Modul Bahasa Indonesia [TM3]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA
INDONESIA
Fakultas
Program Studi
ILMU KOMPUTER
SISTEM INFORMASI
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
90008
Drs. SUMARDI, M. Pd
Abstract
Kompetensi
Bahasa Indonesia dalam sejarahnya
telah dipergunakan oleh para
pendahulu negeri ini. Hal ini tercatat
Mahasiswa diharapkan dapat
memahami perjalanan sejarah Bahasa
Indonesia dan dapat memahami fungsi
dan kedudukan bahasa Indonesia.
dalam sejarah bahwa penggunaan
Bahasa Indonesia telah ada sejak masa
kerajaan di Nusantara
Pembahasan
PENDAHULUAN
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara
terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan
dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan seharihari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat
ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai
manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya
bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.
Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang
bersangkutan.
Di
negara
kita
itu
disebut
Politik
Bahasa
Nasional,
yaitu
kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuanketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah
bahasa.
2015
2
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila
nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya
Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau
maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai bahasa Melayu
(sebagai bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. Lima prasasti kuna
yang ditemukan di Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan
bahasa Melayu.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu
Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan
Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa,
dan Semenanjung Malaya. Laporan Portugis, misalnya oleh Tome Pires,
menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah
Sumatera dan Jawa
Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris
meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa
Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa
dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan
jendela.
Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke-17 dan Alfred Russel Wallace pada
abad ke-19 menyatakan bahwa bahasa orang Melayu/Melaka dianggap sebagai
bahasa yang paling penting di “dunia timur.
Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke-19 Raja Ali Haji
dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Melaka) menulis kamus ekabahasa
untuk bahasa Melayu. Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling
sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa
Melayu Pasar yang kolokial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang
terbatas pemakaiannya tetapi memiliki standar.
Beberapa peristiwa dalam perkembangan bahasa Indonesia
2015
3
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan Commissie voor de Volkslectuur
(Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai
Pustaka
2. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar
bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
4. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia.
6. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
7. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal
36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti ejaan Van Ophuijsen.
9. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa
Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang
diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
10. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia,
meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
11.Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia
(Wawasan Nusantara).
12.Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III di Jakarta.
13. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV
di Jakarta.
14.Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar
2015
4
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahasa Indonesia dengan diterbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
15.Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia VI mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di
Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa.
Perkembangan Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Ciri-ciri dari ejaan ini
yaitu:
1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga
digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa
2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
2. Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan
sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan
ini yaitu:
1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak,
rakjat, dsb.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, kebarat2-an.
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
2015
5
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik
selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden
Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun
1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan
Bahasa Malaysia semakin dibakukan.
Perubahan yang terjadi ({Bahasa Indonesia pra 1972/ Malaysia pra 1972/ sejak
1972}) yaitu {tj/ch/c}, {dj/j/j}, {ch/kh/kh}, {nj/ny/ny}, {sj/sh/sy}, {j/y/y}, {oe*/u/u}.
Catatan: Tahun 1947 “oe” sudah digantikan dengan “u”.
Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa yang utama dan pertama sudah terlihat dalam konsepsi
bahasa di atas, yaitu fungsi komunikasi dalam bahasa berlaku bagi semua
bahasa apapun dan dimanapun. Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa
(linguis) bersepakat dengan fungsi-fungsi bahasa berikut:
1. fungsi ekspresi dalam bahasa
2. fungsi komunikasi dalam bahasa
3. fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
4. fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
Di samping fungsi-fungsi utama tersebut, Gorys Keraf menambahkan
beberapa
fungsi
lain
sebagai
pelengkap
fungsi
utama
tersebut.
Fungsi
tambahan itu adalah:
1. Fungsi lebih mengenal kemampuan diri sendiri.
2. Fungsi lebih memahami orang lain
3. Fungsi belajar mengamati dunia, bidang ilmu di sekitar dengan cermat.
4. Fungsi mengembangkan proses berpikir yang jelas, runtut, teratur, terarah,
dan logis;
5. Fungsi mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan
menarik
6. Fungsi mengembangkan kemungkinan kecerdasan ganda:
2015
6
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kedudukan Bahasa Indonesia di Negara ini jelas berada diatas bahasa
daerah yang ada di Nusantara ini. seperti “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975, yang
kami kutip dari salah satu literature, berikut perinciannya;
1. Lambang Kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan
nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan
bangsa
Indonesia
ini,
kita
harus
bangga,
menjunjung
dan
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia,
kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita
harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
2. Lambang identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa ini. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu
sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya
jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. dan jangan sampai
bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa kita yang sebenarnya.
3. Alat pemersatu Bangsa yang sangat beragam perbedaannya
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya, dapat menyatu dan bersatu
dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia,
bangsa ini dapat merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa
bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan
adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku
dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masingmasing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah
sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah
bahasa Indonesia.
4. Alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah
diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat
2015
7
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berarti
akan
mempercepat
peningkatan
pengetahuan
seseorang.
Apabila
pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat
tercapai.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
1. Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional
Kedudukan pertama dari bahasa Indonesia sabagai bahasa nasional
dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir- bulir Sumpah
Pemuda.
2. Bahasa Indonesia sebagai kebangaan Bangsa
Kedudukan kedua ini dibuktikan dengan masih digunakkannya bahasa
Indonesia hingga saat ini juga. Hal ini membuktikan betapa besarnya
kebanggaan dan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap bahasanya sendiri.
Tidak seperti Negara lain yang harus menggunakan bahsa Negara
persemakmurannya.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan pemersatu bangsa yang
berbeda suku, agama, ras adat dan budaya
Kedudukan ketiga adalah bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dibuktikan dengan digunakannya bahsa Indonesia pada kegiatan sehari – hari
seperti pada media-media komunikasi atau pada acara-lainnya.
4. Bahasa indonesia sebagai bahasa Negara.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara bersumber
pada Undang-Undang Dasar 1945 bab XV pasal 36 yang berbunyi, “ Bahasa
Negara adalah bahasa Indonesia.” Landasan konstitusional ini memberikan
kedudukan yang kuat bagi bahasa Indonesia untuk digunakan dalam
berbagai kegiatan dan urusan kenegaraan.
5. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam
naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa
Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik
dalam bentuk lisan maupun tulis.
2015
8
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi
pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing
atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam
meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek)
7. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan
antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
Sehubungan
dengan
itu
hendaknya
diadakan
penyeragaman
sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan
yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
8. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan
Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalahmajalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin
bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis
dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang
lain belum tentu akan mengerti.
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan secara khusus. Dalam literatur bahasa, dirumuskannya
fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah.
a. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
b. Sebagai alat komunikasi.
c. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
d. Sebagai alat kontrol Sosial.
2015
9
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara
1) Perbedaan dari Segi Ujudnya
2) Perbedaan dari proses terbentuknya
3) Perbedaan dari Segi Fungsinya
Jadi, seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung antar
suku, karena dia berbahasa indonesia yang menetap di wilayah Indonesia;
sedangkan seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi,
karena dia sebagai warga Negara Indonesia yang menjalankan tugas-tugas
‘pembangunan’ Indonesia
Daftar Pustaka
2015
10
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Arifin, E. Zaenal; Tasai, S. Amran (2012). Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri
Finoza, Lamuddin. (2008). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
2015
11
BAHASA INDONESIA
Drs. SUMARDI, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download