BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung proyek tugas akhir ini, diambil dari beberapa sumber, antara lain : 2.1.1 Literatur buku & internet Data berupa wawancara dari narasumber terdekat dan melalui internet dan hasil polling survey. 2.1.2 Wawancara Data melalui wawancara dari narasumber, yaitu orang yang pernah melakukan aborsi. 2.2 Data Umum 2.2.1 Animasi Animasi adalah tayangan gambar sequence 2D maupun 3D yang disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah ilusi gerak. Efek yang dihasilkan adalah sebuah ilusi dari pergerakan berdasarkan gambaran yang tertangkap oleh penglihatan, dan dapat dibuat serta didemonstrasikan dengan berbagai macam cara. Cara yang paling sering untuk menampilkan sebuah animasi adalah melalui layar lebar ataupun video, walaupun masih ada cara lainnya. Dunia animasi berakar dari dunia gambar, yang kemudian gambar tersebut dibuat dan disusun sedemikian rupa sehingga menjadi terlihat hidup sehingga memiliki makna visual (desain komunikasi visual). 2.2.2 Animasi di Indonesia Animasi di Indonesia bukanlah suatu hal yang asing, perkembangan animasi di Indonesia bisa dibilang cukup pesat, ini terbukti dengan adanya forum animasi Indonesia (Ainaki) dan website Indonesian CG Community (IndoCG), tetapi ada beberapa hal yang berpotensi menghalangi perkembangan animasi di Indonesia seperti kurangnya dukungan dari pemerintah untuk animasi di Indonesia, banyak yang salah menanggapi bahwa animasi itu untuk anak-anak, namun pada kenyataannya animasi itu tidak hanya untuk anak-anak saja. Dua film Animasi Indonesia yang dibuat oleh 3 4 Studio Kasatmata dan Infinite Frameworks yaitu berjudul Homeland dan Sing to the dawn. 2.3 Proses terjadinya kehamilan Gambar 2.1 Proses sperma bertemu indung telur Proses Terjadinya kehamilan ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan.Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur.Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Inti sel telur yang sudah dibuahi akan mengalami pembelahan menjadi dua bagian setelah 30 jam. 20 jam kemudian inti sel telur ini akan kembali membelah menjadi empat bagian. Tiga sampai empat hari setelah pembuahan, sel akan sampai di bagian uterus.Dalam jangka waktu satu minggu setelah perubahan, akan dihasilkan suatu massa sel yang berbentuk ola sebesar pentol jarum, yang 5 disebut (blastocyt). Dalam proses selanjutnya, yaitu sekitar 5 hari berikutnya, blastosis akan menempel dan terimplantasi kedalam endometrium. Selama dua hingga empat minggu pertam perkembangan, blastosis medapatkan nutrien dari endometrium. Pada masa perkembangan ini, akan berbentuk plasenta. Plasenta merupakan organ berbentuk cakram yang mengandung pembuluh darah maternal (ibu) dan embrio. Melewati plasenta inilah, embrio akan mendapatkan nutrisi dari maternal. Melalui lasenta ini juga terjadi pertukaran gas-gas respirasi dan pembuangan limbah metabolisme embrio. Darah dari embrio mengalir ke plasenta melalui arteri tali pusar dan kembali melalui vena pusat dan melewati hati embrio. ( http://bidanku.com/index.php?/terjadinya-kehamilan) 2.4 Fase kehamilan minggu per perminggu Gambar 2.2 Rahim Mengetahui diri Anda mengandung tentu sangat menggembirakan. Selama 9 bulan ke depan, Anda akan menjalani ‘kehidupan baru’ yang sangat menarik. Apa saja yang terjadi di dalam rahim Anda selama itu? Bagaimana proses pertumbuhan janin Anda dalam tiap fase? Panduan pertumbuhan janin berikut ini akan membantu persiapan Anda menyambut si kecil hadir dalam kehidupan Anda 0 - 4 Minggu Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk. 4 - 8 Minggu 6 Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan. 8 - 12 Minggu memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk 12 - 16 Minggu Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. 16 - 20 Minggu Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak. 20 - 24 Minggu Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulaiaktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. 24 - 28 Minggu Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulaiaktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. 7 28 - 32 Minggu Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. 