompo Japan Insurance Indonesia, pihak ketiga dengan jumlah
pertanggungan sebesar US$ 298.924.388 pada tanggal 31 Maret 2012, sedangkan pada tanggal 31 Desember
2011 diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Tokio Marine Indonesia, pihak ketiga,
dengan
jumlah
pertanggungan sebesar
US$
222.294.388
dan Rp 44.415.550.000
pada
tanggal 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Tidak terdapat aset tetap yang dijadikan jaminan.
Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset
tetap pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
10.
Uang Muka Pembelian Aset Tetap
Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk pabrik
dan gudang baru.
11.
Pinjaman Bank Jangka Pendek
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank OCBC Indonesia
300.000.000.000
150.000.000.000
75.000.000.000
300.000.000.000
150.000.000.000
75.000.000.000
Jumlah
525.000.000.000
525.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Diperoleh oleh Perusahaan
Pada tanggal 21 Nopember 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jumlah
maksimum kredit sebesar Rp 200.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar SBI 1 bulan +
2,00% per tahun. Pada bulan Desember 2010, pinjaman ini dikembalikan dengan cara penurunan baki debet,
dimana fasilitas yang ada tetap berlaku. Pinjaman ini telah diperpanjang setiap tahun sampai dengan 20
Nopember 2012. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tahun 2011, tingkat suku bunga berubah
- 30 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
menjadi 9,25% per tahun. Beban bunga dari pinjaman ini pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
adalah masing-masing adalah sebesar Rp 4.676.388.888 dan Rp 10.778.819.443 serta yang dibayarkan
masing-masing sebesar Rp 4.676.388.888 dan Rp 10.624.652.775.
Diperoleh oleh PT Torabika Eka Semesta
Pada tanggal 29 Desember 2010, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit
Modal Kerja (KMK) yang dapat diperpanjang dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 30.000.000.000 dan
fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) yang tidak dapat diperpanjang sebesar Rp 70.000.000.000. Pinjaman ini
dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,25% per tahun yang dibayarkan setiap bulan dan jatuh tempo pada
29 Desember 2012. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 jumlah pinjaman yang telah digunakan sebesar
Rp 30.000.000.000 dari KMK yang dapat diperpanjang dan dari KMK yang tidak dapat diperpanjang sebesar Rp
70.000.000.000. Beban bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp 2.357.152.777 dan Rp 490.034.722 dan telah dibayar adalah sebesar Rp 2.357.152.777 dan Rp
319.513.889.
PT Bank Central Asia Tbk
Diperoleh oleh Perusahaan
Pada tanggal 23 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jumlah
maksimum kredit sebesar Rp 150.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3
bulan+1,50% per tahun. Pada tanggal 23 Juni 2011 pinjaman ini telah digunakan seperlunya. Beban bunga dari
pinjaman ini adalah sebesar Rp 2.598.333.333 dan Rp 6.477.814.998 untuk periode yang berakhir 31 Maret
2012 dan 31 Desember 2011 serta yang dibayarkan adalah sebesar Rp 2.590.833.333 dan Rp 6.222.815.000.
Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge.
Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian pinjaman,
diantaranya pembatasan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan likuidasi, penggabungan usaha,
atau perolehan anak perusahaan, menjual atau menyewagunausahakan aset selain dalam kondisi normal
usaha, melakukan perubahan signifikan dalam susunan pemegang saham dan memberikan pinjaman.
Selain itu Perusahaan dan anak perusahaan juga diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai
berikut:
- Rasio lancar agar sama atau lebih besar dari 1x.
- Rasio EBITDA agar sama dengan beban bunga atau lebih besar dari 1,5x beban bunga.
Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi semua persyaratan rasio-rasio keuangan tersebut di atas.
PT OCBC Indonesia
Pada tanggal 1 November 2011, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit
Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 100.000.000.000 dan akan jatuh tempo dalam waktu
setahun. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,00% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan
negative pledge.
Beban bunga dari pinjaman ini adalah sebesar Rp 1.706.250.000 dan Rp 1.143.750.000 untuk periode yang
berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dan telah dibayar sebesar Rp 1.706.250.000 dan
Rp 1.031.250.000.
12.
Utang Usaha - Pihak Ketiga
Merupakan utang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu dari
pemasok pihak ketiga.
- 31 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Rincian utang usaha adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
a. Berdasarkan Pemasok
Pemasok dalam negeri
Pemasok luar negeri
31 Desember 2011
Rp
636.417.543.953
254.334.822.271
371.587.264.785
650.108.319.488
890.752.366.224
1.021.695.584.273
606.974.229.599
676.881.000.405
Mata uang asing (Catatan 33)
Dolar Amerika Serikat
Euro
Yuan China
Yen Jepang
Dolar Australia
Dolar Singapura
Poundsterling Inggris
Franc Swiss
225.758.121.932
53.990.245.789
1.868.287.260
1.281.756.217
380.741.557
370.142.199
127.775.778
1.065.894
283.890.127.457
56.492.896.843
3.855.497.803
5.803.026
566.270.891
71.942
3.915.906
Jumlah
Total
890.752.366.224
1.021.695.584.273
Jumlah
b. Berdasarkan Mata Uang
Rupiah
Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
Kurang dari atau sama dengan
1 bulan
Lebih dari 1 bulan tapi kurang
dari 3 bulan
Lebih dari 3 bulan
Jumlah
13.
31 Desember 2011
Rp
810.626.175.753
972.855.953.873
74.988.359.748
5.137.830.723
41.375.747.932
7.463.882.468
890.752.366.224
1.021.695.584.273
Utang Pajak
31 Maret 2012
Rp
Pajak final
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 29
Jumlah
-
31 Desember 2011
Rp
910.463.109
2.677.108.000
3.776.381.350
9.111.115.460
-
4.965.543.411
414.707.854
5.585.918
30.858.415
15.564.604.810
6.327.158.707
Besarnya pajak terutang Perusahaan dan anak perusahaan ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang
dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan perubahan ketiga dari ketentuan umum dan
tata cara perpajakan pada tahun 2007, batas waktu untuk pemeriksaaan atau perubahan pajak oleh kantor
pajak dikurangi dari 10 tahun menjadi 5 tahun sejak pajak tersebut menjadi terutang dan untuk tahun 2007 dan
sebelumnya, batas waktu tersebut akan berakhir pada tahun fiskal 2013.
- 32 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
14.
Biaya Masih Harus Dibayar
31 Maret 2012
Rp
15.
31 Desember 2011
Rp
Iklan dan promosi
Beban bunga utang bank
Pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah
Beban bunga obligasi
Lain-lain
26.189.425.712
21.161.535.433
1.986.111.111
993.055.556
8.598.218.833
30.775.544.358
18.661.342.997
1.986.111.111
993.055.556
16.831.190.057
Jumlah
58.928.346.645
69.247.244.079
Utang Lain-Lain - Pihak Ketiga
Akun ini merupakan uang muka penjualan ekspor dari pihak ketiga dan utang atas pembelian barang-barang
teknik dari pihak ketiga.
16.
