Document

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu bagian integral dalam kehidupan modern tidak bisa dilepaskan
dari musik, musik sebagai sebuah seni bisa dikatakan puncak agregasi daya kreasi, nalar,
dan inspirasi manusia atas kondisi kemasyarakatan. Musik sebagai sebuah kebudayaan
menyiratkan semangat peradaban saat ini. musik merupakan seni yang banyak disukai
oleh semua golongan, tanpa mengenal status sosial, pekerjaan, usia, dan jenis kelamini.
Musik tidak pernah membedakan Ras, Suku dan Agama. Setiap orang bebas tanpa terikat
ruang dan wktu untuk menikmati musik. Musik juga tidak pernah meminta pendengarnya
dari lapisan atas atau bawah, tanpa mengenal strata dan golongan mana berasal, musik
memang bisa menyatukan dan menjangkau masyarakat.
Keuniversalan musik menjadikan musik mudah sekali untuk diterima oleh
masyarakat. Bagi banyak orang musik merupakan hiburan yang menyenangkan,
tetapimusik bukan hanya sekedar hiburan.Seniman seringkali menyampaikan pesan yang
ingin mereka sampaikan melalui karya cipta mereka.Gorgon Graham menyatakan bahwa
karya seni merupakan pernyataan sadar dari seniman yang mengandung elaborasi
proposisi dan doktrin. Ia juga mengatakan bahwa musik tidak dapat diperoleh kecuali
melalui kegiatan penciptaan musik karena di dalamnya keterorganisasian dan keterarahan
( Karia Anjani, 2014:3)
Musik adalah ekspresi budaya yang bersifat semesta dan ikatannya dengan
kehidupan adalah emosi.Musik tidaklah terpakai jika tidak ada emosi.Musik mempunyai
banyak peranan dan arti dalam kehidupan. Musik bukan hanya sekedar kreasi artistic atau
untuk hiburan semata, melainkan bersatu dengan berbagai aspek, antara lain, system
kepercayaan, struktur social, aktivitas ekonomi dan lain-lain.(Seminar Sejarah Nasional :
hal 11)
Pada dasarnya manusia menyukai keindahan, dan musik merupakan bagian dari
keindahan tersebut. bahkan setiap negara, wilayah, dan daerah memiliki lagu kenbangsaan
mereka sendiri yang terdiri dari nada-nada yang indah. Melalui lagu dari negara, wilayah
dan daerah mereka otomatis rakyatnya juga akan bangga jika lagu tersebut
dikumandangkan dinegara orang. Tak jarang pula melalui musik, berbagai penyuluhan dan
informasi yang sifatnya persuasi atau ajakan kerap digunakan khususnya di masyarakat
pedesaan. Jadi musik kini menjadi bagian hidup dari manusia yang tak terpisahkan. Tanpa
musik, dunia akan hambar, dengan musik kita dapat mengekpresikan diri kita baik sedih
maupun senang. Musik milik setiap orang dan musik berhak dinikmati setiap orang
(henna18, answer.yahoo.com “mengapa musik adalah jalan yang terbaik untuk
menjangkau masyarakat”. Diakses pada 1 september 2014 pukul 15.25 WIB)
Musik
sebagai
salah
satu
unsure
kesenian
berarti
juga
adalah
suatu
kebudayaan.Perjalanan sejarah kehidupan manusia sudah menunjukan bahwa musik hidup,
tumbuh dan berkembang sejalan dengan aktivitas manusia lainnya.
(Don Campbell
2001:12)
Kebudayan merupakan identitas suatu bangsa.Identitas ini yang membedakan
kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan.Masing-masing bangsa mempunyai
ciri khasnya, hal ini yang memberikan keunikan dan nilai budaya suatu bangsa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi perkembangan dan
perubahan kebudayaan.Nilai-nilai budaya hari demi hari mulai terkikis oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.Kekayaan budaya menjadi terabaikan oleh bangsanya
sendiri ketika dirinya sendiri sibuk dengan adanya technologi yang mereka anggap sebagai
kebudayaan baru. Kesadaran budaya baru terbangun ketika batik, reog, karya seni dalam
bentuk lain berpindah kepemilikannya oleh bangsa lain. Eksistensi budaya ditengah
perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi ini perlu terus dipertahankan jikan bangsa
Indonesia tetap ingin budaya-budayanya beragam.
