I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kitin merupakan polimer yang terdiri dari ikatan β-1,4 N-asetilglukosamin (GlcNAc). Lebih dari 1011 ton kitin diproduksi dari lingkungan akuatik. Degradasi kitin sangatlah diperlukan guna menjaga stabilitas ekologi. Proses degradasi kitin di alam dapat dilakukan oleh mikroorganisme kitinolitik, yaitu mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim kitinolitik. Penguraian kitin oleh mikroorganisme kitinolitik sebagian besar berdampak pada penambahan nitrogen dan karbon yang ada pada lingkungan (Nawani & Kapadnis, 2003). Mikroorganisme kitinolitik dapat diperoleh dari tanah atau dari lingkungan air seperti laut (Suresh, 2012), danau (Donderski & Brzezinska, 2003), kolam (Fauziah & Herdyastuti, 2012), dan limbah udang (Haldesh et al., 2011). Mikroorganisme kitinolitik telah berhasil diisolasi dari lingkungan mesofil (Donderski & Brzezinska, 2003) dan lingkungan termofilik seperti sumber air panas (Dali, 2009). Meskipun kitin merupakan salah satu polimer yang melimpah di alam akan tetapi mikroorganisme kitinolitik masih belum banyak diketahui baik tentang jumlah, diversitas maupun fungsi enzim kitinolitik yang dihasilkan (Herdyastuti, 2010). Salah satu jenis mikroorganisme yang mampu mendekomposisi kitin adalah bakteri dari golongan actinomycetes. Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada berbagai jenis tanah. Actinomycetes hidup sebagai saprofit dan aktif mendekomposisi bahan organik sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pada penelitian Brzezinzka et al. (2009) ditemukan bahwa 90% Actinomycetes yang diperoleh dari tanah mampu mendekomposisi kitin. Besar kecilnya kemampuan Actinomycetes tersebut dalam mendegradasi kitin dipengaruhi oleh material organik yang terkandung di dalam tanah. Selain itu, Actinomycetes pendegradasi kitin juga ditemukan pada sedimen danau dan air danau pada berbagai kedalaman yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustyani et al. (2014), actinomycetes mempunyai aktifitas kitinolitik yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri jika dilihat dari hasil penapisannya. Beberapa contoh Actinomycetes pendegradasi kitin adalah Streptomyces canus, Micromonospora brevicatiana, Streptomyces pseudogriseolus (Mane & Desmukh, 2009). Sedimen danau diduga menyimpan biodiversitas hayati yang sangat besar, khususnya biodiversitas mikroorganisme yang belum banyak digali dan dimanfaatkkan. Mengingat konversi biologis kitin sebagian besar terjadi dalam lingkungan perairan, maka eksplorasi 1 Actinomycetes pendegradasi kitin dari sedimen danau perlu dilakukan. Rawa Jombor dipilih sebagai lokasi pengambilan sampel sedimen pada penelitian ini karena merupakan danau semi buatan di sekitar Klaten, Jawa Tengah. Isolat Actinomycetes yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bakteri yang mampu mendegradasi kitin dalam jumlah besar sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah berbahan kitin agar dapat mengurangi pencemaran kitin di lingkungan. 2. Tujuan 2.1 Melakukan isolasi dan penapisan actinomycetes pendegradasi kitin yang terdapat pada sedimen Rawa Jombor. 2.2 Mengidentifikasi actinomycetes pendegradasi kitin dari sedimen Rawa Jombor. 2.3 Mengetahui aktifitas kitinolitik yang dihasilkan oleh isolat actinomycetes terpilih. 3. Manfaat Isolat dan enzim yang didapatkan digunakan untuk pengolahan produk perikanan bernilai tambah. 2