Implikasi Pendidikan dalam Qur`an surat Adz

advertisement
ABSTRAK
Nama : Astri Farhatun Fauziyah
Judul
NPM : 10030106014
: Implikasi Pendidikan dalam Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 24-28 Tentang
Akhlak Menerima Tamu dalam Keluarga Terhadap Pendidikan Akhlak.
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak dapat hidup sendirian. Nabi Muhammad
SAW menggambarkan kehidupan masyarakat sebagai sejumlah orang yang sedang
menumpang perahu. Jika yang digeladak seenaknya ingin memperoleh air dengan
membocorkan perahu, maka seluruh penumpang akan hanyut. Demikian kehidupan
seseorang dan keluarga dalam satu lingkungan. Lingkungan adalah satu kekuatan yang
dapat menjadi positif atau negatif yang mempengaruhi anggota keluarga. Keluarga pun
dapat memberi pengaruh terhadap lingkungannya. Keluarga diharapkan memiliki
kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai dengan kondisi
sosial dan budaya masyarakatnya. Keluarga juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam
pembinaan lingkungan yang sehat dan positif, sehingga lahir nilai dan norma-norma luhur
yang sesuai dengan nilai ajaran agama dan budaya masyarakat. Begitu pentingnya
membina akhlak yang baik dalam keluarga. Karena mencapai suatu akhlak yang sempurna
adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Untuk menciptakan lingkungan yang harmonis
maka diperlukan sikap saling menghormati, memuliakan dan berpikir positif. Diantaranya
dalam menerima tamu baik yang dikenal atau yang tidak dikenal harus dimuliakan dengan
tetap waspada terhadap tamu tersebut.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang ajarannya mencakup berbagai aspek kehidupan.
Salah satu aspek kehidupan yang mendapatkan perhatian Al-Qur’an adalah pendidikan
tentang akhlak menerima tamu bagi seorang muslim sebagaimana tercantum dalam surat
Adz-Dzariyat ayat 24-28.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menghimpun pendapat para Mufassir tentang
Q.S Adz-Dzariyat ayat 24-28, mengetahui esensi dari Q.S Adz-Dzariyat ayat 24-28,
mengetahui pendapat para ahli pendidikan tentang etika menerima tamu dalam keluarga,
serta mengambil implikasi pendidikan dari Q.S Adz-Dzariyat ayat 24-28 tentang etika
menerima tamu dalam keluarga.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, karena penelitian ini
berupaya untuk memaparkan dan menganalisis etika menerima tamu dalam keluarga seperti
yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat 24-28. Adapun teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi literature/book survey dengan mengkaji secara mendalam
berbagai tafsir dan buku yang berhubungan dengan pokok masalah penelitian.
Isi kandungan menurut mufassir bahwa dalam Q.S Adz-Dzariyat ayat 24-28
mengisahkan penyambutan Nabi Ibrahim as terhadap para tamunya dengan penuh
penghormatan walaupun para tamu itu tidak beliau kenal sebelumnya. Ketika para tamu
masuk ke tempat Ibrahim as, lalu menyampaikan salam dan Ibrahim as menjawab salam
dengan menjawab salam yang lebih baik. Hidangan yang disiapkan Nabi Ibrahim as adalah
seekor anak sapi yang gemuk dan dibakar. Hidangan itu dibawanya sendiri ke hadapan
para tamunya. Kemudian mempersilahkan para tamu untuk makan dengan perkataan yang
santun dan hormat. Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para tamunya maka
istri beliau ikut hadir untuk melayani para tamunya. Seorang istri boleh ikut serta bersama
suaminya dalam menjamu tamu untuk menghidangkan makanan. Dikarenakan para tamu
Ibrahim as bukan dari jenis manusia maka mereka tidak menyentuh makanan itu. Sehingga
datang kecurigaan dalam hati Ibrahim as yang takut akan terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan. Tapi Nabi Ibrahim berusaha menghilangkan kecurigaan itu tetapi dengan tetap
waspada pada sesuatu yang akan terjadi. Esensi yang terkandung dalam Q.S Adz-Dzariyat
ayat 24-28 adalah: (1) Tamu, baik yang dikenal ataupun yang tidak dikenal harus
dimulyakan. (2) Dalam menjamu tamu harus ada komunikasi baik antar anggota keluarga
maupun dengan tamu itu sendiri. (3) Manusia harus selalu berpikir positif terhadap orang
yang dikenal atau yang tidak dikenal dengan tetap waspada.
Adapun impilikasi pendidikan QS. Adz-Dzariyat Ayat 24-28 tentang akhlak
menerima tamu dalam keluarga: (1) Memuliakan tamu itu merupakan kewajiban umat
Islam yang telah di contohkan oleh Nabi Ibrahim as. (2) Komunikasi adalah salah satu yang
terpenting dalam kehidupan keluarga yang akan menciptakan keadaan kondusif sehingga
apabila ada tamu keluarga harus ikut menjamu tamu dan berkomunikasi masalah jamuan
yang akan dihidangkan. (3) Berpikir positif terhadap tamu akan memperlakukan tamu
dengan baik karena berpikir positif merupakan kunci utama didalam kehidupan
bermasyarakat.
Bandung, 12 Agustus 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Enoh, Drs., M.Ag
H.Adang M Tsaury.Drs,.M.Pd.I
Download