1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Berdasarkan data
World Health Organization (WHO), di tahun 2012 ada 14,1 juta kasus baru kanker
di dunia, sekitar 8,2 juta jiwa di dunia meninggal oleh kanker, dan sebanyak 32,6
juta orang menderita kanker (terdiagnosa dalam 5 tahun terakhir). Angka kejadian
kanker lebih tinggi 25% pada laki-laki dibanding pada wanita.
Di Indonesia, fenomena kanker juga tidak jarang ditemukan. Di antara berbagai
penyakit tidak menular yang ada, penyakit kanker menjadi penyebab kematian
terbesar ke dua setelah penyakit kardiovaskular. Sama seperti insidensi dunia,
bahwa angka kematian akibat kanker pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada
wanita (WHO, 2012).
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Departemen
Kesehatan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki prevalensi
kanker tertinggi di Indonesia yaitu 4,1 per 1000 penduduk. Angka tersebut melebihi
angka nasional kanker yaitu 1,4 per 1000 penduduk. SIK Surveilans Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta hingga tahun 2013 juga mencatat jumlah pasien kanker
yang masih menjalani perawatan di Puskesmas Kota Yogyakarta yaitu pasien
dengan kanker serviks uteri sejumlah 58 orang dan kanker payudara sejumlah 86
orang. Angka kejadian penyakit kronik lain seperti DM maupun stroke di
1
2
Yogyakarta juga melebihi angka kejadian rata-rata di Indonesia (Riskesdas, 2013).
Tingginya angka kejadian kanker dan penyakit kronik di Indonesia khususnya di
Yogyakarta mengindikasikan peningkatan kebutuhan akan perawatan paliatif di
Indonesia.
Menjadi hak semua pasien untuk mendapatkan perawatan yang terbaik sampai
akhir hayatnya. Penderita kanker yang dalam stadium lanjut atau tidak berangsurangsur sembuh perlu mendapat pelayanan kesehatan sehingga penderitaannya dapat
dikurangi. Pelayanan yang diberikan harus dapat meningkatkan kualitas hidup yang
optimal, sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dalam iman (Kemenkes,
2007). Pelayanan seperti itulah yang disebut perawatan paliatif. Biasanya
perawatan ini diberikan kepada penderita yang memiliki penyakit dengan prognosis
yang buruk seperti pada pasien kanker stadium III dan IV, gagal ginjal, serta
penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan seperti HIV/AIDS.
Mengingat pentingnya perawatan paliatif ini, maka pemerintah mengeluarkan
Kepmenkes No. 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif.
Salah satu tujuan khusus dari kebijakan tersebut adalah agar terlaksananya
perawatan paliatif yang bermutu dan sesuai standar yang berlaku di seluruh
Indonesia.
Dilihat perkembangan dari awal adanya perawatan paliatif di Indonesia hingga
sekarang, perkembangan perawatan paliatif masih dalam tahap berkembang dan
belum menjadi fokus utama. Perawatan paliatif di Indonesia sudah dimulai sejak
tahun 1992, namun hingga saat ini baru bisa didapatkan di kota-kota besar saja.
Beberapa rumah sakit penyedia perawatan paliatif yaitu RS Dr. Soetomo
3
(Surabaya), kemudian diikuti oleh RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker
Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar) (Tejawinata, 2007). Selain jangkauan
pelayanannya yang masih terbatas, jumlah tenaga paliatif juga masih kurang, hal
ini terbukti dari belum banyaknya pusat pelayanan paliatif di Indonesia dan
penelitian tentang perawatan paliatif di Indonesia juga masih minim.
Dalam perawatan paliatif, perawat memiliki peran yang sangat penting di
dalamnya. Sebagai tenaga kesehatan yang terdekat dengan pasien, perawat
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui pasien dan keluarganya
secara lebih mendalam sehingga perawat dapat menggunakan keahliannya dan
menjalankan berbagai perannya untuk memberikan perawatan paliatif yang terbaik
bagi pasien dan keluarganya (WHO, 2007).
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan adalah
motivasi. Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri
manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah
lakunya (Handoko, 1992). Motivasi tinggi menjadi salah satu kunci dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Motivasi yang tinggi akan
memberikan dukungan kepada setiap personel keperawatan untuk dapat melakukan
asuhan keperawatan yang terbaik (Asmuji, 2012). Oleh karena pentingnya
pengaruh motivasi dalam diri seseorang maka penulis tertarik melihat lebih dalam
fenomena motivasi perawat dalam melakukan perawatan paliatif untuk mengetahui
sejauh mana perawat mampu menempatkan diri dalam melakukan perawatan
paliatif.
4
Berdasarkan berbagai penelitian tentang perawatan paliatif, baik di luar negeri
maupun di Indonesia semakin dikembangkan perawatan paliatif di komunitas.
