HUBUNGAN ANTARA HEALTH LOCUS OF CONTROL DAN

advertisement
HUBUNGAN ANTARA HEALTH LOCUS OF CONTROL DAN PERILAKU
ASERTIF PADA REMAJA YANG MEROKOK
YULITA MANDASARI
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
([email protected])
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara health
locus of control dan perilaku asertif pada remaja yang merokok. Dilakukan
pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner dari skala health locus of control
dan perilaku asertif. Sampel berjumlah 48 siswa yang merokok di SMK daerah
Jakarta Timur. Pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi product moment
Karl Pearson. Hasil penelitian adalah koefisien korelasi 0.056 dan signifikansi
0.352 (p≥0.05) untuk IHLC dan perilaku asertif yang berarti hubungannya tidak
signifikan. Koefisien korelasi −0.260 dan signifikansi 0.037 (p≤0.05) untuk PHLC
dan perilaku asertif yang berarti hubungannya signifikan. Koefisen korelasi
−0.104 dan signifikansi 0.240 (p≥0.05) untuk CHLC dan perilaku asertif yang
berarti hubungannya tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara powerful others health locus of control dan perilaku asertif
pada remaja yang merokok, dimana semakin tinggi powerful others health locus
of control maka semakin rendah perilaku asertif pada remaja yang merokok.
Kata kunci : Health Locus of Control, Perilaku Asertif, Remaja yang Merokok
dengan kondisi yang sehat, manusia
PENDAHULUAN
Manusia
pada
dasarnya
dapat
berfungsi
secara
optimal.
menginginkan dirinya sehat, baik itu
Namun, terdapat banyak hal yang pada
secara fisik maupun psikis. Karena
akhirnya
mengakibatkan
manusia
terkena
suatu
disadari
penyakit,
atau
penyebabnya.
mengetahui
baik
tidak
Terkadang
tentang
itu
lawan
jenis.
Beberapa
disadari
melakukan perilaku merokok sebagai
manusia
cara
remaja
ekonomi
bawah,
beresiko untuk kesehatan mereka tapi
merokok
dapat
mereka
kebosanan,
menghindari
bisa
mengendalikan
bahkan
sosial
Pada
kalangan
perilakunya
hal-hal
kompensatoris.
yang
tidak
remaja
menghilangkan
stres
di
cenderung
rumah, dan 80 persen mengatakan
mengabaikannya karena satu dan lain
merokok sebagai kompensasi terhadap
hal. Salah satu contohnya adalah
rasa
perilaku merokok. Dikutip dari salah
merokok antara lain karena ingin tahu,
satu
mudah mendapat rokok, kebiasaan
media
(2010),
terkemuka,
fenomena
Kompas
merokok
rendah
diri.
Alasan
remaja
di
teman sebaya, tekanan lingkungan
kalangan anak muda Indonesia sudah
agar sama, menunjukkan perlawanan,
sangat memprihatinkan Selain terbukti
melepas stres karena masalah di rumah
merusak
jasmani,
dan sekolah, karena adanya keyakinan
ketergantungan terhadap nikotin juga
akan berhenti merokok itu mudah,
mempengaruhi keseimbangan psikis
serta meremehkan resiko kesehatan.
perokok.
Perilaku merokok pada remaja akan
kesehatan
Prosentase usia merokok di
meningkat
jika
orangtua
Indonesia yang tertinggi adalah di
keluarganya
kelompok usia remaja, yaitu 15-19
merokok timbul karena anak mengira
tahun.
63,7
orangtua tidak peduli atau malah
persen (tahun 2004). Ironisnya bahkan
mendukung hal tersebut. Serta jika
ada anak yang mulai merokok di
teman-teman merokok, maka remaja
kelompok
yang
semakin tak percaya bahwa rokok
jumlahnya mencapai 1,8 persen (Sirait
berbahaya bagi kesehatan. (Kompas,
dalam Jaya, 2009).
