Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah

advertisement
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
RUJUK KEPADA ULAMA ADALAH JALAN
KELUAR DARI FITNAH
Ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi Lc
Fitnah atau ujian senantiasa hadir dalam perjalanan hidup manusia. Fitnah akan semakin
besar ketika manusia jauh dari agamanya. Kembali kepada ulama sebagai orang yang paling
mengerti hukum-hukum Allah dan yang paling takut kepada-Nya merupakan jalan yang mesti
ditempuh bila ingin keluar dari lingkaran fitnah
Fitnah adalah sebuah ungkapan yang sangat ditakuti oleh segenap manusia. Hampir-hampir
tak seorang pun kecuali akan berusaha menghindarinya. Begitulah Allah Subhanahu wa
ta’ala menjadikan tabiat manusia ingin selalu terhindar dari hal-hal yang menakutkan atau
membahayakan. Lebih dari itu, dalam pandangan syariat Islam, secara umum fitnah adalah
sesuatu yang harus dihindari. Oleh karenanya, ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak mewanti-wanti kita dari fitnah sehingga tidak
sedikit dari para ulama menulis buku khusus atau meletakkan bab khusus dalam buku-buku
mereka, menjelaskan perkara fitnah baik dari sisi makna atau bentuk dan gambarannya,
atau sikap yang mesti diambil saat menghadapi fitnah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja
di antara kamu.” (Al-Anfal: 25)
Juga Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka hendaknya orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa fitnah atau
ditimpa adzab yang pedih.” (An-Nur: 36)
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dari
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
shahabat Abu Hurairah : “Zaman-zaman akan saling berdekatan, amalan akan berkurang,
sifat pelit akan diberikan, fitnah dan haraj akan banyak.” Para shahabat berkata, “Apakah
itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan.”
Demikian pula Abdullah bin Umar menceritakan apa yang beliau alami dari peringatan Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa sallam terhadap fitnah.
“Kami dahulu duduk-duduk bersama Nabi, maka beliau menyebut fitnah dan berulang kali
menyebutnya.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu
Dawud no. 42431).
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan:
“Segeralah beramal, karena akan terjadi fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam
yang gelap, seorang di waktu pagi sebagai mukmin dan masuk sore menjadi kafir atau di
waktu sore sebagai mukmin, di waktu pagi menjadi kafir, ia menukar agamanya dengan
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
ini, di antaranya:
Pertama, banyaknya kelompok dan aliran yang menisbatkan diri mereka kepada Islam.
Kedua, pembantaian yang menimpa kaum muslimin di berbagai belahan dunia.
Ketiga, kedzaliman yang dilakukan oleh para umara (penguasa).
Keempat, kesimpangsiuran pendapat dalam perkara-perkara baru yang membutuhkan
pembahasan para ulama dan lain-lain.
Dalam menghadapi fitnah-fitnah yang ada, Ahlus Sunnah wal Jamaah telah memberikan
tuntunan berupa sikap yang bijaksana sehingga dapat menghalau fitnah-fitnah itu atau
meminimalkannya. Di antara sikap yang sangat penting dalam hal ini adalah merujuk kepada
para ulama, meminta bimbingan dan pengarahan mereka dalam menghadapinya.
Mengapa demikian? Kenapa perkara ini tidak diserahkan kepada masing-masing individu saja
agar mereka menentukan sikap sendiri-sendiri? Menjawab pertanyaan yang terkadang
muncul itu, kita katakan bahwa perkara fitnah bukan perkara biasa, bahkan perkara yang
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
dan yang mengetahuinya adalah para ulama.