36 Minggu Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah "mempersiapkan diri" bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih bernaPas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja. (http://mamawoel.blogspot.com/2009/02/fase-kehamilan-minggu-per-minggu.html) 2.5 Definisi aborsi Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dalam dunia kedokteran, aborsi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa. (http://www.aborsi.org/definisi.htm) 8 2.6 Tindakan aborsi Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu: 1. Aborsi dilakukan sendiri 2. Aborsi dilakukan orang lain. Aborsi dilakukan sendiri Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obat-obatan yang membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin menggugurkan janin. Aborsi dilakukan orang lain Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan juga beragam. Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu: 1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan 2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan 3. Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan 4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa. 5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur di tanah kosong, atau dibakar di tungku. Gambar 2.3 Penarikan janin Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara memberi ramuan obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan malah membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu. (http://www.aborsi.org/tindakan.htm) 9 2.7 Alat-alat untuk menggugurkan janin Currette Gambar 2.4.1 Currette Curette : Bentuknya seperti sendok di ujungnya dan salah satu ujungnya sebagai pegangan. Dipakai untuk menghancurkan dinding ari-ari sang ibu dan meraih janinya. Canulla Gambar 2.4.2 Canulla Canulla : Bentuknya seperti cekungan tube plastik yang dilengkapi dengan alat penyedot. Dipakai untuk membunuh janin dan menyedotnya keluar dari rahim. 10 Forceps Gambar 2.4.3 Forceps Forceps : Bentuknya mirip dengan gunting, tapi lebih berfungsi sebagai catut . Digunakan untuk meraih, menarik dan memindahkan bayi. Alat ini biasanya dipakai untuk meremukan tulang bayi agar mudah keluar dari perut ibunya. Syringe with spinal needle Gambar 2.4.4 Alat suntik 11 Syringe with spinal needle : Dalam prosedur aborsi, cairan ini untuk mengeringkan amniotic fluid dari uterus ibunya, tapi lebih sering dipakai untuk menyuntikan potassium chloride atau bahan kimia mematikan yang lain di jantung bayi. tujuannya agar bayi tidak lahir hidup dan lebih gampang untuk menariknya keluar. (http://diary-osi.com/pil-aborsimakanan-dan-alat-menggugurkan-kandunganjanin) 2.8 Cara melakukan aborsi Banyak sekali cara ilegal yang dapat dilakukan untuk melakukan kehamilan, namun secara medis umumnya dokter melakukan tata cara aborsi sesuai dengan usia kehamilan. Pada usia kehamilan 49 hari, aborsi dapat dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan. Setelah 50 hari, aborsi hanya bisa dilakukan dengan dilatasi, kuretase, atau menggunakan alat pengisap (induksi). Menginjak bulan keempat kehamilan, metode kuret tidak bisa lagi dilakukan sehingga harus melalui induksi atau bahkan histerektomi (pada kasus tertentu). Aborsi pada awal kehamilan merupakan operasi kecil yang dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan cukup singkat. Aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak memenuhi syarat atau tidak steril, berisiko bagi pasien mengalami infeksi, perdarahan, infertilitas masa depan atau bahkan kematian. Kecuali alasan medis, Indonesia termasuk salah satu negara yang tidak mengijinkan pengguguran kandungan dengan teknik apapun. Hal ini memang banyak dilatar belakangi oleh pendapat agama tenang cara menggugurkan kandungan baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha maupun kepercayaan yang lain. Terlepas dari pada itu di negara lain seperti Amerika ternyata terdapat satu buah kubu yang mendukung pengguguran kandungan dan satu buah kubu lain yang menentang cara menggugurkan kandungan. Kubu yang mendukung pengguguran kandungan beralasan bahwa semua kehidupan ini berdasarkan atas azas pilihan (choice), karena itu seorang ibu berhak memilih apa yang baik untuk dirinya. Sedangkan kubu yang menentang cara pengguguran kandungan lebih condong pada agama dimana semua berhak untuk hidup