Memperdalam akar iman di dalam Tuhan. Buku ke 2

advertisement
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
DAFTAR ISI
TABEL PENCAPAIANKU
SESI 1
Membahas ulang Maksud dan Tujuan Buku 1 Seri 2:7
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 1
Metode Menghafal Tema (MMT) di Buku 2
Studi Alkitab Buku 2
Prinsip-Prinsip Menghafal Ayat
Tuntunan Praktis Berdoa
SESI 2
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 2
Kuis, Prinsip Menghafal Ayat
Menjadi Dewasa di Dalam Kristus (Studi Alkitab)
SESI 3
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 3
Hubungan yang Menjangkau
Peperangan Rohani (Studi Alkitab)
SESI 4
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 4
Iman dan Kebenaran Allah (Studi Alkitab)
SESI 5
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 5
Kuis Pribadi
Mengerti Kehendak Allah (Studi Alkitab)
SESI 6
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 6
Membangun Pertemanan dengan Orang yang Belum Percaya
Hidup sebagai Hamba (Studi Alkitab)
SESI 7
Ucapan Selamat
Pentingnya Mempersiapkan Kesaksian Pribadi
Mempersiapkan Komentar atas Kesaksianmu
Ilustrasi Carang Anggur
Mempersiapkan Kesaksian yang Efektif
Dua Cara Menyusun Kesaksian
Memilih Format Kesaksian
SESI 8
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 8
SESI 9
Pembukaan Kesaksian
2
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bagaimana Menutup Kesaksian
Hatiku adalah Rumah Kristus
Bahan Diskusi: Rumah Tuhan
SESI 10
Tuntunan Bagaimana Meluangkan Waktu Bersama Tuhan
Sehari di Bersama-Nya
Catatan dan Aplikasi
Tips Agar Tetap Bugar
Daftar Kekhawatiran
Daftar Periksa Sebelum Meluangkan Waktu Bersama Tuhan
Contoh Bagaimana Membuat Catatan Saat Menyendiri Bersama Tuhan
SESI 11
Meluangkan Waktu Bersama Tuhan
Tantangan Selanjutnya
Tinjauan Buku 3
APENDIKS
3
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
TABEL PENCAPAIANKU
Setiap kali Anda menyelesaikan satu pelajaran, mintalah seseorang dalam kelompok untuk
membubuhi paraf inisial dan menulis tanggal paraf.
Menghafal Ayat
Ayat Wajib: “Menjalani Hidup Baru”
Kristus sebagai Pusat—2 Korintus 5:17
Taat kepada Kristus—Roma 12:1
Sang Firman—2 Timotius 3:16
Doa—Yohanes 15:7
Persekutuan—Ibrani 10:24-25
Bersaksi—Matius 4:19
Ayat Pilihan yang disarankan
Kristus sebagai Pusat— Galatia 2:20
Taat kepada Kristus— Yohanes 14:21
Sang Firman— Yosua 1:8
Doa— Filipi 4:6-7
Persekutuan—1 Yohanes 1:3
Bersaksi— Roma 1:16
Mengutip ayat wajib “Menjalani Hidup Baru”
Mengutip seluruh 12 ayat “Menjalani Hidup Baru”
Mengutip ayat hafalan Buku 1
Mengulang seluruh ayat hafalan Buku 1 selama 14 hari
berturut-turut
Menyelesaikan Kuis Prinsip Menghafal Ayat di halaman 14
Mencocokkan jawaban kuis ( halaman
Saat Teduh
Menyelesaikan Catatan Bacaanku dalam waktu 14 hari
Kesaksian
Menjalani dengan gembira aktifitas bersaksi
Menceritakan “Kesaksianku” berdasarkan rancangan dalam
waktu kurang dari 4 menit.
Studi Alkitab
Sesi 2—Menjadi Dewasa di dalam Kristus (halaman 15)
Sesi 3—Peperangan Rohani (halaman 26)
Sesi 4—Iman dan Kebenaran Allah (halaman 31)
Sesi 5—Mengerti Kehendak Allah (halaman 38)
Sesi 6—Hidup sebagai Hamba (halaman 44)
Latihan Kelompok
Ambil bagian untuk meluangkan waktu bersama Allah
Inisial
Tanggal
4
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lain-lain
Baca dan tandai “Hubungan yang Menjangkau” (halaman
20)
Baca dan tandai “Hatiku adalah Rumah Kristus” (halaman
66)
Menyelesaikan halaman 73
Bacalah “Tuntunan dalam Meluangkan Waktu Bersama
Tuhan” (halaman 75-83)
Catatan Pemimpin
Lulus Buku 2, Berakar Kuat dalam Keluarga Allah
5
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 1
Garis Besar Sesi 1
1.
2.
3.
4.
Buka dengan doa.
Membahas ulang “Maksud dan Tujuan Buku 1, Seri 2:7” (hal 6).
Meninjau garis besar buku yang terdapat dalam Tabel Pencapaianku ( hal 4).
Membahas metode mengingat yang akan dipakai: apakah akan sama dengan metode
di buku pertama?
5. Mempelajari “Tuntunan Menghafal Ayat—Minggu 1” (hal 7).
6. Membaca dengan bersuara“MMT di Buku 2” dan “Studi Alkitab di Buku 2” (hal 7).
7. Baca dan diskusikan “Prinsip-prinsip Menghafal Ayat Alkitab” (hal 9)
8. Diskusikan “Tuntunan Praktis Berdoa” (hal. 10) dan gunakan lembar doa pada bagian
akhir buku ini.
9. Baca “Tugas Sesi 2” (hal.12).
10. Tutup dengan doa.
Membahas ulang Maksud dan Tujuan Buku 1 Seri 2:7
Tujuan dari buku 1 adalah:
1. Supaya kita dapat menikmati pembacaan Alkitab dengan cara:
a. menggunakan Alkitab versi kontemporer.
b. memakai metode penandaan ayat Alkitab.
2. Supaya kita menguasai lima ayat kunci yang disebutkan di Mengawali Bersama
Kristus, dan punya pilihan ayat-ayat ber temakan penjangkauan.
3. Agar kita memiliki waktu saat teduh bersama Tuhan yang lebih konsisten dan
berkualitas, dengan cara::
a. Menggabungkan saat teduh dengan doa.
b. Menjalani saat teduh selama tujuh hari berturut-turut sepanjang masa kursus.
c. Mencatat pencerahan yang didapat dalam saat teduh harian, dalam lembar Catatan
Bacaanku
4. Agar kita mempelajari dan mendiskusikan arti ilustrasi Roda.
5. Agar kita mempelajari dan mendiskusikan artikel Tirani Waktu (Tyranny of Urgent).
6. Agar kita memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam ilustrasi Roda dan Tangan.
7. Supaya Mengerti lebih dalam tentang perlunya menghafal ayat Alkitab dan mengenali
hal-hal yang berpotensi menghambat.
8. Supaya kita punya daftar doa untuk penginjilan.
6
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 1
Cuplikan “Metode Menghafal Tema”
Anda Bisa Menghafal Seluruh Alkitab!
Ingatan kita sempurna! Anda mengira ingatan Anda payah? Nanti dulu. Coba ingat-ingat,
apakah Anda bisa mengingat alamat rumahmu dan nomor teleponmu? Bagaimana dengan
semua informasi yang tersimpan dalam benakmu berkaitan dengan pekerjaanmu? Dan semua
nama orang yang Anda ingat di luar kepala? Belum lagi semua rincian informasi berkaitan
dengan olah raga favoritmu atau hobimu? Itu bukti bahwa ingatanmu sangat baik. Segala hal
akan menjadi mudah untuk diingat jika Anda punya minat terhadapnya atau sering
menggunakannya.
Sikaplah Yang Menentukan. Kemampuan mengingat bukanlah sesuatu yang dimiliki
atau tidak dimiliki. Ini adalah ketrampilan. Dan sama seperti ketrampilan lainnya, ia bisa
dikembangkan. Dengan sikap yang tepat Anda bisa menghasilkan perbedaan besar. Karena
itu gunakan sikap yang tepat dalam menghafal ayat Alkitab, maka ingatan Anda akan
berfungsi dengan baik.
Andalkan pertolongan Allah. Satu hal yang menghibur hati adalah, Anda bisa meminta
pertolongan Allah karena Dia memang rindu firman-Nya terpatri dalam sanubari setiap anakanak-Nya. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan—
simpan dalam hati”(Ulangan 6:6). “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu” (Kolose 3:16).
Cuplikan “Metode Menghafal Tema”
Anda Bisa Menghafal Seluruh Alkitab!
Ingatan kita sempurna! Anda mengira ingatan Anda payah? Nanti dulu. Coba ingat-ingat,
apakah Anda bisa mengingat alamat rumahmu dan nomor teleponmu? Bagaimana dengan
semua informasi yang tersimpan dalam benakmu berkaitan dengan pekerjaanmu? Dan semua
nama orang yang Anda ingat di luar kepala? Belum lagi semua rincian informasi berkaitan
dengan olah raga favoritmu atau hobimu? Itu bukti bahwa ingatanmu sangat baik. Segala hal
akan menjadi mudah untuk diingat jika Anda punya minat terhadapnya atau sering
menggunakannya.
Sikaplah Yang Menentukan. Kemampuan mengingat bukanlah sesuatu yang dimiliki
atau tidak dimiliki. Ini adalah ketrampilan. Dan sama seperti ketrampilan lainnya, ia bisa
dikembangkan. Dengan sikap yang tepat Anda bisa menghasilkan perbedaan besar. Karena
itu gunakan sikap yang tepat dalam menghafal ayat Alkitab, maka ingatan Anda akan
berfungsi dengan baik.
Andalkan pertolongan Allah. Satu hal yang menghibur hati adalah, Anda bisa meminta
pertolongan Allah karena Dia memang rindu firman-Nya terpatri dalam sanubari setiap anakanak-Nya. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan—
simpan dalam hati”(Ulangan 6:6). “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu” (Kolose 3:16).
Mengapa Menghafal Tema?
Dalam buku 1 kita sudah belajar mengenai tema, ayat referensi beserta ayat lengkapnya. Di
buku 2 ini kita akan mengulangnya lagi.
Dua alasan penting mengapa menghafal tema itu perlu:
7
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Menghafal tema menolong kita memahami ayat bersangkutan dan memudahkan kita
menghafal serta mengulasnya.
2. Tema membantu kita untuk ‘lengket’ dengan ayat bersangkutan, dan ayat tersebut akan
dengan mudah diingat ketika dibutuhkan. Dengan menghafal tema, ayat yang tepat bisa
dihadirkan ketika kita sedang meditasi, bersaksi, konseling, melakukan pendalaman
Alkitab, atau persiapan kutbah.
Jadi mulailah membiasakan diri dengan Menjalani Hidup Baru di halaman... dan mulailah
mempelajarinya dengan ayat-ayat di dalamnya.
Tuntunan Menghafal Ayat Buku 2
Ada empat area yang menjadi fokus metode ini:
1. Bagaimana caranya menghafal ayat dengan lebih mudah.
2. Bagaimana menerapkan ayat tersebut dalam hidup kita.
3. Bagaimana caranya menemukan ayat tersebut dan mengulang dengan mudah.
4. Bagaimana melanjutkan menghafal ayat Alkitab setelah menyelesaikan pelajaran ini
Metode Menghafal Tema (MMT) di Buku 2
Sebagaimana kita ketahui, penerbit NavPress telah menerbitkan pelajaran menghafal Alkitab
yang dikenal dengan Metode Menghafal Tema (MMT). Metode ini dapat dipakai selama lima
tahun ke depan. MMT terdiri dari enam puluh ayat yang dikelompokkan ke dalam lima tema
utama:
A.
B.
C.
D.
E.
Menjalani Hidup Baru
Konfes Kristus
Bersandar Pada Allah
Menjadi Murid Kristus
Bertumbuh Menjadi Serupa Dengan Kristus
12 ayat
12 ayat
12 ayat
12 ayat
12 ayat
Dalam setiap tema—dari A sampai E—terdiri dari enam sub tema. Setiap ayat dalam
metode ini berbicara tentang aspek penting dalam kehidupan orang percaya. Informasi lebih
lanjut tentang hal ini dapat di lihat di www.2-7.org.
8
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Di dalam buku 2 ini kita akan menghafal ayat-ayat tentang “Menjalani Hidup Baru.”
Tema-tema berikut ini sama pentingnya dengan tema diskusi dalam buku 1.
A.Menjalani Hidup
Baru
Kristus sebagai Pusat
Taat kepada Kristus
Sang Firman
Doa
Persekutuan
Bersaksi
Syaratnya
2 Korintus 5:17
Roma 12:1
2 Timotius 3:16
Yohanes 15:7
Ibrani 10:24-25
Matius 4:19
Ayat Opsional yang
Disarankan
Galatia 2:20
Yohanes 14:21
Yosua 1:8
Filipi 4:6-7
1 Yohanes 1:3
Roma 1:16
Mungkin kita bertanya-tanya, “Apakah memang perlu menghafal dua belas ayat ini supaya
bisa lulus pelajaran ini?” atau “Bagaimana mungkin saya bisa menghafal kedua belas ayat
ini? Otak saya sudah penuh dengan ayat hafalan dari buku 1!” Jawabannya adalah, kelulusan
ditentukan dari kesempurnaan dalam mengutip setiap ayat dalam masing-masing tema
dengan sempurna, minimal enam ayat—dua belas ayat lebih baik lagi.
Sudah ribuan orang yang mengatakan bahwa mereka lebih mudah menghafal dua belas
ayat di buku 2 dari pada menghafal ayat-ayat di buku 1. Di sini mereka belajar
mempraktekkan prinsip-prinsip menghafal dan mengulang ayat. Dalam mengulang, mereka
menggunakan kartu ayat yang sudah biasa mereka gunakan, dan menambahkan ayat baru
(bagian per bagian) dalam waktu dua hari. Kemudian mereka akan terus mengulang ayat
tersebut—diharapkan lebih dari satu kali dalam sehari. Setelah itu mereka lanjut menghafal
ayat kedua selama dua hari berikutnya. Jadi masih ada sisa waktu tiga hari untuk menghafal
ayat baru lainnya, sebelum pertemuan kelompok 2:7 selanjutnya. Dan ini semua mungkin
untuk dilakukan.
Berilah dirimu penghargaan. Sesekali coba tunjukkan kemampuan menghafal dua belas
ayat tersebut ketika berkumpul dengan sesama penghafal ayat Alkitab. Ini adalah investasi
kecil yang akan berdampak besar. Jika Anda dengan setia mengikuti prinsip-prinsip
menghafal ayat dan petunjuknya, Anda akan mengalami apa yang di alami oleh para
pendahulumu.
Studi Alkitab Buku 2
Alkitab adalah buku kehidupan, dasar kebenaran...
menyegarkan jiwa;
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati
membuat mata bercahaya
lebih indah dari pada emas
dan lebih manis dari pada madu...—Mazmur 19:8-11
9
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kekayaan hikmat yang melimpah telah Allah sediakan melalui Firman-Nya yang tersedia
bagi semua orang percaya. Namun firman ini hanya dapat dihidupi oleh mereka yang
menggalinya dengan konsisten. Meditasi dan doa adalah dua kunci yang dapat membuka
gudang hikmat Allah. Dengan mendoakan sambil merenungkan setiap ayat yang sedang
Anda dalami, akan menolongmu memahami makna dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari.
Seiring perjalanan mengiring Kristus, mungkin muncul pertanyaan dalam benakmu
tentang rancangan dan tujuan Allah dalam hidupmu, dan bagaimana cara mengerjakannya.
Karena itu, sepanjang kursus ini, pendalaman Alkitab ini akan mencakup lima pelajaran
penting berkaitan dengan perjalanan iman mengiring Kristus:
 Menjadi Dewasa di dalam Kristus
 Peperangan Rohani
 Iman dan Kebenaran Allah
 Memahami Kehendak Allah
 Hidup Sebagai Hamba
Prinsip-Prinsip Menghafal Ayat
Kebiasaan-kebiasaan yang sangat menolong:
1. Pelajari dan ikuti tuntunan menghafal ayat setiap minggu.
2. Baca ayat bersangkutan dengan saksama, sebelum dan sesudah menghafal—ini
mencakup konteks atau susunan ayatnya.
3. Gali pengertian dalam setiap ayat. Bisa dengan membaca terjemahan versi lain untuk
mendapatkan arti yang lebih jelas.
4. Baca ayat tersebut sepenuh hati, bisa dengan suara keras atau berbisik. Lihat ayat
tersebut secara menyeluruh. Polanya: sebutkan temanya, ayat referensinya, isi ayatnya
dan ayat referensinya lagi.
5. Selalu mendiskusikan ayat tersebut dengan Tuhan dalam doa. Mintalah pewahyuan
dan petunjuk bagaimana menerapkan ayat tersebut.
Ketika menghafal ayat, lakukan hal berikut:
1. Kuasai/ hafalkan tema, ayat referensi, dan kalimat pertama ayat tersebut sebagai satu
kesatuan.
2. Setelah itu tambahkan bagian kalimat selanjutnya, dan seterusnya sampai Anda
menguasai seluruh ayat.
3. Sebisa mungkin ucapkan ayat tersebut dengan bersuara.
4. Pada saat Anda menghafal dan mengulang ayat, pikirkan juga cara penerapannya
dalam hidupmu dan keseharianmu.
5. Selalu menyebut tema dan ayat referensi di awal, dan ulangi menyebut ayat referensi
di akhir.
6. Manfaatkan waktu luangmu (ketika sedang menunggu, berjalan kaki, atau menyetir)
untuk menghafal dan mengulang ayat, atau merenungkannya.
Jika Anda sudah bisa menghafal dan mengulang tema-ayat referensi-ayat-ayat
referensi dengan benar, lakukan hal berikut:
10
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Ulangi ayat tersebut (beberapa kali dalam sehari) selama beberapa hari berturut-turut,
supaya tertanam dalam ingatanmu.
2. Tulis ulang ayat tersebut atau ucapkan ulang kepada seseorang. Ini akan
memperkokoh impresi tentang ayat tersebut dalam ingatanmu.
3. Selalu ulangi, ulangi, dan ulangi. Repetisi adalah metode terbaik untuk mengokohkan
ingatan anda terhadap ayat bersangkutan. Dengan demikian, kemampuanmu untuk
mengutip ayat tersebut akan meningkat.
Tuntunan Praktis Berdoa
Format Doa yang Disarankan: MMBM (menyembah, mengakui, bersyukur, memohon)
Ketika para murid meminta Tuhan Yesus mengajari mereka cara berdoa (Lukas 11:4) Ia
memberikan pola doa yang yang diawali dengan puji-pujian dan diakhiri dengan
permohonan.
Untuk memudahkan menghafal pola tersebut adalah dengan mengingat singkatan MMBM
(menyembah, mengakui, bersyukur, memohon). Ada juga yang mendahulukan mengaku
terlebih dahulu.
Coba simak ayat berikut dan tuliskan pencerahan apa yang Anda dapatkan:
Menyembah: memuji sifat dan gelar Allah.
1 Korintus 29:11
Mazmur 145:1-3
Mengaku: mengakui dosa-dosa kita kepada Allah.
Mazmur 32:5
Ayub 42:5-6
Bersyukur: menyatakan rasa terima kasih kita kepada Allah.
Efesus 5:20
Mazmur 100:4
Memohon: merendahkan diri dan berdoa kepada Allah untuk kepentingan diri sendiri atau
orang lain
Matius 7:7-8
Yakobus 4:2
Pola doa ini bisa Anda coba selama seminggu atau dua minggu, kemudian ubah dengan
pola lain. Dalam beberapa minggu selanjutnya, Anda bisa memakai pola ini lagi. Silahkan
memakai pola ini sesering atau sejarang yang Anda suka.
11
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur—
Kolose 4:2
Bagaimana Menggunakan Lembar Doa
Model lembar doa ada di bagian akhir buku ini. Atau bisa diunduhan di situs www.27series.org.
Menerima jawaban doa adalah hal yang sangat menguatkan, dan mencatat setiap jawaban
doa akan mengingatkan kita bagaimana Allah bekerja dan mendorong kita mengucap syukur.
Tentu saja, doa yang dijawab Tuhan adalah doa yang sejalan dengan kehendak-Nya (1
Yohanes 5:14-15).
Memang tidak semua doa perlu dituliskan di lembar doa. Cukup menuliskan permohonan
yang secara berkala Anda panjatkan kepada Tuhan, misalnya, persoalan dalam hidup,
keluarga, pelayanan, pekerjaan, perkuliahan dan seterusnya. Sebutkan dengan spesifik apa
yang Anda pinta. Beranilah meminta. Dalam berdoa turutilah petunjuk dalam surat Ibrani
4:16, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya.”
Catatlah doa permohonanmu supaya Anda bisa mengkonfirmasikan kepada Tuhan ketika
doamu dijawab. Sulit menilai apakah sebuah permohonan sudah dijawab atau belum jika ia
tidak jelas. Dengan mencatat permohonan dan jawaban Tuhan maka iman dan semangatmu
akan makin dikuatkan.
Berikut ini adalah contoh bagaimana seseorang mengisi lembar doa
PERMOHONAN
JAWABAN TUHAN
4/2 memasang pelapis lantai
untuk ruang bawah dgn biaya
terjangkau
20/5 dapat karpet seharga Rp
140000 dan hanya membayar Rp
2000/ m
10/2 bergabung dengan gereja
yang tepat
16/3 menjadi anggota resmi
gereja Westside
13/2 seseorang untuk dimuridkan
12/5 kelihatannya George adalah
orangnya
10/3 butuh sahabat Kristen untuk
si Mark yang usianya 10 th
20/6 keluarga Perez sekarang
menjadi tetangga baru kami,
dan anaknya berumur 12
28/3 Bill Alden bisa menyelesaikan
MMT
12
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
17/4 ingin bisa akrab lagi dengan
George dan Mary
4/5 butuh dana lebih untuk bisa
menghadiri konferensi bulan Juli
8/6 hasil Garage sale Rp 3 jt an
10/5 supaya Jerry Cole bisa bekerja
di Timur Tengah
11/5 agar persalinan bayi Nancy
dan Al lancar
8/6 Seth Allen lahir dengan
selamat dan sehat
31/5 bisa berteman akrab dengan
Don S.
Tugas Sesi 2
1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan “Menghafal Ayat Minggu 2” (hal...).
Hafalkan ayat-ayat dalam pelajaran “Kristus sebagai Pusat”: 2 Korintus 5:17 dan
Galatia 2:20 (ayat opsional yang disarankan). Untuk mempersiapkan diri menghadapi
kuis di sesi 2, pelajari ulang “Prinsip-prinsip Menghafal Ayat” (hal...). Dalam kuis
nantinya Anda hanya perlu menuliskan enam prinsip saja untuk bisa mendapatkan
paraf di lembar Tabel Pencapaianku. Tetapi sangat disarankan agar Anda menguasai
lebih dari enam prinsip (Anda diijinkan membuat singkatan-singkatan atau sinonim
dari prinsip-prinsip tersebut.)
2. Saat Teduh: lanjutkan menggunakan lembar Menandai Bacaanku dan Kemajuan
Bacaanku ketika membaca dan menandai Alkitab Anda, seperti yang sudah
dikerjakan di buku 1.
3. Studi Alkitab: baca sampai selesai “Menjadi Dewasa di dalam Kristus” (hal. )
4. Lain-lain:
a. Mulailah memakai lembar doa untuk menulis apa yang Anda doakan dan
mencatat jawaban Tuhan. Di sesi 4 kita akan mendiskusikan bagaimana kegiatan
ini berdampak bagi seluruh anggota.
b. Bawa lembar doa penginjilanmu ke pertemuan.
c. Persiapkan diri menurut bahan yang terdapat dalam lembar Tabel Pencapaianku.
13
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 2
Garis Besar Sesi 2
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok kecil dan mulai saling mengulang dan mengutip ayat
hafalan dari pelajaran “Kristus Sebagai Pusat”, yaitu 2 Korintus 5:17 dan Galatia 2:20.
Ulangi juga ayat-ayat hafalan dari buku 1.
3. Meninjau garis besar buku 2 di lembar Catatan Pencapaianku.
4. Bagikan pencerahan yang didapat dari saat teduh, yang sudah dicatat dalam Menandai
Bacaanku.
5. Menyelesaikan kuis “Prinsip-prinsip Menghafal Ayat” (hal.9 )
6. Diskusikan tindak lanjut lembar doa penginjilan.
7. Pelajari “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 2” (hal. 13)
8. Diskusikan bahan Studi Alkitab “Menjadi Dewasa di dalam Kristus” (hal. 15)
9. Baca “Tugaas untuk Sesi 3” (hal. 18)
10. Tutup dengan doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 2
Awal yang Baik untuk Memulai
Anda telah memilih versi terjemahan Alkitab untuk dihafalkan, dan mungkin versinya sama
dengan yang Anda gunakan di buku 1. Selain itu siapkanlah kartu ayat hafalan.
Tuntunan Menghafal Ayat
Setiap minggu ada petunjuk yang membantumu dalam dua hal:
1. Uraian Ayat—memudahkanmu memahami ayat yang dibaca dan menerapkannya.
2. Rencana Mingguan—membantumu mengelola ayat hafalanmu.
Uraian Ayat
Menjalani Hidup Baru
Semua orang punya kehidupan fisik/ jasmani. Dan ketika kita menerima Yesus Kristus dalam
hidup kita sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka kita memiliki kehidupan rohani yang baru.
Karena Kristus hidup di dalam kita. Hidup baru ini digambarkan dalam ilustrasi roda, seperti
yang kita lihat di buku 1. Sebuah roda digerakkan oleh poros. Dalam hidup kekristenan,
Kristus adalah porosnya, yaitu sumber kekuatan dan merupakan alasan kita untuk hidup bagi
Allah (Yohanes 15:5). Kristus hidup di dalam kita melalui pribadi Roh Kudus, yang tujuan
keberadaan-Nya semata-mata untuk memuliakan Kristus.
Lingkar luar Roda mewakili orang-orang Kristen yang merespon Kristus dalam ketaatan.
Ketaatan ini saling terhubung dengan setiap aspek kehidupan yang berpusat pada Kristus.