Pinjaman Jangka Panjang
31 Maret 2012
Rp
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mizuho Indonesia
PT Bank ANZ Indonesia
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Jumlah
Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Bersih
Bagian yang akan jatuh tempo lebih
dari satu tahun
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Bersih
31 Desember 2011
Rp
580.000.000.000
500.000.000.000
350.000.000.000
300.000.000.000
208.720.000.000
580.000.000.000
500.000.000.000
350.000.000.000
300.000.000.000
221.293.333.337
20.000.000.000
40.000.000.000
1.958.720.000.000
1.991.293.333.337
442.294.117.647
161.123.921.568
(1.864.343.753)
(1.888.863.309)
440.429.773.894
159.235.058.259
1.516.425.882.353
1.830.169.411.769
(4.953.752.630)
1.511.472.129.723
(5.405.780.552)
1.824.763.631.217
PT Bank Central Asia Tbk
Pada tanggal 23 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas Investing Credit dengan jumlah maksimum
sebesar Rp 150.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 1,50 % per
tahun yang dibayarkan setiap bulan dan jatuh tempo tanggal 23 November 2015. Pinjaman ini dijamin dengan
negative pledge.
Pada tanggal 13 Juni 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas Investing Credit dengan jumlah maksimum
sebesar Rp 500.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 1,50% per
tahun yang dibayarkan setiap bulan dan jatuh tempo tanggal 13 Juni 2018. Pinjaman ini dijamin dengan
negative pledge.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah pinjaman yang telah digunakan oleh perusahaan
- 33 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
sebesar Rp 600.000.000.000. Pembayaran pokok pinjaman ini untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011
adalah sebesar Rp 20.000.000.000. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, beban bunga dari
pinjaman ini adalah masing-masing sebesar Rp 10.022.029.996 dan Rp 18.376.072.584 dan yang telah dibayar
masing-masing sebesar Rp 8.534.613.331 dan Rp 11.318.546.751.
Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember
2011 adalah sebesar Rp 8.034.597.218 dan Rp Rp 7.527.834.386 (Catatan 9).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Diperoleh oleh Perusahaan
Pada tanggal 21 November 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus dengan jumlah
maksimum kredit sebesar Rp 300.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,50% per
tahun yang dibayarkan setiap bulan. Pinjaman ini tanpa jaminan dan berjangka waktu lima tahun sampai
dengan tanggal 21 November 2013.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, beban bunga dari pinjaman ini adalah masing-masing
sebesar Rp 7.204.166.665 dan Rp 29.359.948.217 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar
Rp 7.204.166.665 dan Rp 29.458.333.333.
Diperoleh oleh PT Torabika Eka Semesta
Pada tanggal 29 Desember 2010, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 200.000.000.000 yang digunakan untuk membiayai
peningkatan kapasitas produksi dan pelunasan sebagian atau seluruh intercompany borrowing yang tidak
termasuk pembiayaan modal kerja perusahaan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,50% per
tahun dan jatuh tempo tanggal 29 Desember 2015.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, beban bunga dari pinjaman ini adalah sebesar
Rp 4.802.777.778 dan Rp 27.452.847.820 dan yang telah dibayar adalah sebesar Rp 4.802.777.778 dan
Rp 27.157.013.880.
Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember
2011 adalah sebesar Rp 4.802.777.778 dan Rp 14.253.843.042 (Catatan 9).
PT Bank Mizuho Indonesia
Pada
tanggal
13
Mei
2011,
Perusahaan
memperoleh
fasilitas
Term
Loan
dari
PT Bank Mizuho Indonesia dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 350.000.000.000 yang digunakan
untuk
membiayai
pembangunan
fasilitas
pabrik.
Pinjaman
ini
memiliki
jangka
waktu
7 tahun. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 2,00% per tahun. Pinjaman ini
dijamin dengan negative pledge.
Pada tanggal 31 Maret 2012, pokok pinjaman tersebut telah digunakan seluruhnya oleh Perusahaan. Beban
bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 5.719.767.559
dan Rp 14.268.927.774 dan telah dibayar masing-masing sebesar Rp 6.854.411.667 dan Rp 9.511.633.888.
Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember
2011 adalah sebesar Rp 3.725.334.781 dan Rp 12.492.776.663 (Catatan 9).
PT Bank ANZ Indonesia
Pada tanggal 19 Mei 2011, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit modal
kerja dari PT Bank ANZ Indonesia dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 300.000.000.000 yang
digunakan untuk membiayai modal kerja. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 5 tahun ditambah 2 tahun opsi
perpanjangan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR + 2.0% per tahun. Pinjaman ini dijamin
dengan negative pledge.
Pada tanggal 31 Maret 2012, pokok pinjaman tersebut telah digunakan seluruhnya oleh Perusahaan. Beban
bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 6.100.387.779
dan Rp 11.324.268.055 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 5.928.840.833 dan
Rp 7.343.988.889.
Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan
- 34 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 4.551.829.167 dan Rp 7.459.488.889 (Catatan 9).
Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian pinjaman,
diantaranya pembatasan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan likuidasi, penggabungan usaha,
atau perolehan anak perusahaan, menjual atau menyewagunausahakan aset selain dalam kondisi normal
usaha, melakukan perubahan signifikan dalam susunan pemegang saham dan memberikan pinjaman. Selain itu
Perusahaan dan anak perusahaan juga diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
- Rasio lancar agar sama dengan beban bunga atau lebih besar dari 1x.
- Rasio EBITDA terhadap biaya bunga agar sama dengan beban bunga atau lebih besar dari 1,5x beban
bunga.
- Rasio utang terhadap ekuitas agar tidak lebih dari 2x dimana utang meliputi pinjaman berbeban bunga.
Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi semua persyaratan rasio-rasio keuangan tersebut di atas.
PT Bank International Indonesia Tbk
Diperoleh oleh Perusahaan
Pada tanggal 13 Oktober 2010, perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus dari PT Bank
International Indonesia Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 95.000.000.000 yang digunakan untuk
menunjang modal kerja perusahaan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar SBI 1 bulan + 2,25% per
tahun yang dibayarkan setiap bulan. Pinjaman ini tanpa jaminan dan berjangka waktu lima tahun sampai
dengan tanggal 13 Oktober 2015.
Pembayaran pokok pinjaman adalah masing-masing sebesar Rp 4.217.777.778 dan Rp 16.871.111.112 pada
tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, sedangkan beban bunga dari pinjaman ini pada tanggal 31
Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 1.925.490.891 dan Rp 8.867.441.449
dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 1.931.776.325 dan Rp 8.873.885.559.
Diperoleh oleh PT Kakao Mas Gemilang
Pada tanggal 13 Oktober 2010, PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman
transaksi khusus dengan jumlah maksimum sebesar Rp 190.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku
bunga sebesar SBI 1 bulan + 2,25% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Pinjaman ini tanpa jaminan dan
berjangka waktu lima tahun sampai dengan tanggal 13 Oktober 2015.
Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar Rp 8.355.555.555 dan Rp 33.422.222.220 pada tanggal 31 Maret
2012 dan 31 Desember 2011, sedangkan beban bunga dari pinjaman ini pada tanggal 31 Maret 2012 dan
31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 3.846.310.181 dan Rp 17.694.778.692 dan yang telah
dibayar masing-masing sebesar Rp 3.856.290.428 dan Rp 17.734.699.680.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Diperoleh oleh Perusahaan
Pada tanggal 20 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga
Tbk dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 200.000.000.000 yang digunakan untuk membiayai pembelian
mesin pada tahun 2007. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 5 tahun, dengan tenggang waktu pembayaran
pokok pinjaman selama 6 bulan sejak tanggal 20 Agustus 2007 dan dibayar dalam 10 kali cicilan setiap 6 bulan.
Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 10% per tahun dan dibayar setiap triwulan dan akan jatuh
tempo pada bulan Agustus 2012. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge.
Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar Rp 20.000.000.000 dan Rp 40.000.000.000 pada tanggal
31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, sedangkan beban bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012
dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 788.888.889 dan Rp 5.605.555.555 dan yang telah
dibayar masing-masing sebesar Rp 850.000.000 dan Rp 5.750.000.000.
- 35 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
17.
Utang Obligasi
Nilai nominal
Sukuk Mudharabah I Mayora
Indah Tahun 2008
Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
200.000.000.000
100.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
Biaya emisi yang belum
diamortisasi
Bersih
(669.509.342)
299.330.490.658
(812.975.600)
299.187.024.400
Amortisasi biaya emisi obligasi pada 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 143.466.258 (Catatan 26b).
Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008
Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan obligasi rupiah senilai Rp 100.000.000.000 dengan tingkat
suku bunga tetap sebesar 13,75% per tahun atau sama dengan Rp 13.750.000.000 per tahun yang dibayarkan
secara triwulanan. Obligasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus dan berjangka waktu lima tahun yang akan
jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2013. Seluruh obligasi dijual sebesar harga nominal dan tercatat di Bursa Efek
Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai wali amanat.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Obligasi tanggal 5 November 2008, para pemegang obligasi menyetujui
penggantian wali amanat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke PT Bank Bukopin Tbk.
Untuk pelunasan pokok dan bunga obligasi di atas, Perusahaan tidak disyaratkan untuk membentuk dana
cadangan.
Beban bunga dan yang dibayarkan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 obligasi ini adalah masing-masing
sebesar Rp 3.437.500.000.
Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Pefindo tanggal 4 Mei 2011, peringkat obligasi ini adalah
idAA-.
Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008
Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 senilai Rp
200.000.000.000. Sukuk ini diterbitkan tanpa warkat dan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment)
yang mewajibkan Perusahaan untuk membayar kepada Pemegang Sukuk Mudharabah sejumlah Pendapatan
bagi hasil sebesar Rp 27.500.000.000 per tahun yang dibayar secara triwulanan. Sukuk ini berjangka waktu lima
tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2013. Seluruh Sukuk dijual dengan harga sebesar nilai
nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai wali amanat.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Sukuk tanggal 5 November 2008, para pemegang obligasi menyetujui
penggantian wali amanat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke PT Bank Bukopin Tbk.
Untuk pelunasan pokok dan bunga Sukuk di atas, Perusahaan tidak disyaratkan untuk membentuk dana
cadangan.
Pendapatan bagi hasil yang dibayarkan kepada pemegang Sukuk
Rp 6.875.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011.
Mudharabah
adalah
sebesar
Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Pefindo tanggal 4 Mei 2011, peringkat Sukuk ini adalah
idAA-(Sy).
Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa pembatasan dan kewajiban obligasi dan Sukuk
Mudharabah, diantaranya pembatasan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menjaminkan, menggadaikan
dan/atau mengangunkan baik sebagian atau seluruh harta dan/atau pendapatan, memberikan jaminan
perusahaan (corporate guarantee), memberikan piutang/pinjaman diluar transaksi normal dan menjual atau
mengalihkan seluruh aset tetap produksi, kecuali pengecualian yang disebutkan dalam perjanjian wali
amanatan, serta memenuhi beberapa rasio-rasio keuangan.
- 36 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
18.
Goodwill Negatif
Akun ini merupakan nilai tercatat goodwill negatif atas perolehan PT Kakao Mas Gemilang oleh PT Torabika
Eka Semesta, anak perusahaan, pada tahun 1994.
Dilaporkan
sebelumnya
1 Januari 2011
Rp
Penyesuaian
Transisi berdasarkan
Setelah
PSAK No.22
penyesuaian
(Revisi 2010)
1 Januari 2011
Rp
Rp
Biaya Perolehan
Goodwill negatif
2.765.907.779
(2.765.907.779)
Jumlah
2.765.907.779
(2.765.907.779)
Amortisasi dan penurunan nilai
Goodwill negatif
2.430.560.301
(2.430.560.301)
Nilai Tercatat
335.347.478
Perubahan selama tahun 2011
Penambahan Pengurangan
Rp
Rp
31 Desember 2011
Rp
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2b, jumlah tercatat
goodwill negatif sebesar
Rp 335.347.478 yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 dihentikan
pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba. Perusahaan menghentikan amortisasi
atas goodwill sejak 1 Januari 2011.
19.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan
keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas
diskonto.
Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan anak
perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
31 Maret 2012
Nilai Tercatat
Estimasi Nilai Wajar
Rp
Rp
31 Desember 2011
Nilai Tercatat
Estimasi Nilai Wajar
Rp
Rp
Aset Keuangan Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha-bersih
Piutang lain-lain
66.120.149.503
1.690.724.590.355
12.801.606.193
66.120.149.503
1.690.724.590.355
12.801.606.193
325.316.689.037
1.673.227.844.346
34.127.009.081
325.316.689.037
1.673.227.844.346
34.127.009.081
Jumlah Aset Keuangan Lancar
1.769.646.346.052
1.769.646.346.052
2.032.671.542.464
2.032.671.542.464
620.175.183
582.324.115
690.901.677
648.733.969
1.770.266.521.235
1.770.228.670.167
2.033.362.444.141
2.033.320.276.433
525.000.000.000
890.752.366.224
25.295.552.792
58.928.346.645
497.319.212.625
890.752.366.224
25.295.552.792
58.928.346.645
525.000.000.000
1.021.695.584.273
64.286.671.182
69.247.244.079
497.319.212.625
1.021.695.584.273
64.286.671.182
69.247.244.079
1.499.976.265.661
1.472.295.478.286
1.680.229.499.534
1.652.548.712.159
Aset Keuangan Tidak Lancar
Uang jaminan
Jumlah Aset Keuangan
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha
Utang lain-lain
Biaya yang masih harus dibayar
Jumlah Liabilitas Keuangan
Jangka Pendek
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang
Pinjaman bank jangka panjang
(termasuk bagian yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun)
Utang obligasi
Jumlah Liabilitas Keuangan
Jangka Panjang
1.951.901.903.617
299.330.490.658
1.951.901.903.617
256.239.981.915
1.983.998.689.476
299.187.024.400
1.983.998.689.476
256.117.168.528
2.251.232.394.275
2.208.141.885.532
2.283.185.713.876
2.240.115.858.004
Jumlah Liabilitas Keuangan
3.751.208.659.936
3.680.437.363.818
3.963.415.213.410
3.892.664.570.163
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi
atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan:
- 37 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Aset keuangan lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek
Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset keuangan
lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek telah mendekati estimasi nilai wajarnya.
Aset keuangan tidak lancar dan liabilitas keuangan jangka panjang
(1) Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variabel
Terdiri dari pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi. Nilai wajarnya ditentukan dengan
mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang
dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
(2) Aset keuangan tidak lancar lainnya
Terdiri dari uang jaminan. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang
disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan menggunakan suku bunga pasar terkini untuk
instrumen serupa.
20.
