ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : IKA IRYANA F.100110078 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : IKA IRYANA F.100110078 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI Ika Iryana Setia Asyanti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] Abstrak Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan sosial yang bekerja secara sukarela. Perasaan senang dan bahagia dapat menolong orang lain wajar dirasakan oleh seorang relawan yang telah menolong. Dapat membantu meringankan beban sesama dan melihat orang yang ditolong dapat melanjutkan kehidupannya sangat menyenangkan. Meskipun banyak risiko yang yang dihadapi bahkan bertaruh nyawa, namun hal tersebut tidak menyurutkan motivasi relawan untuk menolong, dan justru menjadikan perasaan relawan senang dan bahagia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara altruisme dengan kebahagiaan pada petugas PMI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan alat pengumpul data berupa skala altruisme dan skala kebahagiaan. Populasi dalam penelitian adalah 700 anggota relawan KSR PMI Kota Solo. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non random, menggunakan metode Convenience Sampling yaitu, penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orangorang yang terdekat saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara altruisme dengan kebahagiaan pada petugas PMI, hal tersebut dilihat dari analisis korelasi product moment dengan rxy = 0,648, dengan signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,01) artinya semakin tinggi altruisme pada petugas PMI maka akan semakin bahagia. Tingkat altruisme pada petugas PMI kota Solo tergolong tinggi yang dilihat melalui rerata empirik (79,39), sedangkan tingkat kebahagiaan pada petugas PMI kota Solo tergolong sedang yang dilihat melalui rerata empirik (136,86). Sumbangan efektif altruisme terhadap kebahagiaan pada petugas PMI kota Solo (r2) sebesar 42%. Kata Kunci: Altruisme, Kebahagiaan, Petugas PMI v yang dirasakan oleh seseorang, dapat PENDAHULUAN Palang Merah Indonesia atau berasal dari berbagai hal yang yang sering dikenal dengan PMI dilakukan individu tersebut yang merupakan salah satu organisasi salah yang bidang memberi yang menjadi kepuasan yang dalam diri individu tersebut karena bekerja secara sukarela. Kegiatan dapat membantu orang lain. Menurut PMI yang setiap tahun bahkan rutin Seligman (2005), kebahagiaan bisa dilakukan adalah peringatan dini tentang masa lalu, masa sekarang dan dalam mengahadapi bencana alam, masa depan. Kebahagiaan masa lalu penyelenggaraan mencakup bergerak kemanusiaan dalam dan sosial, donor darah, satunya adalah kepuasan, dengan kelegaan, melakukan pelayanan sosial dan kesuksesan, kebanggaan, dan kesehatan masyarakat, dan beberapa kedamaian. Kebahagiaan masa kegiatan sosial lainnya yang sekarang mencakup kegembiraan, bertujuan untuk membantu dan meringankan kesulitan ketenangan, sesama keriangan, yang meluap-luap, rasa senang dan manusia. ekstase. Kebahagiaan masa depan Perasaan damai dan senang mencakup akan didapatkan setelah melakukan keyakinan, dan perbuatan Jalaluddin (Jangkung, berpendapat bahwa agama, semangat baik serta sesuai mampu perintah menolong optimisme, harapan, kepercayaan. 2013) kebahagiaan sesama menjadi kepuasan batin bagi adalah perasaan yang menyenangkan seorang individu. Perasaan bahagia meliputi penilaian seseorang tentang 1 hidupnya. Dalam hal ini, perasaan membuat perasaan bahagia lebih kita sebut sebagai unsur afektif dan terasa. Dan melihat orang yang penilaian merupakan unsur kognitif. ditolong akan menjadikan perasaan Karakteristik yang menjadi lebih bahagia. Bentuk dari bahagia menurut Seligman (2005), perilaku positif tersebut seperti yang orang yang bahagia adalah orang dilakukan oleh para relawan PMI yang yang dapat menggunakan emosi dalam membantu sesama melalui