Jeruji Roda menunjukkan bagaimana kuasa Kristus menjangkau hidup kita. Jeruji vertikal
mewakili hubungan kita dengan Allah, sementara yang horizontal mewakili hubungan kita
14
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
dengan sesama kita—baik orang percaya ataupun bukan orang percaya. Roda ini baru bisa
berjalan dengan baik jika semua jerujinya lengkap dan posisinya benar.
Pelajaran 1: Kristus sebagai Pusat
Sama seperti kekuatan roda berasal dari poros, demikian juga kehidupan kekristenan
bersumber dari Kristus. Pembaharuan hidup tidak terjadi karena keinginan kita, melainkan
karena kita bergantung kepada Kristus sehingga Ia memampukan kita menjalani hidup yang
menyukakan hati Allah.
2 Korintus 5:17, hidup di dalam Kristus adalah benar-benar hidup yang baru, dimana
kehadiran-Nya menghadirkan dimensi yang baru. Semua ambisi, penampilan dan nilai-nilai
dari hidup kita yang lama diubahkan ketika kita mengenal Dia dan kuasa-Nya bekerja dalam
hidup kita.
Galatia 2:20, bukan hanya kita hidup di dalam Kristus, tetapi Kristus hidup di dalam kita.
Dua kebenaran ini mengajarkan kepada kita betapa dekatnya hubungan antara kita dengan
Dia.Sebagai orang percaya hidup kita identik dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan
didasarkan kepada iman, kita bergantung kepada-Nya agar Dia bisa hidup di dalam dan
melalui kita.
Rencana Mingguan
1. Unduh dan cetak kartu ayat hafalan, atau tuliskan di satu sisi kartu: tema, ayat referensi,
isi ayat, ayat referensi. Di sisi kartu yang lain, tulis tema dan ayat referensi saja.
Siapkan satu kartu untuk setiap ayat yang akan Anda hafalkan.
Mulai menghafal tema dan ayat referensi 2 Korintus 5:17, kemudian hafalkan bagian demi
bagian, sampai Anda bisa menghafal seluruh ayat. Jika Anda menghafal dua ayat dalam satu
minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari pertama dan ayat ke dua pada dua hari
kedua.
Sisa tiga hari dapat digunakan untuk mengulang kedua ayat tersebut (usahakan
mengulang lebih dari satu kali dalam sehari).
2. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat
hafalan baru.
3. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu
luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
4. Banyak yang mengatakan bahwa waktu terbaik menghafal ayat adalah sebelum tidur,
atau sesaat setelah bangun pagi.
5. Sebelum menghadiri pertemuan kelompok untuk sesi 3, Anda bisa memperdalam
hafalanmu dengan menulis ayat yang baru dihafalkan, atau mengutipnya di hadapan
seorang teman.
“Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau,
janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu,
supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu
dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.”—Mazmur 119:10-11, 15
15
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kuis, Prinsip Menghafal Ayat
Dari apa yang Anda telah pelajari di halaman 9-10, tuliskan paling tidak enam prinsip
menghafal ayat. Tidak perlu menulis isinya dengan lengkap. Cukup menulis intinya atau
rangkumannya saja.
Menjadi Dewasa di Dalam Kristus (Studi Alkitab)
Abad dua puluh satu ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Pemanfaatan kemajuan
teknologi untuk layanan komunikasi instan melalui satelit, internet, telepon, dan layanan
penyimpanan informasi menggunakan komputer berkecepatan tinggi telah meningkat dengan
pesat. Kita telah menjadi generasi yang menuntut agar keinginan dan harapannya dipenuhi
‘sekarang juga.’ Namun sebagai umat Allah kita harus paham, bahwa dalam kekristenan tidak
ada yang namanya ‘kedewasaan instan.’ Menjadi orang percaya adalah permulaan dari
sebuah perjalanan—penuh petualangan—mengenal dan mengasihi Allah lebih dalam lagi.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna—Roma 12:2
Renungkan
Apa kesamaan antara pertumbuhan jasmani dengan pertumbuhan rohani?
Bertumbuh Menjadi Dewasa
1. Langkah pertama menuju kedewasaan rohani adalah dengan percaya kepada Kristus.
Baca Efesus 4:11-16.
a. Apa kehendak Allah terhadap kita?
b. Apa saja ciri-ciri orang yang rohaninya masih kanak-kanak (ay. 14)?
c. Menurut perikop ini, apa saja ciri pribadi yang dewasa rohani?
2. Isi tabel berikut dengan perbedaan antara manusia lama dengan manusia baru dalam
Kristus (Efesus 4:22-24).
Manusia Lama
Manusia Baru
16
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
3. Bacalah 2 Korintus 3:18.
a. Kita diubah menjadi serupa dengan gambar siapa?
b. Siapa yang mengerjakan perubahan itu?
c. Menurutmu, seberapa cepat perubahan itu terjadi?
d. Sesempurna apa perubahan perubahan itu nantinya?
4. Pelajarilah, apa yang kitab Roma ajarkan berikut ini tentang hubungan dengan
Kristus?
a. Apa yang telah terjadi pada kita? (Pasal 5:8-9)
b. Apa yang harus kita lakukan? (Pasal 6:19)
c. Apa yang dapat kita harapkan di masa yang akan datang? (Pasal 8:16-18)
Tiga aspek keselamatan berikut ini (pembenaran, pengudusan, dimuliakan) membantu kita
memahami rancangan Allah bagi orang percaya.
Pembenaran
(Awal)
Pengudusan
(Proses)
Pemuliaan
(Pengharapan)
Masa lalu—kita telah
diselamatkan dari hukuman
Masa sekarang—kita
diselamatkan dari kuasa dosa
Masa Depan—kita akan
diselamatkan dari kelahiran
dosa
Posisi kita di hadapan
Kristus
Kondisi kita menjadi sama
dengan Kristus
Harapan kita adalah menjadi
serupa dengan Kristus
Titik Awal
5. Pelajari Kolose 2:6-7
a. Bagaimana kita mengawali hidup di dalam Kristus?
b. Bagaimana caranya kita bertumbuh?
6. Berdasarkan Roma 5:1-5, dengan dasar apakah kita membangun hubungan yang intim
dengan Tuhan?
7. Tulislah hal-hal yang Anda terima di dalam Kristus, berdasarkan Efesus 1:1-14.
Ayat ...
Ayat ...
Ayat ...
Ayat ...
17
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Dari semuanya itu, manakah yang paling penting? Mengapa?....
Proses Bertumbuh
8. Bagaimana menurut pendapatmu tentang proses pertumbuhan rohani seperti yang
dibahas dalam ayat berikut ini?
a. 1 Petrus 2:2-3...
b. Ibrani 5:13-14...
9. Apa posisi perbuatan baik dalam hidup kekristenan dalam Efesus 2:8-10 (sebagai
dampak atau tujuan)?
Jika Anda melihat ulang perjalanan hidupmu, Anda akan mengucap syukur atas semua
yang Allah telah kerjakan dalam hidupmu. Ambilah waktu untuk mengekspresikan rasa
syukurmu kepada-Nya atas apa yang telah, sedang dan akan Ia kerjakan dalam hidupmu.
Penampilan luar kita saat ini baru “bingkai” nya saja. Gambar aslinya ada di dalam, dimana
Sang Seniman itu sedang berkarya.
Kedewasaan
10. Siapakah yang menjadi teladan utama kita (Efesus 5:1-2)?
Dalam hal apa kita harus mencontoh gaya hidup Kristus?
11. Sikap seperti apa yang seharusnya dimiliki orang percaya (Filipi 3:13-15)?
12. Apa saja ciri karakter seorang yang dewasa rohani (2 Petrus 1:5-7)?
Apa yang terjadi terhadap orang yang tidak punya karakter ini (2 Petrus 1:8-11)?
13. Apa kesimpulan yang bisa Anda ambil dari pelajaran kali ini?
18
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kesimpulan
Bertumbuh ke arah Kedewasaan
Kerinduan Allah adalah agar semua orang percaya bertumbuh dalam kedewasaan dan
menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Karena untuk itulah Allah menyelamatkan orang
percaya dari hukuman akibat dosa. Sekarang mereka, walaupun saat ini masih mengalami
konflik dengan dosa, bisa mempersiapkan masa depan yang bebas dari dosa bersama Kristus.
Titik Awal
Iman kepada Kristus adalah tanda/ titik awal dimulainya pertumbuhan rohani orang percaya
(2 Korintus 5:17). Semua orang percaya berhak atas seluruh anugerah Allah yang disediakanNya untuk membantu mereka bertumbuh.
Proses Bertumbuh
Proses pertumbuhan rohani mirip dengan pertumbuhan jasmani; karya Allah dalam hidup
orang percaya membutuhkan waktu untuk menumbuhkan manusia rohani.
Kedewasaan
Bertumbuh dalam Kristus identik dengan berjalan bersama Kristus. Dengan meneladani
Kristus dan dipimpin Roh Kudus sesungguhnya orang percaya sedang berjalan mengiring
Kristus dalam iman dan kasih. Orang percaya yang dewasa rohani adalah mereka yang terus
menerus mengikut Kristus, melimpah-limpah dalam karya-Nya, dan mengalami anugerah dan
kasih-Nya.
Tugas Sesi 3
1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 3”
(hal. 19). Hafalkan ayat-ayat dalam pelajaran “Taat kepada Kristus”, yaitu Roma 12:1
dan Yohanes 14:21 (ayat opsional yang disarankan).
2. Saat Teduh: melanjutkan Menandai Bacaanku, Kemajuan Bacaanku dan lembar doa.
3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Peperangan Rohani” (hal. 26).
4. Lain-lain: baca dan beri tanda pada artikel “Hubungan yang Menjangkau” (hal. 20)
dan persiapkan untuk diskusi.
19
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 3
Garis Besar Sesi 3
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok dan mulai saling mengutip ayat-ayat dari pelajaran “Taat
kepada Kristus”: Roma 12:1 dan Yohanes 14:21. Pastikan lembar Catatan
Pencapaianku di paraf.
3. Mengutip ulang ayat-ayat buku 1.
4. Bagikan pencerahan yang Anda dapatkan dalam saat teduh.
5. Diskusikan pendapatmu tentang artikel “Hubungan yang Menjangkau” (hal. 20).
6. Diskusikan pelajaran “Peperangan Rohani” (hal. 26).
7. Tutup dengan doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 3
Uraian Ayat
Topik 2: Taat Kepada Kristus
Ketuhanan Kristus tidak terpisahkan dari penundukan kita terhadap Dia, seperti yang Ia
katakan, “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan
apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46). Dengan menaati kehendak-Nya dalam hidup seharihari, kita mengakui kepemimpinan-Nya atas hidup kita.
Roma 12:1, ayat ini mendorong kita menyerahkan hidup kepada Kristus melalui
penyerahan kendali hidup kita kepada-Nya. Satu-satunya alasan di balik ayat ini adalah,
karena Ia telah membayar kita dengan darah-Nya sendiri. Saat kita berserah dan taat padaNya, kita akan melihat bahwa semua rencana dan kehendak-Nya itu “baik, berkenan dan
sempurna” (pasal 12:2).
Yohanes 14:21, (ayat opsional yang disarankan) Yesus berkata bahwa ketaatan kepada
firman-Nya adalah bukti kasih kita kepada-Nya, sebagaimana tertulis, “Barangsiapa
memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku...." Tetapi sebelum
kita bisa berpegang pada firman tersebut, kita harus memilikinya terlebih dahulu—yaitu
mengetahui apa yang Ia katakan melalui firman-Nya kepada kita. Ayat-ayat hafalan minggu
ini akan menolong kita makin taat kepada Allah.
Rencana Mingguan
1. Siapkan satu kartu untuk setiap ayat yang akan dihafal minggu ini.
2. Mulailah menghafal Roma 12:1, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian mulai
menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat.
3. Rencanakan untuk mulai mengutip dengan bersuara, ayat hafalan buku 1 dan ayat baru
dari buku 2.
Ulangi pola pengaturan yang sudah Anda kerjakan di minggu ke 2. Pola dua ayat ini dapat
diterapkan dalam segala hari pertemuan kelompokmu.
Pola dua ayat: jika kelompokmu bertemu hari Minggu, mulailah menghafal ayat
tersebut mulai hari Senin dan teruslah mengulang selama dua hari. Kemudian
20
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
hafalkan ayat ke dua mulai Rabu dan ulangi selama dua hari. Jadi selama empat hari
penuh Anda menghafal dua ayat, dan tiga hari yang tersisa bisa digunakan untuk
mengulang kedua ayat tadi sebelum pertemuan hari Minggu.
 Pola satu ayat: jika pertemuannya hari Minggu, coba untuk mulai menghafal hari
Rabu, atau selambat-lambatnya hari Kamis. Ulangi beberapa kali dalam sehari selama
empat sampai lima hari sebelum pertemuan.
4. Bawalah selalu kartu ayat hafalan untuk mengisi waktu luangmu dengan
5. menghafal, mengulang dan merenungkan ayat-ayat yang berharga ini.
6. Sebelum menghadiri pertemuan, tulislah atau kutip ayat hafalanmu didepan seseorang
sehari sebelumnya. Uji coba selalu berguna.
Hubungan yang Menjangkau
Setujukah Anda jika dikatakan bahwa sebagian besar orang Kristen takut membagikan
imannya dengan sesama? Memang ada orang-orang yang punya hati untuk membagikan
imannya kepada mereka yang terhilang, namun kebanyakan orang tidak melakukannya
karena takut, atau merasa kurang terlatih, atau tidak nyaman dengan hubungan atau suasana
berbagi yang tidak alami. Pernahkah Anda mendengar salah satu dari alasan-alasan berikut
ini?
 Itu bukan panggilan saya. “Saya tidak punya bakat atau panggilan di bidang
penginjilan. Lebih baik urusan seperti itu diserahkan pada orang yang senang berurusan
dengan orang lain.”
 Terlalu grogi. “Saya ini sebenarnya orang yang sangat pemalu. Saya bisa tersedak dan
tangan saya berkeringat setiap kali berbicara soal..uhm...Tuhan. Saya yakin Tuhan tidak
memanggil saya untuk membagikan iman saya.”
 Kurang pengetahuan. “Saya bukan mahasiswa teologia, jadi saya tidak bisa mengutip
ayat-ayat untuk meyakinkan oranglain ketika berbicara tentang Tuhan. Ditambah lagi,
jika mereka punya pertanyaan-pertanyaan, saya tidak mungkin bisa menjawabnya.”
 Ini tidak cocok dengan kepribadian saya. “Saya rasa untuk urusan seperti ini yang
dibutuhkan adalah orang yang sangat mengasihi orang lain dan sangat suka berkunjung.
Saya bukan orang yang seperti itu.”
Sudah banyak orang percaya yang menemukan sukacita serta berbuah dalam hidupnya
karena berhasil mengatasi alasan-alasan ini dan mulai melangkah membagikan iman mereka
melalui hubungan yang alamiah dengan orang lain. Bermodal saling percaya dan saling
menghormati, orang percaya dapat dengan lebih mudah dan efektif membagikan iman
mereka. Tidak semua orang percaya bisa melakukan model penginjilan “membagikan
makanan” dari pintu ke pintu. Namun semua orang percaya bisa membangun model
hubungan yang menjangkau orang lain.
Jim Petersen, melalui bukunya Penginjilan adalah Hidupku, menggali model pendekatan
penginjilan ini. Sebagian besar materi yang dikutip dalam artikel ini bersumber dari buku ini.
Dunia yang Tak Terjangkau
“Sejumlah besar orang dari populasi di dunia ini adalah mereka yang ‘tidak hidup dalam
bingkai agama.’ Agama bukanlah hal yang vital dalam hidup mereka, dan filosofi hidupnya
tidak didasarkan pada konsep- konsep agamawi. Jika mereka ditanya mengenai agama,
21
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
mereka bisa menjawabnya dengan “benar”. Namun jika diteliti, sebenarnya hidup maupun
tindak tanduk mereka tidak dibangun di atas dogma agama manapun.
“Sementara kelompok yang lain sama sekali tidak peduli dengan agama;ada agama atau
tidak, mereka tidak memusingkan. Mungkin kita tidak pernah membayangkan hal ini, namun
golongan ini sungguh ada, bahkan di antara masyarakat Amerika.
“Berapa banyak orang dari populasi rakyat Amerika yang bisa dianggap sekular? Barubaru ini hasil jajak pendapat yang diselenggarakan majalah Christianity Today bersama
lembaga penelitian Gallup terhadap rakyat Amerika dengan usia di atas 18, menunjukkan
bahwa sembilan puluh empat persen percaya kepada Tuhan, atau kepada sesuatu yang
mereka anggap sebagai Tuhan. Setengah dari kelompok ini mengatakan bahwa keyakinan
tersebut membuat mereka merasa nyaman. Seperempat dari mereka meyakini bahwa Yesus
adalah Allah sejati dan manusia sejati. Lima puluh empat persen menyatakan bahwa iman
kepada Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga.”2
Bagaimana seharusnya kita mengartikan hasil survey ini? Hasil ini jelas menunjukkan
kekacauan dalam pemberitaan Injil. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak nyaman
dengan Tuhan yang ia imani? Jelas bagi mereka, ‘pekerjaan Tuhan’ hanyalah sekedar
menciptakan bumi, kemudian menarik diri. Mereka tak menganggap Tuhan sebagai Oknum
yang terlibat aktif dalam hidup sehari-hari manusia.
“Teolog Reinhold Niebuhr memperingatkan kita agar ‘tidak berpuas diri dengan
keberadaan agama di negara ini. Sebab kebanyakan agama tersebut berisi penyimpangan dari
Injil Kristus’...berdasarkan statistik Gallup....dan definisi kata sekuler yang kita pahami,
tidaklah berdasar jika menganggap setengah
Alkitab memerintahkan kita untuk penduduk Amerika adalah sekuler.
Minimnya keberhasilan dalam berkomunikasi lintas mental dan kultur, menunjukkan bahwa
kita perlu melihat kembali kebenaran Alkitab berkenaan dengan penyampaian pesan Injil
kepada dunia. Jangan-jangan kita telah membatasi pemahaman kita tentang penginjilan
sedemikian rupa sehingga kita tidak lagi mengkomunikasikannya kepada kaum sekuler.
Memproklamirkan dan Mengafirmasi Injil
Supaya kita mampu menyampaikan pesan Injil dengan efektif kita perlu memahami apa
yang Alkitab ajarkan mengenai Penginjilan. Ada dua cara utama menyampaikan pesan Injil:
1. Dengan memproklamasikan Injil—yaitu tindakan yang menyatakan pesan Injil dengan
terus terang kepada orang-orang yang belum percaya.
2. Dengan mengafirmasi Injil—yaitu proses menjadi teladan Kristen sambil menjelaskan
pesan Injil.
Keduanya sangat penting dalam penginjilan kepada orang-orang dengan latar belakang
sekuler maupun agama. Tidak ada yang lebih utama dan tidak ada yang lebih rendah;
keduanya sama pentingnya dan sama terbatasnya. Pola penginjilan dalam Perjanjian Baru
menunjukkan bahwa keduanya harus bekerjasama.
Memproklamasikan Injil
Memproklamasikan adalah “tindakan yang menyatakan pesan Injil dengan terus terang
kepada orang-orang yang belum percaya.” Ini terjadi dalam situasi dan waktu tertentu—
misalnya, dalam gereja atau dalam acara KKR penginjilan, atau acara televisi dan radio, atau
22
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
penginjilan perorangan. Manakala seseorang menyatakan syarat-syarat berdamai dengan
Allah, saat itu Injil sudah diproklamasikan.”
konsep agamawi. Jika mereka ditanya mengenai agama, mereka bisa menjawabnya dengan
“benar”. Namun jika diteliti, sebenarnya hidup maupun tindak tanduk mereka tidak
dibangun di atas dogma agama manapun.
“Sementara kelompok yang lain sama sekali tidak peduli dengan agama;ada agama atau
tidak, mereka tidak memusingkan. Mungkin kita tidak pernah membayangkan hal ini,
namun golongan ini sungguh ada, bahkan di antara masyarakat Amerika.
“Berapa banyak orang dari populasi rakyat Amerika yang bisa dianggap sekular? Barubaru ini hasil jajak pendapat yang diselenggarakan majalah Christianity Today bersama
lembaga penelitian Gallup terhadap rakyat Amerika dengan usia di atas 18, menunjukkan
bahwa sembilan puluh empat persen percaya kepada Tuhan, atau kepada sesuatu yang
mereka anggap sebagai Tuhan. Setengah dari kelompok ini mengatakan bahwa keyakinan
tersebut membuat mereka merasa nyaman. Seperempat dari mereka meyakini bahwa Yesus
adalah Allah sejati dan manusia sejati. Lima puluh empat persen menyatakan bahwa iman
kepada Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga.”2
Bagaimana seharusnya kita mengartikan hasil survey ini? Hasil ini jelas menunjukkan
kekacauan dalam pemberitaan Injil. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak nyaman
dengan Tuhan yang ia imani? Jelas bagi mereka, ‘pekerjaan Tuhan’ hanyalah sekedar
menciptakan bumi, kemudian menarik diri. Mereka tak menganggap Tuhan sebagai Oknum
yang terlibat aktif dalam hidup sehari-hari manusia.
“Teolog Reinhold Niebuhr memperingatkan kita agar ‘tidak berpuas diri dengan
keberadaan agama di negara ini. Sebab kebanyakan agama tersebut berisi penyimpangan
dari Injil Kristus’...berdasarkan statistik Gallup....dan definisi kata sekuler yang kita
pahami, tidaklah berdasar jika menganggap setengah
Alkitab memerintahkan kita untuk memproklamasikan Injil ke seluruh dunia. Jadi bahwa
kita harus terlibat di dalamnya, tidak perlu didiskusikan/ debatkan lagi. Namun, jika ingin
menjangkau semua orang, proklamasikanlah Injil dengan bijak. Hal ini akan sangat efektif
khususnya terhadap orang-orang yang sudah matang—yaitu orang dengan latar belakang
agama.
Proklamasi yang difokuskan untuk “menuai”, akan sangat efektif jika sebelumnya sudah
ada orang yang “menabur” dan “menyiram.” Metode proklamasi ini sukses diterapkan di
misi pertama para rasul, seperti yang terekam dalam kitab Kisah Para Rasul: “Para murid
menjalankan strategi tertentu kemanapun mereka pergi. Pertama, mereka mengunjungi
synagoge, dimana semua orang yang datang memiliki kehausan rohani yang sama.
Walaupun orang-orang ini belum pernah mendengar tentang Kristus, namun mereka sedang
mencari-cari Tuhan dengan mengikuti pola tradisi mereka. Mereka memiliki keuntungan,
yaitu warisan agama. Hasilnya, banyak dari mereka yang kemudian percaya ketika Paulus
dan Barnabas memproklamasikan Injil.”
Mengafirmasi Injil
Mengafirmasi Injil adalah proses mempraktekkan pesan-pesan Injil. Afirmasi diwujudkan
lewat praktek gaya hidup Kristen, yang memancarkan nilai-nilai dan teladan baru kepada
orang yang belum percaya lewat hubungan. Satu contoh tentang mengafirmasi Injil adalah,
ketika seorang karyawan Kristen yang dikenal sebagai seorang pekerja keras, diperlakukan
tidak adil sehingga gagal naik jabatan, namun ia tetap menerima keadaan itu dengan ucapan
syukur. Menyampaikan pesan Injil melalui teladan positif sangatlah efektif bagi kalangan
23
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
dengan akar budaya non-kristen, yaitu mereka yang tidak meyakini kekristenan sebagai
dasar kehidupan mereka.
Steve, seorang pengusaha, temasuk dalam golongan sekuler ini. Di masa kecilnya ia sangat
jarang dibawa ke gereja dan tidak pernah membaca Alkitab maupun diperkenalkan tentang
Tuhan. Akibatnya ketika usianya menginjak dua puluh tahun, Steve tidak menjadikan
agama sebagai pedoman dalam berpikir atau membuat keputusan.
Di awal dua puluhan Steve mulai bersahabat dengan Randy. Mereka sering
menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan nonton, olah raga, dan mendaki gunung.
Randy adalah orang Kristen. Namun Steve melihat bahwa Randy berbeda dari orang
beragama pada umumnya. Randy menerima dirinya apa adanya dan tidak mengkritik gaya
hidupnya.
Kadang Randy mengajak Steve menemaninya ke gereja, dan ia menurutinya sekali-dua
kali. Kadang Steve membuat lelucon terhadap ibadah yang ia hadiri, dan reaksi Randy tidak
defensif, melainkan bisa menemukan sisi lucu dari lelucon Steve dan ikut tertawa bersama.
Tanpa sepengetahuan Steve, Randy sungguh-sungguh mendoakan dia supaya menerima
keselamatan.
Lima tahun kemudian Steve menghadapi krisis emosi dan memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya. Namun sebelum ia melaksanakan rencananya, ia menghubungi
sahabat sejatinya, Randy. Di hadapan Randy ia mencurahkan semua isi hatinya. Randy
mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian dengan lembut mulai
memperkenalkan Yesus Kristus, dan menjelaskan bahwa hanya Yesus yang bisa memenuhi
semua kebutuhan Steve. Malam itu juga, ketika dalam perjalanan pulang, Steve membuka
hatinya untuk Sang Penyelamat.
Dalam kasus ini Steve tidak merespon positif ketika Injil diberitakan dalam ibadah.
Namun ia menilai hidup Randy dan terus menerus di doakan. Ketika Steve menghadapi
krisis, barulah hatinya terbuka bagi proklamasi Injil.
Penginjilan adalah sebuah proses
Menerima Kristus melalui satu-dua kali percakapan, bisa dipastikan bahwa sebelum kita
hadir, sudah ada orang yang mempersiapkan dan bekerja keras untuk orang ini. Inilah yang
Yesus maksud ketika Ia berkata kepada ke dua belas muridnya dalam Yohanes 4:36-38:
“Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup
yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini
benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu
untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang
memetik hasil usaha mereka.”
“Allah memakai banyak cara untuk mempersiapkan hati seseorang untuk menerima Injil,
yaitu melalui orang lain, situasi, atau peristiwa tertentu.”