2008)
Jumlahnya
usia
mencapai
5-9
tahun
Perilaku merokok bagi remaja
merupakan
perilaku
simbolisasi.
merokok.
atau
Faktor-faktor
mempengaruhi
perilaku
Perilaku
yang
merokok
Simbol dari kematangan, kekuatan,
antara lain faktor sosiodemografi,
kepemimpinan, dan daya tarik kepada
yaitu perilaku dan kebiasaan merokok
keluarga
dan
teman,
sikap
dan
bahwa ada perbedaan health locus of
keyakinan (beliefs) terhadap rokok,
control antara remaja yang merokok
faktor kepribadian seperti konsep diri,
dan yang tidak merokok.
citra diri (self image), locus of control,
serta
faktor
perilaku
Dalam suatu penelitian yang
(behavioral
dilakukan oleh Kukulu dkk (2006)
variables) seperti prestasi akademik
dikatakan bahwa locus of control
atau aktivitas waktu luang (Botvin &
memiliki hubungan dengan perilaku
McAlister, dalam Sweeting, 1990).
asertif,
walaupun
tidak
memiliki
Wallston, Wallston & DeVellis
dampak langsung terhadap perilaku
(1978) mengemukakan health locus of
asertif. Perilaku asertif adalah perilaku
control
yang
dimana seseorang mengekspresikan
kesehatan
secara langsung apa yang ada di
sebagai
mengevaluasi
manusia
sesuatu
apakah
dapat
oleh
pikiran dan perasaannya, secara jujur
manusia itu sendiri, apakah di tangan
dan terbuka menyatakan kebutuhan
takdir,
menganggap
dan hak-hak pribadinya, membela diri
kesehatan mereka berada di bawah
dengan berani dan tanpa kecemasan
kendali hal lain yang berkuasa.
yang beralasan, menolak permintaan
atau
dikendalikan
mereka
Di Indonesia, Farida (2001)
yang tidak masuk akal, namun tetap
melakukan suatu penelitian terhadap
disampaikan dengan menghargai dan
remaja dan menemukan bahwa health
tidak menyangkal hak orang lain.
locus of control pada remaja yang
Penting
sekali
untuk
merokok menunjukkan skor yang lebih
mengetahui bagaimana kesadaran dan
rendah pada dimensi internal, dan skor
keyakinan dari remaja itu sendiri
yang
sebagai pelaku perilaku merokok.
lebih
powerful
tinggi
others
dibandingkan
remaja
pada
dimensi
dan
chance
yang
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
tidak
memperjelas bagaimana kemampuan
merokok. Kemudian Ariyani (2007)
remaja tersebut dalam mengemukakan
melakukan suatu penelitian mengenai
apa yang diyakininya untuk dapat
perbedaan health locus of control
berperilaku sehat. Setelah meninjau
antara remaja yang merokok dan yang
uraian di atas maka penulis tertarik
tidak merokok dan menyimpulkan
mengangkat permasalahan “hubungan
antara health locus of control dan
b. Powerful others health locus of
perilaku asertif pada remaja yang
control (PHLC), merupakan
merokok?” untuk diteliti.
pandangan
seseorang
yang
meyakini bahwa kendali atas
TINJAUAN PUSTAKA
kejadian-kejadian
Health Locus of Control
hidupnya
Health
locus
menggambarkan
yang
derajat
dimiliki
mempersepsi
of
termasuk
control
kesehatannya ditentukan oleh
keyakinan
orang lain yang lebih berkuasa.
individu
kualitas
dalam
dalam
c. Chance health locus of control
kesehatan
(CHLC),
merupakan
dirinya sebagai hasil dari tindakannya
pandangan
sendiri, sehingga dapat dikontrol, atau
meyakini bahwa kendali atas
sebagai
kejadian-kejadian
sesuatu
berhubungan
yang
dengan
tidak
perilakunya
seseorang
yang
dalam
hidupnya
termasuk
sendiri, sehingga berada di luar kontrol
kesehatannya ditentukan oleh
dirinya (Sweeting, 1990).
nasib,
peluang
dan
keberuntungan.
