P.T. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Diaudit) serta untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011. PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Mayora Indah Tbk dan Anak Perusahaan Pada Tanggal 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 PT MAYORA INDAH Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Rp Rp ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak berelasi 2d,2e,2g,2i,4,19,31,32 66.120.149.503 325.316.689.037 1.414.430.854.221 1.295.019.229.371 276.293.736.134 378.208.614.975 12.801.606.193 34.127.009.081 2d,2i,5,19,32 2e,31 Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 387.936.394 pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Piutang lain-lain - pihak ketiga Persediaan 2i,19,32 1.380.793.954.722 1.336.250.118.104 Uang muka pembelian 2j,6 7 287.989.548.886 453.122.120.051 Pajak dibayar dimuka 8 301.045.837.235 266.831.452.503 Biaya dibayar dimuka 2k 11.397.063.836 6.423.471.969 3.750.872.750.731 4.095.298.705.091 2q,30 2.138.373.671 2.338.589.666 2l,2n,9 2.496.291.671.526 2.038.406.656.429 301.902.765.078 463.110.680.465 620.175.183 690.901.677 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 2.800.952.985.458 2.504.546.828.237 JUMLAH ASET 6.551.825.736.189 6.599.845.533.328 JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.310.984.769.480 pada 31 Maret 2012 dan Rp 1.265.722.316.998 pada 31 Desember 2011 Uang muka pembelian aset tetap Uang jaminan 10 2i,19,32 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. -1- PT MAYORA INDAH Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Rp Rp LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LANCAR Pinjaman Bank Utang Usaha - pihak ketiga Utang Lain-lain - pihak ketiga Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Bagian pinjaman bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2i,11,19,32 2d,2i,12,19,32 2i,14,19,32 2q,13,30 2i,14,19,32 525.000.000.000 890.752.366.224 25.295.552.792 15.564.604.810 58.928.346.645 525.000.000.000 1.021.695.584.273 64.286.671.182 6.327.158.707 69.247.244.079 2i,16,19,32 440.429.773.894 159.235.058.259 1.955.970.644.365 1.845.791.716.500 199.810.821.659 21.932.186.875 189.451.212.572 15.982.656.205 1.511.472.129.723 299.330.490.658 1.824.763.631.217 299.187.024.400 JUMLAH LIABILITAS TIDAK LANCAR 2.032.545.628.915 2.329.384.524.394 JUMLAH LIABILITAS 3.988.516.273.280 4.175.176.240.894 JUMLAH LIABILITAS LANCAR LIABILITAS TIDAK LANCAR Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Liabilitas pajak tangguhan Pinjaman bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang obligasi GOODWILL NEGATIF EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 766.584.000 saham Agio saham Saldo laba Ditentukan penggunannya Belum ditentukan penggunaannya Komponen ekuitas lainnya 2p,29 2q,30 2i,16,19,32 2i,17,19,32 2c,18 - - 21 22 383.292.000.000 64.212.000.000 23 29.000.000.000 2.025.353.080.625 (123.423.159) 29.000.000.000 1.886.217.083.962 621.200.649 2.501.733.657.466 61.575.805.444 2.363.342.284.611 61.327.007.823 JUMLAH EKUITAS 2.563.309.462.910 2.424.669.292.434 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6.551.825.736.189 6.599.845.533.328 KEPENTINGAN NON PENGENDALI 2c,20 383.292.000.000 64.212.000.000 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. -2- PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Catatan PENJUALAN BERSIH 31 Maret 2012 31 Maret 2011 Rp Rp 2e,2o,24,31 2.566.858.424.950 1.961.054.250.032 2o,25 2.067.903.394.811 1.594.003.122.981 498.955.030.139 367.051.127.051 1.290.357.532 1.080.136.702 495.000.000 0 (232.524.042.644) (51.237.345.800) 4.439.709.714 (6.875.000.000) (34.070.905.792) (2.305.021.738) 4.127.914.324 631.253.415 495.000.000 34.573.847 (173.611.708.785) (40.715.713.777) (11.364.949.817) (6.875.000.000) (29.249.408.184) 7.103.896.268 179.247.918.114 117.626.984.342 (33.713.377.167) (6.149.746.663) (24.784.092.650) (471.510.664) Beban Pajak (39.863.123.830) (25.255.603.314) LABA PERIODE BERJALAN 139.384.794.284 92.371.381.028 BEBAN POKOK PENJUALAN LABA BRUTO Penghasilan bunga Keuntungan penjualan aset tetap Penghasilan sewa Amortisasi goodwill negatif Beban penjualan Beban umum dan administrasi Kerugian kurs mata uang asing - bersih Pendapatan Bagi hasil Sukuk Mudharabah Beban bunga Lain-lain - bersih 2e,27,31 2l,9 2e,2m,31 2c,18 2e,2o,26 2e,2o,2p,26 2d 17 28 LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK Pajak kini Pajak Tangguhan 2q,30 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Selisih transaksi penjabaran Laporan Keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (744.623.808) - (408.233.348) - TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 138.640.170.476 91.963.147.680 Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali 139.135.996.663 248.797.621 90.529.171.251 1.842.209.777 139.384.794.284 92.371.381.028 138.391.372.855 248.797.621 90.120.937.903 1.842.209.777 138.640.170.476 91.963.147.680 182 118 Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali LABA PER SAHAM DASAR DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2r Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. -3- PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Saldo Laba Modal Ditempatkan Saldo per 1 Januari 2011 Yang telah ditentukan Yang belum ditentukan dan Disetor Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya Rp Rp Rp Rp 383.292.000.000 64.212.000.000 27.000.000.000 1.516.845.132.396 Cadangan - - 2.000.000.000 (2.000.000.000) Selisih penjabaran mata uang laporan asing keuangan - - - - Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan - - - - Deviden tunai Laba Periode Berjalan Komponen Ekuitas Lainnya Rp 281.123.638 - - - 471.027.871.566 1.991.630.256.034 48.868.726.712 Total Ekuitas Rp 2.040.498.982.746 - - - 340.077.011 340.077.011 - 340.077.011 0 0 - - (99.655.920.000) - Kepentingan Non Pengendali Rp Total Rp (99.655.920.000) - - (99.655.920.000) 471.027.871.566 12.458.281.111 483.486.152.677 Saldo per 31 Desember 2011 383.292.000.000 64.212.000.000 29.000.000.000 1.886.217.083.962 621.200.649 2.363.342.284.611 61.327.007.823 2.424.669.292.434 Saldo per 1 Januari 2012 383.292.000.000 64.212.000.000 29.000.000.000 1.886.217.083.962 621.200.649 2.363.342.284.611 61.327.007.823 2.424.669.292.434 0 0 Cadangan - - Selisih penjabaran mata uang laporan asing keuangan - - - - Deviden tunai Laba Periode Berjalan Saldo per 31 Maret 2012 - (744.623.808) 0 383.292.000.000 64.212.000.000 - 139.135.996.663 29.000.000.000 2.025.353.080.625 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. -4- - - - (744.623.808) - (744.623.808) 0 (123.423.159) - 0 139.135.996.663 248.797.621 139.384.794.284 2.501.733.657.466 61.575.805.444 2.563.309.462.910 PT. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Arus Kas konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 31 Maret 2012 31 Maret 2011 Rp Rp ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI Penerimaan Kas dari pelanggan 2.577.073.260.668 2.270.319.991.421 (2.382.102.265.970) (2.236.880.560.111) Pembayaran kas kepada pemasok, Kontraktor, karyawan dan lainnya Kas yang diperoleh dari operasi 194.970.994.697 33.439.431.310 Pembayaran beban bunga (54.731.002.023) (28.727.856.829) (6.875.000.000) (6.875.000.000) (37.761.376.755) (54.530.176.409) Pembayaran pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah Pembayaran Pajak penghasilan Penerimaan restitusi pajak - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivas Operasi 95.603.615.919 844.720.044 (55.848.881.884) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penempatan investasi jangka pendek - Penerimaan Bunga 1.290.357.532 Penurunan (peningkatan) jaminan Hasil penjualan aset tetap (258.290.219) 4.433.675.367 70.726.494 - 8.376.912.553 1.309.217.163 Perolehan atas aset tetap dan uang muka aset tetap (332.414.576.918) (92.447.120.201) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (322.676.580.339) (86.962.517.890) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan : Pinjaman bank jangka pendek - 100.000.000.000 Pembayaran : Pinjaman bank jangka panjang (32.573.333.337) Pembayaran deviden - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (32.573.333.333) - (32.573.333.337) 67.426.666.667 (259.646.297.756) (75.384.733.107) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 325.316.689.037 472.105.631.514 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 449.758.222 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 66.120.149.503 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (4.712.975.353) 392.007.923.054 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Bunga pinjaman yang dikapitalisasi selama periode konstruksi 21.114.538.944 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. -5- PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17 Pebruari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 15 tanggal 27 Oktober 2008 dari Saifuddin Arief, S.H., M.H., notaris di Tangerang, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU 29391.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 Juni 2009 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 19 Pebruari 2010, Tambahan No. 1690 tahun 2010. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi. b. Penawaran Umum Efek dan Obligasi Perusahaan Penawaran Umum Saham Pada tanggal 25 Mei 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 3.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dan ditawarkan seharga Rp. 9.300 per saham kepada masyarakat dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Juli 1990. Pada tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK) dengan surat No. S-1710/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas 63.000.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 7 Pebruari 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan surat no. S-219/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas 24.570.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia Pada tanggal 1 Maret 1994. Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 766.584.000 saham telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Mudharabah Pada tanggal 27 Juni 1997, Perusahaan mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S-1451/PM/1997 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora Indah I Tahun 1997 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap sebesar 14,65% per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 300.000.000.000. Obligasi ini telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 18 Juli 2004. Pada tanggal 27 Juni 2003, Perusahaan mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S-1542/PM/2003 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora Indah II Tahun 2003 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap sebesar 14,00% per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 200.000.000.000. Obligasi ini telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 11 Juli 2008. -6- PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S-3287/BL/2008 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap sebesar 13,75% per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 100.000.000.000 dan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 dengan pendapatan bagi hasil sebesar Rp 27.500.000.000 per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 200.000.