HUBUNGAN ANTARA HEALTH LOCUS OF CONTROL DAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA YANG MEROKOK YULITA MANDASARI Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ([email protected]) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara health locus of control dan perilaku asertif pada remaja yang merokok. Dilakukan pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner dari skala health locus of control dan perilaku asertif. Sampel berjumlah 48 siswa yang merokok di SMK daerah Jakarta Timur. Pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi product moment Karl Pearson. Hasil penelitian adalah koefisien korelasi 0.056 dan signifikansi 0.352 (p≥0.05) untuk IHLC dan perilaku asertif yang berarti hubungannya tidak signifikan. Koefisien korelasi −0.260 dan signifikansi 0.037 (p≤0.05) untuk PHLC dan perilaku asertif yang berarti hubungannya signifikan. Koefisen korelasi −0.104 dan signifikansi 0.240 (p≥0.05) untuk CHLC dan perilaku asertif yang berarti hubungannya tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara powerful others health locus of control dan perilaku asertif pada remaja yang merokok, dimana semakin tinggi powerful others health locus of control maka semakin rendah perilaku asertif pada remaja yang merokok. Kata kunci : Health Locus of Control, Perilaku Asertif, Remaja yang Merokok dengan kondisi yang sehat, manusia PENDAHULUAN Manusia pada dasarnya dapat berfungsi secara optimal. menginginkan dirinya sehat, baik itu Namun, terdapat banyak hal yang pada secara fisik maupun psikis. Karena akhirnya mengakibatkan manusia terkena suatu disadari penyakit, atau penyebabnya. mengetahui baik tidak Terkadang tentang itu lawan jenis. Beberapa disadari melakukan perilaku merokok sebagai manusia cara remaja ekonomi bawah, beresiko untuk kesehatan mereka tapi merokok dapat mereka kebosanan, menghindari bisa mengendalikan bahkan sosial Pada kalangan perilakunya hal-hal kompensatoris. yang tidak remaja menghilangkan stres di cenderung rumah, dan 80 persen mengatakan mengabaikannya karena satu dan lain merokok sebagai kompensasi terhadap hal. Salah satu contohnya adalah rasa perilaku merokok. Dikutip dari salah merokok antara lain karena ingin tahu, satu mudah mendapat rokok, kebiasaan media (2010), terkemuka, fenomena Kompas merokok rendah diri. Alasan remaja di teman sebaya, tekanan lingkungan kalangan anak muda Indonesia sudah agar sama, menunjukkan perlawanan, sangat memprihatinkan Selain terbukti melepas stres karena masalah di rumah merusak jasmani, dan sekolah, karena adanya keyakinan ketergantungan terhadap nikotin juga akan berhenti merokok itu mudah, mempengaruhi keseimbangan psikis serta meremehkan resiko kesehatan. perokok. Perilaku merokok pada remaja akan kesehatan Prosentase usia merokok di meningkat jika orangtua Indonesia yang tertinggi adalah di keluarganya kelompok usia remaja, yaitu 15-19 merokok timbul karena anak mengira tahun. 63,7 orangtua tidak peduli atau malah persen (tahun 2004). Ironisnya bahkan mendukung hal tersebut. Serta jika ada anak yang mulai merokok di teman-teman merokok, maka remaja kelompok yang semakin tak percaya bahwa rokok jumlahnya mencapai 1,8 persen (Sirait berbahaya bagi kesehatan. (Kompas, dalam Jaya, 2009). 2008) Jumlahnya usia mencapai 5-9 tahun Perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. merokok. atau Faktor-faktor mempengaruhi perilaku Perilaku yang merokok Simbol dari kematangan, kekuatan, antara lain faktor sosiodemografi, kepemimpinan, dan daya tarik kepada yaitu perilaku dan kebiasaan merokok keluarga dan teman, sikap dan bahwa ada perbedaan health locus of keyakinan (beliefs) terhadap rokok, control antara remaja yang merokok faktor kepribadian seperti konsep diri, dan yang tidak merokok. citra diri (self image), locus of control, serta faktor perilaku Dalam suatu