sambutan

advertisement
SAMBUTAN
KETUA UMUM KADIN INDONESIA
PADA RAKORNAS TELEMATIKA DAN MEDIA 2008
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA
‘MEMBANGUN INDUSTRI TELEKOMUNIKASI, INFORMATIKA
DAN MEDIA NASIONAL YANG KONDUSIF UNTUK INVESTASI”
Jakarta, 23 Juni 2008
•
Yang kami hormati Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika
beserta jajaran,
•
Yang kami hormati para Pembicara dan Nara Sumber Rapat
Koordinasi Telematika dan Media 2008 Kadin Indonesia,
•
Rekan-rekan pimpinan Kadin, Asosiasi dan pengusaha yang kami
hormati,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan
YME, yang telah memberi rahmatNya kepada kita semua sehingga
kita dapat berkumpul di hari Senin pagi yang cerah ini, khususnya
dalam rangka menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
Bidang Telekomunikasi, Informatika dan Media 2008, Kamar Dagang
dan Industri Indonesia.
1
Rakornas tahun ini bertepatan dengan Peringatan 100 Tahun
Kebangkitan Nasional. Saat ini perekonomian Indonesia sangat
dipengaruhi oleh gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia yang
memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM, di tengah
kenaikan harga pangan dan ketidaktercukupan pasokan energi,
terutama tenaga listrik, dan kebutuhan untuk memperbaiki dan
meningkatkan
ketersediaan
infrastruktur.
Sementara
itu,
kebergantungan kita pada impor komoditas pangan (beras, terigu,
kedelai, dan lain-lain) juga sangat merisaukan. Peran korporasi asing
di berbagai sektor industri seperti perbankan, telekomunikasi dan
automotif, juga semakin menguat dan menentukan. Kesemuanya itu
memberikan tantangan yang cukup berat bagai kita, namun dengan
tetap semangat dan kepercayaan diri yang kuat, kita harus dapat
bangkit untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada awal tahun 2008, Pemerintah mengatakan subsidi BBM
mencapai Rp. 85 triliun (USD 9,1 milyar) atau lebih tinggi dari
anggaran semula sebesar Rp. 58 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh
kenaikan harga minyak di pasaran dunia. Produksi minyak mentah
Indonesia tahun 2007 tercatat sebesar 899 ribu barrel per hari, atau
di bawah target Pemerintah sebesar 955 ribu barrel. Namun
demikian, sektor manufaktur pada tahun 2008 diperkirakan akan naik
sebesar 7,4%. Kenaikan ini didorong oleh naiknya permintaan pada
sektor otomotif dan teknologi informasi. Dalam perkembangan ICT
yang sangat cepat, teknologi informasi dan komunikasi memegang
peranan yang sangat penting dalam pergerakan bisnis dan
perkembangan ekonomi, mengingat ICT selain merupakan sektor
industri tersendiri yang memberikan nilai tambah juga merupakan
pendukung berbagai kegiatan ekonomi dan memungkinkan
penghematan di berbagai aspek.
Struktur industri ICT Indonesia dirasa masih dangkal karena masih
didominasi oleh produk asing. Ini yang perlu kita benahi bersamasama jika kita ingin sektor telekomunikasi benar-benar bangkit.
Meskipun berdasarkan kajian Ditjen Postel sumbangan sektor
telematika terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) telah mencapai 1,8
persen, atau meningkat jauh dari yang diperkirakan lembaga asing
sebanyak 1,3 persen. Proteksi terhadap produk lokal dalam industri
2
ICT harus segera dilakukan. Pertumbuhan investasi 1% di sektor
telekomunikasi akan memberi dampak multiplier ekonomi sehingga
mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi pertumbuhan
ekonomi nasional.
Bapak Menteri dan hadirin sekalian yang kami hormati,
Industri telematika perlu didorong pertumbuhannya. Diharapkan
agenda Pemerintah di sektor telematika yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2005-2019
dan Rencana Jangka Menengah Panjang (RPJP) tahun 2020-2024
dapat memberikan pengembangan industri telematika dan
pemanfaatannya bagi kepentingan nasional serta meminimumkan
hambatan-hambatan yang dialami dalam pengembangan dan
pemanfatannya, termasuk kebijakan dan peraturan perundangundangan di tingkat nasional maupun daerah.