“Ada bagian-bagian penting yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Salah satunya
adalah, menghadirkan kesadaran akan adanya Tuhan yang tertanam dalam diri setiap orang
(Roma 1:20). Selain itu Allah juga sudah menuliskan hukum-Nya dalam hati umat-Nya
disertai dengan hati nurani dan rasa bersalah (Roma 2:14-15).
24
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kadang Allah memakai persoalan di pekerjaan, hubungan yang rusak, terusir dari rumah,
atau tragedi-tragedi pribadi yang mengacaukan rutinitas maupun nilai-nilai yang kita
pegang di saat situasi normal. Semua ini mampu menarik orang menjauhi kerajaan
kegelapan dan berjalan ke arah kerajaan terang.
“Bahkan sebuah komentar spontan yang sederhana pun bisa sangat berpengaruh. Seorang
mantan penganut Budha menceritakan bagaimana komentar spontan ibunya ketika mereka
sedang berada di sebuah kuil Budha, telah memicu dirinya memulai pencarian yang
memimpinnya kepada Kristus. Saat itu Ibunya mengkritik, mengapa patung ‘dewa yang
sesungguhnya’ malah diletakkan pada posisi paling belakang, dan bukan paling depan
dalam rak terngingang-ngiang dalam benaknya. Komentar ibunya telah membuka jalan
baginya untuk menerima Injil Kristus.
“Dengan kreatif, Tuhan menggunakan berbagai macam cara ketika menabur firman, dan
menuntun perubahan sikap dari cuek dan pemberontak ke arah iman. Sejauh ini cara yang
terbukti paling ampuh adalah melalui keluarga Kristen—yaitu bertumbuh dalam lingkungan
dimana dasar-dasar kekristenan dipraktekkan dan diajarkan, baik di rumah maupun di
gereja. Setelah semua pelajaran tersebut, tahap selanjutnya adalah praktek menuai. Memang
dibanyak tempat masih banyak orang-orang dengan latar belakang agama Kristen. Dan
memang menuai orang-orang dari latar belakang ini biasanya lebih mudah dan sangat
membesarkan hati. Tetapi hal ini dapat membuat kita terlena dan mengira bahwa semua
orang di seluruh dunia sama siapnya untuk dituai. Hal ini membuat kita lupa bahwa
penginjilan adalah sebuah proses.”
Kita harus berhati-hati dengan antusiasme berlebihan dalam menuai jiwa-jiwa, dan harus
terus ingat bahwa sebelum terjadi penuaian selalu ada proses menabur, menyiram, dan
memupuk. Karena itu, penginjilan bukanlah sebuah program, melainkan sebuah proses.
Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Sikap yang Diperlukan untuk Berhasil
Sikap seperti apa yang dibutuhkan supaya afirmasi Injil bisa efektif terhadap orang yang
belum percaya?
1. Kitalah yang berinisiatif memulai persahabatan.
2. Kasih dan penerimaan kita terhadap mereka yang berdosa harus sama seperti kasih dan
penerimaan Kristus terhadap mereka.
3. Berani menunjukkan identitas kekristenan kita di awal hubungan.
Bergantung pada Tuhan dalam doa yang tidak putus-putusnya.
1. Berinisiatif memulai persahabatan. Pertama-tama mari melihat arti memulai sebuah
hubungan. Dalam Matius 5:43-48 Yesus mengajarkan bahwa kita harus seperti Bapa di
Surga yang menerbitkan matahari untuk orang jahat maupun baik. Di ayat 46-48 Ia
melanjutkan, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi
salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah
kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Dasar persahabatan dengan orang belum percaya adalah hubungan. “Carilah kesamaan
yang bisa menjadi dasar hubungan. Sebuah hubungan bisa terjadi ketika dua orang saling
berbagi minat atau kebutuhan yang sama. Hal ini sudah pasti akan menyita waktu dan
privasi kita. Tetapi hal ini memang tidak terhindarkan. Bagaimana orang lain bisa
25
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
mengalami anugerah Allah jika kita menjaga jarak dengan mereka?
“Dalam Lukas 14:12-13 Yesus menasehati, jika kita mengadakan jamuan makan malam,
kita jangan hanya mengundang teman atau kerabat. Karena kita bisa menebak alurnya;
sekarang kita yang mengundang mereka, besok-besok mereka yang akan mengundang
kita.Akhirnya skornya sama dan hutang budi impas terbayar. Tetapi Yesus mendorong kita
mengundang si miskin, si cacat, si pincang, dan si buta...orang-orang yang tidak mungkin
membalas bud—sampai masa kebangkitan dimana mereka akan memberi hormat untuk
perbuatan baik yang kita lakukan terhadap mereka. “Dengan kata lain kita harus murah hati.
Demi Injil, ubahlah rutinitasmu bertemu orang atau berkunjung ke tempat langgananmu.”
Untuk saat ini tidak ada cara lain yang lebih efektif untuk memulai penjangkauan selain
undangan makan malam ke rumah kita atau di restoran yang tenang. Untuk itu kita harus
mau pergi kepada “orang dunia” untuk membangun hubungan dan menarik orang banyak
masuk dalam lingkaran hidup kita.
2. Tunjukkan kasih dan penerimaan. Kita harus menunjukkan sikap mengasihi dan
menerima orang-orang ini, sebab Yesus sendiri adalah sahabat para peminum dan pendosa.
Kita harus menerima orang lain sebagaimana mereka ada, dan bersikap realistis terhadap
orang yang belum percaya—jangan menaruh harapan terlalu tinggi terhadap mereka. Sebab
mereka memang bukan orang percaya, jadi sudah pasti tindak tanduk mereka akan
mencerminkan hal itu. Jangan datang sebagai orang yang membawa perubahan.
Umumnya orang Kristen suka menilai perilaku orang lain menurut ukuran legalistik
“boleh dan tidak boleh.” Ukuran yang dipakai biasanya adalah campuran dari hukumhukum Tuhan yang sangat jelas—contohnya larangan berzinah--dengan standard perilaku
dari tradisi kita—misalnya, larangan ketat minum alkohol.
“Orang ini bisa merasakan tekanan tersebut dan menafsirkannya sebagai sikap
menghakimi. Akibatnya kadang ia akan minta maaf atas kebiasaan-kebiasaannya yang tidak
layak, dan ini menunjukkan bahwa sebenarnya ia merasa telah ‘jatuh’ ke tangan orangorang yang bertekad merubah dirinya. Camkan! Dimana ada penghakiman, disitu
komunikasi tidak akan berjalan.
“Menerima mereka bukan berarti menyetujui apa yang mereka lakukan. Perbedaan nilai
kita dengan mereka sangatlah nyata. Tetapi kita harus memastikan kembali bahwa
perbedaan tersebut didasarkan pada nilai moral dan standard alkitabiah, bukan dalam halhal sepele atau yang tidak esensi. Tugas kita untuk beradaptasi dengan gaya hidup mereka,
kecuali terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah moral. Buat mereka merasa
nyaman bersama kita. Jadilah segalanya untuk semua orang (1 Korintus 9:22). Kekudusan
itu berkenaan dengan hati, bukan soal lingkungan sekitar kita.
“Hindari sikap menghakimi, mengkhutbahi, menyalahkan, atau memaksakan standard
moral. Jika ditawari rokok, hindari jawaban, ‘Saya tidak merokok karena saya orang
Kristen. Dan Alkitab berkata...’, melainkan cukup menjawab, ‘Tidak, terima kasih.’Jangan
mempermalukan tamumu dengan berdoa di depannya sebelum makan siang, karena ini
bukan kesaksian yang bagus. Dahulukanlah kasih, dan bukan menegakkan aturan-aturan.
Pekalah akan tindak tandukmu karena itu akan mempengaruhi orang lain.
“Kasihi mereka sebagaimana adanya mereka dan sebagai individu, bukan sebagai target
penginjilan. Kasihi, terima, dan beradaptasilah. Jadilah sahabat...Ada tertulis, ‘Sembilan
puluh persen isi penginjilan adalah kasih...’
“Kasih Allah kepada semua orang, pria dan wanita, tidaklah bersyarat. Kasih-Nya
terpancar melalui kita ketika kita berkomitmen mencari kebaikan dalam diri semua orang,
tidak perduli apa respon mereka tehadap kita (1 Yohanes 3:16-18). Ada hubungan yang erat
26
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
antara kasih dan melayani. Jika kepadamu ditanyakan, ‘Dengan cara bagaimana kamu akan
melayani orang ini?’ maka jawaban yang paling tepat adalah, ‘Bagaimana caranya supaya
saya bisa mengasihi orang ini?’”
3. Beranilah. Sikap selanjutnya adalah keberanian untuk menunjukkan identitas
kekristenan kita di awal pertemanan. Kita harus menunjukkan identitas kita di tahap awal
perkenalan, sebab semakin ditunda akan semakin sulit untuk bersaksi di kemudian hari. Jika
kita hendak mengawali pertemanan dengan kejujuran, maka sangat tidak bijak
menyembunyikan identitas kekristenan kita. Kita harus terbuka tentang hubungan kita
dengan Kristus, namun di saat yang sama harus berjaga terhadap kemungkinan ancaman
reaksi agresif yang offensif.
Salah satu trik memperkenalkan iman kita adalah dengan menceritakan pengalaman
rohani kita ketika ada kesempatan. Setiap kali berdoa untuk teman baru kita ini, sisipkan
permohonan kepada Tuhan agar kita diberi hikmat dalam memperkenalkan iman tanpa
menimbulkan perasaan terancam. Sehingga kita akan menikmati pertemanan ini dengan
lebih rileks karena kita telah terbuka tentang siapa kita sesungguhnya.
Membuka identitas kita sebagai pengikut Kristus di awal pertemanan akan memudahkan
kita berbagi hal-hal rohani di kemudian hari.
4. Bergantung penuh kepada Tuhan dalam doa. Sikap terakhir adalah bergantung
sepenuhnya kepada Allah dalam doa, mengingat bahwa peperangan bagi jiwa-jiwa ini
bukanlah peperangan fisik, melainkan peperangan rohani. Jika kita tidak mempergunakan
senjata doa, tidak mungkin kita melihat pembebasan dari Allah. Bukan hanya sekedar
membangun persahabatan, Allah juga menghendaki kita berdoa dengan sungguh-sungguh
untuk orang-orang ini. “Doakan setiap tahapan perjalananmu, mulai dari membangun
persahabatan, proses membuka pintu untuk berita Injil, sampai dengan pekerjaan Roh
Kudus menyadarkan mereka tentang dosa, kebenaran dan penghakiman.
“Berdoa dengan tekun (Lukas 11:9-10). George Mueller menulis, ‘Yang terutama adalah,
jangan pernah menyerah sampai doamu terjawab. Saya telah berdoa setiap hari selama 52
tahun untuk dua orang pria, yaitu anak dari teman masa kecil saya. Memang mereka belum
bertobat, namun mereka pasti bertobat... Kesalahan terbesar anak-anak Tuhan adalah,
mereka tidak berdoa dengan tekun dan terus menerus. Jika mereka menginginkan sesuatu
yang dapat mempermuliakan Allah, maka seharusnya mereka berdoa terus sampai mereka
mendapatkannya.’ Salah satu dari pria ini akhirnya percaya Tuhan di acara pemakaman
Mueller, dan yang satu lagi beberapa tahun kemudian.”
Sikap yang tepat sangatlah penting dalam mengafirmasi Injil.Yang pertama, kesediaan
memulai persahabatan untuk mencegah kita teisolasi dari orang-orang yang belum percaya.
Kemudian menunjukkan kasih dan penerimaan terhadap orang berdosa sebagai cara
menyalurkan anugerah Allah dan mencegah munculnya celah legalisme dan semangat
menghakimi. Selanjutnya, keberanian menunjukkan identitas kekristenan di awal
pertemanan akan membuka jalan untuk hubungan yang lebih jujur dengan orang belum
percaya, dan memudahkan kita membicarakan hal-hal rohani di kemudian hari. Yang
terakhir, bergantung sepenuhnya kepada Allah akan memacu kita untuk tekunberdoa setiap
hari bagi sahabat kita yang belum percaya Kristus.
27
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Peperangan Rohani (Studi Alkitab)
Untuk mengalami dan menerapkan kebenaran firman Allah kita harus masuk dalam medan
peperangan rohani. Peperangan akan menyalakan api di hati setiap orang percaya. Namun
pertumbuhan terjadi melalui konflik, dan janji Tuhan adalah, “Tetapi dalam semuanya itu kita
lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37).
Renungkan
Elemen apakah yang sama antara peperangan militer dengan peperangan rohani?
Peperangan
1. Bacalah 2 Timotius 2:3-4. Bagaimana Anda menjelaskan, hidup seperti apa yang
Paulus gambarkandalam ayat ini?
2. Bagaimanakah kehidupan kekristenan menurut Paulus dalam surat Efesus 6:12?
3. Bagaimana cara Iblis mendiskreditkan perkataan Allah ketika ia menipu Hawa
(Kejadian 3:1-5)?
Pekerjaan utama Iblis adalah menciptakan keraguan terhadap firman Allah dan
mendiskreditkan Anak Allah.
4. Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari ayat berikut ini mengenai musuh utama kita,
Iblis?
Lukas 8:12
Yohanes 8:44
2 Korintus 4:3-4
2 Korintus 11:3
28
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2 Korintus 11:14
5. Bacalah kisah konfrontasi Kristus dengan Iblis dalam Lukas 4:1-13.
a. Bagaimana kondisi Yesus ketika Si Jahat muncul?
b. Tawaran apa saja yang Si Jahat ajukan dalam tiga pencobaan?
Perlawanan
Kita menghadapi perlawanan dari tiga sumber, dunia, kedagingan kita, dan dari Si Jahat.
6. Sebutkan apa saja ciri-ciri dunia, daging, dan Si Jahat berdasarkan ayat-ayat berikut.
Yohanes 15:18-19
Efesus 2:3
Yakobus 4:1-3
Yohanes 8:44
1 Petrus 5:8-9
Kolose 2:8
Dunia
Ayat
Ayat
Kedaging
Ayat
Ayat
Si Jahat
Ayat
Ayat
Kemenangan Telah Disediakan
Kemenangan Atas Dunia
7. Menurut ayat-ayat ini, apa dasar kemenangan kita atas dunia?
a. 1 Yohanes 5:4-5
b. Yohanes 17:14-18
c. Kolose 2:6-8
29
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kemenangan Atas Kedagingan
8. Menurut ayat-ayat ini, bagaimana caranya kita bisa menang atas kedagingan?
a. Efesus 4:22-24
b. Galatia 5:16-17
c. Roma 6:12-13
Janga ada seorangpun yang mengira bahwa ia bisa meraih kemenangan atas
kejahatan dalam dirinya sendiri, tanpa membawanya ke hadapan Tuhan terus
menerus dalam doa—George Mueller
Kemenangan atas Si Jahat
9. Menurut Ibrani 2:14-15, apa arti kematian Kristus di salib bagi Iblis?
Apa maknanya bagi kita saat ini?
10. Tulis ulang 1 Korintus 15:57 dengan bahasamu sendiri sebagai doa pribadi. Ambil
waktu untuk mengucap syukur kepada Allah untuk kepastian kemenangan setiap hari
di dalam Yesus Kristus.
Rangkuman
Peperangan
Semua orang percaya terlibat dalam peperangan rohani antara Allah dengan kekuatan jahat.
Iblis adalah musuh utama Allah dan umat manusia.
Perlawanan
Orang percaya punya tiga musuh nyata dalam peperangan rohani: dunia ini, kedagingan kita,
dan Si Jahat.
Kemenangan Telah Disediakan
Peperangan ini sebenarnya telah dimenangkan oleh Kristus. Karena itu peluang kemenangan
atas dunia, kedagingan dan Si Jahat menjadi mungkin melalui Kristus karena Ia hidup di
dalam kita.
Tugas Sesi 4
30
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan pelajaran “Tuntunan Menghafal Ayat,
Minggu ke 4” (hal. 30). Hafalkan ayat pelajaran “Firman Allah” : 2 Timotius 3:16 dan
Yosua 1:8 (ayat opsional yang disarankan).
2. Saat Teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan
dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa.
3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Iman dan Kebenaran Allah” (hal. 30 ).
4. Lain-lain: bawalah lembar doamu dalam pertemuan kelompok.
31
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 4
Garis Besar Sesi 4
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari
pelajaran “Firman Allah”: 2 Timotius 3:16 dan Yosua 1:8 (ayat pilihan yang
disarankan).
3. Bagi hasil saat teduh yang Anda tulis di lembar Menandai Bacaanku.
4. Bagikan hasil yang Anda dapatkan selama menggunakan lembar doa.
5. Diskusikan pelajaran “Iman dan Kebenaran Allah” (hal. 31).
6. Sediakan waktu untuk doa dua arah.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 4
Uraian Ayat
Topik 3: Firman Allah
Dalam tataran praktis, Alkitab adalah pondasi hidup kekristenan, di mana dari padanya kita
mengenal Yesus Kristus sebagai dasar yang teguh.
2 Timotius 3:16—ayat ini menyatakan bahwa semua kitab dalam Alkitab diinspirasikan
oleh Roh Kudus (arti literalnya, dihembuskan Allah). Petrus menjelaskannya sebagai berikut,
“sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh
Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:21). Alkitab diberikan untuk
mengajar, menegur, mengoreksi, dan mendidik kita dalam kebenaran. Allah memberikan
firman-Nya bukan untuk menambah pengetahuan, melainkan untuk mengubah hidup kita.
Yosua 1:8—(ayat opsional yang disarankan) berisi janji-janji berkat bagi mereka yang
setia melakukan firman Allah. Langkah pertama menerapkan firman-Nya adalah dengan
merenungkannya secara teratur, dan merenungkannya terus menerus. Mengulang ayat hafalan
dengan sepenuh hati adalah cara terbaik dalam merenungkan Alkitab.
Rencana Mingguan
1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi, isi
ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dantema serta ayat referensi pada sisi sebaliknya.
2. Mulailah menghafal 2 Timotius 3:16, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian
mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Jika Anda
menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari
pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan untuk
mengulang kedua ayat tersebut (usahakan meulang lebih dari satu kali dalam sehari).
3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat
hafalan baru dari buku 2.
4. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luangmu
dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
5. Sebelum bertemu kelompokmu untuk membahas sesi 4, coba tulis ulang ayat hafalan baru
tersebut atau kutip di depan seseorang untuk memastikan keakuratannya.
32
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Iman dan Kebenaran Allah (Studi Alkitab)
Suatu saat sekelompok orang bertanya kepada Yesus, bagaimana caranya mereka bisa
melakukan pekerjaan Allah. Yesus menjawab, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,
yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yohanes 6:29). Allah
menginginkan agar iman dan kepercayaan setiap orang diarahkan kepada-Nya, sebab “tanpa
iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:6).
Namun dalam masyarakat modern, yang disebut iman lebih merupakan harapan di awangawang: “Saya berharap segalanya berjalan dengan baik. Saya punya iman untuk hal itu.”
Namun konsep iman dalam Alkitab jauh melebihi konsep ini, dan merupakan aspek penting
dalam mengiring Kristus.
Renungkan
Menurutmu, apa yang hendak disampaikan lewat ilustrasi berikut ini?
Melangkah dengan Iman
1. Berdasarkan ayat berikut ini, apa definisi iman menurutmu?
Kisah Para Rasul 27:25
33
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Roma 4:20-21
Ibrani 11:1
Iman adalah jaminan bahwa segala yang Allah telah ucapkan lewat firman-Nyaadalah
benar, dan bahwa Allah akan bertindak menurut apa yang telah Ia katakan dalam firmanNya...Iman bukan masalah impresi, kemungkinan atau tampilan—George Mueller.
Lawan kata dari iman terhadap Allah yang hidup bukanlah keragu-raguan, melainkan ketidak
percayaan. Karena keraguan hanyalah masalah kekurangan fakta atau bukti. Tetapi tidak
percaya adalah pemberontakan, menolak untuk mengakui dan mengikuti kebenaran Allah.
Objek dari Iman
2. Pada bagian kanan dari ayat referensi berikut, tuliskan beberapa hal yang tak layak
menjadi obyek iman, namun sering dijadikan obyek iman oleh banyak orang.
Kemudian beri tanda ‘X’ pada ayat referensi yang sering menjadi “andalan” dalam
hidupmu.
Mazmur 1:1
Mazmur 33:16-17
Amsal 3:5
Yeremia 9:23-24
Menurutmu, apa akibatnya jika kita menempatkan iman pada obyek yang salah?
3. Allah mengucapkan dan menepati janji-janji-Nya. Menurutmu, apa yang dapat kita
pelajari tentang Allah dari ayat-ayat berikut ini?
1 Raja-Raja 8:56
Mazmur 89:34
2 Petrus 1:4
Bilangan 23:19
34
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Iman selalu melekat kepada apa yang Allah ucapkan atau janjikan. Perkataan
seorang yang terhormat selalu diikuti dengan tindakan. Dibalik ucapannya selalu
diikuti dengan tindakan. Demikian juga dengan Allah; sebelum Ia melakukan sesuatu,
Ia selalu mengatakannya melalui firman-Nya—Andrew Murray
Para Teladan Iman
4. Bacalah Ibrani 11, kemudian tulislah minimal tiga hal yang mengena di hatimu.
Kebenaran yang layak Dipercaya
5. Isilah tabel berikut ini
Ayat
Yohanes 15:7
Yesaya 26:3
Roma 8:28-29
Kebenaran
Syaratnya, Jika
Apa yang dapat kita perbuat terhadap Alkitab:
 Menggali dan dapatkan semua manfaatnya
 Jangan membaca apapun di dalamnya
 Baca seluruhnya sampai habis
--J A Bengel
6. Menurutmu, mengapa Allah menetapkan syarat-syarat dalam beberapa janji-Nya?
Bagaimana seharusnya kita merespon janji-janjiNya (Ibrani 6:12)?
Catatlah apa saja janji-janji Allah dan buatlah daftar yang memuat janji-janji tersebut, syaratsyaratnya serta hasilnya. Janji Tuhan jika diilustrasikan, bentuknya seperti ilustrasi mata
rantai berikut ini:
Janji Tuhan
Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah
mengaruniakanAnak-Nya
Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal
Syarat
Percaya
Hasil
Hidup kekal
35
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
7. Janji apa lagi yang bisa Anda temukan dalam Alkitab?
Jelaskan, bagaimana janji-janji ini menolongmu?
Rangkuman
Melangkah dengan Iman
Iman didasarkan kepada kepastian dalam firman Tuhan. Mempercayai Allah dan firman-Nya
memberikan orang percaya pengalaman dalam hal pengharapan, sukacita, kedamaian,
jawaban doa, dan serta pemenuhan seluruh janji Allah.
Obyek Iman
Banyak orang mempercayakan hidupnya kepada hal-hal yang pada akhirnya akan
mengecewakan. Hanya Allah dan firman-Nya saja yang layak untuk dipercayai sepenuhnya.
Para Teladan Iman
Sepanjang sejarah ada banyak sekali contoh pria dan wanita yang beriman dan percaya
kepada Allah. Ibrani 11 adalah “dinding kenangan” yang mencatat sebagian dari tokoh
tersebut.
Kebenaran yang layak dipercayai
Setiap janji pasti ada syaratnya. Ini juga berlaku terhadap janji Allah. Karena itu kita tidak
boleh lalai atau gegabah terhadap firman-Nya.
Tugas Sesi 5
1. Menghafal ayat: pelajari dan selesaikan pelajaran “Tuntunan Menghafal Ayat,
Minggu ke 5” (hal.36).
a. Hafalkan ayat dari pelajaran “Doa”: Yohanes 15:7 dan Filipi 4:6-7 (ayat opsional
yang disarankan).
b. Kerjakan Kuis Pribadi di halaman...
2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai, meresponi, mencatat dan mengisi lembar
doamu.
3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Mengerti kehendak Allah” (hal. 35)
36
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 5
Garis Besar Sesi 5
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari
pelajaran “Doa”: Yohanes 15:7 dan Filipi 4:6-7 (ayat opsional yang disarankan).
Usahakan lembar Tabel Pencapaianku mendapat paraf sebanyak mungkin.
3. Diskusikan dengan singkat bahan Kuis Pribadi (hal. 37).
4. Saling membagikan hasil saat teduh berdasarkan Catatan Bacaanku
5. Diskusikan pelajaran “Mengerti Kehendak Allah” (hal. 38)
6. Bacalah “Tugas Sesi 6” (hal. 42)
7. Tutup dengan doa. Bawalah nama-nama orang yang ingin Anda jangkau dalam doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 5
Uraian Ayat
Topik 4: Doa
Dapat berkomunikasi langsung dengan Bapa kita di Surga adalah sebuah keistimewaan luar
biasa yang dimiliki setiap anak Allah. Sebagai anak Allah, kita didorong untuk datang
menghadap Allah dengan penuh keyakinan melalui doa, khususnya ketika kita sedang butuh
pertolongan (Ibrani 4:16). Doa adalah obat penawar rasa takut/ khawatir dari Allah. Tak ada
permohonan kita yang terlalu remeh atau terlalu duniawi untuk dibawa kepada Allah dalam
doa.
Yohanes 15:7—dalam ayat ini ada dua syarat yang harus dipenuhi supaya kita menerima
apa yang kita minta dalam doa. Pertama, kita harus tinggal di dalam Kristus, yaitu menjaga
persekutuan yang terus menerus dengan Dia. Kedua, kita harus mengijinkan firman-Nya
tinggal di dalam kita, mengendalikan pikiran dan memimpin hidup kita.
Filipi 4:6-7—(ayat opsional yang disarankan) inilah jenis doa yang Tuhan inginkan: berdoa
dengan ucapan syukur. Belajarlah untuk berterima kasih kepada Allah atas segala hal, baik
masalah maupun berkat. Doa dapat mengganti rasa khawatir dengan kedamaian.
