BAB IV ANALISIS DATA

advertisement
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1.
Sejarah Umum Obyek Penelitian
PT. Antakesuma Inti Raharja didirikan pada tanggal 10 Juni 1996 dan
memulai kegiatan workshop (perbengkelan) pada tahun 1997. PT. Antakesuma
Inti Raharja berlokasi di Jl. Margomulyo permai blok CC no 11 Surabaya. Pada
awalnya PT. Antakesuma Inti Raharja hanya menjalankan aktivitas penjualan
berdasarkan permintaan principal di Singapura. Baru pada tahun 1996 PT.
Antakesuma Inti Raharja berdiri sendiri dan menjalankan aktivitas penjualan
produk mesin MTU dengan Personal Selling. PT. Antakesuma Inti Raharja
melakukan penjualan mesin dan sparepart kapal. Seiring dengan kebutuhan
customer untuk maintenance mesin, pada tahun 1997 PT. Antakesuma mendirikan
workshop (bengkel), sehingga PT. Antakesuma Inti Raharja dipercaya menjadi
Authorized Workshop untuk engine mesin MTU.
Saat ini Kapal-kapal dari Instansi Pemerintahan Indonesia yang
menggunakan mesin MTU telah mempercayakan penuh perawatan mesinnya
kepada PT. Antakesuma Inti Raharja, dan telah berhasil melakukan banyak
repowering kapal-kapal milik instansi pemerintahan Republik Indonesia seperti
TNI AL, Polisi Air, Bea Cukai, Kementrian Perhubungan, Kementrian Kelautan
Perikanan.
82
83
Produk
yang
bermutu
tinggi,
mempunyai
lifetime
yang
lama
dibandingkan dengan mesin yang lain, serta pelayanan yang bermutu tinggi
membuat PT. Antakesuma Inti Raharja dapat terdaftar dalam ISO 9001-2008 dan
komitmen PT Antakesuma Inti Raharja untuk customer adalah tidak pernah
berhenti untuk mempersiapkan kapal untuk siap berlayar dan 24 jam mendukung
permasalahan kapal dimanapun kapal itu berada.
Visi PT.Antakesuma Inti Raharja adalah menjadi provider terbaik dalam
pelayanan terhadap sistem Propulsi dan sistem perkapalan di Indonesia. Dan PT.
Antakesuma Inti Raharja mempunyai Misi untuk tetap memberikan kekuatan
untuk maritime Indonesia dalam rangka meningkatkan produktifitas untuk
kemajuan bangsa. Kesuksesan
yang pernah diraih oleh PT. Antakesuma Inti
Raharja adalah repowering kapal, repowering lokomotif, sistem instalasi kapal
dan kereta api, manajemen proyek untuk kapal dan kereta api, dan kesuksesan
dalam perawatan Diesel engine, Overhaul, dan pembelian engine MTU.
PT. Antakesuma Inti Raharja mempunyai 8 orang tenaga penjualan yang
masing-masing memegang pasar/ market penjualan. Pemasaran untuk pasar TNI
AL, Bea Cukai, Polisi Air, KPLP, Commercial, Departemen Perhubungan,
Departemen kelautan dan perikanan, dan PT. KAI (Kereta Api Indonesia).
Dimana Tenaga-tenaga penjual menjalankan strategi pemasaran Personnal Selling
terhadap
produk-produk
yang
ditawarkan
perusahaan
dengan
meningkatkan penjualan dan citra produk tersebut pada customernya.
tujuan
PT.
Antakesuma Inti Raharja juga menawarkan paket pekerjaan yang sudah termasuk
dalam pembelian produk tersebut seperti: instalasi sistem propulsi mesin dan
84
elektronik, support untuk tenaga teknisi seluruh dunia, technical support
documentation dalam berbagai bahasa, garansi untuk sparepart dan training untuk
awak kapal.
Dalam menjalankan operasionalnya PT. Antakesuma Inti Raharja
mempunyai 160 Karyawan baik yang dipekerjakan di kantor pusat Surabaya atau
kantor cabangnya di Jakarta. Struktur Organisasi pada PT. Antakesuma Inti
Raharja dimana Direktur Utama sebagai pengambil keputusan (Decision Maker).
Dibawah Direktur Utama ada Wakil Direktur Utama yang membawahi beberapa
Direktur, yaitu : Director Service and Waranty, Bussiness Development Director,
dan Finance Director. Director Service and Waranty membawahi Service
Departement Manager dan Quality Control Manager. Sedangkan Bussiness
Development Director membawahi Engineer Sales and Support Manager,
Marketing Manager dan Project Manager. Dan terakhir Finance Director
membawahi Finance Manager dan Purchasing Manager. Marketing Manager
sendiri membawahi Supervisor Marketing dan Sales.
Pada tahun 1998-2000 banyak perusahaan yang mengambil alih
pelaksanaan repowering kapal terutama paling banyak di Angkatan Laut
Indonesia dengan menggunakan mesin dengan merek lain, pada saat itu PT.
Antakesuma Inti Raharja menggunakan strategi dengan mengajukan tenaga
penjualan untuk turun ke lapangan mencari syarat-syarat mesin yang digunakan di
kapal-kapal. Hal tersebut yang menjadi strategi PT. Antakesuma Inti Raharja
untuk merebut pasar penjualan engine di pemerintahan khususnya dibidang
marine. Dengan diturunkannya tenaga penjual dan melakukan pendekatan
85
Personal Selling perusahaan semakin mengetahui apa yang diinginkan oleh
customer dan lebih mudah dalam pengambilan data-data yang dibutuhkan,
sehingga PT. Antakesuma Inti Raharja dapat memberikan kepercayaan dan
meningkatkan citra untuk engine MTU ini.
4.1.2.
Produk Yang Dipasarkan
PT. Antakesuma Inti Raharja adalah perusahaan yang menjadi distributor
agen untuk penjualan mesin MTU. Mesin yang dijual adalah mesin diesel untuk
Marine dan Genset. Mesin MTU ini ada berbagai macam tipe yang digunakan
oleh Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia, Bea Cukai, Kementrian Kelautan
dan Perikanan, Bakorkamla, Departemen Perhubungan, Polisi Air, yaitu: tipe
MTU 16V4000M90, 12V4000M91, 16V4000M73, 8V4000M72, dan lain-lain.
Arti penomeran pada tiap tipe engine ini ada pada keterangan gambar dibawah.
4.1
Gambar Produk Mesin MTU
86
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1.
Gambaran Implementasi Personal Selling pada PT. Antakesuma Inti
Raharja
PT. Antakesuma Inti Raharja harus sering berkomunikasi dengan
konsumennya untuk dapat memasarkan produknya dengan bagus, menetapkan
harga yang menarik dan membuat produk dapat terjangkau oleh konsumen
sasaran. Untuk bisa berkomunikasi secara efektif, maka perusahaan harus dapat
memberikan purnajual (after sales) yang baik untuk merancang citra produk dan
citra perusahaan. Perusahaan harus juga dapat mendidik para sales personnya
untuk bersifat ramah dan mampu memberikan informasi yang jelas tentang
produk yang ditawarkan.
Ditinjau dari teori Kotler dan Gary Amstrong (2008:200), tahapan awal
dalam melakukan personal selling yang dilakukan oleh tenaga penjual PT.