termasuk janin di dalam kandungan. Pengguguran kandungan sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode pengguguran kandungan tersebut dibagi sesuai dengan umur kandungan itu sendiri sehingga tata cara pengguguran kandungannya pun berbeda-beda. Berikut adalah : cara menggugurkan kandungan yang dilaksanakan dengan tindakan medis tertentu : Metode Penyedotan (Suction Curettage) Cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini hanya diperkenankan secara medis untuk usia kehamilan trisemester I. Sesuai dengan namanya, teknik yang digunakan untuk menggugurkan 12 kandungan adalah dengan cara menyedot janin di dalam rahim. Teknik pengguguran kandungan yang banyak dilakukan di kehamilan muda ini menggunakan mesin penyedot bertenaga kuat dengan ujung tajam. menggugurkan kandungan, ujung mesing penyedot tersebut dimasukkan ke dalam rahim lewat mulut rahim yang sebelumnya telah dimekarkan. Setelah alat tersebut masuk ke dalam rahim mesin kemudian dinyalakan dan tersedotlah bagian-bagian janin ke dalam mesin tersebut. Dalam teknik menggugurkan kandungan ini tubuh bayi menjadi berantakan dan ari-ari (plasenta) akan tertarik dari dinding rahim. Setelah proses pengguguran kandungan dilakukan didapat hasil penyedotan yang berupa darah, cairan ketuban, bagian plasenta dan tubuh janin dalam wadah berupa botol yang terhubung dengan mesin penyedot. Cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini bukanlah suatu hal yang tidak beresiko. Bila tidak hati-hati, ujung alat hisap dapat salah menghisap dinding rahim dan mengakibatkan robeknya dinding rahim. Pada kasus yang fatal bisa terjadi pendarahan yang sangat hebat dan dapat berakhir dengan operasi pengangkatan rahim. Selain resiko tersebut pada teknik menggugurkan kandungan dengan cara penyedotan bisa saja terjadi komplikasi paska aborsi seperti peradangan atau infeksi yang disebabkan adanya bagian janin/sisa plasenta yang tertinggal dalam rahim pada proses penyedotan. Metode Racun Garam (Saline Salt Poisoned) Cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini hanya diperkenankan secara medis untuk usia kehamilan 16 minggu. Berbeda dengan teknik menggugurkan kandungan yang lain, teknik ini menggunakan cairan yang bersifat racun untuk menggugurkan kandungan. Secara teknis proses pengguguran kandungan terjadi dengan cara meracuni air ketuban. Berhubung cara ini menggunakan cairan untuk meracuni air ketuban tentunya cara ini hanya dapat dilakukan setelah terbentuk ketuban yang cukup untuk melingkupi janin. Sebelum memasukkan racun garam (saline) tenaga medis akan mengambil cairan ketuban hingga 250 ml lalu menggantinya dengan larutan konsentrasi garam yang bersifat racun tadi. Janin yang dikala itu sudah belajar untuk bernafas kemudian menelan konsentrat racun tersebut dan terjadilah proses keracunan yang diakhiri dengan aborsi. Sesaat setelah cairan tersebut disuntikkan kulit janin akan terbakar dan kemudian dalam 1 jam janin mati di dalam kandungan. Setelah 35 jam dari waktu awal penyuntikan, ibu akan melahirkan janin yang telah mati tersebut dengan kulit hitam terbakar. 13 Cara menggugurkan kandungan dengan teknik suntikan garam ini juga memberikan efek samping pada wanita pemakainya yang disebut "Konsumsi Koagulopati" (pembekuan darah yang tak terkendali diseluruh tubuh). Resiko pengguguran kandungan ini adalah timbulnya pendarahan hebat dan efek samping serius pada sistim syaraf sentral. Serangan jantung mendadak, koma, atau kematian mungkin juga dihasilkan oleh suntikan saline lewat sistim pembuluh darah. Metode Dilatasi dan Evakuasi (D&E) Cara menggugurkan kandungan dengan teknik pemotongan dan pengangkatan ini hanya diperkenankan secara medis untuk usia kehamilan maksimum 24 minggu. Hampir sama dengan menggugurkan kandungan menggunakan teknik D&C, pada teknik ini digunakan tang penjepit/forsep dengan ujung tajam untuk merobek janin dan menjepit bagian tubuh janin. Secara teknis tenaga medis yang melakukan pengguguran kandungan akan memasukkan tang tersebut ke dalam rahim dan merobek tubuh janin menggunakan ujungnya yang tajam. Setelah itu tubuh janin tersebut akan dijepit dan dikeluarkan secara berulang ulang sampai rahim menjadi bersih. Berhubung pada usia kehamilan ini tulang dan tengkorak janin sudah mulai