Dalam bukunya berjudul Doa, Dr. Ole Hallesby, seorang profesor di sebuah sekolah
seminari Norwegia, menulis kata-kata yang menguatkan, “Sahabatku yang malang dan tak
berdaya, ketidak berdayaanmu itu adalah sebuah permohonan yang dahsyat, yang mampu
menggerakkan sisi kebapaan Allah kita yang lemah lembut. Ia telah mendengarkan
permohonanmu sejak pertama kali engkau berseru dalam ketulusan untuk kebutuhanmu, dan
siang-malam telinga-Nya disendengkan ke bumi untuk berjaga kalau-kalau ada salah satu
dari anak manusia yang malang berbalik kepada-Nya dalam keputus asaan.
“Jangan kamu khawatir dengan kelemahanmu. Lebih dari itu, jangan biarkan hal itu
menghalangimu berdoa. Ketidakberdayaan adalah resep sekaligus pendorong kita berdoa.”
Rencana Mingguan
1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi,
isi ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dan tema serta ayat referensi pada sisi
sebaliknya.
37
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2. Mulailah menghafal Yohanes 15:7, mengutip tema dan ayat referensinya,
kemudian mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat.
Teruslah menggunakan pola sebelumnya yang terbukti berhasil dalam menghafal ayat
setiap minggu.
3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat
hafalan baru dari buku 2.
4. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu
luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
5. Selesaikan Kuis Pribadi (hal. 37)
Kuis Pribadi
Isilah kuis ini setelah mengulang pelajaran Tuntunan Menghafal Ayat, mulai minggu 1
sampai 5. Ini adalah cara terbaik untuk menguji pendekatan yang sudah terbukti dalam
menghafal ayat Alkitab. Kunci jawaban ada di bagian akhir kuis.
1. Beri lingkaran pada B jika pernyataan ini benar, dan S jika salah.
Menghafal ayat Alkitab itu ibarat memberi makanan bagi jiwamu dan mengumpulkan
cadangan persediaan bagi hatimu untuk masa depan. B S
2. Cocokkan soal berikut ini. Tuliskan nomor dari jawaban yang benar di bagian kiri yang
kosong dari setiap pernyataan berikut ini.
(1) Membantumu memahami ayat-ayat tersebut menurut konteksnya dan lebih bermakna
serta lebih mudah diingat dan diterapkan.
(2) Menolongmu mengisi waktu luang dengan menghafal, mengulang dan merenungkan.
(3) Memberikan kepadamu garis besar dan arah kemana Anda akan melangkah, melalui
metode menghafal ayat ini.
(4) Membantumu maju selangkah demi selangkah dalam menghafal ayat dan mencegahmu
jatuh dalam lubang perangkap.
(5) Menghambat kemampuanmu mengingat ayat tersebut di kemudian hari.
tersebut di Alkitab.
(6) Menolongmu mengingat lokasi ayat
(7) Membantumu mempercepat proses belajar.
(8) Haruslah disimpan dalam tempat penyimpanan kartu ayat, bersama kartu ayat yang
lain.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Penting sekali mengikuti “Rencana Mingguan”, karena...
Bacalah uraian “Uraian Ayat” dan temukan konteksnya dalam Alkitab...
Ayat yang sudah Anda hafalkan...
Prinsip mengucapkan ayat referensi sebelum dan sesudah ayat adalah untuk...
Mengenali garis besar pelajaran sebelum mempelajari ayat...
Mempelajari ayat beberapa kali dalam sehari...
Selalu membawa serta kartu ayat hafalan bersamamu akan...
Dalam proses mengulang ayat janganlah mengintip kata-kata pertama dari ayat
bersangkutan, karena...
3. Mengapa penting bagi Anda untuk mencari tahu alasan pribadi mengikuti pelajaran
menghafal ayat ini? (Pilih salah satu jawaban berikut ini)
38
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
a. Supaya Anda bisa menandai ketika tujuan tersebut tercapai.
b. Untuk kebanggaan.
c. Alasan tersebut akan memotivasi dan membantu Anda meraih sukses.
4. Tujuan menghafal kata per kata dari ayat hafalan dengan sempurna, adalah supaya...
a. Menolong mengerti ayat tesebut dengan lebih detail.
b. Meninggalkan kesan yang dalam di hati sehingga memudahkan untuk mengingatnya
kembali ketika dibutuhkan.
c. Mampu mengucapkannya dengan akurat.
d. Membuat orang lain terkesan dengan pengetahuan tentang Alkitab.
e. Meningkatkan rasa percaya diri ketika mempraktekkan ayat tersebut.
5. Mengapa Anda disarankan hanya menghafal satu sampai dua ayat saja dalam seminggu?
a. Supaya Anda punya peluang lebih banyak mempelajari konteks ayat tersebut.
b. Supaya tidak terlalu cepat menyelesaikan pelajaran.
c. Supaya Anda punya waktu merenungkan dan menerapkan ayat tersebut dalam hidup
kita.
d. membentuk kebiasaan menghafal yang baik, dan supaya berhasil dalam mengingat
ayat.
e. Pola ini terbukti secara sains memberikan tingkat pembelajaran yang optimal.
6. Cara terbaik untuk bisa menghafal lebih awal adalah dengan menjadikannya bagian dari
saat teduhmu di pagi hari.
B S
7. Ayat-ayat dalam pelajaran “Menjalani hidup Baru” berbicara soal faktor penting dalam
ketaatan, yaitu hidup yang berpusat pada Kristus. B
S
Kunci jawaban:
1-B; 2 a-4, b-1, c-8, d-6, e-3, f-7, g-2, h-5; 3-c, 4-b, c, e; 5-a,c,d; 6-T; 7-T
39
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Mengerti Kehendak Allah (Studi Alkitab)
Umat Kristen sering kali bertanya-tanya tentang kehendak Allah atas cita-cita dan rencanarencana mereka. Memahami kehendak Allah ibarat mencari harta karun terpendam, dimana
kita hanya memiliki sepotong petunjuk tentang lokasinya. Benarkah Allah sengaja
menyembunyikan rancangan-Nya, atau Dia menghendaki agar kita memahami rencana-Nya
sehingga Ia bisa memimpin hidup kita selangkah demi selangkah?
Ayat yang berbicara tentang hal ini adalah Amsal 3:5-6, yang juga adalah ayat hafalan di
buku 1. Apakah Anda bisa mengutip isinya sekarang juga? Jika sudah, beri tanda  pada
Renungkan
Sejauh mana orang lain dapat menetapkan apa yang menjadi kehendak Allah atas hidup
Anda?
Kehendak Allah
1. Sebagai pengikut Kristus, apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup kita (Efesus
5:15-17)?
2. Apa sebenarnya yang ingin Allah lakukan terhadap kita (Mazmur 32:8)?
3. Apa peran Roh Kudus (Roma 8:14)?
Kehendak Allah bukan seperti sebuah kotak ajaib yang diturunkan dengan tali dari
langit... Kehendak Allah lebih menyerupai gulungan yang setiap hari dibuka sedkit
demi sedikit... Allah akan menuntun kamu dan saya setiap hari...hari demi hari...
Karena itu panggilan kita adalah untuk mengikuti Tuhan kita Yesus Kristus...dalam
hubungan yang intim setiap hari. Pertama-tama adalah menjadi dan bukan
melakukan... Saat kita mengerti hal ini maka kita melihat bahwa sukacita setiap hari
dapat bertahan lama jika kitahidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah, Roh
Kudus memimpin kita dengan menyingkapkan kehendak Allah—Paul Little.
Alkitab memuat seluruh petunjuk yang dibutuhkan pengikut Kristus untuk hidup bagi Yesus
Kristus. Namun ada hal-hal yang harus diputuskan sendiri karena Alkitab tidak memberi
perintah yang jelas tentang hal itu. Dalam hal ini orang percaya harus menerapkan prinsipprinsip Alkitabiah.
Prinsip sebagai Penuntun
Allah telah memberikan petunjuk-petunjuk dalam Alkitab untuk menuntun kita menjalani
hidup ini. Supaya jika kita berencana melakukan hal-hal yang tidak selaras dengan firman
Allah, maka kita mengerti bahwa itu bukan kehendak Allah bagi kita.
40
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
4. Berdasarkan ayat-ayat berikut ini tulislah dengan versimu sendiri, apa yang Allah
inginkan bagi setiap orang percaya.
Allah menginginkan agar kita...
Matius 6:33
Matius 22:37-39
Matius 28:18-20
1 Tesalonika 5:18
2 Timotius 2:2
1 Petrus 1:15
2 Petrus 3:18
Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk mengevaluasi rencana-rencana dalam
hidupmu:
a. Apakah saya mengutamakan kehendak Allah di atas kehendakku?
b. Apakah perilaku saya membuat saya lebih mengasihi Allah dan sesama?
c. Bagaimana hubungan antara mengerti prinsip-prinsip alkitabiah dengan penginjilan
dan pemuridan?
d. Apakah hal ini akan berkontribusi terhadap cara saya menuntun kepada hidup yang
lebih kudus?
e. Apakah hal ini akan membawa saya kepada latihan iman dan pertumbuhan rohani?
f. Mampukah saya tetap bersyukur atas apapun hasilnya, atau apapun akhir ceritanya?
5. Berdasarkan 1 Korintus coba kembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk menuntun
orang lain memahami kehendak Allah.
6:12
6:19-20
8:9
10:31
Ketaatan Kepada Allah
Jika kita menolak perintah Allah yang tertulis, apakah Dia akan memberikan petunjuk-Nya
lebih jauh lagi? Dengan mematuhi kehendak-Nya yang tertulis, kepekaan kita terhadap
tuntunan-Nya akan meningkat.
41
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
6. Tindakan apa lagi yang bisa kita lakukan untuk bisa memahami kehendak Allah?
Mazmur 143:8
Yakobus 1:5
7. Menurut Roma 12:1-2, apa syaratnya supaya kita bisa mengerti kehendak Allah?
8. Bacalah Mazmur 27:14 dan Yesaya 30:18. Apa hubungan “menantikan Tuhan”
dengan memahami kehendak Allah? Bagaimana melakukannya?
Iblis memaksa manusia, sementara Allah menuntun mereka—anonim
Terbuka Terhadap Pimpinan Allah
Semua kesulitan untuk memahami kehendak Allah akan lenyap ketika Anda benar-benar siap
melakukannya, apapun kehendak itu.
9. Dalam membuat keputusan, seringkali banyak hal yang tidak Anda pahami. Menurut
Amsal 15:22, cara apa yang bisa Anda tempuh untuk mendapat masukan dan nasehat?
10. Bacalah Mazmur 1:1
a. Nasehat seperti apa yang harus kita jauhi?
b. Bolehkan mencari nasehat dari orang yang belum percaya/ fasik?
11. Cara apa lagi yang dapat Anda pakai untuk melihat tuntunan Allah? Cocokkanlah
ayat-ayat berikut ini dengan topiknya.
Hati-hati dan berhikmat
Ketenangan roh
Situasi-situasi khusus
a. 2 Korintus 2:12-13
b. Filipi 1:12-14
c. Efesus 5:15-17
Apa dampaknya jika Anda berpegang pada hal-hal ini?
Penerapan Prinsip-Prinsip Alkitabiah
Melalui pertanyaan penuntun 1-11 Anda telah mengetahui prinsip-prinsip untuk mengerti
kehendak Allah dan mengikuti tuntunan-Nya. Cara yang tepat menerapkan prinsip-prinsip ini
adalah dengan cara membuat daftar kata kunci dari setiap prinsip. Lalu selidiki hatimu
apakah keputusan-keputusan dalam hidupmu sesuai dengan enam prinsip ini. Dua di antara
42
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
enam prinsip membutuhkan uraian yang lebih dalam, karena keduanya lebih subyektif dari
pada yang lain.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Maksud Allah
Ketaatan
Keterbukaan
Tuntunan
Damai Sejahtera
Tanda-tanda
Pertanyaan 4-5
Pertanyaan 6-8
Pertanyaan 9-11
Pertanyaan 9-10
Pertanyaan 11
Pertanyaan 11
Damai Sejahtera: ketika Anda menjalankan pilihan hidupmu perasaan apa yang muncul
dalam hati? Perasaan gelisah? Atau Anda bisa merasakan kedamaian karena Tuhan turut
campur tangan?
Tanda-tanda: pastikan, apakah ada serangkaian peristiwa yang mendukung pilihanpilihanmu? Apakah peristiwa itu bukan hanya kebetulan belaka?
12. Beberapa ayat di Alkitab menunjukkan adanya tanda-tanda Ilahi yang mempengaruhi
terciptanya penghakiman yang tegas. Pelajari contoh-contoh berikut ini, dan kenalilah
faktor-faktor yang mempengaruhi benar atau salah sebuah keputusan.
Tokoh
Gideon
Musa
Demas
Ayat
Hakim 6:36-38
Ibrani 11:25-26
2 Timotius 4:10
Faktor yang Mempengaruhi
Rangkuman
Kehendak Allah
Allah menginginkan kita hidup produktif dan berkelimpahan. Alasan mengapa Dia
memberikan Alkitab adalah, agar kita mengerti arahan dan prinsip-prinsip-Nya bagi hidup
kita.
Prinsip yang Menuntun
Jika kita hendak mengiring Tuhan, maka kita perlu mencari tahu maksud Allah, serta terus
menerus taat kepada kehendak-Nya dengan pertolongan Roh Kudus. Keinginan Allah
haruslah menjadi keinginan kita juga.
Menerapkan Prinsip-Prinsip Ilahi
Sebelum membuat keputusan yang penting, pastikan enam prinsip alkitabiah sebagai
pedomannya, yaitu: apakah sudah sesuai dengan maksud Allah, taat kepada kehendak-Nya,
terbuka kepada-Nya, mengikuti tuntunan-Nya, ada damai sejahtera, dan ada tanda-tanda yang
menyertainya.
Tugas Sesi 6
43
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Menghafal ayat: Pelajari dan selesaikan pelajaran “Tuntunan Menghafal Ayat,
Minggu ke 6 (hal. 43). Hafalkan ayat dari pelajaran “Persekutuan”: Ibrani 10:24-25
dan 1 Yohanes 1:3 (ayat opsional yang disarankan).
2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan
dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa.
3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Hidup sebagai Hamba” (hal. 44)
4. Lain-lain: dapatkan sebanyak mungkin paraf pada lembar Tabel Pencapaianku.
44
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 6
Garis Besar Sesi 6
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari
pelajaran “Persekutuan”: Ibrani 10:24-25 dan 1 Yohanes1:3 (ayat opsional yang
disarankan). Usahakan lembar Tabel Pencapaianku mendapat paraf..
3. Saling membagikan hasil saat teduh berdasarkan Catatan Bacaanku.
4. Baca dan diskusikan “Beberapa Saran Bagaimana Membangun Pertemanan dengan
Orang Yang belum Percaya” (hal. 44).
5. Diskusikan “Hidup sebagai Hamba” (hal. 44)
6. Jika waktu dan tempat memungkinkan, diskusikan Sesi 8.
7. Bacalah “Tugas Sesi 7” (hal. 47).
8. Bawalah rencanamu membangun persahabatan dengan orang yang belum percaya
dalam doa, sekaligus menutup pertemuan.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 6
Uraian Ayat
Topik 5: Persekutuan
Pengikut Kristus yang militan akan selalu mencari persekutuan dengan sesama orang
percaya—baik secara perorangan, kelompok, maupun dalam jemaat gereja lokal. Sebagai
satu tubuh kita saling bergantung satu sama lain. Melalui kelompok 2:7 Anda akan belajar
bagaimana anggota lain dapat memberi kontribusi berharga bagi hidupmu. Ini sesuai dengan
rencana-Nya, “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya” (1 Korintus 12:27); “...kamu... kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah “ (Efesus 2:19).
Ibrani 10:24-25, ayat ini mengajak kita untuk mendorong satu sama lain dalam kasih dan
perbuatan baik melalui persekutuan rutin. Iman dan ketaatan kita kepada Kristus akan
bertumbuh melalui persekutuan dengan sesama orang percaya, demikian juga sebaliknya.
1 Yohanes 1:3, (ayat opsional yang disarankan) ayat ini menjelaskan bahwa persekutuan
yang sesungguhnya berpusat kepada Kristus dan bukan sekedar berkumpul untuk
bersosialisasi. Allah sendiri akan menyatakan hadirat-Nya ketika kita bersekutu dengan
sesama orang percaya.
Rencana Mingguan
1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi, isi
ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dan tema serta ayat referensi pada sisi sebaliknya.
2. Mulailah menghafal 2 Timotius 3:16, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian
mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Jika Anda
menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari
pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan untuk
mengulang kedua ayat tersebut (usahakan mengulang lebih dari satu kali dalam sehari).
45
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat
hafalan baru dari buku 2.
Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luang
dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
Membangun Pertemanan dengan Orang Yang belum Percaya
Salah satu tugas di pelajaran penginjilan ini adalah, menciptakan kegiatan bersama dengan
seseorang yang belum percaya Kristus. Tujuannya adalah untuk memperdalam atau
mempererat hubungan pertemanan dengan orang tersebut. Tentu saja satu kegiatan tidak akan
mempererat persahabatan. Jadi berdoalah dan ajak yang lain juga berdoa bersama untuk hal
ini. Coba cari kegiatan lain yang bisa dikerjakan bersama anggota kelompok lainnya atau
hanya kalian berdua. Dan untuk menghindari masalah yang tidak perlu, lebih baik
membangun hubungan dengan sesama jenis.
Tujuan kegiatan ini bukanlah untuk memanipulasi atau mengakali orang lain. Kelompokkelompok yang sudah mempraktekkan 2:7 telah memperoleh manfaat dari mempraktekkan
saran-saran berikut ini. Semua kegiatan bersama tersebut haruslah terjadi dengan alami.
Bentuknya bisa saja hanya berupa minum-minum kopi bersama. Berikut ini beberapa saran :
 Olah raga atau nonton pertandingan bersama.
 Bantu dia menyelesaikan pekerjaan atau proyeknya.
 Ngobrol soal hobi atau melakukan hobi bersama.
 Nonton acara konser atau teater bersama.
 Sama-sama jadi relawan di kegiatan sebuah komunitas.
Masih banyak jenis-jenis kegiatan lainnya yang jumlahnya tidak terhitung, namun yang
cocok dengan situasimu mungkin hanya ada beberapa.
Karena seringnya Yesus menghabiskan waktu bersama orang yang belum percaya, Dia
mendapat julukan “Sahabat para pendosa” (Matius 11:19). Dia mengambil inisiatif mencari
mereka yang membutuhkan. Itu juga yang akan kita kerjakan.
Hadirlah dimana mereka berada. Ikutlah berkumpul bersama para tetangga. Buatlah acara
kebersamaan atau acara ulang tahun dan undanglah tetangga.
Bergabunglah dalam salah satu komunits, mulailah percakapan menarik saat istirahat
makan siang. Ambil topik yang menarik bagi mereka atau, yang sama-sama kalian gemari.
Seringlah tersenyum dengan tulus. Hafalkan nama mereka dan sebut namanya saat sedang
bersama. Hindari topik yang mengundang kontroversi, sampai ikatan persahabatan cukup
kuat.
Doakan agar hubungan perkenalan berkembang menjadi pertemanan, walau akan
memakan waktu. Sebab penginjilan adalah sebuah proses yang hanya dapat dikerjakan
dengan kesabaran dan ketulusan. Melalui Anda atau orang percaya lainnya, Tuhan
menebarkan benih iman kepada orang tersebut untuk percaya kepada Kristus.
Hidup sebagai Hamba
Melayani adalah tantangan terbesar dalam hidup seorang murid Kristus. Semua orang senang
di layani, tetapi hanya sedikit yang mau melayani orang lain. Rata-rata orang suka disebut
46
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
hamba Tuhan, tetapi tidak suka diperlakukan sebagai hamba. Padahal ciri utama seorang
Kristen yang dewasa rohani adalah kesediaannya melayani orang lain tanpa mengharapkan
imbalan atau pujian.
Renungkan
Yesus adalah pencipta alam semesta, namun Dia juga adalah teladan tertinggi seorang
hamba. Menurutmu jika Dia lahir ke dunia di abad dua puluh satu, kira-kira teladan pelayan
seperti apa yang akan Ia tunjukkan?
Kristus Sang Teladan
1. Apa tujuan Kristus lahir di dunia (Markus 10:45)?
2. Bacalah Yohanes 13:1-17, dan jawab pertanyaan berikut.
a. Bagaimana Yesus melayani murid-murid-Nya?
b. Mengapa Yesus dapat memberi diri sepenuhnya (lihat ayat 3)?
c. Tulislah teladan apa saja yang Anda lihat dari Kristus dalam ayat ini.
Anak Allah telah menjadi hamba Allah supaya menggenapi misi Allah—J. Oswald
Sanders
3. Dalam hal apa kita harus serupa dengan Kristus (Filipi 2:5-8)?
4. Menurut bacaan berikut ini, siapa saja yang dengan rela hati menyandang gelar
hamba?
Keluaran 14:31
1 Samuel 1:11
1 Samuel 3:9
1 Samuel 29:8
Lukas 1:38
1 Korintus 4:1
47
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
5. Apa pandangan Paulus tentang kehambaan (1 Korintus 4:1-5)?
Kerinduan Kristus
6. Kualitas apakah yang harus dimiliki untuk menjadi seorang hamba (Kisah 6:1-7)?
7. Mengapa kerendahan hati dapat mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain
(Filipi 2:3-4)
Mempersembahkan Hidup
8. Sebutkan beberapa alasan mengapa melayani itu sulit ( Lukas 22:24-27)?
9. Bacalah Galatia 5:13; 6:9-10 dan jawablah pertanyaan berikut.
a. Apa yang menghalangi kita melayani sesama dengan maksimal?
b. Apa yang membuat kita mampu melayani walau ada rintangan?
c. Sebutkan satu saja penghalangmu untuk melayani sesama.
Orang percaya telah memperoleh kemerdekaan di dalam Kristus—bukan supaya mereka bisa
berbuat sesuka hati, tetapi merdeka untuk melayani. Di dalam Dia kita telah:
 Dimerdekakan dari dosa, supaya menjadi hamba kebenaran (Roma 6:18-19).
 Dimerdekakan dari Iblis, supaya melayani Allah (1 Petrus 2:16).
 Dimerdekakan dari diri sendiri, supaya melayani sesama (Galatia 5:13).
Orang percaya tidak lagi berada di bawah kuasa perhambaan manusialama. Mereka sekarang
bebas untuk melayani dengan rela hati sebagai manusia baru.
10. Siapakah yang Paulus layani? Mengapa?
1 Korintus 9:19
2 Korintus 4:4-5
11. Bacalah Amsal 3:27 dan 1 Yohanes 3:17. Menurut ayat-ayat ini apa yang seharusnya
Anda kerjakan?
48
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Apa saja kebutuhan sesama yang bisa Anda penuhi?
12. Menurut ayat berikut ini, dalam hal apa saja Anda bisa melayani sesama?
Roma 14:19
Efesus 4:32
1 Tesalonika 5:11
Yakobus 5:16
1 Yohanes 3:11
13. Sebagai hamba, kita pun berpeluang menjadi sombong karena pelayanan kita. Apa
saja tuntunan yang bisa membantu kita supaya terhindar dari kesombongan (Lukas
17:7-10)?
Rangkuman
Kristus Sang Teladan
Yesus Kristus memang tidak punya kewajiban untuk merendahkan diri menjadi hamba,
namun Ia melakukannya dengan sukarela. Ketika Dia hadir di dunia Ia melayani dengan
berbagai macam cara, dan memberi hidup-Nya untuk menjawab kebutuhan banyak orang.
Kerinduan Kristus bagimu
Kita tentu ingin melayani seperti Kristus melayani sesama. Jika kita rendah hati, kita pasti
bisa melayani dengan baik.
Mempersembahkan Hidup
Untuk bisa melayani kebutuhan orang lain, kita harus mengatasi berbagai rintangan dalam
melayani. Ada banyak cara untuk membentuk diri kita menjadi hamba yang baik.
Tugas Untuk Sesi 7
1. Menghafal Ayat: tidak ayat baru. Lanjutkan mengulang ayat-ayat yang telah
dihafalkan.
2. Saat Teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan
dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa.
3. Kesaksianku:
a. Pelajari uraian “Kesaksianku” (hal. 48)
b. Selesaikan salah satu dari lembar kerja “Kesaksianku” (hal. 54-57)
49
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
4. Lain-lain: selesaikan sebanyak mungkin tugas menurut lembar Tabel Pencapaianku.
50
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 7
Garis Besar Sesi 7
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip semua ayat hafalan dari
seluruh pelajaran sampai dengan sesi ini. Teruslah melengkapi paraf pada lembar
Tabel Pencapaianku.
3. Bacalah “Ucapan Selamat” (hal. 48)
4. Baca dan diskusikan materi persiapan “Kesaksianku” (hal. 48-59).
a. “Pentingnya Mempersiapkan ‘Kesaksianku’” (hal. 48-49).
b. “Mempersiapkan Komentar Umum untuk ‘Kesaksianku’” (hal. 49).
c. “Ilustrasi Carang Anggur” (hal. 49).
d. “Persiapan Efektif untuk ‘Kesaksianku’” (hal. 51-53).
e. “Dua Cara Menyajikan ‘Kesaksianku’” (hal. 53-54).
f. “Memilih Format‘Kesaksianku’” (hal. 54).
5. Bacalah “Latihan Praktek Sesi 8” (hal. 60)
6. Tetapkan waktu dan tempat untuk latihan praktek Sesi 8.
7. Putuskan kapan dan dimana akan membahas sesi 11—Waktu Menyediri Bersama
Allah.
8. Bacalah “Tugas Sesi 8” (hal. 61).
9. Bawalah rencanamu membangun persahabatan dengan orang yang belum percaya dan
orang yang akan jadi teman dalam doa, sekaligus menutup pertemuan.
Ucapan Selamat
Beri penghargaan terhadap ketekunanmu menyelesaikan buku 1 dan berhasil mencapai
sampai sesi ini. Tuhan telah menolong Anda melewati beberapa kesukaran yang telah
menjadi “tugu peringatan” dalam pertumbuhan rohani. Dengan anugerah-Nya Anda akan
segera lulus dari pelajaran buku 2 ini, semakin dekat dengan Tuhan dan semakin siap untuk
melayani di manapun Ia mengutus.