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh obligasi dan Sukuk Mudharabah Perusahaan sebesar Rp 300.000.000.000 telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, anak perusahaan yang dikonsolidasikan termasuk persentase kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut: Tahun Anak Perusahaan Persentase Pemilikan Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) Operasi 31 Maret 2012 dan Komersial 31 Desember 2011 1991 100% 21.230.073.697 21.689.358.218 Domisili Jenis Usaha 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp PT Sinar Pangan Barat (SPB) Medan Industri makanan olahan PT Sinar Pangan Timur (SPT) Surabaya Industri makanan olahan 1992 100% 98.215.691.448 97.844.584.778 Mayora Nederland B.V. Belanda Jasa keuangan 1996 100% 349.295.117 334.478.900 Industri pengolahan kopi bubuk dan instan 1990 96,23% 2.923.562.054.651 2.621.597.803.141 Industri pengolahan biji kakao 1985 92,38% 528.589.845.437 630.967.686.493 Kepemilikan langsung : PT Torabika Eka Semesta (TES) Tangerang Kepemilikan tidak langsung : Kepemililkan melalui : PT Torabika Eka Semesta (TES) PT Kakao Mas Gemilang (KMG) d. Tangerang Dewan Komisaris, Direktur dan Karyawan Pada tanggal 31 Maret 2012, susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan tanggal 17 Juni 2011 yang didokumentasikan dalam Akta No. 16 dari Saifuddin Arief, S.H., notaris di Tangerang, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris : : Komisaris Independen : Jogi Hendra Atmadja Hermawan Lesmana Gunawan Atmadja Ramli Setiawan Suryanto Gunawan Direktur Direktur Utama Direktur : : Andre Sukendra Atmadja Hendarta Atmadja Wardhana Atmadja Mulyono Nurlimo Hendrik Polisar Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari tiga orang anggota, dimana Ramli Setiawan yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. - 7 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Pada tanggal 31 Maret 2012, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut: Ketua : Anggota : Ramli Setiawan Lenny Halim Yuyun Susanty Perusahaan telah membentuk Unit Audit Internal, dimana Hendra Kurniawan menjabat sebagai Kepala Unit Audit Internal yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 adalah 9.023 karyawan dan 7.090 karyawan. Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar kepada komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 2.218.448.297 pada tanggal 31 Maret 2012 dan Rp 2.569.807.733 pada tanggal 31 Maret 2011. Laporan keuangan konsolidasian PT Mayora Indah Tbk dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2012 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 26 April 2012 dan Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut. 2. Iktisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Manufaktur yang telah dipertegas dengan Surat Edaran No. SE03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2012 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak 1 Januari 2011. Manajemen telah mematuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam PSAK yang berlaku terhadap Perusahaan dan anak perusahaan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut menimbulkan dampak signifikan terhadap penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. langsung dengan Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), kecuali untuk Mayora Nederland B.V, anak perusahaan, yang menggunakan Euro untuk mata uang fungsional, pelaporan dan pencatatannya sejak 1 Januari 1996. Manajemen berpendapat bahwa pemilihan mata uang Euro sebagai mata uang pelaporan dan pencatatan adalah tepat karena transaksi-transaksi dan akun-akun utama Mayora Nederland B.V adalah dalam mata uang Euro. Untuk tujuan konsolidasian, akun-akun dalam laporan keuangan Mayora Nederland B.V dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan dasar berikut: Akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian: Nilai tukar yang berlaku pada tanggal terakhir transaksi (Rp 12.259 dan 11.739 per 1 Euro masingmasing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011). - 8 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Akun-akun laba-rugi komprehensif konsolidasian: Nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Untuk tujuan praktis, digunakan nilai tukar rata-rata selama tahun berjalan (Rp 12.238 dan Rp 12.270 per 1 Euro masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011). Laba atau rugi yang timbul dari penjabaran akun-akun laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi disajikan sebagai “komponen ekuitas lainnya” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasian. b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut : (1) PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan keuangan, antara lain, tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, estimasi dan pertimbangan untuk akun-akun utama, manajemen permodalan, pendapatan komprehensif lain. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan "pendapatan komprehensif lainnya”. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif, atau dua laporan yakni laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan tanggal 31 Maret 2012. (2) PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian Perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak-anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Sesuai dengan ketentuan PSAK No. 4, Perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada biaya perolehan dalam Laporan Keuangan Induk Perusahaan. (3) PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, yang mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Perusahaan dan anak perusahaan menyajikan informasi segmen periode-periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. (4) PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. (5) PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak 1 Januari 2011, maka Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan saldo goodwill negatif yang telah diakui sebelum 1 Januari 2011 sebesar Rp 335.347.478 disesuaikan ke saldo laba pada awal tahun buku 1 Januari 2011 (Catatan 19). (6) PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh entitas untuk meyakinkan bahwa nilai tercatat aset tidak melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Suatu aset nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan apabila nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan melalui pemakaian dan penjualan aset tersebut. Jika ini yang terjadi, maka aset - 9 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 tersebut diturunkan nilainya dan pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui kerugian penurunan nilai aset. Pernyataan revisi ini juga mengatur kapan entitas harus memulihkan kerugian penurunan nilai aset yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan. Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan: PSAK PSAK yang relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian namun tidak memiliki dampak material: (1) PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas (2) PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim (3) PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa setelah Periode Pelaporan (4) PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan (5) PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK yang tidak relevan: (1) PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama (2) PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi (3) PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Takberwujud (4) PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (5) PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK ISAK yang relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian namun tidak memiliki dampak material: ISAK yang tidak relevan: (1) ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (2) ISAK No. 9 (Revisi 2009), Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa (3) ISAK No. 10 (Revisi 2009), Program Loyalitas Pelanggan (4) ISAK No. 11 (Revisi 2009), Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik (5) ISAK No. 12 (Revisi 2009), Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer (6) ISAK No. 14 (Revisi 2009), Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web c. Prinsip Konsolidasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk beberapa hal sebagai berikut yang diterapkan secara prospektif, antara lain: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan non-pengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; (v) konsolidasi atas anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. - 10 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c, dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kekuasaan suara di anak perusahaan atau apabila Perseroan dan entitas anak memiliki 50% atau kurang penyertaan saham dengan hak suara, jika terdapat: a. kekuasaan yang melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b. kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah di eliminasi. Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali (KNP) (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan: • menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan; • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; • menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; • mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan • mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas perusahaan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada anak-anak perusahaan tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup. d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi - 11 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yakni kurs tengah Bank Indonesia, yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 1 1 1 1 1 1 1 e. 3 1 M a re t 2 0 1 2 Rp 31 Desem ber 2011 Rp 1 4 .6 7 0 , 1 1 1 2 .2 5 8 , 9 8 1 0 .1 6 7 , 8 3 9 .5 5 5 , 4 9 9 .1 8 0 , 0 0 7 .3 0 8 , 6 4 1 .4 5 8 , 4 6 1 1 1 ,7 6 1 3 .9 6 9 , 2 7 1 1 .7 3 8 , 9 9 9 .6 3 6 , 0 7 9 .2 0 2 , 6 8 9 .0 6 8 , 0 0 6 .9 7 4 , 3 3 1 .4 3 9 , 1 6 1 1 6 ,8 0 GBP E u ro (E U R ) F ra n c S w is s (C H F ) D o la r A u s t ra lia (A U D ) D o la r A m e rik a S e rik a t (U S D ) D o la r S in g a p u ra (S G D ) Y u a n C h in a (C N Y ) Y e n J e p a n g (J P Y ) Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan: 1) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: a) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan; b) c) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan anak perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan anak perusahaan; atau memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; 2) perusahaan asosiasi; 3) perusahaan ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer; 4) pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau Induk Perusahaan; 5) anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); Kebijakan Akuntasi Sebelum 1 Januari 2011 Pihak-pihak berelasi adalah : (1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); (2) Perusahaan asosiasi; (3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung (4) (5) - 12 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan Perusahaan. f. Penggunaan Estimasi Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. g. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. h. Deposito Berjangka Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau dibatasi pencairannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal. i. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 1 Januari 2010 yang disusun berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), tidak terdapat penyesuaian transisi atas jumlah-jumlah yang sebelumnya telah dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2009. Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2010 Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur - 13 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan 1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan di klasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk di perdagangkan apabila aset keuangan terebut diperoleh terutama untuk tujuan di jual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan - 14 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau c. instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. 1. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kategori ini meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. 2. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan atau anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. - 15 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 3. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar, dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau dianggap telah mengalami penurunan nilai, di mana pada saat itu akumulasi laba atau rugi direklasifikasi ke laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. Liabilitas Keuangan 1. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 2. Liabilitas Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kategori ini meliputi pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas nya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. 1. Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk - 16 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. 2. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. 3. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam komponen laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam komponen laba rugi. Kerugian penurunan nilai tidak boleh dipulihkan melalui komponen laba rugi. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui komponen laba rugi. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan 1. Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Perusahaan dan anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang - 17 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan. 2. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 Piutang Usaha Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun. Investasi Investasi Tersedia untuk dijual Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus. Biaya Emisi Obligasi Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus. - 18 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 j. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi yang diperlukan untuk membuat penjualan. k. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. l. Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan kantor Kendaraan 20 5 - 10 5 5 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset Dalam Konstruksi Aset dalam konstruksi merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang - 19 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya. Biaya pinjaman merupakan bunga yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasikan dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya. m. Transaksi Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; c. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessee Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya. Apabila tidak terdapat keyakinan memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat aset atau masa sewa, mana yang lebih pendek. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessor Sewa dimana Perusahaan atau anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasian tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. - 20 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 n. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan (atas aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset takberwujud yang belum digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis), maka Perusahaan dan anak perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia. Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan anak perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan (f.o.b. shipping point). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga kontraktual. - 21 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 p. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. q. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, efektif sejak 1 Mei 2002 pajak penghasilan untuk pendapatan sewa bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan. Sesuai dengan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan. Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau pajak yang masih harus dibayar. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas - 22 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding ditentukan. r. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar untuk tahuntahun yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sejumlah 766.584.000 saham. s. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Perusahaan dan anak perusahaan. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode terdahulu. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode terdahulu. t. Provisi Provisi diakui jika Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan harus menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatat provisi adalah nilai kini arus kas tersebut. Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima dan jumlah penggantian dapat diukur dengan andal. u. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan - 23 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 keuangan konsolidasian. 3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan anak perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan. Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Pertimbangan Pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses implementasi kebijakan akuntansi Perusahaan dan anak perusahaan yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: a. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Perusahaan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2i. b. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Pinjaman dan Piutang Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman dan piutang. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan. Nilai tercatat pinjaman diberikan dan piutang Perusahaan tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut: - 24 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang lain-lain - Pihak ketiga 66.120.149.503 325.316.689.037 1.414.430.854.221 276.293.736.134 12.801.606.193 1.295.019.229.371 378.208.614.975 34.127.009.081 Jumlah Pinjaman Diberikan dan Piutang 1.769.646.346.052 2.032.671.542.464 Estimasi dan Asumsi Asumsi utama mengenai estimasi ketidakpastian di masa datang dan sumber utama estimasi tersebut pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam tahun/periode buku selanjutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan anak perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi: a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 20. b. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap Masa manfaat masing-masing aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan diestimasi sepanjang masa aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut berdasarkan penelaahan kolektif atas usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat masing-masing aset ditinjau secara berkala dan diperbarui jika diperkirakan berbeda dari estimasi sebelumnya karena batas pakai, usang baik secara teknis atau komersial, dan pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aset. Hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruhi oleh perubahan dalam jumlah dan waktu pencatatan beban yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut. Penurunan estimasi masa manfaat aset tetap akan meningkatkan beban penyusutan dan menurunkan nilai tercatat aset tetap. Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan. c. Imbalan Pasti Pasca-Kerja Penentuan cadangan dan manfaat pasca-kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas dan imbalan tersebut. Asumsi yang digunakan diungkapkan dalam Catatan 30 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perusahaan dan anak perusahaan diakumulasi dan diamortisasi sepanjang masa kerja dan umumnya mempengaruhi beban yang diakui dan liabilitas yang dicatat pada periode mendatang. Walaupun Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa asumsi yang digunakan wajar dan dapat diandalkan, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat secara material mempengaruhi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja Perusahaan dan anak perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, cadangan imbalan pasti pasca-kerja diungkapkan pada Catatan 30. d. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba kena pajak akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat digunakan. Estimasi - 25 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan kemungkinan terjadi dan besaran laba kena pajak di masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo aset pajak tangguhan diungkapkan pada Catatan 30. e. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penelaahan penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi adanya penurunan nilai. Penentuan nilai wajar aset memerlukan estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari penggunaan berkelanjutan dan pelepasan aset tersebut. Nilai tercatat aset non-keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 2.734.087.925.823 dan Rp 2.038.406.656.429. Tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas aset tetap yang tercatat pada laporan keuangan konsolidasian. 4. Kas dan Setara Kas 3 1 M a re t 2 0 1 2 Rp Kas Bank P ih a k b e r e la s i ( C a t a t a n 3 2 ) P T B a n k M a y o ra - R u p ia h P ih a k k e t ig a R u p ia h PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank M a n d ir i ( P e r s e r o ) T b k C IM B N ia g a T b k O C B C In d o n e s ia C e n t r a l A s ia T b k A N Z In d o n e s ia M i z u h o In d o n e s i a P a n In d o n e s ia T b k In t e r n a s i o n a l In d o n e s ia T b k D B S In d o n e s ia S u b ju m l a h D o la r PT PT PT PT PT PT PT A m e r i k a S e r ik a t ( C a t a t a n 3 3 ) B a n k A N Z In d o n e s ia B a n k O C B C In d o n e s ia B a n k P a n In d o n e s ia T b k B a n k M a n d ir i ( P e r s e r o ) T b k B a n k C IM B N ia g a T b k B a n k D B S In d o n e s ia B a n k In t e r n a s i o n a l In d o n e s ia T b k S u b ju m l a h E u ro (C a ta ta n 3 3 ) P T B a n k O C B C In d o n e s ia P T B a n k C IM B N ia g a T b k S u b ju m l a h 31 D esem ber 2011 Rp 4 .3 3 1 .2 0 6 .6 8 2 4 .4 0 3 .1 0 9 .4 5 7 1 8 .7 9 7 .5 6 6 .3 5 5 9 3 .5 0 2 .9 3 3 .0 1 7 2 .2 9 8 .7 8 3 .0 1 3 1 .5 7 4 .6 4 0 .0 5 7 9 2 8 .4 5 1 .2 5 4 8 5 7 .3 5 1 .7 1 6 5 8 6 .4 4 3 .0 8 6 5 3 8 .8 1 3 .7 5 5 5 1 4 .1 3 1 .4 5 1 3 2 8 .5 8 2 .1 2 6 1 0 .1 5 9 .0 0 7 6 0 .0 3 0 .6 1 3 .1 4 1 9 .2 7 6 .8 1 9 .7 5 7 2 .8 9 5 .0 7 3 .4 0 5 1 .9 7 2 .1 2 6 .4 0 3 8 2 7 .5 9 2 .9 2 4 1 .2 2 9 .7 2 8 .4 9 4 4 1 2 .2 6 6 .1 2 7 1 .5 5 9 .9 1 9 .5 1 5 1 0 .1 5 9 .7 6 6 7 .6 3 7 .3 5 5 .4 6 5 7 8 .2 1 4 .2 9 9 .5 3 2 2 3 .1 8 8 .0 5 8 .7 9 0 8 .8 1 4 .6 3 6 .1 8 8 2 .3 2 2 .8 2 1 .3 6 7 1 8 7 .5 0 4 .7 1 3 1 2 1 .6 9 3 .8 4 4 1 0 4 .5 1 1 .2 7 1 5 .0 7 2 .3 1 7 1 .1 5 6 .1 3 6 .6 3 0 5 3 .9 9 1 .4 9 1 .2 6 6 1 .6 1 1 .5 8 3 .6 4 0 7 4 3 .5 0 5 .7 2 3 1 2 2 .1 4 0 .9 7 2 1 0 3 .2 4 8 .2 4 8 5 .1 6 4 .5 8 9 3 4 .7 4 4 .2 9 8 .4 9 0 5 7 .7 3 3 .2 7 1 .0 6 8 5 7 7 .4 1 1 .7 6 3 3 2 .3 1 0 .7 4 8 1 .0 9 7 .5 8 6 .4 0 8 3 1 .0 1 0 .6 5 5 6 0 9 .7 2 2 .5 1 1 1 .1 2 8 .5 9 7 .0 6 3 6 1 .7 8 8 .9 4 2 .8 2 1 2 3 0 .5 7 9 .1 0 0 .6 8 0 D e p o s ito b e rja n g k a P ih a k b e r e la s i ( C a t a t a n 3 2 ) P T B a n k M a y o ra - R u p ia h - 9 0 .3 3 4 .4 7 8 .9 0 0 J u m la h d e p o s it o b e r ja n g k a - 9 0 .3 3 4 .4 7 8 .9 0 0 6 6 .1 2 0 .1 4 9 .5 0 3 3 2 5 .3 1 6 .6 8 9 .0 3 7 J u m la h K a s d i b a n k J u m la h T in g k a t b u n g a d e p o s i t o b e r j a n g k a p e r t a h u n R u p ia h - 26 - - 7 ,2 5 % PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Rekening Koran dan deposito berjangka pada PT Bank Mayora, pihak berelasi, dilakukan pada tingkat suku bunga dan syarat-syarat seperti halnya penempatan pada bank pihak ketiga (Catatan 31). 5. Piutang Usaha 31 Maret 2012 Rp a. Berdasarkan Pelanggan Pihak berelasi (Catatan 31) PT Inbisco Niagatam a Semesta Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri Jum lah piutang pihak ketiga Jum lah 1.414.430.854.221 1.295.019.229.371 1.125.452.592 275.556.219.936 3.650.550.579 374.946.000.790 276.681.672.528 1.691.112.526.749 378.596.551.369 1.673.615.780.740 (387.936.394) Penyisihan piutang ragu-ragu Jum lah - Bersih b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari Jum lah c. Berdasarkan Mata Uang Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 32) Jum lah 31 Desember 2011 Rp (387.936.394) 1.690.724.590.355 1.673.227.844.346 1.395.928.362.003 1.361.320.389.855 96.859.826.401 86.213.267.412 111.723.134.539 310.070.606.268 1.836.848.223 - 1.690.724.590.355 1.673.227.844.346 1.410.110.891.812 280.613.698.543 1.298.665.147.338 374.562.697.008 1.690.724.590.355 1.673.227.844.346 Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp Saldo awal tahun Penam bahan (387.936.394) - (177.936.951) (209.999.443) Saldo akhir tahun (387.936.394) (387.936.394) Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang raguragu pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut . Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan. - 27 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 6. Persediaan 31 Maret 2012 Rp Barang jadi (Catatan 25) Barang dalam proses (Catatan 25) Bahan baku Bahan pembantu Bahan pembungkus Barang teknik Jumlah 31 Desember 2011 Rp 179.621.046.550 82.926.363.035 932.911.858.264 14.781.539.216 139.082.151.397 31.470.996.260 130.942.111.041 63.847.804.415 976.859.543.842 13.853.891.375 122.412.662.013 28.334.105.418 1.380.793.954.722 1.336.250.118.104 Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan tidak melebihi nilai pengganti (replacement cost) atau nilai pemulihan aset (recoverable amount). Tidak terdapat persedian yang dijadikan jaminan. Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi MSIG Indonesia dan PT Sompo Japan Insurance Indonesia, pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 130.161.250 pada tanggal 31 Maret 2012 sedangkan untuk tanggal 31 Desember 2011, persediaan diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 122.584.961. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin dialami Perusahaan dan anak perusahaan. 7. Uang Muka Pembelian Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian bahan baku dan bahan pembungkus. 8. Pajak Dibayar Dimuka 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp Pajak Penghasilan pasal 22 Pajak Penghasilan pasal 25 Pajak Penghasilan pasal 28a Pajak Pertambahan Nilai 4.798.452.635 8.379.304.000 55.297.806.860 232.570.273.740 55.297.806.860 211.533.645.643 Jumlah 301.045.837.235 266.831.452.503 Pada tanggal 14 Januari 2011, PT Sinar Pangan Timur, anak perusahaan, menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas PPh badan No. 00009/406/09/641/11 untuk tahun fiskal tahun 2009 sebesar Rp 837.062.044. Perusahaan telah menerima pengembalian pajak tersebut pada bulan Pebruari 2011. - 28 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 9. Aset Tetap 1 Januari 2012 Rp Biaya perolehan: Tanah 188.832.758.158 Bangunan dan prasarana 405.300.189.755 Mesin dan peralatan 2.169.680.866.834 Peralatan kantor 49.325.469.034 Kendaraan 84.465.835.890 Penambahan Rp Perubahan selama tahun 2012 Pengurangan Rp Reklasifikasi Rp 31 Maret 2012 Rp 111.161.582.908 154.280.916.188 4.965.175.629 12.047.211.071 (10.158.007.216) (12.400.000) (1.419.156.454) 93.636.244.821 262.941.365.266 - 188.832.758.158 610.098.017.484 2.576.745.141.072 54.278.244.663 95.093.890.507 2.897.605.119.671 282.454.885.796 (11.589.563.670) 356.577.610.087 3.525.048.051.884 45.500.757.533 361.023.096.223 406.523.853.756 91.223.876.393 141.058.269.060 232.282.145.453 3.304.128.973.427 514.737.031.249 (11.589.563.670) - 3.807.276.441.006 Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana 76.779.816.210 Mesin dan peralatan 1.110.367.419.430 Peralatan kantor 32.893.280.034 Kendaraan 45.681.801.325 5.366.455.391 39.455.975.570 1.501.460.294 3.231.349.045 (2.872.209.699) (1.421.666) (1.419.156.454) - 82.146.271.601 1.146.951.185.301 34.393.318.662 47.493.993.916 Jumlah 1.265.722.316.999 49.555.240.300 (4.292.787.819) - 1.310.984.769.480 Nilai Buku 2.038.406.656.428 Subjumlah Aset dalam penyelesaian: Bangunan Mesin Subjumlah Jumlah 1 Januari 2011 Rp Biaya perolehan: T anah 183.664.598.158 Bangunan dan prasarana 356.153.267.447 M esin dan peralatan 1.820.176.718.122 Peralatan kantor 42.728.574.644 Kendaraan 68.423.023.966 - (93.636.244.821) (262.941.365.266) (356.577.610.087) 43.088.389.105 239.140.000.017 282.228.389.122 2.496.291.671.526 Penam bahan Rp Perubahan selam a tahun 2011 Pengurangan Rp Reklasifikasi Rp 31 Desem ber 2011 Rp 5.168.160.000 37.850.483.750 286.534.962.359 6.758.548.939 22.905.388.903 (219.334.640) (22.818.715.641) (161.654.549) (6.862.576.979) 11.515.773.198 85.787.901.994 - 188.832.758.158 405.300.189.755 2.169.680.866.834 49.325.469.034 84.465.835.890 2.471.146.182.337 359.217.543.951 (30.062.281.809) 97.303.675.192 2.897.605.119.671 1.339.702.000 95.972.691.526 97.312.393.526 55.676.828.731 350.838.306.691 406.515.135.422 2.568.458.575.863 765.732.679.373 (30.062.281.809) - 3.304.128.973.427 58.805.348.474 949.898.276.230 27.680.319.470 42.513.675.837 18.193.802.376 164.014.826.867 5.357.320.759 10.357.798.880 (219.334.640) (3.545.683.667) (144.360.195) (7.189.673.392) - 76.779.816.210 1.110.367.419.430 32.893.280.034 45.681.801.325 Jum lah 1.078.897.620.011 197.923.748.882 (11.099.051.894) - 1.265.722.316.999 N ilai Buku 1.489.560.955.852 Subjum lah Aset dalam penyelesaian: Bangunan Mesin Subjum lah Jum lah Akum ulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana M esin dan peralatan Peralatan kantor Kendaraan - (11.515.773.198) (85.787.901.994) (97.303.675.192) 45.500.757.533 361.023.096.223 406.523.853.756 2.038.406.656.429 Biaya penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp Beban pokok penjualan Beban umum dan administrasi (Catatan 26) 47.144.126.997 2.411.113.303 43.922.618.594 1.888.391.908 Jumlah 49.555.240.300 45.811.010.502 Aset dalam penyelesaian terutama merupakan bangunan dan mesin dalam pengerjaan oleh Perusahaan dan PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 tingkat penyelesaian aset ini masing-masing sudah mencapai 82% dan 73%. - 29 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Penambahan aset tetap untuk tahun 2012 dan 2011 tidak dilakukan dalam satu kali atau tidak dalam suatu rangkaian transaksi sehingga bukan merupakan transaksi material sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Pengurangan selama tahun 2012 dan 2011 merupakan penjualan aset tetap dengan perincian sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp Harga jual Nilai buku 8.376.912.553 7.296.775.851 1.309.217.163 677.963.748 Keuntungan atas penjualan 1.080.136.702 631.253.415 Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bekasi, Tangerang, Deli Serdang (Sumatera Utara) dan Sidoarjo (Jawa Timur) dengan hak legal berupa Hak Milik dan Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 tahun dan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai. Pada tahun 2012, beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian sebesar Rp 11.759.932.000 (Catatan 16). Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya kepada PT Asuransi MSIG Indonesia dan PT Sompo Japan Insurance Indonesia, pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 298.924.388 pada tanggal 31 Maret 2012, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2011 diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Tokio Marine Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 222.294.388 dan Rp 44.415.550.000 pada tanggal 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Tidak terdapat aset tetap yang dijadikan jaminan. Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. 10. Uang Muka Pembelian Aset Tetap Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk pabrik dan gudang baru. 11. Pinjaman Bank Jangka Pendek 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank OCBC Indonesia 300.000.000.000 150.000.000.000 75.000.000.000 300.000.000.000 150.000.000.000 75.000.000.000 Jumlah 525.000.000.000 525.000.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Diperoleh oleh Perusahaan Pada tanggal 21 Nopember 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 200.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar SBI 1 bulan + 2,00% per tahun. Pada bulan Desember 2010, pinjaman ini dikembalikan dengan cara penurunan baki debet, dimana fasilitas yang ada tetap berlaku. Pinjaman ini telah diperpanjang setiap tahun sampai dengan 20 Nopember 2012. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tahun 2011, tingkat suku bunga berubah - 30 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 menjadi 9,25% per tahun. Beban bunga dari pinjaman ini pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing adalah sebesar Rp 4.676.388.888 dan Rp 10.778.819.443 serta yang dibayarkan masing-masing sebesar Rp 4.676.388.888 dan Rp 10.624.652.775. Diperoleh oleh PT Torabika Eka Semesta Pada tanggal 29 Desember 2010, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) yang dapat diperpanjang dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 30.000.000.000 dan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) yang tidak dapat diperpanjang sebesar Rp 70.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,25% per tahun yang dibayarkan setiap bulan dan jatuh tempo pada 29 Desember 2012. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 jumlah pinjaman yang telah digunakan sebesar Rp 30.000.000.000 dari KMK yang dapat diperpanjang dan dari KMK yang tidak dapat diperpanjang sebesar Rp 70.000.000.000. Beban bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 2.357.152.777 dan Rp 490.034.722 dan telah dibayar adalah sebesar Rp 2.357.152.777 dan Rp 319.513.889. PT Bank Central Asia Tbk Diperoleh oleh Perusahaan Pada tanggal 23 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 150.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan+1,50% per tahun. Pada tanggal 23 Juni 2011 pinjaman ini telah digunakan seperlunya. Beban bunga dari pinjaman ini adalah sebesar Rp 2.598.333.333 dan Rp 6.477.814.998 untuk periode yang berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta yang dibayarkan adalah sebesar Rp 2.590.833.333 dan Rp 6.222.815.000. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian pinjaman, diantaranya pembatasan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan likuidasi, penggabungan usaha, atau perolehan anak perusahaan, menjual atau menyewagunausahakan aset selain dalam kondisi normal usaha, melakukan perubahan signifikan dalam susunan pemegang saham dan memberikan pinjaman. Selain itu Perusahaan dan anak perusahaan juga diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut: - Rasio lancar agar sama atau lebih besar dari 1x. - Rasio EBITDA agar sama dengan beban bunga atau lebih besar dari 1,5x beban bunga. Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi semua persyaratan rasio-rasio keuangan tersebut di atas. PT OCBC Indonesia Pada tanggal 1 November 2011, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 100.000.000.000 dan akan jatuh tempo dalam waktu setahun. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,00% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Beban bunga dari pinjaman ini adalah sebesar Rp 1.706.250.000 dan Rp 1.143.750.000 untuk periode yang berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dan telah dibayar sebesar Rp 1.706.250.000 dan Rp 1.031.250.000. 12. Utang Usaha - Pihak Ketiga Merupakan utang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu dari pemasok pihak ketiga. - 31 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Rincian utang usaha adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp a. Berdasarkan Pemasok Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri 31 Desember 2011 Rp 636.417.543.953 254.334.822.271 371.587.264.785 650.108.319.488 890.752.366.224 1.021.695.584.273 606.974.229.599 676.881.000.405 Mata uang asing (Catatan 33) Dolar Amerika Serikat Euro Yuan China Yen Jepang Dolar Australia Dolar Singapura Poundsterling Inggris Franc Swiss 225.758.121.932 53.990.245.789 1.868.287.260 1.281.756.217 380.741.557 370.142.199 127.775.778 1.065.894 283.890.127.457 56.492.896.843 3.855.497.803 5.803.026 566.270.891 71.942 3.915.906 Jumlah Total 890.752.366.224 1.021.695.584.273 Jumlah b. Berdasarkan Mata Uang Rupiah Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp Kurang dari atau sama dengan 1 bulan Lebih dari 1 bulan tapi kurang dari 3 bulan Lebih dari 3 bulan Jumlah 13. 31 Desember 2011 Rp 810.626.175.753 972.855.953.873 74.988.359.748 5.137.830.723 41.375.747.932 7.463.882.468 890.752.366.224 1.021.695.584.273 Utang Pajak 31 Maret 2012 Rp Pajak final Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 Jumlah - 31 Desember 2011 Rp 910.463.109 2.677.108.000 3.776.381.350 9.111.115.460 - 4.965.543.411 414.707.854 5.585.918 30.858.415 15.564.604.810 6.327.158.707 Besarnya pajak terutang Perusahaan dan anak perusahaan ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan perubahan ketiga dari ketentuan umum dan tata cara perpajakan pada tahun 2007, batas waktu untuk pemeriksaaan atau perubahan pajak oleh kantor pajak dikurangi dari 10 tahun menjadi 5 tahun sejak pajak tersebut menjadi terutang dan untuk tahun 2007 dan sebelumnya, batas waktu tersebut akan berakhir pada tahun fiskal 2013. - 32 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 14. Biaya Masih Harus Dibayar 31 Maret 2012 Rp 15. 