DETEKSI ANTIBODI TERHADAP VIRUS PENYAKIT ENZOOTIC

advertisement
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
DETEKSI ANTIBODI TERHADAP VIRUS PENYAKIT
ENZOOTIC BOVINE LEUKOSIS (EBL) DENGAN UJI
AGAR GEL IMMUNODIFUSION (AGID)
PUDJI KURNIADHI
Balai Penelitian Veteriner Jl .R.E.Martadinata 30, Po Box 151 Bogor 16114 .
RINGKASAN
Penyakit Enzootic Bovine Leucosis (EBL) adalah penyakit infeksius yang
menyerang ternak sapi, disebabkan oleh Retrovirus. Secara umum sapi perah lebih
tinggi tingkat prevalensinya daripada sapi potong . Tujuan dari uji serologik dengan agar
gel immunodifusion (AGID) ini adalah untuk mendeteksi antibodi terhadap penyakit
EBL . Sapi-sapi impor yang memberikan reaksi positip antibodi terhadap penyakit EBL
dilarang masuk ke Indonesia (harus dimusnahkan), hal ini dilakukan untuk mencegah
masuknya penyakit EBL ke Indonesia .
PENDAHULUAN
Penyakit Enzootic Bovine Leukosis (EBL) adalah penyakit infeksius yang
menyerang ternak sapi . Virus penyebab penyakit EBL ini adalah Retrovirus (MILLER,
1986) yang menyerang kelenjar pertahanan (OLSON, 1981) .
Di Australia penyakit EBL termapuk dalam katagori penyakit endemik, banyak
terjadi di Australia Utara terutama pada sapi perah . Penyakit EBL juga terjadi pada sapi
potong di wilayah Utara, namun tidak terjadi pada sapi potong di wilayah lain
(ANONIMOUS, 1995), jadi secara umum , kasus kejadian penyakit EBL pada sapi
perah lebih banyak dibandingkan dengan sapi potong . Penularan penyakit dapat terjadi
secara horisontal melalui serangga penghisap darah antara lain lalat Tabanus (FOIL dkk,
1889), dan secara vertikal melalui infeksi fetus (OLSON, 1981) . Salah satu penyakit
menular yang dikuatirkan masuk bersamaan dengan impor sapi perah adalah EBL
(ADNAN, 1994) . Selama ini di Indonesia untuk meningkatkan mutu genetik dan
populasi sapi perah, pemerintah menempuh kebijaksanaan dengan jalan mengimpor sapi
perah sebanyak 100 .000 ekor betina, beberapa ekor penjatan, dan mani beku dari
Inggris, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Jepang
(SUDONO, 1994) .
Penyakit EBL ini belum ada obatnya, sehingga untuk mencegah penyakit EBL
masuk ke Indonesia, dilakukan dengan cara mengkarantinakan sapi-sapi impor dan
melakukan uji serologik dengan agar gel immunodifusion (AGID) terhadap penyakit
EBL .
122
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
BAHAN DAN CARA
Sampel
Sampel yang diuji yaitu serum darah sapi yang berasal dari karantina hewan
Pontianak sebanyak 250 sampel pada tahun 1990 .
Antigen
Antigen yang dipakai pada uji agar gel inununodiffusion ini berasal dari IFFA
Marieux ( Perancis)
Serum standar kontrol positip
Serum standar kontrol positip yaitu serum sapi yang mengandung antibodi
terhadap virus penyakit EBL berasal dari IFFA Marieux (Perancis)
Prosedur Kerja
A . Pembuatan Agar
Seratus ml H ZO dimasukkan kedalam Beker gelas yang sudah diberi magnit dan
ditaruh diatas stirer, di putar dengan putaran sedang, kemudian ditambahkan 0,2 gr
NaOH, dilarutkan, ditambahkan 0,9 gr H 3 BO3 , dilarutkan, ditambahkan 7 gr NaCl,
dilarutkan, dan untuk yang terakhir ditambahkan 0,8 gr agar Noble tanpa di kocok .
Selanjutnya bahan - bahan tersebut diatas dipanaskan dengan menggunakan Autoclave
dengan tekanan 115 lbs selama 10 menit, atau dengan menggunakan Microwave . selama
kurang lebih 7 menit . Selain itu dapat juga dengan menggunakan lampu spiritus atau
pemanas lainnya . Setelah agar tersebut larut sempurna, dengan menggunakan pipet agar
dimasukkan kedalam cawan Petri dengan volume untuk 1 cawan petri dengan .diamater
8 mm sebanyak 18 ml, dan dibiarkan membeku pada suhu kamar selama kurang lebih
30 - 60 menit .
