Audit Manajemen Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, manajemen akan menemukan berbagai kesulitan untuk memonitor semua daerah kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Jika manajer ingin beroperasi dengan kreatif, tentu mereka memerlukan beberapa bentuk sistem peringatan dini (early warning system) yang dapat mendeteksi berbagai masalah yang merugikan dan berbagai kesempatan untuk pengembangan. Audit manajemen, atau disebut juga pemeriksaan operasional, merupakan salah satu cara yang dapat dikembangkan manajemen tersebut. Bayangkara (2008:2) mendefinisikan audit manajemen sebagai berikut: “Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan”. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, programprogram yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Definisi audit manajemen menurut Nugroho Widjayanto (1985:15) sebagai berikut: “Pemeriksaan operasional adalah suatu pemeriksaan yang tujuannya menilai organisasi dan efisiensi manajemen dari suatu perusahaan atau bagian dari suatu perusahaan”. Definisi lain dari Peter A. Phyr (dalam Nugroho Widjayanto, 1985:16) menyatakan „Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan dan penilaian efisiensi serta efektivitas suatu kegiatan atau prosedurprosedur kegiatan. Pemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi, meskipun tujuan utamanya sebenarnya adalah membantu manajemen untuk memecahkan berbagai masalah dengan merekomendasikan berbagai tindakan yang diperlukan‟. Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (dalam Amin Widjaja Tunggal, 2000:2) menyatakan „An operational audit is review of any part of an organization’s operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency ang effectiveness’. Sedangkan British Institute of Management (dalam Amin Widjaja Tunggal, 2000:2) menyatakan bahwa „Management audit is a systematic, comprehensive, critical appraisal of the organisation structure, management practices and methods conducted normally by external independent persons ...its primary objective is to motivate management to take action which will lead to increased efficiency and profitability of the organisation’. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit operasional identik dengan audit manajemen. Tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan istilah audit manajemen untuk menghindarkan penyempitan makna operasional yang identik dengan produksi, karena saat ini berkembang paradigma baru tentang manajemen produksi menjadi manajemen operasional. Audit manajemen menekankan penilaian terhadap prosedur operasi dalam meningkatkan efisiensi. Audit ini merupakan perluasan dari audit internal, sehingga dalam audit ini penilaian terhadap pencapaian tujuan pengendalian internal juga menjadi tujuan audit yang sangat penting. Dari definisi-definisi di atas juga dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan suatu alat bantu bagi manajemen untuk mengambil tindakan yang dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas perusahaan. Tujuan Audit Manajemen Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Ruang Lingkup dan Sasaran Audit Manajamen Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun, bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Fungsi-fungsi yang perlu diperiksa dalam audit manajemen adalah: fungsi marketing (pemasaran), fungsi sales (penjualan), fungsi produksi, fungsi personalia, dan fungsi keuangan. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan atau peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Bayangkara (2008:4) menyatakan ada 3 (tiga) elemen pokok dalam tujuan audit: 1. Kriteria (criteria) Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. 2. Penyebab (cause) Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok di dalam perusahaan. 3. Akibat (effect) Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.