31 Desember 2011 Rp Iklan dan promosi Beban bunga utang bank Pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah Beban bunga obligasi Lain-lain 26.189.425.712 21.161.535.433 1.986.111.111 993.055.556 8.598.218.833 30.775.544.358 18.661.342.997 1.986.111.111 993.055.556 16.831.190.057 Jumlah 58.928.346.645 69.247.244.079 Utang Lain-Lain - Pihak Ketiga Akun ini merupakan uang muka penjualan ekspor dari pihak ketiga dan utang atas pembelian barang-barang teknik dari pihak ketiga. 16. Pinjaman Jangka Panjang 31 Maret 2012 Rp PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank ANZ Indonesia PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Biaya transaksi yang belum diamortisasi Bersih Bagian yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun Biaya transaksi yang belum diamortisasi Bersih 31 Desember 2011 Rp 580.000.000.000 500.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 208.720.000.000 580.000.000.000 500.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 221.293.333.337 20.000.000.000 40.000.000.000 1.958.720.000.000 1.991.293.333.337 442.294.117.647 161.123.921.568 (1.864.343.753) (1.888.863.309) 440.429.773.894 159.235.058.259 1.516.425.882.353 1.830.169.411.769 (4.953.752.630) 1.511.472.129.723 (5.405.780.552) 1.824.763.631.217 PT Bank Central Asia Tbk Pada tanggal 23 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas Investing Credit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 150.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 1,50 % per tahun yang dibayarkan setiap bulan dan jatuh tempo tanggal 23 November 2015. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tanggal 13 Juni 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas Investing Credit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 500.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 1,50% per tahun yang dibayarkan setiap bulan dan jatuh tempo tanggal 13 Juni 2018. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah pinjaman yang telah digunakan oleh perusahaan - 33 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 sebesar Rp 600.000.000.000. Pembayaran pokok pinjaman ini untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 20.000.000.000. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, beban bunga dari pinjaman ini adalah masing-masing sebesar Rp 10.022.029.996 dan Rp 18.376.072.584 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 8.534.613.331 dan Rp 11.318.546.751. Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 8.034.597.218 dan Rp Rp 7.527.834.386 (Catatan 9). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Diperoleh oleh Perusahaan Pada tanggal 21 November 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 300.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,50% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Pinjaman ini tanpa jaminan dan berjangka waktu lima tahun sampai dengan tanggal 21 November 2013. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, beban bunga dari pinjaman ini adalah masing-masing sebesar Rp 7.204.166.665 dan Rp 29.359.948.217 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 7.204.166.665 dan Rp 29.458.333.333. Diperoleh oleh PT Torabika Eka Semesta Pada tanggal 29 Desember 2010, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 200.000.000.000 yang digunakan untuk membiayai peningkatan kapasitas produksi dan pelunasan sebagian atau seluruh intercompany borrowing yang tidak termasuk pembiayaan modal kerja perusahaan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,50% per tahun dan jatuh tempo tanggal 29 Desember 2015. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, beban bunga dari pinjaman ini adalah sebesar Rp 4.802.777.778 dan Rp 27.452.847.820 dan yang telah dibayar adalah sebesar Rp 4.802.777.778 dan Rp 27.157.013.880. Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 4.802.777.778 dan Rp 14.253.843.042 (Catatan 9). PT Bank Mizuho Indonesia Pada tanggal 13 Mei 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas Term Loan dari PT Bank Mizuho Indonesia dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 350.000.000.000 yang digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas pabrik. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 7 tahun. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 2,00% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tanggal 31 Maret 2012, pokok pinjaman tersebut telah digunakan seluruhnya oleh Perusahaan. Beban bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 5.719.767.559 dan Rp 14.268.927.774 dan telah dibayar masing-masing sebesar Rp 6.854.411.667 dan Rp 9.511.633.888. Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 3.725.334.781 dan Rp 12.492.776.663 (Catatan 9). PT Bank ANZ Indonesia Pada tanggal 19 Mei 2011, PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank ANZ Indonesia dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 300.000.000.000 yang digunakan untuk membiayai modal kerja. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 5 tahun ditambah 2 tahun opsi perpanjangan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar JIBOR + 2.0% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pada tanggal 31 Maret 2012, pokok pinjaman tersebut telah digunakan seluruhnya oleh Perusahaan. Beban bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 6.100.387.779 dan Rp 11.324.268.055 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 5.928.840.833 dan Rp 7.343.988.889. Beban bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2012 dan - 34 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 4.551.829.167 dan Rp 7.459.488.889 (Catatan 9). Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian pinjaman, diantaranya pembatasan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan likuidasi, penggabungan usaha, atau perolehan anak perusahaan, menjual atau menyewagunausahakan aset selain dalam kondisi normal usaha, melakukan perubahan signifikan dalam susunan pemegang saham dan memberikan pinjaman. Selain itu Perusahaan dan anak perusahaan juga diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut: - Rasio lancar agar sama dengan beban bunga atau lebih besar dari 1x. - Rasio EBITDA terhadap biaya bunga agar sama dengan beban bunga atau lebih besar dari 1,5x beban bunga. - Rasio utang terhadap ekuitas agar tidak lebih dari 2x dimana utang meliputi pinjaman berbeban bunga. Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi semua persyaratan rasio-rasio keuangan tersebut di atas. PT Bank International Indonesia Tbk Diperoleh oleh Perusahaan Pada tanggal 13 Oktober 2010, perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus dari PT Bank International Indonesia Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 95.000.000.000 yang digunakan untuk menunjang modal kerja perusahaan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar SBI 1 bulan + 2,25% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Pinjaman ini tanpa jaminan dan berjangka waktu lima tahun sampai dengan tanggal 13 Oktober 2015. Pembayaran pokok pinjaman adalah masing-masing sebesar Rp 4.217.777.778 dan Rp 16.871.111.112 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, sedangkan beban bunga dari pinjaman ini pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 1.925.490.891 dan Rp 8.867.441.449 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 1.931.776.325 dan Rp 8.873.885.559. Diperoleh oleh PT Kakao Mas Gemilang Pada tanggal 13 Oktober 2010, PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus dengan jumlah maksimum sebesar Rp 190.000.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar SBI 1 bulan + 2,25% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Pinjaman ini tanpa jaminan dan berjangka waktu lima tahun sampai dengan tanggal 13 Oktober 2015. Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar Rp 8.355.555.555 dan Rp 33.422.222.220 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, sedangkan beban bunga dari pinjaman ini pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 3.846.310.181 dan Rp 17.694.778.692 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 3.856.290.428 dan Rp 17.734.699.680. PT Bank CIMB Niaga Tbk Diperoleh oleh Perusahaan Pada tanggal 20 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 200.000.000.000 yang digunakan untuk membiayai pembelian mesin pada tahun 2007. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 5 tahun, dengan tenggang waktu pembayaran pokok pinjaman selama 6 bulan sejak tanggal 20 Agustus 2007 dan dibayar dalam 10 kali cicilan setiap 6 bulan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 10% per tahun dan dibayar setiap triwulan dan akan jatuh tempo pada bulan Agustus 2012. Pinjaman ini dijamin dengan negative pledge. Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar Rp 20.000.000.000 dan Rp 40.000.000.000 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, sedangkan beban bunga dari pinjaman ini untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 788.888.889 dan Rp 5.605.555.555 dan yang telah dibayar masing-masing sebesar Rp 850.000.000 dan Rp 5.750.000.000. - 35 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 17. Utang Obligasi Nilai nominal Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp 200.000.000.000 100.000.000.000 200.000.000.000 100.000.000.000 Biaya emisi yang belum diamortisasi Bersih (669.509.342) 299.330.490.658 (812.975.600) 299.187.024.400 Amortisasi biaya emisi obligasi pada 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 143.466.258 (Catatan 26b). Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008 Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan obligasi rupiah senilai Rp 100.000.000.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 13,75% per tahun atau sama dengan Rp 13.750.000.000 per tahun yang dibayarkan secara triwulanan. Obligasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus dan berjangka waktu lima tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2013. Seluruh obligasi dijual sebesar harga nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai wali amanat. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Obligasi tanggal 5 November 2008, para pemegang obligasi menyetujui penggantian wali amanat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke PT Bank Bukopin Tbk. Untuk pelunasan pokok dan bunga obligasi di atas, Perusahaan tidak disyaratkan untuk membentuk dana cadangan. Beban bunga dan yang dibayarkan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 obligasi ini adalah masing-masing sebesar Rp 3.437.500.000. Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Pefindo tanggal 4 Mei 2011, peringkat obligasi ini adalah idAA-. Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 senilai Rp 200.000.000.000. Sukuk ini diterbitkan tanpa warkat dan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) yang mewajibkan Perusahaan untuk membayar kepada Pemegang Sukuk Mudharabah sejumlah Pendapatan bagi hasil sebesar Rp 27.500.000.000 per tahun yang dibayar secara triwulanan. Sukuk ini berjangka waktu lima tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2013. Seluruh Sukuk dijual dengan harga sebesar nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai wali amanat. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Sukuk tanggal 5 November 2008, para pemegang obligasi menyetujui penggantian wali amanat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke PT Bank Bukopin Tbk. Untuk pelunasan pokok dan bunga Sukuk di atas, Perusahaan tidak disyaratkan untuk membentuk dana cadangan. Pendapatan bagi hasil yang dibayarkan kepada pemegang Sukuk Rp 6.875.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. Mudharabah adalah sebesar Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Pefindo tanggal 4 Mei 2011, peringkat Sukuk ini adalah idAA-(Sy). Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa pembatasan dan kewajiban obligasi dan Sukuk Mudharabah, diantaranya pembatasan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menjaminkan, menggadaikan dan/atau mengangunkan baik sebagian atau seluruh harta dan/atau pendapatan, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee), memberikan piutang/pinjaman diluar transaksi normal dan menjual atau mengalihkan seluruh aset tetap produksi, kecuali pengecualian yang disebutkan dalam perjanjian wali amanatan, serta memenuhi beberapa rasio-rasio keuangan. - 36 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 18. Goodwill Negatif Akun ini merupakan nilai tercatat goodwill negatif atas perolehan PT Kakao Mas Gemilang oleh PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, pada tahun 1994. Dilaporkan sebelumnya 1 Januari 2011 Rp Penyesuaian Transisi berdasarkan Setelah PSAK No.22 penyesuaian (Revisi 2010) 1 Januari 2011 Rp Rp Biaya Perolehan Goodwill negatif 2.765.907.779 (2.765.907.779) Jumlah 2.765.907.779 (2.765.907.779) Amortisasi dan penurunan nilai Goodwill negatif 2.430.560.301 (2.430.560.301) Nilai Tercatat 335.347.478 Perubahan selama tahun 2011 Penambahan Pengurangan Rp Rp 31 Desember 2011 Rp - - - - - - - - - - Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2b, jumlah tercatat goodwill negatif sebesar Rp 335.347.478 yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba. Perusahaan menghentikan amortisasi atas goodwill sejak 1 Januari 2011. 19. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011: 31 Maret 2012 Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar Rp Rp 31 Desember 2011 Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar Rp Rp Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha-bersih Piutang lain-lain 66.120.149.503 1.690.724.590.355 12.801.606.193 66.120.149.503 1.690.724.590.355 12.801.606.193 325.316.689.037 1.673.227.844.346 34.127.009.081 325.316.689.037 1.673.227.844.346 34.127.009.081 Jumlah Aset Keuangan Lancar 1.769.646.346.052 1.769.646.346.052 2.032.671.542.464 2.032.671.542.464 620.175.183 582.324.115 690.901.677 648.733.969 1.770.266.521.235 1.770.228.670.167 2.033.362.444.141 2.033.320.276.433 525.000.000.000 890.752.366.224 25.295.552.792 58.928.346.645 497.319.212.625 890.752.366.224 25.295.552.792 58.928.346.645 525.000.000.000 1.021.695.584.273 64.286.671.182 69.247.244.079 497.319.212.625 1.021.695.584.273 64.286.671.182 69.247.244.079 1.499.976.265.661 1.472.295.478.286 1.680.229.499.534 1.652.548.712.159 Aset Keuangan Tidak Lancar Uang jaminan Jumlah Aset Keuangan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Utang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Jumlah Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Pinjaman bank jangka panjang (termasuk bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun) Utang obligasi Jumlah Liabilitas Keuangan Jangka Panjang 1.951.901.903.617 299.330.490.658 1.951.901.903.617 256.239.981.915 1.983.998.689.476 299.187.024.400 1.983.998.689.476 256.117.168.528 2.251.232.394.275 2.208.141.885.532 2.283.185.713.876 2.240.115.858.004 Jumlah Liabilitas Keuangan 3.751.208.659.936 3.680.437.363.818 3.963.415.213.410 3.892.664.570.163 Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan: - 37 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Aset keuangan lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset keuangan lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Aset keuangan tidak lancar dan liabilitas keuangan jangka panjang (1) Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variabel Terdiri dari pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama. (2) Aset keuangan tidak lancar lainnya Terdiri dari uang jaminan. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa. 20. Kepentingan Nonpengendali 31 Maret 2012 Rp a. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumlah b. Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumlah 31 Desember 2011 Rp 48.556.166.313 13.021.335.631 46.929.184.234 14.397.823.589 61.577.501.944 61.327.007.823 776.781.593 (526.287.473) 10.132.890.500 2.325.390.611 250.494.121 12.458.281.111 Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum dalam Akta Notaris Saifuddin Arief, S.H., M.H., notaris di Tangerang, No. 04 tanggal 8 November 2010, para pemegang saham PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, telah menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 200.000.000.000 masing-masing secara proporsional sesuai dengan komposisi kepemilikan saham kepada PT Torabika Eka Semesta sebesar Rp 192.000.000.000 atau sebesar 96% dari persentase kepemilikan dan Rp 8.000.000.000 kepada pemilik saham nonpengendali atau 4% dari persentase kepemilikan saham dari keuntungan bersih tahun buku 2009. 21. Modal Saham Susunan pemegang saham Perusahaan sesuai dengan Registrasi Biro Administrasi Efek Perusahaan dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: - 38 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Nama Pemegang Saham PT Unita Branindo Koperasi Karyawan PT Mayora Indah Group Pusat Pendidikan Perbekalan Dan Angkutan Primer Koperasi TNI Angkatan Darat Masyarakat lainnya (masing-masing dibawah 5%) Jumlah 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Jumlah Persentase Jumlah Modal Saham Kepemilikan Disetor % Rp 252.449.894 32,93 126.224.947.000 817.692 0,11 408.846.000 204.426 0,03 102.213.000 513.111.988 66,93 256.555.994.000 766.584.000 100,00 383.292.000.000 Manajemen Permodalan Tujuan utama dari manajemen permodalan Perusahaan adalah untuk mengelola rasio permodalan Perusahaan dan anak perusahaan tetap sehat dalam rangka mendukung usaha bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham serta untuk menjaga struktur optimal permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya permodalan. Perusahaan dan anak perusahaan mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Perusahaan dan anak perusahaan memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang bersih terhadap jumlah modal. Struktur permodalan Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, saldo laba dan komponen ekuitas lainnya) dan pinjaman dan utang bersih (terdiri dari pinjaman bank jangka pendek, sewa pembiayaan, pinjaman bank jangka panjang, dan utang lain-lain kepada pihak berelasi. Perusahaan ataupun anak perusahaan tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu. Rasio utang bersih terhadap ekuitas pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp Total pinjaman dan utang Dikurangi: kas dan setara kas 2.776.232.394.275 66.120.149.503 2.808.185.713.876 325.316.689.037 Utang bersih Ekuitas yang diatribusikan kepada pemegang saham induk Rasio pinjaman dan utang bersih terhadap ekuitas 2.710.112.244.772 2.482.869.024.839 2.501.781.460.966 2.363.342.284.611 108,33% 105,06% - 39 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 22. Agio Saham T otal Rp Penaw aran um um biasa Jum lah 3.000.000 s aham dengan harga Rp 9.300 untuk nilai nom inal Rp 1.000 per lem bar s aham Penaw aran um um terbatas Jum lah 24.570.000 saham dengan harga Rp 13.000 untuk nilai nom inal Rp 1.000 per lem bar s aham Kapitalisasi agio s aham ke m odal dis etor 24. 294.840.000.000 (255.528.000.000) Agio saham 23. 24.900.000.000 64.212.000.000 Dividen Tunai dan Pencadangan Saldo Laba a. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum dalam Akta Notaris Saifuddin Arief, S.H., M.H., No. 16 tanggal 17 Juni 2011, notaris di Tangerang, para pemegang saham telah menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp. 99.655.920.000 atau Rp 130 per saham serta membentuk dana cadangan sebesar Rp 2.000.000.000 dari keuntungan bersih tahun buku 2010. b. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum dalam Akta Notaris Saifuddin Arief, S.H., M.H., No. 05 tanggal 18 Juni 2010, notaris di Tangerang, para pemegang saham telah menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 76.658.400.000 atau Rp 100 per saham serta membentuk dana cadangan sebesar Rp 2.000.000.000 dari keuntungan bersih tahun buku 2009. Penjualan Bersih 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp Lokal Ekspor Retur 1.756.241.425.692 812.492.255.190 (1.875.255.932) 1.526.429.046.668 441.227.489.913 (6.602.286.549) Jumlah 2.566.858.424.950 1.961.054.250.032 Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih dilakukan dengan PT Inbisco Niagatama Semesta, pihak berelasi, sebesar Rp 1.748.807.993.587 (68,13%) dan Rp 1.506.205.777.835 (76,81%) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Catatan 31). - 40 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 25. Beban Pokok Penjualan 31 Maret 2012 Rp Bahan baku dan pembungkus yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya produksi tidak langsung 31 Maret 2011 Rp 1.793.772.153.330 108.257.991.540 233.630.744.070 1.371.264.935.887 78.549.294.627 179.418.140.367 Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun (Catatan 6) 2.135.660.888.940 1.629.232.370.881 Beban Pokok Produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Sampel dan barang rusak Akhir tahun (Catatan 6) 2.116.582.330.320 1.602.366.458.244 130.942.111.041 97.173.991.329 (179.621.046.550) (105.537.326.592) Beban Pokok Penjualan 2.067.903.394.811 63.847.804.415 (82.926.363.035) 19.988.774.684 (46.854.687.321) 1.594.003.122.981 Tidak terdapat pembelian kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. 26. Beban Usaha Rincian dari beban usaha adalah sebagai berikut: a. Beban penjualan 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp Iklan dan promosi Pengiriman Gaji Biaya Survei & Riset Perjalanan dinas Sewa Barang cetakan dan alat tulis Pajak dan perijinan Perbaikan dan pemeliharaan Lain-lain 180.503.251.934 28.300.519.649 11.984.807.442 4.616.847.883 3.514.244.483 1.164.169.735 647.419.987 77.318.236 70.773.949 1.644.689.346 131.759.193.308 19.601.708.460 13.484.681.289 2.347.104.300 1.880.604.059 1.264.468.409 125.872.843 1.931.833.110 306.374.443 909.868.564 Jumlah 232.524.042.644 173.611.708.785 - 41 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 b. Beban umum dan administrasi 31 Maret 2012 Rp 27. 31 Maret 2011 Rp Gaji Beban imbalan pasca kerja (Catatan 29) Pajak dan perijinan Penyusutan (Catatan 9) Perjalanan dinas Sewa Asuransi Pemeliharaan Jasa profesional Sumbangan dan representasi Barang cetakan dan alat tulis Rapat dan publikasi Telepon dan faksimili Listrik, air dan gas Amortisasi emisi obligasi (Catatan 17) Lain-lain 24.389.953.572 10.359.609.087 2.571.706.481 2.452.764.062 1.911.517.771 1.910.042.033 1.701.958.891 1.480.417.031 1.160.028.148 887.845.128 763.309.876 378.901.486 325.244.573 246.020.142 143.466.258 554.561.261 21.285.978.661 5.861.082.193 782.813.043 1.888.391.908 1.774.537.689 1.900.934.930 1.706.155.018 1.260.933.367 1.140.494.380 410.222.233 244.356.492 281.155.529 364.205.162 203.858.446 143.466.258 1.467.128.468 Jumlah 51.237.345.800 40.715.713.777 Penghasilan Bunga 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp Deposito berjangka Jasa giro 1.084.610.367 205.747.165 3.685.971.512 441.942.811 Jumlah 1.290.357.532 4.127.914.323 Pendapatan bunga dari PT Bank Mayora, pihak berelasi, adalah sebesar Rp 170.977.204 dan Rp 648.910.330 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 atau sebesar 13,25% dan 15,72% pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 dari jumlah pendapatan bunga deposito berjangka dan jasa giro (Catatan 32). 28. Beban Bunga 31 Maret 2012 Rp 29. 31 Maret 2011 Rp Beban bunga dari: Utang obligasi (Catatan 17) Pinjaman bank (Catatan 11 dan 16) 3.437.500.000 30.633.405.792 3.437.500.000 25.811.908.184 Jumlah 34.070.905.792 29.249.408.184 Imbalan Pasca Kerja Perusahaan dan anak perusahaan membukukan imbalan pasca-kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalah pasca kerja tersebut adalah 2.967 karyawan untuk tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. Rekonsiliasi jumlah kewajiban imbalan pasti pasca-kerja pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: - 42 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 30. 