Sebagai bagian dari kebudayaan, kesenian senantiasa berkaitan dengan nilai-nilai
keagamaan, ekonomi, bahasa maupun social budaya, dengan demikian kesenian
merupakan salah satu aktivitas budaya masyarakat yang dalam kehadirannya tidak dapat
berdiri sendiri. Dalam kesenian tercakup beberapa macam kesenian yaitu seni rupa, seni
drama,seni tari dan seni musik. Musik adalah cetuan hati nurani atau daya cipta berbentuk
suara, suatu pencerminan yang nyatayang didasarka atas pemikirian dan adat istiadat dalam
kehidupan manusia(soeharto, dkk 1996:43), dan musik keroncong sangat erat kaitanya
dengan musik kerakyatan yang tumbuh dan berkembang dimasyasrakat. Musik keroncong
memiliki banyak pendengar dan peminat karena keroncong memiliki sebuah alat musik
yang khas yaitu ukulele( gitar kecil berdawai 3 atau 4. Musik keroncong menjadi saksi
sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya.
Musik keroncong merupakan bagian seni musik seperti halnya cabang-cabang seni
musik lainnya seperti musik gamelan, musik angklung, musik klasik, musik jazz dan jenis
musik lainnya. Sudah barang tentu musik keroncong ini hanya bergerak dan berkembang
keindahanny dilingkup kesenian keroncong saja(B.J Budiman 1978:12)
Keroncong merupakan sebagian kecil dari kebudayaan Indonesia.Alat musik
keroncong ukulele diperkenalkan pertama kali di Indonesia bagian timur oleh para pelaut
Spanyol dan Portugis dalam konteks imperialisme pada abad XVI.Pada masa itu pelaut
mengenalkan alat musik ukulele sebagai sarana hiburan bagi para pelaut. Perkemabangan
selanjutnya masayarakat memainkan ukulele dan dipadukan dengan alat musik lain,
kemudian mereka menyebutnya musik keroncong.
Pada masa pemerintahan Jepang, hanya musik keroncong yang diperbolehkan
dimainkan, Karena dimatikannya bentuk-bentuk hiburan musik yang kebarat-baratan.
Perkembangan musik Indonesia pada masa itu bias dikatakan didominasi oleh musik
Kerocong, dan itu berarti keroncong yang mengisi kekosongan dalam usaha mencipta dan
menyanyikan lagu-lagu pada masa pemerinhan Jepang. Ketikan manifestasi budaya
berlaku pada masa Orde Lama, dengan matinya musik pop, menyebabkan musik-musik
tradisi dan musik rakyat tumbuh subur, antara lain musik keroncong dan musik melayu.
Musik keroncong mencuat dan berkembang subur, bukan dianggap sebagai produk barat,
melainkan diakui sebagai salah satu kesenian rakyat.(Eddi Susilo Y, 2001:5)
Musik keroncong berawal dari pengaruh para pedagang dari Portugis.Pada masa
penjajahan Portugis yang berdagang dipantai utara Jakarta bermain musik. Penduduk
Jakarta terutama yang tinggal di pantai utara secara tidak sengaja sering mendengarkan
musik tersebut yang kedengaranny berbunyi “cong, keroncong, keroncong”. Dari situlah
istilah keroncong membumi di Indonesia. (Harmoyo Dkk 1991:42)
Keroncong tugu sesuai dengan sebutannya merupakan
orkes keroncong khas
kampong Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Menurut sejarhnya, penduduk
kampong itu menganggap dirinya dalah keturunan orang Portugis.Nama-nama mereka,
samapai sekarang masih menggunakan nama Portugis. Ada tiga hal yang bertahan
darikeroncong tugu, yaitu alat musik, lagu-lagu(repertoar), dan kostum pemainnya. Alat
musik tetap seperti tiga abad yang lalu,yaitu keroncong, biola, ukulele, gitar, rebana,
kempul dan cello
Namun sejak tahun 1950an Keroncong mulai ditinggalkan oleh penikmatnya.