penelitian yang (behavioral dilakukan oleh Kukulu dkk (2006) variables) seperti prestasi akademik dikatakan bahwa locus of control atau aktivitas waktu luang (Botvin & memiliki hubungan dengan perilaku McAlister, dalam Sweeting, 1990). asertif, walaupun tidak memiliki Wallston, Wallston & DeVellis dampak langsung terhadap perilaku (1978) mengemukakan health locus of asertif. Perilaku asertif adalah perilaku control yang dimana seseorang mengekspresikan kesehatan secara langsung apa yang ada di sebagai mengevaluasi manusia sesuatu apakah dapat oleh pikiran dan perasaannya, secara jujur manusia itu sendiri, apakah di tangan dan terbuka menyatakan kebutuhan takdir, menganggap dan hak-hak pribadinya, membela diri kesehatan mereka berada di bawah dengan berani dan tanpa kecemasan kendali hal lain yang berkuasa. yang beralasan, menolak permintaan atau dikendalikan mereka Di Indonesia, Farida (2001) yang tidak masuk akal, namun tetap melakukan suatu penelitian terhadap disampaikan dengan menghargai dan remaja dan menemukan bahwa health tidak menyangkal hak orang lain. locus of control pada remaja yang Penting sekali untuk merokok menunjukkan skor yang lebih mengetahui bagaimana kesadaran dan rendah pada dimensi internal, dan skor keyakinan dari remaja itu sendiri yang sebagai pelaku perilaku merokok. lebih powerful tinggi others dibandingkan remaja pada dimensi dan chance yang Penelitian ini dilakukan untuk tidak memperjelas bagaimana kemampuan merokok. Kemudian Ariyani (2007) remaja tersebut dalam mengemukakan melakukan suatu penelitian mengenai apa yang diyakininya untuk dapat perbedaan health locus of control berperilaku sehat. Setelah meninjau antara remaja yang merokok dan yang uraian di atas maka penulis tertarik tidak merokok dan menyimpulkan mengangkat permasalahan “hubungan antara health locus of control dan b. Powerful others health locus of perilaku asertif pada remaja yang control (PHLC), merupakan merokok?” untuk diteliti. pandangan seseorang yang meyakini bahwa kendali atas TINJAUAN PUSTAKA kejadian-kejadian Health Locus of Control hidupnya Health locus menggambarkan yang derajat dimiliki mempersepsi of termasuk control kesehatannya ditentukan oleh keyakinan orang lain yang lebih berkuasa. individu kualitas dalam dalam c. Chance health locus of control kesehatan (CHLC), merupakan dirinya sebagai hasil dari tindakannya pandangan sendiri, sehingga dapat dikontrol, atau meyakini bahwa kendali atas sebagai kejadian-kejadian sesuatu berhubungan yang dengan tidak perilakunya seseorang yang dalam hidupnya termasuk sendiri, sehingga berada di luar kontrol kesehatannya ditentukan oleh dirinya (Sweeting, 1990). nasib, peluang dan keberuntungan. Dimensi-dimensi Health Locus of Control Perilaku Asertif Wallston, Wallston & DeVellis Rathus & (1978) membagi dimensi Health Locus mengemukakan of Control menjadi: merupakan a. Internal health locus of control Nevid (1983) bahwa tingkah asertif laku yang menampilkan keberanian untuk secara (IHLC), merupakan pandangan jujur seseorang meyakini kebutuhan, perasaan, dan pikiran- bahwa kendali atas kejadian- pikiran apa adanya, mempertahankan kejadian hak-hak yang dalam hidupnya dan terbuka pribadi menyatakan serta menolak termasuk kualitas kesehatannya permintaan-permintaan ditentukan oleh kemampuan masuk akal dari figur otoritas dan dirinya sendiri. standar-standar yang berlaku pada suatu kelompok. yang tidak kemudian Rathus Nevid d. Menampilkan cara yang efektif (1983) perilaku asertif dapat diuraikan dan jujur, yaitu menyatakan dalam beberapa aspek berikut ini: perasaan tidak setuju terhadap a. Berusaha & suatu pembicaraan. Aspek-aspek Perilaku Asertif Menurut membuat mencapai tujuan, yaitu tingkah laku ini dibagi atas dua rectifying pendapat orang lain. e. Menanyakan alasan, yaitu macam, yaitu sebelum melakukan sesuatu, statement