Dimensi-dimensi Health Locus of
Control
Perilaku Asertif
Wallston, Wallston & DeVellis
Rathus
&
(1978) membagi dimensi Health Locus
mengemukakan
of Control menjadi:
merupakan
a. Internal health locus of control
Nevid
(1983)
bahwa
tingkah
asertif
laku
yang
menampilkan keberanian untuk secara
(IHLC), merupakan pandangan
jujur
seseorang
meyakini
kebutuhan, perasaan, dan pikiran-
bahwa kendali atas kejadian-
pikiran apa adanya, mempertahankan
kejadian
hak-hak
yang
dalam
hidupnya
dan
terbuka
pribadi
menyatakan
serta
menolak
termasuk kualitas kesehatannya
permintaan-permintaan
ditentukan oleh kemampuan
masuk akal dari figur otoritas dan
dirinya sendiri.
standar-standar yang berlaku pada
suatu kelompok.
yang
tidak
kemudian
Rathus
Nevid
d. Menampilkan cara yang efektif
(1983) perilaku asertif dapat diuraikan
dan jujur, yaitu menyatakan
dalam beberapa aspek berikut ini:
perasaan tidak setuju terhadap
a. Berusaha
&
suatu
pembicaraan.
Aspek-aspek Perilaku Asertif
Menurut
membuat
mencapai
tujuan,
yaitu tingkah laku ini dibagi
atas
dua
rectifying
pendapat orang lain.
e. Menanyakan
alasan,
yaitu
macam,
yaitu
sebelum melakukan sesuatu,
statement
atau
seseorang berhak menolak dan
mengemukakan hak-hak dan
tidak
berusaha
menyanggupinya,
mencapai
tujuan
secara
langsung
tetapi
tertentu dalam suatu situasi.
menanyakan alasannya terlebih
Commendatory statement atau
dahulu.
memberikan
pujian
untuk
f. Berbicara
mengenai
diri
menghargai orang lain dan
sendiri, yaitu membicarakan
memberi umpan balik positif.
diri
b. Kemampuan mengungkapkan
perasaan,
mengungkapkan
kepada
orang
suatu
spontanitas
yang
mengenai
pengalaman-pengalaman
yaitu
dengan cara yang menarik, dan
perasaan
merasa yakin bahwa orang lain
lain
akan lebih merespon terhadap
danpengungkapan perasaan ini
adalah
sendiri
perilakunya.
tingkat
g. Menghargai pujian dari orang
tidak
lain, yaitu menghargai pujian
berlebihan
yang
diberikan
orang
lain
c. Menyapa atau memberi salam
dengan cara sesuai situasi dan
pada orang lain, yaitu bersedia
kondisi, seperti mengucapkan
menyapa
salam
yang
orang
atau
memberikan
terima kasih apabila menerima
kepada
orang-orang
pujian dari orang lain.
inginditemui termasuk
yang
barudikenal
h. Penolakan,
menolak
begitu
yaitu
untuk
saja
berhak
menerima
pendapat
dari
seseorang yang suka berdebat,
melalui intensitas merokok, waktu
mampu
merokok
menampilkan
cara
dan
fungsinya
pada
yang efektif dan jujur dalam
kehidupan sehari-hari (Komalasari dan
menyatakan “tidak” atas saran
Helmi, 2000).
atau pendapat dari orang lain,
dan
mengakhiri
dengan
i.
percakapan
orang
yang
Identifikasi Variabel-Variabel
memaksakan pendapatnya.
Penelitian
Menatap lawan bicara, yaitu
Dalam penelitian ini terdapat dua
ketika sedang berhadapan dan
variabel yang akan dianalisis, yaitu :
berbicara dengan lawan bicara,
1. Variabel bebas
sebaiknya
menatap
lawan
bicara tersebut.
j.
METODE PENELITIAN
: Health Locus
of Control
2. Variabel terikat
Respon melawan rasa takut,
:
Perilaku
Asertif
yaitu menampilkan perlawanan
rasa
takut
datang
yang
dari
biasanya
perasaan
kecemasan sosial.