mengeras, resiko robeknya dinding rahim sewaktu pengeluaran tulang tersebut menjadi besar dan mengakibatkan luka pada dinding rahim. Sama seperti cara menggugurkan kandungan lainnya, resiko yang ada bila menggugurkan kandungan dengan teknik ini adalah terjadinya infeksi pada rahim yang berakhir pada operasi pengangkatan rahim. Suntikan Methotrexate (MTX) Cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini hanya diperkenankan secara medis untuk usia kehamilan trisemester I. Sesuai dengan namanya, proses pengguguran kandungan dilakukan dengan menyuntikkan obat MTX kedalam ibu hamil. Secara teknis prosedur pengguguran kandungan dengan metode suntikan methotrexate ini sama dengan RU 486, bedanya obat ini disuntikkan langsung ke dalam tubuh ibu. Setelah disuntikkan dalam tubuh, MTX akan menetralisir asam folat yang penting untuk pertumbuhan janin. Obat ini juga menekan pertumbuhan plasenta sehingga plasenta tidak bisa lagi berfungsi sebagai pemasok makanan ke janin. Selain dari pada itu MTX juga akan menekan produksi hormon HCG dan Progrsteron sehingga memicu terjadinya keguguran. Berbeda dengan pengguanaan PIL RU 486, cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini bisa memakan waktu hingga maksimal 42 hari tergantung tingkat kekebalan tubuh ibu hamil. Catatan medis menyatakan pernah terjadi suatu kasus dimana wanita mengalami pendarahan 14 secara terus menerus dalam 42 hari tersebut dan janin memang dapat keluar/gugur kapan saja. Setelah 42 hari tersebut ibu hamil akan diminta berkunjung kembali ke klinik aborsi untuk diperiksa apakah telah terjadi abortus sempurna atau belum. Bila diperlukan, akan diambil tindakan medis berupa operasi untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan. Sebetulnya penggunaan MTX di beberapa negara jarang dipakai untuk tujuan pengguguran kandungan. Ini disebabkan karena MTX lebih bersifat racun dan efek sampingnya sangat sulit untuk diprediksi. Efek samping penggunaan MTX antara lain adalah sakit kepala, rasa sakit, diare, penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi sumsum tulang belakang, kekuragan darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit paru-paru. MTX sendiri memang semula digunakan untuk menekan pertumbuhan kanker bukan digunakan untuk melakukan pengguguran kandungan. Menggunakan Pil Roussell-Uclaf (RU-486) Cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini hanya diperkenankan secara medis untuk usia kehamilan trisemester I. Sesuai dengan namanya, proses pengguguran kandungan dilakukan dengan mengkonsumsi PIL RU 486 yang juga dikenal dengan nama pasar Pil Aborsi Perancis. Secara teknis pil ini menggunakan 2 hormon sintetis (mifepristone dan misoprostol) yang secara kimiawi akan memicu induksi di usia kehamilan 5-9 minggu. Cara menggugurkan kandungan dengan PIL RU 486 ini adalah pemblokiran hormon progesterone sehingga tidak ada nutrisi yang masuk ke plasenta dan janin. Dengan demikian janin tidak mendapat makanan dan tidak berkembang dengan baik. Selang beberapa waktu setelah meminum PIL RU 486 tersebut biasanya wanita akan diberikan suntikan hormon prostaglanding yang memicu kontraksi rahim sehingga janin terlepas dari rahim. Setelah janin terlepas dari rahim wanita akan diperiksa lagi untuk mengetahui apakah aborsi/pengguguran kandungan telah terlaksana dengan sempurna atau belum. Jika aborsi belum terjadi dengan sempurna, maka dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan janin/sisa janin dan plasenta dari rahim, Menurut catatan statistik, teknik menggugurkan kandungan dengan penggunakan PIL RU 486 (Pil Aborsi Perancis) dapat mengakibatkan seorang wanita mengalami pendarahan hebat, pusing-pusing, mual muntah hingga berakibat pada kematian. Beberapa kasus lain tercatat bahwa penggunaan pil tersebut dapat mengakibatkan serangan jantung. Teknik menggugurkan kandungan dengan Pil Aborsi Perancis ini ternyata tidak saja mempengaruhi kehamilan yang sedang berlangsung tetapi dapat mempengaruhi kehamilan (yang 15 diinginkan) berikutnya. Seorang ibu dapat mengalami keguguran spontan sampai dengan ancaman memiliki bayi cacat akibat rusaknya system hormon ibu. Metode D&C - Dilatasi dan Kerokan Cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini hanya diperkenankan secara medis