Antakesuma Inti Raharja adalah memilih dan menilai prospek, dimana hal
tersebut adalah untuk mendukung perusahaan dalam mempersiapakan strategi
komunikasi pemasaran dengan menggunakan tenaga penjual untuk dapat
melakukan riset pasar, mempersiapkan dan menyusun rencana lalu menentukan
sasaran yang tepat untuk mempersiapkan produk yang akan ditawarkan. Menurut
direktur service dan warranty PT. Antakesuma Inti Raharja, bapak Irianto bahwa
PT. Antakesuma Inti Raharja merupakan perusahaan barang dan jasa yang sudah
38 tahun lebih sudah melayani kapal-kapal milik instansi Pemerintah. Berbagai
type engine merk MTU yang sudah dijual seperti engine type 2000, 4000, 396,
183 dan 595. Pada awalnya PT. Antakesuma Inti Raharja dalam melakukan
87
penjualannya hanya memberikan brosur kepada customer dan berkomunikasi
dengan customer melalui telefon, karena komunikasi dengan customer masih
dilakukan oleh principal MTU langsung dari Singapura dan pegawai di Indonesia
hanya 5 orang dimana pegawai tersebut hanya melakukan administrasi yang
dibutuhkan oleh principal di Singapura. Tetapi setelah mengetahui perkembangan
pada era globalisasi ini,
kebutuhan kapal di lingkungan instansi pemerintah
Indonesia terus meningkat, saat ini masing-masing instansi mempunyai kapal
sendiri untuk melaksanakan patroli seperti, bea cukai, departemen perhubungan
laut, departemen kelautan perikanan, departemen Navigasi, polisi perairan.
Masing-masing departemen tersebut mengajukan pembuatan kapal baru untuk
melengkapi kebutuhan patroli mereka. Melihat segmentasi pasar tersebut Direktur
Utama PT. Antakesuma Inti Raharja Bapak Budiono Gunawan mengajukan
kepada principal MTU di Singapura untuk mengembangkan PT. Antakesuma Inti
Raharja langsung di Indonesia, beliau memulai langkah dengan membangun
sebuah manajemen dan mempersiapkan strategi komunikasi pemasaran dengan
menggunakan tenaga penjual untuk memasarkan produk MTU sendiri melalui
pendekatan personal dengan customer. Dipilihnya segmentasi pasar pemerintah
dikarenakan Institusi pemerintah tidak susah dalam pembayaran dan akan
melakukan perawatan (maintenance) secara rutin. (wawancara, 29/10/2014).
88
Gambar 4.2. Personal Selling PT. Antakesuma Inti Raharja
Tenaga penjual PT. Antakesuma Inti Raharja saat ini 8 orang di Jakarta
dan 5 orang di Surabaya. Setiap sales menjalankan tugasnya dengan melakukan
pra pendekatan berdasarkan pasar-pasar yang sesuai dengan permintaan
manajemen. Para sales tersebut sebelum menghadap ke customer mereka mencari
tahu mengenai anggaran untuk pembuatan kapal baru pada institusi-institusi yang
menjadi sasarannya, dan mencari informasi tentang kecepatan yang ingin
dihasilkan, data spesifikasi kapal seperti panjang kapal, tinggi kapal, dan data
teknis lainnya. Setelah itu bersama dengan tim service dilakukan perhitungan
untuk anggaran pembuatan kapal tersebut, tipe mesin apa yang bisa digunakan,
apa keunggulan tipe kapal yang ditawarkan dengan mesin pesaing lainnya.
Setelah menemukan tipe mesin apa yang cocok untuk digunakan pada
kapal maka tenaga penjualan melakukan pendekatan dengan customer. Tetapi
dalam
instansi pemerintah tidak bisa langsung untuk menentukan pembelian
terhadap suatu produk terutama mesin (engine) baru sehingga wajib bagi PT.
89
Antakesuma Inti Raharja untuk melakukan tahap Presentasi untuk mesin (engine)
yang ditawarkan. Seperti yang penjelasan dari bapak Irianto dibawah ini
“Untuk lebih meyakinkan customer bahwa mesin (engine) yang
ditawarkan baik maka, PT. Antakesuma Inti Raharja melakukan presentasi, selain
presentasi PT. Antakesuma juga melakukan diskusi teknis kepada customer
dimana dalam diskusi itu biasanya akan dihadiri oleh kepala-kepala departemen
yang berwenang untuk memutuskan suatu proyek.”
Gambar 4.3. Presentasi PT. Antakesuma Inti Raharja
Setelah melakukan presentasi, dikarenakan customernya dari instansi
pemerintah hasilnya tidak langsung bagi customer untuk menyetujui untuk
membeli produk yang ditawarkan. Mereka akan membandingkan dengan produk
lain bagi dari segi harga, kualitas, suku cadang (spareparts), jasa setelah
pembelian (after sales service), lalu baru dilaporkan kepada atasan mereka
pembuat keputusan, pada saat itulah peran tenaga penjual sangat diperlukan untuk
mengatasi keberatan apa yang dirasakan oleh customer, dan tugas tenaga penjual
adalah membujuk dan meyakinkan customer, dan mengklarifikasi keberatan yang
dimaksud. Setelah selesai melakukan pengkajian dan perhitungan teknis, pada
saat itu barulah diketahui apakah instansi tersebut jadi memakai produk mesin
90
yang kita tawarkan. Apakah customer setuju menggunakan mesin merek MTU
atau tidak. Setelah selesai tahap penutupan, tugas dari tenaga penjualan adalah
membujuk konsumen untuk memakai produk mesin MTU dan melakukan
pemesanan atas produk tersebut. Seperti yang disampaikan Julinar dibawah ini
(wawancara, 29/10/2014).
“kalau kegiatan yang biasanya saya lakukan pertama kali saya
mengadakan melihat apakah ada prospek dengan mencari tau apa ada kapal-kapal
yang mau di ganti mesin (repowering) atau dibuat baru. Kalau ada saya
mengunjungi customer untuk mengetahui anggarannya, mesin yang kira-kira mau
digunakan, dan kecepatan yang mau dihasilkan berapa. Setelah saya tahu semua
data tersebut saya melaporkan ke manager marketing untuk sama-sama dengan
tim sales engineer menghitung biaya pembelian mesin, menghitung teknis
disesuaikan dengan badan kapal dan teknis-teknis yang lain, dan kira-kira apa
yang menjadi penghambat. Lalu pendekatannya masih dilakukan hanya lebih
intens karena kita ga mau customer dapat data dari yang lain, jadi kita ajak
ngomong seputar mesin yang mau kita tawarkan. Aku sih biasanya ngajak mereka
makan diluar supaya enak ngobrolnya dan ga kaku. Kalau dari customer minta
kita presentasi ya kita lakukan. Customer biasanya bandingin ke produk yang lain
karena memang harga kita disbanding mesin yang lain lebih mahal tapi kualitas
mesin kita jauh banget sama yang merek lain karena itu kita harus jelasin ke
customer untuk membicarakan kualitas mesin kita seperti apa. Kadang ada
customer yang udah tau gimana produk kita tapi kadang ada customer yang ga
ngerti tapi membujuk yang lain dengan ngomong mesin kita mahal, datangnya
lama. Tapi tugas marketing untuk mengatasi keberatan-keberatan itu. Setelah
dirasa ga ada yang bagus sih biasanya customer langsung beli mesin kita. Kalau
sistemnya di Instansi Pemerintah dengan kontrak, setelah setuju (deal) ada
negosiasi ada pengurusan dokumen lelang kontrak baru setelah kontrak kita pesen
barangnya di principal. Cuma kita aksi pemesanan itu juga sewaktu kita mengurus
dokumen lelang untuk mencuri start waktu pengiriman barang. “(wawancara,
29/10/14).