Definisi Operasional Penelitian
1. Health Locus of Control
Health locus of control merupakan
pandangan
individu
mengenai
kendali terhadap kesehatan mereka,
Remaja
Santrock (1998) memberikan
baik
itu
sebagai
akibat
definisi remaja sebagai suatu periode
karakteristik
perkembangan yaitu transisi antara
yaitu
masa kanak-kanak dan masa dewasa,
ataupun dikarenakan hal-hal di luar
yang mencakup perubahan biologis,
kendali pribadi (eksternal) yaitu
kognitif dan sosio-emosional.
faktor powerfull others dan faktor
faktor
pribadi
dari
personal
(internal),
control,
change.
2. Perilaku Asertif
Perilaku Merokok
Perilaku
merokok
adalah
Perilaku asertif adalah perilaku
aktivitas individu yang berhubungan
dimana seseorang mengekspresikan
dengan perilaku merokok yang diukur
secara langsung apa yang ada di
pikiran dan perasaannya, secara
Dalam
jujur
menyatakan
mengenai health locus of control,
kebutuhan dan hak-hak pribadinya,
penulis menggunakan skala yang
membela diri dengan berani dan
disusun berdasarkan skala Likert,
tanpa kecemasan yang beralasan,
yaitu distribusi respon sebagai
menolak permintaan yang tidak
dasar penentuan nilai skalanya,
masuk
penilaiannya
dan
terbuka
akal,
namun
tetap
mengumpulkan
didasarkan
data
pada
disampaikan dengan menghargai
sangat setuju, setuju, tidak setuju,
dan tidak menyangkal hak orang
dan sangat tidak setuju. Skala
lain.
disusun
berdasarkan
dimensi-
dimensi health locus of control
yang tercantum dalam definisi
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah
remaja yang merokok di SMA/SMK
operasional.
2. Perilaku Asertif
X. Dan sampel penelitian yaitu remaja
Dalam
yang merokok di SMA/SMK X,
mengenai perilaku asertif, penulis
dengan karakteristik usia antara 15
menggunakan skala yang disusun
hingga 20 tahun, jenis kelamin laki-
berdasarkan skala Likert, yaitu
laki dan perempuan, dengan jumlah 48
distribusi respon sebagai dasar
siswa. Teknik penggambilan sampel
penentuan
yang digunakan dalam penelitian ini
penilaiannya didasarkan sangat
adalah teknik purposive sampling,
sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan
yaitu suatu teknik pengambilan sampel
sangat tidak sesuai. Skala disusun
dimana
berdasarkan aspek-aspek perilaku
peneliti
menentukan
terlebih
ciri-ciri
yang
dahulu
akan
menjadi sampel dan sesuai dengan
asertif
mengumpulkan
yang
nilai
data
skalanya,
tercantum dalam
definisi operasional.
tujuan penelitian.
Teknik Pengujian Data
Teknik Pengumpulan Data
1. Health Locus of Control
Pengujian
penelitian
ini
hipotesis
menggunakan
pada
uji
korelasi product moment Karl Pearson,
yaitu menguji hubungan antara health
ketika
locus of control sebagai variabel bebas
cenderung meyakini untuk bergantung
dengan
perilaku
pada orang lain (dalam hal ini dokter)
variabel
terikat.
dilakukan
asertif
sebagai
Pengujian
dengan
mereka
sakit.
Mereka
ini
atau hal lain (seperti obat) daripada
menggunakan
mencegah sakit dengan perilaku sehat
bantuan program SPSS ver 16.0 for
mereka
sendiri.
Kontrol
utama
Windows.
terhadap kesehatannya ada pada orang
lain. Hal ini kurang mendukungnya
untuk mengekspresikan apa yang ada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian
di
pikiran
dan
perasaannya,
terhadap hipotesis pada penelitian ini,
mengemukakan pendapat-pendapatnya
diketahui bahwa ada hubungan yang
mengenai kesehatan, dan menolak
signifikan
others
ajakan yang merugikan kesehatannya.
health locus of control dan perilaku
Artinya diperkirakan hal ini yang
asertif pada remaja yang merokok.
menyebabkan
Korelasi antara kedua variabel bernilai
asertif mereka. Jika hal ini muncul
negatif,
pada
antara
artinya
powerful
semakin
tinggi
rendahnya
remaja
yang
perilaku
merokok.
powerful others health locus of control
Kemungkinan PHLC dan rendahnya
maka semakin rendah perilaku asertif
perilaku asertif ini berkaitan pula
pada remaja yang merokok.
dengan perilaku merokok pada remaja.