Pentingnya Mempersiapkan Kesaksian Pribadi
Rasul Petrus menantang kita, “...siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu
tentang pengharapan yang ada padamu“ (1 Petrus 3:15). Satu cara yang sangat efektif dalam
membagikan iman kita adalah dengan bersaksi tentang bagaimana Yesus Kristus
menganugerahkan hidup kekal serta memperkaya hidup kita. Rasul Yohanes membagikan
kesaksian tentang hubungannya dengan Kristus sebagai dasar pemberitaan, “Apa yang telah
kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga” (1 Yohanes
1:3).
Ketika rasul Paulus menghadap raja Agripa (Kisah 26), ia bersaksi dengan singkat, logis
dan jelas tentang bagaimana hidupnya sebelum menerima keselamatan, ketika bertemu
51
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kristus, dan bagaimana hidupnya setelah bertobat. Dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai
empat menit untuk menceritakan kisah Paulus ini dalam bentuk percakapan.
Meskipun nantinya kesaksianmu akan ditulis, namun tujuannya bukanlah untuk menghafal
kata per kata, melainkan untuk mencatat poin-poin penting dalam kisahmu. Hal-hal seperti
pilihan kata, alur cerita, serta bagaimana mengawali dan mengakhir cerita, adalah aspek yang
penting untuk diperhatikan. Ketika mulai menyusunnya jangan lupa untuk meminta hikmat
Allah dan pencerahan agar Anda mengerti bagaimana caranya menceritakan kesaksian hidup.
Terbukalah terhadap masukan dari pemimpin kelompok.
Banyak kesaksian dari alumni kelompok belajar seri 2:7 yang menegaskan bahwa fase
persiapan menyusun kesaksian hidup adalah bagian yang paling bermanfaat dalam pelatihan
ini. Banyak orang yang akhirnya menerima Kristus karena ada orang-orang seperti Anda
yang kesaksiannya dipertajam melalui pelatihan seri 2:7 ini. Inilah cara efektif untuk “... siap
sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang
meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu.”
Percayalah kepada Tuhan dan berusahalah sekuat tenaga. Sisihkan waktu, pikiran, dan doa
untuk mempersiapkan diri mengikuti bagian penting dalam pelatihan pemuridan ini.
Mempersiapkan Komentar untuk Kesaksianmu
Latihan persiapan kesaksian ini akan Anda kuasai ketika menyelesaikan sesi 8. Di sesi 9
ada kesempatan untuk saling mengomentari kisah masing-masing. Dengan demikian masih
ada peluang untuk memperbaiki atau menyelesaikan kesaksian masing-masing di sesi 9.
1.
Tujuan utamanya adalah untuk mengasah kemampuan verbal dalam menceritakan
kesaksian Anda berdasarkan alur cerita yang sudah dicatat di kartu indeks.
2. Waktu dan upaya yang dibutuhkan tiap-tiap orang dalam menyusun kisahnya bisa
bervariasi. Ini nyaris tidak ada hubungannya dengan kemampuan intelektual atau
spiritual, melainkan lebih kepada kerumitan kisah masing-masing orang.
3. Ini adalah hal yang sulit namun layak diperjuangkan. Ada orang-orang yang
merasakan manfaat ketika mempersiapkan kisah kesaksian ini, tetapi ada juga yang
justru menderita ketika harus menjalani proses ini. Semua ini tergantung kepada
sikap dan antusiasme Anda ketika mengerjakannya. Karena itu bertahanlah dan
mintalah hikmat dan tuntunan Allah.
4. KesaksianTentang Keselamatan. Kesaksian dapat dibagi-bagi dalam beberapa
subyek dan dipersiapkan untuk kalangan yang berbeda-beda. Dalam pelajaran ini,
kesaksian keselamatan dirancang untuk:
 mereka yang belum percaya kepada Kristus.
 mendekati orang perorang atau kelompok kecil.
 menjadi “pembuka jalan” dan bukan alat untuk meyakinkan orang lain.
Pada umumnya orang tidak siap membicarakan kebutuhan mereka akan Kristus. Namun
saat mereka mendengar kesaksianmu ketika menerima keselamatan, mereka akan berubah
dan terbuka terhadap Injil.
52
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Ilustrasi Carang Anggur
Seiring pertumbuhan kedewasaan dan pengalaman hidup kita dalam Kristus, jenis-jenis
kesaksian kita pun bertambah (lihat hal. 50). Kisah-kisah tersebut berguna untuk membangun
dan mendorong kedewasaan saudara seiman lainnya. Sedangkan kesaksian pribadimu akan
mendorong orang untuk percaya kepada Kristus.
Mempersiapkan Kesaksian yang Efektif
Garis Besar
Penjelasan Paulus tentang bagaimana ia menerima Kristus sebagai juru selamat dalam Kisah
Para Rasul 22 dan 26, akan menjadi model rujukan kita dalam menyusun kesaksian
kita.Berikut adalah garis besar kesaksian Paulus berdasarkan Kisah Para Rasul 26:
Pembukaan
Sebelum bertobat
Proses bertobat
Setelah bertobat
Penutup
Ayat 2-3
Ayat 4-11
Ayat 12-20
Ayat 21-23
Ayat 24-29
53
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Ilustrasi Carang Anggur
Menggambarkan buah-buah kesaksian yang dihasilkan melalui pengalaman sebagai orang
percaya
Sesi 7 dan 8 membahas tahap sebelum, proses dan setelah bertobat. Dalam salah satu
kegiatan kelompok, Anda punya kesempatan untuk berbagi kesaksianmu dalam waktu empat
menit. Sedangkan sesi 9 akan fokus kepada pembukaan dan penutup.
54
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kisi-Kisi Menyiapkan Kesaksian yang Tepat Sasaran
1. Rancang kesaksianmu sebagai sebuah percakapan. Hindari penggunaan kata-kata
yang kaku dan literal, melainkan kata-kata yang informal.
2. Berbagilah dan jangan berkotbah. Katakan ‘aku’ dan ‘saya’, bukan ‘kamu’. Hal ini
akan menjaga kisahmu tetap terdengar hangat dan personal.
3. Hindari penggunaan kata, kalimat atau istilah yang berbau agamawi.
Istilah Agamawi
Percaya/ terima Yesus
Bertobat
Oleh darah Yesus
Lahir baru
Istilah Pengganti
Mempercayakan keselamatanku hanya kepada Yesus
Memutuskan untuk menyerahkan hidupku kepada
Yesus
Allah mengampuni kesalahanku
Pengikut Kristus, orang percaya
4. Kisahmu harus dibuat umum supaya bisa menyentuh banyak orang. Jangan
menyebut gereja, denominasi, atau kelompok tertentu. Hindari penyebutantanggal
atau zaman.
5. Sisipkan sedikit lelucon dan sentuhan manusiawi. Saat pendengarmu tertawa atau
tersenyum maka ketegangan pun berkurang dan suasana menjadi cair. Lelucon juga
meruntuhkan tembok dan meningkatkan perhatian lawan bicara.
55
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
6. Berikan gambaran untuk meningkatkan perhatian. Jangan berkata, “...lalu Pat
berbagi cerita tentang Injil pada saya.” Cukup berikan gambaran situasinya sehingga
pemirsamu bisa memvisualisasikannya.
7. Uraikan bagaimana engkau berjumpa dengan Kristus, atau bagaimana Kristus
menjawab kebutuhanmu. Namun hindarilah kisah “pertobatan diujung pergumulan.”
8. Gunakan sudut pandang orang dewasa, bukan kanak-kanak. Sampaikan kisahmu
dari sudut pandang dewasa, walaupun sedang menceritakan kisah masa kecil.
9. Hindari pernyataan dogmatis atau mistis, yang membuka peluang bagi orang skeptis
mengajukan pertanyaan kritis. Contohnya, “Aku berdoa dan Tuhan memberikan
pekerjaan” atau “Tuhan berkata kepadaku...”
10. Sampaikan dengan ringkas, tidak bertele-tele. Jangan menyebut terlalu banyak nama
dalam kisahmu; sebutkan nama panggilannya saja, dan gabungkan informasi
seringkas mungkin.
a. Cerita yang buruk: “Martha Smith, Nancy Van Buren, dan sepupunya Jane
Matthews mampir ke kantorku di Digital Binary Components Corporation.”
b. Cerita yang baik: “suatu hari Martha dan dua temannya ngobrol denganku di
tempat kerja.”
Cerita yang baik:”setelah hidup berpindah-pindah di lima provinsi dan enam kali pindah
universitas, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan dibidang enjiniring.”
Kembangkan “Sebelum, Proses dan Setelah Bertobat”
Berikut tips praktis mengembangkannya:
1. Sebelum
a. Kisah masa lalu Anda akan menarik perhatian pembaca. Di tahap ini Anda bisa
menceritakan satu-dua kelemahan dan kegelisahanmu sebelum menerima Kristus.
Berikut ini adalah hal-hal yang umumnya dialami orang yang belum percaya:




Tidak ada damai
Takut mati
Rasa bersalah
Tidak punya tujuan




Kebosanan
Kesepian
Ada yang kurang
Depresi




Terikat kebiasaan buruk
Tidak punya tahu arti hidup
Kekosongan
Ketidak puasan
b. Semua orang yang belum percaya akan berusaha mengabaikan atau mengatasi
kegelisahan ini. Namun seringkali segala upaya tersebut berakhir sia-sia. Jadi
dalam kesaksian Anda, sebutkan juga segala upaya yang sudah Anda tempuh
ketika belum menerima keselamatan. Hindari percakapan yang terlalu detail soal
kehidupan berdosa di masa lalu. Cobalah menyentuh mereka dengan membahas
soal-soal:
 Pernikahan
 Pekerjaan
 Obat/ alkohol
 Olah raga
 Uang
 Pendidikan
 Hobi/ kesenangan
 Keintiman
 Pergaulan buruk
56
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2. Bagaimana Prosesnya
a. Ceritakan situasi yang mendorong Anda menerima Kristus, khususnya peristiwaperistiwa yang mendorong kepada pertobatan. Bagian ini mungkin bisa memakan
waktu cukup lama.
b. Ceritakan dengan singkat langkah-langkah menjadi orang percaya, dan—jika
ada—gunakan ayat yang bisa menjelaskan situasimu.
c. Sampaikan Injil dengan ringkas dan jelas, yaitu dalam hal:
1. Semua orang telah berdosa 3. Kristus telah membayar upah dosa
2. Upah dosa
4. Terimalah Kristus
3. Setelah bertobat
a. Ceritakan kembali tentang kegelisahan-kegelisahan sebelum mengenal Kristus,
dan bagaimana Kristus menjawab kebutuhan tersebut. Sebutkan apa yang telah
berubah dari hidup Anda setelah menerima Kristus (misalnya, sekarang Anda tahu
dosa-dosa Anda sudah diampuni, hidup jadi bermakna dan punya tujuan, Anda
punya kepastian keselamatan, atau penampilan Anda yang berubah).
b. Simpulkan dalam satu kalimat yang meyakinkan, bahwa Anda sudah menerima
hidup kekal. Biasanya lawan bicara akan memberi komentar atau akan mengingat
pernyataan terakhir Anda.
Dua Cara Menyusun Kesaksian
Pada pelajaran selanjutnya, Anda akan memilih salah satu dari tiga format kesaksian untuk
digunakan. Namun sebelum itu, kita akan melihat dua model berikut yang, menurut banyak
orang, cukup menolong dalam menyusun kesaksian. Disini Anda bisa memilih salah satu
model: kronologis atau model kilas balik.
1. Kronologis
Disini Anda menceritakan kesaksian secara berurutan, menurut kronologinya.
Model ini berguna jika:
a. Pertobatan terjadi ketika sudah dewasa.
b. Anda punya cukup banyak pengalaman menarik berkaitan dengan pertobatan,
yang bisa di bagikan.
c. Kisah proses pertobatan Anda lebih dominan daripada fase awal dan akhir
kesaksian.
57
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2. Kilas balik.
Disini Anda menceritakan secara kilas balik; dimulai dengan garis besar perjalanan
hidup Anda sampai masa sekarang, kemudian mundur ke situasi kerohanian di masa
lalu. Titik mundur bisa dimulai dari proses pertobatan.
Model ini dapat digunakan jika:
a. Anda bertobat sejak usia dini.
b. Lebih banyak cerita menarik diusia dewasa daripada di usia dini.
c. Proses pertobatan Anda sangat pendek.
Memilih Format Kesaksian
Bacalah tiga contoh kesaksian yang telah diringkas (halaman...), kemudian pilih salah satu
dan isilah lembar kerjanya (halaman...). Dalam menyusun rancangan kesaksian, disarankan
untuk selalu merujuk pada salah satu contoh kisah dan lembar kerja yang sudah diisi.
Format 1: Pertobatan Dewasa
Anda menerima Kristus ketika sudah dewasa. Anda memiliki alur sebelum, proses dan
sesudah yang cukup kuat.
Format 2: Pertobatan Usia Dini/ Komitmen Bertumbuh Dewasa
Anda perlu memastikan kembali, apakah pertobatan ini adalah pertobatan yang sungguhsungguh? Jika ternyata tidak, sebaiknya gunakan format 1. Tetapi jika ternyata benar,
kemungkinan besar karakter rohani Anda masih kekanak-kanakan, atau Anda hidup dalam
gaya hidup orang yang tidak mengenal Tuhan.
Format 3: Pertobatan Dini/ Bertumbuh dengan Konsisten
Anda berasal dari keluarga Kristen yang baik dan lingkungan gereja yang kuat. Jadi, tidak
banyak yang bisa dibagikan dari fase sebelum mu (format ini cocok dengan model kilas
balik.)
58
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Format 1
Pertobatan Dewasa
Sebelum
Bagaimana
Prosesnya
Setelah
Pertobatan
Beberapa tahun yang lalu saya baru menyadari bahwa hidup saya
tak punya tujuan. Ada perasaan kosong dan tidak ada yang dapat
mengisi kekosongan tersebut. Saat kuliah saya mengambil jurusan
elektro dan mendapat pekerjaan yang bagus setelah lulus. Selama
tiga tahun saya bekerja keras dan mendapat promosi jabatan.
Namun saya sama sekali tidak merasa puas dengan pencapaian ini.
Jadi saya memutuskan untuk bekerja lebih keras dan lebih lama
lagi, mengabdikan hidup saya kepada pekerjaan. Ini semua
berdampak buruk bagi kehidupan pribadi saya. Saya terus
meyakinkan istri bahwa ini semua saya lakukan demi dia dan anakanak. Tetapi saya tahu bahwa itu hanyalah pembenaran saja.
Pernikahan kami yang awal mulanya nampak “ideal”, mulai
terlepas “jahitannya di sana sini”. Sampai pada satu titik, saya
mulai malas pulang. Saya lebih memilih bersenang-senang di luar
daripada berdebat dengan istri.
Di tempat kerja yang baru saya ditugaskan mengikuti seminar
enjiniring bersama David dan Jack. David nampak memiliki ‘sesuatu’
yang bisa mengisi kekosongan dalam diriku. Dalam perjalanan
kembali dari seminar, David menceritakan tentang bagaimana Kristus
mengubah hidupnya dan memberi tujuan hidup yang baru. Apa yang
ia ceritakan banyak kemiripan dengan situasi yang saya hadapi. Ia
bercerita soal bagaimana ia mencapai sukses namun mengalami
kekosongan dalam hidup. Dan jalan keluar untuk situasi frustasi ini
adalah dengan menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus. Dalam
doanya, David mengakui semua dosanya dan menyerahkan kendali
hidupnya kepada Tuhan. David berkata bahwa menurut Alkitab,
Kristus sudah mati di kayu salib supaya kita memperoleh
pengampunan atas seluruh kesalahan kita. Memang saya sudah
pernah mendengar hal semacam ini. Namun kali ini semua terdengar
masuk di akal. Dua hari kemudian saya berjalan-jalan ke danau dekat
rumah. Disitu saya berdoa dan mengakui beberapa hal yang, menurut
saya, menyakiti dan mengecewakan Tuhan. Kemudian saya
mengundang Kristus untuk masuk dan mengambil alih hidup saya,
karena saya pribadi tidak mampu membawanya ke arah yang lebih
baik.
Memang pada saat itu tidak ada petir di langit, atau gelombang emosi
yang menggelora. Tetapi saya tahu pasti, beban berat di pundak saya
telah hilang. Segala sesuatu tidak langsung berubah menjadi
sempurna. Namun saya merasa mendapatkan tujuan hidup yang baru.
Bagi saya, kepastian bahwa saya akan hidup bersama Tuhan setelah
mati, adalah hal yang terutama.
Format 2:
59
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Sebelum
Berkomitmen
Proses
Pertobatan
Setelah
Pertobatan usia Dini/ Komitmen bertumbuh Dewasa
Belum lama ini hidup saya bisa digambarkan sebagai hidup tanpa
ketenangan batin. Semua yang ada disekitar saya seakan-akan kacau
balau. Segala yang saya kerjakan tidak ada yang dapat meredakan
tekanan ini. Nampaknya tidak ada satu pun yang dapat memuaskan
kehausan batin yang terus berkembang dalam hati. Saya mengira
dengan mengikuti berbagai kegiatan akan mengisi kekosongan ini.
Saya ikut keanggotaan klub spa, mengambil kursus golf, dan aktif
mengantarkan anak-anak kami ke berbagai kegiatan olah raga dan
kursus. Sempat terpikir untuk mengambil kerja paruh waktu. Namun
suami mendapat promosi jabatan dan kami sekeluarga harus pindah
ke kota lain. Hal ini malah makin memperberat tekanan dalam hidup
saya. Satu-satunya yang dapat meredakannya hanya obat penenang.
Namun itu semua hanya berlangsung sementara, dan kenyataan
bahwa saya mulai tergantung padanya, membuat saya ketakutan.
Sudah bertahun-tahun keluarga kami tidak pergi ke gereja. Kami baru
memulainya lagi setelah keluarga Johnsons mengajak pergi ke gereja
bersama-sama. Setelah rutin hadir selama dua bulan, kami
memutuskan untuk ikut kelas pendalaman Alkitab.Disana kami
bertemu orang-orang yang menyenangkan namun sangat serius
dengan iman mereka. Kami didorong untuk sungguh-sungguh
menyerahkan hidup kepada Kristus.
Kami mulai belajar hal-hal yang dulu pernah kami dengar, seperti:
semua manusia telah melanggar hukum Taurat dan, karenanya, hidup
terpisah dari Allah; namun Allah telah menyediakan jalan
pendamaian dengan Allah, yaitu melalui kematian Anak-Nya yang
tunggal, Yesus Kristus. Yang harus saya lakukan adalah mengakui
ketidak taatan saya dan berbalik dari padanya, serta meminta Yesus
menguasai hidup saya sebagai Tuhan dan penyelamat. Jadi, saya pun
memohon kepada Kristus agar kematian-Nya juga berlaku atas saya,
dan supaya Ia mengambil alih kendali hidup saya.
Sejak ikut kelas pendalaman Alkitab Rabu malam, saya mulai
mengerti apa arti menyerahkan hidup kepada Kristus. Saya belajar
bahwa saya tidak mungkin memperoleh kedamaian batin dengan
mengabaikan Tuhan. Hasil dari kelas pendalaman itu adalah, saya
membuat komitmen baru kepada Kristus. Ketenangan batin yang saya
cari-cari selama ini, mulai hadir. Dan yang terpenting adalah, saya
sekarang punya hubungan pribadi dengan Allah melalui Kristus, dan
memiliki hidup kekal di dalam Dia.
Format 3:
Pertobatan usia Dini/ Bertumbuh Dengan Konsisten
Sebelum
Sebagai seorang lajang, saya melihat bagaimana para lajang lainnya
dengan panik berusaha memadukan kebahagiaan dengan kepuasan
hidup. Mereka terus berkelana dan mencoba-coba: ada yang pergi ke
bar, berkencan, berkutat dengan mainan canggih, olah raga, sampai
60
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bagaimana
Prosesnya
Setelah
dengan obat-obat terlarang. Saya juga menyaksikan pria dan wanita
yang sudah menikah, berjuang menyatukan hidup mereka tanpa tahu
caranya. Saya, sama seperti lajang lainnya, juga terlibat dengan
banyak aktifitas. Saya menikmati kegiatan di luar rumah dan olah
raga lari. Saya juga menabung supaya bisa mengambil liburan
pendek ke luar negri, jika harganya murah. Namun saya memiliki
kepuasan dan hidup yang stabil yang tak dimiliki banyak orang. Itu
semua dimulai sejak SMU.
Ketika saya mulai menginjak remaja, orang tua saya sangat aktif di
gereja. Karena mereka aktif di gereja, maka saya pun harus aktif.
Jadi, setiap hari Minggu, kami pasti ada di gereja. Mereka bisa
menikmati semua kegiatan ini, sementara bagi saya ini hanyalah
sekedar kegiatan bersosialisasi dengan teman-teman. Sampai satu
saat saya ikut retreat musim panas, dimana pandangan saya tentang
kekristenan berubah sama sekali. Di retreat ini mata saya terbuka,
bahwa kekristenan bukan sekedar agama, melainkan hubungan
pribadi dengan Allah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus.
Yang dibahas dalam kelompok diskusi di retreat ini adalah siapa
Kristus dan apa yang telah dikerjakan-Nya. Suatu saat setelah acara
olah raga, pembina retreat saya bertanya, apakah saya pernah
mengambil komitmen pribadi menyerahkan hidup kepada Kristus,
atau saya masih menimbang-nimbangnya. Saya menjawab bahwa
saya masih menimbang-nimbang. Lalu kami membahas ayat-ayat
kunci demi membangun hubungan mendalam dengan Allah melalui
Kristus berdasarkan Alkitab. Disitu saya menyadari bahwa saya
membutuhkan pengampunan Tuhan dan Allah telah menawarkan
hidup kekal sebagai hadiahnya. Sayapun mengambil keputusan untuk
percaya bahwa Kristus telah mati untuk saya. Kemudian saya
memanjatkan doa dan meminta agar kuasa penebusan melalui
kematian Kristus di salib pun berlaku untuk hidup saya.
Seiring pertumbuhan fisik dan mental, roh saya juga bertumbuh.
Saya menyadari bahwa selama ini saya menjalani hidup menurut
keinginan saya tanpa melibatkan Tuhan. Memang pergumulan saya
sama dengan yang lain. Namun ketika saya mengijinkan Dia
memimpin hidup saya, maka saya merasakan ketenangan yang hanya
bisa saya dapatkan dari Dia. Kepuasan hidup yang saya dapat melalui
hubungan intim dengan Allah telah berdampak positif terhadap
performa kerja, dan membuat saya tidak lagi berpusat pada diri
sendiri. Namun yang paling berharga adalah saya memiliki kepastian
akan hidup kekal di dalam Kristus.
61
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lembar Kerja Format 1: Pertobatan Dewasa
Berikut ini adalah daftar pertanyaan untuk menyusun kesaksian Pertobatan Dewasa. Isilah
dibagian bawah setiap pertanyaan dengan kisahmu. Ini semua akan menjadi kerangka garis
besar sebelum disusun menjadi kalimat dan kesaksianmu yang utuh. Kerangka cerita ini akan
menjadi bahan diskusi “Kesaksianku” untuk sesi 8.
Sebelum
1. Sebelum Anda berjumpa dengan Kristus, apa saja yang Anda inginkan dan apa yang
kurang dari hidup Anda?
2. Usaha apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya?
Bagaimana Prosesnya
1. Situasi apa yang membuat Anda mulai mengenal Kristus?
2. Ceritakan dengan singkat bagaimana Anda percaya kepada Kristus dan kepada Injil?
Setelah Percaya
1. Berikan satu contoh, bagaimana Kristus menjawab kebutuhan Anda, atau bagaimana
Dia berperan dalam hidup Anda?
2. Tulislah kalimat penutup yang menjelaskan, apa dampaknya bagi hidup Anda ketika
memiliki kepastian hidup yang kekal.
62
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lembar kerja Format 2: pertobatan usia Dini/ Komitmen untuk
Bertumbuh Menjadi Dewasa.
Berikut ini adalah daftar pertanyaan untuk menyusun kesaksian pertobatan usia dini/
komitmen bertumbuh menjadi dewasa. Isilah dengan kisahmu dibagian bawah setiap
pertanyaan. Ini semua akan menjadi kerangka garis besar sebelum disusun menjadi kalimat
dan kesaksianmu yang utuh. Kerangka cerita ini akan menjadi bahan diskusi “Kesaksianku”
untuk sesi 8.
Sebelum
1. Sebelum Anda berjumpa dengan Kristus, apa saja yang Anda inginkan dan apa yang
kurang dari hidup Anda?
2. Usaha apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya?
Bagaimana Prosesnya
1. Situasi apa yang membuat Anda mulai mengenal Kristus?
2. Ceritakan dengan singkat bagaimana Anda percaya kepada Kristus dan kepada Injil?
Setelah Percaya
1. Berikan satu contoh, bagaimana Kristus menjawab kebutuhan Anda, atau bagaimana
Dia berperan dalam hidup Anda?
2. Tulislah kalimat penutup yang menjelaskan, apa dampaknya bagi hidup Anda ketika
memiliki kepastian hidup yang kekal.
63
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lembar kerja Untuk Format 3:
Pertobatan usia Dini/ Bertumbuh Dengan Konsisten
Berikut ini adalah daftar pertanyaan untuk menyusun kesaksian pertobatan usia dini/
bertumbuh dengan konsisten. Isilah dengan kisahmu dibagian bawah setiap pertanyaan. Ini
semua akan menjadi kerangka garis besar sebelum disusun menjadi kalimat dan kesaksianmu
yang utuh. Kerangka cerita ini akan menjadi bahan diskusi “Kesaksianku” untuk sesi 8.
Sebelum
1. Sebelum Anda berjumpa dengan Kristus, apa saja yang Anda inginkan dan apa yang
kurang dari hidup Anda?
2. Usaha apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya?
Bagaimana Prosesnya
1. Situasi apa yang membuat Anda mulai mengenal Kristus?
2. Ceritakan dengan singkat bagaimana Anda percaya kepada Kristus dan kepada Injil?
Setelah Percaya
1. Berikan satu contoh, bagaimana Kristus menjawab kebutuhan Anda, atau bagaimana
Dia berperan dalam hidup Anda?