31 Maret 2012 Rp 31 Desember 2011 Rp Saldo Awal Beban Tahun Berjalan 189.451.212.572 10.359.609.087 167.336.142.079 22.115.070.493 Liabilitas bersih 199.810.821.659 189.451.212.572 Pajak Penghasilan Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari: Pajak kini Pajak tidak final Perusahaan Anak perusahaan Pajak final Jumlah Pajak tangguhan Jumlah 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp 23.863.618.800 9.800.258.362 49.500.000 33.713.377.162 14.169.145.400 10.565.447.250 49.500.000 24.784.092.650 6.149.746.668 471.510.664 39.863.123.830 25.255.603.314 Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba sebelum pajak anak perusahaan 179.247.918.114 31.602.733.968 117.626.984.342 46.514.612.484 Laba sebelum pajak Perusahaan 147.645.184.146 71.112.371.858 Perbedaan temporer: Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 Laba penjualan asset komersial & fiskal Beban Provisi Bank Beban imbalan pasca kerja Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Perbedaan amortisasi komersial dan fiskal Jumlah Perbedaan tetap Sumbangan Pajak & Perijinan Lainnya Kenikmatan karyawan Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Denda Pajak Biaya Manfaat Karyawan Amortisasi Goodwill Negatif Jumlah Laba kena pajak Perusahaan (78.342.547) 297.007.127 8.178.924.912 (37.351.706.770) (206.232.779) (29.160.350.057) 729.480.811 45.558.436 376.943.155 (3.993.841.598) 79.952.539 (3.913.889.059) 262.091.000 830.247.227 (330.746.980) 12.025.180 - (1.442.519.819) 4.032.000.000 (34.573.847) 833.260.602 3.647.244.561 119.318.094.691 70.845.727.360 - 43 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Perhitungan beban pajak kini dan utang pajak kini adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp Beban pajak kini Perusahaan 20% x Rp 119.318.094.691 tahun 2012 20% x Rp 70.845.727.360 tahun 2011 Jumlah Anak perusahaan PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumlah beban pajak kini Dikurangi pembayaran pajak di muka Perusahaan Anak perusahaan PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumlah Utang pajak kini (pajak lebih bayar) Rincian utang pajak kini (pajak lebih bayar) Perusahaan Anak perusahaan PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumlah 31 Maret 2011 Rp 23.863.618.800 - - 14.169.145.400 23.863.618.800 14.169.145.400 9.800.258.362 33.663.877.162 6.478.959.250 4.086.488.000 24.734.592.650 14.752.503.340 10.616.635.828 14.143.970.997 8.834.044.000 37.730.518.337 5.103.975.335 4.086.488.000 19.807.099.163 (4.066.641.175) 4.927.493.487 9.111.115.460 3.552.509.572 (4.343.712.635) (8.834.044.000) 1.374.983.915 - (4.066.641.175) 4.927.493.487 - 44 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Pajak Tangguhan Perhitungan dari aset dan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2012 Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Biaya transaksi Pendapatan bunga Liabilitas imbalan pasca kerja Biaya emisi obligasi Penyusutan aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Perusahaan Aset (liabilitas) pajak tangguhan: anak perusahaan: PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumalh Aset pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan 2011 Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Biaya transaksi Pendapatan bunga Liabilitas imbalan pasca kerja Biaya emisi obligasi Penyusutan aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Perusahaan Aset (liabilitas) pajak tangguhan: anak perusahaan: PT Torabika Eka Semesta PT Kakao Mas Gemilang Jumalh Aset pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan 1 Januari 2012 Rp Dikreditkan (dibebankan) ke ke laporan laba rugi komprehensif Konsolidasian Rp 31 Maret 2012 Rp 68.902.743 (986.857.284) 1.507.142.919 26.915.607.149 (111.784.147) 1.635.784.982 (41.246.555) 68.902.743 (927.455.858) 1.507.142.919 28.551.392.131 (153.030.702) (37.105.695.985) (6.421.875.473) (43.527.571.458) (9.712.684.605) (4.767.935.620) (14.480.620.226) (6.269.971.599) (1.181.595.050) (200.215.995) (6.149.746.665) (7.451.566.649) 2.138.373.671 (19.793.813.204) 2.338.589.666 (13.644.066.538) 59.401.426 2.338.589.666 2.138.373.671 (15.982.656.205) (21.932.186.875) 1 Januari 2011 Rp Dikreditkan (dibebankan) ke ke laporan laba rugi komprehensif Konsolidasian Rp 31 Desember 2011 Rp 24.134.962 (165.387.584) 833.771.176 22.245.333.091 (175.746.197) 44.767.781 (821.469.700) 673.371.743 4.670.274.058 63.962.050 68.902.743 (986.857.284) 1.507.142.919 26.915.607.149 (111.784.147) (35.151.229.892) (1.954.466.093) (37.105.695.985) (12.389.124.444) 2.676.439.839 (9.712.684.606) (267.686.495) (6.002.285.104) 77.591.334 (3.248.253.931) (6.269.971.599) 2.338.589.666 (13.644.066.540) 2.260.998.332 (10.395.812.607) 2.260.998.331 2.338.589.666 (12.656.810.939) (15.982.656.205) Pada bulan Desember 2007, Pemerintah mengeluarkan aturan penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% dari tarif pajak penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2008 untuk perusahaan terbuka apabila syarat-syarat tertentu mengenai komposisi pemegang saham terpenuhi. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dan karenanya telah mengaplikasikan penurunan tarif pajak dalam hitungan pajak penghasilan kini tahun 2009 karena manajemen percaya masih dapat memenuhi syarat komposisi pemegang saham pada saat realisasi pajak tangguhan. Dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam - 45 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 perhitungan kewajiban pajak tangguhan pada tahun 2009 untuk Perusahaan yakni sebesar Rp 3.922.085.046. Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak Perusahaan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (laba akuntansi) Laba sebelum pajak anak perusahaan Laba sebelum pajak Perusahaan 31 Maret 2012 Rp 31 Maret 2011 Rp 179.247.918.114 117.626.984.342 31.602.733.968 46.514.612.484 147.645.184.146 71.112.371.858 Pajak dengan tarif yang berlaku: 20% x Rp 147.645.184.146 tahun 2012 20% x Rp 71.112.371.858 tahun 2011 Jumlah 29.529.036.829 14.222.474.372 14.222.474.372 Pengaruh pajak atas perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Beban pajak Perusahaan 166.652.120 29.695.688.950 (731.722.455) 13.490.751.917 Beban pajak anak perusahaan 10.117.934.880 11.715.351.398 49.500.000 49.500.000 39.863.123.830 25.255.603.315 29.529.036.829 - Beban pajak final: Anak perusahaan Beban pajak 31. Sifat Dan Transaksi dengan Pihak Berelasi Sifat Pihak Berelasi Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan yaitu PT Inbisco Niagatama Semesta, PT Bank Mayora, dan PT Unita Branindo. Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain: a. 68,13% dan 76,81% dari jumlah penjualan bersih atau sebesar Rp 1.748.807.993.587 dan Rp 1.506.205.777.835 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, merupakan penjualan kepada PT Inbisco Niagatama Semesta, pihak berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya dengan pihak ketiga (Catatan 25). Pada tanggal laporan posisi keuangan, piutang usaha atas penjualan tersebut meliputi 21,62% dan 19,62% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. b. Penempatan rekening koran dan deposito Perusahaan dan anak perusahaan pada PT Bank Mayora dicatat dalam akun “Kas dan Setara Kas” yang meliputi 0,29% dan 2,79% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. Menurut pendapat manajemen penempatan rekening koran dan deposito tersebut memperoleh tingkat bunga dan mempunyai syaratsyarat yang sama sebagaimana halnya penempatan pada bank-bank lain. - 46 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 32. c. Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi sewa menyewa dengan PT Inbisco Niagatama Semesta. Pendapatan sewa dari PT Inbisco Niagatama Semesta dicatat sebagai “Penghasilan sewa” dalam laporan laba rugi konsolidasian adalah sebesar Rp 495.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. d. Sejak 1994, Perusahaan dan anak perusahaan menyewa ruangan kantor di Gedung Mayora dari PT Unita Branindo. Beban penyewaan atas transaksi ini sebesar Rp 1.395.888.000 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 dicatat sebagai beban umum dan administrasi dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. e. Perusahaan menyewakan tanah dan bangunan kepada PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, dengan nilai sebesar Rp 699.360.000 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. Pendapatan dan beban sewa atas transaksi ini telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasian . Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman bank dan utang obligasi. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan yang terkait risiko suku bunga pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 : Rata-rata Suku Bunga Efektif % Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rp 31 Maret 2012 Jatuh Tempo Jatuh Tempo Pada Tahun ke-2 Pada Tahun ke-3 Rp Rp Jatuh Tempo Pada Tahun ke-4 Rp Jatuh Tempo Pada Tahun ke-5 Rp Jumlah RP Aset Bunga Tetap Kas dan setara kas Liabilitas Bunga Tetap Pinjaman bank jangka pendek Utang obligasi Bunga Mengambang Pinjaman bank jangka panjang 7,00% - 7,25% 66.120.149.503 - - - - 66.120.149.503 JIBOR 3 months + 1,50% and 9,00%-9,25% 13,75% 525.000.000.000 - 299.330.490.658 - - - 525.000.000.000 299.330.490.658 JIBOR 3 months + 1,50% - 2,00% and 9,50% - 10,75% 440.429.773.894 471.030.421.327 220.069.626.448 599.644.273.625 1.951.901.903.604 220.727.808.309 - 47 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Rata-rata Suku Bunga Efektif % Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rp 31 Desember 2011 Jatuh Tempo Jatuh Tempo Pada Tahun ke-2 Pada Tahun ke-3 Rp Rp Jatuh Tempo Pada Tahun ke-4 Rp Jatuh Tempo Pada Tahun ke-5 Rp Jumlah RP Aset Bunga Tetap Kas dan setara kas Liabilitas Bunga Tetap Pinjaman bank jangka pendek Utang obligasi Bunga Mengambang Pinjaman bank jangka panjang 7,00% - 7,25% 320.913.579.580 - - - - 320.913.579.580 JIBOR 3 months + 1,50% and 9,00%-9,25% 13,75% 525.000.000.000 - 299.187.024.400 - - - 525.000.000.000 299.187.024.400 JIBOR 3 months + 1,50% - 2,00% and 9,50% - 10,75% 159.235.058.259 270.948.028.976 437.071.654.671 646.072.750.269 1.983.998.689.474 470.671.197.298 Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan piutang usaha dan utang usaha. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: 31 Maret 2012 Mata Uang Ekuivalen Asing Rp 31 Desember 2011 Mata Uang Ekuivalen Asing Rp 3.784.782 49.737 30.567.941 6.366.704 96.141 41.305.988 Aset Kas dan setara kas Piutang usaha USD EUR USD Jumlah Aset 34.744.298.490 609.722.511 280.613.698.543 315.967.719.544 57.733.271.068 1.128.597.063 374.562.697.008 433.424.565.139 Liabilitas Utang usaha USD EUR CNY SGD AUD CHF GBP JPY 24.592.388 4.404.139 1.281.000 50.644 39.845 105 8.710 11.468.828 Jumlah Liabilitas Nilai Bersih Aset (Liabilitas) 225.758.121.932 53.990.245.789 1.868.287.260 370.142.199 380.741.557 1.065.894 127.775.778 1.281.756.217 31.306.807 4.812.415 2.678.992 81.194 631 406 5 - 283.890.127.457 56.492.896.843 3.855.497.803 566.270.891 5.803.026 3.915.906 71.942 - 283.778.136.626 344.814.583.868 32.189.582.918 88.609.981.271 Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan diungkapkan pada Catatan 2d mengenai kebijakan akuntansi. - 48 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan dan anak perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih. Berikut adalah eksposur laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011: 31 Maret 2012 Jumlah Bruto Jumlah Neto Rp Rp 31 Desember 2011 Jumlah Bruto Jumlah Neto Rp Rp Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Uang jaminan 66.120.149.503 1.690.724.590.355 12.801.606.193 620.175.183 66.120.149.503 1.690.724.590.355 12.801.606.193 620.175.183 320.913.579.580 1.673.615.780.740 34.127.009.081 690.901.677 320.913.579.580 1.673.227.844.346 34.127.009.081 690.901.677 Jumlah 1.770.266.521.235 1.770.266.521.235 2.029.347.271.078 2.028.959.334.684 Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan konsolidasian berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011: <= 1 tahun Rp '000.000 1-2 tahun Rp '000.000 31 Maret 2012 3-5 tahun Total Rp '000.000 Rp '000.000 Biaya transaksi Rp '000.000 Nilai Tercatat Rp '000.000 Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Uang jaminan 66.120 1.690.725 12.802 620 - - 66.120 1.690.725 12.802 620 - 66.120 1.690.725 12.802 620 Jumlah 1.770.267 - - 1.769.646 - 1.769.646 - 525.000 890.752 25.296 58.928 1.951.902 299.330 Liabilitas Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Utang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Pinjaman bank jangka panjang Utang obligasi Jumlah Selisih aset dengan liabilitas 525.000 890.752 25.296 58.928 442.294 - 222.414 299.330 1.294.012 - 525.000 890.752 25.296 58.928 1.958.720 299.330 1.942.270 521.745 1.294.012 3.758.027 (6.818) 3.751.209 (172.004) (521.745) (1.294.012) (1.988.380) (6.818) (1.981.562) - 49 - (6.818) - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 <= 1 tahun Rp '000.000 31 Desember 2011 3-5 tahun Total Rp '000.000 Rp '000.000 Biaya transaksi Rp '000.000 Nilai Tercatat Rp '000.000 Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Uang jaminan 325.317 1.673.228 34.127 691 - - 325.317 1.673.228 34.127 691 - 325.317 1.673.228 34.127 691 Jumlah 2.032.672 - - 2.032.672 - 2.032.672 Liabilitas Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Utang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Pinjaman bank jangka panjang Utang obligasi 525.000 1.021.695 64.287 69.247 161.124 - 472.414 299.187 1.357.755 - 525.000 1.021.695 64.287 69.247 1.991.293 299.187 - 525.000 1.021.695 64.287 69.247 1.983.999 299.187 Jumlah 1.841.353 771.601 1.357.755 3.970.709 (7.295) 3.963.415 191.319 (771.601) (1.357.755) (1.938.037) (7.295) (1.930.743) Selisih aset dengan liabilitas 33. 