Kesimpulannya PT. Antakesuma Inti Raharja melakukan implementasi
personal selling dalam komunikasi pemasarannya untuk dapat membentuk citra
produk. Dilihat dari segmentasi pasar pemerintah disadari PT. Antakesuma harus
menjalankan ketujuh langkah dalam Personal Selling yaitu menilai prospek,
prapendekatan, pendekatan yang lebih kepada customer dengan melakukan
91
komunikasi pemasaran secara face to face (tatap muka) tidak hanya sekedar
berkomunikasi melalui telepon atau dengan brosur, untuk lebih meyakinkan
melakukan presentasi produk untuk demonstrasi produk biasanya dilakukan
setelah
ada
pembelian
pabrikan,mengatasi
karena
mereka
keberatan-keberatan
akan
membawa
konsumen
pada
customer
saat
ke
konsumen
melakukan perbandingan dengan produk lain baik dari segi harga, distribusi,
maupun kualitas, setelah semua sudah dilalui baru mereka menutupnya dengan
menerima kontrak dari customer dan melakukan pemesanan barang.
4.2.2.
Proses Operasional Personal Selling
4.2.2.1. Proses Komunikasi
Peneliti mengamati dalam melakukan komunikasi, tim marketing dengan
customer dalam upaya untuk memasarkan mesin MTU terjadi melalui proses:
1) Komunikasi antarpesona, yaitu proses penyampaian informasi langsung
kepada customer yang menjadi target secara persona seperti menjadi
narasumber untuk mengetahui maksud dan tujuan personal selling untuk
membentuk citra sebuah produk.
2) Komunikasi kelompok yaitu proses penyampaian informasi kepada sejumlah
customer agar kegiatan personal selling lebih diketahui dan dapat
menyampaikan pesan yang dimaksud secara langsung. Dalam komunikasi
kelompok ini diadakan dalam bentuk presentasi dengan mengundang
beberapa perwakilan customer yang menjadi target personal selling tersebut.
92
4.2.2.2. Proses Kerja atau Operasional Personal Selling
Personal selling tim marketing PT. Antakesuma Inti Raharja dalam
proses kerjanya berlangsung secara:
1)
Primer, yaitu proses penyampaian informasi secara langsung (face to face)
dengan customernya yang membutuhkan informasi seputar mesin MTU.
2)
Sekunder, yaitu proses penyampaian informasi melalui media seperti
website, email, faximile kepada seluruh customer yang menjadi target
sasaran penjualan mesin MTU.
Selanjutnya proses kerja tim marketing PT. Antakesuma Inti Raharja ini
akan dilihat dari tujuh tahap atau langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh
Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:201) yaitu dimulai dengan tahapan
memilih dan menilai prospek, tahap pra pendekatan, tahap pendekatan, tahap
presentasi dan demonstrasi, tahap mengatasi keberatan, tahap penutupan dan
terakhir tahap tindak lanjut dan pemeliharaan konsumen.
4.2.2.3. Implementasi Personal Selling dalam Memilih dan Menilai Prospek
Dalam memilih dan menilai prospek para tenaga penjual PT.
Antakesuma Inti Raharja yaitu Saudara I Bagus Kurniawan sebagai manager
marketing PT, Antakesuma Inti Raharja dan tenaga salesnya yaitu saudara Julinar
Purba memulainya dengan melakukan survey kekapal dan melihat peluang
dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan customer di Bea Cukai, KAI dan
Angkatan Laut dalam pembangunan Kapal baru dan lokomotifnya.
93
Mereka melakukan pendekatan dengan meminta data-data kapal dan
data-data lokomotif yang ingin dibangun sehingga mereka dapat menentukan
mesin yang ditawarkan kepada customernya. Dan mereka mencari tau berapa
anggaran yang digunakan dalam membangun kapal tersebut. Data tersebut lalu
dirapatkan dengan Sales Enginner untuk menghitung luas badan kapal, kecepatan
yang diinginkan dan lebar serta panjang kapal yang berkaitan dengan perhitungan
mesin untuk dimensi kapal.
4.2.2.4. Implementasi Personal Selling dalam melakukan Pendekatan,
prapendekatan dan presentasi dan Demonstrasi
Setelah menentukan mesin yang cocok digunakan untuk kapal dan
lokomotifnya dan mengetahui bahwa budget anggaran dapat digunakan untuk
membeli mesin MTU,maka mereka akan mendatangkan customernya dan
melakukan presentasi didepan customernya untuk menyampaikan alasan mengapa
mereka mengajukan mesin tersebut untuk dipasang di kapal yang baru akan
dibangun. Biasanya pada presentasi ini customer banyak melakukan pertanyaan
seputar fuel consumption yang akan keluar, seputar kecepatan yang akan
dihasilkan, bagaimana dengan beban-beban kapal terhadap badan kapal dan
biasanya ada perdebatan dengan customer seputar permintaan kecepatan kapal
untuk masukkan ke dalam kontrak kerja. Karena dari tim sales enginner mereka
mengetahui bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan yang
dihasilkan suatu kapal seperti dari load vessel, displacement dan faktor-faktor lain
seperti karang pada badan kapal. Jika dilihat dari mesinnya sendiri para customer
sudah banyak tau bagaimana kualitas dari mesin MTU.
94
Setelah
customer
setuju
dengan
hasil
presentasi
tersebut
dan
mengeluarkan sertifikat bahwa mesin MTU yang ditawarkan tersebut sudah
melalui tahap presentasi dan diskusi teknis, biasanya customer juga melakukan
perbandingan dengan melihat bagaimana kualitas mesin merek lainnya.
Pada saat customer (Dinas Material Angkatan laut/Dismatal) melakukan
perbandingan produk PT. Antakesuma Inti Raharja dengan produk dari PT. Tesco
Indo Maritim yang merupakan competitor utama dari PT. Antakesuma Inti
Raharja, mereka (I Bagus Kurniawan dan Julinar) melakukan pendekatan dengan
me-lobby pihak yang kewenangannya lebih tinggi sehingga dari pihak tersebut
dapat lebih memiliki kuasa untuk menentukan mesin apa yang digunakan. Pada
saat mereka melakukan lobby, mereka menceritakan keunggulan-keunggulan
mesin MTU dibandingkan dengan mesin merek catepilar yang ditawarkan oleh
PT. Tesco Indomaritim. Biasanya dengan melihat perbandingan dari penggunaan
bahan bakar (fuel consumption) yang dikeluarkan, time between overhaul yaitu
perawatan setelah pembelian dan garansi barang, customer akan lebih memilih
mesin MTU. Jika dari customer sudah setuju untuk menggunakan mesin MTU
maka mereka akan dipanggil untuk melakukan negosiasi harga mesin dan
instalasinya.
Dalam negosiasi harga, customer biasanya tidak sendiri tetapi ada tim
pengadaan barang dan jasa yang biasanya terdiri dari 7 orang yang diperintahkan
untuk melakukan negosisasi harga. Dikarenakan harga yang ditawarkan oleh PT.
Antakesuma Inti Raharja dalam bentuk euro sedangkan kontrak perjanjian dalam
bentuk rupiah biasanya yang dinegosiasi adalah kurs euro yang berlaku pada hari
95
itu. Setelah setuju dengan negosiasi yang dilakukan, mereka akan mengatur
pelaksanaan lelang untuk mesin tersebut, dan dalam waktu kurang lebih satu
bulan mereka menyediakan dokumen-dokumen perusahaan untuk kebutuhan
lelangnya sampai dengan terkontrak.