2. Tulislah kalimat penutup yang menjelaskan, apa dampaknya bagi hidup Anda ketika
memiliki kepastian hidup yang kekal.
64
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Latihan Praktek Sesi 8
Materi pelajaran sesi 8 ini akan memberi Anda pengalaman yang sangat berharga. Latihan
praktek dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda, tergantung besar kecilnya jemaat gereja,
jumlah anggota dalam kelompok, dan faktor-faktor lain. Orang-orang yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pelatihan pemuridan di gerejalah yang akan menyusun latihan
praktek berdasarkan pilihan-pilihan yang ada di www.2-7series.org. Berdoalah bagi para
pemimpin, bagi diri sendiri dan bagi semua anggota kelompok. Berdoa juga supaya Allah
bekerja dengan cara luar biasa melalui sesi 8.
Jika sesi 8 sudah siap diselenggarakan, maka:
1. Pastikan sebelum hadir latihan, Anda sudah siap membacakan rancangan tertulis
cerita kesaksianmu.
2. Hadirlah dengan hati terbuka untuk menerima masukan dan saran dari anggota yang
lain, untuk memperbaiki cerita Anda. Semua anggota kelompok akan diminta menulis
ulang bagian cerita dan mempertajamnya, supaya ketika diceritakan kembali akan
membawa dampak langsung kepada orang yang belum percaya yang
mendengarkannya.
Tugas Sesi 8
1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan selesaikan “Tuntunan Menghafal Ayat,
Minggu ke 8” (halaman. 62). Hafalkan ayat-ayat dalam pelajaran “Bersaksi”: Matius
4:19 dan Roma 1:16 (ayat opsional yang direkomendasi).
2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan
dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa.
3. Kesaksianku: hadirlah dengan membawa rancangan kesaksian Anda. Ada dua hal
yang bisa menolong
a. Tuangkan catatan Anda ke dalam format lembar kerja
b. Pilihlah format yang paling cocok dengan kisah Anda (hal.)
4. Lain-lain: selesaikan sebanyak mungkin tugas menurut lembar Tabel Pencapaianku.
65
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 8
Garis Besar Sesi 8
1. Buka dengan doa.
2. Bacalah “Tugas untuk Sesi 9” (halaman...)
3. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari
pelajaran “Bersaksi”: Matius 4:19 dan Roma1:16 (ayat opsional yang disarankan).
4. Ikut serta dalam latihan praktek untuk menajamkan kisah “Kesaksianku”.
5. Tutup dengan doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 8
Uraian Ayat
Topik 6: Bersaksi
Allah telah mengaruniakan keistimewaan dan tanggung jawab kepada orang percaya untuk
menjangkau mereka yang hidup di luar Kristus. Kitalah saksi-Nya di dunia ini.
Matius 4:19, Yesus menantang dua orang nelayan untuk menggapai tujuan yang lebih
besar: menjala manusia. Apapun profesi kita Yesus menginginkan kita mengikuti Dia dan
terlibat dalam pekerjaan-Nya menjangkau sesama dengan Injil.
Roma 1:16 (ayat opsional yang disarankan), seperti juga Paulus, kitapun dapat
mewartakan Injil tanpa rasa malu. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan; inilah
yang bisa menjawab kebutuhan semua orang. Yesus berkata, “Setiap orang yang mengakui
Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga”
(Matius 10:32).
Kalimat “...pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” menunjukkan bahwa Injil
adalah untuk semua orang dan dapat diterjemahkan dan diaplikasikan secara universal.
Rencana Mingguan
1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi,
isi ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dan tema serta ayat referensi pada sisi
sebaliknya.
2. Mulailah menghafal Matius 4:19, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian
mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Jika
Anda menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua
hari pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan
untuk mengulang kedua ayat tersebut (usahakan mengulang lebih dari satu kali dalam
sehari).
3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat
hafalan baru dari buku 2.
4. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu
luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
5. Sebelum hadir dalam pertemuan, coba tulis ulang ayat hafalan baru tersebut atau kutip
di depan seseorang untuk memastikan keakuratannya.
66
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Tugas untuk Sesi 9
1. Menghafal Ayat: lanjutkan memperkuat ayat-ayat yang telah dihafalkan. Ucapkan
dengan bersuara jika situasi memungkinkan.
2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan
dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa.
3. Kesaksianku:
a. Mulai belajar bercerita menggunakan rancangan yang ada di kartu indeks.
b. Pelajari materi “pintu masuk”dan “penutup” kesaksianmu (halaman...)
5. Lain-lain:
a. selesaikan sebanyak mungkin tugas dan dapatkan paraf di lembar Tabel
Pencapaianku.
b. Baca dengan saksama serta beri tanda artikel Hatiku adalah Rumah Kristus
(halaman...) dan selesaikan tugas diskusi Hatiku adalah Rumah Kristus (halaman...).
67
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 9
Garis Besar Sesi 9
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip semua ayat hafalan dari
seluruh pelajaran sampai dengan sesi ini. Teruslah melengkapi paraf pada lembar
Tabel Pencapaianku.
3. Dengarkan anggota yang belum mendapat kesempatan bercerita dari rancangan
kesaksiannya.
4. Diskusikan materi “pembukaan” dan “penutup” kesaksian Anda (halaman...)
5. Diskusikan Hatiku adalah Rumah Kristus(halaman...).
6. Bacalah “Tugas Sesi 10” (halaman...).
7. Tutup dengan doa, dengan pokok doa bersumber dari bagian yang Anda tandai di
artikel Hatiku adalah Rumah Kristus.
Ingat selalu bahwa model pembukaan dan penutup kesaksian yang di pilih masing-masing
orang bisa berbeda-beda menurut situasinya.
Pembukaan Kesaksian
Kisah kesaksianmu sudah diasah dan disusun dengan kerja keras. Namun pasti pernah
terbersit dalam pikiran: “Kapan bisa mulai bersaksi?” Bagaimana caranya mengarahkan
pembicaraan ke arah kesaksianku? Berikut ini adalah beberapa saran agar Anda lebih bijak,
sensitif dan tidak manipulatif:
1. Mulailah dengan perbincangan ringan sebelum berbicara tentang hal-hal rohani. Bisa
diawali dengan perbincangan soal keluarga, pekerjaan, hobi, hal-hal disukai, dan
seterusnya.
2. Pekalah terhadap tanda-tanda adanya kehausan batin. Kehausan ini dapat menjadi
pintu masuk diskusi. Menjadi pendengar yang baik dapat membuka peluang
membagikan kesaksianmu.
3. Ceritakan pergumulan dan kekosongan batinmu di masa lalu, seperti “Dulu kami
bergumul dalam hubungan pernikahan kami” atau “Dulu hidup saya dikuasai oleh
tekanan pekerjaan, sebelum akhirnya saya menemukan hal yang mengubah hidup
saya secara luar biasa.”
4. Jadikan berita-berita terbaru yang beredar di sekitar lingkunganmu sebagai bahan
obrolan. Misalnya: “Barusan ini saya nonton video yang mengisahkan penyalah
gunaan narkoba di sebuah kota kecil di Amerika. Nampaknya orang-orang ini
berusaha menemukan sesuatu yang bisa memuaskan mereka. Dalam video tersebut
mereka menceritakan bagaimana mereka terjerumus dalam gaya hidup tersebut.”
Hindari topik yang memicu pertentangan dan perdebatan.
5. Bangun persahabatan yang tulus dengan mereka. Hal ini bisa memakan waktu sepuluh
menit, sepuluh hari, atau sepuluh bulan dan semua ini akan berbuah terjalinnya
persahabatan.
6. Jangan menghakimi perilaku mereka sebagai orang dunia, karena mereka bukan orang
percaya. Anda tetap dapat bersahabat tanpa terlibat dalam perilaku berdosa mereka.
Ketika mereka mengamati hidup kita, semakin banyak yang mereka lihat dari
68
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
kesaksian hidup kita dan belajar bagaimana mereka juga bisa memperoleh kehidupan
yang lebih baik di dalam Kristus.
7. Hindari pernyataan-pernyataan dogmatis agamawi, seperti “Allah menyuruhku
untuk...” Atau “Yesus adalah jawaban untuk semua persoalanmu.” Sebab mereka
belum kenal siapa Yesus, sehingga belum banyak yang bisa Ia kerjakan bagi mereka.
8. Hindari perdebatan seputar isu moral. Pandangan orang belum percaya cenderung
bertentangan dengan nilai-nilai Alkitab. Jika mereka sudah menerima Kristus, barulah
nilai-nilai alkitabiah dapat dibangun.
Bagaimana Menutup Kesaksian
Setelah selesai menyampaikan kisah kesaksianmu, tutuplah dengan pernyataan yang memicu
orang tersebut merenungkan apa yang telah Anda saksikan. Apa yang akan Anda sampaikan
tergantung pada respon orang tersebut terhadap kesaksian Anda. Jika responnya cenderung
negatif atau netral, Anda bisa menutup dengan salah satu pernyataan berikut:
1. “Yah, itulah kisahku. Kristus telah merubah hidup saya. Apa pendapatmu tentang
Allah?”
2. “Pernahkah terpikir olehmu, bagaimana seseorang dapat memperoleh hidup kekal?”
3. “Jika kamu tertarik dengan kisah saya, mungkin kita bisa ngobrol lagi kapan-kapan”
Jika responnya positif, Anda bisa mengajukan salah satu pertanyaan berikut:
a. “Bill, apakah kamu pernah mengalami hal semacam ini?”
b. “Mary, apakah kamu yakin sudah menerima hidup kekal itu?”
c. “Apa yang kamu tahu soal Kristus yang mati di kayu salib?”
d. “Boleh saya berikan ilustrasi untuk menjelaskan bagaimana seseorang bisa yakin
bahwa ia telah menerima hidup kekal?” (Bisa juga memakai ilustrasi Jembatan jika
orang tersebut menjawab Ya)
Berbagi kesaksian adalah kegiatan “menanam dan menyiram” (1 Korintus 3:6-7), bukan
“menuai” (Yohanes 4:36-38). Bersaksi lebih merupakan alat pembuka pintu, bukan alat untuk
meyakinkan orang lain. Kisah kesaksian ibarat umpan, sedangkan pemberitaan Injil adalah
“kail” nya.
Hatiku adalah Rumah Kristus
Robert Boyd Munger
Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus menulis, “Aku berdoa supaya Ia, menurut
kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam
batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta
berdasar di dalam kasih” (Efesus 3:16-17). Atau dalam terjemahan lain, “...Kristus tinggal di
dalam hatimu, dan hidupmu didasarkan dan dikuasai oleh kasih” (Bahasa Indonesia Seharihari).
Tak perlu dipertanyakan lagi, salah satu doktrin kekristenan yang utama adalah bahwa Yesus
Kristus, melalui Roh Kudus, akan masuk, tinggal, dan menetap dalam hati mereka yang
membuka hati untuk-Nya.
69
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kepada para murid Yesus berkata, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama
dengan dia” (Yohanes 14:23). Namun Ia juga memberitahukan bahwa Ia akan meninggalkan
mereka (Yohanes 13:33). Sulit bagi para murid untuk memahami kata-kata Yesus.
Bagaimana mungkin, Ia akan pergi tetapi pada saat yang sama, tinggal menetap?
Menarik sekali, bahwa Yesus memakai ide yang sama tentang tempat menetap, seperti
pada bagian awal Yohanes 14: “Aku pergi untuk mempersiapkan tempat...di mana Aku
berada, kamupun berada” (ay. 2-3). Ia menjanjikan bahwa, seperti Dia pergi ke surga untuk
mempersiapkan tempat bagi mereka dan satu saat akan menyambut mereka di sana, supaya
mereka pun menyiapkan tempat di hati mereka bagi-Nya. Sehingga Ia bisa datang dan tinggal
bersama mereka di dalam hati. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Ini semua tidak dapat
mereka mengerti.
Kemudian terjadilah peristiwa Pantekosta: Roh dari Kristus dicurahkan atas gereja, seperti
yang sudah dinubuatkan-Nya. Barulah mereka paham maksud perkataan Yesus. Allah tidak
bersemayam di kuil Herodes di Yerusalem—tidak berdiam di kuil buatan tangan manusia. Di
jaman ini, Allah memilih untuk berdiam di dalam hati manusia, melalui mujizat pencurahan
Roh Kudus. Tubuh orang percaya telah dijadikan bait suci Allah, dan hatinya sebagai rumah
bagi Kristus. Tiga puluh menit setelah pencurahan Roh, mereka semakin mengerti siapa
Yesus, lebih daripada ketika hidup bersama-Nya selama tiga tahun. Jadi bagi saya, tidak ada
kehormatan yang lebih tinggi lagi dari pada menjadikan hati saya rumah bagi Kristus,
sehingga saya bisa menyambut, melayani, menyenangkan dan mengenal-Nya lebih lagi.
Saya tidak pernah lupa malam di mana saya mengundang-Nya masuk dalam hati saya.
Sungguh peristiwa yang ajaib! Tidak ada peristiwa spektakuler atau emosional, namun sangat
nyata dan berlangsung di dalam jiwa. Ia masuk dan menerangi hati saya yang gelap,
menghadirkan kehangatan dan mencairkan hati yang beku. Ia menghadirkan musik ditengah
keheningan, dan harmoni ditengah perbantahan.Kekosongan dipenuhi-Nya dengan
persekutuan dalam kasih -Nya. Saya tidak dan tidak akan pernah, menyesal telah membuka
hatiku bagi-Nya.
Semuanya itu barulah permulaan dari proses pembangunan rumah Tuhan. Karena Ia
berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan
bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20). Jadi, jika Anda
ingin mengenalAllah dan rindu agar Yesus Kristus menjamah bagian hidupmu yang terdalam,
bukalah hatimu selebar-lebarnya dan undang Dia masuk agar Dia menjadi penyelamat dan
Tuhanmu.
Setelah Kristus masuk dalam hati saya dan membangun hubungan baru yang indah, saya
pun berjanji pada-Nya, “Tuhan saya ingin agar hati ini menjadi milik-Mu. Tinggallah dan
jadikan hatiku rumah kediaman-Mu. Pakailah ini sebagai kepunyaan-Mu. Ijiinkan saya
mengantarmu berkeliling dan menunjukkan fitur-fiturnya agar Engkau merasa nyaman
tinggal di sini. Kerinduanku adalah kita bisa menghabiskan waktu bersekutu bersama.” Saya
percaya Ia sangat senang mendapat tempat dalam hati saya yang kecil dan biasa-biasa saja
ini.
70
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Ruang Belajar
Tempat pertama yang akan kami datangi adalah ruang belajar atau perpustakaan. Sebut saja
itu adalah ruang belajar dalam pikiran saya. Ini adalah sebuah ruangan kecil berdinding tebal
dalam pikiranku. Dan ruangan ini sangat penting, sebab ini adalah ruang kendali pikiran.
Saya mengantar-Nya melihat-lihat lemari buku, majalah, dan gambar-gambar di dinding.
Melihat bagaimana Yesus menatap seluruh isi ruangan membuatkan merasa gelisah. Ini aneh
sekali karena sebelumnya saya tidak pernah punya perasaan seperti terhadap ruangan ini.
Tetapi sekarang...dengan hadirnya Dia disini, membuatku merasa malu. Ada buku-buku yang
isinya terlalu nista bagi mata-Nya yang suci. Di meja tergeletak majalah-majalah yang tak
pantas bagi orang percaya. Sedangkan di dinding terpampang gambar-gambar imajinasi saya
yang sangat memalukan.
Dengan sangat malu, saya berkata pada-Nya, “Tuhan saya tahu ruangan ini harus dibersihkan
dan diperbaiki. Maukah Engkau menolongku merapihkannya dan menjadikannya
sebagaimana seharusnya?”
“Tentu saja,” jawab-Nya. “Saya senang sekali membantumu! Memang itu tujuan Ku
datang, untuk membereskan hal-hal seperti ini. Langkah pertama, kumpulkan semua bacaan
yang tidak baik, tidak kudus dan tidak berguna, dan buang keluar. Setelah itu isilah rak buku
dengan Alkitab, seluruh ruangan dengan kitab-kitab. Kemudian renungkanlah semua kitab itu
siang dan malam. Untuk gambar-gambar yang di dinding, kamu pasti sulit
menyingkirkannya. Namun saya punya sesuatu yang bisa menolongmu.” Lalu Ia memberikan
foto diri-Nya berukuran besar kepadaku. “Pasang ini di tengah dinding ruangan pikiranmu,”
katanya. Saya taat. Terbukti, selama bertahun-tahun kemudian, ketika pikiran saya berpusat
kepada Kristus maka kesadaran akan kehadiran-Nya, kekudusan dan kuasa-Nya mampu
mengusir pikiran yang tidak kudus. Jadi Yesus menolong saya mengendalikan pikiran,
walaupun godaan itu tetap ada.
Jika kamu punya masalah dengan ruang kendali dalam pikiranmu, saya mendorongmu
untuk membawa Kristus masuk ke dalamnya. Penuhi ruang pikiranmu dengan firman Allah,
kemudian pelajarilah, renungkan dan jaga kesadaran akan hadirat Tuhan kita Yesus Kristus
dalam hidupmu.
Ruang Makan
Dari ruang belajar kami pindah ke ruang makan; yaitu ruang tempat selera makan dan
keinginan. Ini adalah ruangan yang sangat besar dan sangat penting. Di sini saya banyak
menghabiskan waktu dan daya untuk memuaskan apa yang saya inginkan.Saya berkata
kepada-Nya, “Ini adalah tempat favorit saya. Saya yakin Engkau akan senang dengan apa
yang disajikan di sini.”
Dia pun duduk dan berkata, “Apa menu makan malam hari ini?”
“Ya menu favorit saya: uang, gelar akademis, saham, dan artikel koran tentang bagaimana
menjadi terkenal dan beruntung sebagai menu tambahan.” Inilah hal-hal sekuler yang sangat
saya sukai. Memang tidak ada yang jelek dengan ini semua, namun bukan pula makanan
yang dibutuhkan jiwa atau bisa memuaskan kelaparan rohani.
Ketika piring-piring dibagikan, Ia tidak berkata apa-apa. Namun, Ia juga tidak menyentuh
makanan tersebut. Saya pun bertanya dengan penasaran, “Tuan, apakah Engkau tidak suka
makanannya? Apa masalahnya?”
Ia pun menjawab, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.” Ia kembali menatap saya dan berkata, “Jika
kamu ingin menerima makanan yang benar-benar mengenyangkanmu, lakukanlah kehendak
71
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bapamu yang di surga. Dahulukan apa yang menyenangkan hati-Nya di atas kesenanganmu.
Berhentilah berjuang mengejar hasratmu, ambisimu, ataupun kepuasanmu. Kejarlah apa yang
menyenangkan hati-Nya. Inilah makanan yang akan mengenyangkanmu. Ini, cobalah
sedikit.”
Lalu Dia meletakkan di atas meja, makanan “melakukan kehendak Allah.” Wow! Makanan
yang luar biasa! Tidak ada makanan seperti ini di seluruh dunia. Makanan ini sungguh
memuaskan laparku. Dan dibandingkan dengan makanan ini, makanan lain malah membuat
lapar.
Apa menu yang tersedia di “ruang makan” kita? Dengan makanan seperti apa kita melayani
Dia dan diri sendiri? Apakah “semua keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup” (1 Yoh. 2:16) yang menjadi pusat keinginan kita? Atau kitamenjadikan “melakukan
kehendak Allah” sebagai makanan dan minuman yang memuaskan jiwa kita?
Ruang Tamu
Kami masuk ke ruang tamu. Ini adalah ruangan yang nyaman dengan udara yang hangat.
Saya sangat suka ruangan ini, karena di dalamnya ada tungku pemanas ruangan, sofa, kursi
malas, lemari buku, dan suasana yang intim.
Kristus juga menyukai ruangan ini. Ia berkata, “Ruangan ini benar-benar menyenangkan.
Mari sering-sering ke sini. Karena ruangan ini terpencil dan tenang, sehingga kita bisa
ngobrol dan bersekutu dengan nyaman.”
Sebagai seorang petobat baru saya begitu bergetar oleh kehadiran-Nya. Tidak ada yang
lebih menarik bagi saya selain menghabiskan waktu beberapa menit menyendiri bersama
Kristus dalam keintiman.
Dia berjanji, “Aku akan hadir di sini setiap pagi. Temui Saya di sini dan kita akan
menjalani hari-hari bersama.”
Jadi setiap pagi saya akan turun ke ruang tamu untuk bersekutu dengan-Nya. Dari rak buku Ia
akan mengambil Alkitab, membukanya dan kami akan membaca bersama-sama. Dia akan
menyingkapkan kebenaran akan ajaibnya karya keselamatan Allah yang terekam dalam
lembar halaman Alkitab. Dan setiap kali Ia membukakan apa yang telah dan akan Ia kerjakan
bagiku, hatiku pun bersorak sorai. Waktu bersama ini sungguh luar biasa. Ia berbicara
melalui Alkitab dan Roh Kudus, dan saya merespon dalam doa. Melalui saat teduh dan
percakapan pribadi ini persahabatan kami semakin kuat dan dalam.
Namun seiring makin tingginya tekanan tanggung jawab, sedikit demi sedikit waktu bersama
ini makin pendek. Apa penyebabnya? Saya juga tidak tahu. Saya menduga ini akibat
kesibukan saya sehingga tidak lagi bisa meluangkan waktu khusus dan teratur untuk
bersekutu dengan Kristus.Kamu pasti paham, ini semua terjadi begitu saja dan bukan
disengaja. Dalam perkembangannya, ternyata bukan hanya waktu bersekutunya makin
pendek, tetapi juga terhapus dari jadwal kegiatan sehari-hari, khususnya saat sedang ujian
tengah semester maupun final. Urusan-urusan yang mendesak yang menuntut perhatian
makin menggeser prioritas waktu saya bersekutu dengan Kristus. Kadang saya tidak
bersekutu selama dua hari berturut-turut.
Suatu pagi saya sedang bergegas menuruni tangga untuk menghadiri sebuah janji yang
penting. Ketika melintasi ruang tamu, saya lihat pintunya terbuka dengan tungku pemanas
ruangan menyala dan Yesus sedang duduk. Mendadak saya teringat, “Dia adalah tamu dan
saya yang mengundang-Nya masuk dalam hidupku! Dia telah datang sebagai penyelamat dan
sahabat yang bersedia tinggal bersamaku. Tetapi sekarang saya malah mengabaikan-Nya.”
72
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Segera saya menghentikan langkah dan dengan ragu-ragu masuk dalam ruangan. Dengan
kepala tertunduk saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau selalu datang ke sini setiap pagi?”
“Ya,” jawab-Nya. “Aku sudah mengatakan padamu, Aku akan selalu hadir di sini untuk
bertemu denganmu,” lanjut-Nya. Saya jadi semakin malu! Dia tetap setia walau saya tidak
setia. Saya memohon pengampunan dari-Nya dan Ia pun mengampuni saya, seperti yang
selalu Ia lakukan ketika kita mengakui kegagalan kita dan ingin memperbaikinya.
Ia berkata, “Persoalannya adalah, kamu menganggap saat teduh, pendalaman Alkitab dan
waktu doa semata-mata hanya untuk pertumbuhan rohanimu. Ini tidak salah. Tetapi kamu
lupa bahwa semuanya itu sangat berarti bagi-Ku. Ingatlah bahwa Aku mengasihi-Mu. Aku
telah menebusmu dengan harga yang sangat mahal. Aku menghargai setiap momen
persekutuan kita. Melihatmu menatap wajah Ku saja sudah menghangatkan hati Ku. Jangan
lakukan ini semua hanya demi Aku. Entah kamu ingin bersama Ku atau tidak, ingatlah selalu,
Aku selalu ingin bersamamu. Aku sungguh mengasihimu!”
Tahukah Anda, kesadaran bahwa Dia rindu bersekutu, bahwa Dia sungguh mengasihi,
kerinduan-Nya untuk selalu bersama dan selalu menantikan saya, telah merubah kualitas saat
teduh saya bersama Dia. Jangan biarkan Kristus duduk sendirian dalam “ruang tamumu”,
tetapi berusahalah untuk meluangkan waktu bersekutu bersama-Nya dalam pembacaan
Alkitab dan doa.
Ruang Kerja
Belum lama ini Yesus bertanya, “Apakah kamu punya ruang kerja di rumah?”
Di garasi “rumah hati” saya ada bangku kerja dan beberapa peralatan yang jarang saya
sentuh. Sesekali saya memakainya untuk membuat peralatan kecil, tetapi belum pernah
membuat sesuatu yang berarti. Saya pun membawa-Nya ke ruangan ini.
Ia mengamati bangku dan peralatan kerjaku, lalu berkata, “Peralatan ini cukup lengkap.
Apa yang sudah kamu hasilkan untuk Kerajaan Allah?” Ia memperhatikan dua boneka hasil
karyaku yang tergeletak di bangku, dan mengambil salah satu. “Inikah hasil karyamu sebagai
orang percaya?”
Saya merasa tak berdaya. “Tuhan, Engkau tahu, inilah yang terbaik yang bisa saya
lakukan. Memang tidak banyak artinya. Dan dengan rasa malu harus saya akui, bahwa
dengan segala keterbatasan dan keunikan yang saya miliki saya tidak yakin bisa melakukan
lebih dari ini.”
“Kamu mau melakukannya dengan lebih baik?” Tanya-Nya.
“Tuhan, Engkau tahu saya mau!” seruku.
“Ingat selalu hal pertama yang pernah saya ajarkan: di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa (Yoh. 15:5). Mari datang kepada Ku, dan ijinkan Roh Ku bekerja melaluimu. Aku
tahu kamu kurang terampil, ceroboh, dan kaku. Tetapi Roh Ku adalah ahlinya. Jika Ia yang
mengendalikan hati dan tanganmu, maka Ia akan bekerja melalui kamu. Sekarang putar
badanmu.” Ia melingkarkan tangannya dari belakang dan memposisikan tangannya dibawah
tanganku, dan mengambil peralatan kerja dan mulai bekerja melaluiku. “Hei, santai saja.