PHLC merupakan pandangan
seseorang
yang
meyakini
Penelitian Wallston & Wallston
bahwa
(dalam Sweeting, 1990) melaporkan
kendali atas kejadian-kejadian dalam
bahwa orang yang orang yang tidak
hidupnya
merokok
termasuk
kesehatannya
akan
menunjukkan
skor
ditentukan oleh orang lain yang lebih
IHLC yang lebih tinggi dibandingkan
berkuasa. Individu dengan powerful
dengan
others health locus of control (PHLC)
Sehingga dapat diasumsikan bahwa
menempatkan perhatian yang lebih
seseorang yang menunjukkan skor
untuk memeriksakan diri ke dokter
yang
untuk mengecek kesehatannya, atau
cenderung berperilaku hidup sehat.
dengan
Karena
mengkonsumsi
obat-obatan
skor
tinggi
PHLC
pada
orang
dan
IHLC
tersebut
CHLC.
akan
akan
memperlihatkan perilaku sehat yang
fakta ini ditemukan pada mereka yang
lebih konsisten dan memiliki standar
tidak merokok.
kesehatan
yang
lebih
tinggi
Pada penelitian ini ditemukan
dibandingkan orang yang memiliki
bahwa ternyata remaja yang merokok
skor yang tinggi pada PHLC dan
memiliki internal health locus of
CHLC. Mereka yang menunjukkan
control yang tinggi. Bertolak belakang
skor tinggi pada IHLC cenderung
dengan hipotesis yang dinyatakan
menyatakan keyakinan bahwa mereka
sebelumnya,
dapat mempengaruhi kesehatannya.
merokok memiliki skor yang tinggi
Berdasarkan
penelitian
diasumsikan
bahwa
bahwa
remaja
yang
ini,
dapat
pada powerful others dan chance
remaja
yang
health locus of control. Hal ini berarti
merokok akan menunjukkan skor yang
mereka memiliki kontrol yang besar
tinggi pada dimensi powerful others
terhadap kejadian dalam hidupnya dan
health locus of control (PHLC) dan
kualitas kesehatannya berdasarkan apa
chance
yang mereka lakukan dalam merawat
health
locus
of
control
(CHLC).
dan
menjaga
kesehatan
tersebut.
Appelbaum, Tuma & Johnson
Namun mungkin besarnya pengaruh
(1975) serta Schwartz & Higgins
lingkungan yang ada di sekitar mereka
(1979)
ikut
juga
mengemukakan
hasil
mempengaruhi
dalam
penelitiannya bahwa siswa dengan
pengambilan keputusan, dalam hal ini
asertif yang tinggi secara signifikan
perilaku merokok. Walaupun perilaku
lebih
of
asertif mereka juga termasuk dalam
yang
kategori tinggi, yang berarti bahwa
tersebut
remaja telah memiliki kemampuan
memiliki
control
asertifnya
internal
daripada
rendah.
locus
mereka
Hal
mendukung hasil penelitian ini yang
untuk
mengemukakan
menemukan bahwa perilaku asertif
pikiran
berada di kategori tinggi pada kurva
menolak ajakan yang tidak masuk akal
normal dan internal health locus of
bagi
control juga berada di kategori tinggi
menjamin keputusan mereka untuk
pada kurva normal. Namun seharusnya
tidak merokok. Tingginya IHLC yang
dan
dirinya.
semestinya
pendapat,
perasaannya,
Hal
berarti
tersebut
keyakinan
serta
tidak
dan
kesadaran akan kesehatannya lebih
disebabkan karena adanya variabel-
dipahami oleh dirinya sendiri belum
variabel dan faktor-faktor lain yang
tentu diterapkan dalam kehidupannya
turut mempengaruhi perilaku asertif
sehari-hari. Meskipun mereka sadar
remaja yang merokok.
bahaya
rokok
penerapan
bagi
kesehatannya,
keyakinan
tersebut
ke
Dilihat dari analisa deskriptif,
diperkirakan
bahwa
faktor-faktor
dalam tindakan menolak rokok tidak
seperti usia, tingkat pendidikan, orang
mereka lakukan.