Setelah terkontrak biasanya dari pihak customer meminta waktu kepada
Direktur service dan warranty untuk melihat Factory Acceptance Test (FAT)
mesin MTU itu dilakukan di pabrik. Pabrik yang merakit mesin MTU ini terdapat
di Jerman. Proses FAT ini dilakukan untuk mendemonstrasikan mesin dan
tujuannya memberikan kepercayaan dan keyakinan lebih kepada customer bahwa
produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas baik.
Setelah proses FAT ini dilakukan PT. Antakesuma Inti Raharja mendapatkan
respon
yang positif dengan menunjukkan kepuasan mereka terhadap
kesempurnaan mesin tersebut. Dengan demikian presentasi tersebut mendapatkan
hasil yang maksimal.
4.2.2.5. Implementasi Personal Selling dalam mengatasi keberatan
Walaupun dengan hambatan-hambatan yang dihadapi saat melakukan
personal selling, kedua tim marketing tersebut akhirnya dapat berhasil
meyakinkan pihak Dismatal untuk dapat membeli mesin MTU. Keberhasilan tim
marketing tersebut dalam melakukan personal selling terhadap pihak Dismatal
adalah
dengan
dikeluarkannya
persetujuan
pihak
dismatal
melalui
penandatanganan kontrak perjanjian yang disepakati bersama. Kontrak perjanjian
ini bersifat mengikat dan mempunyai kekuatan hukum.
96
Menurut peneliti pada tahap ini setelah dikeluarkannya kontrak oleh
pihak Dismatal maka komunikasi pemasaran personal selling yang dilakukan oleh
bapak I Bagus Kurniawan dan Julinar telah berhasil mencapai tujuan dan sasaran
targetnya.
4.2.2.6. Impelementasi Personal selling dalam Penutupan (Closing)
Proses komunikasi pemasaran personal selling yang dilakukan bukan
tanpa hambatan. Hambatan yang ditemui antara lain: kompetitor yang
manawarkan produk yang sama, banyaknya keinginan konsumen yang minta
untuk dipenuhi, proses pemutusan pembelian yang berbelit-belit, harga barang
yang tinggi menurut konsumen. Dari keempat hal diatas yang paling mudah
ditangani dan paling banyak untuk diselesaikan adalah proses pemutusan
pembelian oleh customer yang berbelit-belit. Dalam proses pembelian tersebut
dapat memakan waktu hingga 1 bulan. Dalam kurun wakyu tersebut Mereka (I
Bagus Kurniawan dan Julinar) lebih meningkatkan frekuensi dalam melakukan
personal selling dimana mereka lebih sering berkomunikasi dengan customer
tentang anggaran, after sales yang mereka tawarkan, kualitas mesin dibandingkan
dengan mesin dari competitor dan service lainnya.
4.2.2.7. Implementasi Personal Selling pada tahap tindak lanjut dan
pemeliharaan konsumen
Dari seluruh proses personal selling yang dilakukan di atas, tahap tindak
lanjut dan pemeliharaan konsumen adalah tahap akhir dalam komunikasi
pemasaran personal selling ini. Dimana setelah ditandatanganinya surat perjanjian
97
oleh pihak dismatal dan PT. Antakesuma Inti Raharja maka tugas tim marketing
berlanjut dengan melakukan pesanan untuk tipe mesin yang sudah dituangkan
dalam lampiran surat perjanjian itu. Dalam melakukan pemesanan mereka dibantu
oleh divisi pembelian dan logistik. Setelah mesin tersebut dipesan, mereka (I
Bagus Kurniawan dan Julinar) memantau kedatangan untuk mesinnya. Setelah
mesin tersebut datang, merekapun dibantu oleh divisi service untuk melakukan
peng-install-an mesin di kapal dan melakukan pengujian, disini mereka tetap
melakukan komunikasi dengan pihak dismatal untuk menyampaikan kemajuan
pekerjaan pemasangan mesin tersebut sampai dengan pengujian di kapalnya.
Proses dari pemesanan dan percobaan setelah peng-install-an dilakukan untuk
lebih meyakinkan konsumen mengenai produk mesin yang di jual dan pada tahap
itulah konsumen dapat melihat citra produk dari PT. Antakesuma Inti Raharja.
Dan setelah citra produknya dinilai baik oleh konsumen akan membuat konsumen
tidak akan bisa berpaling ke produk merek lainnya.
Dalam tahap ini biasanya tim marketing juga melakukan evaluasi setiap
minggu dengan mengadakan rapat yang membahas sasaran mana yang belum
melakukan pemesanan dan mana yang harus memerlukan pendekatan lagi untuk
segera melakukan pembelian. Pada rapat ini tim marketing juga memantau
bagaimana pemesanan barang dilakukan sehingga rapat biasanya juga dihadiri
oleh tim purchaising dan tim service. Rapat evaluasi tadi juga bertujuan agar tim
marketing dapat memelihara hubungan baik dengan customer yang sudah menjadi
langganan tetap maupun customer yang belum membeli barang di PT.
Antakesuma Inti Raharja ini.
98
4.3.
Tahap Pencapaian Perubahan sikap (aspek kognitif, afektif dan
konatif)
4.3.1.
Implikasi Personal Selling Terhadap Pengetahuan Produk (Kognitif)
Penggunaan strategi komunikasi pemasaran dengan Personal Selling
melalui presentasi produk diharapkan membuat customer menjadi tahu dan
mempunyai pengetahuan tentang bagaimana kelebihan produk mesin MTU
dibandingkan dengan produk lain. Pengetahuaan customer terhadap produk selain
dari personal selling juga dapat diakses dari website MTU (www.MTUOnline.com) dan dari brosur-brosur MTU.
Diantara ketiga metode dalam memperkenalkan produk menurut peneliti
yang paling efektif menjangkau konsumen dan membentuk citra produk adalah
personal selling. Karena dengan personal selling komunikasi bisa dua arah dan
dengan komunikasi tatap muka respons yang didapat lebih cepat.
Seperti yang di katakan oleh bapak Ferdi Hendarto (Kepala bagian
perencanaan Dismatal) sebagai berikut:
“Saya lebih menyukai jika rekanan ketempat saya dan menyampaikan tentang apa
yang mau ditawarkan sehingga akan lebih mudah untuk saya bertanya apa
keuntungan-keuntungan yang saya bisa peroleh dari barang yang
ditawarkan”(wawancana 29/10/14).
Tim
marketing
melakukan
pendekatan
ke
customer
untuk
memperkenalkan produk beberapa kali dan customer paling antusias dalam tanya
jawab untuk mengetahui bagian-bagian mesin, mereka menanyakan dimana
produksi mesin MTU dibuat. Dengan penjelasan dari tim marketing (I Bagus
kurniawan dan Julinar) yang mengatakan bahwa mesin MTU buatan Jerman maka
99
pengetahuan customer bertambah karena dalam dunia engineering Jerman
merupakan salah satu negara paling unggul dalam meproduksi mesin kapal. Selain
pengetahuan tentang pabrik mesin, customer juga mendapatkan pengetahuan
mengenai bagaimana pemeliharaan dan perawatan mesin, dan berapa jam running
hour-nya.
Gambar 4.4. Presentasi mesin yang dilakukan di Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Laut (TNI AL)
Seperti yang di katakan oleh bapak Ferdi Hendarto (Kepala bagian
perencanaan Dismatal) sebagai berikut:
“Siapa yang tidak tahu Jerman, mesin-mesin yang berasal dari eropa pasti lebih
bagus dan lebih handal. Tapi memang lebih mahal harganya. Ya, ada rupa ada
hargalah”(wawancana 29/10/14).
4.3.2.