1-2 tahun Rp '000.000 (7.295) - Ikatan a. Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas berupa Sight LC, Usance LC dan Usance Payable At Sight (UPAS) dari PT Bank OCBC Indonesia, Jakarta, dengan kredit maksimum keseluruhan sebesar US$ 8.000.000 dan fasilitas Foreign Exchange (FX) Dealing sebesar US$ 2.000.000. Pada tahun 2010 dan 2009, fasilitas ini dijamin dengan deposito berjangka sebesar 25% dari jumlah Letter of Credit (LC) yang dibuka dan pada tahun 2011 dijamin dengan negative pledge. Fasilitas ini digunakan untuk impor bahan baku. b. Perusahaan memperoleh fasilitas Acceptance Guarantee dalam bentuk letter of credit (Sight, Usance dan UPAS) dari PT Bank Mizuho Indonesia dan Letter of Credit lokal (SKBDN) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 4.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk transaksi impor. c. Perusahaan dan PT Torabika Eka Semesta, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Treasury Line/FX Dealing dan Cash Loan dalam bentuk Letter of Credit (Sight, usance dan UPAS) dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar US$ 5.000.000 dan US$ 2.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. d. Perusahaan dan PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening koran ( PRK ) masing-masing sebesar Rp. 5.000.000.000 dan Rp 10.000.000.000 dari PT Bank International Indonesia Tbk. Fasilitas ini digunakan untuk menunjang kebutuhan modal kerja. PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan, memperoleh fasilitas letter of credit (sight dan usance) dengan jumlah maksimum US$ 5.000.000. Fasilitas ini digunakan sebagai jaminan pembayaran kepada supplier atau untuk pembelian bahan baku. Sampai dengan 31 Maret 2012, fasilitas-fasilitas diatas belum digunakan. e. Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit (sight, usance, UPAS) dari PT Bank ANZ Indonesia dengan kredit maksimum keseluruhan sebesar US$ 32.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai impor bahan baku. Sampai dengan 31 Maret 2012, fasilitas ini belum digunakan. f. Perusahaan memperoleh fasilitas Letter of Credit Sight dengan jumlah maksimum sebesar US$ 50.000.000 dari PT Bank Central Asia Tbk yang digunakan untuk jaminan pembayaran import mesin produksi. Perusahaan juga memperoleh fasilitas forex line dengan jumlah maksimum US$ 2.000.000 yang digunakan untuk import bahan baku. Sampai dengan 31 Maret 2012, fasilitas ini sudah digunakan. - 50 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 34. Informasi Segmen Segmen Informasi Primer Perusahaan memiliki tiga (3) segmen yang dilaporkan meliputi usaha pengolahan makanan, usaha pengolahan kopi bubuk dan instan serta biji kakao dan usaha jasa keuangan. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan pelaporan internal kepada pembuat keputusan operasional, yang bertanggung jawab atas alokasi sumber daya kemasing-masing segmen yang dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut. 31 Maret 2012 Pengolahan Makanan Rp Pengolahan kopi bubuk dan instan serta biji kakao Rp Lainnya Rp Eliminasi Rp Konsolidasi Rp PENDAPATAN Penjualan ektern Penjualan intern 1.262.550.007.375 16.132.225.704 1.304.308.417.575 90.851.441.139 - (106.983.666.843) 2.566.858.424.950 - Jumlah pendapatan 1.278.682.233.079 1.395.159.858.714 - (106.983.666.843) 2.566.858.424.950 288.754.376.436 120.740.694.902 210.200.653.703 162.473.849.610 HASIL Hasil segmen Beban usaha Laba (rugi) operasi Beban bunga Pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah Penghasilan bunga Beban lain-lain bersih 168.013.681.534 (24.612.634.222) (6.875.000.000) 330.746.980 47.726.804.093 (9.458.271.570) 168.919.359 546.843.932 - (546.843.932) 790.691.193 - - 498.955.030.139 283.761.388.444 - 215.193.641.695 (34.070.905.792) (6.875.000.000) 1.290.357.532 3.709.824.679 Laba sebelum pajak 179.247.918.114 Beban Pajak (39.813.623.830) Laba periode berjalan 139.434.294.284 Laba yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik ekuitas induk Kepentingan nonpengendali 139.183.800.164 250.494.121 139.434.294.284 INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen 5.216.097.095.857 2.803.871.713.792 118.771.277.205 (1.890.098.561.572) LIABILITAS Liabilitas segmen 2.732.641.158.292 1.771.406.137.606 19.832.400.890 (572.860.215.074) 488.349.574.388 27.623.540.173 25.899.956.560 21.763.744.972 487.500.301 167.955.155 Jumlah Pengeluaran modal Penyusutan 6.248.641.525.283 *) 3.951.019.481.715 **) 3.951.019.481.715 *) Tidak termasuk aset pajak tangguhan dan pajak dibayar dimuka/Excludes deferred tax assets and prepaid taxes **) Tidak termasuk liabilitas pajak tangguhan dan utang pajak/Excludes deferred tax liabilities and taxes payable - 51 - - 514.737.031.249 49.555.240.300 PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 31 Maret 2011 Pengolahan kopi bubuk dan instan serta biji kakao Rp Pengolahan Makanan Rp Lainnya Rp Eliminasi Rp Konsolidasi Rp PENDAPATAN Penjualan ektern Penjualan intern 1.037.258.923.214 11.746.303.600 923.795.326.818 107.046.646.974 - (118.792.950.574) 1.961.054.250.032 - Jumlah pendapatan 1.049.005.226.814 1.030.841.973.792 - (118.792.950.574) 1.961.054.250.032 190.177.238.027 95.454.258.619 176.873.889.024 118.873.163.943 - 94.722.979.408 (24.168.277.633) (6.875.000.000) 2.536.075.650 58.000.725.081 (11.956.130.551) 1.591.838.674 HASIL Hasil segmen Beban usaha Laba (rugi) operasi Beban bunga Pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah Penghasilan bunga Beban lain-lain bersih - - 367.051.127.051 214.327.422.562 - 152.723.704.488 (36.124.408.184) (6.875.000.000) 4.127.914.324 3.774.773.713 - - - - Laba sebelum pajak 117.626.984.341 Pajak penghasilan (25.255.603.314) Laba periode berjalan 92.371.381.027 Laba yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik ekuitas induk Kepentingan nonpengendali 90.529.171.250 1.842.209.777 92.371.381.027 31 Desember 2011 INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen 5.154.367.933.487 2.657.488.748.124 118.924.683.402 (1.600.105.873.855) LIABILITAS Liabilitas segmen 2.834.939.120.042 1.600.291.395.903 19.553.782.694 (301.917.872.656) Jumlah 6.330.675.491.159 *) 4.152.866.425.983 **) 4.152.866.425.983 Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi 456.315.319.978 129.051.695.883 297.758.330.159 68.590.218.615 32.715.699.648 987.035.756 11.733.529.236 1.103.019.606 (74.500.000) (821.185.222) - - 765.732.679.373 197.923.748.882 33.702.735.404 *) Tidak termasuk aset pajak tangguhan dan pajak dibayar dimuka **) Tidak termasuk liabilitas pajak tangguhan dan utang pajak Segmen Geografis Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi di empat wilayah geografis utama, yaitu usaha pengolahan makanan dan pengolahan kopi bubuk dan instant serta biji kopi di Jabodetabek, usaha pengolahan makanan di Surabaya dan sewa di Medan, serta jasa keuangan di Belanda. Pendistribusian pendapatan dan aset berdasarkan geografis adalah sebagai berikut: Pasar geografis Penjualan berdasarkan geografis 31 Maret 2012 31 Maret 2011 Rp Rp Indonesia Asia Lain-lain 1.749.813.932.670 749.396.440.854 67.648.051.426 1.506.205.777.835 441.227.489.972 13.620.982.225 Jumlah 2.566.858.424.950 1.961.054.250.032 - 52 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Nilai tercatat aset segmen 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Rp Rp 35. Penambahan aset tetap 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Rp Rp Jabodetabek Surabaya Medan Belanda 6.129.870.248.078 97.974.659.081 20.447.323.007 349.295.117 6.211.750.807.757 97.605.052.411 20.985.152.091 334.478.900 514.737.031.249 - 753.999.150.137 11.733.529.236 - Jumlah 6.248.641.525.283 6.330.675.491.159 514.737.031.249 765.732.679.373 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Obligasi IV Mayora Indah Tahun 2012 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012. 36. Penerbitan Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi IV Mayora Indah Tahun 2012 dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012, Perusahaan menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 dan 1 Januari 2009/31Desember 2008 serta Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian untuk disesuaikan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Tidak terdapat perbedaan yang material antara laporan keuangan konsolidasian terdahulu dengan laporan keuangan konsolidasian yang diterbitkan kembali, kecuali yang diungkapkan dalam Laporan Arus Kas Konsolidasian dan catatan 1b, 1d, 2c, 2r, 12,13 dan 32. 37. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 1. PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing 2. PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi 3. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap 4. PSAK No. 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 5. PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja 6. PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman 7. PSAK No. 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 8. PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa 9. PSAK No. 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum 10. PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi 11. PSAK No. 36 (Revisi 2011), Asuransi Kontrak Asuransi Jiwa - 53 - PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 12. PSAK No. 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba 13. PSAK No. 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan 14. PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian 15. PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham 16. PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 17. PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham 18. PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan 19. PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah 20. PSAK No. 62, Kontrak Asuransi 21. PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 22. PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 1. ISAK No. 13 (2011), Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. 2. ISAK No. 15, PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya 3. ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa 4. ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi 5. ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 6. ISAK No. 20, Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham 7. ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa : Pengungkapan 8. ISAK No. 23, Sewa Operasi – Insentif 9. ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa 10. ISAK No. 25, Hak atas Tanah 11. ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat PPSAK 1. PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat 2. PPSAK No. 8, Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian 3. PPSAK No. 9, Pencabutan PSAK 5: Interprestasi atas Par. 14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual 4. PPSAK No. 11, Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan. ******* - 54 -