Keempat, Islam memerintahkan dan menganjurkan untuk bertanya kepada ahlu dzikir
(ulama) pada permasalahan yang tidak diketahuinya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Bertanyalah kepada ahlu dzikr jika kalian tidak mengetahui.” (An-Nahl: 43)
Kelima, mengembalikan perkara ini kepada orang-orang awam akan mengakibatkan
terpecahnya persatuan kaum muslimin. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan menyatakan, “Allah I
menjadikan perkara-perkara perdamaian dan peperangan serta urusan-urusan yang sifatnya
umum dan menyeluruh kembalinya kepada para umara dan ulama secara khusus. Dan tidak
boleh masing-masing individu terlibat dalam masalah ini, karena yang demikian akan
mengacaukan urusan dan memecah persatuan serta memberikan peluang kepada orangorang yang memiliki tujuan jahat yang selalu menanti-nanti bencana untuk kaum muslimin.”
(Lihat Qawa’id fitta’amul ma’al ulama’: 120-122)
Keenam, yang mampu menganalisa hakekat akibat dari fitnah adalah para ulama yang
benar-benar kokoh dalam berilmu. Ibnul Qayyim menjelaskan, “Tidak setiap orang yang
mengerti fiqh dalam bidang agama mengerti takwil, hakekat yang berakhir padanya sebuah
makna. Yang mengetahui perkara ini khusus orang-orang yang kokoh dalam berilmu.”
(I’lamul Muwaqqi’in 1:332 dari Madarikun Nadhar:163)
Beberapa alasan tersebut sangat cukup untuk menjadi landasan dalam berpijak di atas
prinsip ini yaitu merujuk para ulama dalam perkara fitnah. Dan alangkah baiknya kalau kita
merenungi beberapa ayat atau hadits yang memerintahkan atau mengandung anjuran untuk
melakukan hal ini sebagaimana telah diisyaratkan di atas.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala: “Bertanyalah kepada ahlu dzikr jika kalian tidak
mengetahui.” (An-Nahl: 43)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menjelaskan dalam tafsirnya: “Bertanyalah kepada ahli
ilmu… sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan siapa saja yang tidak
mengetahui untuk rujuk kepada mereka dalam seluruh kejadian…” (Taisir Al-Karimir Rahman
hal. 441)
“Dan apabila datang kepada mereka suatu cerita tentang ketentraman atau ketakutan
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri
di antara mereka tentulah orang-orang yang mampu menyimpulkan di antara mereka akan
mengetahuinya.” (An-Nisa: 83)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menerangkan hukum-hukum yang terkandung di
dalamnya, katanya: “Ini adalah teguran dari Allah Subhanahu wa ta’ala kepada hambahamba-Nya dari perbuatan yang tidak sepantasnya. Seharusnya jika sampai kepada mereka
suatu perkara dari perkara-perkara penting dan maslahat yang bersifat menyeluruh yang
berkaitan dengan keamanan dan kebahagiaan kaum muslimin, atau ketakutan yang
mengandung musibah, mereka mengecek dan tidak terburu-buru menyebarkan kabar, tapi
mengembalikan pada Rasul dan kepada Ulil Amri di antara mereka. Yaitu orang-orang yang
memiliki pendapat yang baik, ilmu, keinginan yang baik, berakal dan memiliki kebijakan,
yang memahami perkara-perkara dan mengetahui maslahat serta mafsadah. Jika mereka (ulil
amri dan para ulama) memandang panyebarannya ada maslahat dan memberi semangat
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
Sunnah. Dan yang memahami benar-benar hukum yang terkandung di dalamnya adalah para
ulama.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidakkah mereka bertanya ketika mereka tidak tahu, sesungguhnya obatnya bodoh itu
hanya bertanya…” (HR. Abu Dawud dari Jabir bin Abdillah, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani
dalam Shahihul Jami’ no: 4362)
Telah dimaklumi bahwa kita diperintah untuk bertanya kepada Ahlu Dzikr yakni ulama,
sebagaimana ayat yang lalu.