Implikasi Personal Selling Terhadap Perubahan Sikap (Afektif)
Tim marketing (I Bagus Kurniawan dan Julinar) mengajak para pejabat
pembuat keputusan untuk membina relasi yang lebih positif. Selain mengunjungi
100
pejabat-pejabat tersebut dikantor, mereka biasanya bertemu di café-café daerah
Jakarta Pusat agar suasana jadi lebih cair dan kekeluargaan. Dalam situasi tersebut
hubungan antara perusahaan dengan customer menjadi lebih erat dan bersahabat.
Hubungan personal yang baik akan memudahkan persetujuan dalam urusan bisnis
dan lebih mudah untuk mengetahui apa yang diinginkan customer.
Dari pertemuan yang dilakukan diluar kantor, tim marketing biasanya
mendapat masukkan dan mendapat informasi apa yang seharusnya dilakukan oleh
tim sehingga ada perubahan sikap dan keinginan dari pejabat-pejabat tersebut
untuk menggunakan mesin MTU. Seperti yang dijelaskan oleh Saudara Julinar,
seperti dibawah ini:
“Dalam melakukan penjualan kita tidak hanya melakukan kunjungan ke kapal
untuk menarik simpatik dari kepala kamar mesin (KKM) selaku enduser dari
mesin MTU tetapi dalam penentuan pembelian mesin kita melakukan pendekatan
dengan pejabat tetapi pejabat-pejabat itu lebih enak kalau ditemui diluar kantor
karena mereka akan lebih friendly dan banyak yang kita gali dari pertemuan itu
bahkan biasanya pejabat lebih mudah terbujuk kalau sudah terjalin hubungan
kekeluargaan yang baik”. (wawancara, 29/10/14).
Menurut pengamatan peneliti selama delapan tahun (2006-2014) dengan
melakukan personal selling menggunakan cara diatas maka hubungan antara tim
marketing sabagai wakil perusahaan dengan pejabat-pejabat ditingkat atas
semakin baik dan erat. Selama delapan tahun hubungan antara tim marketing
dengan kepala kamar mesin (KKM) kapal tetap terjalin dengan baik. Menurut
pengamatan peneliti selain dengan pendekatan personal selling, tim marketing
menjalin hubungan kekeluargaan dengan customer sehingga dari cara tersebutlah
akan didapat hasil yang maksimal dalam membuat perubahan sikap customer
terhadap produk yang ditawarkan.
101
4.3.3.
Implikasi Personal Selling Terhadap Perubahan Perilaku
Dalam tahap ini peneliti mengamati bahwa hubungan personal yang
sudah terbentuk dengan baik dapat membuat customer menjadi sangat loyal dan
setia menggunakan mesin merek MTU. Biasanya jika satu mesin sudah digunakan
di kapal dengan kelas yang sama maka customer akan memakai mesin yang
sejenis juga dan biasanya pembelian dilakukan 5 tahun sekali sesuai dengan
jangka waktu penggantian mesin dan waktu pembuatan kapal baru.
Selama tidak ada pembelian untuk mesin baru komunikasi yang terjadi
adalah bagaimana perusahaan mengingatkan customer melalui tim marketing
untuk melakukan perawatan sesuai dengan jam putar mesin. Tim marketing yaitu
Ghofar Sutanto dan Handri Pratikno mengunjungi kapal-kapal untuk mencatat
jam putar mesin tersebut dan setelah mengunjungi Dinas pemeliharaan kapal
(Disharkap) sebagai pihak yang mengurusi perawatan mesin untuk melakukan
perawatan mesinnya sesuai dengan jam putarnya.
Perawatan mesin dilakukan biasanya 2 tahun sekali tergantung dari
seberapa jauh kapal patroli dan seberapa jauh daerah yang ditempuh. Proses
perawatan kapal sama dengan proses pembelian mesin.
Dengan demikian
customer akan tetap membutuhkan service dari PT. Antakesuma Inti Raharja.
102
4.3.4.
Tahap Pembentukan
Pandangan Customer
Citra
Produk
Mesin
MTU
Menurut
Penciptaan citra adalah alah satu cara yang dapat digunakan untuk
menguasai pasar. Citra harus ditanamkan dalam benak konsumen, citra produk
inilah yang harus dijadikan sebagai positioning, menempatkan produk pada
pikiran calon konsumen (Al Ries, 2002: 3). Dengan menempatkan produk di
pikiran konsumen maka perkembangan produk mutlak meningkat dan mempunyai
kekuatan yang bergerak signifikan. Tim marketing yakin bahwa penciptaan citra
produk yang dilakukan dengan menggunakan personal selling akan lebih efektif.
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan adanya perubahan pengetahuan sikap dan
perilaku konsumen. Dalam uraian selanjutnya peneliti akan menjabarkan citra
produk mesin MTU sebagai output dari PT. Antakesuma Inti Raharja.
4.3.4.1. Citra Produk Menurut Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia
Dalam forum terbuka (rapat koordinasi) bapak Letkol Cucun priyanto
sebagai kepala pengawas pemeliharaan
material satuan kapal eskorta
(Pasharmatsatkor) mengatakan bahwa mesin MTU mempunyai kualitas yang baik
dan unggul dibandingkan dengan mesin-mesin merek lain.
Dan selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa puas terhadap kecepatan
yang dihasilkan oleh kapal KRI Siberau setelah mesinnya menggunakan MTU,
asap yang keluar dari cerobong turbonya tidak hitam dikarenakan mesin MTU ini
sudah melewati uji emisi di pabrik MTU Jerman.
103
Peneliti melakukan wawancara sedikit dengan Letkol Cucun Priyanto,
beliau menjelaskan:
“kalau dengan MTU saya puas mba dan ga ada keraguan karena memang
mesinnya kuat, dan emisinya beda dengan yang lain, kecepatan yang dihasilkan
juga sesuai dengan yang diinginkan kita. Walaupun harganya mahal tapi MTU
menjamin service purna jualnya kedepan dibandingkan dengan merek lain. Jadi
kalau mesin MTU yang dipakai saya tidak perlu mengawasi terus karena teknisi
PT. Antakesuma Inti Raharja berpengalaman dan punya sertifikat semua dari
MTU Jerman.” (wawancara, 29/10/14).
Begitupun saat peneliti melakukan wawancara dengan Mayor Adityo
sebagai kepala kamar mesin (KKM) KRI Siberau, sebagai berikut:
“Saya sangat puas dengan mesin MTU ini karena mesinnya bandel dan
kuat, juga ga rewel. walaupun ada kelemahan yaitu pada filter bahan bakarnya
karena boros tetapi itu bukan dari mesinnya melainkan dari bahan bakar solar di
Indonesia yang memang kualitasnya jelek.”(wawancara,13/10/2014).
4.3.4.2. Citra Produk Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Melalui wawancara via telepon dengan Bapak Teguh selaku Kepala
Pengadaan barang dan Jasa Kementrian kelautan Perikanan, bahwa mesin MTU
adalah mesin yang benar-benar bagus dimana jangka waktu dari pembelian
sampai dengan waktu perawatan sangat jauh. Seperti kutipan pembicaraan
dibawah ini:
“Kalau mesin MTU dibandingkan yang lain jauh mba, dari kita beli
sampai sekarang sudah 3 tahun lebih belum ada keluhan dari mesinnya,
paling hanya boros di filter bahan bakarnya karena memang kualitas bahan
bakar kita yang jelek. Yang pasti kalau mesinnya MTU kita ga kawatir.
