Analisis resiko lingkungan pengembangan pasar

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi terdiri dari 10 (sepuluh) kabupaten
dan kota. Letak kota ini berada di pusat pertumbuhan ekonomi serta berada di jalur
perdagangan di Provinsi Jambi. Pertumbuhan ekonomi kota ini terus meningkat dari
tahun ke tahun, pada tahun 2005 sebesar 5,69%, tahun 2006 sebesar 5,93% dan tahun
2007 sebesar 6,09%. Pertumbuhan ekonomi Kota Jambi sangat dipengaruhi oleh sektorsektor pembangunnya. Salah satu sektor yang sangat berpengaruh yakni sektor
perdagangan dan jasa. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama tiga tahun
terakhir menunjukkan bahwa sektor perdagangan memberi kontribusi sebesar 25% dari
total keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah terus berupaya untuk
membangun sarana dan prasarana penunjang pedagangan di Kota Jambi.
Pasar Angso Duo Kota Jambi merupakan pasar tradisional yang berdiri seiring
dengan lahirnya Kota Jambi, terletak di atas lahan seluas 5 hektar, dengan jumlah
pedagang sekitar 800 orang (KPP Kota Jambi, 2010). Beberapa tahun terakhir pasar ini
tidak hanya menjadi pasar tradisional tetapi juga berkembang menjadi pasar induk.
Dengan perkembangan tersebut diperkirakan jumlah pedagang bertambah sebanyak 200
orang. Dengan demikian dibutuhkan penambahan ruang untuk aktivitas perdagangan.
Berdasarkan hal itu maka pemerintah daerah berencana untuk mengembangkan pasar
agar dapat memenuhi kebutuhan aktivitas perdagangan sebagai pasar tradisional
sekaligus pasar induk.
Pada tahun 2012 Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi merencanakan pengembangan
Pasar Angso Duo. Pemerintah menetapkan tiga alternatif untuk pengembangan pasar
tersebut yakni 1) merelokasi pasar dengan lokasi yang jauh dari pasar yang ada saat ini;
2) merelokasi pasar di lahan yang telah disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Jambi seluas 9 ha berada di lokasi bersebelahan dari pasar yang ada; atau 3) tidak
memindahkan pasar yang ada tetapi membenahi infrasturktur pasar. Kondisi pasar saat
ini berada di sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari bagian hilir, DAS
Batanghari ini berada dalam kategori kritis serta berada di pusat jalur utama lalu lintas
Kota Jambi.
1
Perencanaan pengembangan pasar tersebut hendaknya mengacu pada prinsip
pembangunan berkelanjutan, yang berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan selain
kepentingan ekonomi dan sosial (Salim, 2009). Diperlukan suatu perencanaan yang
matang serta mampu menghitung serta meminimalkan dampak yang akan muncul dari
suatu pembangunan (Sugandhy dan Hakim, 2007), serta menghindari pola pikir yang
bersifat lokal dan tidak berpikir keterkaitannya dengan lingkungan secara global yang
merupakan penyebab dari lemahnya pembangunan saat ini (Gore, 1994).
Pasar tradisional merupakan salah satu tempat yang memproduksi limbah cair
maupun padat. Berdasarkan hasil penelitian Susilawaty (2009) peraiaran sungai
Batanghari termasuk dalam kategori tercemar berat. Hal ini mengindikasikan bahwa
aktivitas di sekitar sungai tersebut memberi beban ke dalam sungai. Sementara limbah
padat berupa sampah organik merupakan sumber penghasil gas metan, salah satu gas
rumah kaca. Gas metan tidak dapat terserap oleh klorofil tumbuh-tumbuhan melalui
proses fotosintesis seperti gas CO 2, sehingga lebih stabil di atmosfir.
Berdasarkan hal tersebut perlu suatu kajian khusus pengembangan pasar tersebut,
hal ini di maksudkan agar memperkecil masalah yang ditimbulkan oleh keberadaan
pasar bagi lingkungan. Untuk itu dilakukan penelitian Analisis Resiko Lingkungan
Pengembangan Pasar Angso Duo di Kota Jambi.