positif program donor darah dan posko yang mengendalikan orang dimiliki untuk emosi negatif, bencana alam. memutuskan untuk menikah dan Palang memiliki kehidupan sosial yang baik. Kebahagiaan (PMI) dipengaruhi Merah merupakan organisasi yang Indonesia salah bergerak satu dalam oleh beberapa faktor dan dapat bidang kemanusiaan dan sosial yang diciptakan melalui perilaku-perilaku bekerja secara sukarela. Perasaan yang Rahmat senang dan bahagia dapat menolong (Jangkung, 2013), perasaan positif orang lain wajar dirasakan oleh yang seorang baik. muncul memberikan Menurut setelah seseorang pertolongan yang telah menolong. Dapat hilangnya perasaan tidak enak pada meringankan beban diri seseorang yang juga dapat melihat memberikan untuk melanjutkan kehidupannya sangat berperilaku menolong dan feedback menyenangkan. Meskipun banyak positif dari apa yang diberikan akan risiko yang yang dihadapi bahkan dorongan atau relawan 2 orang membantu sesama yang dan ditolong bertaruh nyawa, namun hal tersebut mengharapkan tidak menyurutkan motivasi relawan membantu untuk meringankan menolong, dan justru imbalan apapun, dengan tujuan beban sesama menjadikan perasaan relawan senang merupakan salah satu bentuk dari dan bahagia. Pelaksanaan program perilaku altruisme. PMI, juga tidak lepas dari peran para Menurut Batson (Rahman, relawan. Menurut PNPM (Jangkung, 2013) altruisme merupakan motivasi 2013) relawan adalah seseorang atau menolong sekelompok meningkatkan kesejahteraan orang orang yang sukarela secara (uncoerced) menyumbangkan Ketika tujuan seseorang melihat tenaga, penderitaan orang lain, selain akan untuk memunculkan kesedihan dan tekanan menolong orang lain (help others) personal , juga akan memunculkan dan sadar bahwa ia tidak akan emosi yang lain yaitu perasaan mendapatkan upah atau gaji atas apa empati yang untuk menolong. Motivasi menolong pikiran dan waktu, lain. dengan keahliannya telah disumbangkan yang mendorong dirinya (unremunerated), membantu secara ini ikhlas karena panggilan nuraninya seseorang bersedia terlibat dalam memberikan apa yang dimilikinya aktivitas tanpa mengharapkan imbalan atau menyenangkan, berbahaya, bahkan upah ataupun karier. Kegiatan yang mengancam jiwanya. dilakukan membantu para relawan sesama bisa sangat kuat menolong sehingga yang tidak PMI Dengan demikian, motivasi tanpa seseorang untuk menolong adalah 3 karena ada orang lain yang sosiobiologis, perilaku menolong membutuhkan bantuan dan rasanya orang lain dipengaruhi oleh jenis menyenangkan bila dapat berbuat hubungan baik (Sarwono, 2011). individu lebih suka menolong orang Menurut (Rahayu, Wortman, 2014), dkk dengan orang lain, yang sudah dikenal atau teman dekat altruisme daripada orang asing. dipengaruhi oleh beberapa faktor Dari permasalahan yang telah yaitusuasana hati, jika suasana hati diuraikan sedang nyaman, masalah dalam penelitian ini adalah terdorong seseorang akan untuk memberikan sebagai diatas, berikut maka : rumusan “apakah ada pertolongan lebih banyak, meyakini hubungan positif antara altruisme keadilan dunia, adanya keyakinan dengan kebahagiaan pada petugas bahwa dalam jangka panjang yang PMI”. Penulis bermaksud melakukan salah akan dihukum dan yang baik penelitian dengan judul “Altruisme akan mendapat pahala, selanjutnya dengan Kebahagiaan pada Petugas adalah PMI”. Empati, seseorang untuk kemampuan ikut merasakan LANDASAN TEORI perasaan atau pengalaman orang lain. Faktor situasional, kondisi Menurut Seligman (2005), dan kebahagiaan bisa tentang masa lalu, situasi yang muncul saat seseorang masa sekarang dan masa depan. membutuhkan Kebahagiaan masa lalu mencakup pertolongan juga mempengaruhi orang lain untuk kepuasan, memberikan pertolongan, dan faktor kebanggaan, 4 kelegaan, dan kesuksesan, kedamaian. Kebahagiaan masa sekarang dan afek negatif. Afek positif mencakup kegembiraan, ketenangan, atau emosi yang