Hanya memang harganya lebih mahal dibandingkan yang lain bisa dua
kali lipat tetpai dengan lamanya waktu penggunaan, mesin yang ga rewel,
dan jarangnya terjadi keluhan membuat kalau bisa semua mesin yang ada
di kapal pake MTU mba.” (wawancara telepon, 14/10/14)
104
KKP menggunakan mesin MTU sejak tahun 2010 pertama kali dipasang
di Kp. Hiu Macan 001. Semenjak memasang 1 unit ditahun berikutnya pembelian
bertambah sampai dengan tahun 2013. Pihak KKP mengetahui adanya mesin
MTU sudah lama dari tahun 1996 tetapi baru mencoba untuk menggunakan mesin
MTU pada tahun 2010. Pembelian mesin KKP ini melalui proses yang panjang,
dimana pihak KKP membeli mesin MTU setelah Bapak I Bagus Kurniawan
menjelaskan perhitungan teknis tentang kecepatan, badan kapal, penggunaan
bahan bakar dan jadwal perawatan. Dijelaskan oleh bapak I Bagus Kurniawan
“Pendekatan kita untuk KKP lama dikarenakan mesin kita yang mahalnya bukan
main, budget mereka ga cukup untuk membeli mesin MTU ini, tetapi dengan kita
melakukan pendekatan yang terus menerus intens dan adanya pergantian pejabatpejabat baru setiap tahun sehingga pada tahun 2010 akhirnya kita bisa menembus
KKP untuk menggunakan mesin MTU ini. Dan seperti yang terlihat dari
penjualan kepada mereka sampai dengan tahun 2013 syukurlah bahwa mereka
sampai saat ini percaya kepada produk kita)
“Respon mereka sangat bagus terhadap produk kita dan kepercayaan mereka
untuk menggunakan mesin MTU meningkat. Sekarang tugas kita setelah
mendapatkan surat perjanjian berupa kontrak kerja maka bagaimana usaha kita
agar perawatan mesinnya tidak melalui PT lain tetapi PT. Antakesuma Inti
Raharja sebagai bengkel resmi (Authorized Workeshop) yang ditunjuk langsung
oleh principal MTU. (wawancara telepon, 10/10/14)”
4.3.4.3. Citra Produk Menurut Badan Koordinator Keamanan Laut
(Bakorkamla)
Dalam Presentasi yang dilakukan tim marketing PT. Antakesuma Inti
Raharja, ada pernyataan yang dilontarkan oleh Bapak Gampang, beliau sebagai
anggota sub dinas pengadaan barang dan jasa di BAKORKAMLA. Beliau
menyampaikan:
105
“Mesin MTU memang bagus, tetapi mesin merek Catepilar yang buatan Amerika
tidak kalah bagusnya bahkan suku cadang untuk perawatannya mudah untuk
dicari, kalau masalah kecepatan catepilar juga ga jauh beda tetapi dari segi harga
MTU dibandingkan Catepilar jauh sekali. Jadi buat apa kita mencari yang mahal
tetapi apa yang dihasilkan sama saja”.
Diakui oleh tim marketing PT. Antakesuma Inti Raharja, untuk pasar di
Bakorkamla ini memang mereka belum berhasil menembus penjualan yang tinggi,
mereka hanya berhasil menjual 2 unit mesin pada tahun 2012. Ini dikarenakan
citra produk MTU di Bakorkamla belum sebaik di Instansi lainnya, mereka
mengetahui tentang mesin MTU tetapi mereka merasa belum membutuhkan
mesin-mesin yang harganya terlalu mahal.
Berikut ini data hasil penjualan PT. Antakesuma Inti Raharja dalam
kurun waktu 2010 sampai dengan 2013, adalah sebagai berikut:
Grafik 4.1 Penjualan mesin-mesin MTU periode 2010-2013
9
8
7
6
KKP
5
TNI AL
4
Bakorkamla
3
Dephub
2
1
0
2010
2011
2012
2013
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa kepercayaan konsumen Tentara
Nasional Indonesia (TNI AL), Kementrian kelautan perikanan (KKP) dan
106
Departemen Perhubungan terhadap produk MTU sangat besar sehingga
meningkatkan penjualan juga terhadap mesin MTU pada instansi tersebut.
berbeda dengan di Badan koordinator keamanan laut (BAKORKAMLA) dimana
kepercayaan konsumen terhadap mesin MTU sangat kurang sehingga berakibat
pada kurangnya juga penjualan produk pada instansi tersebut.
4.4.
Tahap Evaluasi
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam memasarkan produk tim
marketing PT. Antakesuma melakukan rapat rutin setiap minggu di hari senin.
Dalam rapat tersebut biasanya dipimpin oleh manager marketing, dalam rapat
tersebut mereka membahas apa yang dilakukan untuk customer yang sudah
melakukan pembelian, customer yang hanya menanyakan harga, customer yang
belum terjangkau tetapi mempunyai nilai pasar. Dari rapat evaluasi tersebut tim
marketing akan mengetahui juga bagaimana reaksi customer terhadap mesin MTU
apakah respon mereka positif, negative atau mereka tidaka ada respon sama sekali
terhadap mesin MTU. Dan dari rapat ini tim marketing akan menentukan
bagaimana cara mereka untuk memelihara customer dan melakukan perpaduan
komunikasi pemasaran personal selling dengan komunikasi pemasaran yang lain
seperti public relations dimana tim marketing harus tetap menjalin hubungan baik
walaupun penjualan tersebut sudah dilakukan. Dan dengan melakukan promosipromosi produk melalui event-event yang bertema marine seperti Indo Defence.
Atau ikut berpartisipasi dalam iklan di buku tahunan atau agenda yang
dikeluarkan oleh customer, biasanya customer setiap ganti tahun mengeluarkan
107
agenda atau tanggalan sehingga bisa ikut berpartisipasi dengan iklan yang di
dalamnya ada gambar logo perusahaan dan gambar produk disesuaikan dengan
pasar agar customer tetap ingat pada perusahaan dan produk kita.
4.4.1. Evaluasi keseluruhan kegiatan terhadap target dan tujuan
Dalam hal ini seluruh kegiatan yang berhubungan dengan target sasaran
dibahas tuntas. Mulai dari menetukan standar yang dilakukan bersamaan ketika
proses perencanaan strategi pemasaran yang digunakan. Tim marketing
melakukan supervise terhadap kegiatan yang berlangsung dan mengadakan
pemeriksaan kegiatan tersebut. membahas juga kinerja tim dalam melakukan
personal selling. Lalu melakukan tindakan koreksi jika terjadi kesalahankesalahan.
4.4.2.
Tanggapan Customer terhadap personal Selling dalam pembentukan
citra produk
Dalam menggunakan personal selling ada hambatan yang ditemui oleh
tim marketing. Tetapi dengan personal selling, tim marketing dapat mengetahui
secara langsung respon customer terhadap mesin MTU ini. Respon yang didapat
oleh tim marketing dari customernya bermacam-macam ada yang memberikan
respon positif, ada yang langsung memberikan respon negatif bahkan ada juga
yang tidak memberikan respon sama sekali.
Sebuah perusahaan atau produk/jasa yang mempunyai citra baik pada
customer, maka akan mendapatkan posisi yang lebih baik. Aaker (1992)
108
menjelaskan bahwa suatu citra produk merupakan tanggapan pelanggan untuk
nama produk, tanda, atau kesan, dan juga mewakili simbol dari kualitas produk.
Bill Canton dalam Sukatendel (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) mengatakan
bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan,
kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.
Jadi, menurut Sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai
positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu
perusahaan atau organisasi.