atau seseorang berhak menolak dan mengemukakan hak-hak dan tidak berusaha menyanggupinya, mencapai tujuan secara langsung tetapi tertentu dalam suatu situasi. menanyakan alasannya terlebih Commendatory statement atau dahulu. memberikan pujian untuk f. Berbicara mengenai diri menghargai orang lain dan sendiri, yaitu membicarakan memberi umpan balik positif. diri b. Kemampuan mengungkapkan perasaan, mengungkapkan kepada orang suatu spontanitas yang mengenai pengalaman-pengalaman yaitu dengan cara yang menarik, dan perasaan merasa yakin bahwa orang lain lain akan lebih merespon terhadap danpengungkapan perasaan ini adalah sendiri perilakunya. tingkat g. Menghargai pujian dari orang tidak lain, yaitu menghargai pujian berlebihan yang diberikan orang lain c. Menyapa atau memberi salam dengan cara sesuai situasi dan pada orang lain, yaitu bersedia kondisi, seperti mengucapkan menyapa salam yang orang atau memberikan terima kasih apabila menerima kepada orang-orang pujian dari orang lain. inginditemui termasuk yang barudikenal h. Penolakan, menolak begitu yaitu untuk saja berhak menerima pendapat dari seseorang yang suka berdebat, melalui intensitas merokok, waktu mampu merokok menampilkan cara dan fungsinya pada yang efektif dan jujur dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari dan menyatakan “tidak” atas saran Helmi, 2000). atau pendapat dari orang lain, dan mengakhiri dengan i. percakapan orang yang Identifikasi Variabel-Variabel memaksakan pendapatnya. Penelitian Menatap lawan bicara, yaitu Dalam penelitian ini terdapat dua ketika sedang berhadapan dan variabel yang akan dianalisis, yaitu : berbicara dengan lawan bicara, 1. Variabel bebas sebaiknya menatap lawan bicara tersebut. j. METODE PENELITIAN : Health Locus of Control 2. Variabel terikat Respon melawan rasa takut, : Perilaku Asertif yaitu menampilkan perlawanan rasa takut datang yang dari biasanya perasaan kecemasan sosial. Definisi Operasional Penelitian 1. Health Locus of Control Health locus of control merupakan pandangan individu mengenai kendali terhadap kesehatan mereka, Remaja Santrock (1998) memberikan baik itu sebagai akibat definisi remaja sebagai suatu periode karakteristik perkembangan yaitu transisi antara yaitu masa kanak-kanak dan masa dewasa, ataupun dikarenakan hal-hal di luar yang mencakup perubahan biologis, kendali pribadi (eksternal) yaitu kognitif dan sosio-emosional. faktor powerfull others dan faktor faktor pribadi dari personal (internal), control, change. 2. Perilaku Asertif Perilaku Merokok Perilaku merokok adalah Perilaku asertif adalah perilaku aktivitas individu yang berhubungan dimana seseorang mengekspresikan dengan perilaku merokok yang diukur secara langsung apa yang ada di pikiran dan perasaannya, secara Dalam jujur menyatakan mengenai health locus of control, kebutuhan dan hak-hak pribadinya, penulis menggunakan skala yang membela diri dengan berani dan disusun berdasarkan skala Likert, tanpa kecemasan yang beralasan, yaitu distribusi respon sebagai menolak permintaan yang tidak dasar penentuan nilai skalanya, masuk penilaiannya dan terbuka akal, namun tetap mengumpulkan didasarkan data pada disampaikan dengan menghargai sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan tidak menyangkal hak orang dan sangat tidak setuju. Skala lain. disusun berdasarkan dimensi- dimensi health locus of control yang tercantum dalam definisi Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah remaja yang merokok di SMA/SMK operasional. 