Kepentingan Nonpengendali
31 Maret 2012
Rp
a. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
kepentingan nonpengendali
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumlah
b. Laba komprehensif yang dapat diatribusikan
kepada kepentingan nonpengendali
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumlah
31 Desember 2011
Rp
48.556.166.313
13.021.335.631
46.929.184.234
14.397.823.589
61.577.501.944
61.327.007.823
776.781.593
(526.287.473)
10.132.890.500
2.325.390.611
250.494.121
12.458.281.111
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum dalam Akta Notaris Saifuddin Arief,
S.H., M.H., notaris di Tangerang, No. 04 tanggal 8 November 2010, para pemegang saham PT Kakao Mas
Gemilang, anak perusahaan, telah menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 200.000.000.000
masing-masing secara proporsional sesuai dengan komposisi kepemilikan saham kepada PT Torabika Eka
Semesta sebesar Rp 192.000.000.000 atau sebesar 96% dari persentase kepemilikan dan Rp 8.000.000.000
kepada pemilik saham nonpengendali atau 4% dari persentase kepemilikan saham dari keuntungan bersih
tahun buku 2009.
21.
Modal Saham
Susunan pemegang saham Perusahaan sesuai dengan Registrasi Biro Administrasi Efek Perusahaan dan PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
- 38 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Nama Pemegang Saham
PT Unita Branindo
Koperasi Karyawan PT Mayora
Indah Group
Pusat Pendidikan Perbekalan Dan
Angkutan Primer Koperasi
TNI Angkatan Darat
Masyarakat lainnya (masing-masing
dibawah 5%)
Jumlah
31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
Jumlah
Persentase
Jumlah Modal
Saham
Kepemilikan
Disetor
%
Rp
252.449.894
32,93
126.224.947.000
817.692
0,11
408.846.000
204.426
0,03
102.213.000
513.111.988
66,93
256.555.994.000
766.584.000
100,00
383.292.000.000
Manajemen Permodalan
Tujuan utama dari manajemen permodalan Perusahaan adalah untuk mengelola rasio permodalan Perusahaan
dan anak perusahaan tetap sehat dalam rangka mendukung usaha bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang
saham serta untuk menjaga struktur optimal permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya permodalan.
Perusahaan dan anak perusahaan mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur
modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Perusahaan dan anak perusahaan memantau
modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang
bersih terhadap jumlah modal. Struktur permodalan Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari ekuitas yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, saldo laba dan komponen ekuitas
lainnya) dan pinjaman dan utang bersih (terdiri dari pinjaman bank jangka pendek, sewa pembiayaan, pinjaman
bank jangka panjang, dan utang lain-lain kepada pihak berelasi. Perusahaan ataupun anak perusahaan tidak
diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu.
Rasio utang bersih terhadap ekuitas pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai
berikut:
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
Total pinjaman dan utang
Dikurangi: kas dan setara kas
2.776.232.394.275
66.120.149.503
2.808.185.713.876
325.316.689.037
Utang bersih
Ekuitas yang diatribusikan kepada
pemegang saham induk
Rasio pinjaman dan utang bersih
terhadap ekuitas
2.710.112.244.772
2.482.869.024.839
2.501.781.460.966
2.363.342.284.611
108,33%
105,06%
- 39 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
22.
Agio Saham
T otal
Rp
Penaw aran um um biasa
Jum lah 3.000.000 s aham dengan harga Rp 9.300
untuk nilai nom inal Rp 1.000 per lem bar s aham
Penaw aran um um terbatas
Jum lah 24.570.000 saham dengan harga Rp 13.000
untuk nilai nom inal Rp 1.000 per lem bar s aham
Kapitalisasi agio s aham ke m odal dis etor
24.
294.840.000.000
(255.528.000.000)
Agio saham
23.
24.900.000.000
64.212.000.000
Dividen Tunai dan Pencadangan Saldo Laba
a.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum dalam Akta Notaris Saifuddin
Arief, S.H., M.H., No. 16 tanggal 17 Juni 2011, notaris di Tangerang, para pemegang saham telah
menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp. 99.655.920.000 atau Rp 130 per saham serta
membentuk dana cadangan sebesar Rp 2.000.000.000 dari keuntungan bersih tahun buku 2010.
b.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum dalam Akta Notaris Saifuddin
Arief, S.H., M.H., No. 05 tanggal 18 Juni 2010, notaris di Tangerang, para pemegang saham telah
menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 76.658.400.000 atau Rp 100 per saham serta
membentuk dana cadangan sebesar Rp 2.000.000.000 dari keuntungan bersih tahun buku 2009.
Penjualan Bersih
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
Lokal
Ekspor
Retur
1.756.241.425.692
812.492.255.190
(1.875.255.932)
1.526.429.046.668
441.227.489.913
(6.602.286.549)
Jumlah
2.566.858.424.950
1.961.054.250.032
Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih dilakukan dengan PT Inbisco Niagatama Semesta,
pihak berelasi, sebesar Rp 1.748.807.993.587 (68,13%) dan Rp 1.506.205.777.835 (76,81%) masing-masing
pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Catatan 31).
- 40 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
25.
Beban Pokok Penjualan
31 Maret 2012
Rp
Bahan baku dan pembungkus
yang digunakan
Tenaga kerja langsung
Biaya produksi tidak langsung
31 Maret 2011
Rp
1.793.772.153.330
108.257.991.540
233.630.744.070
1.371.264.935.887
78.549.294.627
179.418.140.367
Jumlah Biaya Produksi
Persediaan barang dalam proses
Awal tahun
Akhir tahun (Catatan 6)
2.135.660.888.940
1.629.232.370.881
Beban Pokok Produksi
Persediaan barang jadi
Awal tahun
Sampel dan barang rusak
Akhir tahun (Catatan 6)
2.116.582.330.320
1.602.366.458.244
130.942.111.041
97.173.991.329
(179.621.046.550)
(105.537.326.592)
Beban Pokok Penjualan
2.067.903.394.811
63.847.804.415
(82.926.363.035)
19.988.774.684
(46.854.687.321)
1.594.003.122.981
Tidak terdapat pembelian kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tanggal 31
Maret 2012 dan 2011.
26.
Beban Usaha
Rincian dari beban usaha adalah sebagai berikut:
a.
Beban penjualan
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
Iklan dan promosi
Pengiriman
Gaji
Biaya Survei & Riset
Perjalanan dinas
Sewa
Barang cetakan dan alat tulis
Pajak dan perijinan
Perbaikan dan pemeliharaan
Lain-lain
180.503.251.934
28.300.519.649
11.984.807.442
4.616.847.883
3.514.244.483
1.164.169.735
647.419.987
77.318.236
70.773.949
1.644.689.346
131.759.193.308
19.601.708.460
13.484.681.289
2.347.104.300
1.880.604.059
1.264.468.409
125.872.843
1.931.833.110
306.374.443
909.868.564
Jumlah
232.524.042.644
173.611.708.785
- 41 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
b.
Beban umum dan administrasi
31 Maret 2012
Rp
27.