Citra produk terbentuk juga dari pengetahuan dan informasi yang
diberikan oleh customer. Semakin baik citra produk perusahaan maka akan
menaikan tingkat penjualan terhadap produk, sebaliknya jika citra produk buruk
maka akan menurunkan penjualan terhadap produk tersebut.
Dari penelitian ini, peneliti mengamati dari penjualan yang dilakukan PT.
Antakesuma Inti Raharja citra produk nya untuk customer TNI AL, KKP, dan
dephub positif sehingga penjualan setiap tahun meningkat. Lain halnya dengan
customer Bakorkamla dimana penjualannya hanya sedikit bahkan setelah
penjualan tahun 2012 ditahun berikutnya (2013) tidak ada penjualan lagi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa citra produk mesin MTU di bakorkamla
kurang baik sehingga berpengaruh dengan turunnya penjualan di instansi
Bakorkamla. Seperti yang dijelaskan pada wawancara dengan I Bagus Kurniawan
berikut ini:
“Dengan melakukan kunjungan langsung (face to face) dengan pelanggan
menurut saya sangat efektif, dimana mereka bisa langsung bertanya dan kita
sendiri bisa tau tentang apa yang dibutuhkan oleh customer. Customer kita yang
susah menurut saya adalah Bakorkamla, mereka selalu membahas bahwa tidak
109
perlu harga mahal untuk mesin yang handal. Sehingga pendekatan melalui
personal selling pun kadang tidak diterima oleh customer. Penjelasan kita ke
Bakorkamla belum bisa membuat mereka membeli mesin walaupun dengan harga
yang mahal sedikit tetapi mempunyai kualitas yang luar biasa”. (wawancara
14/10/14).
Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra
yang efektif melakukan tiga hal:
1)
Memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Mesin MTU dikarenakan
produk ini berasal dari Jerman, harga untuk mesin MTU ini memang lebih
mahal dibandingkan dengan Caterpilar yang di produksi di Amerika. Tetapi
mesin MTU mempunyai karakter yaitu produknya lebih ringan, IMO nya
dengan tier II sehingga uji emisinya sudah tinggi, bahan bakar yang
dikeluarkan tidak boros, karakteristik-karakteristik mesin MTU itulah yang
dipertahankan walaupun customer selalu mengeluhkan harga yang mahal.
2)
Menyampaikan karakter dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan oleh karakter pesaing. Seperti yang disampaikan di point 1
diatas bahwa tim marketing PT. Antakesuma Inti Raharja harus kreatif
dalam mengemukakan karakteristik mesin MTU dibandingkan dengan
mesin lain. Dan membuat data perbandingan keunggulan dan kekurangan
mesin MTU dibandingkan mesin Catepilar yang ditawarkan oleh competitor
PT. Antakesuma Inti Raharja yaitu PT. Tesco Indomaritim.
3)
Memberikan kekuatan emosional bukan sekedar citra mental. Tim
marketing juga harus tetap menjalin hubungan baik dengan customer. Tim
marketing memberikan keyakinan kepada customer untuk mempercayakan
kegiatan after sales-nya tetap ke PT. Antakesuma Inti Raharja sehingga
110
customer yang akan menggunakan mesin
tersebut merasa aman dan
nyaman dan sudah ada garansi after sales service yang baik.
4.6.
Pembahasan
PT. Antakesuma Inti raharja sebagai salah satu perusahaan yang
menjalankan bisnisnya dibidang penjualan mesin dan sparepart kapal tidak
terlepas dari faktor-faktor yang saling mempengaruhi dan mendukung, seperti
faktor ketersediaan dana dalam pengembangan fasilitas bengkel, faktor lokasi,
faktor sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, kondisi atau iklim persaingan,
dan faktor lainnya. Keseluruhan faktor-faktor yang mendukung tim marketing
dalam menawarkan produknya melalui strategi komunikasi pemasaran secara
menyeluruh.
Proses evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan komunikasi pemasaran
personal selling oleh tim marketing PT. Antakesuma Inti rahaja menunjukkan
hasil yang cukup baik. Dan respon yang di dapat dari customer umumnya juga
positif.
Sementara itu, dalam menyusun program kerja, tim marketing PT.
Antakesuma
Inti
Raharja
menggunakan
tahap
peninjauan
perencanaan
pemasaraan, karena bagian atau divisi marketing menjalankan tujuan komunikasi
pemasaran secara menyeluruh.
Guna mempelajari bagaimana organisasi dapat berkomunikasi secara
efektif dengan konsumen terhadap target market yang diinginkan dengan
menganalisis proses-proses yang harus ditempuh oleh konsumen untuk merespon
111
tiap-tiap pesan dalam strategi komunikasi pemasaran. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti source, proses encoding, pemilihan media-channel (cetak,
TV, radio, koran, direct marketing, internet, direct selling dan lain-lain) beserta
pembiayaannya, proses decoding dan respon dalam pembentukan sikap, yang
dalam hal ini adalah citra produk PT. Antakesuma Inti Raharja. Marketing
Objectives harus mengacu pada program secara keseluruhan yang akan dibuat dan
diketahui bersama dalam hal penjualan, pangsa pasar dan profitability. Sedangkan
communication objectives yang ingin dicapai antara lain menciptakan kesadaran
atau knowledge tentang manfaat dan atribut produk atau keunggulannya,
mengembangkan sikap mendukung, pilihan, atau keinginan untuk membeli (Belch
& Belch, 2012:31) yang menjadi pedoman dan kekuatan dalam pengembangan
bauran promosi dan perencanaan komunikasi pemasaran secara keseluruhan.
PT. Antakesuma Inti Raharja memiliki tujuan promosi atau komunikasi
yang dilaksanakan, yaitu menciptakan kesadaran atau awareness kepada target
market akan citra produk sebagai langkah agar produk yang ditawarkan diketahui
oleh customer. Kemudian setelah itu, memberikan pengetahuan (knowledge)
mengenai informasi tentang ketaguhan dan cara-cara bekerjanya suatu mesin,
yang sampai pada akhirnya mendorong target market untuk dapat menentukan
sikap (attitude) dalam mengambil keputusan atas pembelian mesin merek MTU
ini.
Pengembangan program strategi komunikasi pemasaran merupakan tahap
yang paling terperinci dari proses perencanaan aktivitas promosi. Setiap elemen
dari promotional-mix masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan
112
sehingga harus dikoordinasikan antara satu sama lain dalam menentukan tujuan,
strategi, membangun pesan, pemilihan media dari masing-masing bauran promosi
yang digunakan. Tereance A. Shimp & J. Craig Andrews (Shimp, 2013:8)
menambahkan bahwa sejumlah tools atau elemen dalam promotional mix yang
digunakan dalam komunikasi pemasaran terpadu meliputi advertising, public
relations, sales promotion, personal selling, direct marketing, dan online
marketing / social media.
1) Adevertising
Iklan (advertising) dapat diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi
nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh
satu sponsor yang diketahui. Adapun maksud ‘dibayar’ menunjukkan fakta bahwa
suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti
suatu iklan melibatkan media massa yang dapat mengirimkan pesan kepada
sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Iklan merupakan salah
satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini
kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas (Morrisan, 2010:18).
Kegiatan advertising juga dilakukan oleh PT. Antakesuma Inti Raharja
dengan ikut serta dalam iklan yang biasanya dibuat pada saat penerbitan buku,
acara-acara bertema kelautan Indonesia, dan tanggalan yang dikeluarkan oleh
customer.