yang menginspirasi responden untuk
Pada penelitian ini ditemukan
merokok,
anggota
keluarga
yang
bahwa sampel penelitian menunjukkan
merokok, minat, orang terdekat yang
chance health locus of control (CHLC)
bergelut di bidang kesehatan, dan
pada
sumber
kategori
Berlawanan
Wallston
rata-rata
dengan
&
bawah.
informasi
kesehatan
ikut
penelitian
mempengaruhi kecenderungan health
(dalam
locus of control responden. Sedangkan
Wallston
Sweeting, 1990) seharusnya remaja
faktor-faktor
yang
skor
pendidikan, urutan kelahiran, suku,
PHLC dan CHLC yang lebih tinggi
serta keikutsertaan responden dalam
daripada skor IHLC. Rendahnya skor
kegiatan
CHLC pada sampel penelitian ini
mempengaruhi
mungkin disebabkan faktor nasib dan
mereka. Hal ini sesuai dengan apa
keberuntungan
faktor
yang dikemukakan Rathus dan Nevid
penentu kendali kesehatan mereka.
(1983) ada beberapa faktor yang
Terdapat
lebih
mempengaruhi perkembangan perilaku
diyakini sebagai kendali kesehatan
asertif, antara lain jenis kelamin, self
mereka, seperti orangtua, keluarga,
esteem,
kebudayaan,
teman, dokter, atau mungkin diri
pendidikan,
tipe
sendiri.
situasi tertentu lingkungan sekitarnya.
merokok menunjukkan
bukanlah
faktor
lain
yang
seperti
usia,
tingkat
(organisasi)
turut
perilaku
asertif
tingkat
kepribadian,
dan
Tidak adanya hubungan yang
signifikan
antara
IHLC
dengan
perilaku asertif dan CHLC dengan
perilaku
asertif
mungkin
juga
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
terhadap 48 responden di SMK yang
memenuhi kriteria peneliti sebagai
Untuk penelitian selanjutnya
remaja yang merokok dan ditetapkan
diharapkan
sebagai
ditarik
hanya remaja yang merokok, namun
kesimpulan bahwa ada hubungan yang
juga remaja yang tidak merokok. Hal
signifikan
others
ini berguna sebagai perbandingan dan
health locus of control dan perilaku
untuk mengetahui perbedaan diantara
asertif pada remaja yang merokok.
keduanya. Dapat pula meneliti dengan
Korelasi antara kedua variabel bernilai
variabel-variabel
negatif,
konformitas, dukungan sosial dan lain-
sampel
penelitian,
antara
artinya
powerful
semakin
tinggi
lain,
bukan
seperti
lain,
maka semakin rendah perilaku asertif
kategori usia lebih dewasa, contohnya
pada
merokok.
mahasiswa. Selain itu dapat meneliti
lainnya
dari faktor-faktor yang mempengaruhi
ditolak. Tidak ada hubungan antara
health locus of control dan perilaku
internal health locus of control dan
asertif pada remaja yang merokok,
perilaku asertif pada remaja yang
seperti usia, jenis kelamin, urutan
merokok dan tidak ada hubungan
kelahiran, suku, anggota keluarga yang
antara chance health locus of control
merokok, minat, keikutsertaan dalam
dan perilaku asertif pada remaja yang
organisasi, dan lain-lain.
Sedangkan
dua
yang
hipotesis
dapat
meneliti
powerful others health locus of control
remaja
serta
dapat
dilakukan
pada
merokok.
Pada penelitian ini ditemukan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa ternyata remaja yang merokok
Alberti, R & Emmons, M. (2002).
menunjukkan internal locus of control
Your perfect right, hidup lebih
pada
bahagia dengan menggunakan
kategori
belakang
dengan
tinggi.
Bertolak
asumsi
yang
dinyatakan sebelumnya, bahwa remaja
hak. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
yang merokok memiliki skor yang
tinggi pada
powerful
chance locus of control.
others dan
Alwisol.
Psikologi
Kepribadian. Malang: UMM
Press
SARAN
(2008).