menyenangkan keriangan, semangat yang meluap- merupakan luap, ekstase. Subjective Well Being karena Kebahagiaan masa depan mencakup merefleksikan reaksi individu optimisme, harapan, keyakinan, dan terhadap peristiwa dalm hidup kepercayaan. individu yang dianggap penting rasa senang Diener, dan dkk (2005) bagian dari bagi individu tersebut karena mengungkapkan dua aspek dalam kehidupannya berjalan sesuai kebahagiaan (happiness), yaitu : dengan apa yang diinginkan olehnya. Afek negatif termasuk a. Kognitif suasana hati dan emosi yang Kepuasan hidup termasuk tidak menyenangkan serta dalam komponen kognitif karena merefleksikan keduanya didasarkan negatif keyakinan (sikap) respon-respon pada yang dialami oleh tentang individu terhadap hidup mereka, kehidupan seseorang. Kepuasan kesehatan, hidup merupakan peristiwa-peristiwa penilaian yang terjadi dan lingkungan seseorang dalam kualitas lingkungan mereka. kehidupannya secara global. Adapun b. faktor-faktor Afektif kebahagiaan menurut Seligman MenurutDiener & Oishi (2005), yaitu: (Ningsih, 2013) afektif dibagi menjadi dua yaitu, afek positif 5 a. Agama kaya dan memuaskan, paling Orang yang religius lebih sedikit menghabiskan waktu bahagia dan lebih puas terhadap sendirian dan mayoritas dari kehidupan daripada orang yang mereka bersosialisasi. tidak c. religius. Hal ini dikarenakan agama memberikan Pendidikan Pendidikan lebih harapan akan masa depan dan berpengaruh menciptakan makna dalam hidup kebahagiaan pada negara-negara bagi miskin. manusia. keterlibatan Selain itu, terhadap Namun demikian seseorang dalam keagamaan atau agama dapat tetapi cukup signifikan, karena sosial pendidikan mempengaruhi status bagi orang tersebut. Hubungan pekerjaan dan pendapatan yang antara harapan akan masa depan diperoleh individu. kegiatan komunitas memberikan dan dukungan keyakinan walaupun pengaruh pendidikan terhadap beragama kebahagiaan Menurut kecil, Myers (2012) (altruism) adalah merupakan landasan mengapa altruisme keimanan efektif kebalikan dari egoisme. Orang melawan keputus asaan dan yang altruistis peduli dan mau meningkatkan kebahagiaan. membantu meskipun jika tidak b. Kehidupan Sosial ada keuntungan yang ditawarkan Orang yang sangat bahagia atau tidak ada harapan ia akan menjalani kehidupan sosial yang mendapatkan kembali sesuatu. sangat 6 Altruisme merupakan untuk seperti apa adanya dengan sadar untuk meringankan beban mengutamakan nilai kejujuran orang lain tersebut. tanpa berbuat curang. altruisme Mussen Menurut Desmita (Nufus, (Nashori, 2012) altruismedapat 2008), yaitu: dipengaruhi Cooperation (Kerjasama), yaitu faktor, yaitu: pekerjaan atau oleh beberapa a. Faktor dalam diri manusia, kegiatan secara bersama-sama. misalnya Sharing kemampuan, moral, kognitif (Berbagi), yaitu kesediaan untuk ikut merasakan Helping (Menolong), kepribadian, dan empati. apa yang dirasakan orang lain. b. Faktor yang ada diluar diri yaitu manusia, misalnya kehadiran membantu orang lain dengan orang lain, norma-norma dan cara meringankan beban fisik situasi tempat kejadian. atau psikologis orang tersebut. d. yaitu kesejahteraan orang lain tanpa melakukan c. (Kejujuran), kesediaan melakukan sesuatu menurut b. e. Honesty meningkatkan Aspek-aspek a. motif Tujuan dari penelitian ini Genereocity (Berderma), yaitu adalah, kesediaan Hubungan untuk memberikan untuk antara barang miliknya kepada orang dengan lain yang membutuhkan secara petugas PMI. sukarela. 