2) Public Relations
Jika suatu organisasi merencanakan dan mendistribusikan informasi
secara sistematis dalam upaya untuk mengontrol dan mengelola citra serta
113
publisitas yang diterimanya, maka perusahaan itu tengah melakukan tugas
hubungan masyarakat. Humas memiliki kaitan erat dengan manajemen, yaitu
berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan suatu tujuan yang hendak
dicapai serta untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah
(Morrisan, 2010:28).
PT. Antakesuma dalam menjalanakan personal selling -nya tidak lepas dari
pembentukan hubungan yang baik dengan customernya. Dimana dalam menjalin
hubungan yang baik diharapkan customer memiliki hubungan yang erat dengan
marketing sehingga akan lebih mudah untuk membuat customer memutuskan
untuk beli produk tersebut.
3) Direct Marketing
Direct marketing adalah bagian dari program komunikasi pemasaran
(marketing communication). Belch dan Belch dalam bukunya Advertising &
Promotion mendefinisikan direct marketing sebagai suatu hubungan yang sangat
dekat dengan target market dan memungkinkan proses two ways communication
terjadi (Soemanagara, 2006:37).
Awalnya
PT.
Antakesuma
Inti
Raharja
melakukan
kegiatan
operasionalnya dengan direct marketing ini, tetapi kegiatan direct marketingnya
dilakukan oleh principal PT. Antakesuma Inti Raharja di Singapura. Direct
marketing belum mencakup semua dalam komunikasinya. Memang komunikasi
dua arah tetapi tidak bertatap muka (face to face) sehingga sulit untuk penjual
mengetahui respons customer secara langsung.
114
4) Penjualan Interaktif (Interactive Selling)
Perubahan ini didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi yang
memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa,
dalam hal ini yang utama internet. Media interaktif memungkinkan terjadinya arus
informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan
memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga. Selain berfungsi sebagai
media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi
pemasaran yang bersifat mandiri (Morrisan, 2010:24).
PT. Antakesuma Inti Raharja menggunakan media tambahan yaitu website
dan email untuk memberikan informa seputar produknya. Dan PT. Antakesuma
Inti Raharja, juga menggunakan media dalam memasarkan dan melakukan
penjualan produk.
5) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualan. Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa
Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Menurut
Kotler (1992), promosi mencakup semua alat-alat bauran pemasaran (marketing
mix) yang peran utamanya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya
membujuk (Rangkuti, 2009:49). Kegiatan pemasaran inipun digunaakn PT. AIR
terutama pada saat prsentasi time marketing membagikan brosur dan goddie bag
sebagai cara yang dilakukan agar customer mengetahui lebih detail tentang
produk yang ditawarkan.
115
6)
Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan personal atau personal selling merupakan suatu bentuk
komunikasi langsung antara penjual dengan calon pembeli (person-to-person
communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau
membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan (Morrisan,
2010:32).
Seperti yang telah dijelaskan di atas PT. Antakesuma Inti Raharja
menjalankan komunikasi pemasarannya dengan personal selling, dimana selalu
dimulai dengan mencari prospek melalui internet atau buku kunjungan tamu atau
mendapat info dari orang lain, kemudian mencari tahu perusahaan calon prospek
tersebut sehat atau tidak, setelah itu membuat janji melalui telepon dan terkadang
menghubungi lewat email atau fax.
Kemudian setelah bertemu biasa menggunakan alat bantu seperti presentasi,
brosur, portofolio, company profile. Kemudian bertemu dengan pemimpin instansi
yang berwenang memutuskan pembelian dan meminta izin untuk survey ke kapal
untuk melihat prospek dan menganalisa mesin yang cocok yang digunakan oleh
kapal tersebut, mesin apa yang dibutuhkan atau mengecek apa yang diperlukan
oleh konsumen. Kemudian biasanya tim mempersiapkan diri untuk melakukan
perhitungan teknis dan memberikan penawaran kepada konsumen. Setelah itu,
biasanya konsumen meminta untuk dipresentasikan mesin MTU yang ingin
ditawarkan, pada saat itulah mereka banyak berinteraksi dengan tanya jawab dan
tim dapat mengetahu bagaimana respon konsumen terhadap mesin MTU. Setelah
diadakan presentasi biasanya pihak yang terkait membuat laporan hasil presentasi
116
dan melakukan perbandingan dengan mesin merek lain yang kualitasnya tidak
jauh berbeda. Dalam tahap ini biasanya tim marketing melakukan pertemuan yang
intens dengan customer untuk menjalin hubungan yang lebih personal dengan
para pejabat sehingga pejabat tersebut bisa memutuskan untuk membeli mesin
MTU. Setelah tahap ini jika customer setuju maka customer akan menerbitkan
order pembelian (purchase order), kemudian perusahaan akan segera mengirim
sesuai dengan pesanan dengan mengemas dengan rapi dan aman dan
menggunakan jasa ekspedisi yang cepat dan aman. Agar konsumen merasa aman
dan nyaman dalam memakai jasa perusahaan. Tim marketing berusaha melayani
dengan ramah, sabar dan jujur. Tidak tipu menipu dan memberikan garansi purna
jual terhadap mesin MTU tersebut, hal ini menghindari jika mesin MTU tersebut
rusak sebelum jangka waktu yang ditentukan. Tidak ada kunjungan secara rutin.
Tim marketing yang bergerak untuk bertemu dengan konsumen. Untuk menjaga
hubungan baik dengan pelanggan perusahaan juga menerima keluhan pelanggan,
membantu pelanggan dalam memilih mesin yang diperlukan tanpa memungut
bayaran. Dalam menghadapi pesaing PT. Antakesuma Inti Raharja akan
menawarkan nilai lebih dari yang ditawarkan oleh pesaing.
Langkah–langkah personal selling diatas dilakukan untuk membentuk citra
produk. PT. Antakesuma Inti Raharja dalam kurun waktu 4 tahun (2010 sampai
dengan 2013) melakukan penjualan kepada 4 instansi pemerintah. Pertama citra
produk di Instansi TNI AL positif dimana mereka sudah mengetahui dasar teknik
mesin, dikarenakan kehandalan mesin MTU dibandingkan dengan mesin kapal
lain maka TNI AL selalu menggunakan mesin MTU. Citra produk pada instansi
117
Kementrian Kelautan Perikanan (KKP) juga postif disini dapat dilihat dari
penjualan yang terus meningkat setiap tahun. Lain lagi dengan Bakorkamla,
penjualan masih sangat sedikit. Sehingga pada instansi Bakorkamlacitra produk
MTU kurang dikenal sehingga citranya masih buruk.
4.5
Gambar Skema Hasil Penelitian
PT. Antakesuma
Inti Raharja
Komunikasi
Pemasaran
Customer
Citra
TNI AL
Baik
KKP
Bakorkamla
Tahap Citra :
1. Awarness
2. Knowledge
3. Liking
4. Preference
5. Conviction
6. Purchase
Buruk
Awarness
And
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Personal Selling:
Menentukan dan menilai prosepek
Pendekatan
Pra Pendekatan
Presentasi dan Demonstrasi
Mengatasi keberatan
Penutupan
Tindak lanjut dan pemeliharaan konsumen
Knowledge
Dari skema hasil penelitian diatas. Peneliti ingin mengetahui bagaimana
PT. Antakesuma Inti Raharja melakukan komunikasi pemasaran menggunakan
bauran komunikasi pemasaran personal selling untuk membentuk citra produk.
118
Apakah citra produk yang dihasilkan dari kegiatan personal selling positif, jika
citra yang terbentuk baik maka permintaan konsumen akan bertambah dan
penjualan akan meningkat tetapi sebaliknya jika citra produknya buruk maka
permintaan akan barang tersebut sedikit dan penjualan menurun.
Download