B . Cara Pengujian
Agar dilubangi dengan menggunakan alat pelubang yang terdiri dari 6 lubang di
pinggir dan 1 lubang di tengah -tengah . Setelah tercetak lubang di sedot dengan
menggunakan pompa penyedot . Dengan menggunakan mikropipet dan tiv lubang di
tengah di isi antigen EBL sebanyak 30 ul, sedang lubang No . I dan No .4 di isi serum
standar kontrol positip sebanyak 70 ul . Lubang No .2 ;3 ;5 dan 6 di isi dengan serum
yang diuji sebanyak 70 ul . Selanjutnya agar tersebut di simpan dalam tempat tertutup
yang didalanmya di beri alas kertas tissue yang dibasahi untuk menjaga kelembaban dan
disimpan pada suhu kamar .
C . Cara Pembacaan
Pembacaan dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan kotak pembaca yang
berisi lampu TL . Apabila antara antigen EBL dan serum standar kontrol positip
terbentuk garis seperti benang putih maka dinyatakan bahwa Agar tersebut bisa di pakai .
123
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
Jika antara antigen EBL dan serum yang diuji terbentuk garis seperti garis yang
terbentuk pada serum standar kontrol positip, maka serum yang diuji tersebut
dinyatakan positip mengandung antibodi terhadap virus EBL . Sedang jika antara antigen
EBL dan serum yang diuji tidak terbentuk garis seperti garis yang terbentuk pada serum
standar kontrol positip, maka serum yang diuji tersebut dinyatakan negatip antibodi
terhadap virus EBL . Garis yang terbentuk antara antigen EBL dan serum yang diuji,
harus selalu bersambungan dengan garis yang terbentuk antara antigen EBL dan serum
kontrol positip . Apabila garisnya tidak bersambungan maka serum yang diuji tersebut
dinyatakan negatip antibodi terhadap virus EBL . Pembacaan setelah hari ketiga
dinyatakan tidak akurat lagi .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji agar gel immunodifusion (AGID) terhadap penyakit EBL dari 250
sampel serum darah sapi yang berasal dari karantina hewan Pontianak, terdapat 1
sampel serum yang positip mengandung antibodi terhadap virus EBL . Dari hasil ini
dapat diambil kesimpulan, bahwa sapi-sapi impor yang akan masuk ke Indonesia
walaupun dari tempat asalnya sudah dinyatakan bebas dari penyakit EBL, tetapi
mungkin ada diantaranya yang sudah terinfeksi dan masih dalam masa inkubasi sehingga
belum terdekteksi dengan uji agar gel immunodifusion . Setelah sampai di Indonesia,
kemungkinan sudah timbul kenaikan titer antibodi, sehingga pada uji agar gel
immunodifusion mulai memberikan reaksi positip . Sapi-sapi yang pada uji agar gel
immunodifusion dinyatakan positip antibodi terhadap virus EBL dilarang masuk ke
Indonesia (harus dimusnahkan) .
SARAN
Untuk menghindari kekeliruan dalam pengujian, maka pengambilan serum
darah sapi sebaiknya dilakukan secara steril yaitu dengan cara alat-alat yang dipakai
harus steril dan pengirimannyapun dalam suhu dingin (sampel dimasukkan kedalam
termos berisi es), di laboratorium sampel disimpan pada suhu -20°C .
DAFTAR BACAAN
ADNAN, A ., 1994 . Deteksi serologi bovine leucemia virus dengan tekni Elisa pada
sapi di Indonesia . Media Veteriner 1994 . Vol 1 (1) : 1 - 7 .
ANONIMOUS, 1995 . Disease surveillance and Control . National Disease Surveillance
and Control Programs . Draft version of Animal Health in Australia 1995 ., 2
dan 7
FOIL, L .D, D .D . FRENCH, P .G . HOYT, C .J . ISSEL, D .J . LEPRINCE, J .M .
McMANUS, C .L . SEGER ., Transmission of bovine leukemia virus by
Tabanus fuscicostatus . Ain J Vet Res, 50 : 1171 - 1173 .
1 24
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
MILLER, J .M ., 1986 . Bovine leucemia virus . Current Veterinary Therapi . Food
animal practice 2 . Edited by Jimmy L . Howard . W .B Saunders Company 506
-508 .
OLSON, C ., 1981 . Lymphosarcoma . Current Veterinary Therapy . Food animal
practice 2 . Edited by Jimmy L . Howard . W .B Saunders Company : 564 - 566 .
SUDONO, ADI ., 1994 . Suatu tanggapan masalah strategi Pemuliaan sebagai Antisipasi
Terhadap Pelaksanaan Program Bioteknologi Reproduksi Pada Sapi Perah .
Fakultas Peternakan Universitas Soedirman Purwokerto 5 Pebruari 1994 : 2
125
Download