7 mengetahui kebahagiaan altruisme pada perilaku altruisme dan skala METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel kebahagiaan. Analisis Penelitian adalah: digunakan 1. Variabel bebas : Altruisme product moment dari Pearson 2. Variabel tergantung : korelasi dengan menggunakan aplikasi Kebahagiaan. SPSS 15. Subjek dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN adalah 88 orang relawan KSR PMI kota Solo Teknik adalah yang Hasil perhitungan dengan yang aktif. pengambilan analisis product moment dari sampel Pearson, dengan diperoleh nilai non koefisiensi korelasi (rxy) = 0,648, random, menggunakan metode dengan signifikansi (p) = 0,000 Convenience Sampling. Menurut (p < 0,01). Hasil perhitungan Siregar tersebut menunjukkan adanya menggunakan teknik (2013) Sampling Convenience adalah teknik hubungan positif antara penentuan sampel berdasarkan altruisme dengan kebahagiaan kebetulan saja, anggota populasi pada petugas PMI, yang berarti yang dan semakin tinggi altruisme pada responden petugas PMI maka akan semakin ditemui bersedia peneliti menjadi untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih bahagia. orang-orang Hasil penelitian tersebut yang terdekat saja. Alat ukur mendukung pendapat para ahli yang digunakan adalah skala bahwa 8 menolong dapat menimbulkan perasaan senang orang lain (bahagia) bagi yang menolong. altruisme Menurut tersebut. sejati Suatu semata-mata Rahmat (Jangkung, bertujuan untuk meningkatkan menolong merupakan kesejahteraan salah satu faktor yang dapat (memberikan membuat bahagia. kepada seseorang sebagai suatu Perasaan positif yang muncul hasil dari menolong) (Myers, setelah seseorang memberikan 2012). 2013), seseorang pertolongan atau orang lain kebahagiaan hilangnya Hal tersebut sesuai dengan perasaan tidak enak pada diri hipotesis yang diajukan dalam seseorang yang juga dapat penelitian memberikan dorongan untuk hubungan berperilaku menolong ini, yaitu positif ada antara dan altruisme dengan kebahagiaan feedback positif dari apa yang pada petugas PMI. Terdapat diberikan hubungan akan membuat yang saling perasaan bahagia lebih terasa. mempengaruhi antara altruisme Melihat dengan ditolongakan orang yang menjadikan pada petugas PMI. Semakin tinggi perasaan menjadi lebih bahagia. altruisme pada petugas PMI Altruisme merupakan motif untuk kebahagiaan maka akan semakin bahagia. meningkatkan Altruisme pada subjek kesejahteraan orang lain tanpa penelitian yaitu petugas PMI, sadar untuk meringankan beban memiliki rerata empirik (RE) 9 sebesar 79,39 dan rerata Berdasarkan hasil analisis hipotetik (RH) sebesar 62,5. dapat Dari hasil tersebut dapat terlihat kebahagiaan pada subjek yaitu bahwa, altruisme pada subjek petugas PMI, memiliki rerata tergolong tinggi. Hal ini berarti empirik (RE) sebesar 136,86 dan bahwa, aspek-aspek yang ada rerata hipotetik (RH) sebesar didalam perilaku altruisme yaitu, 122,5. Dari hasil tersebut dapat subjek dapat menjalin kerjasama terlihat yang baik dengan orang lain pada subjek tergolong sedang. (coorperation), mampu dapat Hal ini berarti bahwa, aspek- merasakan apa yang dirasakan aspek oleh orang lain atau empati kebahagiaan (sharing), bersedia menolong hidup secara menyeluruh atau untuk meringankan beban orang khusus seperti selalu bersyukur, lain (helping), selalu berbagi dan dapat bersosialisasi dengan baik memberi dengan lingkungan, melakukan dengan (genereocity), yang kebahagiaan ada didalam yaitu,kepuasan dengan memilih untuk bersikap jujur mempertimbangkan dampak dalam terhadap orang disekitar, selalu Keseluruhan hal aspek selalu bahwa, bahwa sesuatu segala serta sukarela diketahui (honesty). tersebut berpikir positif serta emosi menjadi bagian dari karakteristik positif lainnya (aspek kognitif), kepribadian yang dimiliki oleh dan perasaan gembira, senang subjek. atau bahagia dalam menjalani 10 hidup, serta sesama suka menolong pada petugas PMI. Sebaliknya, afektif). apabila altruisme rendah, maka tersebut kebahagiaan pada petugas PMI (aspek Keseluruhan aspek menjadi bagian dari karakteristik (relawan) juga rendah. kepribadian yang dimiliki oleh 2. subjek. dengan Sumbangan efektif altruisme kebahagiaan pada efektif petugas PMI, yaitu sebesar 42%, altruisme dengan kebahagiaan yang berarti masih terdapat 58% pada petuga PMI, yaitu sebesar variabel 42%, yang berarti masih terdapat mempengaruhi 58% variabel lain yang dapat selain altruisme. mempengaruhi kebahagiaan 3. selain altruisme. 