31 Maret 2011
Rp
Gaji
Beban imbalan pasca kerja (Catatan 29)
Pajak dan perijinan
Penyusutan (Catatan 9)
Perjalanan dinas
Sewa
Asuransi
Pemeliharaan
Jasa profesional
Sumbangan dan representasi
Barang cetakan dan alat tulis
Rapat dan publikasi
Telepon dan faksimili
Listrik, air dan gas
Amortisasi emisi obligasi (Catatan 17)
Lain-lain
24.389.953.572
10.359.609.087
2.571.706.481
2.452.764.062
1.911.517.771
1.910.042.033
1.701.958.891
1.480.417.031
1.160.028.148
887.845.128
763.309.876
378.901.486
325.244.573
246.020.142
143.466.258
554.561.261
21.285.978.661
5.861.082.193
782.813.043
1.888.391.908
1.774.537.689
1.900.934.930
1.706.155.018
1.260.933.367
1.140.494.380
410.222.233
244.356.492
281.155.529
364.205.162
203.858.446
143.466.258
1.467.128.468
Jumlah
51.237.345.800
40.715.713.777
Penghasilan Bunga
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
Deposito berjangka
Jasa giro
1.084.610.367
205.747.165
3.685.971.512
441.942.811
Jumlah
1.290.357.532
4.127.914.323
Pendapatan bunga dari PT Bank Mayora, pihak berelasi, adalah sebesar Rp 170.977.204 dan Rp 648.910.330
masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 atau sebesar 13,25% dan 15,72% pada tanggal 31
Maret 2012 dan 2011 dari jumlah pendapatan bunga deposito berjangka dan jasa giro (Catatan 32).
28.
Beban Bunga
31 Maret 2012
Rp
29.
31 Maret 2011
Rp
Beban bunga dari:
Utang obligasi (Catatan 17)
Pinjaman bank (Catatan 11 dan 16)
3.437.500.000
30.633.405.792
3.437.500.000
25.811.908.184
Jumlah
34.070.905.792
29.249.408.184
Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan dan anak perusahaan membukukan imbalan pasca-kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang
Undang ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalah pasca kerja tersebut adalah
2.967 karyawan untuk tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
Rekonsiliasi jumlah kewajiban imbalan pasti pasca-kerja pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah
sebagai berikut:
- 42 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
30.
31 Maret 2012
Rp
31 Desember 2011
Rp
Saldo Awal
Beban Tahun Berjalan
189.451.212.572
10.359.609.087
167.336.142.079
22.115.070.493
Liabilitas bersih
199.810.821.659
189.451.212.572
Pajak Penghasilan
Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
Pajak kini
Pajak tidak final
Perusahaan
Anak perusahaan
Pajak final
Jumlah
Pajak tangguhan
Jumlah
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
23.863.618.800
9.800.258.362
49.500.000
33.713.377.162
14.169.145.400
10.565.447.250
49.500.000
24.784.092.650
6.149.746.668
471.510.664
39.863.123.830
25.255.603.314
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba
kena pajak adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
Laba sebelum pajak menurut laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian
Laba sebelum pajak anak perusahaan
179.247.918.114
31.602.733.968
117.626.984.342
46.514.612.484
Laba sebelum pajak Perusahaan
147.645.184.146
71.112.371.858
Perbedaan temporer:
Penyesuaian sehubungan dengan
penerapan PSAK No. 55
Laba penjualan asset komersial & fiskal
Beban Provisi Bank
Beban imbalan pasca kerja
Perbedaan penyusutan komersial
dan fiskal
Perbedaan amortisasi komersial
dan fiskal
Jumlah
Perbedaan tetap
Sumbangan
Pajak & Perijinan Lainnya
Kenikmatan karyawan
Penghasilan bunga yang sudah dikenakan
pajak final
Denda Pajak
Biaya Manfaat Karyawan
Amortisasi Goodwill Negatif
Jumlah
Laba kena pajak Perusahaan
(78.342.547)
297.007.127
8.178.924.912
(37.351.706.770)
(206.232.779)
(29.160.350.057)
729.480.811
45.558.436
376.943.155
(3.993.841.598)
79.952.539
(3.913.889.059)
262.091.000
830.247.227
(330.746.980)
12.025.180
-
(1.442.519.819)
4.032.000.000
(34.573.847)
833.260.602
3.647.244.561
119.318.094.691
70.845.727.360
- 43 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Perhitungan beban pajak kini dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012
Rp
Beban pajak kini
Perusahaan
20% x Rp 119.318.094.691
tahun 2012
20% x Rp 70.845.727.360
tahun 2011
Jumlah
Anak perusahaan
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumlah beban pajak kini
Dikurangi pembayaran pajak di muka
Perusahaan
Anak perusahaan
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumlah
Utang pajak kini (pajak lebih bayar)
Rincian utang pajak kini (pajak lebih bayar)
Perusahaan
Anak perusahaan
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumlah
31 Maret 2011
Rp
23.863.618.800
-
-
14.169.145.400
23.863.618.800
14.169.145.400
9.800.258.362
33.663.877.162
6.478.959.250
4.086.488.000
24.734.592.650
14.752.503.340
10.616.635.828
14.143.970.997
8.834.044.000
37.730.518.337
5.103.975.335
4.086.488.000
19.807.099.163
(4.066.641.175)
4.927.493.487
9.111.115.460
3.552.509.572
(4.343.712.635)
(8.834.044.000)
1.374.983.915
-
(4.066.641.175)
4.927.493.487
- 44 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Pajak Tangguhan
Perhitungan dari aset dan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
2012
Aset (liabilitas) pajak tangguhan:
Penyisihan piutang ragu-ragu
Biaya transaksi
Pendapatan bunga
Liabilitas imbalan pasca kerja
Biaya emisi obligasi
Penyusutan aset tetap
Liabilitas pajak tangguhan
Perusahaan
Aset (liabilitas) pajak tangguhan:
anak perusahaan:
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumalh
Aset pajak tangguhan
Liabilitas pajak tangguhan
2011
Aset (liabilitas) pajak tangguhan:
Penyisihan piutang ragu-ragu
Biaya transaksi
Pendapatan bunga
Liabilitas imbalan pasca kerja
Biaya emisi obligasi
Penyusutan aset tetap
Liabilitas pajak tangguhan
Perusahaan
Aset (liabilitas) pajak tangguhan:
anak perusahaan:
PT Torabika Eka Semesta
PT Kakao Mas Gemilang
Jumalh
Aset pajak tangguhan
Liabilitas pajak tangguhan
1 Januari 2012
Rp
Dikreditkan
(dibebankan) ke
ke laporan laba rugi
komprehensif Konsolidasian
Rp
31 Maret 2012
Rp
68.902.743
(986.857.284)
1.507.142.919
26.915.607.149
(111.784.147)
1.635.784.982
(41.246.555)
68.902.743
(927.455.858)
1.507.142.919
28.551.392.131
(153.030.702)
(37.105.695.985)
(6.421.875.473)
(43.527.571.458)
(9.712.684.605)
(4.767.935.620)
(14.480.620.226)
(6.269.971.599)
(1.181.595.050)
(200.215.995)
(6.149.746.665)
(7.451.566.649)
2.138.373.671
(19.793.813.204)
2.338.589.666
(13.644.066.538)
59.401.426
2.338.589.666
2.138.373.671
(15.982.656.205)
(21.932.186.875)
1 Januari 2011
Rp
Dikreditkan
(dibebankan) ke
ke laporan laba rugi
komprehensif Konsolidasian
Rp
31 Desember 2011
Rp
24.134.962
(165.387.584)
833.771.176
22.245.333.091
(175.746.197)
44.767.781
(821.469.700)
673.371.743
4.670.274.058
63.962.050
68.902.743
(986.857.284)
1.507.142.919
26.915.607.149
(111.784.147)
(35.151.229.892)
(1.954.466.093)
(37.105.695.985)
(12.389.124.444)
2.676.439.839
(9.712.684.606)
(267.686.495)
(6.002.285.104)
77.591.334
(3.248.253.931)
(6.269.971.599)
2.338.589.666
(13.644.066.540)
2.260.998.332
(10.395.812.607)
2.260.998.331
2.338.589.666
(12.656.810.939)
(15.982.656.205)
Pada bulan Desember 2007, Pemerintah mengeluarkan aturan penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5%
dari tarif pajak penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2008 untuk perusahaan terbuka apabila
syarat-syarat tertentu mengenai komposisi pemegang saham terpenuhi. Perusahaan telah memenuhi
persyaratan-persyaratan tersebut dan karenanya telah mengaplikasikan penurunan tarif pajak dalam hitungan
pajak penghasilan kini tahun 2009 karena manajemen percaya masih dapat memenuhi syarat komposisi
pemegang saham pada saat realisasi pajak tangguhan. Dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam
- 45 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
perhitungan kewajiban pajak tangguhan pada tahun 2009 untuk Perusahaan yakni sebesar Rp 3.922.085.046.
Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak Perusahaan dengan
tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian (laba akuntansi)
Laba sebelum pajak anak perusahaan
Laba sebelum pajak Perusahaan
31 Maret 2012
Rp
31 Maret 2011
Rp
179.247.918.114
117.626.984.342
31.602.733.968
46.514.612.484
147.645.184.146
71.112.371.858
Pajak dengan tarif yang berlaku:
20% x Rp 147.645.184.146
tahun 2012
20% x Rp 71.112.371.858
tahun 2011
Jumlah
29.529.036.829
14.222.474.372
14.222.474.372
Pengaruh pajak atas perbedaan yang tidak
dapat diperhitungkan menurut fiskal
Beban pajak Perusahaan
166.652.120
29.695.688.950
(731.722.455)
13.490.751.917
Beban pajak anak perusahaan
10.117.934.880
11.715.351.398
49.500.000
49.500.000
39.863.123.830
25.255.603.315
29.529.036.829
-
Beban pajak final:
Anak perusahaan
Beban pajak
31.
Sifat Dan Transaksi dengan Pihak Berelasi
Sifat Pihak Berelasi
Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan
dan anak perusahaan yaitu PT Inbisco Niagatama Semesta, PT Bank Mayora, dan PT Unita Branindo.
Transaksi-transaksi Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain:
a.
68,13%
dan
76,81%
dari
jumlah
penjualan
bersih
atau
sebesar
Rp 1.748.807.993.587 dan Rp 1.506.205.777.835 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011,
merupakan penjualan kepada PT Inbisco Niagatama Semesta, pihak berelasi, dimana menurut
manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya dengan pihak
ketiga (Catatan 25). Pada tanggal laporan posisi keuangan, piutang usaha atas penjualan tersebut meliputi
21,62% dan 19,62% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
b.
Penempatan rekening koran dan deposito Perusahaan dan anak perusahaan pada
PT Bank Mayora dicatat dalam akun “Kas dan Setara Kas” yang meliputi 0,29% dan 2,79% dari jumlah
aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. Menurut pendapat manajemen
penempatan rekening koran dan deposito tersebut memperoleh tingkat bunga dan mempunyai syaratsyarat yang sama sebagaimana halnya penempatan pada bank-bank lain.
- 46 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
32.
c.
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi sewa menyewa dengan PT Inbisco Niagatama
Semesta. Pendapatan sewa dari PT Inbisco Niagatama Semesta dicatat sebagai “Penghasilan sewa”
dalam laporan laba rugi konsolidasian adalah sebesar Rp 495.000.000 masing-masing pada tanggal 31
Maret 2012 dan 2011.
d.
Sejak 1994, Perusahaan dan anak perusahaan menyewa ruangan kantor di Gedung Mayora dari PT Unita
Branindo. Beban penyewaan atas transaksi ini sebesar Rp 1.395.888.000 pada tanggal 31 Maret 2012
dan 2011 dicatat sebagai beban umum dan administrasi dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
e.
Perusahaan menyewakan tanah dan bangunan kepada PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan,
dengan nilai sebesar Rp 699.360.000 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. Pendapatan dan beban
sewa atas transaksi ini telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasian .
Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah
risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan
anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan
potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen
keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan
yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman bank dan utang obligasi.
Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga melalui
kombinasi utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan
suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur
untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan
perikatan utang.
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan konsolidasian
Perusahaan
dan
anak
perusahaan
yang
terkait
risiko
suku
bunga
pada
tanggal
31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 :
Rata-rata
Suku Bunga Efektif
%
Jatuh Tempo
dalam Satu Tahun
Rp
31 Maret 2012
Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
Pada Tahun ke-2
Pada Tahun ke-3
Rp
Rp
Jatuh Tempo
Pada Tahun ke-4
Rp
Jatuh Tempo
Pada Tahun ke-5
Rp
Jumlah
RP
Aset
Bunga Tetap
Kas dan setara kas
Liabilitas
Bunga Tetap
Pinjaman bank jangka pendek
Utang obligasi
Bunga Mengambang
Pinjaman bank jangka panjang
7,00% - 7,25%
66.120.149.503
-
-
-
-
66.120.149.503
JIBOR 3 months + 1,50%
and 9,00%-9,25%
13,75%
525.000.000.000
-
299.330.490.658
-
-
-
525.000.000.000
299.330.490.658
JIBOR 3 months + 1,50% - 2,00%
and 9,50% - 10,75%
440.429.773.894
471.030.421.327
220.069.626.448
599.644.273.625
1.951.901.903.604
220.727.808.309
- 47 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Rata-rata
Suku Bunga Efektif
%
Jatuh Tempo
dalam Satu Tahun
Rp
31 Desember 2011
Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
Pada Tahun ke-2
Pada Tahun ke-3
Rp
Rp
Jatuh Tempo
Pada Tahun ke-4
Rp
Jatuh Tempo
Pada Tahun ke-5
Rp
Jumlah
RP
Aset
Bunga Tetap
Kas dan setara kas
Liabilitas
Bunga Tetap
Pinjaman bank jangka pendek
Utang obligasi
Bunga Mengambang
Pinjaman bank jangka panjang
7,00% - 7,25%
320.913.579.580
-
-
-
-
320.913.579.580
JIBOR 3 months + 1,50%
and 9,00%-9,25%
13,75%
525.000.000.000
-
299.187.024.400
-
-
-
525.000.000.000
299.187.024.400
JIBOR 3 months + 1,50% - 2,00%
and 9,50% - 10,75%
159.235.058.259
270.948.028.976
437.071.654.671
646.072.750.269
1.983.998.689.474
470.671.197.298
Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen
keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang
terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan piutang usaha dan utang usaha.
