Pusat Peraturan Pajak Online Bankir Minta Aturan PPN Tak Berlaku Surut Contributed by Administrator Thursday, 21 January 2010 Harian Kontan, 21 Januari 2010 Bank Syariah menilai murabahah bukan objek PPN JAKARTA. Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) terus menuntut Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan membebaskan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) atas transaksi murabahah. Para bankir syariah menilai, pengenaan PPN atas transaksi murabahah belum seperti yang diharapkan. Sebab, meski Undang-Undang yang mengatur tentang PPN baru akan diberlakukan pada April mendatang, namun Ditjen Pajak juga mengenakan PPN atas transaksi murabahah yang dilakukan sebelum April 2010. Padahal Asbisindo telah menyuarakan transaksi murabahah bukanlah produk kena pajak. Transaksi murabahah adalah transaksi perbankan. "Dalam UU PPN yang lama telah disebutkan, semua produk perbankan bukan objek PPN, "ujar Sekretaris Asbisindo Bambang Sutrisno. Menurutnya, ketetapan Dirjen Pajak menagih pajak dari transaksi murabahah semata berdasarkan pengertian bahwa transaksi murabahah adalah transaksi jual beli. Bambang mengakui, pada dasarnya transaksi murabahah merupakan akad jual beli. Namun, transaksi murabahah berbeda dengan transaksi jual beli konvensional. Dalam akad murabahah, penyerahan barang dari penjual, dalam hal ini dari bank syariah kepada pembeli atau nasabah, merupakan syarat mutlak dilakukannya proses pembiayaan. Kesepakatan Margin Untuk dapat menyerahkan barang kepada nasabah, bank syariah harus terlebih dulu memiliki barang tersebut. Ini artinya, bank syariah harus membeli terlebih dahulu barang tersebut dari pihak pemasok. Selain itu, akad murabahah, bank syariah menjual barang ke nasabah sebesar harga perolehan, ditambah margin yang telah disepakati kedua pihak. "Margin biasanya tetap. Sebab, syariah tidak mengenal istilah time value of money,"katanya. http://www.rumahpajak.com Powered by Joomla! Generated: 29 October, 2017, 22:19 Pusat Peraturan Pajak Online Bambang menambahkan, pada bank konvensional bunga pembiayaan tidak dikenakan PPN. "Tapi kok margin di perbankan syariah menjadi objek PPN. Padahal produk perbankan juga,"keluhnya. Dia bilang, Asbisindo telah beberapa kali melakukan diskusi dengan Ditjen Pajak. Tapi ada hasil yang memuaskan. "Akhir Desember 2009, kami juga sudah mengirim surat kepada Menteri Keuangan. Tapi hingga kini belum ada balasan,"katanya. Bank Indonesia (BI) tak bisa berbuat banyak atas masalah ini. Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Ramzi A. Zuhdi bilang, urusan PPN bukan kewenangan BI melainkan Kementerian Keuangan. Menurutnya, BI hanya bisa mengkoordinasi perbankan syariah melakukan diskusi dengan Kementerian Keuangan. "Sebab, saya kira pemerintah memiliki rencana sendiri atas keputusannya,"katanya. Mulya E. Siregar, Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, menilai pemerintah dan perbankan syariah perlu duduk bersama membahs masalah tersebut, "Ini supaya perbankan syariah bisa terus berkembang,"ucapnya. Benny Witjaksono, Direktur Bank Mega Syariah, menghimbau agar peraturan pemerintah punya semangat netralitas dan equalisasi treatment dengan bank konvensional. "Semoga saja (Dirjen Pajak) senantiasa mendukung pengembangan perbankan syariah,"katanya. Herry Prasetyo    http://www.rumahpajak.com Powered by Joomla! Generated: 29 October, 2017, 22:19