Badanmu masih terlalu kaku. Santai saja dan biarkan Aku yang bekerja.”
Sungguh mengagumkan melihat bagaimana tangan terampil-Nya bekerja melalui saya ketika
saya mempercayai Dia dan membiarkan-Nya bekerja menurut kehendak-Nya. Memang hasil
yang dihasilkan masih jauh dari memuaskan. Ini akibat kekakuan tangan saya yang kadang
masih menghalangi pekerjaan tangan-Nya. Ada banyak hal yang perlu saya pelajari. Namun
demikian saya tahu, apapun yang dihasilkan bagi Allah pastilah dikerjakan oleh Dia melalui
Roh-Nya di dalam saya.
73
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Jangan patah semangat karena tidak bisa melakukan banyak hal untuk Tuhan. Sebab Ia
melihat kesediaan kita, bukan kemampuan kita. Serahkan dirimu kepada Kristus. Pekalah dan
responsif terhadap apa yang Ia inginkan. Percayalah kepada-Nya. Kamu akan terkagumkagum dengan apa yang Ia dapat kerjakan melalui dirimu.
Ruang Rekreasi
Saya ingat kerika Ia minta diantar ke ruang rekreasi, yaitu tempat saya mencari kesenangan
dan kumpul-kumpul. Saya sempat berharap Ia tidak akan bertanya soal ruangan ini. Karena
disitu ada perkumpulan dan kegiatan yang ingin saya simpan untuk diri sendiri. Saya tidak
yakin Kristus akan menyukai atau menyetujui semua ini. Karena itu saya menghindari
pertanyaan itu.
Namun suatu malam, ketika saya hendak keluar rumah bersama teman-teman ke kota, Ia
menghentikan saya dengan tatapan-Nya. “Kamu mau keluar?”
Saya jawab, “Ya.”
“Bagus,” kata-Nya. “Saya akan ikut denganmu.”
“Oh,” aku menjawab dengan kikuk. “Tuhan,saya rasa Engkau tidak akan menikmati tempat
yang akan kami datangi. Bagaimana kalau besok malam saja kita keluar bersama? Besok kita
bisa membuat kelas pendalaman Alkitab atau acara sosial di gereja. Tapi malam ini saya
sudah punya janji lain.”
“Baiklah,” jawabnya. “Aku hanya mengira bahwa ketika Aku hadir di rumah ini maka kita
akan melakukan semua kegiatan bersama-sama sebagai teman yang sangat dekat. Aku hanya
ingin kamu tahu, Aku ingin pergi bersamamu.”
Saya menjawab, “Ya, besok malam kita akan pergi bersama.”
Malam itu saya menghabiskan waktu bersama teman-teman dengan perasaan kacau. Saya
merasa sangat buruk. Teman macam apa saya ini bagi Yesus, yang dengan sengaja
meninggalkan Dia untuk berpesta dan berkunjung ke tempat-tempat yang pasti tidak Ia sukai?
Ketika saya pulang, saya lihat lampu kamar-Nya masih menyala. Saya pun masuk ke situ dan
berbicara dengan-Nya. Kepada-Nya saya mengaku, “Tuhan, saya telah mengerti sekarang.
Saya tidak mungkin menikmati hidup tanpa-Mu. Mulai dari sekarang, kita akan melakukan
segalanya bersama-sama.”
Kemudian kami pergi ke ruang rekreasi. Di situ Dia merubah hubungan kami dan
memperbarui persahabatan, semangatnya, kegembiraannya. Sejak saat itu selalu ada musik
dan tawa dalam rumahku. Sambil berkedip Dia berkata, “Kamu pikir kalau ada Aku maka
kamu tidak bisa bersenang-senang? Ingatlah selalu, Aku datang ‘supaya sukacita-Ku ada di
dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh’ (Yoh. 15:11).
Kamar Tidur
Suatu kali ketika kami sedang berada di kamar tidurku, Ia bertanya tentang foto disamping
tempat tidurku.
74
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
“Itu adalah foto pacarku,” jawabku. Rasanya lucu bercerita soal pacar kepada Dia, walau
hubungan kami baik-baik saja. Memang ada pergumulan di antara kami,namun saya tidak
ingin membicarakannya dengan Dia. Jadi, saya mencoba untuk mengganti topik percakapan.
Tetapi Yesus pasti sudah paham isi pikiran saya. “Pasti kamu mulai mempertanyakan
pengajaran saya soal seks kan? Bahwa hubungan intim hanya diperbolehkan bagi mereka
yang sudah terikat perjanjian nikah? Kamu khawatir bahwa Aku akan memintamu melakukan
hal yang tidak biasa atau yang tidak mungkin dikerjakan? Kamu takut kehendak-Ku akan
menghalangi kesenangan hidup dan hasrat bercintamu. Bukan begitu?”
“Ya,” aku saya.
“Kalau begitu, dengar baik-baik apa yang akan saya sampaikan. Aku melarang perzinahan
dan seks pra-nikah bukan karena seks itu buruk melainkan karena seks itu indah. Di balik
kenikmatan badani terdapat tujuan mulia untuk menyatukan dua kehidupan dalam kasih yang
dalam. Di dalamnya terkandung kuasa untuk menghadirkan kehidupan. Seks itu penuh kuasa.
Jika ia dipakai dengan benar, seks punya potensi luar biasa yang membawa kebaikan.
Sebaliknya, jika digunakan dengan salah ia akan merusak apa yang baik. Karena alasan inilah
maka Allah menentukan seks hanya boleh terjadi dalam sebuah komitmen hidup bersama
dalam kasih seumur hidup. Di sini kasih lebih berperan dari pada seks.
“Ijinkan Aku menolongmu dalam membangun hubungan dengan lawan jenis. Jika kamu
gagal dan merasa malu dan berdosa, ketahuilah bahwa Aku tetap mengasihimu dan tetap
menyertaimu. Terbukalah kepadaku tentang hal ini dan akui dosamu. Lalu mulai mengambil
langkah untuk mencegah hal itu terulang kembali.
Andalkan kekuatan-Ku yang mampu mencegahmu jatuh dan memimpinmu masuk dalam
hubungan pernikahan berdasarkan kasih, di mana dua insan dipersatukan di dalam Ku.”
Kamar Kecil
Masih ada satu kisah lagi yang ingin saya ceritakan. Suatu hari saya mendapati Diasedang
menunggu di pintu depan. Ia menatapku seperti sedang memergokiku. Saat aku masuk rumah
Ia berkata, “Ada aroma tak sedap dalam rumah. Seperti ada bangkai di sekitar tempat ini.
Sumbernya dari lantai atas...saya rasa dari kamar kecil.”
Saya segera paham apa yang Ia bicarakan. Memang di lantai atas ada sebuah kamar kecil
ukuran beberapa meter luasnya. Di balik pintunya yang terkunci, saya menyimpan beberapa
benda pribadi yang ingin saya sembunyikan dari orang lain, apalagi terhadap Kristus. Ini
adalah benda yang sudah mati dan membusuk, yang berasal dari kehidupan yang lama. Ini
bukan hal yang jahat, namun bukan pula hal yang baik bagi kehidupan orang percaya. Namun
saya menyukainya. Saya ingin menyimpannya untuk diri sendiri dan terlalu takut untuk
mengakui bahwa benda-benda ini ada di balik pintu itu. Dengan enggan saya mengantar-Nya
ke atas dan aroma itu makin kuat. Ia menunjuk ke pintu itu dan berkata, “Sumber bau itu ada
disana. Pasti benda yang sudah mati.”
Ini membuatku marah! Ini adalah satu-satunya ruangan di mana saya bisa menyimpan
benda itu. Semua ruangan sudah saya buka untuk-Nya, mulai dari ruang belajar, ruang
makan, ruang tamu, ruang kerja, ruang rekreasi, ruang tidur, dan sekarang Ia meminta
ruangan kecil ini! Saya menggerutu dalam hati, “Ini sudah keterlaluan! Saya tidak akan
memberikan kuncinya.”
Namun Ia membaca pikiranku dan berkata, “Kalau kamu mengira Aku bersedia tinggal
selantai dengan sumber bau ini, kamu salah!
Aku akan memindahkan tempat tidurku ke beranda belakang atau ke tempat lain. Aku tidak
akan mau tinggal didekat tempat itu.” Dan Ia pun mulai menuruni tangga.
75
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Jika kamu sudah mengenal dan mengasihi Yesus Kristus, hal yang paling kamu takutkan
adalah ketika Dia mulai menarik diri dan memalingkan wajah-Nya dari persekutuan
denganmu. Jadi..saya harus mengalah. “Ini kuncinya,” kataku dengan sedih. “Tetapi
Engkaulah yang harus membuka dan membersihkannya. Saya tidak mampu melakukannya.”
“Aku tahu,” jawab-Nya. “Aku tahu kamu belum pernah melakukannya. Jadi berikan saja
kunci itu, izinkan Aku membereskannya, dan Aku pasti mengerjakannya.” Dengan tangan
gemetar saya serahkan kunci itu pada-Nya. Di ambil-Nya kunci itu, lalu berjalan ke pintu,
membukanya, masuk, mengangkat benda-benda yang sudah membusuk itu, dan
membuangnya jauh-jauh. Kemudian dibersihkan-Nya kamar tersebut, dicat dan diperbaiki
semuanya dalam sekejap. Seketika itu juga mengalir aroma kesegaran yang wangi disekitar
rumah. Suasana pun berubah. Betapa melegakan dan merdekanya ketika benda-benda mati
itu dibuang dari hidupku! Seberat apapun dosa dan kesakitan yang saya alami di masa lalu,
Yesus siap untuk mengampuni, memulihkan dan menjadikannya baru.
BertukarPosisi
Kemudian sebuah pemikiran terlintas dalam benakku. “Saya telah berjuang menjaga hati ini
tetap bersih bagi Kristus, namun ini pekerjaan yang berat. Setiap saya mulai membersihkan
satu ruangan, tak lama kemudian saya mendapati kamar lainnya yang kotor. Ketika saya
mulai membersihkan ruangan ke dua, ruangan pertama sudah kotor lagi. Saya mulai
kelelahan, terus menerus mempertahankan kebersihan hati dan berusaha hidup dalam
ketaatan. Saya tidak mau terus begini,” kata saya kepada diri sendiri.
Mendadak saya bertanya kepada-Nya, “Tuhan, apakah mungkin bagi Mu untuk mengatur
seluruh rumah ini dan mengendalikannya untukku, seperti yang Engkau lakukan dengan
kamar kecil tadi? Bisakah saya memberi Mu tanggung jawab untuk mengatur hatiku
sebagaimana seharusnya, dan tingkah lakuku menurut yang apa yang seharusnya aku
perbuat?”
Saya bisa melihat wajah-Nya yang makin bercahaya ketika menjawab, “Tentu saja! Untuk
itulah Aku datang. Kamu tidak mungkin menjalani kehidupan sebagai orang percaya hanya
dengan mengandalkan kekuatanmu sendiri. Itu sangat tidak mungkin. Satu-satunya jalan
adalah Aku yang mengerjakannya melaluimu. Namun...Aku bukanlah tuan rumah di sini.
Aku hanyalah tamu yang tidak punya otoritas melakukan perubahan atas semua milikmu.”
Dalam sekejap, semuanya menjadi jelas. Dengan penuh semangat saya berseru, “ Tuhan,
selama ini Engkau menjadi tamuku, dan saya berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Mulai
dari sekarang, Engkaulah tuan rumahnya dan penguasa rumah ini. Dan saya akan menjadi
pelayan Mu.”
Sayapun berlari secepat kilat ke lemari brankas, dan mengeluarkan surat-surat kepemilikan
rumah yang berisi daftar aset dan hutang-hutang, syarat-syaratnya, lokasinya dan situasinya.
Kemudian saya cepat-cepat kembali dan cepat-cepat menandatangani penyerahan hak,
memberi-Nya kuasa dari sekarang sampai selamanya atas rumah ini.
Dengan berlutut saya menyerahkan surat itu kepada-Nya seraya berkata, “Inilah semua
yang saya miliki. Mulai sekarang Engkaulah yang menguasai rumah ini. Hanya, ijinkanlah
saya tinggal bersama Mu sebagai pembantu dan sahabat.”
Hari itu Ia mengambil alih hidupku dan saya hanya bisa berkata bahwa tidak ada cara lain
untuk bisa menjalani hidup sebagai orang percaya selain dengan cara ini. Sebab hanya Dia
yang tahu bagaimana menjaga dan memakainya. Sekarang yang tinggal adalah kedamaian
dalam jiwaku, sebab Ia telah menjadi milikku dan aku milik-Nya selamanya.
Kiranya Kristus juga berdiam dan berkuasa sebagai Tuhan dalam hatimu.
76
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bahan Diskusi: Rumah Tuhan
Mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan adalah langkah terbesar yang semua orang
percaya harus ambil dalam proses membangun komitmen dan menyerahkan hidup. Berikut
ayat-ayat yang menyatakan hal ini:
...pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah—Yosua 24:15
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati—Roma 12:1
Konsep kedua adalah, bahwa kita mengijinkan Dia mengambil alih hidup kita setahap
demi setahap, sampai akhirnya seluruh hidup kita ada dalam kekuasaan-Nya. Inilah tema
utama Hatiku adalah Rumah Tuhan. Ayat-ayat berikut ini menjelaskan konsep ini:
Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku
mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap
oleh Kristus Yesus—Filipi 3:12
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan... Dan karena kemuliaan itu datangnya
dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya,
dalam kemuliaan yang semakin besar—2 Korintus 3:18
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti
muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir
musim yang mengairi bumi—Hosea 6:3
Tulislah rangkuman dari masing-masing topik Hatiku adalah Rumah Tuhan pada bagian
samping judul berikut ini.
RUANG BELAJAR
RUANG MAKAN
RUANG TAMU
RUANG KERJA
77
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
RUANG TIDUR
KAMAR KECIL
BERGANTI POSISI
Tugas untuk Sesi 10
1. Menghafal Ayat: tambahkan sedikit waktu untuk menyempurnakan hafalan ayat-ayat
yang sudah Anda hafalkan.
2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, mencatat, dan berdoa untuk orangorang yang hendak Anda jangkau.
3. Kesaksianku: jika Anda belum mendapat giliran menceritakan kesaksian dalam
kelompok, lakukanlah menggunakan poin-poin dari kartu indeks.
4. Lain-lain:
a. Baca dengan saksama serta beri tanda pelajaran “Tuntunan dalam Meluangkan
Waktu Bersama Tuhan (halaman...). Biarkan kolom “Catatan dan Aplikasi” tetap
kosong.
b. Putuskan pelajaran mana dari Tabel Pencapaianku yang bisa diselesaikan dan
mendapat paraf.
78
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 10
Garis Besar Sesi 10
1. Buka dengan doa.
2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip seluruh ayat hafalan
yang sudah Anda pelajari dari buku 2.
3. Bagikan apa yang Anda dapat dari saat teduh, khususnya dari Catatan Bacaanku.
4. Ceritakan kembali kesaksian Anda berdasarkan poin-poin dalam kartu indeks.
5. Ceritakan dengan singkat, apa saja hasil dari lembar doa.
6. Tetapkan kapan dan dimana kalian akan membahas Sesi 11, khususnya topik
Meluangkan Waktu. Bersama Tuhan (halaman...)
7. Diskusikan pelajaran “Tuntunan dalam Meluangkan Waktu Bersama Tuhan”
(halaman...) yang mencakup:
a. Seharian di Pelataran-Nya (halaman...).
b. “Tips Tetap Terjaga dan Waspada” (halaman...).
c. “Daftar Kekhawatiran” (halaman...).
d. “Daftar Periksa Meluangkan Waktu Bersama Tuhan” (halaman...).
e. “Contoh Bagaimana Membuat Catatan” (halaman ...)
8. Bacalah Tugas untuk Sesi 11 (halaman...)
9. Bawalah dalam doa penutup, nama-nama orang yang sedang Anda sasar untuk
dijangkau, termasuk orang-orang yang menjadi teman tanpa direncanakan.
Tuntunan Bagaimana Meluangkan Waktu Bersama Tuhan
Di sesi 11 setiap anggota kelompok akan diberi waktu tertentu menyendiri bersama Tuhan.
Awalnya seluruh anggota kelompok akan berkumpul bersama, kemudian berpencar sendirisendiri untuk mengambil waktu bersama Tuhan.
Waktu yang dikhususkan bersama Tuhan tidak sampai setengah harian. Dan dalam
artikel Sehari di Pelataran-Nya Anda akan menemukan ide-ide dan pilihan-pilihan yang bisa
diaplikasikan ketika mempraktekkan “Meluangkan Waktu bersama Tuhan” sesi 11. Tuntunan
praktis lainnya juga dibahas di sesi ini.
Sehari di Bersama-Nya
Lorne C. Sanny
Jangan sia-siakan kehormatan terbesar
Mengenal Allah itu tidak pernah terjadi
yang telah kita terima, yaitu mendapat
dengan
terburu-buru.
Ia
tidak
bagian di dalam Surga. Sebab Yesus
mencurahkan berkat-Nya kepada mereka
Kristus mati agar persekutuan dan
yang hanya kebetulan lewat atau kepada
komunikasi dengan Bapa menjadi
mereka
yang
terburu-buru
pergi.
mungkin—Billy Graham.
Menyendiri bersama Allah, itulah rahasia
mengenal Diadan memerintah bersamaDoa itu penuh kuasa, sebab di sanalah
Nya—E. M. Bounds.
Allah mengikatkan diri-Nya—Martin
Luther.
79
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
“Tidak pernah kubayangkan bahwa aku bisa membuat perbedaan dalam satu hari,” kata
seorang teman kepadaku. “Hubunganku dengan semua orang mengalami kemajuan.”
“Aku harus sering-sering melakukan ini.”
Komentar dan respon ini berasal dari mereka yang sudah meluangkan waktunya untuk
berdoa pribadi sehari penuh.
Dengan berbagai kesibukan, termasuk mengerjakan urusan-urusan penting yang menyita
waktu kita, memiliki waktu berdoa yang berkualitas lebih merupakan kemewahan dari pada
keperluan. Berapa waktu yang tersisa untuk berdoa?
Alkitab mencatat ada tiga petunjuk doa menurut waktu. Yang pertama, perintah untuk
berdoa tak putus-putusnya—semangat untuk berdoa—yang menjaga agar kita tetap
terhubung dengan Tuhan, dimana kita bisa menaikkan hati dan pujian kapan saja sepanjang
hari.
Kedua, doa saat teduh atau mengintai di pagi hari—tercermin dalam hidup Daud (Mazmur
5:3), Daniel (6:10), dan Tuhan Yesus (Markus 1:35). Ini adalah waktu khusus untuk
merenungkan firman Allah, yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan kesehatan rohani orang
percaya.
Ketiga, ada beberapa contoh tentang mengkhususkan waktu untuk menyendiri bersama
Tuhan: Yesus menghabiskan waktu sepanjang malam dengan berdoa; Nehemia berdoa
selama beberapa hari untuk mendapatkan gambaran keadaan Yerusalem; tiga kali Musa
menghabiskan waktu empat puluh hari dan empat puluh malam sendirian bersama Tuhan.
Belajar dari Tuhan
Saya percaya, melalui waktu doa yang khusus inilah Tuhan menyatakan jalan-jalan-Nya
kepada Musa (Mazmur 103:7). Di sini Tuhan mengijinkan Musa “mengintip” isi hati-Nya
dan menerima pewahyuan khusus, sementara bangsa Israel hanya sekedar melihat mujizat
Tuhan yang dinyatakan dari hari ke hari.
Suatu kali saya memuji Dawson Trotman, pendiri Navigator, “Saya perhatikan Anda
adalah orang yang benar-benar mengerti panggilan hidupnya, yaitu untuk dipakai oleh
Tuhan.”
“Menurut saya bukan seperti itu,” jawabnya, “melainkan karena saya paham benar bahwa
Allah telah berjanji, dan Ia selalu menepati janji-Nya.” Di masa awal pelayanan Navigator,
Dawson menghabiskan banyak waktu menyendiri bersama Tuhan. Dan sepanjang masa itu
Navigator terus berkembang—bukan karena metode atau prinsip-prinsipnya, melainkan
karena janji-janji yang Allah berikan.
Pengalaman pribadi saya juga mengkonfirmasi hal ini: salah satu faktor yang membuat
saya tetap stabil dan stamina imannya terjaga, adalah momen ketika saya meluangkan waktu
untuk berdoa—tempatnya bisa dimana saja, di taman kota Seattle, atau di bukit di belakang,
atau di Taman Nasional Garden of the Gods di Colorado Springs. Ini sekaligus menjadi
tempat mencari petunjuk atau mengkonfirmasi kehendak-Nya.
Waktu khusus untuk berdoa ini adalah jangkar rohani, yaitu momen ketika Anda mendirikan
tonggak yang menjadi titik tolak perjalanan rohani. Saat teduh akan menjadi lebih efektif
ketika Anda menaikkan doa—dengan waktu doa yang panjang—setiap hari untuk hal-hal
yang Tuhan taruh di hati. Sebaliknya, saat teduh adalah dasar untuk doa yang tidak putusputusnya, yang mengalir sepanjang hari dalam persekutuan dengan Allah.
Mungkin Anda belum mempraktekkan doa dalam waktu yang panjang karena belum merasa
membutuhkannya. Atau mungkin Anda bingung hendak mendoakan apa sepanjang hari itu.
80
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Mengapa Berdoa Seharian
Untuk apa menyediakan waktu untuk hal semacam ini di tengah jadwal yang sibuk? Apa
manfaatnya?
1. Agar kita punya waktu luang bersama
Allah, di luar jadwal penyembahanmu. Ini artinya kita hanya berdiam dihadapan Allah dan
fokus kepada-Nya.
Allah telah memanggil kita masuk dalam persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus (1
Korintus 1:9). Dan seperti hubungan-hubungan yang lain, persekutuan ini akan terpelihara
melalui kebersamaan. Allah sangat memperhatikan orang-orang yang meluangkan waktu
untuk menyembah dan menghormati nama-Nya (Maleakhi 3:16).
2. Supaya perspektif kita diperbarui. Ibarat terbang dengan pesawat pengintai di atas
medan tempur, berdoa seharian memberi kita kesempatan memandang dunia ini dari sudut
pandang Allah. Khususnya ketika kita sedang menghadapi pergumulan, kita membutuhkan
sudut pandang ini agar bisa melihat apa yang tak terlihat dan meletakkan hal-hal yang terlihat
serta mendesak, pada tempatnya. Pertahanan spiritual kita akan makin kokoh ketika kita
“tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena...yang tak
kelihatan adalah kekal” (2 Korintus 4:18).
3. Agar bisa bersyafa’at. Ada banyak sekali nama-nama yang harus kita doakan, antara
lain teman-teman dan handai taulan yang belum kenal Kristus, para misionaris di berbagai
tempat, gembala kita, tetangga, sesama orang percaya, para pemimpin di pemerintahan—ini
adalah sebagian kecil dari yang harus didoakan. Meskipun di kalangan orang percaya sudah
dipahami bahwa doa dapat mempengaruhi orang lain dan merubah keadaan, namun tetap saja
jarang dilakukan. Belakangan ini “waktu” menjadi isu yang sangat serius. Karena itu hal-hal
yang berkaitan dengan doa pribadi kita perlu ditinjau ulang, baik faktor yang mendukung
mapun yang menghalanginya.
4. Agar kita bergumul dalam doa di hadapan Tuhan, yaitu dalam hal kemapanan rohani dan
evaluasinya. Ketika kita harus membuat keputusan penting biasanya kita mengambil waktu
satu hari untuk berdoa. Pada saat itu kita punya kesempatan untuk mengevaluasi posisi kita
terhadap tujuan/ target yang sudah kita tetapkan dan menerima pewahyuan dari Tuhan
melalui firman-Nya. Disana ada janji-janji Tuhan yang berlaku bagi Anda dan saya, sama
seperti janji yang diberikan kepada Hudson Taylor, George Mueller atau Dawson Trotman.
Lewat momen kebersamaan dengan Tuhan ini kita menerima jaminan atas janji-janji-Nya.
5. Agar kita punya kesempatan untuk mempersiapkan diri. Setelah Nehemia
menghabiskan beberapa hari berdoa mencari Tuhan, ia pun dipanggil raja. “Lalu kata raja
kepadaku: ‘Jadi, apa yang kauinginkan?’ Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,
kemudian jawabku kepada raja: ‘Jika raja menganggap baik dan berkenan ....’” Dan Nehemia
membeberkan garis besar rencananya (Nehemia 2:2-4). Kemudian Nehemia berkata,
“bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku.
Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang
diberikan Allahku dalam hatiku” (2:12). Pertanyaannya, kapan Tuhan memberitahukan
rencana ini kepada Nehemia? Pasti saat ia berdoa dan berpuasa serta menanti-nantikan
Tuhan. Jadi, ketika saatnya tiba, dia sudah siap.
Suatu saat saya mendengar seorang anak bertanya pada seorang pilot, apakah ia butuh
waktu untuk membuat keputusan cepat, bagaimana mendaratkan sebuah pesawat ketika
81
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
terjadi kondisi darurat? Pilot itu menjawab, tidak. Ia selalu tahu apa dan bagaimana ia harus
mendaratkan pesawatnya ketika terjadi kondisi darurat. Itu semua sudah di luar kepalanya.
Demikian juga dengan orang percaya. Allah menyatakan rancangan dan maksud-Nya ketika
kita menyendiri bersama-Nya, dan kita akan siap ketika kesempatan untuk menyatakannya
muncul. Kita tidak perlu berkata, “Saya tidak siap.” Alasan mengapa banyak orang percaya
mati kutu ketika kesempatan datang bukanlah karena tidak siap secara mental, tetapi karena
hatinya tidak siap. Saat kita menyendiri bersama Tuhan, disitulah kita dipersiapkan.
Berdoa berdasarkan firman Tuhan
Daniel berkata, ““pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam
kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman Tuhan kepada nabi Yeremia akan berlaku
atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu aku mengarahkan mukaku
kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain
kabung serta abu. Maka aku memohon kepada Tuhan, Allahku, dan mengaku dosaku”
(Daniel 9:2-4).