1.2. Kerangka Pemikiran
Pembangunan sarana fisik pelayanan umum hendaknya mengacu pada prinsip
pembangunan berkelanjutan, yakni ekonomi, sosial dan lingkungan. Berkaitan dengan
rencana pengembangan Pasar Angso Duo Kota Jambi pada tahun 2012, pemerintah
daerah menetapkan tiga alternatif yakni 1) merelokasi pasar dengan lokasi yang jauh
dari pasar yang ada saat ini; 2) merelokasi pasar dilahan yang telah disediakan oleh
Pemprov. Jambi seluas 9 ha di lokasi bersebelahan dari pasar yang ada; atau 3) tidak
memindahkan pasar yang ada tetapi membenahi infrastruktur pasar.
Untuk memutuskan alternatif yang hendak dipilih maka perlu untuk menganalisis
keberadaan pasar saat ini. Alternatif kedua dan ketiga merupakan kawasan lindung
sempadan Daerah Aliran Sungai. Dampak negatif keberadaan pasar dapat diukur
melalui jumlah limbah padat yang dihasilkan, pencemaran perairan sungai akibat
2
masuknya limbah cair ke dalam sungai, serta pengaruh terhadap
penurunan fungsi
sempadan. Untuk itu perlu menganalisis resiko pasar saat ini guna mengantisipasi
dampak yang akan ditimbulkan akibat pengembangan pasar bagi lingkungan. Analisis
resiko lingkungan merupakan upaya mengidentifikasi sumber dan jenis resiko yang
mungkin terjadi serta upaya untuk mencari alternatif pengendaliannya.
Agar hasil dari analisis resiko ini dapat digunakan dalam pertimbangan
pengembangan pasar, maka perlu dilakukan analisis terhadap stakeholders terkait.
Stakeholders merupakan semua pihak yang kepentingannya terpengaruh oleh dampak,
baik positif maupun negatif yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan, atau dengan kata
lain stakeholders merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dari suatu kebijakan yang diambil (Igbal dan Sumaryanto, 2007). Dengan
mengetahui stakeholders maka persepsi stakeholders terhadap alternatif pengembangan
pasar dapat dianalisis dengan menggunakan Analisis Hierarkhi Proses (AHP). Alternatif
yang dihasilkan merupakan solusi yang menjadi masukan untuk dipilih oleh pihak
pemerintah daerah dalam pengembangan pasar selanjutnya. Adapun bagan kerangka
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.
3
Rencana Pengembangan
Pasar Induk Angso Duo
Kondisi Eksisting :
1.Berada di sempadan Sungai Batanghari
2.Potensi pencemaran limbah padat &cair
Identifikasi Resiko :
1. Dampak pencemaran
2. Penurunan fungsi sempadan
sungai
Analisis
Sta
Stakeholders
Stakeholders
Terkait
Pengendalian Resiko
(minimalisir resiko)
Persepsi
Stakeholder
Analisis
Resiko
Lingkungan
Analisis Hierarki
Proses (AHP)
Alternatif Pengembangan
Pengembangan Kembali
Pasar Induk Angso Duo
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
1.3. Perumusan Masalah
Untuk mengetahui besaran resiko pasar terhadap lingkungan serta alternatif
pengembangan pasar kedepan maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagaimana
berikut:
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi pasar saat ini
2. Seberapa besar dampak dari pasar yang ada terhadap lingkungan, baik dari sisi
pencemaran maupun gangguan terhadap fungsi sempadan sungai
3. Bagaimana alternatif kebijakan pengembangan Pasar Angso Duo kedepan.
4
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganilisis kondisi sosial ekonomi pasar saat ini
2. Menganalisis Resiko dari kondisi Pasar Angso Duo saat ini.
3. Menganalisis alternatif pengembangan Pasar Angso Duo kedepan
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna bagi Pemerintah Kota Jambi dalam mempertimbangkan
pengembangan Pasar Angso Duo dan dapat mengetahui permasalahan lingkungan yang
muncul selama ini, sehingga pengembangan pasar kedepan
diharapkan tidak
menurunkan daya dukung lingkungan.
5
Download