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi
operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang
selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
31 Maret 2012
Mata Uang
Ekuivalen
Asing
Rp
31 Desember 2011
Mata Uang
Ekuivalen
Asing
Rp
3.784.782
49.737
30.567.941
6.366.704
96.141
41.305.988
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
USD
EUR
USD
Jumlah Aset
34.744.298.490
609.722.511
280.613.698.543
315.967.719.544
57.733.271.068
1.128.597.063
374.562.697.008
433.424.565.139
Liabilitas
Utang usaha
USD
EUR
CNY
SGD
AUD
CHF
GBP
JPY
24.592.388
4.404.139
1.281.000
50.644
39.845
105
8.710
11.468.828
Jumlah Liabilitas
Nilai Bersih Aset (Liabilitas)
225.758.121.932
53.990.245.789
1.868.287.260
370.142.199
380.741.557
1.065.894
127.775.778
1.281.756.217
31.306.807
4.812.415
2.678.992
81.194
631
406
5
-
283.890.127.457
56.492.896.843
3.855.497.803
566.270.891
5.803.026
3.915.906
71.942
-
283.778.136.626
344.814.583.868
32.189.582.918
88.609.981.271
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak
perusahaan diungkapkan pada Catatan 2d mengenai kebijakan akuntansi.
- 48 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami kerugian
yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen
berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan dan anak
perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang
memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang
secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Berikut adalah eksposur laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Maret
2012 dan 31 Desember 2011:
31 Maret 2012
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
Rp
Rp
31 Desember 2011
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
Rp
Rp
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Uang jaminan
66.120.149.503
1.690.724.590.355
12.801.606.193
620.175.183
66.120.149.503
1.690.724.590.355
12.801.606.193
620.175.183
320.913.579.580
1.673.615.780.740
34.127.009.081
690.901.677
320.913.579.580
1.673.227.844.346
34.127.009.081
690.901.677
Jumlah
1.770.266.521.235
1.770.266.521.235
2.029.347.271.078
2.028.959.334.684
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk
memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang
dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi
dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas
aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk
mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan konsolidasian berdasarkan pembayaran
kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
<= 1 tahun
Rp '000.000
1-2 tahun
Rp '000.000
31 Maret 2012
3-5 tahun
Total
Rp '000.000
Rp '000.000
Biaya transaksi
Rp '000.000
Nilai Tercatat
Rp '000.000
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Uang jaminan
66.120
1.690.725
12.802
620
-
-
66.120
1.690.725
12.802
620
-
66.120
1.690.725
12.802
620
Jumlah
1.770.267
-
-
1.769.646
-
1.769.646
-
525.000
890.752
25.296
58.928
1.951.902
299.330
Liabilitas
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha
Utang lain-lain
Biaya yang masih harus dibayar
Pinjaman bank jangka panjang
Utang obligasi
Jumlah
Selisih aset dengan liabilitas
525.000
890.752
25.296
58.928
442.294
-
222.414
299.330
1.294.012
-
525.000
890.752
25.296
58.928
1.958.720
299.330
1.942.270
521.745
1.294.012
3.758.027
(6.818)
3.751.209
(172.004)
(521.745)
(1.294.012)
(1.988.380)
(6.818)
(1.981.562)
- 49 -
(6.818)
-
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
<= 1 tahun
Rp '000.000
31 Desember 2011
3-5 tahun
Total
Rp '000.000
Rp '000.000
Biaya transaksi
Rp '000.000
Nilai Tercatat
Rp '000.000
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Uang jaminan
325.317
1.673.228
34.127
691
-
-
325.317
1.673.228
34.127
691
-
325.317
1.673.228
34.127
691
Jumlah
2.032.672
-
-
2.032.672
-
2.032.672
Liabilitas
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha
Utang lain-lain
Biaya yang masih harus dibayar
Pinjaman bank jangka panjang
Utang obligasi
525.000
1.021.695
64.287
69.247
161.124
-
472.414
299.187
1.357.755
-
525.000
1.021.695
64.287
69.247
1.991.293
299.187
-
525.000
1.021.695
64.287
69.247
1.983.999
299.187
Jumlah
1.841.353
771.601
1.357.755
3.970.709
(7.295)
3.963.415
191.319
(771.601)
(1.357.755)
(1.938.037)
(7.295)
(1.930.743)
Selisih aset dengan liabilitas
33.
1-2 tahun
Rp '000.000
(7.295)
-
Ikatan
a.
Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas berupa Sight LC, Usance LC dan Usance Payable
At Sight (UPAS) dari PT Bank OCBC Indonesia, Jakarta, dengan kredit maksimum keseluruhan sebesar
US$ 8.000.000 dan fasilitas Foreign Exchange (FX) Dealing sebesar US$ 2.000.000. Pada tahun 2010
dan 2009, fasilitas ini dijamin dengan deposito berjangka sebesar 25% dari jumlah Letter of Credit (LC)
yang dibuka dan pada tahun 2011 dijamin dengan negative pledge. Fasilitas ini digunakan untuk impor
bahan baku.
b.
Perusahaan memperoleh fasilitas Acceptance Guarantee dalam bentuk letter of credit (Sight, Usance dan
UPAS) dari
PT Bank Mizuho Indonesia dan Letter of Credit lokal (SKBDN) dengan jumlah maksimum
sebesar US$ 4.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk transaksi impor.
c.
Perusahaan dan PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Treasury Line/FX
Dealing dan Cash Loan dalam bentuk Letter of Credit (Sight, usance dan UPAS) dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar US$ 5.000.000 dan
US$
2.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu.
d.
Perusahaan dan PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening
koran ( PRK ) masing-masing sebesar Rp. 5.000.000.000 dan Rp 10.000.000.000 dari PT Bank
International Indonesia Tbk. Fasilitas ini digunakan untuk menunjang kebutuhan modal kerja.
PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, memperoleh fasilitas letter of credit (sight dan usance)
dengan jumlah maksimum US$ 5.000.000. Fasilitas ini digunakan sebagai jaminan pembayaran kepada
supplier atau untuk pembelian bahan baku.
Sampai dengan 31 Maret 2012, fasilitas-fasilitas diatas belum digunakan.
e.
Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit (sight, usance, UPAS) dari PT Bank
ANZ Indonesia dengan kredit maksimum keseluruhan sebesar US$ 32.000.000. Fasilitas ini digunakan
untuk membiayai impor bahan baku. Sampai dengan 31 Maret 2012, fasilitas ini belum digunakan.
f.
Perusahaan memperoleh fasilitas Letter of Credit Sight dengan jumlah maksimum sebesar US$
50.000.000 dari PT Bank Central Asia Tbk yang digunakan untuk jaminan pembayaran import mesin
produksi. Perusahaan juga memperoleh fasilitas forex line dengan jumlah maksimum US$ 2.000.000 yang
digunakan untuk import bahan baku. Sampai dengan 31 Maret 2012, fasilitas ini sudah digunakan.
- 50 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
34.
Informasi Segmen
Segmen Informasi Primer
Perusahaan memiliki tiga (3) segmen yang dilaporkan meliputi usaha pengolahan makanan, usaha pengolahan
kopi bubuk dan instan serta biji kakao dan usaha jasa keuangan. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan
pelaporan internal kepada pembuat keputusan operasional, yang bertanggung jawab atas alokasi sumber daya
kemasing-masing segmen yang dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut.