Selama periode tahun 2004 – 2006, Korea Selatan dan Jepang
merupakan dua investor utama di industri manufaktur ICT di
Indonesia, mencakup 84,9 persen dari seluruh realisasi PMA, atau
sebesar USD 520 juta. Sedangkan dalam sektor industri jasa ICT,
Singapura dan Korea Selatan merupakan investor utama dengan nilai
investasi USD 6,9 juta. Sedangkan dari segi PMDN, selama periode
2004 – 2006, nilai realisasi PMDN mencapai Rp. 179,5 milyar.
Terlihat di sini bahwa investasi di sektor ICT melalui PMA maupun
PMDN masih relatif kecil, apalagi mengingat bahwa industri jasa,
dalam hal ini industri telekomunikasi, memiliki laju pertumbuhan yang
tinggi dibandingkan dengan jenis industri lain ataupun perdagangan.
Peluang untuk terus tumbuh terbuka lebar apabila mengingat bahwa
telah terjadi konvergensi teknologi informasi, telekomunikasi dan
media.
Konvergensi teknologi telekomunikasi informasi dan media
diharapkan mendorong penyelenggaraan yang efisien dan kompetitif,
perluasan penyediaan infrastruktur serta jaminan kualitas layanan
yang dapat diandalkan. Lebih lanjut, sektor teknologi eknologi
3
telekomunikasi informasi dan media akan menjadi motor
pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu melalui penyelenggaraan
efisien dan kompetitif, platform infrastruktur sharing dan
konvergensi, integrasi lintas sektoral yang sinergis serta full egovernment.
Hal ini pula yang melatarbelakangi partisipasi KADIN, dengan bekerja
sama dengan pemerintah, dalam acara “President Lecture Featuring
Bill Gates” beberapa waktu yang lalu. Program yang melibatkan
pimpinan dari perusahaan teknologi terbesar (Microsoft Corporation)
ini didedikasikan untuk bagi bangsa dalam rangka mengurangi
kesenjangan digital serta menyediakan akses informasi bagi seluruh
masyarakat Indonesia.
Bapak Menteri dan hadirin sekalian yang kami hormati,
ICT memegang peranan penting dalam membangun peradaban
masyarakat berbasis informasi (information based society) dan
masyarakat berbasis tekhnologi (knowledge based society) yang
berdaya saing global. Keberadaan dan mutu infrastruktur menjadi
sangat penting. Kebijakan dan upaya Pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan akan infrastruktur ICT perlu didukung dengan payung
hukum dan perangkat regulasi yang lebih kondusif terhadap dunia
investasi serta pengurangan rantai birokrasi. Selain pembenahan
birokrasi, perlu dihilangkan berbagai penghambat investasi lain
seperti peraturan ketenagakerjaan kontra produktif terhadap
investasi.
Selain regulasi yang memberikan kepastian hukum dalam berinvestasi
bagi investor, juga diperlukan kebijakan yang mendorong percepatan
pertumbuhan industri serta memberikan layanan berkualitas dan
terjangkau bagi masyarakat luas.
Dengan mengingat bebagai situasi yang berkembang di sektor ICT
seperti tersebut terdahulu, Kadin Indonesia menyelenggarakan Rapat
Koordinasi Nasional (Rakornas) Telematika dan Media 2008 dengan
tema “Membangun Industri Telekomunikasi, Informatika dan Media
4
Nasional yang Kondusif untuk Investasi.” Rakornas ini diharapkan
dapat memberikan rumusan rekomendasi kebijakan dan saran tindak
strategis untuk pembangunan dan pengelolaan industri teknologi
telekomunikasi, informasi dan media nasional yang kondusif untuk
investasi, sehingga diharapkan akan menghasilkan suatu rumusan
yang akan mempercepat pertumbuhan industri ICT nasional.
Demikian sambutan yang kami sampaikan pada kesempatan ini. Kami
mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Menteri beserta
jajaran, para pembicara dan nara sumber, serta para pengusaha
yang terhimpun di Kadin dan berbagai Asosiasi pada acara Rakornas
ini, sekaligus mengundang partisipasi aktif para peserta Rakornas.
Selanjutnya kami mohon perkenan Bapak Menteri untuk memberikan
Sambutan dan secara resmi membuka Rakornas Telematika dan
Media 2008 Kadin Indonesia.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
5
Download