Masuknya musik-musik Rock Barat mulai mengikis eksistensi musik keroncong khususnya
dikalangan anak muda yang mulai menggandrungi musik-musik modern. Mereka
menganggap musik Keroncong yang merupakan warisan budaya nenek moyang sebagai
musik yang ketinggalan zaman. Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dan
ditemukannya alat-alat musik elektrik sehingga banyak pula bermunculan genre-genre baru
yang lebih modern, dan perubahan pola pikir masyarakat yang semakin berkembang pula,
maka musik keroncong kini disebut musik kuno.
Keadaan tersebut membuat Musisi-musisi keroncong tidak punya lagi tempat untuk
mempertahankan eksistensinya.Mereka harus berjuang melawan kepopuleran jenis-jenis
musik yang sedang berkembang saat ini.Industri musik juga seakan menutup diri bagi
musik yang tidak komersil.Pada akhirnya musik-musik tradisional seperti keroncong hanya
bisa menjadi musik “tuan rumah” bagi masyarakatnya sendiri.
Situasi seperti ini, walaupun kecil ruang lingkupnya dapat merapuhkan tiang budaya
yang lain. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal budayanya, dengan kata lain
untuk membangun dan membesarkan bangsanya, seluruh masyarakat seharusnya juga
mengenal budaya yang dimiliki bangsanya. Keroncong sebagai manifestasi budaya
Indonesia, seharusnya dapat dikenal dan disukai seluruh masyarakat Indonesia.Keroncong
Indonesia belum mati, hanya saja perlu dipertanyakan eksistensinya.
Kota Surakarta memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan daerh
lainnya, baik secara historis dan fisiknya.Surkarta masih banyak memiliki bangunanbangun bersejarah, baik dimasa kerjaan maupun dimasa Kolonial. Dengan mempunyai
modal dasar historis dan fisik yang cukup terkenal oleh masyarakat umum antara lain objek
wisata yang mengandung nilai sejarah dan budaya jawa seperti keraton Kasunanan dan
Pura Mangkunegaran yang merupakan pusat dan sumber kebudayaan Jawa. Keraton
Kasunanan didirikan oleh Sunan Paku Buwono II tahun 1745, sedangkan Pura
Mangkunegaran didirikan oleh RM Said atau KGPAA Mangkunegaran I pada tahun 1757.
Kedua bangunan ini memiliki keunikan sendiri dan memiliki museum yang menyimpan
benda-benda bersejarah.(Heru Suharto, 1995:2)
Kota Surakarta juga kaya akan atraksi wisata budaya. Sebagai bekas ibukota kerajaan
Jawa dan perkembangan kebudayaan Jawa, Surakarta mempunyai berbagai upacara adat,
tradisi religius, dan kesenian yang layak dijual sebagai paket wisata seperti upacara adat
yang berhubungan dengan siklus kehidupan dari lahir sampai kematiannya, dan upacara
ritual keratin seperti Sekaten, Grebeg Mulud, Jumenengan, Kirab Pusaka dan sebagainya.
Selain itu, juga terdapat atraksi kesenian seperti wayang orang, wayang kulit, kethoprak,
seni tari, dan karawitan serta atraksi kerajianan rakyat sebagai pembutan wayang kulit,
pembuatan kain batik, ukiran kayu, pembuatan gamelan dan sebagainya.
Taman Sriwedari merupakan salah satu tempat wista budaya di Surakarta.Taman
Sriwedari awalnya adalah tempat satwa milik raja Surakarta. Oleh karena itu Taman
Sriwedari dikenal dengan sebutan Kebon Raja namun pada perkembangannya, satwa yang
ada di taman ini dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug, sedangkan taman Sriwedari
dikembangkan menjadi saran hiburan modern.