Berbagai pertimbangan seperti halnya kenyamanan pasien, biaya, dan kefektifan
perawatan mendukung pengembangan paliatif mulai dari tingkat pelayanan
kesehatan yang paling dasar yaitu puskesmas. Oleh karena itu penelitian ini akan
mengambil populasi perawat paliatif yang berada di Puskesmas Kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut maka ditemukan masalah bahwa jumlah
angka kejadian kanker di Provinsi D.I. Yogyakarta menduduki peringkat tertinggi
di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perawatan paliatif sangat
dibutuhkan. Kualitas perawatan yang baik salah satunya dipengaruhi oleh motivasi
perawat. Oleh karena itu, gambaran motivasi perawat menjadi penting untuk
diketahui sebagai data dasar untuk pengembangan perawatan paliatif selanjutnya
khususnya bagi Kota Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi
perawat Puskesmas Kota Yogyakarta dalam melakukan perawatan paliatif di
komunitas. Di samping tujuan umum tersebut adapun tujuan khusus penelitian ini
yaitu :
1. Mengetahui macam-macam motif perawat dalam memberikan perawatan
paliatif.
5
2. Mengetahui kebutuhan apa saja yang mempengaruhi motivasi perawat dalam
memberikan perawatan paliatif.
3. Mengetahui dorongan apa saja yang mempengaruhi motivasi perawat dalam
memberikan perawatan paliatif.
4. Mengetahui faktor-faktor yang tidak mempengaruhi motivasi perawat dalam
memberikan perawatan paliatif.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empirik
terkait motivasi perawat dalam memberikan pelayanan paliatif. Selain bermanfaat
secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat juga bagi
berbagai pihak.
1. Bagi bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan,
menambah wawasan akan pentingnya perawatan paliatif, dapat menjadi dasar bagi
penelitian selanjutnya, dan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pembentukan
kurikulum atau pemberian materi yang efektif di bidang paliatif.
2. Bagi institusi klinik
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran akan motivasi kerja dari
perawat paliatif di Puskesmas Kota Yogyakarta sehingga dapat digunakan sebagai
masukan atau dasar pertimbangan manajemen klinik dalam upaya peningkatan
pelayanan perawatan paliatif.
6
3. Bagi profesi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran akan akan
sejauh mana perawat mampu menempatkan dirinya dalam bidang keperawatan
paliatif dan dapat dijadikan masukan untuk peningkatan kualitas perawatan kepada
pasien paliatif.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian tentang perawatan paliatif di Indonesia sudah mulai
dikembangkan meski masih sangat minim. Berdasarkan pengetahuan dan literatur
yang telah penulis telaah, penelitian dengan judul Gambaran Motivasi Perawat
Puskesmas Kota Yogyakarta dalam Memberikan Perawatan Paliatif di Komunitas
belum pernah dilakukan.
Penelitian yang berkaitan dengan motivasi perawat atau tim paliatif lain yang
pernah dilakukan adalah penelitian dengan judul Complimentary Therapists’
Motivation to Work in Cancer/Supportive and Palliative Care: A multi-centre case
study oleh Peter., et al. (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap
motivasi dari terapis terapi komplementer untuk bekerja di perawatan
kanker/suportif dan paliatif. Metode yang digunakan yaitu dengan desain studi
kasus multiple. Data diperoleh dengan survey menggunakan kuesioner dan diikuti
dengan metode kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur. Penelitian
dilakukan di tiga lokasi di Inggris bagian Barat Laut. Penelitian ini menemukan
beberapa motivasi para terapis dalam melakukan pekerjaannya di perawatan
kanker/suportif dan paliatif. Motivasi-motivasi mereka adalah dorongan menolong
7
secara sukarela menggunakan keterampilan menterapi yang mereka miliki;
kekecewaan akan perannya terdahulu; pengembangan karir dan kesempatan kerja;
hobi/ketertarikan umum; pengalaman akan sakit atau menderita kanker;
pengalaman pernah mendapatkan terapi komplimen/bermanfaat bagi kesehatan
dirinya sendiri. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah variabel
yang diteliti yaitu motivasi untuk bekerja/melakukan perawatan paliatif.
Perbedaannya yaitu pada metode penelitian, subyek penelitian, dan tempat
penelitian.
Planalp dan Trost (2009) juga pernah melakukan penelitian dengan judul
Motivation of Hospice Volunteers kepada sejumlah 351 relawan dari 32 pusat
pelayanan hospis di United States bagian barat. Para relawan tersebut diminta untuk
menjawab pertanyaan pada instrumen Volunteer Functions Inventory (VFI) yang
telah dikirimkan kepada mereka. Analisis yang digunakan oleh peneliti
menggunakan oblique rotation yang difollow-up menggunakan orthogonal
rotation dan juga menggunakan ANOVA untuk mengetahui motivasi yang paling
menonjol. Hasil dari penelitian ini didapatkan empat motivasi yang paling menonjol
yaitu motivasi dalam hal (1) keinginan untuk membantu orang lain dan belajar dari
mereka, (2) membangun hubungan sosial, (3) memberikan perasaan lebih nyaman
bagi para relawan, dan (4) mengejar karir. Persamaan penelitian penulis dengan
penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu motivasi untuk bekerja atau
melakukan perawatan paliatif/hospis. Perbedaannya yaitu pada metode penelitian,
subyek penelitian, dan tempat penelitian.
Download