E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA DENGAN PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO THE RELATIONSHIP OF PARENTS KNOWLEDGE LEVEL WITH ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTION PREVENTION ON CHILDERN AT TUMINTING PUBLIC HEALTH CENTRE TERITORIAL OCCUPATION AREA OF MANADO CITY Stela Olivya*, Joost L.Rumampuk**, Peeki Rondonuwu** *Mahasiswa Fak. Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Kesehatan anak merupakan hal penting yang selalu menjadi fokus orang tua, karena anak berada dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan di mana dibutuhkan perhatian khusus bagi orang tua.Salah satu penyakit yang berhubungan dengan kesehatan anak balita adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan orangtua dan pencegahan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) serta hubungan tingkat pengetahuan dengan pencegahan infeksi saluran pernapasan akut pada anak usia balita. Populasi yang digunakan adalah orangtua yang memiliki anak balita berdasarkan jumlah rata-rata balita di 10 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting yaitu sebanyak 480 orang.Sampel (10%) dari jumlah populasi yaitu sebanyak 48 orang tua dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada orangtua.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting kota Manado. Hasil analisis bivariat pada tingkat pengetahuan dan pencegahan infeksi saluran pernapasan akut pada anak balita berdasarkan uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0,391, dengan signifikan (p)=0,006 yang bermakna pengetahuan orangtua berhubungan dengan pencegahan penyakit ISPA pada anak usia balita dengan kuatnya hubungan berada pada kategori lemah. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan orangtua dengan pencegahan penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Tuminting kota Manado. Kata Kunci: Pengetahuan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut, Orangtua dengan Balita ABSTRACT The health of children is an important thing has always been the focus of parents, because children are in the stage of development and growth where it takes a special concern for the elderly. One of the diseases associated with the health of children under five are acute respiratory infections (ARI). The purpose of this study was to identify the level of parental knowledge and prevention of acute respiratory infections (ARI) and the relationship between the level of knowledge in the prevention of acute respiratory infections in children aged under five. The population are480 parents who have children base on the average of children under five distribution on 10 village at the district of Tuminting Public Health Centre of Manado city. Total samples are 48 parents base on (10%) population were taken by purposive sampling technique. Collecting data using questionnaires distributed to parents. This study was a descriptive study using cross sectional design. This research was conducted in Tuminting Public Health Centre of Manado city. The results of the bivariate analysis on the level of knowledge and prevention of acute respiratory infections in children by Spearman Rho test obtained value of the correlation coefficient (r) = 0.391, which was significant (p) = 0.006 it’s means there are between level of parents knowledge with acute respiratory tract infection on chlid. These results can be concluded that there is a relationship with the parents' level of knowledge of the prevention of acute respiratory infections in children aged under five in the region of the city of Manado Tuminting health centers. Keywords: Knowledge, Acute Respiratory Infections, Parents with Toddlers 75 E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) PENDAHULUAN Kesehatan anak merupakan hal penting kelurahan berdasarkan data sebanyak 4796 yang selalu menjadi fokus orangtua, karena orang, dengan distribusi rata-rata masinganak berada dalam tahap perkembangan dan masing kelurahan sebanyak 480 balita. pertumbuhan di mana dibutuhkan perhatian Kejadian ISPA erat terkait dengan khusus bagi orang tua.Anak bukanlah bentuk pengetahuan orangtua tentang ISPA, karena kecil dari tubuh orang dewasa.Fungsi tubuh orangtua sebagai penanggungjawab utama sangat berbeda dengan orang dewasa (Peter, dalam pemeliharaan kesejahteraan anak 2012).ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) (Wahyuti,2012). Huriah (2008) dalam masih merupakan masalah kesehatan yang penelitiannya menyatakan bahwa orangtua penting karena menyebabkan kematian bayi belum mampu mengenali gejala ISPA yang dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dialami oleh anaknya sampai memanfaatkan dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak pelayanan kesehatan secara optimal sehingga diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA penyakit ISPA menjadi penyebab kematian setiap tahunnya.40% -60% dari kunjungan di utama pada anak. Menurut Hidayati (2004) Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.Dari Pengetahuan ibu yang benar tentang ISPA seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA dapat membantu mendeteksi dan mencegah mencakup 20 % -30 %.ISPA merupakan salah penyakit ISPA lebih awal. Pengetahuan dan satu penyakit pernafasan yang terberat dan sikap orang tua secara bersama-sama banyak yang menimbulkan akibat dan kematian mempengaruhi perilaku terhadap pencegahan (Saydam, 2011). penyakit ISPA, dari hasil penelitiannya World Health Organization menunjukkan bahwa pengetahuan lebih memperkirakan insidensi ISPA di negara mempengaruhi perilaku daripada sikap. berkembang dengan angka kejadian ISPA pada Pengetahuan merupakan segala sesuatu balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup yang ada dikepala kita.Kita dapatmengetahui adalah 15%-20% pertahun pada 13 juta anak sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita balita di dunia golongan usia balita. Pada tahun miliki.Selainpengalaman, kita juga menjadi tahu 2000, 1,9 juta (95%) anak – anak di seluruh karena kita diberitahu oleh orang dunia meninggal karena ISPA, 70 % dari Afrika lain.Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi dan Asia Tenggara (Saragih, 2011). (Prasetyo, 2007).Pengetahuan orangtua Jumlah kasus keseluruhan ISPA di tentang ISPA berarti segala sesuatu yang Indonesia menurut Hasil RISKESDA tahun diketahui oleh orang tentang perawatan dan 2013 menunjukkan bahwa jumlah ISPA yang pencegahan penyakit tersebut terutama pada tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun balita, sehingga dalam hal ini peran orangtua (25,8%). Di propinsi Sulawesi Utara terhadap pencegahan penyakit ISPA dapat berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi menurunkan prevalensi kejadiannya. Utara tahun 2008, menunjukan bahwa ISPA Alasan mengapa orangtua memegang tersebar di seluruh Provinsi Sulawesi Utara peranan penting bagi kesehatan anak karena dengan bervariasi dengan rata-rata sebesar kehidupan seorang anak ditentukan oleh 20,5% dengan angka prevalensi ISPA dalam lingkungan keluarga. Oleh sebab itu rata-rata perbulan di atas 20% yang ditemukan keperawatan anak harus mengenal keluarga di lima Kabupaten/Kota (Dinkes Sulut, 2009). sebagai tempat tinggal (Tim Pengajar Anak Survey awal yang dilakukan peneliti di FIK UNIPDU, 2012). Puskesmas Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Trisnawati & Khasanah (2013) dalam Utara menunjukkan bahwa, jumlah ISPA hasil penelitiannya menunjukan bahwa faktor selama bulan Januari Sampai Desember tahun Intrinsik dan ekstrinsik yang berpengaruh 2015 yaitu sebanyak 1950 kasus, dengan terhadap ISPA pada balita antara lain : kondisi kejadian ISPA dalam sehari adalah sebanyak 5 rumah dan kebiasaan merokok di dalam rumah. balita. Dari 10 penyakit terbanyak di Puskemas Sedangkan hasil penelitian yang serupa yang ISPA menempati urutan kedua dari penyakit dilakukan oleh Yamin (2007) menunjukkan tersebut (Register Puskesmas Tuminting, bahwa kebiasaan ibu dalam pencegahan Tahun 2015). Jumlah balita di wilayah kerja primer penyakit ISPA pada balita antara lain Puskesmas Tuminting yang terdiri dari 10 pemenuhan nutrisi dan istirahat, menciptakan 76 E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) rumah yang sehat menghindari dari polusi udara kebersihan diri (personal hygiene) berhubungan dengan kejadian ISPA. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah deskriptif dengan rancangancross sectionalatau jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2008). Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen sebagai pedoman pengumpulan data kuesioner untuk melihat tingkat pengetahuan dan pencegahan penyakit ISPA pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Tuminting kota Manado. Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner kepada semua orangtua yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah di siapkan tentang pengetahuandan pencegahan penyakit ISPA 1. ANALISIS UNIVARIAT Jawaban dari kuesioner yang telah di hitung secara manual, akan dilakukan uji analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variable dependen dengan menggunakan uji statistic yang sesuai dengan skala data yang tersedia yaitu uji korelasi Spearman Rho dengan tingkat signifikan α =0,05. Metode yang digunakan dalam pengambilan atau pengumpula data adalah dengan cara menggunakan kuesioner. Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu : identifikasi terhadap responden, pemberian nomor pada lembar kuesioner yang telah di isi responden, memeriksa kembali kelengkapan kuesioner atau jawaban yang diberikan responden. Setelah dipastikan terisi dengan lengkap maka kegiatan selanjutnya adalah tahap pengolahan data dan analisa data. HASILPENELITIAN Gambar 1. Demografi Responden Berdasarkan Umur di wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, tahun 2016. Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa umur Responden terbanyak adalah pada kategori 18 sampai dengan 26 tahun yaitu sebanyak 24 orang (50.0%). Gambar 2. Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan diwilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, tahun 2016. 77 E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa pendidikan Responden yang paling banyak adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 30 orang (62,5%). Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan PengetahuanTentang ISPA diwilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, tahun 2016 Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa pengetahuan Responden terbanyak adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 29 orang (60,4%). Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pencegahan Penyakit ISPA diwilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, tahun 2016. Berdasarkankan Gambar 4 menunjukkan bahwa tindakan pencegahan oleh Responden yang paling banyak termasuk pada kategori baik, yaitu sebanyak 25 orang (52,1%). 2. Analisis Bivariat Tabel 1. Tabulasi Silang Pengetahuan Orangtua Dengan Pencegahan ISPA Pada Anak Usia Balita Di WilayahKerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, Tahun 2016 Pencegahan ISPA pada anak usia balita Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Total % 29 60,4 ,0 6,2 9 10 18,8 20,8 6,2 48 100,0 Baik 19 % 39,6 Cukup 10 % 20,8 Kurang 0 % ,0 3 3 6,2 6,2 6 4 12,5 8,3 0 3 25 52,1 20 41,7 3 Spearman Rho Koefisien Korelasi (r) = 0,391 Signifikan (p) = 0,006 78 E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dengan oleh Tabel 1 menunjukkan bahwa Pengetahuan Responden yang paling banyak adalah pada kategori baik dari total 29 Responden (60,4%) menunjukkan pencegahan ISPA yang terbanyak adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 19 Responden (39,6%) dan pada kategori cukup sebanyak 10 Responden (20,8%). Pengetahuan pada kategori cukup dari total 9 Responden (18,8%) menunjukkan pencegahan ISPA yang terbanyak adalah pada kategori cukup yaitu sebanyak 6 orang (12,5%) dan pada kategori baik sebanyak 3 orang (6,2%). Pengetahuan pada kategori kurang dari total 10 Responden meunjukkan pencegahan ISPA terbanyak adalah pada kategori cukup yaitu sebanyak 4 Responden (8,3%). Dari hasil uji statistic Spearman Rho didapat nilai koefesien korelasi sebesar (r)=0,391 dengan signifikan (p) = 0,006 atau lebih kecil dari α=0.05 (0.006 < 0.05) maka Ho ditolak, atau terdapat hubungan yang signfikan antara pengetahuan orangtua dengan pencegahan penyakit ISPA pada anak balita dengan tingkat hubungan yang lemah. PEMBAHASAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Orangtua Dengan Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak Usia Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado Berdasarkan hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefesien korelasi sebesar (r)=0,391 dengan signifikan (p) = 0,006 atau lebih kecil dari α=0.05 (0.006 < 0.05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan orangtua dengan pencegahan penyakit ISPA pada anak balita dengan tingkat hubungan yang lemah. Menurut peneliti, hal ini mungkin disebabkan karena pengalaman sebelumnya yang telah dimiliki oleh orangtua yang diperoleh dari orang lain yang menderita penyakit ISPA, sehingga dengan adanya kejadian yang sama maka Responden sudah tahu tentang ISPA meningkat bahwa wilayah kerja Puskemas Tuminting merupakan daerah terbanyak untuk kasus ISPA yang ada di Kota Manado. Dari hasil penelitian di atas yang ditunjukkan oleh gambar 3 yaitu bahwa pengetahuan yang paling banyak adalah pada kategori baik 29 orang 60,4%. Pengetahuan Responden ini dapat dihubungkan dengan umur dimana dari hasil penelitian yang ditunjukkan oleh gambar 1 bahwa Responden terbanyak adalah pada kategori umur 18 sampai dengan 26 tahun sebanyak 24 responden 50,0%, hal ini menjelaskan bahwa umur yang dewasa akan membentuk pengetahuan yang lebih baik. Pada penelitian ini juga didapat pencegahan ISPA yang dilakukan oleh orangtua sebagian besar pada kategori baik. sebanyak 25 orang (52,1%). Prasetyo (2007), bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain.Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi. Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) terdiri dari 6 tingkatan yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dari teori ini maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar orangtua telah mengetahui tentang penyakit ISPA Menurut Notoamodjo (2007) bahwa faktor yang mepengaruhi pengetahuan salah satunya adalah umur, semakin tinggi umur maka semakin mudah untuk menerima dan memproses informasi yang diterima dan sebaliknya. Menurut Yusri (2015) bahwa pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan cara memperhatikan faktor lingkungan sekitar rumah, usaha pemenuhan/peningkatan nutrisi bagi anak-anak serta tindakan imunisasi. Teori ini juga didukung dengan hasil penelitian Trisnawati & Khasanah (2013) bahwa faktor Intrinsik dan ekstrinsik yang berpengaruh terhadap ISPA pada balita antara lain: kondisi rumah dan kebiasaan merokok di dalam rumah. Hasil penelitian ini juga sejalan Hidayati (2007) bahwa, pengetahuan ibu yang benar tentang ISPA dapat membantu mendeteksi dan mencegah penyakit ISPA lebih awal. Pengetahuan dan sikap orang tua secara bersama-sama mempengaruhi perilaku terhadap pencegahan penyakit ISPA, dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan lebih mempengaruhi perilaku daripada sikap. 79 E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) SIMPULAN 1. Tingkat pengetahuan orangtua tentang penyakit ISPA pada anak usia balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado adalah baik 2. Pencegahan ISPA oleh orangtua pada anak usia balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado adalah baik 3. Ada hubungan bermakna tingkat pengetahuan orangtua dengan pencegahan ISPA pada anak usia balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. SARAN 1. Bagi institusi Puskesmas Diharapkan agar pihak manajemen puskesmas dapat membentuk tim survey dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit ISPA ini sehingga masyarakat lebih memahami tentang penyakit ISPA terutama pada anak balita 2. Bagi Orangtua Diharapkan agar orangtua terus meningkatkan pengetahuannya tentang penyakit ISPA sehingga dapat melakukan pencegahan penyakit ini pada anak DAFTAR PUSTAKA DinKes Sulut (2009). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2008. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/downloads/pro fil/prov_sulut_2008.pdf (28Januari 2016) Peter (2012).Cara Menjaga Kesehatan Anak. Diakses Darihttp://www.kesehatan/hidupsehat/Hari Senin 16-11-2015 jam:15.00 wita Hidayati (2004).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita Di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2004, Thesis, FKM USU, Medan. Prasetyo.(2007) Ilmu Perilaku dan Promosi Kesehatan.Jakarta : EGC Huriah Saragih N.H(2011), Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Anak Di Puskesmas Padang Bulan Medan 2011. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/38940/7/.pdf T (2008). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) terhadap Kemampuan Ibu dalam Perawatan ISPA pada Balita di Dusun Lemah Dadi Kasihan Bantul Yogyakarta.http://ejournal.umm.ac.id/in dex.php/sainmed/article/view/1027/109 5 diakses hari kamist 12 November 2015 jam 20.00 wita. Saydam G (2011), Memahami Berbagai Penyakit. Alfa Beta; Bandung Tim Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta Pengajar Anak (2010). Buku Ajar Keperawatan Anak I. Buku Perkuliahan Program D3 Keperawatan FIK UNIPDU Jombang Tahun 2012. Trisnawati Yuli & Khasanah Kuswatin (2013) Analisis Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Yang Berpengaruh Terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Pada Balita Tahun. Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 01, Juni 2013, di dalamhttp://journal.akbideub.ac.id/inde Nursalam (2008) “Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan” Salemba Medika; Jakarta 80 E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) x.php/jkeb/article/view/111/110, Di Akses Hari Senin 16-11-2015, jam: 15.00 wita Pada Balita Keluarga Non Gakin Di Desa Nanjung Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar Kabupaten Bandung,Jurnaldi dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/07/kebiasaan_ib u.pdf, Di Akses Hari Senin 16-11-2015, jam: 18.00 wita Wahyuti (2012) Hubungan Antara Pengetahuan Orangtua Tentang ISPA Dengan Kejadian Ispa Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.Jurnal; Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Yamin Yusri (2015).Pencegahan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Diakses dari http://www.peterparkerblog.com/Hari Senin 16-11-2015 jam:15.00 wita A (2007). Kebiasaan Ibu Dalam Pencegahan Primer Penyakit Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) 81