Salah satu kesenian yang masih bertahan di Surakarta adalah wayang orang
Sriwedari. Wayang orang Sriwedari adalah sebuah kebudayaan kesenian komersial milik
Keraton Surakarta yang didirikan sekitar tahun 1910, untuk melengkapi fasilitas hiburan
yang ada di Taman Sriwedari suatu kawasan yng berada di tengah kota Surakarta yang
ditata secara unik dan menarik.
Surakarta merupakan kota yang memiliki hubungan erat dengan keroncong. Legenda
keroncong seperti Gesang, Martohardjono, Anjar Anydan Waldjinah berasal dari Solo.
Dunia keroncong sangat aktif disana, dan musik keroncong merupakan kebudayaan dan
identitas kota itu. Gesang pencipta lagu legendaries “Bengawan Solo”, berkisah tentang
sungai yang menjadi urat nadi Kota Solo. Lagu romantis ini merupakan salah satu lagu
pertama dalam bahasa Indonesia yang menimbulkan perasaan bangga dan nasionalisme
diseluruh Nusantara.
Musik keroncong mulai masuk ke Surakarta sekitr tahun 1930-an, walaupun
sebenarnya sudah ada terlebih dulu, tetapi di Jakarta.Orang yang membawa keroncong
masuk ke Surakarta tidak diketahui secara jelas. Hanya sekitar tahun 1930-an tokoh
keroncong Gesang, R. Maladi sudah memainkan musik keroncong. Dalam perjalanan
musik keroncong di Surakarta pada tahun 1940-1950-an, semakin kuat citra Solo
menguasai keroncong Indonesia. Berapa lagu keroncong orang Solo, seperti Bengawan
Solo yang diciptakan Gesang pada tahun 1940. Keroncong Solo semakin menyeruak
menjadi pusat perhatian nasional dengan masuknya unsure langgam Jawa.
Keroncong Solo mendapat pengaruh dari budaya Jawa.Keroncong dimainkan dengan
ritme nada yang mengalun, medayu-dayu yang merupakan khas musik Jawa seperti
Gamelan.Akulturasi tersebut melahirkan subgenre keroncong yang baru yaitu Langgam
Jawa yang menjadi cikal bakal lahirnya Musik Campur Sari.Salah satu musisi yang
menjadi Legenda dalam Langgam Jawa ini adalah Waljinah.Di kota Solo keroncong telah
menghibur warganya dan menjadi pelepas lelah. Keroncong dimainkan di kampong,
komunitas kecil, mall, sekolah, restoran dan tempat kerja.
Komunitas Keroncong di Solopun menjadi lebih kreatif dalam mempertahankan
eksistensi keroncong di Solo. Usaha pemerintah pun tak bias dianggap enteng, pemerintah
mejadikan Kota Solo sebagai tuan Rumah Festival Tahunan Keroncong Surakarta.
Komunitas-komunitas menjadi nyawa bagi musik Keroncong di Solo. Karena itulah
penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang peranan komunitas dan eksistensi musik
keroncong sebagai identitas kota Solo.
B.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah musik keroncong di Kota Solo?
2. Bagaiman Peran komunitas musik keroncong di Kota Solo dalam melestarikan
keroncong sebagai identitas Kota Solo?
3.
Bagaimana kondisi sosial budaya Kota Surakarta yang mendukung keberadaan
musik keroncong di Surakarta?
C. Tujuan Pernelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan utama dalam penelitian ini adalah
mengetahui bagaimana peran yang komunitas musik keroncong di Kota Solo dalam
melestarikan musik keroncong sebagai identitas Kota Solo.Adapun tujuan lain adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah musik keroncong di Kota Solo.
2. Untuk mengetahui bagaiman Peran komunitas-komunitas musik keroncong dalam
melestarikan keroncong sebagai identitas Kota Solo
3. Untuk mengetahui kondisi social budaya di kota Solo yang mendukung keberadaan
musik keroncong
4.
D.
Manfaat Penelitian
sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang kebudayaan dan musik keroncong. Khususnya
bagi mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik dalam kajian sosial, dan kebudayaan
sehingga hasil dari penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan landasan bagi
pennelitian selanjutnya.
2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi semua yang terlibt dalam
pelestarian musik Keroncong
Download