Appelbaum, A, S., Tuma, J, M., &
Cawwod, D. (1988). Assertiveness for
Johnson, J, H. (1975). Internal-
managers: Learning effective
external
and
skill for managing people (2nd
assertiveness of subject high
ed). Canada: International Self-
and low in social desirability.
Counsel Press
control
Psychological
Reports,
37,
319-322
Chassin, L, Pearson, C. C, Sherman, S.
J & Edwards, D. A. (1991).
Ariyani, I. D. (2007). Perbedaan health
Four pathways to young-adult
locus of control antara remaja
smoking
yang merokok dan yang tidak
Social-Psychological
merokok.
Antacendets In A Midwestern
Skripsi.
(tidak
status:
Adolescent
diterbitkan). Depok: Program
Community Sample.
Sarjana
Psychology, 10, 409-418
Fakultas
Psikologi
Health
Universitas Indonesia
Coelho, R. J. (1985). A psychometric
Azwar, S. (2007). Metode penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
investigation
of
the
multidimensional health locus
of control scales with cigarette
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan
validitas. Yogyakarta: Pustaka
smokers. Journal of Clinical
Psychology, vol. 41, No. 3
Pelajar
Dariyo, A. (2003). Psikologi dewasa
Beddel, J, R & Lenox, S, S. (1997).
muda. Jakarta: Grasindo
Handbook for communication
and problem solving skills
training:
behavioral
A
cognitive
approach.
New
York: John Willy & Sons Inc
Deaux, K, Dane, F. C, Wrightsman, L
& Siegerman, C. K. (1993).
Social psychology in the 90’s.
California:
Publishing Co
Brook/Cole
Eiser, R. J., et al. (1989). Health locus
Komalasari, D & Helmi, A. F. (2000).
of control and health belief in
Faktor-faktor
relation to adolescent smoking.
perilaku merokok pada remaja.
British Journal of Addiction,
Jurnal Psikologi No.I Tahun
84, 1059-1065
XXVII, 37-47
Evanytha. (2004). Pengaruh komponen
health
belief
dukungan
model
sosial
penyebab
Kukulu, K., Buldukoglu, K., Kulacac,
dan
O., & Koksal, C, D. (2006).
terhadap
The effect of locus of control,
kepatuhan medis pada individu
communication
pengidap
Tesis.
social support on assertiveness
Depok:
in female nursing students.
Program Pascasarjana Fakultas
Journal of Social Behavior and
Psikologi
personality, 34 (1), 27-40
(tidak
hipertensi.
diterbitkan).
Universitas
skills
and
Indonesia
L’Abate, L & Milan, M. A. (1985).
Farida, F. (2001). Peranan lokus
Handbook
of
skills
research.
New
kontrol kesehatan (health locus
training
of
York: John Willey & Sons Inc.
control)
dan
keyakinan
&
social
(belief) terhadap merokok pada
perilaku merokok dan tidak
Lange, A, J., & Jackubowski, P.
merokok remaja awal. Skripsi.
(1978). Responsible assertive
(tidak
behavior: Cognitif behavioral
diterbitkan).
Program
Sarjana
Psikologi
Depok:
Fakultas
Universitas
prosedurs
training.
Illinois:
Research Press
Indonesia
Lefcourt, H. M. (1976). Locus of
Jaya, M. (2009). Pembunuh berbahaya
itu
bernama
Yogyakarta: Riz’ma
rokok.
control:
current
trends
in
theory and research, 2nd ed.
Hilldale, NJ: Erlbaum
Levenson, H. (1981). Differentiating
among internality,
powerful
Phares, E. J. (1976). Locus of control
in personality. Morristown. NJ:
others, and change In H. M
General Learning Press
Lefcourt, Research with the
Rathus, S, A., & Nevid, J, S. (1983).
locus of control construct. New
Adjustment and growth: The
York: Academic Press
challenges of life (2nd ed). New
York: CBS College Publishing
Palmer, P & Froehner, M (2002).
Harga diri remaja: Penuntun
Raven, B. H & Rubin, J. Z. (1983).
menumbuhkan harga diri bagi
Social psychology, 2nd ed. New
remaja.