Dalam kisah seorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ingin bertaubat disebut di sana: Maka ia
ditunjukkan kepada seorang ahli ibadah, lalu ia mendatanginya dan menyatakan bahwa telah
membunuh 99 jiwa, bisakah bertaubat? Jawabnya: “Tidak.” Maka dibunuhnya sekalian
sehingga genap menjadi 100. Kemudian ia mencari orang yang paling alim dimuka bumi ini,
maka ditunjukkanlah dia kepada seorang ulama lalu ia katakan kepadanya bahwa telah
membunuh 100 jiwa apakah bisa bertaubat? Jawabnya: “Ya, apa yang menghalangi antara
kamu dengan taubat?” (HR. Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri)
Dalam hadits ini nampak jelas perbedaan antara seorang ulama dengan ahli ibadah. Fatwa
seorang ulama membawa maslahat, sebaliknya fatwa seorang ahli ibadah tapi tanpa ilmu
membawa mafsadah. Oleh karenanya Asy-Sya’bi menyatakan: “Apa yang datang kepadamu
dari para shahabat Nabi, ambillah. Dan tinggalkan olehmu Sha’afiqah. Yakni yang tidak
berilmu.”(Syarhus Sunnah Baghawi 1/318 dinukil dari Madarikun-Nazhar: 162)
Atas dasar itu, prinsip ini menjadi pilihan para ulama Ahlus Sunnah sebagaimana dikatakan
oleh Abu Hatim Ar-Razi: “Pilihan kami dalam masalah-masalah yang tidak terdapat padanya
riwayat dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat dan tabi’in, adalah apa yang
dipilih para imam Ahlus Sunnah di berbagai negeri…, dan meninggalkan (membuang) ide
serta pendapat orang-orang yang mengaburkan masalah (dan seakan) menghiasinya, yaitu
dari kalangan para pendusta.” (Syarh Ushul I’tiqad Al Lalika’i: 1/202-323)
Hal ini juga ditegaskan Ibnul Qayyim melalui penjelasannya: “Seorang yang memahami kitab
Allah Subhanahu wa ta’ala, Sunnah Rasulullah, dan ucapan shahabat dialah yang berhak
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Rujuk Kepada Ulama adalah Jalan Keluar dari Fitnah
berijtihad pada perkara nawazil (kejadian atau masalah yang baru). Golongan inilah yang
boleh berijtihad dan boleh diminta fatwa.” (I’lamul Muwaq’in, 4/212 dinukil dari Madharikun
Nadhar hal. 155)
Uraian di atas baik dari ayat, hadits serta penjelasan para ulama merupakan dasar yang
sangat kuat yang melandasi tegaknya prinsip ini. Maka hendaknya kita berusaha keras untuk
tidak bergeser darinya meskipun hanya sejengkal.
———————————–
Sumber : Majalah Asy Syariah
Related Posts
Menghidupkan Sunnah Nabi yang Kian Terasing
Menghidupkan Sunnah Nabi yang Kian Terasing Al Ustadz Qomar Su'aidy Lc Dahulu
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah mewasiatkan umatnya agar berpegang
dengan kuat pada ajaran…
Ilmu adalah Takut kepada Allah
ILMU ADALAH TAKUT KEPADA ALLAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muawiyah Askari bin Jamal
hafizhahullah “Sesungguhnya hanyalah yang takut kepada Allah di antara para hamba-Nya
adalah ulama.”…
Mari Menyibukkan Diri Dengan Ilmu, Ibadah Dan Doa
MARI MENYIBUKKAN DIRI DENGAN ILMU, IBADAH DAN DOA Ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Abbas
Muhammad Ihsan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan hikmah-Nya yang sempurna dan
keadilan-Nya menjadikan…
Fatwa Ulama Tentang Nasyid Islam
FATWA ULAMA TENTANG NASYID ISLAM Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari Bagi
kalangan aktivis pergerakan Islam, nasyid menjadi alternatif dari “cara bermusik”. Mereka
berkukuh bahwa…
MELULUHLANTAKKAN SYUBHAT-SYUBHAT IBRAHIM AR-RUHAILY DALAM MASALAH JARH WA
TA’DIL
MELULUHLANTAKKAN SYUBHAT-SYUBHAT IBRAHIM AR-RUHAILY DALAM MASALAH JARH WA
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Download