2. Perilaku Asertif X. Dan sampel penelitian yaitu remaja Dalam yang merokok di SMA/SMK X, mengenai perilaku asertif, penulis dengan karakteristik usia antara 15 menggunakan skala yang disusun hingga 20 tahun, jenis kelamin laki- berdasarkan skala Likert, yaitu laki dan perempuan, dengan jumlah 48 distribusi respon sebagai dasar siswa. Teknik penggambilan sampel penentuan yang digunakan dalam penelitian ini penilaiannya didasarkan sangat adalah teknik purposive sampling, sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan yaitu suatu teknik pengambilan sampel sangat tidak sesuai. Skala disusun dimana berdasarkan aspek-aspek perilaku peneliti menentukan terlebih ciri-ciri yang dahulu akan menjadi sampel dan sesuai dengan asertif mengumpulkan yang nilai data skalanya, tercantum dalam definisi operasional. tujuan penelitian. Teknik Pengujian Data Teknik Pengumpulan Data 1. Health Locus of Control Pengujian penelitian ini hipotesis menggunakan pada uji korelasi product moment Karl Pearson, yaitu menguji hubungan antara health ketika locus of control sebagai variabel bebas cenderung meyakini untuk bergantung dengan perilaku pada orang lain (dalam hal ini dokter) variabel terikat. dilakukan asertif sebagai Pengujian dengan mereka sakit. Mereka ini atau hal lain (seperti obat) daripada menggunakan mencegah sakit dengan perilaku sehat bantuan program SPSS ver 16.0 for mereka sendiri. Kontrol utama Windows. terhadap kesehatannya ada pada orang lain. Hal ini kurang mendukungnya untuk mengekspresikan apa yang ada HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian di pikiran dan perasaannya, terhadap hipotesis pada penelitian ini, mengemukakan pendapat-pendapatnya diketahui bahwa ada hubungan yang mengenai kesehatan, dan menolak signifikan others ajakan yang merugikan kesehatannya. health locus of control dan perilaku Artinya diperkirakan hal ini yang asertif pada remaja yang merokok. menyebabkan Korelasi antara kedua variabel bernilai asertif mereka. Jika hal ini muncul negatif, pada antara artinya powerful semakin tinggi rendahnya remaja yang perilaku merokok. powerful others health locus of control Kemungkinan PHLC dan rendahnya maka semakin rendah perilaku asertif perilaku asertif ini berkaitan pula pada remaja yang merokok. dengan perilaku merokok pada remaja. PHLC merupakan pandangan seseorang yang meyakini Penelitian Wallston & Wallston bahwa (dalam Sweeting, 1990) melaporkan kendali atas kejadian-kejadian dalam bahwa orang yang orang yang tidak hidupnya merokok termasuk kesehatannya akan menunjukkan skor ditentukan oleh orang lain yang lebih IHLC yang lebih tinggi dibandingkan berkuasa. Individu dengan powerful dengan others health locus of control (PHLC) Sehingga dapat diasumsikan bahwa menempatkan perhatian yang lebih seseorang yang menunjukkan skor untuk memeriksakan diri ke dokter yang untuk mengecek kesehatannya, atau cenderung berperilaku hidup sehat. dengan Karena mengkonsumsi obat-obatan skor tinggi PHLC pada orang dan IHLC tersebut CHLC. akan akan memperlihatkan perilaku sehat yang fakta ini ditemukan pada mereka yang lebih konsisten dan memiliki standar tidak merokok. kesehatan yang lebih tinggi Pada penelitian ini ditemukan dibandingkan orang yang memiliki bahwa ternyata remaja yang merokok skor yang tinggi pada PHLC dan memiliki internal health locus of CHLC. Mereka yang menunjukkan control yang tinggi. Bertolak belakang skor tinggi pada IHLC cenderung dengan hipotesis yang dinyatakan menyatakan keyakinan bahwa mereka sebelumnya, dapat mempengaruhi kesehatannya. merokok memiliki skor yang tinggi Berdasarkan penelitian diasumsikan bahwa bahwa remaja yang ini, dapat pada powerful others dan chance remaja yang health locus of control. Hal ini berarti merokok akan menunjukkan skor yang mereka memiliki kontrol yang besar tinggi pada dimensi powerful others terhadap kejadian dalam hidupnya dan health locus of control (PHLC) dan kualitas kesehatannya berdasarkan apa chance yang mereka lakukan dalam merawat health locus of control (CHLC). dan menjaga kesehatan tersebut. Appelbaum, Tuma & Johnson Namun mungkin besarnya pengaruh (1975) serta Schwartz & Higgins lingkungan yang ada di sekitar mereka (1979) ikut juga mengemukakan hasil mempengaruhi dalam penelitiannya bahwa siswa dengan pengambilan keputusan, dalam hal ini asertif yang tinggi secara signifikan perilaku merokok. Walaupun perilaku lebih of asertif mereka juga termasuk dalam yang kategori tinggi, yang berarti bahwa tersebut remaja telah memiliki kemampuan memiliki control asertifnya internal daripada rendah. locus mereka Hal mendukung hasil penelitian ini yang untuk mengemukakan menemukan bahwa perilaku asertif pikiran berada di kategori tinggi pada kurva menolak ajakan yang tidak masuk akal normal dan internal health locus of bagi control juga berada di kategori tinggi menjamin keputusan mereka untuk pada kurva normal. Namun seharusnya tidak merokok. Tingginya IHLC yang dan dirinya. semestinya pendapat, perasaannya, Hal berarti tersebut keyakinan serta tidak dan kesadaran akan kesehatannya lebih disebabkan karena adanya variabel- dipahami oleh dirinya sendiri belum variabel dan faktor-faktor lain yang tentu diterapkan dalam kehidupannya turut mempengaruhi perilaku asertif sehari-hari. Meskipun mereka sadar remaja yang merokok. bahaya rokok penerapan bagi kesehatannya, keyakinan tersebut ke Dilihat dari analisa deskriptif, diperkirakan bahwa faktor-faktor dalam tindakan menolak rokok tidak seperti usia, tingkat pendidikan, orang mereka lakukan. yang menginspirasi responden untuk Pada penelitian ini ditemukan merokok, anggota keluarga yang bahwa sampel penelitian menunjukkan merokok, minat, orang terdekat yang chance health locus of control (CHLC) bergelut di bidang kesehatan, dan pada sumber kategori Berlawanan Wallston rata-rata dengan & bawah. informasi kesehatan ikut penelitian mempengaruhi kecenderungan health (dalam locus of control responden. Sedangkan Wallston Sweeting, 1990) seharusnya remaja faktor-faktor yang skor pendidikan, urutan kelahiran, suku, PHLC dan CHLC yang lebih tinggi serta keikutsertaan responden dalam daripada skor IHLC. Rendahnya skor kegiatan CHLC pada sampel penelitian ini mempengaruhi mungkin disebabkan faktor nasib dan mereka. Hal ini sesuai dengan apa keberuntungan faktor yang dikemukakan Rathus dan Nevid penentu kendali kesehatan mereka. (1983) ada beberapa faktor yang Terdapat lebih mempengaruhi perkembangan perilaku diyakini sebagai kendali kesehatan asertif, antara lain jenis kelamin, self mereka, seperti orangtua, keluarga, esteem, kebudayaan, teman, dokter, atau mungkin diri pendidikan, tipe sendiri. situasi tertentu lingkungan sekitarnya. merokok menunjukkan bukanlah faktor lain yang seperti usia, tingkat (organisasi) turut perilaku asertif tingkat kepribadian, dan Tidak adanya hubungan yang signifikan antara IHLC dengan perilaku asertif dan CHLC dengan perilaku asertif mungkin juga KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden di SMK yang memenuhi kriteria peneliti sebagai Untuk penelitian selanjutnya remaja yang merokok dan ditetapkan diharapkan sebagai ditarik hanya remaja yang merokok, namun kesimpulan bahwa ada hubungan yang juga remaja yang tidak merokok. Hal signifikan others ini berguna sebagai perbandingan dan health locus of control dan perilaku untuk mengetahui perbedaan diantara asertif pada remaja yang merokok. keduanya. Dapat pula meneliti dengan Korelasi antara kedua variabel bernilai variabel-variabel negatif, konformitas, dukungan sosial dan lain- sampel penelitian, antara artinya powerful semakin tinggi lain, bukan seperti lain, maka semakin rendah perilaku asertif kategori usia lebih dewasa, contohnya pada merokok. mahasiswa. Selain itu dapat meneliti lainnya dari faktor-faktor yang mempengaruhi ditolak. Tidak ada hubungan antara health locus of control dan perilaku internal health locus of control dan asertif pada remaja yang merokok, perilaku asertif pada remaja yang seperti usia, jenis kelamin, urutan merokok dan tidak ada