York: John Willey & Sons
Susanto.
Terjemahan:
Jakarta:
Ishak
Gramedia
Pustaka Utama
Robbins, A. S, Spence, J. T & Clark.
H.
Papalia, D. E, Olds, S. W & Feldman,
R.
D.
(2004).
development,
9th
ed.
(1991).
determinats
health
and
performances: The tangled web
New
of desirable and undesirable
characteristic.
personality
Penner, L. (1978). Social psychology:
contemporary
of
Human
York: McGraw-Hill
A
Psychological
Journal
and
of
social
psychology, 61, 755-765
approach.
New York: Oxford University
Press
Robbins, C. A & Martin, S, S. (1993).
Gender, styles of deviance and
drinking problem. Journal of
Pervin, L. A, Cervane, D & John, O. P.
(2005). Personality theory and
health and social behavior, 34,
302-321
research, 9th ed. New York:
John Willey & Sons
Robinson, J. P, Shaver. P. R &
Wrightsman, L. S. (1991).
Measures of personality and
social psychological attitudes
(Vols. 1). California: Academic
Consulting
Press, Inc
Psychology, 47 (4), 686-694
Rotter, J. B. (1966). Generalized
expectancies
for
Seligman,
internal
E.
Clinical
P.
(1975).
Helplessness. San Francisco:
versus eksternal control of
reinforcement.
M.
and
Freeman
Psychological
monograph
Sitepoe, M. (2000). Kekhususan rokok
Indonesia. Jakarta: Grasindo
Rotter, J. B, Change, J. E & Phares, E,
J. (1972). Application of a
social
learning
theory
Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan.
of
Jakarta: Grasindo
personality. New York: Holt,
Rinchart & Winston
Solomon, L. J, & Rothblum, E. D.
(1985). Social skill problem
Sarafino,
E.
D.
(2008).
Psychology:
Health
experienced by women . The
Biopsychosocial
handbook
of
social
skill
interaction, 6th ed. New York:
training and research. New
John Wiley & Son
York: John Wiley & Sons Inc.
Sarason, I. G & Sarason, B. R. (1985).
Social
support:
research,
and
Suryabrata, S. (1998). Pengembangan
Theory,
alat
application.
ukur
psikologis.
Yogyakarta: Andi
Boston: Martinus Nijhoff
Sweeting, R. L. (1990). A value
Schwartz, R, D., & Higgins, R, L.
approach to health behavior.
(1979). Differential outcome
Illinois:
from
Books
automated
assertion
Human
kinestics
training as a function of locus
of
control.
Journal
of
Syair.
(2009,
September).
Survei
kebiasaan merokok pada siswa
sma di kota kendari tahun
Wallston, K. A & Wallston, B. S.
2009.
(1982). Who responsible for
http://syair79.wordpress.com/2
our health? The construct of
009/09/01/survei-kebiasaan-
health locus of control. In G. S.
merokok-pada-siswa-sma-di-
Sanders & J. Suls (eds), Social
kota-kendari-tahun-2009/.
psychology
(Diambil 5 Juli 2010).
illness, pp, 65-95. Hilldale, NJ:
of
heatlh
and
Lawrence Erlbaum Associates
Taylor,
S.
E.
(2009).
Health
psychology, 7th ed. New York:
McGraw Hill
Williams, J, M., & Stout, J, k. (1984).
The effect of high and low
assertiveness
Tomkins, S. (1968). A modified model
on
locus
of
control and health problems.
of smoking behavior. In E. F.
Journal
of
Psychology
Borgotta & R. R. Evans (Eds),
University of Scranton, 119
Smoking, health and behavior.
(2), 169-173
Chicago: Aldine
Willis, L & Daisley, J. (1995). The
Varcarolis, E, M. (1998). Foundation
assertiveness of trainer and
of Psychiatricmental Health
running assertiveness course.
Nursing. Philadelpia: Saunders
Berk Shire: Mc Graw Hill
Wallston, K. A., Wallston, B. S., &
DeVellis,
R.
Development
(1978).
of
multidimensional health locus
of
control
scales:
Health
education monograps, 6, 161170
Download