31 Maret 2012
Pengolahan
Makanan
Rp
Pengolahan kopi
bubuk dan instan
serta biji kakao
Rp
Lainnya
Rp
Eliminasi
Rp
Konsolidasi
Rp
PENDAPATAN
Penjualan ektern
Penjualan intern
1.262.550.007.375
16.132.225.704
1.304.308.417.575
90.851.441.139
-
(106.983.666.843)
2.566.858.424.950
-
Jumlah pendapatan
1.278.682.233.079
1.395.159.858.714
-
(106.983.666.843)
2.566.858.424.950
288.754.376.436
120.740.694.902
210.200.653.703
162.473.849.610
HASIL
Hasil segmen
Beban usaha
Laba (rugi) operasi
Beban bunga
Pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah
Penghasilan bunga
Beban lain-lain bersih
168.013.681.534
(24.612.634.222)
(6.875.000.000)
330.746.980
47.726.804.093
(9.458.271.570)
168.919.359
546.843.932
-
(546.843.932)
790.691.193
-
-
498.955.030.139
283.761.388.444
-
215.193.641.695
(34.070.905.792)
(6.875.000.000)
1.290.357.532
3.709.824.679
Laba sebelum pajak
179.247.918.114
Beban Pajak
(39.813.623.830)
Laba periode berjalan
139.434.294.284
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik ekuitas induk
Kepentingan nonpengendali
139.183.800.164
250.494.121
139.434.294.284
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen
5.216.097.095.857
2.803.871.713.792
118.771.277.205
(1.890.098.561.572)
LIABILITAS
Liabilitas segmen
2.732.641.158.292
1.771.406.137.606
19.832.400.890
(572.860.215.074)
488.349.574.388
27.623.540.173
25.899.956.560
21.763.744.972
487.500.301
167.955.155
Jumlah
Pengeluaran modal
Penyusutan
6.248.641.525.283 *)
3.951.019.481.715 **)
3.951.019.481.715
*) Tidak termasuk aset pajak tangguhan dan pajak dibayar dimuka/Excludes deferred tax assets and prepaid taxes
**) Tidak termasuk liabilitas pajak tangguhan dan utang pajak/Excludes deferred tax liabilities and taxes payable
- 51 -
-
514.737.031.249
49.555.240.300
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
31 Maret 2011
Pengolahan kopi
bubuk dan instan
serta biji kakao
Rp
Pengolahan
Makanan
Rp
Lainnya
Rp
Eliminasi
Rp
Konsolidasi
Rp
PENDAPATAN
Penjualan ektern
Penjualan intern
1.037.258.923.214
11.746.303.600
923.795.326.818
107.046.646.974
-
(118.792.950.574)
1.961.054.250.032
-
Jumlah pendapatan
1.049.005.226.814
1.030.841.973.792
-
(118.792.950.574)
1.961.054.250.032
190.177.238.027
95.454.258.619
176.873.889.024
118.873.163.943
-
94.722.979.408
(24.168.277.633)
(6.875.000.000)
2.536.075.650
58.000.725.081
(11.956.130.551)
1.591.838.674
HASIL
Hasil segmen
Beban usaha
Laba (rugi) operasi
Beban bunga
Pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah
Penghasilan bunga
Beban lain-lain bersih
-
-
367.051.127.051
214.327.422.562
-
152.723.704.488
(36.124.408.184)
(6.875.000.000)
4.127.914.324
3.774.773.713
-
-
-
-
Laba sebelum pajak
117.626.984.341
Pajak penghasilan
(25.255.603.314)
Laba periode berjalan
92.371.381.027
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik ekuitas induk
Kepentingan nonpengendali
90.529.171.250
1.842.209.777
92.371.381.027
31 Desember 2011
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen
5.154.367.933.487
2.657.488.748.124
118.924.683.402
(1.600.105.873.855)
LIABILITAS
Liabilitas segmen
2.834.939.120.042
1.600.291.395.903
19.553.782.694
(301.917.872.656)
Jumlah
6.330.675.491.159 *)
4.152.866.425.983 **)
4.152.866.425.983
Pengeluaran modal
Penyusutan
Beban non kas selain penyusutan
dan amortisasi
456.315.319.978
129.051.695.883
297.758.330.159
68.590.218.615
32.715.699.648
987.035.756
11.733.529.236
1.103.019.606
(74.500.000)
(821.185.222)
-
-
765.732.679.373
197.923.748.882
33.702.735.404
*) Tidak termasuk aset pajak tangguhan dan pajak dibayar dimuka
**) Tidak termasuk liabilitas pajak tangguhan dan utang pajak
Segmen Geografis
Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi di empat wilayah geografis utama, yaitu usaha pengolahan
makanan dan pengolahan kopi bubuk dan instant serta biji kopi di Jabodetabek, usaha pengolahan makanan di
Surabaya dan sewa di Medan, serta jasa keuangan di Belanda.
Pendistribusian pendapatan dan aset berdasarkan geografis adalah sebagai berikut:
Pasar geografis
Penjualan berdasarkan geografis
31 Maret 2012
31 Maret 2011
Rp
Rp
Indonesia
Asia
Lain-lain
1.749.813.932.670
749.396.440.854
67.648.051.426
1.506.205.777.835
441.227.489.972
13.620.982.225
Jumlah
2.566.858.424.950
1.961.054.250.032
- 52 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Nilai tercatat aset segmen
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
35.
Penambahan aset tetap
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
Jabodetabek
Surabaya
Medan
Belanda
6.129.870.248.078
97.974.659.081
20.447.323.007
349.295.117
6.211.750.807.757
97.605.052.411
20.985.152.091
334.478.900
514.737.031.249
-
753.999.150.137
11.733.529.236
-
Jumlah
6.248.641.525.283
6.330.675.491.159
514.737.031.249
765.732.679.373
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum Obligasi IV Mayora Indah Tahun 2012 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap dan Sukuk Mudharabah II
Mayora Indah Tahun 2012.
36.
Penerbitan Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian
Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi IV Mayora Indah
Tahun 2012 dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012, Perusahaan menerbitkan kembali laporan
keuangan konsolidasian pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 dan 1 Januari 2009/31Desember
2008 serta Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, dengan beberapa perubahan
dan tambahan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian untuk disesuaikan dengan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Tidak terdapat perbedaan yang material antara
laporan keuangan konsolidasian terdahulu dengan laporan keuangan konsolidasian yang diterbitkan kembali,
kecuali yang diungkapkan dalam Laporan Arus Kas Konsolidasian dan catatan 1b, 1d, 2c, 2r, 12,13 dan 32.
37.
Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif untuk periode yang
dimulai pada atau setelah
1 Januari 2012:
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012
1.
PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
2.
PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi
3.
PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap
4.
PSAK No. 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
5.
PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja
6.
PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman
7.
PSAK No. 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
8.
PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa
9.
PSAK No. 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Pertambangan Umum
10.
PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi
11.
PSAK No. 36 (Revisi 2011), Asuransi Kontrak Asuransi Jiwa
- 53 -
PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
12.
PSAK No. 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
13.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan
14.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
15.
PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham
16.
PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
17.
PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham
18.
PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
19.
PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
20.
PSAK No. 62, Kontrak Asuransi
21.
PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
22.
PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
ISAK
1.
ISAK No. 13 (2011), Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri.
2.
ISAK No. 15, PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan
Interaksinya
3.
ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa
4.
ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
5.
ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi
6.
ISAK No. 20, Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham
7.
ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa : Pengungkapan
8.
ISAK No. 23, Sewa Operasi – Insentif
9.
ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
10.
ISAK No. 25, Hak atas Tanah
11.
ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat
PPSAK
1.
PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
2.
PPSAK No. 8, Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian
3.
PPSAK No. 9, Pencabutan PSAK 5: Interprestasi atas Par. 14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan
Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual
4.
PPSAK No. 11, Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi
Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan
dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat
ditentukan.
*******
- 54 -
Download