hubungan kelahiran, suku, anggota keluarga yang antara chance health locus of control merokok, minat, keikutsertaan dalam dan perilaku asertif pada remaja yang organisasi, dan lain-lain. Sedangkan dua yang hipotesis dapat meneliti powerful others health locus of control remaja serta dapat dilakukan pada merokok. Pada penelitian ini ditemukan DAFTAR PUSTAKA bahwa ternyata remaja yang merokok Alberti, R & Emmons, M. (2002). menunjukkan internal locus of control Your perfect right, hidup lebih pada bahagia dengan menggunakan kategori belakang dengan tinggi. Bertolak asumsi yang dinyatakan sebelumnya, bahwa remaja hak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo yang merokok memiliki skor yang tinggi pada powerful chance locus of control. others dan Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press SARAN (2008). Appelbaum, A, S., Tuma, J, M., & Cawwod, D. (1988). Assertiveness for Johnson, J, H. (1975). Internal- managers: Learning effective external and skill for managing people (2nd assertiveness of subject high ed). Canada: International Self- and low in social desirability. Counsel Press control Psychological Reports, 37, 319-322 Chassin, L, Pearson, C. C, Sherman, S. J & Edwards, D. A. (1991). Ariyani, I. D. (2007). Perbedaan health Four pathways to young-adult locus of control antara remaja smoking yang merokok dan yang tidak Social-Psychological merokok. Antacendets In A Midwestern Skripsi. (tidak status: Adolescent diterbitkan). Depok: Program Community Sample. Sarjana Psychology, 10, 409-418 Fakultas Psikologi Health Universitas Indonesia Coelho, R. J. (1985). A psychometric Azwar, S. (2007). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar investigation of the multidimensional health locus of control scales with cigarette Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka smokers. Journal of Clinical Psychology, vol. 41, No. 3 Pelajar Dariyo, A. (2003). Psikologi dewasa Beddel, J, R & Lenox, S, S. (1997). muda. Jakarta: Grasindo Handbook for communication and problem solving skills training: behavioral A cognitive approach. New York: John Willy & Sons Inc Deaux, K, Dane, F. C, Wrightsman, L & Siegerman, C. K. (1993). Social psychology in the 90’s. California: Publishing Co Brook/Cole Eiser, R. J., et al. (1989). Health locus Komalasari, D & Helmi, A. F. (2000). of control and health belief in Faktor-faktor relation to adolescent smoking. perilaku merokok pada remaja. British Journal of Addiction, Jurnal Psikologi No.I Tahun 84, 1059-1065 XXVII, 37-47 Evanytha. (2004). Pengaruh komponen health belief dukungan model sosial penyebab Kukulu, K., Buldukoglu, K., Kulacac, dan O., & Koksal, C, D. (2006). terhadap The effect of locus of control, kepatuhan medis pada individu communication pengidap Tesis. social support on assertiveness Depok: in female nursing students. Program Pascasarjana Fakultas Journal of Social Behavior and Psikologi personality, 34 (1), 27-40 (tidak hipertensi. diterbitkan). Universitas skills and Indonesia L’Abate, L & Milan, M. A. (1985). Farida, F. (2001). Peranan lokus Handbook of skills research. New kontrol kesehatan (health locus training of York: John Willey & Sons Inc. control) dan keyakinan & social (belief) terhadap merokok pada perilaku merokok dan tidak Lange, A, J., & Jackubowski, P. merokok remaja awal. Skripsi. (1978). Responsible assertive (tidak behavior: Cognitif behavioral diterbitkan). Program Sarjana Psikologi Depok: Fakultas Universitas prosedurs training. Illinois: Research Press Indonesia Lefcourt, H. M. (1976). Locus of Jaya, M. (2009). Pembunuh berbahaya itu bernama Yogyakarta: Riz’ma rokok. control: current trends in theory and research, 2nd ed. Hilldale, NJ: Erlbaum Levenson, H. (1981). Differentiating among internality, powerful Phares, E. J. (1976). Locus of control in personality. Morristown. NJ: others, and change In H. M General Learning Press Lefcourt, Research with the Rathus, S, A., & Nevid, J, S. (1983). locus of control construct. New Adjustment and growth: The York: Academic Press challenges of life (2nd ed). New York: CBS College Publishing Palmer, P & Froehner, M (2002). Harga diri remaja: Penuntun Raven, B. H & Rubin, J. Z. (1983). menumbuhkan harga diri bagi Social psychology, 2nd ed. New remaja. York: John Willey & Sons Susanto. Terjemahan: Jakarta: Ishak Gramedia Pustaka Utama Robbins, A. S, Spence, J. T & Clark. H. Papalia, D. E, Olds, S. W & Feldman, R. D. (2004). development, 9th ed. (1991). determinats health and performances: The tangled web New of desirable and undesirable characteristic. personality Penner, L. (1978). Social psychology: contemporary of Human York: McGraw-Hill A Psychological Journal and of social psychology, 61, 755-765 approach. New York: Oxford University Press Robbins, C. A & Martin, S, S. (1993). Gender, styles of deviance and drinking problem. Journal of Pervin, L. A, Cervane, D & John, O. P. (2005). Personality theory and health and social behavior, 34, 302-321 research, 9th ed. New York: John Willey & Sons Robinson, J. P, Shaver. P. R & Wrightsman, L. S. (1991). Measures of personality and social psychological attitudes (Vols. 1). California: Academic Consulting Press, Inc Psychology, 47 (4), 686-694 Rotter, J. B. (1966). Generalized expectancies for Seligman, internal E. Clinical P. (1975). Helplessness. San Francisco: versus eksternal control of reinforcement. M. and Freeman Psychological monograph Sitepoe, M. (2000). Kekhususan rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo Rotter, J. B, Change, J. E & Phares, E, J. (1972). Application of a social learning theory Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. of Jakarta: Grasindo personality. New York: Holt, Rinchart & Winston Solomon, L. J, & Rothblum, E. D. (1985). Social skill problem Sarafino, E. D. (2008). Psychology: Health experienced by women . The Biopsychosocial handbook of social skill interaction, 6th ed. New York: training and research. New John Wiley & Son York: John Wiley & Sons Inc. Sarason, I. G & Sarason, B. R. (1985). Social support: research, and Suryabrata, S. (1998). Pengembangan Theory, alat application. ukur psikologis. Yogyakarta: Andi Boston: Martinus Nijhoff Sweeting, R. L. (1990). A value Schwartz, R, D., & Higgins, R, L. approach to health behavior. (1979). Differential outcome Illinois: from Books automated assertion Human kinestics training as a function of locus of control. Journal of Syair. (2009, September). Survei kebiasaan merokok pada siswa sma di kota kendari tahun Wallston, K. A & Wallston, B. S. 2009. (1982). Who responsible for http://syair79.wordpress.com/2 our health? The construct of 009/09/01/survei-kebiasaan- health locus of control. In G. S. merokok-pada-siswa-sma-di- Sanders & J. Suls (eds), Social kota-kendari-tahun-2009/. psychology (Diambil 5 Juli 2010). illness, pp, 65-95. Hilldale, NJ: of heatlh and Lawrence Erlbaum Associates Taylor, S. E. (2009). Health psychology, 7th ed. New York: McGraw Hill Williams, J, M., & Stout, J, k. (1984). The effect of high and low assertiveness Tomkins, S. (1968). A modified model on locus of control and health problems. of smoking behavior. In E. F. Journal of Psychology Borgotta & R. R. Evans (Eds), University of Scranton, 119 Smoking, health and behavior. (2), 169-173 Chicago: Aldine Willis, L & Daisley, J. (1995). The Varcarolis, E, M. (1998). Foundation assertiveness of trainer and of Psychiatricmental Health running assertiveness course. Nursing. Philadelpia: Saunders Berk Shire: Mc Graw Hill Wallston, K. A., Wallston, B. S., & DeVellis, R. Development (1978). of multidimensional health locus of control scales: Health education monograps, 6, 161170