Daniel punya pengetahuan tentang masa depan dari kitab-kitab nabi. Setelah mendapat
pengetahuan dari firman Allah, ia pun membawanya dalam doa. Dan dikatakan bahwa,
karena Allah menghendaki maka Ia berjanji. Dan doa kita adalah, “Karena itu kami
mendoakan janji-janji tersebut, supaya kehendak Tuhan terlaksana.” Janji Allah selalu
bersumber dari kehendak-Nya; dan itulah yang didoakan Daniel. Doa Daniel ibarat sebuah
sekring yang melengkapi rangkaian listrik. Ketika ia terpasang maka listrik pun mengalir.
Meluangkan waktu bersama Tuhan bukan berarti harus duduk di atas batu dan bergaya bak
seorang yang sedang berpikir, seperti patung Sang Pemikir (The Thinker), kemudian
membuka diri terhadap apapun pikiran yang terlintas. Ini malah berbahaya. Momen ini
seharusnya dikhususkan untuk menggali firman Allah, kemudian firman itu yang menjadi
bahan doamu. Kesempatan ini akan rusak jika kita malah mengisinya dengan introspeksi,
memikirkan diri sendiri dan berfokus kepada masalah-masalah dalam hidup kita. Dalam hal
ini yang digunakan bukanlah standard kita, melainkan standard Allah. Dan Dia akan
menyatakan standard-Nya kepada kita oleh Roh Kudus melalui firman Allah. Setelah itu
firman-Nya akan menuntun kita untuk berdoa.
Bagaimana Caranya
Bagaimana cara melakukannya? Luangkan waktu sehari atau beberapa jam untuk berdoa,
dan jangan lupa membawa bekal makanan. Temukan tempat yang tenang, jauh dari
gangguan, yang memungkian Anda bisa menyendiri. Bisa saja tempat itu adalah taman kota
di sekitar rumahmu atau taman di halaman belakang rumah. Memang lokasi di luar rumah
adalah tempat yang ideal, namun berhati-hatilah: jangan sampai alam mengalihkan fokus
Anda dan akhirnya membuang waktu dengan mengamati dan mengagumi alam sekitar. Jika
perhatian Anda teralihkan kepada tupai-tupai atau serangga di tempat tersebut, segera
membaca Mazmur 104 dan renungkan kebesaran kuasa Tuhan atas segala ciptaan.
Bawa selalu Alkitab, buku catatan, pensil, buku pujian dan buku penyembahan. Saya selalu
membawa buku kecil Power Through Prayer karya E. M. Bounds dan membaca satu dua bab
untuk membangkitkan kembali kesadaran akan nilai strategis dari doa. Atau kadang juga
membawa buku karya Horatius Bonar, Words to Winners of Soul, atau buku kisah misionaris
seperti BehindtheRangesyang merekam doa kemenangan J. O. Fraser di pedalaman Cina.
82
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Menantikan Tuhan
Bagilah momen bersama Tuhan ini menjadi tiga bagian: menantikan Tuhan, berdoa untuk
sesama, dan berdoa untuk diri sendiri.
Ketika menantikan Tuhan, janganlah terburu-buru. Jangan pula berharap akan pengalamanpengalaman mistik atau emosional. Fokuslah untuk mencari wajah-Nya, dan nantikanlah Dia.
Yesaya 40:31 mengatakan bahwa siapa yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat
kekuatan baru. Mazmur 27:14 adalah satu dari belasan ayat yang berbicara soal menantikan
Tuhan, seperti juga di Mazmur 62:5, “(62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang,
sebab dari pada-Nyalah harapanku.”
Agar dapat merasakan kehadiran-Nya, nantikan Tuhan terlebih dahulu. Bacalah seluruh
pasal, misalnya Mazmur 139, peganglah kebenaran tentang kehadiran-Nya dari setiap ayat.
Perhatikan bagaimana Allah hadir dalam segala hal di semesta ini—suatu karya yang
mustahil bagi kita. Dan dengan demikian kita bisa berkata seperti Yakub, “Sesungguhnya
TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya” (Kejadian 28:16).
Menantikan Dia juga berarti menyucikan diri. Dua ayat terakhir dari Mazmur 139
menegaskan hal ini. Ayat ini meminta Allah menyelidiki hati kita. Jika kita sendiri yang
melakukannya maka hasilnya adalah imajinasi, introspeksi yang menyimpang, atau hal-hal
merusak yang berasal dari si Jahat. Sebaliknya, jika Roh Kudus yang menyelidiki hati kita, Ia
akan menunjukkan apa saja yang perlu diakui dan dibersihkan. Pelajari pengakuan Daud
dalam Mazmur 51 dan 32. Berpeganglah pada Yohanes 1:9 sebagai landasan untuk
mengklaim janji Allah yang akan mengampuni dosa apapun yang kita akui di hadapan-Nya.
Jika kita berbuat kesalahan terhadap salah satu saudara, buatlah catatan agar nantinya kita
tidak lupa untuk memperbaikinya. Jika tidak, maka sepanjang hari kita akan terasa buntu.
Tuhan tidak akan berbicara kepada kita jika hubungan antara kita dengan orang lain tidak
beres dan kita belum merencanakan untuk memperbaiki hubungan tersebut dalam waktu
dekat.
Saat kita menanti-nantikan Tuhan, mintalah kekuatan untuk berkonsentrasi. Jauhkan diri
kita dari lamunan-lamunan siang hari.
Selanjutnya, nantikan Tuhan sambil memuliakan Dia. Mazmur 103, 111 dan 145
memberikan teladan luar biasa yang patut ditiru dalam hal memuliakan Tuhan karena
kebesaran kuasa-Nya. Sebagian besar isi kitab Mazmur adalah doa-doa. Bisa juga memakai
Wahyu 4 dan 5 ketika memuliakan Tuhan. Untuk bisa berdoa secara alkitabiah haruslah
berdoa berdasarkan apa yang tertulis di Alkitab; tidak ada cara lain. Jika ada buku hymne,
gunakanlah dalam memuji Tuhan.
mewakili ekspresi pujian kita dalam bentuk lirik lagu dengan indah sekali. Mungkin kita
tidak pandai menyanyi, namun tetaplah memuji Dia (pastikan jarak kita “cukup aman” dari
orang lain ketika kita “membuat kebisingan yang memuliakan Tuhan itu”). Percayalah, Allah
sangat menghargainya.
Ini semua akan membentuk kita menjadi pribadi yang bersyukur. Nyatakan ucapan syukur
untuk hal-hal indah dalam hidupmu, serta untuk hal-hal berikut: atas keselamatan dan berkat
rohani, untuk keluarga, teman-teman, dan atas berbagai peluang yang Tuhan berikan.
Bersyukurlah melebihi ucapan syukur yang biasa dinaikkan setiap hari, dan luangkan waktu
untuk menyatakan penghargaan kita atas segala berkat-Nya yang tak terhitung jumlahnya.
Berdoa untuk Sesama
83
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Inilah saatnya untuk berdoa dengan lebih khusyuk untuk sesama kita, bukan berdoa
sebagai kebiasaan. Ingat dan bawa dalam doa, nama-nama orang yang pernah diberikan dan
sering kita doakan. Layangkan pandangan ke seluruh dunia, dan doakan bangsa-bangsa
menurut negaranya.
Berikut ini tiga hal yang harus dilakukan ketika berdoa:
Pertama, doakan hal yang spesifik bagi orang yang didoakan. Sumbernya bisa dari ingatan
kita atau dari catatan yang kita buat atas kebutuhan mereka. Gunakan juga sumber-sumber
dari kabar misionaris. Doakan untuk kekuatan rohani, keberanian, kekuatan fisik, ketahanan
mental, dan lain-lain. Bayangkan bahwa kita sedang berada dalam situasi orang yang kita
doakan.
Kedua, carilah referensi doa dari Alkitab. Berdoalah seperti Paulus berdoa bagi orang lain,
seperti yang terdapat dalam kitab Filipi pasal satu, Kolose pasal tiga, dan kitab Efesus pasal
satu dan tiga. Dengan begitu pokok doa kita akan naik tingkat dari sekedar meminta berkat
dan pertolongan.
Ketiga, mintalah orang lain memberitahukan apa yang harus kita doakan Jika kita
mendoakan ayat tertentu (yang berisi janji Tuhan) agar berlaku atas orang lain, pastikan nama
orang tersebut terdaftar dalam daftar doa kita. Kutip ayat ini setiap kali kita mendoakan orang
tersebut. Kemudian kutip kembali ayat itu ketika kita menaikkan syukur atas jawaban Tuhan.
Berdoa untuk Diri Sendiri
Bagian ketiga adalah, berdoa untuk diri sendiri. Saat kita harus mengambil keputusan
penting, tentu kita akan mendahulukan diri sendiri sebelum berdoa untuk orang lain.
Sekali lagi, pastikan bahwa doa kita bersumber dari Alkitab, dan mintalah kepada Tuhan
pengertian seperti yang diminta pemazmur dalam Mazmur 119:18. Renungkan ayat yang
telah dihafalkan, atau janji-janji-Nya dalam firman-Nya yang kita klaim. Boleh juga
dipertegas dengan membaca Alkitab dengan suara keras. Kemudian pikirkan bagaimana
menerapkannya dalam hidup kita.
Contoh doa untuk diri sendiri bisa mengambil dari 1 Tawarikh 4:10, “Kiranya Engkau
memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu
menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa
aku!" inilah yang menjadi doa pribadi kita, yaitu berdoa untuk pertumbuhan, untuk
penyertaan Tuhan, dan perlindungan-Nya. Doa Yabez selaras dengan kehendak-Nya,
sehingga Ia pun mengabulkannya.
Biasanya kita suka bertanya, “Tuhan, apa rencana Mu atas hidupku?” Coba renungkan lagi
apa sebenarnya tujuan hidup kita jika dihubungkan dengan apa yang kita pahami tentang
rencana Tuhan dalam hidup kita. Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Apakah kita sungguh-sungguh
mau melakukan kehendak-Nya di atas segalanya? Apakah hal ini menjadi kerinduan kita
yang utama?
Mulailah mengevaluasi semua jadwal kegiatan dan kebiasaan berdasarkan tujuan hidup
Anda. Tuhan akan menolong Anda mengatur ulang jadwal kegiatan, menghilangkan aktifitas
yang keliatannya baik namun tidak berguna, atau melepas hal-hal yang menjadi perintang
atau pengacau hidup Anda. Termasuk di dalamnya adalah membangun kebiasaan mengisi
malam Minggu dengan melakukan apa yang berguna sambil tetap bisa memenuhi kebutuhan
rekreasi Anda.
84
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Saat Anda berdoa, catatlah ide-ide yang muncul berkaitan dengan bagaimana Anda
mengisi waktu dan beraktfitas, kemudian susunlah jadwal baru yang lebih baik. Misalnya, ide
untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengajar di Sekolah Minggu, atau ide
untuk mengunjungi seseorang. Atau, Tuhan mendorongmu melakukan sesuatu yang khusus
untuk seseorang. Catatlah semua ide apapun yang muncul.
Manfaatkan juga momen ini untuk mendoakan masalah atau keputusan-keputusan yang
akan Anda buat, dan carilah pewahyuan Tuhan dalam hal ini. Jika memungkinkan, tuliskan
faktor-faktor yang menentukan pengambilan keputusan tersebut, kemudian doakan dan
carilah kunci jawabannya dalam Alkitab. Jawaban atas segala pergumulan berasal dari janjijanji Tuhan yang Anda klaim atau ayat yang telah Anda hafalkan.
Setelah berdoa secara demikian, Anda akan mendapat pengertian yang kokoh, yang dapat
menjadi dasar keyakinan. Dalam setiap waktu doa Anda, kejarlah pencerahan atau
pewahyuan khusus—meski untuk itu ada harga yang harus dibayar. Namun jangan juga patah
semangat atau merasa tertuduh jika hal ini tidak terjadi. Mungkin saja memang belum saatnya
Tuhan menjawab persoalan, dan yang Anda butuhkan saat itu bukanlah mengetahui langkah
selanjutnya dari penyelesaian masalah; mungkin yang Anda butuhkan adalah mendapat
pengalaman pribadi bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada Anda.
Meng-klaim janji Tuhan bukan berarti harus membuka-buka Alkitab untuk mencari ayat.
Mulailah dari janji-janji yang Anda tahu. Jika Anda telah belajar tentang Metode Menghafal
Tematik, Anda bisa memulainya dengan merenungkan ayat-ayat di pelajaran “Hidup
Mengandalkan Tuhan”. Renungkan kembali beberapa janji yang dulu pernah Anda terima.
Kemudian berdoa untuk tuntunan bagaimana menerapkan janji ini dalam hidupmu.
Bagi saya, salah satu berkat terbesar dalam hidup saya adalah ketika janji-janji Tuhan—
yang sudah saya ketahui dari dulu—terealisasi dalam hidup saya. Dan dari janji yang satu
akan memimpin kepada janji-jani yang lain yang jumlahnya banyak sekali dalam Alkitab.
Tandai dan garis bawahi ayat janji yang Anda terima dari Allah selama masa menyendiri
ini. Tuliskan tanggal serta catatan pinggir pada ayat tersebut.
Jangan monoton. Lakukanlah variasi: membaca sejenak, diselingi doa, dan sesekali berjalanjalan. Saya punya teman yang mengisi waktu doanya dengan berjalan keliling ruangan. Jadi,
daripada kaki Anda kram karena terlalu lama berdiam dalam satu posisi, buatlah variasivariasi.
Jika ditengah doa Anda ingat sesuatu hal yang diluar pokok doa, masukan saja dalam doa.
Jika itu adalah soal bisnis, jangan lupa dicatat. Disadari atau tidak, ketika kita sedang duduk
di ruang ibadah dalam pikiran kita sering kali muncul banyak hal. Hal yang sama juga terjadi
ketika Anda berdoa. Karena itu, catat hal-hal tersebut, bawa dalam doa, buatlah rencana
untuk mengurusnya. Jangan singkirkan pikiran tersebut, karena malah ia akan menghantuimu
sepanjang hari.
Di akhir waktu doa, buatlah rangkuman tentang hal-hal yang telah Anda terima dari
Tuhan. Catatan ini akan berguna sebagai referensi suatu hari nanti.
Dua Pertanyaan
Pada akhirnya, hasil doamu harus bisa menjawab dua pertanyaan mendasar yang diajukan
Paulus di jalan menuju Damsyik (Kis. 22:6-10). Pertanyaan pertama Paulus adalah,
“Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus...”. Sama seperti Paulus, Anda juga
harus mengenal Dia, dan mencari tahu siapa Tuhan sesungguhnya. Pertanyaan kedua yang
diajukan Paulus, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” Dan Tuhan menjawab dengan
85
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
sangat spesifik. Ini juga seharusnya menjadi jawaban dan konfirmasi ulang Allah kepadamu,
ketika Anda dengan sabar mencari kehendak Tuhan atas hidupmu.
Jangan menargetkan bahwa di akhir doamu pada hari itu, harus ada pengalaman luar biasa
atau pencerahan baru. Nantikanlah Allah dan bukalah dirimu kepada-Nya. Jika Anda hanya
mencari-cari pengalaman rohani tertentu untuk dibanggakan, Anda telah menyimpang dari
tujuan semula. Memang benar, ketika berdoa Anda bisa menerima pengertian yang baru,
namun seringkali hal ini malah mengalihkanmu dari maksud doa yang sebenarnya. Ujian
sebenarnya bukanlah pada perasaan gembira yang kita rasakan di akhir doa, melainkan pada
penerapan hasil doa itu dalam hidup Anda setiap hari. Jika Anda sungguh-sungguh terbuka
terhadap firman dan intim dengan Allah, pasti berdampak dalam hidup sehari-hari.
Waktu untuk berdoa bukan tanpa tantangan. Bukan hanya Si Iblis yang berusaha
menghalang-halangimu untuk berdoa, dunia sekitar Anda juga menawarkan hal-hal yang
dapat menyibukkan dan mengalihkan perhatian kita. Jadi, Andalah yang harus menciptakan
momen doa tersebut. Buatlah jadwal ke depan, tiap minggu pertama bulan berjalan, atau dua
bulan sekali.
Ketika Anda setia melakukannya, berkat Tuhan akan tercurah. Karena itu segera
kerjakan. Dan Anda akan terheran-heran sendiri dan berkata, “Kenapa hal ini tidak seringsering dilakukan?”
Aku mengasihi TUHAN,
sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku,
maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama TUHAN—Mazmur 119:1-2, 17
Artikel ”Sehari di Pelataran Tuhan” ini terdiri dari tiga bagian bagaimana meluangkan waktu
bersama Tuhan. Anda bisa memilih semuanya atau hanya sebagian dari garis besar berikut
1. Menantikan Tuhan
a. Merasakan Hadirat-Nya.
b. Disucikan
c. Memuji nama-Nya
2. Berdoa bagi orang lain
a. Berdoa untuk hal yang spesifik bagi orang lain.
b. Gunakan doa Paulus ketika berdoa untuk mereka.
c. Tanyakan orang lain, apa yang harus didoakan untuk diri sendiri.
3. Berdoa untuk Diri Sendiri
a. Minta Tuntunan dan Hikmat
b. Kekudusan
c. Berdoa untuk urusan dan kebutuhan pribadi.
Catatan dan Aplikasi
(Catatanmu dan kelompokmu tentang Tuntunan Berdoa Sehari Penuh)
86
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Tips Agar Tetap Bugar
1. Pastikan istirahatmu cukup, paling tidak dalam dua hari sebelum menyendiri bersama
Allah.
2. Posisi jangan monoton (sesekali duduk, berjalan-jalan, atau gerakan lain)
3. Isi waktumu dengan kegiatan yang bervariasi (membaca Alkitab, berdoa, menyusun
rencana, dan seterusnya).
4. Berdoa dengan mengeluarkan suara, baik dengan berbisik atau suara lembut. Bisa
juga dengan mengucapkan isi pikiranmu.
Daftar Kekhawatiran
Dalam hidup ini selalu ada masalah dan persoalan. Dengan mempersiapkan daftar
kekhawatiran akan menolong kita mengurangi tekanan pikiran tersebut dan mencari solusi
untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa saran dalam mempersiapkan daftar ini:
1. Tuliskan perasaan Anda berkaitan dengan konflik, persoalan, masalah, atau perasaan
frustasi yang sedang terjadi. Tulis semua hal yang mengganggu dan beri nomor urut.
Sekecil apapun masalah tersebut, jika itu mengganggu Anda, masukkan dalam daftar.
Minta Tuhan membukakan/ mengingatkan hal-hal lainnya yang mengganggu.
2. Semua hal yang membuat Anda khawatir harus dimasukkan dalam daftar. Jangan ada
yang terlewatkan. Jika sudah tidak ada lagi yang terlewatkan, mulailah langkah ke 3.
3. Perhatikan daftar itu satu persatu. Pada setiap nomor mulailah membuat keputusan,
entah hal itu sudah tidak bisa diubah—karena terjadi di masa lalu, atau di luar
kuasamu—atau, Anda masih bisa berusaha memecahkannya. Jika memang tidak ada
lagi yang bisa Anda perbuat terhadap masalah itu, ambil waktu untuk mendoakannya.
Namun jika memang Anda masih bisa melakukan sesuatu untuk memecahkannya,
tetap ambil waktu berdoa dan mulai membuat rencana tindakan untuk
menyelesaikannya. Setelah menyelesaikan beberapa nomor, Anda pasti sudah
memiliki beberapa rencana penyelesaian. Saat Anda meluangkan waktu menyendiri
dengan Tuhan, bisa saja muncul ide-ide baru yang bisa dimasukkan dalam rencana
penyelesaian tersebut.
4. Jika dalam daftar tersebut terdapat nama-nama orang atau persoalan pribadi yang
harus dirahasiakan, segera hancurkan daftar tersebut setelah selesai dipakai. Bukan
hal yang aneh jika satu orang bisa memiliki dua puluhan nomor dalam daftarnya
ketika dikumpulkan secara bulanan.
Daftar Periksa Sebelum Meluangkan Waktu Bersama Tuhan
(Pilihan lain bisa dilihat di situs www.2-7series.com)
1. Wajib dibawa
a. Alkitab
b. Buku catatan, kertas, atau laptop
c. Pensil dan pulpen.
d. Alat pengukur waktu (jam, telepon selular dengan alarm, dll)
2. Opsional
a. Surat atau email dari misionaris atau pekerja Kristen di tempat lain.
b. Buku devosi, seperti:
87
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
(1) Power Through Prayer, oleh E. M. Bounds.
(2) Words to Winners of Souls, oleh Horatius Bonar.
(3) Prayer: Conversing with God, oleh Rosalind Rinker.
(4) The Practice of the Presence of God, oleh Brother Lawrence.
(5) Pray: How to be Effective in Prayer, oleh Warren dan Ruth Myers.
(6) Purpose in Prayer, oleh E. M. Bounds.
Makan siang dan minum.
Daftar doa terbaru.
Kartu ayat hafalan, untuk renungan tambahan, atau untuk didoakan.
Catatan Bacaanmu dari minggu terakhir, untuk melihat apa yang hendak Tuhan
sampaikan kepadamu.
Pakaian yang sesuai dengan suhu dan tempat berdoa.
Kalender bulan berikutnya.
Buku hymne.
Catatan dari doa sebelumnya.
Daftar target dan tujuanmu
Situasi seputar keputusan yang Anda buat.
Jadwal mingguanmu
Contoh Bagaimana Membuat Catatan Saat Menyendiri Bersama Tuhan
1:15 – 1:45
Yohanes 14-16
30 menit
14:3 Surga sedang disiapkan
14:3 peran Yesus dalam doa kita
14:15, 21 Taat (15:7, 10)
16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa
dalam nama-Ku.
1:45 – 1:50
Waktunya pengakuan dosa
5 menit
1:50 – 2:00
Mengulang pelajaran “Tuntunan
Berdoa Seharian”
10 menit
2:00 – 2:15
Mazmur 145 , membaca, memuji,
menyembah
15 menit
145:3, 6 Allah kita besar!
145:4 Dia juga akan menyatakan
pekerjaan-Nya pada anak-anakku
145:9 Aku bersyukur atas pengampunan
Allah
145:15 Allah menjawab kebutuhan, juga
kebutuhanku
145:17 Aku ingin bertumbuh dlm
kekudusan
88
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2:15 – 3:00
Membuat daftar kekhawatiran serta
daftar doa dan daftar tindak lanjutnya
45 menit
3:00 – 3:20
Berdoa untuk orang lain
20 menit
Tindak
Lanjut
4:00 – 4:20
1. Menyusun lembar doa
2. Minta maaf kepada....atas masalah...
3. Membersihkan bagasi truk
kesimpulan
20 menit
1. Saat teduh dan mengulang ayat
hafalan harus dilakukan setiap
hari
2. Berdoa dan berusaha
membangun hidup yang
seimbang.
Tugas untuk Sesi 11
1. Menghafal Ayat: ambil waktu untuk mengutip dan merenungkan ayat-ayat yang telah
Anda pelajari dari buku 1 dan 2.
2. Saat Teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan
dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa.
3. Meluangkan Waktu Bersama Tuhan:
a. Pilihlah apa yang Anda bawa dari daftar periksa (halaman...) sebelum meluangkan
waktu menyendiri dan berdoa bersama Tuhan.
b. Ketua kelompok akan menjelaskan bagaimana menyelesaikan Sesi 11 sesuai
rencana kegiatannya maupun ukuran yang terdapat di www.2-7series.com.
4. Lain-lain: dapatkan paraf di lembar Tabel Pencapaianku untuk kolom yang tersisa.
89
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 11
Meluangkan Waktu Bersama Tuhan
Para pemurid dalam gereja Anda bersama ketua kelompok akan membuat program pelatihan
yang disesuaikan dengan kondisi jemaat setempat dan membawa manfaat bagi peserta.
Jadi, nikmati saja waktu menyendiri bersama Allah.
Tantangan Selanjutnya
Setelah menyelesaikan buku Berakar Kuat dalam Keluarga Allah ini (buku 2) Anda masih
perlu terus memantapkan perjalanan mengiring Kristus dengan jalan:
1. Mempelajari dan mempertimbangkan saran-saran serta pilihan-pilhan yang tersedia
dalam rangka membangun keintiman bersama Tuhan.
2. Meluangkan waktu bersama Tuhan.
3. Belajar mempersiapkan dan menyajikan “Kesaksianku” (Bagaimana Kristus
mengubah hidupmu).
4. Membaca buku dan mendiskusikan tentang ketuhanan Kristus dalam hidup orang
percaya.
5. Hafalkan ayat-ayat yang penting dari pelajaran “Menjalani Hidup Baru”.
6. Mempelajari prinsip-prinsip Alkitabiah dalam mengiring Kristus.
Tinjauan Buku 3
Setelah menyelesaikan buku 2, usahakan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu
Berbuah dalam Keluarga Allah.
Buku 1: Bertumbuh Kuat dalam Keluarga Allah.
Buku 2: Berakar Kuat dalam Keluarga Allah.
Buku 3: Berbuah dalam Keluarga Allah.
Dalam buku 3 ini Anda akan belajar mengembangkan dan memantapkan perjalanan rohani
mengiring Kristus melalui:
 Menghafal ayat kunci dari pelajaran “Menyatakan Kristus”, yaitu ayat yang dapat
Anda pakai untuk menjelaskan Injil kepada orang lain.
 Menceritakan kesaksian Anda (dengan atau tanpa konsep/ draft) dalam waktu kurang
dari empat menit.
 Belajar memakai ilustrasi jembatan sebagai alat menjelaskan Injil.
 Berdiskusi bagaimana menerapkan pelatihan dari buku 1 dan buku 2 dalam hidup
sehari-hari.
Besar harapan kami bahwa Anda akan melanjutkan training Seri 2:7 ini. Bisakah Anda
berkomitmen untuk menyelesaikan buku 3 dan merampungkan pelatihan yang sangat berguna
ini? Jika YA, pastilah Anda akan merasakan manfaatnya seumur hidup.
90
Download