e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DI KABUPATEN KLUNGKUNG 1 Ni Kadek Astini, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2Ni Kadek Sinarwati 1 Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {[email protected], [email protected], [email protected].}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial SKPD baik secara parsial maupun secara simultan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 30 SKPD di Kabupaten Klungkung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah judgement sampling, dengan jumlah responden adalah 60 orang. Sumber data dalam penelitian adalah data primer. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung. Kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan pengujian data dilakukan dengan dibantu oleh Program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD. Secara simultan baik akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung. Kata kunci: akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, kinerja manajerial, dan sistem pengendalian manajemen. Abstract This study was aimed at finding out the effect of public accountability, clarity of budget objective, and management control system on the managerial performance of SKPDs in Klungkung Regency both partially and simultaneously. The study used quantitative design. The size of population was 30 SKPDs in Klungkung regency. The sampling technique used was judgement sampling, with 60 respondents. The data source was primary data. The data were collected using survey method through distributing questionnaire directly. The questionnaire was written using Likert scale 1 up to 5. The method of data analysis used was multiple regression and the data testing was aided by SPSS (Statistical Product and Service Solution) 19 program. The result showed that partially public accountability, clarity of budget objective, and management control system had a positive and significant effect on the managerial performance on SKPDs. Simultaneously, public, clarity of budget objective, and e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) managerial control system had significant effect on the managerial performance of SKPDs in Klungkung Regency. Keywords: public accountability, clarity of budget objective, managerial performance and management control system. PENDAHULUAN Pemberdayaan ekonomi daerah sangat penting sekali untuk ditingkatkan guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, peran kebijakan pemerintah yang efektif dan efisien sangatlah penting diperlukan baik kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah pusat. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah melahirkan paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang meletakkan otonomi penuh, luas, dan bertanggung jawab pada daerah. Penyelenggaran untuk pemerintah daerah dengan berdasarkan undangundang tersebut juga telah melahirkan nuansa baru, yaitu pergeseran kewenangan pemerintah yang sentralis birokratik ke pemerintah yang desentralik partisipatoris (Mardiasmo, 2006: 2). Adapun fenomena yang terjadi saat ini, berdasarkan pemantauan dari bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta dalam pertemuan acara tatap muka dengan seluruh pejabat struktural di masing-masing SKPD, pada tanggal 17 Desember 2013 itu, menilai kinerja SKPD Klungkung masih lamban, sehingga juga berimbas pada berbagai agenda pembangunan. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di kabupaten Klungkung karena masih adanya beberapa kelemahan, terlihat dari hasil penilaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan yang sebelumnya di sampaikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk tahun 2012 masih belum memuaskan (www.klungkungkab.go.id). Menurut Mahoney et. al. (1963) dalam Natalia (2010), kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negoisasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan. Kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah daerah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, 2002: 103). Menurut Kenis (1979) dalam Deki Putra (2013), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah. Kejelasan sasaran anggaran akan membantu pegawai untuk mencapai kinerja yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran maka tingkat kinerja dapat tercapai. Anthony dan Govindrajan (2005: 8) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai suatu proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Proses pengendalian manajemen dilakukan e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) secara bertahap dan dimulai semenjak perumusan strategi, pengendalian manajemen, serta diikuti dengan pengendalian tugas. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Deki Putra (2013), yang berjudul “Pengaruh Akuntabilitas Publik Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada lokasi, waktu, dan jumlah sampel yang akan diteliti. Selain itu penelitian ini menambah satu variabel bebas dari penelitian sebelumnya, yaitu variabel sistem pengendalian manajemen. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah akuntabilitas publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung? (2) Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung? (3) Apakah sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung? dan (4) Apakah akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung? sedangkan yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah akuntabilitas publik pengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung, (2) Untuk mengetahui apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung, (3) Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung, dan (4) Untuk mengetahui apakah akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung. Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, 2002: 103). Hasil penelitian Deki Putra (2013), menunjukan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H1 : Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD. Jika kualitas anggaran pemerintah daerah rendah, maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah. Anggaran daerah harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan angggaran daerah harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Kenis (1979) dalam Syafrial (2009), menemukan bahwa pelaksana anggaran memberikan reaksi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran anggaran. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. H2 : Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD. Dengan diberlakukannya konsep manajemen kinerja, maka berlaku pula pengendalian manajemen, karena di dalam manajemen kinerja terdapat pengukuran kinerja dan evaluasi. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2012), menyimpulkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. H3: Sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka dapat e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) dirumuskan hipotesis yang keempat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. H4 : Akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja manajerial SKPD. METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Klungkung. Populasi dalam penelitian ini yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Klungkung yang terdiri dari 30 SKPD, sedangkan sampelnya berjumlah 60 orang yang terdiri dari kepala/pimpinan SKPD dan satu orang kepala sub bagian keuangan dari masing-masing SKPD. Pemilihan sampel menggunakan metode judgment sampling. Data yang digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara survey lapangan, menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung ke responden. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini memakai skala likert 1 sampai dengan 5. Pengujian data dibantu dengan menggunakan SPSS versi 19. Pada penelitian ini, tahap pertama adalah data diuji dengan menggunakan uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Tahap kedua, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Pada tahap ketiga adalah pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji parsial (t), uji simultan (f), dan uji koefisien determinasi (R2). HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 60 kuesioner. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 2 minggu. Total kuesioner yang kembali dan layak digunakan adalah 60 buah. Setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan pengujian yang dibantu dengan menggunakan SPSS 19. Berdasarkan hasil kuesioner yang kembali dan dapat diolah, diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin yaitu laki-laki dengan jumlah sekitar 44orang atau 73,33%. Untuk usia responden sendiri, sebagian besar reponden berusia diatas 51 tahun yaitu sebanyak 27 orang atau 45,00%. Dilihat dari segi pendidikan terakhirnya, kebanyakan responden dalam penelitian memiliki pendidikan terakhir S1 dengan jumlah 40 orang atau 66,67%. Responden terbanyak merupakan kategori kepala sub bagian keuangan yaitu sebesar 32 responden atau sebesar 53.33%. Dari segi pangkat/golongan sebanyak 31 orang atau 51,66% memiliki pangkat/golongan III. Terkait dengan lamanya bekerja, sebagian besar lamanya bekerja responden yaitu lebih dari 21 tahun. Berdasarkan klasifikasi latar belakang pendidikannya sebanyak 18 orang atau 30,00% memiliki latar belakang pendidikan ekonomi. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Imam Ghozali, 2011: 52). Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Correlation. Jika r hitung > r tabel, maka data dikatakan valid. Jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05 maka butir pertanyaan variabel tersebut dapat dikatakan valid begitu juga sebaliknya (Ghozali, 2009). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini baik itu variabel akuntabilitas publik (X1), kejelasan sasaran anggaran (X2), sistem pengendalian manajemen (X3) maupun kinerja manajerial SKPD (Y) semuanya dikatakan valid karena nilai sigifikansinya lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji ini bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konstan atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha nya > 0,60 begitupun sebaliknya dikatakan tidak reliabel jika Cronbach’s Alpha nya < 0,60 (Ghozali, e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) 2009). Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel akuntabilitas publik (X1) dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,946 > 0,60. Selanjutnya untuk kejelasan sasaran anggaran (X2) juga dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,868 > 0,60. Begitu juga dengan sistem pengendalian manajemen (X2) dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,927 > 0,60. Untuk variabel yang terakhir yaitu kinerja manajerial SKPD (Y) dikatakan reliable karena memiliki nilai Conbach’s Alpha 0,818 > 0,60. Setelah melakukan uji kualitas data, dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinaeritas dan uji hetorekedastisitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Asymp.sig.(2-tailed). Untuk variabel akuntabilitas publik nilai Asymp. sig.(2tailed) sebesar 0,235, untuk variabel kejelasan sasaran anggaran nilai Asymp.sig.(2-tailed) adalah sebesar 0,069, variabel sistem pengendalian manajemen nilai Asymp.sig.(2-tailed) sebesar 0,717 dan untuk variabel kinerja manajerial SKPD nilai Asymp.sig.(2-tailed) adalah sebesar 0,732. Semua variabel dalam penelitian ini memiliki nilai Asymp.sig.(2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 sehingga hasilnya berdistribusi normal. Untuk meningkatkan hasil pengujian maka uji normalitas akan diperkuat juga dengan melihat grafik P-P Plot. Suatu variabel dikatakan berdistribusi normal atau mendekati normal apabila titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data tersebut searah dengan garis diagonal (Santoso, 2004). Hasil uji grafik normal P-P Plot dalam penelitian disajikan pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Hasil Uji Normal P-P Plot Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan gambar 1 grafik P-P Plot terletak di sekitar garis diagonal atau tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa data berdistribusi normal. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 atau nilai VIF > 10. Jika angka tolerance > 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas. (Imam Ghozali, 2011: 106). Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) AP 0,500 KSA 0,482 SPM 0,945 a. Dependent Variable: KM_SKPD Sumber: data diolah, 2014 Keterangan 1 Dapat dilihat dari tabel 1. bahwa angka tolerance diatas 0,10 sedangkan, nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa, untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini tidak terdeteksi masalah multikolonieritas atau dapat dikatakan tidak ada multikolonieritas. Uji heteroskedastisitas bertujuan guna menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya dalam suatu model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot (Imam Ghozali, 2011: 139). Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini disajikan pada gambar 2 berikut. 1,998 2,075 1,058 Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Berdasarkan gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik data menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan titik-titik data tersebut tidak membentuk suatu pola yang jelas. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen) terhadap variabel dependen (kinerja manajerial SKPD). Adapun model persamaan regresinya adalah sebagai berikut. Keterangan: Y = Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (KM_SKPD) α = Konstanta β 1,2,3 = Koefisien regresi dari variabel independen X1 = Akuntabilitas Publik (AP) X2 = Kejelasan Sasaran Anggaran (KJS) X3 = Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) e = Std. erorr Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2014 Untuk hasil perhitungan Untuk hasil perhitungan analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 9,564 2,201 AP ,161 ,053 KSA ,631 ,103 SPM ,085 ,033 a. Dependent Variable: KM_SKPD Sumber: data diolah, 2014 Standardized Coefficients Beta ,286 ,593 ,177 Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa variabel akuntabilitas publik (AP), kejelasan sasaran anggaran (KSA), dan sistem pengendalian manajemen (SPM) memiliki pengaruh positif. Maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut. Uji t dilakukan guna mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil uji t bisa dilihat pada tabel 2 berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa variabel akuntabilitas publik (X1) nilai koefisien regresinya (β1) adalah sebesar 0,161 dan memiliki nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan untuk variabel akuntabilitas publik (X1) terhadap kinerja manajerial SKPD (Y). Sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD dapat diterima. Begitu juga untuk variabel selanjutnya dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien regresi dan juga melihat nilai signifikansi dari variabel kejelasan sasaran anggaran (X2). Dari tabel t 4,344 3,024 6,151 2,567 Sig. ,000 ,004 ,000 ,013 Collinearity Statistics Tolerance VIF ,500 ,482 ,945 1,998 2,075 1,058 di atas diketahui bahwa kejelasan sasaran anggaran nilai koefisien regresinya (β1) adalah sebesar 0,631 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan untuk variabel kejelasan sasaran anggaran (X2) terhadap kinerja manajerial SKPD (Y). Sehingga hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD dapat diterima. Untuk variabel yang terakhir yaitu sistem pengendalian manajemen (X3), dari tabel di atas diketahui bahwa sistem pengendalian manajemen nilai koefisien regresinya (β3) sebesar 0,085 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,013 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan untuk variabel sistem pengendalian manajemen (X3) terhadap kinerja manajerial SKPD (Y). Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD dapat diterima. Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Ghozali, 2009). Hasil uji f disajikan pada tabel 3 berikut. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 3. Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df 1 Regression 399,623 3 Residual 133,627 56 Total 533,250 59 a. Predictors: (Constant), SPM, AP, KSA b. Dependent Variable: KM_SKPD Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah sebesar 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka H4 dalam penelitian ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik variabel akuntabilitas publik (X1), kejelasan sasaran anggaran (X2) dan sistem pengendalian manajemen (X3) secara bersama-sama Mean Square 133,208 2,386 F 55,824 Sig. ,000a berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD (Y). Uji koefisien determinan (R2) bertujuan guna mengukur seberapa jauhkah kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi yang terjadi pada variabel dependen (Ghozali, 2009). Untuk hasil uji dari koefisien determinasi (R2) dalam penelitian disajikan pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 ,866a ,749 ,736 a. Predictors: (Constant), SPM, AP, KSA b. Dependent Variable: KM_SKPD Std. Error of the Estimate 1,545 Durbin-Watson 1,407 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,736 atau 73,6%. Hal ini berarti variansi yang terjadi pada variabel kinerja manajerial SKPD (Y) sebesar 73,6% ditentukan oleh variabel akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen, sedangkan sisanya 26,4% (100% - 73,6%) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya menunjukkan, bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD dengan nilai signifikansi 0,004 < α = 0,05 dan nilai thitung 3,024 lebih besar dari ttabel 1,6720. Nilai koefisiensi β dari variabel X1 bernilai positif yaitu 0,286. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya akuntabilitas publik setiap manajer pada semua tingkatan pada SKPD akan meningkatkan kinerja manajerial, sehingga hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD dapat diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Mardiasmo (2002: 103) yaitu akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak hanya untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan sehingga pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deki Putra (2013), terkait pengaruh akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah Kota Padang), menunjukan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD di Kota Padang. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fakih (2011), yang meneliti tentang Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Penyusunan Anggaran, dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja Manajerial pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitiannya menunjukkan akuntabilitas publik, berpengaruh positif signifikan secara simultan maupun parsial terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hal ini juga diharapkan dengan adanya akuntabilitas publik, pemerintah daerah bisa memberikan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilaksanakan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat dinilai baik oleh pihak internal, maupun pihak eksternal. Terwujudnya akuntabilitas publik merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD dengan nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 dan nilai thitung 6,151 lebih besar dari ttabel 1,6720. Nilai koefisiensi β dari variabel X2 bernilai positif yaitu 0,593 yang artinya hipotesis kedua dapat diterima. Pengaruh antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD adalah bahwa anggaran daerah harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan angggaran daerah harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Semakin baik kejelasan sasaran anggaran berarti kinerja pemerintah yang dihasilkan oleh pemerintah juga akan semakin meningkat. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Kenis (1979) dalam Syafrial (2009) menemukan bahwa pelaksana anggaran memberikan reaksi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran anggaran. Reaksi tersebut adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan kerja, peningkatan sikap karyawan terhadap anggaran, kinerja anggaran dan efisiensi biaya pada pelaksana anggaran secara signifikan, jika sasaran anggaran dinyatakan secara jelas. Dengan demikian karakteristik sasaran anggaran dapat berimplikasi pada kinerja aparat pemerintah daerah yang berpartisipasi baik dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran sesuai kebijakan umum APBD. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan Syafrial (2009) tentang pengaruh ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah yang mana berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah. Jadi secara keseluruhan dengan adanya sasaran anggaran yang jelas, maka pegawai dapat membandingkan apa yang telah dilakukan dengan sasaran anggaran itu sendiri, dan kemudian menentukan dimana posisinya saat ini, yang akan menimbulkan sebuah motivasi tersendiri bagi pegawai untuk lebih berusaha lebih baik dalam mencapai sasaran anggaran yang telah ditetapkan. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Kejelasan sasaran anggaran mengacu pada anggaran yang telah dibuat dan dapat dimengerti secara jelas dan spesifik sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya berdampak baik terhadap kinerja atau aktivitas manajerial dari aparat pemerintah itu sendiri. Dengan adanya kejelasan sasaran anggaran maka aparat pemerintah dapat menentukan target dalam mencapai anggaran tersebut, dan merumuskan apa saja yang akan dilakukan sehingga apa yang telah ditargetkan pada awalnya dapat terealisasi dengan baik. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD dengan nilai signifikansi 0,013 < α = 0,05 dan nilai thitung 2,567 lebih besar dari ttabel 1,6720. Nilai koefisiensi β dari variabel X3 bernilai positif yaitu 0,177 yang artinya hipotesis ketiga dapat diterima. Pengaruh antara sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial SKPD adalah bahwa dengan semakin meningkatnya pelaksanaan sistem pengendalian manajemen sehingga dapat meningkat kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Klungkung. Tujuan adanya sistem pengendalian manajemen sektor publik pada dasarnya tidak terlepas dari upaya untuk memperbaiki kinerja manajerial dan meningkatkan suatu pertanggungjawaban yang berdampak pada masyarakat. Struktur pengendalian manajemen harus didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung. Struktur pengendalian manajemen tersebut dilihat dari adanya pusat-pusat pertanggungjawaban yang cukup jelas. Penentuan pusat-pusat pertanggungjawaban dapat dipengaruhi dari struktur organisasinya dalam meningkatkan kinerja pada SKPD di Kabupaten Klungkung. Adapun struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas mengenai pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk setiap fungsi yang ada dalam organisasi pemerintahan di Kabupaten Klungkung, merupakan salah satu syarat dari akuntansi dalam pertanggungjawaban suatu proses sistem pengendalian manajemen yang merupakan bagian dari perencanaan strategis, penyusunan anggaran, pelaksanaan serta evaluasi kinerja dalam meningkatkan suatu kinerja SKPD di Kabupaten Klungkung. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2012), terkait pengaruh desentralisasi fiskal, akuntabilitas dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah Kota Palangkaraya. Dalam hal sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Palangkaraya. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada pusat pertanggungjawaban dan bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Sehingga sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Untuk membuktikan apakah hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja manajerial SKPD, maka dapat dilihat pada tabel 4.10 diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H4 dalam penelitian ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas publik (X1), kejelasan sasaran anggaran (X2) dan sistem pengendalian manajemen (X3) secara e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD (Y). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, sehingga dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Secara parsial, akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung. Secara simultan Akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan simultan terhadap kinerja manajerial SKPD di Kabupaten Klungkung. Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagi SKPD di Kabupaten Klungkung, sebaiknya melakukan pengkajian ulang mengenai penerapan akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen, serta meningkatkan kontrol disiplin para pegawai sehingga mampu memberikan suatu pelayanan kepada publik secara efektif dan efisien. Dengan meningkatnya kinerja manajerial tentu akan meningkatkan prestasi kerja dan pelayanan kepada masyarakat yang semakin berkualitas baik. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan dengan metode lain untuk mendapatkan data yang lengkap serta memperluas wilayah penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2. Terjemahan Kurniawan Tjakrawala. Jakarta: Salemba Empat. Daniel. 2012. Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Akuntabilitas dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Palangkaraya. Skripsi. Universitas Widyatama Bandung. Fakih. 2011. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Penyusunan Anggaran, dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja Manajerial pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. -------, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. -------, 2006. Pemerintah UAD. Pengukuran Kinerja Daerah. Yogyakarta: Natalia, Dewinda Putri. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Peran Manajer Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Putra, Deki. 2013. Pengaruh Akuntabilitas Publik Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah. Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Syafrial. 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tesis. Universitas Sumatera Utara. www.klungkungkab.go.id, diakses tanggal 31 Desember 2013. pada