4. Berdasarkan hasil penelitian antara petugas PMI. Hal yang 1. pada diharapkan Indonesia, tersebut dapat mengembangkan kualitas PMI, pada Bagi pimpinan Palang Merah pada tinggi altruisme kebahagiaan meningkatkan semakin kebahagiaan perilaku berarti, semakin tinggi altruisme petugas dapat dapat bermanfaat, yaitu : altruisme kebahagiaan Tingkat Saran Ada hubungan positif sangat dengan yang petugas PMI tergolong sedang. diatas dapat diambil kesimpulan: signifikan Tingkat lain subjek tergolong tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Sumbangan maka kebahagiaan dan kinerja petugas PMI serta dan relawan melalui pelatihan dan 11 pengetahuan yang tidak hanya menolong sesama dan dapat digunakan memotivasi serta meningkatkan bencana ketika alam peristiwa saja namun antusiasme masyarakat untuk dikehidupan masyarakat. Serta menolong demi melakukan pembaharuan yang meringankan beban orang lain dilihat melalui evaluasi setelah secara penanganan demikian bencana pengabdian di atau sukarela, relawan dengan mampu masyarakat, memahami manfaat altruisme sehingga visi misi PMI dalam dalam meningkatkan perasaan hal sosial bahagia pada orang yang di terus tolong maupun diri relawan itu kebencanaan kemanusiaan dan dapat berkembang dengan baik. 2. sesama sendiri. Bagi petugas (relawan/ subjek) Palang Merah 3. Bagi peneliti lain, dari hasil Indonesia, penelitian ini penulis berharap diharapkan mampu dapat menjadi masukkan yang mempertahankan perilaku positif dan bermanfaat, dapat altruisme yang selama menjadi dasar ini menjadi sumbangan mengikuti pengetahuan berupa informasi kegiatan kepalangmerahan demi serta menjadi referensi dalam kemanusiaan. dapat melakukan penelitian memberikan informasi tentang selanjutnya dengan hubungan altruisme mempertimbangkan variabel lain dengan kebahagiaan, pentingnya selain altruisme dengan faktor Serta antara 12 kebahagiaan lain seperti, agama, kehidupan sosial, Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islami. Bandung :PT. Refika Aditama. atau Ningsih, D. A. (2013). Subjective Well Being Ditinjau Dari Faktor Demografi (Status Pernikahan, Jenis Kelamin, Pendapatan). Jurnal Psikologi. Vol. 01. No. 02. Universitas Muhammadiyah Malang. pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis berharap peneliti selanjutnya mengembangkan dapat penelitian Nufus, N. (2012). Hubungan Antara Penalaran Moral dan Altruisme Pada Santri MA Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Skripsi. Tidak Diterbitkan. dengan alat ukur yang lebih diperdalam menggunakan dengan metode lain seperti, wawancara, tes psikologi dan observasi, serta Rahayu, S. (2014). Pengaruh Intensitas Keberagaman Terhadap Perilaku Altruis Pada Santri Di Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan, Sidorejo, Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Salatiga : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). dengan subjek yang lebih beragam. DAFTAR PUSTAKA Diener., Lyubomirsky., King. (2005). The Benefit Of Frequent Positive Affect : Does Happiness Lead Succes?. Psychological Bulletin. Vol.131. No. 6. Hal. 803-855. Rahman, A. A. (2013). Psikologi Sosial (Integrasi Pengenalan Wahyu dan Pengetahuan Empirik). Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Jangkung, S. (2013). Dinamika Kebahagiaan Relawan Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sarwono, S. W & Meinarno, E. A. (2011). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Seligman, E.P. (2005). Authentic Happiness. (Pengantar : Jalaluddin Rakhmat). Bandung : Mizan Pustaka. Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial (Social Psychology). Jakarta : Salemba Humanika. Seligman, E.P. (2005). Authentic Happiness. (Pengantar : Jalaluddin Rakhmat). Bandung : Mizan Pustaka. 13