untuk usia kehamilan trisemester I. Sesuai dengan namanya, teknik yang digunakan untuk menggugurkan kandungan adalah dengan cara melakukan pemotongan dan kerokan pada rahim untuk mengangkat bagian janin dan plasenta. Secara teknis untuk menggugurkan kandungan dengan cara ini digunakan pisau baja yang tajam untuk memotong. Sebelum dilakukan proses pengguguran kandungan, mulut rahim akan dibuka dan dimekarkan dengan paksa untuk memasukkan pisau tersebut. Setelah pisau dapat masuk kedalam rahim, ahli medis akan melakukan pemotongan pada tubuh janin menjadi bagianbagian kecil. Setelah tubuh janin terpotong kecil-kecil selanjutnya plasenta akan dikerol dari dinding rahim sampai bersih. Biasanya proses pengguguran kandungan dengan teknik ini akan mengeluarkan lebih banyak darah karena adanya proses pemotongan tersebut. Kemungkinan terjadinya komplikasi paska aborsi juga lebih tinggi karena perobekan dinding rahim sering mengikuti aborsi dengan cara ini. Komplikasi sering terjadi hingga menjurus ke masalah kantung kencing . 2.9 Pelaku aborsi Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd : Para wanita pelaku aborsi adalah: Wanita Muda Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun. Usia Jumlah % Dibawah 15tahun 14.200 0.9% 15-17 tahun 154.500 9.9% 18-19 tahun 224.000 14.4% 16 20-24 tahun 527.700 33.9% 25-29 tahun 334.900 21.5% 30-34 tahun 188.500 12.1% 35-39 tahun 90.400 5.8% 40 tahun keatas 23.800 1.5% Tabel 2.1 Wanita pelaku aborsi Belum Menikah Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih membunuh anaknya sendiri. Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga. Waktu Aborsi Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data statistik yang ada di Amerika, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada berbagai usia janin. Usia Janin Kasus Aborsi 13-15 minggu 90.000 kasus 16-20 minggu 60.000 kasus 21-26 minggu 15.000 kasus Setelah 26 minggu 600 kasus Tabel 2.2 Waktu pelaku melakukan aborsi (http://www.aborsi.org/pelaku.htm) 2.10 Resiko Aborsi Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. 17 Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik. 2. Resiko gangguan psikologis. 2.10.1 Resiko Aborsi dalam kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu: 1 Kematian mendadak karena pendarahan hebat2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. 2 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan. 3 Rahim amoxicillin without prescription yang sobek (Uterine Perforation). 4 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. 5 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita). 6 Kanker indung telur (Ovarian Cancer). 7 Kanker leher rahim (Cervical Cancer). 8 Kanker hati (Liver Cancer). 9 Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat. 10 pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. 11 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy). 12 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease). 13 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis). 2.10.2 Resiko Aborsi dalam kesehatan mental Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). 18 Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: 1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Berteriak-teriak histeris (51%) 3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%) 5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%) 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. (http://www.aborsi.org/resiko.htm) 2.11 Hukum dan Aborsi Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis” Yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi 2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi Beberapa pasal yang terkait adalah: Pasal 229 Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah (Ayat 1). Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga (Ayat 2). Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu (Ayat 3). 19 Pasal 341 Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 342 Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 343 Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana. Pasal 348 Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan (Ayat 1). Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun (Ayat 2). Pasal 349 Seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan. (http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm) 2.12 Tingkat Aborsi di Indonesia 20 Usia Jumlah % Dibawah 15tahun 14.200 0.9% 15-17 tahun 154.500 9.9% 18-19 tahun 224.000 14.4% 20-24 tahun 527.700 33.9% 25-29 tahun 334.900 21.5% 30-34 tahun 188.500 12.1% 35-39 tahun 90.400 5.8% 40 tahun keatas 23.800 1.5% Tabel 2.3 Tingkat aborsi di Indonesia World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman (unsafe abortion) di dunia, 9,5 % (19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman) diantaranya terjadi di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 berbanding 3700 dibanding dengan aborsi. Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan kematian. Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja. (Medical-Journal, Soetjiningsih, 2004) Menurut Parawansa (2000), menyatakan bahwa jumlah aborsi di Indonesia dilakukan oleh 2 juta orang tiap tahun, dari jumlah itu, 70.000 dilakukan oleh remaja putri yang belum menikah. Menurut Azwar,A (2000) menyatakan bahwa jumlah aborsi pertahun di Indonesia sekitar 2,3 juta. Setahun kemudian terjadi kenaikan cukup besar. Menurut Nugraha,B,D, bahwa tiap tahun jumlah wanita yang melakukan aborsi sebanyak 2,5 juta. Menurut seminar yang diadakan tanggal 6 Agustus 2001 di Jakarta Utomo,B, melaporkan hasil penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia tahun 2000, menyimpulkan bahwa di Indonesia terjadi 43 aborsi per 100 kelahiran hidup. Ia juga menyampaikan bahwa sebagian besar aborsi adalah aborsi yang disengaja, ada 78 % wanita diperkotaan dan 40 % di pedesaan yang melakukan aborsi dengan sengaja. (Kusmaryanto, 2002). Laporan yang disinyalir melaui Kapanlagi (25/08/2005) Tingkat aborsi (pengguguran kandungan) di kalangan remaja di tanah air hingga tidak berbeda dengan angka-angka yang disebutkan diatas, dimana diperkirakan dari hasil suvey dan penelitian pada tahun 2005 masih cukup tinggi hingga mencapai 30%. Atau mencapai dua juta orang/tahun, dan 30% diantaranya atau 600 ribu orang dari kalangan remaja. 21 Tingginya tingkat aborsi yang dilakukan kalangan remaja terjadi akibat perilaku hubungan seksual sebelum menikah, bahkan banyak juga remaja yang terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual (PSM). Bahkan menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dr Titik Kuntari MPH. Menuturkan kepada inilah.com (30/06/2009). Angka kejadian aborsi di Indonesia berkisar 2-2,6 juta kasus pertahun, atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan. Fakta ini berasal dari “Sekitar 30% di antara kasus aborsi itu dilakukan oleh penduduk usia 1524,” katanya di Yogyakarta. Perkiraan yang sama ternyata tidak berbeda dengan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) 2004 tentang aborsi atau pengguguran kandungan, tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus pertahun, 30% dari aborsi tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun. (Yulia,Majalah KARTINI,edisi April 2006). Apabila disimpulkan dengan kenaikan 100,000 kasus aborsi pertahun saja, maka denga menggunakan data WHO ada tahun 2004 dimana kasus aborsi telah mencapai 2,5 juta kasus. Maka di tahun 2010 kasus aborsi dapat diperkirakan telah mencapai 3,1 Juta kasus. Ini angka fantastis. Dan apabila 30% dari pelaku aborsi adalah terjadi dikalangan remaja maka kasusnya dapat mencapai 930.000 kasus pertahun. Dan mungkin saja akan berkembang terus apabila tidak segera dicegah. Apalagi dampak kematian dari aborsi tidak aman) tersebut akan turut meningkat. (http://www.inilah.com/read/detail/121566/aborsi-di-indonesia-26-juta-pertahun/) 2.13 Faktor Pendukung Masih terlalu sedikit tema Aborsi ini di jadikan untuk iklan layanan masyarakat. Masih kurang pedulinya masyarakat terhadap korban aborsi, dan tema aborsi ini juga dapat memberikan inspirasi pada masyarakat khususnya kaum wanita untuk tidak melakukan aborsi. 2.14 Faktor Penghambat Sulitnya mencari data yang jelas untuk menguatkan tema ini dan juga sulitnya mencari narasumber atau pelaku aborsi yang mau mengungkapkan fakta berupa cerita atau data dengan jelas. 2.15 Target Audience 22 Target Primer : Target dari proyek ini di khususkan pada profesional muda usia 19 - 25 tahun yang sudah bisa active secara seksual maupun tidak.